• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS IX-F SMP NEGERI 1 PADEMAWU TAHUN PELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS IX-F SMP NEGERI 1 PADEMAWU TAHUN PELAJARAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI

MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS IX-F

SMP NEGERI 1 PADEMAWU

TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

ABSTRAK

Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat. Berbicara tentang mutu pendidikan, khususnya pendidikan formal, salah satu barometernya dapat dilihat melalui hasil atau prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik. Pengerjaan lembar kerja peserta didik tersebut dimaksudkan untuk melatih peserta didik agar dapat mengkomunikasikan materi yang diserap dalam kegiatan pembelajaran melalui pengerjaan lembar kerja peserta didik. Rendahnya kemampuan peserta didik menjadi petunjuk adanya kelemahan sekaligus kesulitan belajar, yang dalam hal ini berarti ada kelemahan dan kesulitan belajar memahami konsep dasar matematika. Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama pada pelajaran matematika, diperlukan pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar dan kreativitas para peserta didik.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan terdiri dari 3 siklus masing-masing siklus meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah peserta didik kelas IX-F. Data yang diperoleh berupa hasil tes siklus dan lembar observasi. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu siklus I (56,25%) siklus II (65,625%) siklus III (87,5%).

Kata Kunci : Penggunaan, Lembar Kerja Peserta Didik, Pemahaman

Mata pelajaran Matematika di Sekolah Menengah merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai ilmiah pada peserta didik serta menumbuhkan berpikir praktis. Namun demikian dalam kegiatan pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah pada umumnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Menurut hasil pengamatan penulis selama ini, prestasi yang dicapai peserta didik dalam mata pelajaran Matematika di sekolah pada umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan beberapa mata pelajaran yang lain seperti PPKn, Bahasa Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah karena peserta didik belum memahami konsep-konsep dasar Matematika, mengingat selama ini pemberian materi banyak dilakukan melalui ceramah dan metode latihan soal. Padahal pemahaman atas konsep dasar Matematika tidak cukup apabila hanya dilakukan melalui kedua metode tersebut.

Perlu adanya upaya tindak lanjut yang salah satunya berupa lembar kerja peserta didik oleh peserta didik. Guru sendiri belum menciptakan Budaya memberikan latihan yang menggunakan lembar kerja, setelah peserta didik melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Dengan mengerjakan lembar kerja peserta didik setelah mengadakan aktivitas pembelajaran Matematika melalui tugas, peserta didik diharapkan dan mau tidak mau berusaha menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan dan menyerahkan hasilnya pada guru. Dengan demikian secara tidak langsung peserta didik dituntut untuk memahami konsep dasar Matematika yang tertuang dalam bentuk lembar kerja peserta didik.

Dari uraian di atas muncul kerangka pemikiran bahwa rendahnya pemahaman materi Matematika dikarenakan peserta didik kurang memahami konsep dasar Matematika. Permasalahan dalam keampuan utuk Oleh: Indang Sriyana, S.Pd

(2)

memahami konsep dasar matematika juga selalu terjadi pada peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu.

Dari data yang ada menunjukkan bahwa pada pekerjaan pertama hingga ke tiga, hanya ada 10% - 25% peserta didik yang mendapat nilai 75 ke atas (batas ketuntasan matematika SMP Negeri 1 Pademawu). Namun sebagian besar peserta didik mendapat nilai di bawah 75. bahkan ada yang mendapat nilai 15 (nilai terendah).

Rendahnya kemampuan peserta didik menjadi petunjuk adanya kelemahan sekaligus kesulitan belajar, yang dalam hal ini berarti ada kelemahan dan kesulitan belajar memahami konsep dasar matematika. Mengenai masalah ini guru kelas IX mengidentidifikasi penyebab kegagalan peserta didik dalam proses belajar dan mengerjakan soal. Berkaitan dengan rendahnya minat dan motivasi mereka terhadap pelajaran matematika. Adapaun berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik diperoleh fakta bahwa bagi mereka aktivitas belajar hanya dilakukan kalau ada tugas dari guru. Oleh karenanya mereka tidak merasa perlu memperhatikan latihan soal. Hal itulah yang membuat peserta didik kurang termotivasi untuk mempelajai matematika. Karena peserta didik memiliki anggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan tidak disukai.

Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama pada pelajaran matematika, diperlukan pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar dan kreativitas para peserta didik. Adapun upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar seperti itu adalah dengan menggunakan pendekatan yang menekankan pada aktivitas-aktivitas selama proses kreatif tersebut berlangsung, yaitu pendekatan proses

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan terungkap bahwa penelitian, percobaan dan pengamatan secara langsung, kemungkinan hal ini disebabkan dalam mengajar mereka, yang terpenting adalah materi pelajaran dapat disampaikan secara keseluruhan sesuai dengan jatah waktunya. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah dengan penggunaan lembar kerja

peserta didik dapat meningkatkan pemahaman materi Matematika pada peserta didik Kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu?”

Dalam rangka menjawab permasalahan, penulis mencoba untuk memberikan tindakan dalam proses belajar mengajar Matematika berupa pengunaan lembar kerja peserta didik setelah mengadakan kegiatan pembelajaran. adapun tujuan yang hendak dicapai bertolak dari permasalahan di atas, adalah: untuk mengetahui apakah penggunaan lembar kerja peserta didik dapat mempermudah pemahaman materi Matematika.

Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan indikator-indikator ketercapaiannya. Indikator ini dirumuskan dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (1) selama ini dalam pembelajaran matematika belum pernah diterapkan penggunaan lembar kerja, (2) jumlah peserta didik yang mendapat nilai minimal 75 kurang dari 50%, dan (3) peserta didik kelas IX.F saat ini jumlahnya cukup besar, yaitu 32 orang

Yang menjadi tujuan secara umum yaitu untuk mengetahui peningkatan pemahaman materi matematika pada peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu setelah menggunakan lembar kerja peserta didik. Sedangkan tujuan tiap indikator pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu dengan menggunakan lembar kerja; 2) Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran matematika peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu melalui penggunaan lembar kerja; dan 3) Meningkatkan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran Matematika dengan pendekatan proses sebagaimaa yang dikehendaki dalam kurikulum.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Siklus Pertama

Tahap pelaksanaan tindakan yang berupa pembelajaran matematika pada Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Indikator: Menghitung Luas Selimut Tabung, Kerucut dan Bola, dilakukan dalam 1 kali tatap muka dengan menggunakan waktu 2 x 40 menit.

(3)

pelaksanaan diawali dengan pemberian apersepsi berupa Tanya jawab tentang tabung, kerucut dan bola beserta unsur-unsurnya yang sudah dibahas pada pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya, peserta didik diminta mengamati benda-benda yang terbuat dari karton, kemudian mengguntingnya pada sisi tegaknya (tinggi tabung), maka terbentuk jaring-jaring tabung, kemudian kerucut dengan langkah yang sama seperti tabung pada bola peserta didik membuat percobaan dengan melilitkan tali pada kulit bola, kemudian tali pada kulit bola dipindahkan pada tabung ternyata tali tersebut seluruhnya menyelimuti selimut tabung, dengan ketentuan diameter tabung = diameter bola = tinggi tabung. Kemudian guru meminta peserta didik untuk mengamatinya dan membuat kesimpulan. Dengan bantuan guru peserta didik menentukan luas tabung, kerucut dan bola. Setelah luas tabung kerucut dan bola disimpulkan dengan benar peserta didik diarahkan untuk membuat rangkuman. Kemudian guru memberi contoh soal dan peserta didik memperhatikan dengan baik. Setelah peserta didik paham dan bisa maka peserta didik diberi latihan soal dengan menggunakan lembar kerja. Pada lembar kerja ini anak dibantu bagaimana cara mengerjakan soal yang benar. Maka disini anak tinggal mengisi titik-titik saja. Dengan demikian supaya anak terlatih untuk mengerjakan soal dengan langkah dan menggunakan prinsip dasar yang benar. Setelah selesai dikoreksi bersama peserta didik, mana soal yang peserta didik merasa kesulitan kemudian dibahas bersama hingga peserta didik paham kemudian peserta didik diberi soal ulangan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik. Peserta didik mengerjakan soal secara individu maka tidak boleh ada diskusi. Setelah selesai soal dikumpulkan oleh guru untuk dikoreksi dan dinilai.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: a) Masih banyak yang belum aktif, dia masih belum bisa memanfaatkan waktu dengan baik karena dia hanya diam saja; b) Masih banyak yang kurang antusias dalam mengerjakan; c)

