Jurnal Ilmiah
Bidang
Sains
-
Teknologi
Murni
Disiplin
dan
Antar Disiplin
ISSNNo.:1978-8819
Vol.
I,
No.
10,
Thhun
VI,
Maret
2012
Diterbitkan
Oleh :Fakultas Teknik - Universitas Bengkulu, Jalan Raya Kandang Limun Bengkulu 38123 Telp. : (073 6) 2l 17 0, 3 44A67 Fax. : (073 6) 2210 5 E-mail : teknosia@yahoo.com
r
PengaruhPenambahan Belerang dalam
Hotmix
JenisAC-BC
terhadap
1Karakteristik
MarshallOleh
,lansulBahri,
Teknik Sipil,WIB
r
Pengaruh Penggantian(Retrofit)
Refrigeran Halokarbon
(R22)Menjadi
11Refrigeran
Hidrokarbon (IIrc22)
yang Ramah Lingkungan terhadap MassaRefrigeran
Optimum
Mesin Pendingin Kompresi UapOleh Afdhal Kurniawan
Mainil,
TelmikMesin
UNIBr
Perbandingan
Metode
Simple
Hill
Climbing dan
Steepest-AscentHill
18Ctimbing
padaSolusiTravelling
SalesmanProblem (TS
)
(Studi Kasus
: PendistribusianObat
Publik
dan Perbekalan Kesehatandi
UPTD
FarmasiKota
Bengkulu)Aleh Septina Libra Sandi, Boko Susilo, don
Ernawati,
Telmik InformatikaWIB
r
Differential
Steering on Humanoid Robot using Fuzzy
Logic
Controller
30Oleh
FaisalHadi,
TeknikElehro
WIB
r
Analisis Curah
Hujan untuk
PendugaanDebit
Puncak
denganMetode
30Melchior
pada Sub-Das BengkuluHilir
SungaiAir
Bengkulu Olehlosi
Indarti, Khairul Amri danMawardi,
TeknikSipil
UNIBr
Menggali Kearifan Lokal Masyarakat dalam Membangun Rumah ThhanGempa
42Berdasarkan Kebiasaan Masyarakat Membangun Rumah
di
Kota
BengkuluOleh Fepy
Supriani,
TeknikSipil
WIB
r
Analisis Curah
Hujan Untuk
PendugaanDebit
Puncak
(Peak Discharge)Dengan
Metode Rasional
Melchior
Pada
Sub-DasRindu
llati
Bengkulu
60Tengah
Oleh Fakhrul Alfarisy dan Khairul
Amri,
TeknikSIPL
(NIB
ISSN:1978-8819
Vol.
1, No. 10, TabunVI,
Maret
2012,Jumal Teknosia mempublikasikan karya tulis di bidang Sain
*
Teknologi, Mumi Disiplin dan Arutar Disiplin, b€rupapenelitian dasal, perancangan dan studi pengembangan teknologi.Jumal terbit berkala enarn bulanan ( Maret dan September ).
pelindung
Prof. Dr, h. MuhammadSyaifirl,M,S
Penyunting
Ahli (Mitra
Bestari)DR, Eddy Hermansyaho S.Si", M.Sc (LINIB)
Dr. h. SyafrinTiaifl M.Sc
(IINIB)
Dr. Ir. Febrin Anas Ismail, M.Eng
(UNAND)
Prof, Mulyadi Bur, Dr-Ing,
(UNAND)
Redaktur
KhairulAmri, ST, MT.
Redaktur
PelaksanaHendri Hestiawan, ST.MT
Dewan
Redal$i
PEM
TI cohcsion,
rhFsq$
BC).The
VIM md
value m
Mar$all,
Ksyndn
I.
PEN]Fr
.' perkera
kuat
atr
aspal
ju
pengisir
poripnl
U4tukit
kohesiy
tidakln
yan€bei
K
dengan panas,
I
tersehsl
Hotmix
sheet),1)
laston
ft
It
sebagail
lalulina
padakar Drs. Boko Susilo.,
M.Kom.
Muhammad Fauzi, ST.,
MT
Irnanda Priyadi, ST., MT. Nurul Iman Supardi, ST., Mp.
