• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATHEMATICAL UNDERSTANDING AND LEARNING MOTIVATION ON THE STREET CHILDREN OF THE TEEN AGE TO BAR SUBJECT: Descriptive Research on 3 Street Children Aged Teens through Learning with Media Crafts at Shelter Home Sahaja Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MATHEMATICAL UNDERSTANDING AND LEARNING MOTIVATION ON THE STREET CHILDREN OF THE TEEN AGE TO BAR SUBJECT: Descriptive Research on 3 Street Children Aged Teens through Learning with Media Crafts at Shelter Home Sahaja Cimahi."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN...i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Penjelasan Istilah dalam Judul ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Matematis ... 9

B. Motivasi Belajar ... 12

C. Anak Jalanan ... 14

D. Remaja... 15

E. Balok ... 18

F. Pembelajaran Berbasis Media Kerajinan Tangan ... 21

G. Rumah Singgah ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 24

B. Metode Penelitian Deskriptif ... 25

C. Objek dan Subjek Penelitian ... 28

(2)

E. Instrumen Penelitian... 29

F. Data dan Sumber Data ... 40

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

H. Analisis Data ... 42

I. Uji Keabsahan Data... 43

J. Tahap-tahap Penelitian ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 47

a. Identifikasi Pemahaman Matematis ... 49

b. Identifikasi Motivasi Belajar ... 69

B. Pembahasan Pemahaman Matematis dan Motivasi Belajar pada 3 Anak Jalanan Berusia Remaja ... 93

a. Analisis Pemahaman Matematis ... 94

b. Analisis Motivasi Belajar ... 97

c. Analisis Pemahaman Matematis 3 Anak Jalanan Berdasarkan Usia Remaja... 99

d. Analisis Motivasi Belajar 3 Anak Jalanan Berdasarkan Usia Remaja... 102

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 108

C. Rekomendasi ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Angket Motivasi Belajar ... 34-35 Tabel 3.2 Lembar Observasi ... 37-38

Tabel 4.1 Analisis Pemahaman Matematis Subjek 1 ... 94

Tabel 4.2 Analisis Pemahaman Matematis Subjek 2 ... 95

Tabel 4.3 Analisis Pemahaman Matematis Subjek 3 ... 96

Tabel 4.4 Analisis Motivasi Belajar Subjek 1 ... 97

Tabel 4.5 Analisis Motivasi Belajar Subjek 2 ... 98

(4)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Balok (a) ... 18

Gambar 2.2 Balok (b) ... 18

Gambar 2.3 Jaring-jaring balok (i) ... 19

Gambar 2.4 Jaring-jaring balok (ii) ... 19

Gambar 2.5 Jaring-jaring balok (iii)... 19

Gambar 2.6 Jaring-jaring balok (iv) ... 19

Gambar 2.7 Jaring-jaring balok (v) ... 19

Gambar 2.8 Jaring-jaring balok (vi) ... 19

Gambar 2.9 Jaring-jaring balok (vii) ... 20

Gambar 2.10 Jaring-jaring balok (viii)... 20

Gambar 2.11 Jaring-jaring balok (ix) ... 20

Gambar 4.1 Catatan Harian Subjek 1 (1) ... 56

Gambar 4.2 Catatan Harian Subjek 1 (2) ... 56

Gambar 4.3 Catatan Harian Subjek 1 (3) ... 56

Gambar 4.4 Catatan Harian Subjek 2 (1) ... 57

Gambar 4.5 Catatan Harian Subjek 2 (2) ... 57

Gambar 4.6 Catatan Harian Subjek 2 (3) ... 57

Gambar 4.7 Catatan Harian Subjek 3 (1) ... 58

Gambar 4.8 Catatan Harian Subjek 3 (2) ... 58

Gambar 4.9 Catatan Harian Subjek 1 (4) ... 59

Gambar 4.10 Catatan Harian Subjek 1 (5) ... 59

Gambar 4.11 Catatan Harian Subjek 2 (4) ... 60

Gambar 4.12 Catatan Harian Subjek 2 (5) ... 60

Gambar 4.13 Catatan Harian Subjek 3 (3) ... 61

Gambar 4.14 Catatan Harian Subjek 3 (4) ... 61

Gambar 4.15 Catatan Harian Subjek 1 (6) ... 61

Gambar 4.16 Catatan Harian Subjek 1 (7) ... 62

(5)

Gambar 4.18 Catatan Harian Subjek 1 (9) ... 63

Gambar 4.19 Catatan Harian Subjek 2 (6) ... 64

Gambar 4.20 Catatan Harian Subjek 2 (7) ... 64

Gambar 4.21 Catatan Harian Subjek 3 (5) ... 65

Gambar 4.22 Catatan Harian Subjek 3 (6) ... 65

Gambar 4.23 Catatan Harian Subjek 3 (7) ... 65

Gambar 4.24 Balok dari Karton ... 66

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A (RPP dan Instrumen Penelitian) ... 112

A.Kisi-kisi Soal Pretest ... 113

B.Kisi-kisi Soal Posttest ... 116

C.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 119

D.Kisi-kisi Lembar Observasi ... 134

E. Kisi-kisi Wawancara ... 137

F. Kisi-kisi angket Tertutup ... 139

LAMPIRAN B (Data Hasil Penelitian) ... 142

A.Hasil Pretest ... 143

B.Dokumentasi Selama Pembelajaran ... 149

C.Hasil Posttest ... 151

D.Lembar Observasi ... 157

E. Hasil Wawancara ... 177

F. Hasil Angket ... 183

G.Jurnal Harian Peneliti ... 198

H.Catatan Harian Anak Jalanan ... 210

LAMPIRAN C (Surat Keterangan) ... 223

Surat Izin Penelitian ... 224

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 225

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena anak jalanan di Indonesia menjadi sorotan penting karena jumlahnya yang cukup banyak. Menteri Sosialmenyatakan bahwa jumlah anak jalanan pada tahun 2013 secara nasional adalah 230.000 orang. (Austin's Foundation, 2013).

Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial

(Disnakertransos) Kota Cimahi, jumlah Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang ada di Kota Cimahi berdasarkan data 2009 sebanyak 19.248 orang yang mencakup 27 jenis PMKS seperti anak jalanan, pengemis, gelandangan, penyandang cacat, wanita tuna sosial, penyalahgunaan narkoba, dan jenis lainnya. Pada tahun 2013 pihaknya melakukan up date data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Dari up date tersebut masuk sekitar 16.000 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Efi(Kepala Disnakertransos) mengatakan bahwa:

untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan upaya penggarapan PMKS yang lebih intensif di antara program yang sudah berjalan, seperti program rumah singgah bagi pengemis. Saat ini Kota Cimahi memiliki satu rumah singgah yang dihuni sekitar 65 pengemis, baik yang berasal dari Cimahi maupun asal luar Cimahi. 65 pengemis tersebut terutama usia Sekolah Dasar (SD) dan usia sekolah menengah pertama (SMP). Di rumah singgah yang ada di Kel. Setiamanah tersebut, anak-anak jalanan dibina Bagian Sosial Disnakertransos yang bekerja sama dengan pengelola rumah singgah.

(Galamedia, 29 Januari 2013)

(8)

pasal 31 ayat 1 yaitu setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Anak jalanan sebagai salah satu warga negara Indonesia juga berhak mendapatakan pendidikan. Pendidikan di Indonesia harus merata karena pendidikan tidak hanya untuk orang-orang yang mampu dalam ekonomi, tetapi pendidikan juga merupakan hak yang harus didapatkan oleh orang yang tidak mampu dalam ekonomi.

Anak jalanan terpaksa harus turun ke jalan untuk bekerja memenuhi kehidupan mereka, diantaranya ada yang bekerja sebagai pengamen, penjual koran, pedagang asongan, dan pemulung. Setiap hari mereka mengais rezeki untuk menyambung hidup tanpa memikirkan tentang pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan untuk bekal di masa depan. Ada sekelompok orang dari lapisan masyarakat yang berinisiatif mendirikan sebuah rumah singgah sebagai tempat singgah anak jalanan untuk memberikan pendidikan yang dibutuhkan oleh mereka. Mereka yang masih ingin belajar, selalu datang ke rumah singgah tersebut.

(9)

3

Para pengajar yang datang adalah relawan yang bersedia mengajar anak jalanan secara sukarela. Anak jalanan mau belajar, jika pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar menarik, sehingga dalam mengajar anak jalanan ini membutuhkan komunikasi yang baik dan kreatifitas yang tinggi. Jika mereka senang dengan kehadiran pengajarnya maka mereka mau belajar. Jika pengajar terlambat datang maka mereka tidak ingin belajar karena waktu sangat berharga bagi mereka untuk mencari uang di jalanan. Kegiatan yang sering mereka lakukan di jalan adalah mengamen untuk mendapatkan penghasilan setiap hari. Selain itu, mereka juga mendapatkan penghasilan dari keterampilan yang telah dibuat. Pemasarannya dilakukan melalui internet oleh pengurus rumah singgah tersebut. Uang hasil mengamen anak jalanan dan hasil penjualan keterampilan, mereka kumpulkan untuk biaya makan anak jalanan setiap hari.

Proses pembuatan kerajinan celengan dibantu oleh pengurus karena mereka belum mahir dalam membuat kerangka untuk dijadikan celengan. Dalam penelitian ini, peneliti akan memberikan pembelajaran tentang cara membuat kerajinan yang lain yaitu tempat tisu berbentuk balok.Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran adalah kurikulum yang dibuat sendiri oleh pengajar dan disesuaikan dengan kebutuhan anak jalanan karena tidak ada kurikulum yang sudah ditetapkan pemerintah dalam pembelajaran pendidikan non-formal. Kurikulum yang ditetapkan pemerintah hanya berlaku untuk pendidikan formal saja.

(10)

sampai tingkat Sekolah Dasar (SD) dan tidak tamat. Namun minat mereka terhadap pelajaran Matematika cukup bagus. Dari 16 orang yang mengisi angket, ada 11 orang yang menyukai pelajaran Matematika karena mereka membutuhkan Matematika agar mampu menghitung uang dengan cepat dari hasil mengamen setiap hari. Mereka hanya mengetahui manfaat Matematika untuk menghitung uang saja padahal masih banyak manfaat Matematika yang ada di sekeliling mereka, namun mereka tidak menyadarinya.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan pembelajaran

Matematika yang diduga dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh mereka. Dalam pembelajaran ini peneliti akan memberitahu tentang cara membuat kerangka celengan dan tempat tisu berbentuk balok. Sebelum memberitahu cara membuat kerangka, anak jalanan diperkenalkan terlebih dahulu mengenai bentuk balok karena pemahaman matematis mereka baru sampai operasi perkalian, mereka belum mengetahui materi tentang balok. Sebelum memperkenalkan balok, peneliti memperkenalkan terlebih dahulu bentuk persegi, persegi panjang, keliling persegi dan persegi panjang, serta luas daerah persegi dan persegi panjang. Setelah itu diperkenalkan bentuk balok beserta sifat-sifatnya, jaring-jaring balok, luas permukaan balok, dan volume balok sebagai bekal untuk membuat kerajinan tangan berupa celengan dan tempat tisu berbentuk balok. Proses pembelajaran bertujuan untuk mencapai salah satu kompetensi dalam pembelajaran matematika, yaitu pemahaman matematis. Melalui pembelajaran seperti ini, diharapkan mereka mudah dalam memahami Matematika serta termotivasi untuk mengikuti pembelajaran di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan dapat mengikuti ujian kesetaraan paket A, B, dan C.

(11)

5

mereka mendapatkan pemahaman matematis terhadap ilmu yang didapat dan menghasilkan produk kerajinan tangan berupatempat tisuyang dapat dijual untuk menambah penghasilan. Melalui pembelajaran seperti ini, mereka tidak hanya mengetahui manfaat Matematika untuk menghitung uang saja tetapi bermanfaat juga dalam pembuatan celengan dan tempat tisuyang berbentuk balok.