56,25% peserta didik sudah mencapai nilai ≥ 75.

Berkaitan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa indikator penelitian ini belum tercapai, peneliti berupaya menggali faktor penyebab fenomena tersebut, kemudian melakukan refleksi bersama-sama. Adapun hasilnya adalah, a) Para peserta didik belum bisa aktif dalam mengerjakan ulangan karena takut atau malu bertanya pada guru; b) Para peserta didik yang kurang antusias di dalam mengerjakan yang menjadi penyebabnya adalah faktor kurang percaya diri dengan kemampuannya; c) Untuk peserta didik yang mendapat nilai kurang dari 75 ini disebabkan kurangnya perhatian peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Refleksi dari hasil tindakan siklus ini adalah para peserta didik perlu diberi motivasi tentang pentingnya dalam mengikuti pembelajaran, dan perlu diberi waktu yang lebih banyak dan diadakan pembimbingan lagi.

Hasil Penelitian Siklus Kedua

Pada siklus ini guru selaku peneliti menyiapkan materi pembelajaran yang akan digunakan. Pada siklus kedua ini masih tetap menggunakan materi Bangun Ruang Sisi Lengkung (tabung, kerucut dan bola), indikator menghitung volume tabung, kerucut, dan bola. Materi ajar diambil dari Buku Pegangan Peserta didik.

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti menyusun skenario pembelajaran dengan memperhatikan hasil tindakan siklus I, selain itu yang perlu disiapkan adalah media pembelajaran tabung, kerucut dan bola. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh adalah, a) Guru memberi apersepsi; b) Guru menunjukkan tabung, kerucut dan bola; c) Guru mengingatkan kembali volume balok; d) Untuk mencari volume tabung caranya sama dengan volume balok, yaitu luas alas x tinggi; e) Guru bersama peserta didik untuk mencari volume kerucut; f) Guru bersama peserta didik mencari volume bola; g) Peserta didik melakukan percobaan mencari volume kerucut dan bola; h) Peserta didik menyimpulkan tentang volume tabung, kerucut dan bola; i) Guru membagikan lembar

(4)

kerja kepada peserta didik untuk evaluasi pembelajaran; j) Peserta didik mengerjakan latihan soal pada lembar kerja yang telah disediakan; k) Guru meneliti/ memperhatikan peserta didik yang sedang mengerjakan latihan soal; l) Guru menjelaskan soal-soal yang peserta didik merasa kesulitan; m) Guru mengoreksi hasil tes/ ulangan dan menganalisisnya sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan Siklus II.

Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melakukan pembelajaran. Pertemuan ini (2 x 40 menit) diawali dengan pemberian apersepsi dengan pertanyaan mengenai unsur-unsur tabung, kerucut dan bola. Selanjutnya guru memberikan contoh nyata benda-benda yang berbentuk tabung, kerucut dan bola. kemudian guru bersama peserta didik mempraktekkan mencari volume tabung, kerucut dan bola. Setelah peserta didik dinilai dapat memahami bagaimana cara mendapatkan volume tabung, kerucut dan bola mereka diminta untuk mencoba sendiri dengan cara berkelompok, bagaimana cara menetukan volume tabung, kerucut dan bola. meski demikian bimbingan guru tetap diberikan kepada peserta didik yang tampak mengalami kesulitan, baik bagaimana cara melakukannya maupun langkah-langkahnya. Setelah peserta didik merasa paham dan jelas peserta didik diarahkan untuk membuat suatu kesimpulan tentang rumus volume tabung, kerucut dan bola.