FAKULTAS
TEIfl\IK
:iffiTI-SITAS
BENGKULU
Sekretnriat
Redaksiteknosia@yahoo.rorrr-lindan ,log.
P.
figr23
Jurrcl llmiah Bidang Sains - Tektologi Murni Disiplin dan t4ntar Disiplin. Vol- I No. 10, Tafun YI, Mdet 2A12
PENGARUH
PPNA4IIMIT4N
&ELESANG
DAI.AM IIOTMIX JEMS
^C-BC
TE
RHANAP KARAKTE
RISTIK
MARS HALL
1.' ': .': ,'. lt '. .. . ...1..1.
':'
';
:
noeramsr'dir;*#t$iffi*reu*uniu
'Jln. Raya Kandang Limun Bengkulu 38371A Email: sbahri I 972@yahoo. co.id
ABSTRACT
stabilitas dan kelenturan yang baik.
Laston
terdiri
dari
tiga
macam . lr -' ,,. .campuran,
yaitu :
Laston Lapis Aus(AC-WC),
Laptor,Llpil
Antgra (AC-BC), danLaston Lapis Pondasi (AC-Base). AC-WC
{Asphalt Concrete
Wearing
pou.rse)berfungsisebagai.l.ltisWryuf---aanbai-k
struktural
m?upln
nonstruktural, AC-BC(Aspholt C on,cre(1-B mder Coursel berfungsi sebagai lapis antara yang menahan beban
,..; . .. . 'i,. ;'
maksimum akibat beban lalulintas dan
AC-Base
(lsphalt
ConTetg-Base
Course)bTfuagsi selagar pondasi per&erysan
Bina
Marga
(2010)
memberikanpersyaratan teknis ur*tk hottna jenis AC-BC
ditinjau
dari karakteri.stik .marshall.Nilai
stabilitas minimal S00 kg, kelelehan ',.'- minimal
l ' :'
3
mm,VMAminimal
l4Yo,VEA minimali
. |
..63%, VII\lf 3,5yo
-
5,5Yo, marshall quotienti.' :: . .'
minimal2.50 kg/mn.
Usaha
untuk
lebih
meningkatkankualitas dari hotmix tqlah banyak dilakukan
The properties that must be contined by thg asphalt as a bir{er in pad ppvement mix me adhesion2 strong cohesion, weather resistant, insoluble iii water'and'good elasticity. Some bfthpse pro"perties, also Contined sulftr. This study ayms lo determine etr9ct .o,f pagy level of sulfur to the mixture 9f asph.alt eoncrete b^inder coarse
(AC-BC). The results of laboratory testS on the marshall characteristics includingthe'stability value, flow,VMAo'VFA,
VIM and MQ showed that the a{dition,of sulfur in. hotmix (AC-BC) produqed the bclte5 qrarshall chalacteristic
value and meet the qualificafion of Bina Marga 2010. The 8% of sulfur addition provide the best value of Marshall characteristics. It teqhnically means that zulfir in hotrnix is acpeptabh as additive,
.' .
:
;i
,'
Keyword: AC-BC, hofiitix, marshall chmacterktics. sulfur powder
I.
PEITDAHULUAI\IFungsi dari aspal dalam konstruksi
.:
perkerasan adalah memberikan ikatan yang kuat antara aspal dengan ugr"gut. Selain itu
aspal
juga memiliki
fungsi sebagai bahan pengisi rongga antara butir agregat danpori-, " ipori-,
pori yang ada di dalam butir agregat itu sendiri.
. I ' '. Uqtq( itu 3spat lary-s mempuny.ai adhesi dan kohesi yang ky3t" daVa tahT terhadap cuaga, tidak larut dalam air
.
dan memiliki,''.':
elastisitasyangbaik.
,
K?rena prosgs peo,:ampuran aspaldengan 4gregrat dllakukan 4ulqry kgndisi panas,
maka
konstruksi perkerasan jalan'.,.'.':
:tersebut lebih populer den gm sebutan hotmix.
: : ,i,
Hotmix
d*lgiifikasikan
alasl{3qir
(saydshget)r latas,jon (hot roller sfteerl.I-{R-S) {an laston (asphalt concretelAC).