Dalam penelitian deskriptif ini, peneliti melakukan penelitian terhadap 3 anak jalanan berusia remaja yang berada di Rumah Singgah Sahaja Cimahi secara mendalam. Subjek dalam penelitian deskriptif ini adalah 3 anak jalanan yang dipilih sesuai kategori usia remaja karena usia remaja adalah usia anak sekolah pada umumnya yang telah dapat berpikir secara formal.Monks (Shofa, 2012) membagi remaja menjadi 3 periode, yaitu remaja awal berlangsung ketika seseorang berada pada usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun, remaja pertengahan berada pada usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun, dan remaja akhir berlangsung pada usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun.

Berdasarkan rentang usia tersebut, peneliti akan meneliti satu orang berusia remaja awal, satu orang berusia remaja pertengahan, dan satu orang berusia remaja akhir. Sedangkan yang akan diteliti adalah latar belakang mereka yang berbeda-beda, pemahaman matematis dilihat dari

cara berpikir mereka pada saat sebelum sampai setelah

pembelajaranselesai, dan motivasi belajar mereka dari sebelum sampai setelah pembelajaran selesai. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian deskriptif terhadap pemahaman matematis dan motivasi belajar 3 anak jalananberusia remaja pada materi balok melalui pembelajaran Matematika dengan bantuan media kerajinan tangan di Rumah Singgah Sahaja Cimahi.

B. Rumusan Masalah

(12)

pada materi balok melalui pembelajaran Matematika berbasis media kerajinan tangan di Rumah Singgah Sahaja Cimahi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman matematis 3 anak jalananberusia remaja

pada materi balok melalui kerajinan tangan?

2. Bagaimana motivasi belajar 3 anak jalananberusia remaja pada materi balok melalui kerajinan tangan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian deskriptif terhadap pemahaman matematis dan motivasi belajar 3 anak jalananberusia remaja pada materi balok melalui pembelajaran Matematika berbasis media kerajinan tangan di Rumah Singgah Sahaja Cimahi adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pemahaman matematis 3 anak jalananberusia

remaja pada materi balok melalui kerajinan tangan.

2. Untuk mengetahui motivasi belajar 3 anak jalananberusia

remajapada materi balok melalui kerajinan tangan. D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian deskriptif terhadap pemahaman matematis dan motivasi belajar 3 anak jalananberusia remaja pada materi balok melalui pembelajaran Matematika berbasis media kerajinan tangan di Rumah Singgah Sahaja Cimahi adalah sebagai berikut:

1. Anak jalanan

Anak jalanan mendapatkan ilmu baru tentang materi balok dan kerajinan tangan yang disampaikan selama penelitian yang dapat berguna bagi mereka.

2. Peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman mengajar Matematika di lingkungan pendidikan non-formal.

3. Guru

(13)

7

E. Penjelasan Istilah dalam Judul

1. Pemahaman Matematis

Pemahaman matematis adalah pemahaman seseorang terhadap

suatu konsep Matematika sehingga mampu menyelesaikan

permasalahan Matematika sederhana maupun permasalahan

Matematika yang tidak sederhana.Indikator pemahaman matematis menurut NCTM (Herdian, 2010):

1. mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan;

2. mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh; 3. menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk

merepresentasikan suatu konsep;

4. mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya; 5. mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep;

6. mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep;

7. membandingkan dan membedakan konsep-konsep.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri seseorang atau lingkungan untuk belajar guna mencapai cita-cita yang diinginkan. Indikator motivasi belajar menurut Huda (2012) :

1. tekun menghadapi tugas.

2. pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan.

3. tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi. 4. ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang

diberikan.

5. selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin.

6. menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah.

7. senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya.

8. mengejar tujuan-tujuan jangka panjang.

3. Anak Jalanan

(14)

seseorang yang hanya berkeliaran di jalanan untuk mencari nafkah seperti pengamen.

4. Remaja

Remaja adalah masa perkembangan seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Rentang usia remaja adalah 12 tahun sampai dengan 21 tahun. Remaja dibagi menjadi 3 periode, yaitu remaja awal, remaja pertengahan, dan remaja akhir.

5. Pembelajaran dengan MediaKerajinan Tangan

Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu bidang tertentu.Pembelajaran dengan media adalah interaksi yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu bidang tertentu dengan bantuan perantara yang dipakai oleh pendidik sehingga gagasannya sampai pada penerima.Kerajinan tangan adalah suatu karya yang dibuat dan diolah sehingga memiliki tampilan yang lebih menarik dan nilai manfaat yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, pembelajaran dengan media kerajinan tangan adalah interaksi yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu bidang tertentu dengan bantuan perantara kerajinan tangan yang dipakai oleh pendidik sehingga gagasannya sampai pada penerima.

6. Rumah Singgah

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk meneliti suatu realitas, fenomena, atau gejala.Penelitian kualitatif ini sering disebut sebagai penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Objek dalam penelitian kualitatif adalah penelitian objek yang alamiah. Objek yang alamiah adalah objek yang apa adanya, peneliti hanya meneliti tentang apa yang terjadi di lapangan secara mendalam dengan apa adanya, tidak dimanipulasi (dilakukan treatment) seperti pada penelitian kuantitatif. Kondisi dalam penelitian kualitatif relatif sama, mulai dari kondisi sebelum penelitian, selama proses penelitian, dan setelah penelitian tidak berubah.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen kunci maksudnya instrumen penelitian utama adalah peneliti itu sendiri. Hasil penelitian dapat diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, angket, dan jurnal harian. Hasil observasi, wawancara, angket, dan jurnal harian tersebut merupakan instrumen sederhanayang akan dianalisis oleh peneliti. Hasil penelitian merupakan pandangan peneliti terhadap hasil observasi, wawancara, angket, dan jurnal harian. Sebagian besar hasil penelitian merupakan pandangan peneliti. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas daerah sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

(16)

wawancara, hasil angket, dan jurnal harian sehingga hasil yang diperoleh akan lebih valid.