Guru memberi contoh soal dalam lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan peserta didik sebagai alat mengevaluasi sampai dimana peserta didik dapat memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/ peneliti. Setelah peserta didik dirasa cukup memahami materi yang diberikan oleh guru kemudian peserta didik diberi soal untuk ulangan yang telah disiapkan oleh guru/ peneliti, dengan langkah-langkah kerja seperti yang telah dicoba/ dikerjakan peserta didik pada lembar kerja pada pertemuan pertama.

Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data sebagai berikut: a) Peserta didik yang kurang aktif dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran mulai berkurang; b) Peserta didik mulai antusias di dalam mengerjakan

soal; dan c) 65,625% peserta didik sudah mencapai nilai ≥75.

Dari hasil refleksi yang dilakukan guru/peneliti diperoleh fakta-fakta dan rencana tindakan adalah: a) Untuk peserta didik yang kurang antusias dan kurang aktif selama pembelajaran berlangsung beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit. Sehingga mereka tidak percaya diri dengan kemampuannya. Ini terlihat dari bagaimana cara dia mengerjakan soal, dia tidak tenang selalu minta pertimbangan temannya, sehingga pekerjaannya/ jawabannya sering diganti-ganti yang menyebabkan jawabannya menjadi kotor dan banyak coretannya. Ini akan diatasi dengan meyakinkan kepada anak bahwa jawabannya itu belum tentu salahm dan mungkin jawaban dari temannya itu malah masih banyak kekurangannya; b) Peserta didik nilainya kurang dari 75 ini disebabkan karena peserta didik kurang maksimal dalam pengerjaannya, karena kurang memanfaatkan contoh-contoh yang diberikan guru, disebabkan kurang memahami langkah-langkah mengerjakannya, karena itu pembetulan yang dilakukan hanya bersifat coba-coba, sehingga perbaikan yang dilakuan masih juga salah. Kesulitan ini akan di atasi dengan cara guru memberi banyak contoh tentang penyelesaian soal-soal yang baik, selain itu, karena pemberian tanda-tanda kesalahan pada jawaban/pekerjaan peserta didik sangat membantu dalam melakukan perbaikan, langkah tersebut akan tetap diterapkan pada siklus berikutnya.

Hasil Penelitian Siklus Ketiga

Pada siklus ini Kompetensi yang akan diajarkan adalah “Memahami Sifat-Sifat Tabung, Kerucut dan Bola, serta Menentukan Ukurannya” pada Kompetensi Dasar: Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola. Pada Indikator: Menghitung unsur-unsur pada tabung, kerucut, dan bola jika volumenya diketahui.

Sebelum melaksanakan siklus III ini, penerapan langkah-langkah yang berdasarkan hasil penerapan siklus I dan II belum berhasil diperbaiki untuk diterapkan lagi.

Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan guru selaku peneliti dengan melakukan pembelajaran pada Kompetensi

(5)