,
,:
Lastgn (lapis lsp,af betoq)
berfngsi
sebagai $pis perm- ukaan jalan untuk melayagi
lalu lintas tinggi, Kondisi tersebut didasarkap
oleh para peneliti yaitu'
d;.n8an':car3imenggunakan bahan
aditif
yang memilikisifat dan fungsi seperti aspal. Utama (2006)
telah melakukan
penelitian
mengenai.pengaruh
penambahanbelerang
padacampuran asphalt concrete wearing coarse
(AC-WC). Dilaporkan bahwa penambahan
belerang pada campuran
AC-WC
dapatmeningkatkan ronggateriqi aspal (Void
Filled
with Bitumen), stabilitas, Mcrshall Qoutient(MQ). Juga dapat mengurangi rongga antar
butir (Void in Mineral Agregat), kelelehan
dan rongga udara dalam campuran (Void
In
Mixture).
Pengunaan belerang dalam hotmix
jenis AC-BC diprediksi akan memberikan
stabilitas dan kelenturan yang lebih baik,
sehingga konstruksi perkerasan
jalan
lebihtahan terhadap beban lalulintas dan mampu
mengikuti deformasi akibat beban tersebut.
Dengan dasar tersebut
di
atas perludilakukan penelitian mengenai pengaruh
penambahan belerang pada campuran asphalt concrete binder coorse (AC-BC), dengan
harapan dapat memperbaiki karakteristik dari
campuran aspal dengan melakukan
uji
Marshall.
2. LANDASAiY
TEORI
2.1 Belerang
Sulfur atau yang lebih popular disebut dengan belerang memiliki sifat getas/mudah
hancur.
Serpihan belerang
berbentukkonkoidal dan
tidak
rata, sertamemiliki
goresan berwama putih. Sifaf belerang lainnya
:i'Aaiuft tiOuf. hiut dalan air, mudah larut dalam
minyakbumi, minyak tanah, dan mempunyai sifat penghantar panas dan listrik yang buruk (Wihemdra,2008).
Belerang
memiliki sifat
pozolankarena banyak mengandung Silika (SiQ) dan
Alumina
(AlrOJ.
Belerangbila
diberi airakanbersifatplastis dan mudah dibentulq tapi pada saat mengering beisifai keras dan sulit untuk deformasi (Jufres, 2010).
Belerang
dihasilkan oleh
proseswlkanisme, sifat-sifat fisik belerang adalah
kristal berwarna kuning, kuning kegelapan,
dan kehitam-hitaman, karena pengaruh unsur
pengotornya. Berat
jenis
belerang adalah2,05-2,09, kekerasan 1,5-2,5 (skala Mohs).
Ketahanan belerang bersifat getas/mudah
.:
hancur. Sifat belerang lainnya adalah tidak
larut dalam air, atau H'SO4. Titik lebur 129"C dan titik didthny a 446"C. Mudah larut dalam
CS, CC,o,'minyak bumi, minyak tanah, dan aniline. Penghantar panas dan
listrik
yangburuk. Apabila dibakar apinya berwarna biru
dan menghasilkan gas-gas SO" yang berbau
busuk (Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Mineral dan Batubara, 2005). 2.2 Aspal
Aspal dikenal sebagai suatu bahan atau
material yang bersifat viskos atau padat pada temperatur ruang berbentuk padat sampai
agak padat, berwarna hitam atau coklat,
mempunyai daya lekat (adhesi), dan bersifat termoplastis. 'Jadi aspal akan mencair
jika
dipanaskan sampai temperatur tertentu, dan kembali membeku
jika
temperatur turun.Jurnal1dniEiAang Sains - feh'rolog Mumi Disiplin dan Antar Disiplin. VoL
I
No, 10, Tahun W, Maret 2012 rbildlfrf
&l*r
rwt'
mrelindr
hiltu di
kepada
aspal
, cnmpurdalern r
mtffia ,
steu
l0
{Sukirtr
23Ag,
l
dari stn
agreg$
E5% ag
Dengar
mutu p
.sifat
a1 dengan
!
