• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi K-Means untuk Clustering Kinerja Akademik Dosen Menggunakan Algoritme Genetika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Optimasi K-Means untuk Clustering Kinerja Akademik Dosen Menggunakan Algoritme Genetika"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

1652

Optimasi K-Means untuk Clustering Kinerja Akademik Dosen

Menggunakan Algoritme Genetika

Budi Santoso1, Imam Cholissodin2, Budi Darma Setiawan3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Email: 1budisantoso867912@gmail.com,2imamcs@ub.ac.id, 3s.budidarma@ub.ac.id

Abstrak

Dosen merupakan pengajar mahasiswa, selain mengajar dosen juga memiliki banyak kegiatan lain dengan memanfaatkan keahlian yang dimiliki untuk mengembangkan potensi dari dosen tersebut. Beberapa karakter yang dimiliki oleh setiap dosen sangat berbeda, diantaranya yaitu pendidikan, penelitian, pengabdian, administrasi, dan penunjang. Kesulitan yang dihadapi oleh kampus salah satunya yaitu terkait pengelompokkan penugasan terhadap dosen. Penugasan tersebut berhubungan dengan studi lanjut, rekomendasi, jabatan terkait structural, mengisi suatu acara, kepanitian, dan lain lain. Sehingga dibutuhkan suatu sistem yang bisa mengkelompokan kinerja akademik dosen secara optimal. Pada penelitian ini untuk mengelompokkan kinerja akademik dosen mneggunakan metode K-Means yang dioptimasi dengan algoritme genetika. Algoritme genetika berperan untuk mengoptimasi

pusat awal cluster pada algoritme K-Means. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

dosen yang ada di fakultas ilmu Komputer Universitas Brawijaya pada tahun 2016. Data tersebut

diperoleh dari GJM fakultas ilmu komputer universitas brawijaya. Hasil pengujian pada clustering

kinerja akademik dosen menggunakan algoritme GA-Kmeans memiliki kualitas cluster lebih tinggi

yaitu sebesar 2,74% dibandingkan dengan algoritme K-Means tanpa algoritme genetika, dimana kualitas cluster yang diperoleh menggunakan metode Silhouette Coefficient.

Kata kunci: Kinerja akademik dosen, GA-Kmeans, silhouett coefficient Abstract

Lecturers are teacher for students, besides teaching, lecturers also have many other activities by utilizing the expertise they have to develop the potential of the lecturer. Some of the characters that each lecturer are so different, such as education, research, dedication, administration, and support. The difficulties faced by the campus, one of them is related to the grouping of assignments to lecturers. The assignment is related to further studies, recommendations, structural related positions, filling an event, commission, etc.So that required a system that can classify the academic performance of lecturers optimally. In this study to classify the academic performance of lecturers using K-Means method is optimized with genetic algorithm. Genetic algorithm acts to optimize the cluster's initial center on K-Means.Data algorithm used in this research is the data of lecturers in UB's Computer Science faculty in 2016. The data obtained from GJM faculty of computer science of Universitas Brawijaya. The result of clustering test of academic performance of lecturer using GA-Kmeans algorithm has higher cluster quality that is 2,74% compared to K-Means algorithm without genetic algorithm, where the cluster quality obtained using Silhouette Coefficient method.

Keywords: Academic performance of lecturers, GA-Kmeans, Silhouett Coefficient

1. PENDAHULUAN

Dosen adalah tenaga pengajar untuk Mahasiswa, tetapi bisa sering memiliki tugas lain yang berkaitan dengan keahlian yang dimiliki dosen tersebut. Dilihat dari sudut pandang pemerintah tepatnya dalam bidang pendidikan telah memberikan syarat untuk gelar

minimum yang harus ditempuh oleh Dosen yaitu Master (S2/SP1) serta harus memiliki biaya yang cukup jika harus melanjutkan studi lanjut. Terdapat pengelompokan kualitas Perguruan Tinggi (PT) yang sangat penting untuk mengetahui penghargaan kualitas dosen, bahwa lulus dari PT dalam negeri ataupun luar negeri.