Dasar “Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola”. Pada pertemuan ini guru mengadakan apersepsi dengan menanyakan tentang unsur-unsur volume dan luas tabung, kerucut dan bola. yang terdapat dalam materi pembelajaran pada pelajaran sebelumnya. Selanjutnya peserta didik diminta membuka buku pelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Kompetensi Dasar: Memecahkan Masalah Yang Berkaitan Dengan Tabung, Kerucut dan Bola. Pertama-tama guru menyampaikan/ menjelaskan tentang materi pembelajarannya dan peserta didik memperhatikan dengan seksama. Bila ada hal-hal yang dirasa peserta didik masih belum paham, peserta didik diarahkan untuk bertanya. Kemudian guru memberikan contoh soal untuk diselesaikannya. Peserta didik diminta memahami dengan baik. Kalau dinilai anak sudah memahaminya dengan baik, maka guru selaku peneliti memberikan latihan soal kepada peserta didik untuk dikerjakannya, yang berupa lembar kerja masing-masing peserta didik menerima lembar kerja. Pekerjaan yang sudah selesai dikumpulkan pada. Selanjutnya guru mengoreksi pekerjaan peserta didik untuk dinilai.

Berkaitan dengan hasil observasi, guru selaku peneliti melakukan refleksi dengan hasil sebagai berikut: a) Peserta didik yang belum menunjukkan keaktifan dan kesungguhannya karena bimbingan yang diberikan guru tidak bisa maksimal, mengingat jumlah peserta didik dalam satu kelas yang cukup besar, yaitu 32 peserta didik. Pada pembelajaran berikutnya masalah ini akan diatasi dengan meminta para peserta didik yang masih kesulitan dalam mengerjakan soal dengan baik untuk duduk di deretan depan. Cara ini memungkinkan mereka mendapat bimbingan secara individual lebih banyak; b) Masalah peserta didik yang belum bisa menunjukkan kesungguhannya dalam mengerjakan soal karena mereka tidak berupaya untuk memperbaiki pekerjaannya, padahal sudah diberi tahu oleh guru bahwa pekerjaannya masih banyak kekeliruannya. Ini tampak dari fakta bahwa bagian-bagian jawaban yang telah ditunjukkan oleh guru tidak diperbaiki peserta didik; c) Para peserta didik yang

belum mampu mendapat nilai 75 permasalahannya hampir sama seperti di atas.

Refleksi lebih lanjut mengenai hal ini mendapati bahwa para peserta didik

beranggapan bahwa

pekerjaannya/jawabannya sudah selesai atau sudah benar sehingga tidak perlu diperbaiki lagi. Untuk meluruskan pandangan peserta didik tersebut guru selaku peneliti akan menyampaikan bagaimana cara mengerjakan soal yang benar melalui berbagai kesempatan.

Mengingat pencapaian siklus III yang telah sesuai dengan Indikator yang dirumuskan, penelitian ini diakhiri. Namun demikian, karena masih terdapat hambatan dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja, guru selaku peneliti memutuskan untuk tetap menerapkan tindakan pada pembelajaran berikutnya.

PEMBAHASAN

Melihat pencapaian indikator penelitian antar siklus dapat dinyatakan bahwa penerapan dengan menggunakan lembar kerja pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran matematika para peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu. Dengan kata lain bahwa suatu proses pembelajaran akan menghasilkan suatu kualitas yang baik, bila aktivitas-aktivitas dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.

Dalam kegiatan belajar mengajar sering terdapat beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, banyak faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik, salah satunya adalah kurang motivasi dalam belajar. Hal ini seperti diungkapkan A. Tabrani Rusyan, yaitu ”Sumber kegagalan belajar dapat berasal dari kurangnya motivasi belajarnya”. Penggunaan lembar kerja ini sebagai motivasi dalam proses pembelajaran matematika.

Dengan demikian dalam upaya perbaikan kesulitan belajar peserta didik guru dituntut agar dapat memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan peserta didik untuk belajar. Hanya apabila mempunyai motivasi yang kuat, peserta didik akan minatnya, aktivitasnya dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang sedang dilakukan,

(6)

berkaitan dengan ini A. Tabrani Rusyan (1989: 127) mengemukakan,” Belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan sulit untuk berhasil”, seperti yang diungkapkan juga oleh Sardiman A.M. (1990) bahwa, ”Seorang peserta didik yang mempunyai intelegensi tinggi boleh jadi gagal dalam belajarnya karena kurangnya motivasi”. Jadi motivasi dapat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar peserta didik.