Jalandr kasar u
q.akm
dipasff
lempur
dikehr
I
bafu pr
disiapf
Lrkurfi
adalah
ukurar
!ilaler
punyai
lburuk
nolan
)r)dan
gn alr
ft,tqi
q zulit.
Eoses
d4lah
heaq
t'..'
lulsur :
detah
Iths).
h
rdah
t
ilfidak
Fungsi aspal pada konstruksi jalan
dalah untuk mengikat butiran batu, mengisi
melindungi terhadap masuknya airke dalarn
batu dan memberikan semacam bantalan
kepada batuan. Bersama dengan agregat,
aspal
merupakanmaterial
pembentukcampuftm perkerasan j alan. Banyaknya aspal
dalam campuran perkerasan yaitu berkisar
antara 4-I0% berdasarkan berat campuran,
ataa l0-l5Yo berdasarkan volume campuran
(Sukirman, 2A07). 2.3 Agregat
Agregat merupakan komponen utama
dari struktur perkerasan jalan, yaitu 90-95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75-85%;o ag e gat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian daya dukung keawetan dan
mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari
sifat
agregat danhasil
campuran agregatdengan material lain.
Menurut Spesifikasi Umum Bidang
Jalan dan Jembatan @M 20 1 0), fraksi agregat
kasar untuk rancangan adalah yang tertahan ayakan No.8 (2,36 mm). Agregat
ini
harus dipastikan bersih, keras, awet dan bebas dari lempung ataupun bahanlain
yang tidakdikehendaki.
Fraksi agregat kasar harus terdiri dari batu pecah atau
kerikil
pecah dan harus disiapkan dalam ukuran nominal tunggal.Ukuran maksimum (maximum size) agegat adalah satu ayakan yang lebih besar dari
ukuran
nominal
maksimum (nominal
mmimum size). Ukuran nominal maksimum
adalah satu ayakan yang lebih
kecil
dariayakan pertama
(teratas)
dengan bahantertahan kurang dari
l0Yo-2.4 Rancangan Campwon Aspal Beton
Asphalt Institute (2001), menyatakan
bahwa aspal beton adalah jenis perkerasan
lentur (flexible
pwement)
yangterdiri daricampuran agregat dan aspal, dengan atau
tanpa bahan tambah. Suhu pencampuran
aspal beton umurnnya antara 145'C-155"C, sehingga disebut aspal beton campuran panas (hotmix).
Campuran asphalt concrete binder
coars e (AC-BC) merupakan salah satu bagian
dari hotmix yang berfungsi sebagai lapis
antara yang menahan beban maksimum
akibat beban lalu lintas.
Dalam merancang campuran AC-BC sering digunakan metode Marshall karena
telah
distandarisasi
oleh ASTM
atauAASHTO
T-245-90.Prinsip
dasar darimetode
Marshall
adalah
pemeriksaanstabilitas dan kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuran padatyang
terbentuk. Dalam hal ini benda uji atau beton aspal padat dibentuk dari gradasi agregat campuran tertentu, sesuai dengan spesifikasi
campuran. Metode Marshall dikembangkan
untuk
rancangan campuran beton aspalbergradasi baik.
Menurut Panduan Pemeliharaan Jalan Departemen Pekerjaan Umum tahun (2005) dan Sukirman (2007), kinerja aspal beton
padat ditentukan melalui pengujian benda
uji
yang meliputi :
a.
Penentuan beratvolume benda uji.b.
Pengujian stabilitas adalah kemampuanmaksimum beton aspal padat menerima
beban sampai terjadi kelelahan plastis.
c.
Pengujian
kelelehan
(flow)
adalahbesarnya perubahan bentuk plastis dari beton aspal padat akibat adanya beban sampai batas keruntuhan.
d.
Perhitungan Kuosien Marshall, adalahperbandingan antara
nilai
stabilitas danflow (kelelehan).
e.
Perhitungan berbagai jenis volume poridalam beton aspal padat,
yaitu
volumepori
dalam beton aspal padat(VIM),
volume
pori
dalam agregat campuran(VMA),
dan volumepori
antarabutir
agr.egat terisi aspal (VFA).
f.