(2)

Untuk menata manajemen perguruan tinggi harus bisa memperbaiki kemampuan mahasiswa baik dalam hal akademik maupun non akademik serta moral di butuhkan kinerja dosen sebagai pengajar yang sangat optimal agar bisa mewujudkan keinginan tersebut. Beberapa hal yang mempengaruhi kinerja dosen diantaranya

yaitu motivasi berprestasi serta

kedisipilan,prosentase motivasi berprestasi

memiliki 42,2% sedangkan disiplin memiliki 37,9%, sedangkan kalau dibandingkan dengan variabel lain motivasi berprestasi dan disiplin memiliki pengaruh terhadap kinerja dosen sebanyak 47,6% dan 52,4% dimiliki oleh variabel lainnya (Sulastri, 2007).

Setiap dosen pada masing – masing perguruan tinggi pasti memiliki karakteristik yang berbeda mulai dari pendidikan, penelitian,

pengabdian, administrasi, dan penunjang

merupakan beberapa hal yang menjadi karakter setiap dosen. Terkait dengan hal tersebut untuk menentukan penugasan terhadap dosen sangat sulit. Penugasan tersebut berhubungan dengan studi lanjut, rekomendasi, jabatan terkait structural, mengisi suatu acara, kepanitian, dan lain lain. Jadi sangat penting untuk melakukan pengelompokan terhadap dosen yang ada pada

suatu perguruan tinggi tertentu untuk

menghindari kesimpangsiuran pada tugas- tugas yang diberikan terhadap dosen. Sehingga

dibutuhkan suatu sistem yang bisa

mengkelompokan kinerja akademik dosen secara optimal.

K-Means sangat sensitif pada inisialisasi

pusat cluster diawal, serta jatuh optimal lokal

pada suatu cluster. Sehingga algoritme genetika

sangat baik digunakan untuk menemukan

optimal global pada pusat cluster awal (Anusha

& Sathiaseelan, 2014). Hybrid GA-K-Means berbasis genetic dapat mengahasilkan solusi yang lebih optimal daripada GA-K-Means

berbasis K-Means. Dan juga pemilihan

crossover dan mutasi yang tepat dapat meningkatkan kualitas hasil pengklusteran (Wijaya & Badriyah, 2005). GA-K-Means mampu menghasilkan pengelompokan dengan tingkat variasi di dalam klaster yang lebih baik

dibandingkan dengan algoritme K-Means

sederhana. Dengan nilai total 7553.459

dibandingkan dengan nilai yang diperoleh K-Means sebesar 8896.303 (Wardhani, et al., 2012).

Algoritme genetika menghasilkan

himpunan solusi optimal yang sangat berguna pada penyelesaian masalah dengan banyak

obyektif (Mahmudy & Rahman, 2011).

Algoritme genetika dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dengan banyak variabel. Variabel tersebut bisa kontinyu, diskrit atau campuran keduanya (Haupt & Haupt, 2004).

Dari beberapa penelitian yang dilakukan

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa clustering

dapat dilakukan dengan metode k-means serta dalam optimasi penentuan centroid dalam proses k-means dapat dilakukan dengan menggunakan algoritme genetika. Oleh karena itu saya akan melakukan penelitian dengan judul “Optimasi K-mean untuk clustering kinerja akademik dosen menggunakan algoritme genetika”. 2. KINERJA DOSEN

Definisi dari Kinerja yaitu seorang karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan sukses, segala sesuatu yang dilakukan karyawan merupakan Kinerja. Sedangkan definisi dari Kinerja karyawan adalah seberapa besar pengaruh karyawan dalam memberikan

kontribusinya kepada organisasi meliputi

kuantitas dan kualitas out put, jangka waktu out put. Kehadiran ditempat kerja dan sikap kooperatif. Motivasi berprestasi memberikan pengaruh lebih daripada disiplin terhadap kinerja akademik dosen (Sulastri, 2007).

