21
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode kausal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variable bebas (independent variable) terhadap variable terkait (dependent variable), yaitu pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba.
B. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori kerangka pemikiran dan perumusan masalah, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis pertama
Ho1: Quick rasio (QR) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan laba.
Ha1: Quick rasio (QR) secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan laba. Hipotesis kedua
Ho2: Debt rasio (DR) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan laba.
Ha2: Debt rasio (DR) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
Hipotesis ketiga
Ho3: Inventory turn over (ITO) secara parsial tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap perubahan laba.
Ha3: Inventory turn over (ITO) secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan laba. Hipotesis keempat
Ho4: Net income to sales (NIS) secara parsial tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap perubahan laba.
Ha4: Net income to sales (NIS) secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan laba. Hipotesis kelima
Ho5: Gross profit margin (GPM) secara parsial tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap perubahan laba.
Ha5: Gross profit Margin (GPM) secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap perubahan laba. Hipotesis keenam
Ho6: Quick ratio, debt ratio, inventory turn over, net income to sales, dan
gross profit margin secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba.
Ha6: Quick ratio, debt ratio, inventory turn over, net income to sales, dan
gross profit margin secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan rasio-rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan demikian perlu dilakukan pengujian terhadap hipotesis dengan cara mengukur veriabel yang diteliti. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah quick ratio (QR) , debt ratio (DR), inventory turn over (ITO), net income to sales (NIS), dan gross profit margin (GPM) dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah laba perusahaan.
Pengukuran data dalam penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini merupakan pengertian serta rumus setiap variabel yang digunakan, yaitu: 1. Perubahan Laba (Y)
Perubahan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba per tahun. Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh investor didasarkan oleh kinerja keuangan perusahaan, dapat dilihat dari tingkat perubahan laba dari tahun ke tahun. Para investor dalam menilai perusahaan tidak hanya melihat laba dalam satu periode melainkan terus memantau perubahan laba dari tahun ke tahun (Lusiana, 2008). Indikator perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak. Penggunaan laba sebelum pajak sebagai indikator perubahan laba dimaksudkan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis (Suprihatmi, 2003). Pada penelitian
ini perubahan laba yang digunakan adalah perubahan laba relatif, dikarenakan angka laba tersebut lebih representatif dibandingkan laba absolut. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh ukuran perusahaan. Rumus perubahan laba relative sama dengan rumus pertumbuhan laba, maka dari itu perubahan laba relatif dapat dihitung dengan cara:
ΔY =
(Harahap, 2004:310) Keterangan:
ΔY = Perubahan laba
= Laba perusahaan tertentu pada periode tertentu = Laba perusahaan tertentu pada periode sebelumnya
2. Quick Ratio
Quick ratio (rasio cepat) atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva cepatnya (quick assets). Aktiva cepat adalah aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah kas, surat berharga, dan piutang dagang bersih dengan kewajiban jangka pendeknya (Simamora, 2000:525).
3. Debt Ratio
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva (Kasmir, 2009:156).
Debt Ratio (DR) =
4. Inventory Turn Over
Inventory turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode (Kasmir, 2009:180).
Inventory turn over (ITO) =
5. Net Income to Sales
Net income to sales (juga dikenal sebagai margin laba) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seluruh efektivitas dalam menghasilkan penjualan dan biaya pengendalian (Ikhsan, 2009:102).
6. Gross Profit Margin
Gross profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi produksi dan penentuan harga jual. Laba kotor didefinisikan sebagai selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan (Munawir, 2007:99).
Gross profit margin (GPM) =
D. Populasi dan Sampel
Populasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai 2011. Sampel diambil dari 10 perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dipilih dengan metode purposive sampling. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode tahun 2007-2011.
2. Perusahaaan Otomotif yang mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut selama 5 tahun (2007-2011).
3. Perusahaan Otomotif yang tidak memiliki laba negatif untuk periode 2007-2011.
Tabel 3.1 Jumlah sampel
No. Keterangan Jumlah Perusahaan
1. Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2011 13
2.