Pengumpulan data tidak berdasarkan pada teori-teori yang digunakan melainkan didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh selama penelitian di lapangan. Oleh karena itu analisis data dilakukan secara induktif, yaitu mengungkapkan terlebih dahulu fakta-fakta yang diperoleh selama penelitian di lapangan kemudian dikonstruksi menjadi sebuah hipotesis atau teori. Jadi, dalam penelitian kualitatif ini, analisis data dilakukan untuk mendapatkan sebuah hipotesis sedangkan dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan untuk menguji sebuah hipotesis.

Metode penelitian kualitatif digunakana untuk mendapatkan data secara mendalam, sehingga data yang diperoleh akan lebih bermakna. Data yang bermakna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti dan mengandung nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu, penelitian kualitatif tidak menekankan terhadap generalisasi melainkan lebih menekankan terhadap makna dari data yang diperoleh selama penelitian di lapangan.

B. Metode Penelitian Deskriptif

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif karena peneliti melakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran secara mendalam.Menurut Sukmadinata (Wahid, 2013) penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Menurut Whitney (Wahid, 2013) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

(17)

26

tentang suatu keadaan, fenomena, atau seseorang sehingga dapat menghasilkan gambaran yang jelas secara mendalam.

Penelitian deskriptif menurut Etna Widodo dan Mukhtar (Nurfatimah, 2013) kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan lebih pada menggambarkan apa adanya suatu gejala, variabel, atau keadaan.Menurut Anita (2012), beberapa ciri dominan desain penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:

1. bersifat mendeskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual.

2. dilakukan secara survey.

3. bersifat mencari informasi faktual dan dilakukan secara mendetail. 4. mengidentifikasi masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan

dan praktek yang sedang berlangsung.

5. mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok tertentu dalam waktu yang bersamaan.

(18)

dengan meneliti tentang perbedaan waktu yang dapat mempengaruhi jenis permasalahan yang terjadi.

Menurut Anita (2012) beberapa keuntungan dari penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:

1. relatif mudah dilaksanakan.

2. tidak membutuhkan kelompok kontrol atau pembanding. 3. diperoleh banyak informasi penting.

4. dalam penelitian deskriptif dapat ditentukan apakah temuan yang diperoleh membutuhkan penelitian lanjutan atau tidak.

Menurut Sukmadinata (Wahid, 2013) ada beberapa jenis dalam penelitian deskriptif yaitu :

1. studi perkembangan, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya.

2. penelitian deskriptif, metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus.

3. studi kemasyarakatan, kajian intensif yang dilakukan terhadap suatu kelomok masyarakat yang tinggal bersama di suatu daerah yang memiliki ikatan dan karakteristik tertentu.

4. studi perbandingan, bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih dari dua situasional.

5. studi hubungan, disebut juga studi korelasional yang meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel atau lebih.

6. studi waktu dan gerak, ditujukan untuk meneliti atau menguji jumlah waktu dan banyaknya gerak yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan.

7. studi kecenderungan, studi ini diarahkan untuk melihat kecenderungan perkembangan.

8. studi tindak lanjut, merupakan pengumpulan data terhadap para lulusan atau orang-orang yang telah menyelesaikan suatu program pendidikan, latihan atau pembinaan.

9. analisis kegiatan, diarahkan untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan dalam bidang industri, bisnis, pemerintahan, lembaga sosial dan lain-lain baik dalam kegiatan produksi atau layanan jasa.

10. anaisis isi atau dokumen, ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen resmi, yang valid dan keabsahannya.

(19)

28

lebih berupaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan bagaimana dan mengapa. Namun, terkadang juga berupaya untuk menjawab pertanyaan apa atau apakah. Penelitian yang dilakukan ini berupaya untuk menjawab pertanyaan bagaimana karena peneliti ingin mendeskripsikan tentang bagaimana pemahaman dan motivasi belajar 3 anak jalanan yang ditelititerhadap materi balok melalui pembelajaran dengan bantuan kerajinan tangan. Kasus yang diteliti dalam penelitian ini adalah pemahaman matematis dan motivasi belajar 3 anak jalanan berusia remaja. Kasus yang diteliti ini bukan merupakan sebuah peristiwa, namun meneliti 3 anak jalanan. Dari 3 anak jalanan tersebut akan diteliti secara mendalam mengenai bagaimana pemahaman matematis dari sebelum pembelajaran, selama proses belajar, sampai setelah pembelajaran dilakukan. Selain itu, peneliti juga akan meneliti bagaimana motivasi belajar 3 anak jalanan tersebut dari sebelum pembelajaran, selama proses belajar, sampai setelah pembelajaran dilakukan.

C. Objek dan Subjek Penelitian

Fenomena anak jalanan di Indonesia sudah sangat memperihatinkan karena hampir setiap tahun jumlah anak jalanan di Indonesia semakin bertambah. Anak jalanan tersebut terpaksa tinggal di jalanan karena beberapa faktor diantaranya karena kesulitan ekonomi, kedua orang tua cerai, dan kabur dari rumah karena ingin hidup bebas di jalanan. Sebagian besar anak jalanan hanya bersekolah sampai usia Sekolah Dasar (SD) bahkan Sekolah Dasar pun tidak tamat. Oleh karena itu, objek penelitian ini adalah motivasi belajar. Pemahaman matematis anak jalanan baru sampai operasi perkalian, mereka belum mengetahui materi tentang balok. Oleh karena itu, objek penelitian ini adalah pemahaman matematis.

(20)

yaitu remaja awal berlangsung ketika seseorang berada pada usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun, remaja pertengahan berada pada usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun, dan remaja akhir berlangsung pada usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun.