3. ALGORITME GENETIKA

Algoritme Genetika menghasilkan solusi yang optimal dengan berbagai variasi obyektif serti memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan algoritme lainnya dilihat dari segi

kemampuannya untuk menghasilkan

(Mahmudy, 2013). Algoritme genetika dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dengan banyak variabel. Variabel tersebut bisa kontinyu, diskrit atau campuran keduanya (Haupt & Haupt, 2004). Pada penelitian ini algoritme gentika digunakan untuk

mengoptimasi pusat awal cluster pada algoritme

K-Means. Diagram alir proses optimasi pusat cluster ditunjukkan pada Gambar 3. Langkah-langkah algoritme genetika pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Inisialisasi chromosome

2. Untuk setiap chromosome, lakukan langkah

berikut:

a. Mengelompokkan setiap objek data ke

dalam cluster yang memiliki jarak

(3)

ditunjukkan pada persamaan (1) sebagai berikut:

𝐷𝑖𝑗= √∑𝑝𝑘=1{𝑥𝑖𝑘− 𝑥𝑗𝑘} (1)

Keterangan :

𝐷𝑖𝑗: jarak data ke-i terhadap pusat cluster

𝑥𝑖𝑘 : data i pada attribute data ke-k

𝑥𝑗𝑘 : Titik pusat ke-j pada attribute ke-k

b. Menghitung nilai fitness pada

persamaan (2) sebagai berikut:

𝑓 = 𝑁𝑐 ∑ { ∑𝑝𝑖𝑗=1𝑑(𝑜𝑖,𝑚𝑖𝑗) 𝑝𝑖 𝑁𝑐 𝑗=1 (2) Keterangan : 𝐶𝑖 : Cluster ke-i 𝑁𝑐 : Jumlah Cluster

𝑃𝑖 : Jumlah data pada

cluster𝐶𝑖

𝑜𝑖 : Pusat cluster𝐶𝑖

𝑚𝑖𝑗 : Data ke - j dan merupakan

anggota dari cluster𝐶𝑖

𝑑(𝑜𝑖, 𝑚𝑖𝑗) : Jarak antara 𝑜𝑖 dan

𝑚𝑖𝑗

c. Reproduksi chromosome dengan

menggunakan crossover one cut point

yaitu dengan cara memilih 2 parent

secara acak kemudian menentukan cut

point serta menyilangkan gen setelah cut

point tersebut. Contoh crossover one cut

point ditunjukkan pada Gambar 1.

𝑃𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡1 1 0 1 1 0

𝑃𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡2 1 1 0 0 0

𝐶ℎ𝑖𝑙𝑑1 1 0 1 0 0

Gambar 1 Crossover one cut point

d. Reproduksi chromosome dengan

menggunakan mutasi dengan

menggunakan metode reciprocal

exchange mutation yaitu menukan 2 gen yang dipilih secara acak pada 1 parent yang dipilih secara acak. Contoh reciprocal exchange mutation ditunjukkan pada Gambar 2.

Parent 1 3 2 4 5

Child 4 3 2 1 5

Gambar 2 Reciprocal exchange mutation

e. Evaluasi seleksi untuk menentukan

individu yang lolos ke generasi

berikutnya yaitu menggunakan Elitism

Selection pada 20% individu tertinggi selebihnya memilih secara random dari populasi kecuali individu dengan nilai fitness 20% tertinggi. Elitism Selection merupakan seleksi yang didasarkan pada pemilihan fitness tertinggi yang lolos ke generasi berikutnya.

3. Lakukan langkah 2 sampai kondisi berhenti

yaitu sampai iterasi maksimal.

Gambar 3 Diagram alir proses optimasi pusat cluster 4. K-MEANS

K-mean merupakan teknik klastering yang paling umum dan sederhana. Tujuan klastering ini adalah mengelompokkan obyek ke dalam k cluster atau kelompok. Nilai k harus ditentukan terlebih dahulu (berbeda dengan hierarchical clustering). Pada penelitian ini Untuk

mempebaiki cluster lebih lanjut yaitu dengan

menggunakan metode K-Means. Inisialisasi

pusat cluster awal diperoleh dari proses

pencarian pusat cluster awal dengan

menggunakan algoritme genetika. Diagram alir Mulai

Data normalisasi, jumlah

cluster, jumlah iterasi, cr,mr

Inisialisasi

Chromosome

for a=0 to iterasi maksimal -1

Crossover

Mutasi

Perhitungan nilai fitness

Seleksi elitism

a Pusat – pusat cluster

(4)

proses clustering ditunjukkan pada Gambar 4.