Perhitungan tebal selimut atau film aspal.Dari
keenambutir
pengujian yangumum dilakukan untuk menentukan kinerja
beton aspal,
terlihat
bahwa hanyanilai
stabilitas dan flow yang ditentukan dengan mempergunakan alat Marshall, sedangkan
parameter
lainnya
ditentukan melalui
penimbangan benda
uji
dan perhitungan.Walaupun demikian, pengujian Marshall
meliputi keenam penguj ian tersebut.
3. METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Gambaran Penelitian
Jenis penelitian
ini
adalah penelitianlaboratorium dimana
pelaksanaannyadilakukan di Laboratorium Bahan Perkerasan Jalan Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Bengkulu. Penambahan serbuk belerang ke dalam campuranAC-BC diambil sebesar
0%;2%;
4%; 6%; VVo dan10%
dari
berat aspal. Bahan-bahan dancampuran yang digunakan mengacu pada
Standar Bina Marga 2010.
Pengujian
menggunakan metodeMsrshall tesl berupa stabilitas dan kelelehan
(flow).
Material
yang digunakan dalamcampuranAC-BC adalah agregat kasar/fraksi
1, agregat sedang/fraksi 2, agregat halus/
fraksi 3 dan aspal penetrasi 60170.
I6I,1,
L-l Li
.!L!.
Kfi
iH'rmi##;'iiifril
't
:L
KadnrBrltrauf ($b)
Gambar
l.
Gralik hubungan penambahan serbuk belerang terhadap stabilitas+l
*
2.
i
Liti
i:19Jumal llmiah Bidang Sains - Telonlogi Murni Disiplin dan Antar Disiplin. Vol.
I
No. 10, Tahun W, Marct 2012-trft
ffid
F:0
{?ryfid
Dfm
F:h
h
CA:
FA=
Fills
K_
kemr
05p
digtr
Ufitrr
(KAl
33r
dibu
bend
elalui
rngan.
rshall
ditian
mnya
irasan kultas lahan
C-BC
'o dan r dan
pada
tode
lehan
alam
iaksi
alus/
5
=-s
t
tL
KarlerBdrrang (-*t)
Gambar 2. Grafik Hubungan penambahan serbuk belerang terhadapJlow 3.2 Penentuan Kadar Aspal
Untuk
menentukan
kadar
aspalterhadap campuran AC-BC digunakan rumus:
P
:
0,035 (%CA)+
0,045 (%FA)+
0,18(o1ofi I I e r) +
K
... ( I )Dimana:
P
:
kadar aspal tengah/ideal, persen terhadap berat campuran.CA:
persen agregat tertahan saringan No.8.FA
:
persen agregat lolos saringan No.8dan tertahan saringan No.200.
Filler
= persen agregat minimal 75Yo lolossaringanNo.200.
K
= 0,5-1,0 untuk laston.Dari kadar aspal tengah (P) tersebut kemudian dibuat kadar aspal l)o/o;
(p-0,5)o/o; p%; (p+0,5%o) dan (p+plYo), untuk
digunakan membuat benda uji dalam rangka
untuk menentukan kadar aspal optimum
(KAo).
3.3 Pembuatan Benda
Uji
Jumlah keseluruhan benda
uji
yangdibuat adalah 55 buah dengan rincian 25 buah
benda
uji
dengan kadar aspal (p-1)%;(p-0,5)oh; pYo; (p+0,5Yo) dan (p+p|%) masing-masing 5 buah benda uji. Hasil pengujian dari
25
bendauji ini
yang
nantinya
untukmenentukan KAO. Sedangkan 30 benda
uji
kondisi KAO digunakan untuk penambahan serbuk belerang ke dalam campuranAC-BC dengan kadar 0o/o;2o/o;4%;6Yo;8Yo dan I0%o
dari berat aspal masing-masing 5 buah benda
uji.
4.
HASIL DAII
PEMBAHASANT1.1 KodarAspal Optimum
Dari perhitungan menggunakan rumus
(1) didapatkan kadar aspal tengah (P)
:8%.
Dengan membuat bendauji
pada formulasi kadar aspal 7Yo;7,5Yo; \Vo;8,5Yo dan 9Vo, didapatkan kadar aspal optimum(KAO)
sebsar 7,75o/o.