Berdasarkan rentang usia tersebut, peneliti akan meneliti satu orang berusia remaja awal yaitu anak jalanan yang berusia 15 tahun, satu orang berusia remaja pertengahan yaitu anak jalanan yang berusia 17 tahun, dan satu orang berusia remaja akhir yaitu anak jalanan yang berusia 20 tahun. D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah sebuah rumah singgah sahabat anak jalanan (Sahaja) yang terletak di jalan Warung Contong RT 01/09 Kelurahan Setiamanah Cimahi 40524.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Purwanto (2012:183), instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Dalam penelitian deskriptif ini peneliti sebagai instrumen utama karenahasil penelitian ini didasarkan terhadap pandangan peneliti terhadap hasil penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini, karena fokus penelitian sudah jelas maka dikembangkan instrumen sederhana yaitu

pretest, posttest, format wawancara, angket, lembar hasil observasi, serta

jurnal harian. Instrumen sederhana tersebut dikembangkan sesuai dengan indikator dari objek yang akan diteliti yaitu pemahaman matematis dan motivasi belajar. Peneliti memberikan pandangannya terhadap hasil pretest,

posttest, format wawancara, angket,serta lembar hasil observasi yang dibuat

(21)

30

1. Soal Pretest

Sebelum dilakukan pembelajaran, setiap anak diberi tes tertulis secara sederhana berupa pretest untuk mengetahui kemampuan awal mereka terlebih dahulu. Kemudian hasilnya dianalisis untuk mengetahui materi apa yang akan disampaikan. Setelah diketahui materi yang akan disampaikan, maka pembelajaran pun dimulai dengan materi yang disesuaikan dengan kemampuan awal mereka. Soal pretest yang diberikan adalah sebagai berikut:

1) Apakah nama bangun datar di bawah ini?

a.

b.

2) Buatlah bangun datar sesuai ukuran di bawah ini, kemudian cari keliling dan luas daerahnya!

a. Persegi dengan ukuran sisinya 2 cm × 2 cm.

b. Persegi panjang dengan ukuran sisinya 4 cm × 2 cm. 3) Perhatikan gambar di bawah ini.

a. Apakah nama bangun ruang di bawah ini?

b. Sebutkan ciri-ciri dan contoh dari bangun ruang di bawah ini?

4) Buatlah jaring-jaring dari balok!

5) Hitunglah luas permukaan dan volume dari balok dengan ukuran

(22)

2. Soal Posttest

Pemahaman matematis dapat dilihat secara tertulis dari hasil pretest dan posttest. Pemahaman matematis dilihat dari langkah-langkah mereka mengerjakan soal yang diberikan secara tertulis. Dari hasil

posttest, peneliti menganalisis pola pikir mereka pada setiap jawaban

yang tertulis. Soal yang diberikan adalah konsep dasar dari persegi panjang dan balok, serta masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Soal posttest yang dibuat disesuaikan dengan indikator pemahaman matematis, yaitu:

a. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan.

1) Diketahui sebuah persegi dengan ukuran 3 cm × 3 cm dan sebuah persegi panjang dengan ukuran 5 cm × 2 cm.

a. Gambarlah persegi dan persegi panjang tersebut? b. Hitunglah keliling dan luas daerahnya?

2) Gambarlah sebuah balok dengan ukuran 5 cm × 2 cm × 1 cm?

b. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat

yang menentukan suatu konsep.

3) Perhatikan gambar di bawah ini.

a. Sebutkan ciri-ciridari bangun ruang tersebut?

b. Berapa luas permukaan bangun ruang tersebut?

.

c. Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh.

4) Berikan contoh benda berbentuk balok yang ada di

sekelilingmu?

5) Berikan contoh benda bukan berbentuk balok yang ada di sekelilingmu?

2 cm 3 cm

(23)

32

d. Menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk

merepresentasikan suatu konsep.

6) Sebuah kolam renang berukuran 10m × 5m × 2m akan diisi air

sampai penuh. Berapa m3 air yang harus disediakan untuk mengisi kolam renang tersebut?

e. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya.

7) Diketahui jaring-jaring balok di bawah ini.

Jika jaring-jaring di sebelah kiri dibentuk menjadi sebuah balok, maka tentukanlah posisi setiap nomor jaring-jaring tersebut pada balok di sebelah kanan?

2. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah terbuka dan tertutup. Angket terbuka adalah angket berupa beberapa pertanyaan untuk mengenal responden lebih mendalam. Angket terbuka dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui latar belakang mereka menjadi anak jalanan, latar belakang pendidikan mereka, kehidupan mereka selama di jalanan dan rumah singgah. Angket terbuka yang dibuat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengapa kamu menjadi anak jalanan?

2. Apa saja yang kamu lakukan di jalanan?

3. Sejak kapan kamu menjadi anak jalanan? Tahun berapa?

4. Apakah kamu senang menjadi anak jalanan? Mengapa?

5. Setiap hari kamu tidur dimana?

6. Bagaimana cara kamu mencari uang?

7. Berapa hasil yang kamu dapatkan setiap hari? 3

1 2

5

(24)

8. Untuk apa saja uang yang kamu dapatkan?

9. Rumahmu dimana?

10. Kalau di rumah, kamu tinggal sama siapa saja?

11. Kamu anak ke berapa? Dari berapa bersaudara?

12. Apa pekerjaan orangtuamu?

13. Apa cita-cita kamu?

14. Apakah kamu pernah sekolah?

15. Dimana kamu terakhir sekolah?

16. Mengapa kamu tidak sekolah lagi?

17. Apakah kamu masih ingin melanjutkan sekolah?

Mengapa?

18. Sejak kapan kamu ikut belajar di Rumah Singgah Sahaja Cimahi ini?

19. Di Rumah Singgah ini, kamu belajar apa saja?

20. Pelajaran apa yang paling kamu sukai? Mengapa?

21. Apakah kamu senang belajar Matematika? Mengapa?

22. Kamu lebih senang belajar dengan cara apa? Mengapa?

(25)

34

Tabel 3.1

Angket Motivasi Belajar

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

Tekun menghadapi tugas.

1 Saya tidak senang ketika mendapatkan tugas.

2 Saya selalu mengerjakan tugas.

Ulet/pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan.

3 Saya menyerah jika tidak bisa mengerjakan tugas.

4 Saya selalu berusaha mengerjakan tugas

meskipun merasa kesulitan.

Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi.

5 Saya senang ikut belajar.

6 Saya tidak ingin melanjutkan sekolah.

Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan.

7 Saya menyukai pelajaran Matematika

8 Saya tidak menyukai materi persegi panjang.

9 Saya menyukai materi balok.

10 Saya belum mengetahui materi balok

sebelumnya.