Langkah -langkah proses clustering

menggunakan algoritme K-Means adalah

sebagai berikut:

1. Inisialisasi pusat cluster (centroid) awal.

2. Menghitung jarak data dengan pusat cluster

dengan menggunakan metode Euclidean

distance seperti pada Persamaan (3) .

3. Mengelompokkan data dengan mencari

jarak terdekat pada masing – masing cluster.

4. Menghitung pusat cluster baru dengan

keanggotaan cluster sekarang. Rumus

menghitung pusat cluster baru.

𝑐𝑗=𝑛1

𝑗∑∀𝑑𝑗∈𝑆𝑗𝑑𝑗 (3) Keterangan:

𝑆𝑗 : Cluster

𝑐𝑗 : Pusat cluster baru

𝑛𝑗 : Jumlah data pada cluster𝑆𝑗

𝑑𝑗 : Nilai jarak data pada cluster𝑆𝑗

Gambar 4 Diagram alir proses clustering 5. MIN MAX NORMALIZATION

Normalisasi merupakan proses mengubah skala attribute data menjadi lebih kecil yaitu antara rentang 0 sampai 1 atau sebaliknya. Tujuan dari normalisasi data adalah untuk menyetarakan range setiap variabel dengan

variabel lain. Rumus Min-Max Normalization

ditunjukkan pada Persamaan (4) sebagai berikut:

𝑣′= 𝑣−𝑚𝑖𝑛𝐴

𝑚𝑎𝑥𝐴−𝑚𝑖𝑛𝐴(𝑛𝑒𝑤_𝑚𝑎𝑥𝐴− 𝑛𝑒𝑤_𝑚𝑖𝑛𝐴) +

𝑛𝑒𝑤_𝑚𝑖𝑛𝐴 (4)

Keterangan:

𝑣′ : Nilai data yang sudah dinormalisasi

𝑣 : Nilai data yang belum dinormalisasi

𝑚𝑎𝑥𝐴 : Nilai maksimum data dari attribut ke-

A

𝑚𝑖𝑛𝐴 : Nilai minimum data dari attribute ke-

A

𝑛𝑒𝑤_𝑚𝑎𝑥𝐴: Nilai maksimum data baru dari

atribut ke- A

𝑛𝑒𝑤_𝑚𝑖𝑛𝐴 : Nilai minimum data baru dari

atribut ke- A.

6. SILHOUETTE COEFFICIENT

Silhouette Coefficient merupakan salah satu metode intrinsik yang dapat digunakan untuk

mengukur kualitas cluster. Di bawah ini akan

dijelaskan tentang tahapan untuk menghitung

nilai silhoutte coeffisien:

a. Hitung jarak rata- rata data ke – o dengan

semua data yang berada pada satu cluster.

𝑎(𝑜) =∑ 𝑜′∈𝐶𝑖,𝑜≠𝑜′𝑑𝑖𝑠𝑡(𝑜,𝑜′)

|𝐶𝑖|−1 (5)

Keterangan:

𝑜 : Data ke-o pada clusteri

𝑜′ : Data lain pada clusteri selain data

ke-o

𝐶𝑖 : clusteri

|𝐶𝑖| : Jumlah data pada clusteri

𝑑𝑖𝑠𝑡(𝑜. 𝑜′) : Jarak data o dengan data o’

b. Hitung jarak rata-rata jarak data ke-o dengan

semua data yang berada pada cluster lain

kemudian ambil nilai paling minimum.

𝑏(𝑜) = 𝐶 𝑚𝑖𝑛

𝑗: 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑘, 𝑗 ≠ 𝑖 {

∑ 𝑜′∈𝐶𝑗𝑑𝑖𝑠𝑡(𝑜,𝑜′)

|𝐶𝑗| } (6)

Keterangan:

𝑜 : Data ke-o pada clusterj

𝑜′ : Data lain pada clusterj selain data

ke-o

𝐶𝑗 : clusterj

|𝐶𝑗| : Jumlah data pada clusterj

𝑑𝑖𝑠𝑡(𝑜. 𝑜′) : Jarak data o dengan data o’

Setelah itu maka untuk objek i memiliki nilai

silhoutte coefisien ditunjukkan pada persamaan (7) sebagai berikut:

𝑆𝑖=max (𝑎(𝑏𝑖−𝑎𝑖)