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan diskripsi hasil yang dicapai, dapat disimpulkan bahwa: 1) Penerapan pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja dapat meningkatkan keaktifan dan kesungguhan peserta didik kelas IX.F SMP Negeri 1 Pademawu dalam melakukan aktifitas pembelajaran, ini ditunjukkan dari meningkatnya presentase jumlah peserta didik yang memenuhi kriteria pada Indikator tersebut, baik dari siklus I ke siklus II, maupun dari siklus II ke siklus III. Peningkatan kualitas jawaban /pekerjaan peserta didik juga mengindikasikan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran; 2) Penerapan pendekatan dengan menggunakan lembar kerja meningkatkan hasil pembelajaran, ini ditunjukkan dari adanya peningkatan presentase jumlah peserta didik yang mendapat nilai minimal 75. Bahkan dari data nilai dapat dinyatakan bahwa sejak siklus I ketercapaian pekerjaan peserta didik kelas IX.F lebih tinggi bila dibandingkan nilai menulis sebelumnya; dan 3) Penerapan pendekatan dengan menggunakan lembar kerja dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Pademawu khususnya di kelas IX.F hingga mencapai 87,5 %.

Saran

Tindakan pada penelitian ini pada hakekatnya layak digunakan dan dikembangkan oleh guru yang mengalami permasalahan sejenis terutama untuk meningkatkan prestasi belajar matematika.

Kreativitas guru sangat menentukan keberhasilan penerapan model ini, karena sebelum menerapkan model ini guru harus merancang pembelajaran yang dapat mengkondisikan peserta didik aktif melakukan kegiatan penelitian/ pengamatan, sebaiknya guru meningkatkan kreativitasnya dalam mengajar

DAFTAR RUJUKAN

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Chaplin. 1972. Kamus Psikologi. Jakarta: Penerbit Gramedia.

Moh. Uzer Usman. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remadja Roesdakarya.

Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Roesdakarya.

Nasution, S. 1972. Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Jenmars.

Ngalim Purwanto. 1983. Ilmu Pendidikan Teoretis Praktis. Bandung: Remaja Karya.

Roestiyah N. K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bhineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.

1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Zahara Idris dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Zainal Arifin. 1988. Evaluasi Instruksional

Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: CV. Remaja Karya.

___________. 1985. Suatu Pengantar dalam Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV. Saudara.

Penulis: Indang Sriyana,

S.Pd., Guru pengajar di SMP Negeri 1

Pademawu Kec. Pademawu Kab. Pamekasan

Referensi

Dokumen terkait

membuahkan sifat sabar yang lebih bernilai dari pengorbanan menghadapi nasfu mengikut kaca mata al-Makk i. Diperhatikan, ketika al-Makk i memerihalkan sifat sabar,

Pengolahan data terdiri dari pengujian fungsi distribusi waktu antar kerusakan dengan uji S- Mann, penentuan parameter distribusi waktu antar kerusakan, dan penentuan uptime dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Ponjong II

Untuk itu, pemerintah perlu melaksanakan program tersebut dengan sebaik- baiknya, sehingga nantinya akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dari lembaga pemerintah

Secara sosiologis dan historis, penyebaran tarekat di Aceh tidak terlalu sulit dilakukan karena masyarakat Aceh merupakan penganut Islam yang sangat menjunjung tinggi

Animasi pada Flash yang digunakan untuk menggerakan objek dari satu.. titik ke titik lain tanpa mengalami

Hasil penelitian menunjukkan kincir air breastshot dengan jumlah sudu 16 buah lebih baik dalam memanfaatkan energi air dibandingkan ketika menggunakan sudu 8

Jawab: Kedisiplinan siswa baik tapi kurang maksimal mbak, setiap hari anak-anak sudah tepat berangkat sekolah, berpakaian sesuai dengan aturan sekolah dan mengerjakan