4. 2 Karakteristik Marshall
Hasil
pengujian Marshall test padapenambahan sebuk belerang dengan kadar $yo,2yo, 4yo,6yo,&yo, lUyo dari berat aspal
dalam campuran
AC-BC,
menunjukkanbahwa
ada
pengaruhnya
terhadapBatas min
tjsrl
A(-BCi
mmkarakteristik Marshall yang meliputi nilai
stabilitas,flol.e, VMA, VFA'
VIM,
dan MQ. StabilitasStabilitas
adalah
kemampuanmaksimal campuran AC-BC dalam menahan
beban lalulintas sampai terjadi kelelehan
plastis tanpa menimbulkan perubahan yang tetap seperti gelombang alur dan bleeding.
Gambar 1. menyajikan
hasil
pengujianstabilitas
campuran
AC-BC
akibat
penambahan serbuk belerang pada variasi
0o/o,2Yoo 4Yo,60 ,8o/o dan l0o/o.
Standar
BM
2010
mensyaratkanbahwa nilai stabilitas minimal pada campuran
AC-BC adalah sebesar 800 kg. Dari Gambar
I
nampak
bahwa penambahan serbuk belerang 0o/o, 2o/o, 4yo, 6yo, tYo danl}Yo
meningkatkan nilai stabilitas campuran
AC-BC.
Penambahanbelerang
memberikankelekatan yang lebih baik terhadap campuran
AC-BC sehingga nilai stabilitas naik. Kondisi
ini
mengindikasikan bahwa
dengan penambahan belerang pada campuran AC-BC lebih dapat tahan terhadap beban lalulintasyang melewati perkerasan jalan dibandingkan
dengan campuran AC-BC tanpa penambahan
belerang.
Nilai stabilitas maksimum terjadi pada penambahan belerang 8%. Pada penambahan
belerang I0o/o,
nilai
stabilitas sudah mulai menurun.Hal
ini
mengindikasikan bahwapenambahan belerang 8% dalam campuran
AC-BC
merupakan
kadar
maksimunpenambahan belerang yang terbaik. Kelelehan (FIow)
Penambahan serbuk belerang dalam
campuran
AC-BC
meningkatkan
nilai
kelelahan VIow) (Gambar 2). Bina Marga
20 1 0 mensy aratkan Jlow minimal campuran
AC-BC adalah 3 mm. Menurut Howardy dkk (2008), Flow yang tinggi mengindikasikan
campuran bersifat plastis sehingga lebih
mampu mengikuti deformasi akibat beban.
Sementara FIow yang rendah menandakan
campuran tersebut memiliki rongga tak terisi
aspal
yang
tinggi dari kondisi
normalsehingga bisa mengakibatkan keretakan dan daya tahan yang rendah.
'!n
;tX
d:i
z
:>
![
Eatas min \,1'IA AC-BC 1.1-%
I{rrluBderaug {9i}
Gambar 3. Grafik hubungan penambahan serbuk belerang terhadap VMA
Jurtnl llmiah Bidang Saiw - Teknologi Murni Disiplin dan Antar Disiplin YoL I No. 10, Tahun W, Maret 2012
p€na
bahw
d€mil
flo*
beler:
camp
perke
b€bfl
YMA
Marsl
(Yoid
rgkan
rahan
pada rahan
nulai
rhwa
ruran mun
alam
nilai
larga
|uran
rdkk
iikan
ebih
;ban.
akan
:erisi
rmal
L dan
t !',*
8$
{fw F
+u
$1.+64 $:.6 S
l
:4.46
s:..1:3
-Brt
rnin VFA if,lBC Sltd1
lL'
Gambar 4. Grafik hubungan
n"'"hu"il"TH;[3iTl,.*'g
terhadap vFA1.r
KulnrBel*ang {96}
Gambar 5. Grafik hubungan penambahan serbuk belerang terhadap VrM
1n
IL/
Dari Gambar
2
nampak bahwa nilaiflow
tertinggi
terjadi
pada penambahan belerang 8% dengannilai
4,52 mm. Padapenambahan belerang I 0o/o ada kec
bahwa nilai
flow
mulai menurun. Dengandemikian penambahan serbuk belerang dalam
campuran
AC-BC
mampu menjadikanperkerasan lebih feksibel dalam memikul
beban lalulintas.