𝑖,𝑏𝑖) (7)

Keterangan:

𝑆𝑖 : Nilai silhouette coefficient pada data ke i

𝑎𝑖 : Nilai a(o) pada data ke i

𝑏𝑖 : Nilai b(o) pada data ke i

Mulai Pusat cluster awal hasil optimasi algoritme genetika

For a=1 to kondisi berhenti terpenuhi

Hasil pengelompokan kinerja akademik dosen

Selesai Konversi()

Pengelompokan data() Update pusat cluster baru()

(5)

7. IMPLEMENTASI

Pada penelitian ini terdiri atas implementasi antarmuka yang memiliki 4 bagian, yaitu

implementasi antarmuka input, implementasi

antarmuka clustering, implementasi antarmuka

optimasi pusat cluster, dan implementasi

antarmuka analisis kualitas cluster.

Implementasi dilakukan pada laptop dengan spesifikasi Intel(R) DualCore(TM) - CPU @ 2.13GHz menggunakan bahasa pemrograman

JAVA. Masing-masing dari implementasi

antarmuka ditunjukkan pada Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7, dan Gambar 8 sebagai berikut:

Gambar 5 Antarmuka halaman input

Pada antarmuka halaman input terdiri atas mr,

cr, popsize, iterasi, dan jumlah cluster. Untuk dapat menginputkan variabel harus menekan tombol set.

Gambar 6 Antarmuka halaman clustering

Pada antarmuka halaman clustering teridiri

atas pendidikan, penelitian, pengabdian,

administrasi, penunjang, dan cluster. Pada

kolom terakhir yaitu kolom cluster berfungsi untuk mengelompokkan data tergantung dari inputan jumlah cluster sebelumnya.

Gambar 7 Antarmuka halaman optimasi pusat cluster

Pada antarmuka halaman optimasi pusat cluster merupakan representasi pusat cluster awal yang akan digunakan pada algoritme

K-Means. Pada field nilai fitness merupakan fitness

optimal global yang didapat pada algoritme genetika.

Gambar 8 Antarmuka halaman analisis kualitas cluster

Pada antarmuka halaman analisis kualitas cluster terdiri atas nilai rata-rata fitness dan

kualitas cluster. Nilai rata-rata fitness

merupakan nilai rata-rata silhouette coefficient

pada masing-masing cluster sedangkang kualitas

cluster nilai rata-rata silhouette coefficient pada semua data.

8. HASIL DAN PENGUJIAN

Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini terdiri atas pengujian parameter algoritme genetika, pengujian jumlah cluster, serta pengujian perbandingan algoritme. Tujuan dari pengujian adalah untuk mengetahui kombinasi

pada parameter iterasi, cr, mr, popsize, dan

jumlah cluster dalam mendapatkan nilai kualitas

cluster paling optimal. Setiap pengujian dilakukan secara berulang sebanyak 10 kali. 8.1 Pengujian Parameter Algoritme Genetika

Pada pengujian parameter algoritme

genetika memiliki 3 macam, yaitu pengujian

kombinasi nilai cr dan mr, pengujian jumlah

iterasi, dan pengujian ukuran popsize. Pengujian

parameter algoritme genetika bertujuan untuk mengetahui pengaruh parameter algoritme

genetika pada proses clustering.

8.1.1 Pengujian Kombinasi Nilai cr dan mr

Pengujian kombinasi nilai cr dan mr,

bertujuan untuk mengetahui kombinasi nilai cr

dan mr yang tepat guna memperoleh pusat –

pusat cluster yang paling optimal. Nilai cr yang

digunakan adalah 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7,

0.8, dan 0.9, sedangkan nilai mr adalah 0.1, 0.2,

0.3, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, dan 0.9. Kombinasi cr

dan mr, dilakukan secara menyilang yaitu jika

(6)

nilai mr 0.9 begitu pula sebaliknya. Hasil dari

pengujian kombinasi nilai cr dan mr ditunjukkan

pada Gambar 9.