11 Saya mengerti terhadap materi yang

diajarkan.

12 Saya bertanya ketika tidak paham terhadap materi yang diajarkan.

13 Banyak manfaat yang didapatkan setelah

(26)

Lanjutan Tabel 3.1

No Pernyataan

Alternatif Jawaban

SS S TS STS

14 Matematika tidak bermanfaat dalam

kehidupan sehari-hari.

15 Saya tidak ingin lebih banyak mengetahui tentang Matematika.

Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin.

16 Saya tidak menyukai kerajinan tangan yang dibuat.

17 Saya tidak ingin mendapatkan nilai yang bagus.

18 Saya selalu berusaha belajar dengan baik. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah.

19 Saya tidak senang menyelesaikan masalah

matematika.

20 Sayaingin mengerjakan berbagai masalah

matematika.

Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya.

21 Saya malas belajar matematika.

22 Saya ingin bisa mengerjakan tugas yang

lebih sulit dari tugas yang telah diberikan. 23 Saya tidak percaya diri dengan kemampuan

sendiri.

24 Saya rela tidak mengamen untuk belajar.

Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang.

25 Saya mempunyai cita-cita.

26

Saya tidak berusaha untuk mencapai cita-cita tersebut.

27 Saya tidak akan ikut belajar di PKBM.

28

(27)

36

3. Lembar Observasi

Selain dilihat dari hasil pretest dan posttest, pemahaman matematis juga dapat dilihat dari lembar hasil observasi. Peneliti mencatat hasil observasi yang dilihat dari hasil catatan harian setiap anak jalanan. Pemahaman matematis dapat diukur melalui indikator pemahaman matematis, yaitu mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan, mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep, mengenal syarat yang menentukan suatu konsep, mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh, menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep, mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya.

(28)

Tabel 3.2

Lembar Observasi

No Objek yang diteliti Ya Tidak

Tekun menghadapi tugas

1 Rajin mengerjakan tugas

2 Tidak melalaikan tugas

3 Senang dalam mengerjakan tugas

Ulet/pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan

4 Tidak menyerah dalam mengerjakan tugas meskipun

menghadapi kesulitan

5 Berusaha mencari tahu sampai paham jika tidak paham

terhadap suatu materi

6 Berusaha menghadapi kesulitan secara mandiri

Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi

7 Senang mengikuti pembelajaran

8 Ada keinginan sendiri untuk belajar

Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan

9 Mencari tahu tentang manfaat matematika

10 Bertanya tentang matematika di luar pembelajaran

11 Bertanya tentang matematika selain materi yang diajarkan 12 Mampu menyelesaikan masalah-masalah matematika 13 Mengerti terhadap materi yang disampaikan

Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin

14 Menunjukkan sikap yang baik selama pembelajaran 15 Aktif selama pembelajaran

16 Senang mendapatkan nilai yang bagus

Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah

(29)

38

Lanjutan Tabel 3.2

No Objek yang diteliti Ya Tidak

18 Mampu memberikan alasan dari jawaban setiap soal yang dikerjakan

19 Senang dalam mengerjakan soal-soal matematika

Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapatnya

20 Semangat dalam belajar matematika

21 Rajin mencatat setiap materi yang diberikan 22 Percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri 23 Meminta tugas yang lebih sulit

Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang

24 Mempunyai cita-cita

25 Belajar dengan sungguh-sungguh Indikator pemahaman matematis

26 Mampu mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan 27 Mampu mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep

28 Mampu memberikan contoh suatu konsep

29 Mampu menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep

30 Mampu mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya

4. Jurnal Harian Peneliti

(30)

menulis laporan hasil observasi harus disertakan waktu yang lengkap seperti hari, tanggal, dan jam.

5. Wawancara

Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara terhadap masing-masing anak berdasarkan indikator motivasi belajar. Format wawancara yang dibuat adalah sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas.

a. Bagaimana perasaan kamu dalam menghadapi tugas?

2. Pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan.

b. Apa kesulitan yang kamu hadapi dalam mengerjakan tugas?

c. Bagaimana sikap kamu jika tidak bisa mengerjakan tugas?

3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk

berprestasi.

d. Apa alasan kamu untuk ikut belajar? Mengapa?

e. Bagaimana perasaan kamu ketika mengikuti

pembelajaran matematika?

4. Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang

diberikan.

f. Pelajaran apa yang paling kamu sukai? Mengapa?

g. Materi apa yang kamu suka dari matematika? Mengapa?

h. Materi apa saja yang kamu pelajari selama pembelajaran kemarin?

i. Apa yang kamu lakukan jika tidak paham terhadap materi yang dipelajari?

j. Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran

(31)

40

5. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin.

k. Apa saja usaha yang kamu lakukan untuk mendapatkan nilai yang bagus?

l. Bagaimana perasaan kamu ketika mendapatkan nilai

yang bagus?

6. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah.

m.Apa manfaat yang kamu dapatkan selama belajar?

n. Apa yang kamu lakukan ketika mendapatkan soal

matematika?

7. Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan

dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan

pendapatnya.

o. Bagaimana sikap kamu selama mengikuti pembelajaran?

p. Bagaimana persaaan kamu ketika bisa mengerjakan

tugas yang diberikan?

8. Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang.

q. Apa cita-cita kamu? Mengapa?

r. Bagaimana cara untuk mencapai cita-cita kamu?

s. Apa saja yang sudah kamu lakukan untuk mencapai

cita-cita tersebut?

Observasi, wawancara, dan pengisian angket tersebut harus dilakukan secara intensif selama penelitian agar terus terkontrol dengan baik. Kemudian hasil dari observasi, wawancara, dan angket tersebut dianalisis dan dibuat laporan dalam bentuk deskriptif.

A. Data dan Sumber Data

(32)

data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau dokumen. Sumber primer dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari hasil pretest, posttest, observasi, hasil wawancara, hasil angket, dan jurnal harian. Sedangkan sumber sekunder dalam penelitian ini adalah informasi yang diperoleh dari pengurus rumah singgah.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), wawancara, kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya (triangulasi). Observasi adalah pengamatan terhadap objek dan subjek penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama proses penelitian. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan permasalahan yang harus diteliti atau digunakan juga untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Kuesioner berisi pernyataan-pernyataan tentang suatu hal yang diteliti secara rinci. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, video, atau karya-karya dari seseorang.