VMA (Void
In
MinerolAgregat)Hasil
pengujian karakteristik
Marshall berupa nilai rongga dalam agregrat
(Void in Mineral Agregat,
VMA)
disajikandalam Gambar 3.
VMA
dibutuhkan untukmengetahui persentase volume pori di dalam
campuran aspal
jika
seluruh selimut aspalpadat ditiadakan.
Dari
Gambar3
terlihat bahwanilai
VMA trntuksernua variasi berada di atas nilai
VMA yang
diryatkan
pada tabel 1. Semakintinggi
kadar
serbuk belerang
yangditambahkan dalam campuran AC-BC nilai
VMA
semakin menurun.
Kondisi
ini
disebabkan karena rongga-rongga yang ada dalam campuran ditutupi oleh sebuk belerang
yang
ditambahkan.Pada
penambahanBaten min VIX,[ AC-BC 5-5f4
Betes min
\i&
.{f, -Ffl 3-59..6belerang 6Yo nilai VMA tertinggi dibanding-kan dengan kadar penambahan belerangyang
lainnya.
Hal
ini
mungkinterjadi
karena kurang cermat dalam pembuatan bendauji
.Volume
pori
yang
menurun
akibat
penambahan serbuk belerang dibandingkan dengan anpa penambahan ini mengindikasi-kan bahwa campuranAC-BC semakin kaku.
YFA (Void Filled with Aspholt)
VFA
dibutuhkan untuk mengetahuipersentase volume pori-pori diantara butir
agregat yang terisi oleh aspal pada beton
aspal. Hasil pengujian terhadap VFA dapat
dilihat pada Gambar 4.
Pada Gambar 4 terlihat bahwa variasi penambahan serbuk belerang
nilai
VFAmengalami kenaikan dan penurunan dari nilai sebelumnya. Penurunan
nilai
VFA terjadikarena pengaruh
penambahan serbukbelerang telah mengakibatkan persentase
volume pori-pori diantara butir agregat yang
terisi oleh aspal mengalami penurunan karena
I
-t Lrl
$tJSS
EailarBclcrang {9i}
Gambar 6. Grafik penambahan serbuk belerang terhadap MQ
digantikan oleh serbuk belerang.
YfilI
(Void InMisure)
Hasil
pengujian
Rongga
dalam campuran ((VoidIn Mixture,VlM)
dapat dilihat pada Gambar 5.Rongga dalam campuran
(VIM)
dibutuhkan untuk mengetahui persentase
volume
pori
yang masih tersisa setelaheampuran aspal dipadatkan . PadaGambar 5 terlihat bahwa nilai VIM untuk semua variasi
berada di atas nilai
VIM.
Menurunnya nilaiVTM akibat penambahan serbuk belerang,
memperkecil jumlah
poripori
yang tersisasetelah
campuranAC-BC
dipadatkan.Kondisi
ini
akan meningkatkan durabilitas campuranAC-BC
sehingga lebih mampudalam menerima repetisi beban
lalu
lintasseperti berat kendaraan dan gesekan antara
roda kendaraan dan permukaan jalan, serta menahan keausan akibat pengaruh cuaca dan
iklim,
seperti udara,air
atau perubahantemperatur.
j._ii-i
= --Lv EE
ia
tlr
Bctcs min trT:\{ AC-EC 3,5 cjA
Jumal llmiah Bidang Sains - Teknologi Murni Disiplin don Antar Disiplin. Vol. I No. 10, Tolrun W, Marct 2012
.Htr
MQ
fMa
IIFru
d€Eg
deng
defq
pena
tmir
trqa
bahu
menjr
fleksi
serbu
5.Iil
5JX
penelr
l_H
h
fl
m
br
hr
M
2-
Pede
m
y8
3.
S€da
lalam
dapat
vrM)
ntase
telah
fttr5
uiasi
rnilai
ran&
rsisa
tkan.
ilitas
rmpu
tintas ntaxa
serta
rdan
ahan
8
MQ
(Marshall Quotient)1
Hasil penlujian Marshall
Quotient(MQ) disajikan
dalam Gambar.6.