Gambar 9 Grafik pengujian kombinasi nilai cr dan mr

Berdasarkan grafik hasil pengujian

kombinasi nilai cr dan mr yang ditunjukkan pada

Gambar 9 diperoleh kombinasi terbaik pada nilai

cr 0.2 dan nilai mr 0.8. Hasil pencarian optimum

yang beragam dibutuhkan offspring yang

banyak. Hal yang ditunjukkan pada Gambar 9

dimana semakin besar nilai mr dan semakin

sedikit nilai cr semakin baik nilai rata – rata

fitness yang didapat. Hal tersebut membuktikan bahwa level eksplorasi yang dihasilkan tinggi. Kompleksitas ruang pencarian nilai fitness hampir sama, ada indikasi ruang pencarian dan letak global optimalnya banyak.

8.1.2 Pengujian Jumlah Iterasi

Pengujian jumlah iterasi dibutuhkan untuk memperoleh nilai optimal pada pusat-pusat cluster. Jumlah iterasi yang digunakan adalah kelipatan 100 dimulai dengan 100 iterasi. Hasil dari pengujian jumlah cluster ditunjukkan pada Gambar 10 dan Gambar 11.

Gambar 10 Grafik Pengujian Jumlah Iterasi

Gambar 11 Grafik Waktu Komputasi berdasarkan Jumlah Iterasi

Berdasarkan grafik hasil pada Gambar 10 diperoleh jumlah iterasi terbaik dengan rata-rata nilai fitness terbesar adalah 800. Jumlah iterasi merupakan salah satu hal yang dibutuhkan untuk memperoleh solusi terbaik tetapi juga tergantung pada permasalahan yang dihadapi. Solusi optimum sering kali sulit didapat jika jumlah iterasi terlalu sedikit karena pencarian solusi berhenti sebelum mencapai solusi optimum. Jumlah iterasi yang terlalu banyak bisa mengakibatkan kompleksitas waktu semakin meningkat. Pada Gambar 11 diperoleh bahwa semakin banyak jumlah iterasi waktu yang dibutuhkan juga semakin lama.

8.1.3 Pengujian Ukuran Popsize

Pengujian ukuran popsize dibutuhkan untuk mengetahui ukuran popsize yang paling optimal yang dibutuhkan sehingga memperoleh pusat-pusat cluster pada cluster terbaik. Popsize yang diuji coba yaitu 5, 10, 15, 20, dan 25. Hasil Pengujian ukuran popsize ditunjukkan pada Gambar 12 dan Gambar 13.

Gambar 12 Grafik Pengujian Ukuran Popsize

4,3 4,35 4,4 4,45 4,5 4,55 4,6 4,65 4,7 '0.1 0.9' '0.2 0.8' '0.3 0.7' '0.4 0.6' '0.5 0.5' '0.6 0.4' '0.7 0.3' '0.8 0.2' '0.9 0.1' Ni la i ra ta -r at a fi tn es s Mr dan Cr

Pengujian Kombinasi nilai cr dan mr

4,45 4,5 4,55 4,6 4,65 4,7 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 N il a ir at a ra ta f it n es Iterasi

Pengujian Jumlah Iterasi

0 10000 20000 30000 40000 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 wa kt u ko m put as i (m s) Iterasi

Waktu Komputasi Berdasarkan Jumlah Iterasi 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 5 10 15 20 25 ra ta -r at a fi it n es s Popsize Pengujian Jumlah Popsize

(7)

Gambar 13 Grafik Waktu Komputasi Berdasarkan Ukuran Popsize

Berdasarkan hasil pengujian ukuran popsize

pada Gambar 12 diperoleh rata-rata fitness

terbaik pada popsize 25. Pada grafik yang ditunjukkan pada Gambar 12 juga diperoleh kesimpulan bahwa semakin banyak popsize

yang digunakan maka nilai rata-rata fitness yang

diperoleh juga semakin baik. Ukuran popsize

pada algoritme genetika sangat berpengaruh dalam proses pencarian agar semakin besar dalam memperoleh solusi yang paling optimal.

Akan tetapi, jumlah popsize yang semakin

banyak menyebab waktu komputasi yang diperlukan juga semakin lama seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.