(33)

42

C. Analisis Data

Setelah semua data hasil penelitian terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data. Menurut Bogdan (Sugiyono, 2009:88) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif karena menganalisis dari fakta-fakta yang terjadi selama penelitian sampai menemukan sebuah hipotesis. Proses analisis data kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis telah dimulai sejak sebelum memasuki lapangan, yaitu ketika peneliti melakukan penelitian awal terhadap objek dan subjek penelitian yang akan diteliti. Sebelum memasuki lapangan, peneliti harus menganalisis terlebih dahulu tentang rumusan masalah yang akan diteliti. Setelah memasuki lapangan, analisis dilakukan dalam menyusun format wawancara, angket, dan lembar observasi yang harus disesuaikan dengan masalah yang akan diteliti. Proses analisis data selama di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data

(34)

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009:95), yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2009:99) kesimpulan dalam penelitian adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada, temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

D.Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dilakukan untuk mengetahui validitas data yang diperoleh selama penelitian. Menurut Sugiyono (2009:119), data dikatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Jika data diperolehdari hasil pretest, posttest, observasi, wawancara, angket, dan jurnal harian maka seluruh metode yang dilakukan untuk mendapatkan data tersebut harus sesuai agar data yang diperoleh valid. Langkah yang dilakukan untuk menguji keabsahan data adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan triangulasi

Triangulasi adalah gabungan metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan triangulasi dari beberapa metode yaitu observasi, wawancara, pengisian angket, dan dokumentasi sehingga data yang diperoleh akan lebih dipercaya.

2. Memperpanjang pengamatan

(35)

44

dengan menambah fokus penelitian terhadap 3 anak jalanan yang berusia remaja sehingga memerlukan tambahan waktu untuk menggali informasi lebih dalam lagi. Selain itu, dengan perpanjangan penelitian ini peneliti juga dapat lebih dekat dengan subjek penelitian sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi dari subjek penelitian.

3. Diskusi dengan teman sejawat

Selama penelitian, peneliti sering melakukan diskusi dengan teman seperjuangan yang bersama-sama sedang meneliti anak jalanan juga. Peneliti sering mendiskusikan mengenai proses penelitian mulai dari cara mengajar anak jalanan, instrumen penelitian, sampai tahap pelaporan hasil penelitian di lapangan.

4. Menggunakan bahan referensi

Untuk dasar penulisan, peneliti menggunakan banyak bahan referensi mulai dari referensi buku tentang penelitian kualitatif, penelitian deskriptif, dan psikologi remaja. Selain itu peneliti juga menggunakan referensi lain dari internet mengenai informasi anak jalanan di Kota Cimahi, jurnal tentang anak jalanan, motivasi belajar, artikel tentang pemahaman matematis, dan jurnal tentang pendidikan non-formal. E.Tahap-tahap Penelitian

Prosedur penelitian deskriptifterhadap pemahaman matematis dan motivasi belajar 3 anak jalanan berusia remaja melalui pembelajaran berbasis media kerajinan tangan di Rumah singgah Sahaja Cimahi ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan

(36)

jadwal kegiatan penelitian, dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan selama penelitian.

2. Tahap penelitian

Pada tahap ini, peneliti mulai melakukan penelitian sesuai rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap penelitian, dilakukan terlebih dahulu pretest terhadap subjek penelitian untuk mengetahui kemampuan awal subjek penelitian sebelum memulai pembelajaran mengenai balok. Setelah itu, dilakukam pembelajaran Matematika bersama 3 anak jalanan yang diteliti. Kurikulum dibuat sendiri oleh peneliti. Untuk materi awal, peneliti menyampaikan materi tentang bentuk persegi dan persegi panjang. Setelah itu, dilanjutkan dengan materi keliling dan luas daerah dari persegi dan persegi panjang. Kemudian peneliti menyampaikan bentuk balok, jaring-jaring balok, luas permukaan balok, volume balok, dan kerajinan tempat tisu berbentuk balok. Setelah itu dilakukan posttest untuk melihat pemahaman matematis 3 anak jalanan berusia remaja setelah pembelajaran selesai.

Selama pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi terhadap 3 anak jalanan yang diteliti. Selain itu, peneliti juga membuat jurnal harian pada setiap penelitian. Kemudian peneliti melakukan wawancara terhadap 3 anak jalanan berusia remaja secara mendalam mengenai pemahaman matematis mereka terhadap materi yang telah disampaikan dan motivasi belajar mereka setelah pembelajaran. Selain itu, peneliti memberikan angket kepada keempat anak jalanan tersebut agar data yang diperoleh lebih valid.

3. Tahap pelaporan

(37)

46

(38)

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Hasil penelitian deskriptif tentang pemahaman matematis dan motivasi belajar 3 anak jalanan berusia remaja pada materi balok melalui pembelajaran matematika dengan bantuan media kerajinan tangan di Rumah Singgah Sahaja Cimahi adalah sebagai berikut:

a. Pemahaman matematis 3 anak jalanan berusia remaja

Berdasarkan hasil analisis terhadap pemahaman matematis anak jalanan berusia remaja dapat disimpulkan bahwa anak jalanan sudah mampu memahami materi tentang bangun datar, namun mereka kesulitan untuk memahami materi bangun ruang. Anak jalanan yang berusia 17 tahun (remaja pertengahan) sudah mampu

mengubah gambar jaring-jaring balok menjadi sebuah

baloksedangkan 2 orang yang lainnya kesulitan untuk mengubah gambar jaring-jaring balok menjadi sebuah balok. Berdasarkan hasil tersebut, tingkat pemahaman matematis anak jalanan ternyata masih ada yang tidak sesuai berdasarkan tingkat usianya karena subjek penelitian yang berusia 15 tahun (remaja awal) dan subjek penelitian yang berusia 20 tahun (remaja akhir) tidak sesuai dengan tingkat pemahaman matematis usia remaja pada umumnya.

b. Motivasi belajar 3 anak jalanan berusia remaja

(39)

108

Meskipun begitu, 2 orang tersebut berencana akan ikut belajar di PKBM dan mengikuti ujian paket A, B, dan C agar mendapatkan ijazah untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Motivasi belajar subjek penelitian yang berusia 15 tahun termasuk ke dalam kriteria yang kurang tetapi sesuai dengan kriteria usia remaja awal karena masih kurang bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas. Motivasi belajar subjek penelitian yang berusia 17 tahun termasuk ke dalam kriteria yang sangat baik dan sesuai dengan kriteria usia remaja pertengahan karena bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas, serta motivasi belajar subjek penelitian yang berusia 20 tahun termasuk ke dalam kriteria yang kurang dan tidak sesuai dengan kriteria usia remaja akhir karena tidak bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas.