Me
I t,
merupakan nilai perbandingan antara stabilitas
dengan kelelehan.
Nilai
MQ
dihubungkan dengan daya tahanf"rk"rasuo
terhadapl deformasi.
Pada
Gambar
6
terlihat
bahwapenambahan
serbuk belerang
dapatmeningkatkan
nilai MQ
bila dibandingkantanpa penambahan. Indikasi ini menunjukkan
bahwa
penambahan
serbuk
belerangmenjadikan campuranAC-BC lebih kaku dan fleksibel dibandingkan tanpa penambahan serbuk belerang.
5.
KESIMPULAI\I
I}AI\I
SARAN5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah berikut:
1
Hasil pengujian terhadap karakteristik Marshall yang meliputinilai
stabilitas,flow,
VMA,
VFA,
VIM
dan
MQ
menunjukkan
bahwa
penambahanbelerang dalam hotmix
(AC-BC),
hasilnyamelebihi
persyaratanBina
Marga2010.
2.
Penambahan belerang dengan kadar 8%odari
berat
aspal
dalam
hotmix
memberikan nilai karal;teristik Marshall yang terbaik.
3.
Secarateknis
belerang dalam hotmixdapat diterima sebagai bahan penambah
(Additive).
5.2 Saran
Untuk
-"og"iln'bangkan
danmenyempurnakan
hasil
penelitian,
disarankan hal-hal sebagai berikut:
1.
Perlu
dilakukan
penelitian
tentangkemampuan campuran aspal dengan
penambahan belerang terhadap jangka wakfupembebanan.
2.
Perlu
dilakukan
penelitian
tentangpenggunaan bahan aditif selain belerang
pada campuranAc-Bc.
3.
Perlu dilakukan penelitian
lanjutantentang pengaruh penggantian belerang
pada campuranAC-BC.
UCAPA}T
TERIMA
KASIII
Ucapan terima
kasih
disampaikankepada Saudari Fatuawati, yang telah terlibat
dalam penelitian ini.
DAFTARPUSTAKA
[1].
Anonim, 2010, Spesifikasi
Unum
Bidang
Jalan
dan Jembatan
(BM
2010),
Pusat
Litbang
PrasaranaTransportasi Badan
Penelitian
danPengemban gan Bina Marga, Bandung.
[2].
Asphalt Institute, 2001, Constructionof Hot MixAsphalt Pavement, Manual Series 22, Second Edition, USA.
l3l.
Departemen Pekerjaan Umum, 2005,Panduan Pemeliharaan Jalan, Serial
Panduan,
Puslitbang
PrasaranaTransportasi, Bandung.
[4].
Howardy, Suparma.L.B,
Satyarno. f,Pelaksanaan
Lapis
Beton
(laston)untuk
Jalan
Raya, Yayasan BadanPenerbit Departemen Pekerjaan Urmrm,
Jakiltfl.
[8].
Sukirman.
S,
2007,
Beton
AsPalCampuran
Panas,
Yayasan Oborlndonesi4 Jakarta.
[9].
Utama. Do
2006,
PengaruhPenggunaan
Belerang
Pada CampuranAspal,
http://www.ziddu-com
[10].Wihemdra,
2008, Sulfur,http : //w ihemdr a.w ordpre s s. com
2008,
PerancanganLaboratorium
Campuran
HRS-WC
DenganPenggunaan Buton Granular Asphalt
(BGA) SebagaiBahan Addittve. Forum
Teknik
Sipil No.
XV[I/3-September2008.
Jufres, Juffrez, 2010,
Bahan Lapis
Keras, ht tp :
/
/j uffre z. b I o gs p o t. c o m. Pusat Penelitian dan PengembanganTeknologi Mineral dan Batubarg 2005,
Belerang, http://www.tekmira.esdm.
go.id.
SKBI-2.4.2 6.1987, 1987,
Petunjuk
fm
FT
{I
t5l.
t6l.
t7l.
br
rrh
qr
tuL'tr
6
LI
Fqrr
rti
q
&*
tilE
.Es
trt
Fct
E
Sce
tn!
bcr
(al
trt
H
Kd
tlsl
.h