8.2 Pengujian Jumlah Cluster

Pengujian jumlah cluster dilakukan untuk

mengetahui jumlah dengan tingkat validasi data

tertinggi pada penyelesaian clustering data

kinerja akademik dosen. Metode yang

digunakan untuk mengetahui kualitas dari cluster menggunakan metode analisis cluster Silhouette Coefficient. Jumlah cluster yang diuji coba yaitu 2, 3, 4, dan 5. Hasil pengujian jumlah cluster ditunjukkan pada Gambar 14.

Gambar 14 Pengujian Jumlah Cluster

Nilai Silhouette Coefficient memiliki range

-1 sampai dengan -1, jika nilai yang dihasilkan oleh Silhouette Coefficient mendekati 1 maka kualitas cluster yang dihasilkan akan semakin baik, tetapi jika nilai yang dihasilkan oleh Silhouette Coefficient mendekati -1 maka

kualitas cluster akan semakin buruk. Nilai

kualitas yang baik dalam metode Silhouette

Coefficient adalah jika jarak data terhadap satu cluster yang sama semakin dekat dan jarak antar

data terhadap cluster yang berbeda semakin

jauh. Sehingga, dalam Gambar 14 menunjukkan bahwa dalam mengelompokkan data kinerja

akademik dosen yang memiliki tingkat

kemiripan yang tinggi terhadap satu cluster yang

sama dan semakin rendah tingkat kemiripan

pada cluster yang berbeda terjadi pada 3 cluster

hasil pengelompokkan data yang semakin tepat. 8.3 Pengujian Perbandingan Algoritme

Pengujian perbandingan algoritme

merupakan pengujian yang dilakukan untuk

mengetahui kinerja dari masing-masing

algoritme yang dihasilkan. Dalam melakukan

clustering data kinerja akademik dosen

dibutuhkan pengujian untuk membandingkan algoritme K-Means yang dioptimasi dengan

algoritme genetika dengan algoritme K-Means

tanpa algoritme genetika. Evaluasi cluster yang

dilakukan menggunakan metode Silhouette

Coefficient dengan range -1 sampai dengan 1

dimana jika kualitas cluster mendekati 1 maka

kualitas cluster akan semakin baik. Hasil

pengujian perbandingan algoritme ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengujian Perbandingan Algoritme

Waktu Komputasi (ms) interval -1 s.d 1 Dalam (%) K-Means 97.7 0.380336251 69.02 GA-Kmeans 150612 0.435227965 71.76

Berdasarkan hasil pengujian pada masing-masing algoritme telah didapat nilai rata-rata Silhouette Coefficient seperti yang ditunjukkan

pada Tabel 1 bahwa algoritme K-Means yang

dioptimasi dengan algortima genetika memiliki

rata-rata nilai Silhouette Coefficient lebih tinggi

yaitu 71.76% dibandingkan dengan algoritme

K-Means tanpa dioptimasi yang hanya memperoleh 69.02%. Selain itu juga menunjukkan bahwa

untuk menghasilkan cluster yang paling baik dan

stabil membutuhkan waktu komputasi yang cukup lama. 0 5000 10000 15000 20000 5 10 15 20 25 w akt u ko m put as i (m s) popsize

Waktu Komputasi Berdasarkan Ukuran Popsize 0,399598 727 0,435227 965 0,312042 671 0,313025 939 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 2 3 4 5 ra ta -r at a Si lh o ue tt e C o ef fi ic ie n t jumlah cluster Pengujian Jumlah Cluster

(8)

9. KESIMPULAN

Algoritme genetika dan K-Means dapat

digunakan untuk melakukan clustering data

kinerja akademik dosen ke dalam k kategori.

Chromosome merupakan pendefinisian dari

representasi penyelesaian. Panjang chromosome

terdiri dari jumlah cluster dikali dengan jumlah

dimensi data sehingga jika jumlah dimensi 5

dikelompokkan ke dalam 2 cluster maka 5 sel

pertama merupakan representasi dari cluster

pertama dan 5 sel kedua merepresentasikan dari cluster kedua. Di dalam proses optimasi,

terdapat reproduksi chromosome untuk

memperbarui chromosome. Solusi yang didapat

berupa pusat-pusat cluster yang didapat

merupakan chromosome paling optimum dari

hasil setiap iterasi yang didapat. Pusat cluster tersebut kemudian dijadikan inisialisasi pusat

cluster di awal pada algoritme K-Means.