Perusahaan Otomotif yang tidak mempublikasikan laporan keungan secara berturut-turut selama lima tahun (2007-2011)
(2)
3. Perusahan Otomotif yang memiliki laba negative
untuk periode 2007-2011 (1)
Jumlah perusahaan yang dijadikan sample 10
E. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa laporan tahunan (annual report) perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2011.
F. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder, diperoleh dari pihak kedua. Data berasal dari laporan keuangan yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) Bursa Efek Indonesia (BEI), dan website Indonesian Stock Exchange (IDX).
G. Transformasi Data
Data yang tidak terdistribusi dengan normal dapat ditransformasikan menjadi normal. Untuk menormalkan data terlebih dahulu harus diketahui bagaimana bentuk histrogram dari data yang ada apakah moderat positive skewness, subtansial positive skewness, severe positive skewness dengan bentuk L. dengan mengetahui bentuk grafik histogram maka dapat ditentukan bentuk transformasinya. Berikut ini bentuk transformasi yang dapat dilakukan sesuai dengan grafik histogram. ( Imam Ghozali, 2009:33).
Tabel 3.2
Bentuk Transformasi Data
Bentuk Grafik Histogram Bentuk Transformsi Moderate positive skewness SQRT(x) atau akar kuadrat
Subtansial positive skewness LG10(x) atau logaritma 10 atau LN Severe positive skewness dgn bentuk L 1/x atau inverse
Moderat negative skewness SQRT (k-x) Subtansial negative skewness LG10 (k-x) Severe negative skewness dgn bentuk J 1/(k-x)
H. Metode Regresi Linier Berganda
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS. Analisa ini digunakan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan (X) terhadap perubahan laba (Y) pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI. Rasio keuangan yang digunakan dalam penellitian ini adalah quick ratio (X1), debt ratio (X2),
inventory turn over (X3), net income to sales (X4), dan gross profit margin (X5). Model persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = α + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e (Priyatno, 2008:61) Keterangan: Y = Perubahan Laba b = Kostanta e = Koefisien error I. Metode Analisis 1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk mengembangkan atau menggambarkan profil data penelitian dan mengidentifikasi variabel-variabel pada setiap hipotesis. Statistik deskriptif yang digunakan antara lain rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar deviasi. Variabel yang digunakan adalah quick ratio (QR) , debt ratio (DR), inventory turn over (ITO), net income to sales (NIS), gross profit margin (GPM), dan perubahan laba.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model persamaan yang baik, maka hasil analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik. Pengujian dengan asumsi klasik dapat dilakukan dengan melakukan uji sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistri normal, maka analisis dapat menggunakan metode parametrik. Namun, jika data tidak berdistribusi normal maka dapat menggunakan metode nonparametrik. Uji normalitas dilakukan dengan analisis Grafik Normal P-P Plot dan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test dengan menggunakan taraf signifikan sebesar 0,05 (Priyatno, 2008:28).
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi (Priyatno, 2008:39). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Uji ini dapat dideteksi dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi pada model regresi (Priyatno, 2008:47). Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (dw) dengan ketentuan adalah jika dw terletak diantara du dan 4-du, maka Ho diterima berarti tidak terjadi autokorelasi.
Tabel 3.3
Pengambilan keputusan autokorelasi
Jika Keputusan
d<dl Terjadi masalah autokorelasi yang positif dan perlu perbaikan dl<d<du Ada masalah autokorelasi positif tetapi lemah, dimana perbaikan
akan lebih baik
du<d<4-du Tidak ada masalah autokorelasi
4-du<d<4-dl Masalah autokorelasi lemah, dimana dengan perbaikan akan lebih baik
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi (Priyatno, 2008:42). Prasyarat yang harus terpenuhi dalam uji ini adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas yang digunakan adalah uji Glejser. Uji Glejser dapat dilakukan dengan meregresikan variabel independen terhadap nilai absolut. Apabila probabilitas signifikan variabel independen di atas tingkat kepercayaan 5% maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2007:93).
J. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat analisa statistik berupa uji t, uji F, dan koefisien determinasi.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada output Coefficients dari hasil analisis regresi linier berganda.
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linier berganda.
Pengambilan keputusan pada uji t dan uji F dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikannya pada taraf kepercayaan 0,05. Jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variable dependen, sedangkan jika nilai signifikan < 0,05 maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variable dependen.
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variable dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen (Priyatno,2008:79).