B. Saran

Selama peneliti melakukan penelitian deskriptif terhadap 3 anak jalanan, banyak hambatan yang dirasakan oleh peneliti. Selain itu, masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti memberikan saran bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya sebatas untuk mengetahui pemahaman

matematis dan motivasi belajar anak jalanan berusia remaja terhadap materi balok saja. Bagi peneliti selanjutnya bisa diteliti mengenai kognitif dan afektif yang lain pada materi selain balok. 2. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih banyak kerajinan tangan yang

dibuatketika belajar karena anak jalanan lebih mudah memahami materi jika disampaikan dengan menggunakan aplikasi secara langsung (konkret) daripada hanya belajar teori.

3. Materi yang disampaikan dapat berupa materi bangun ruang yang lain agar kerajinan tangan yang dibuat dapat lebih bervariasi.

4. Peneliti memberikan saran kepada setiap pendidik agar

(40)

orang yang tidak mampu bersekolah di lingkungan pendidikan formal.

5. Peneliti selanjutnya dapat memberikan motivasi kepada anak

jalanan agar mengikuti ujian paket A, B, dan C untuk mendapatkan ijazah yang dapat digunakan ketika mencari pekerjaan.

C. Rekomendasi

(41)

110

DAFTAR PUSTAKA

Ali dan Asrori. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anita. (2012). Penelitian Deskriptif. [Online]. Tersedia:

http://anitadwinurjanah.blogspot.com/2012/09/penelitian-deskriptif.html yang direkam pada . [1 Agustus 2014].

Austin's Foundation. (2013). Data Jumlah Anak Jalanan di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://austinsfoundation.wordpress.com/2013/02/24/data-jumlah-anak-jalanan-di-indonesia/ yang direkam pada 24 Februari 2013. [6 Apr 2014].

Darhim. (2009). Workshop Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Dariyo, A. (2004). “Pengetahuan Tentang Penelitian Dan Motivasi Belajar Pada

Mahasiswa”. Jurnal Psikologi. Vol. 2 (1), 44-48.

Dasim. (2012). Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sains di

Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia:

http://a-research.upi.edu/operator/upload/t_pd_0908073_chapter3.pdf yang direkam pada . [1 Agustus 2014].

Galamedia. (2013). Pemkot Canangkan Tahun 2014 Bebas PMKS. [Online]. Tersedia: http://www.klik-galamedia.com/pemkot-canangkan-tahun-2014-bebas-pmks yang direkam pada 29 januari 2013 00:26 WIB. [2 Juni 2014]. Herdian. (2010). Kemampuan Pemahaman Matematika. [Online]. Tersedia:

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/ yang direkam pada 27 Mei 2010. [26 Mar 2014].

Huda, M. (2012). Indikator Motivasi Belajar. Tersedia:

http://banjirembun.blogspot.com/2012/10/indikator-motivasi-belajar.html yang direkam pada 14 Okt 2012. [26 Mar 2014].

Kesumawati, N. (2008). “Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika”. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika.

Vol. 1 (2), 229-235.

Nasution. (2009). Metode Research. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nugroho, F. (2010). “Determinan Permasalahan Ekonomi Sosial (Penelitian deskriptif Anak Jalanan di Kota Surakarta)”. UNS: Tidak diterbitkan.

Nurfatimah. (2013). Penelitian Deskriptif. [Online]. Tersedia:

http://nurfatimahdaulay18.blogspot.com/2013/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html yang direkam pada . [31 Juli 2014].

Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shofa, N. (2012). Perkembangan Masa Remaja. [Online]. Tersedia:

http://nawa-shofa.blogspot.com/2012/03/perkembangan-masa-remaja.html yang

direkam pada 16 Maret 2012 02:08 WIB. [2 Juli 2014].

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

Veronika dan Mesra. (2011). “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk

(42)

Tangan dalam Mata Pelajaran SBK Di SDN Desa Lama Kec. Hamparan

Perak T.P 2011/2012”.

Wahid, A. (2013). Rancangan Penelitian Deskriptif. [Online]. Tersedia: http://daun2001.blogspot.com/2013/05/rancangan-penelitian-deskriptif.html yang direkam pada . [31 Juli 2014].

Gambar

Tabel 3.1 Angket Motivasi Belajar
Tabel 3.2 Lembar Observasi

Referensi

Dokumen terkait

a) Faktor internal dibagi menjadi dua golongan yang pertama yaitu: 1) faktor fisiologis (jasmaniah) yaitu faktor yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, misalnya

Muna mengundang Saudara untuk hadir pada kegiatan Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya .yang akan dilaksanakan pada:. Hari/Tanggal : Selasa, 07 Maret 2017 Jam : 10.00 –

Karakteristik tradisional dari sisi kapal penangkap ikan diterapkan di dalam Paragraf 1 Annex II Amandemen MoU Indonesia-Australia 1989 dan hukum nasional Indonesia juga Papua

Scanned by CamScanner... Scanned

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “ Analisis Feminisme Radikal dalam Novel Wajah Sebuah Vagina Karya Naning Pranoto ” adalah

[r]

Figure 6: “Fire resistance hazard analysis” activity diagram To perform the activities, Standard Operating Procedures (SOP), which as applied to DEM is a set of tasks designed

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetuan Status Mutu Air.. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun 2010