Nilai optimal yang didapatkan berdasarkan

dari hasil pengujian yaitu kombinasi nilai cr dan

mr adalah 0.2 dan 0.8, jumlah iterasi adalah 800,

ukuran popsize adalah 25. Jumlah cluster

mempengaruhi kualitas hasil clustering.

Berdasarkan hasil pengujian didapatkan jumlah cluster terbaik adalah sebanyak 3 cluster dengan

rata-rata nilai Silhouette Coefficient tertinggi

yaitu 71.76%.

Hasil clustering yang dioptimasi dengan

algoritme genetika memiliki kulitas clustering

data kinerja akademik dosen lebih baik jika

dibandingkan dengan algoritme K-Means tanpa

dioptimasi terlebih dahulu. Berdasarkan hasil pengujian perbandingan algoritme, algoritme

GA-KMeans memiliki kulitas clustering lebih

tinggi yaitu 2.74% dibandingkan dengan

algoritme K-Means. Algoritme GA-KMeans

juga lebih stabil, hal ini terbukti selama 10 kali percobaan nilai kualitas clustering hampir sama. 10. DAFTAR PUSTAKA

Anusha, M. & Sathiaseelan, J. G. R., 2014. An Enhanced K-Means Genetic Algorithm

for Optimal Clustering. IEEE.

Haupt, R. L. & Haupt, S. E., 2004. PRACTICAL

GENETIC ALGORITHMS. In: Second

Edition. s.l.:A JOHN WILEY & SONS, INC.,.

Mahmudy, W. F., 2013. Algoritme Evolusi.

Malang: PTIIK Universitas Brawijaya. Mahmudy, W. F. & Rahman, M. A., 2011.

OPTIMASI FUNGSI

MULTI-OBYEKTIF BERKENDALA

MENGGUNAKAN ALGORITME

GENETIKA ADAPTIF DENGAN

PENGKODEAN REAL. Jurnal Ilmiah

KURSOR, Volume 6.

Sulastri, T., 2007. Hubungan Motivasi

Berprestasidan Disiplin dengan Kinerja

Dosen. Jurnal Optimal, Volume 1.

Wardhani, F. K., Suryani, E. & Mukhlason, A., 2012. Penerapan metode GA-Kmeans untuk pengelompokan pengguna pada

Bapersip Provinsi Jawa Timur. JURNAL

TEKNIK ITS, Volume 1.

Wijaya, N. H. & Badriyah, T., 2005. Segmentasi

Data Pemasaran Menggunakan

Algoritme Genetika. Prosiding Seminar

Gambar

Gambar 1 Crossover one cut point
Gambar 4 Diagram alir proses clustering  5.  MIN MAX NORMALIZATION
Gambar 7 Antarmuka halaman optimasi pusat  cluster
Gambar 12 Grafik Pengujian Ukuran Popsize 4,34,354,44,454,54,554,64,654,7'0.10.9''0.20.8''0.30.7''0.40.6''0.50.5''0.60.4''0.70.3''0.80.2''0.90.1'Nilai rata-rata fitnessMr dan Cr
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah peneliti ingin menguji kemampuan yang dimiliki peserta didik selama menjalankan proses pembelajaran dan belajar mereka yakni berupa kemampuan

Menentukan syarat konvergensi suatu deret geometri dan rumus untuk jumlah takhingga dari deret geometri takhingga yang konvergen (Adaptasi) dengan struktur yang benar.. Menentukan

• Catatan hasil wawancara tentang kesesuaian fakta sikap dan perilaku pelaksana pelayanan dengan ketentuan yang ada • Catatan hasil observasi fakta. sikap dan perilaku

perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitanggang (2008) menunjukkan

Peradilan Agama bertugas untuk menyelesaikan perkara di tingkat pertama orang-orang beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan

course zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA 1863: course, 525) zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA 1840: Strength

Mulai Selesai Data Sekunder Data Primer Kuantitatif Deskriptif Pengggambaran kondisi luasan lahan sawah, luasan lahan irigasi, luas panen dan.. produktivitas lahan

Wanita hamil berhak memperoleh informasi tentang obat yang diberikan kepadanya dan pelaksaan prosedur oleh petugas kesehatan yang merawatnya, terutama yang berkaitan dengan