• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA: Studi Pada Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 13 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA: Studi Pada Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 13 Bandung."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri

13 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: YOSTI MAHARDIKA

NIM. 0901749

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2014

(2)
(3)
(4)

BERITA ACARA PELAKSANAAN SIDANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri

13 Bandung)

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 25 Juni 2014 Tempat : Ruang Garnadi 01

Panitia ujian terdiri dari :

Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si NIP. 19600412 198603 1 002 Sekretaris : Dr. Kurjono, M.Pd

NIP. 19681020 199802 1 003 Anggota : 1. Dr. H. Kusnendi, MS

NIP. 19600122 198403 1 003 2. Drs. H. Ajang Mulyadi, M.M NIP. 19611102 198603 1 002 Dosen Penguji : 1. Drs. Rahmat Moeslihat

(5)

dan Kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu, yang

memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan

(nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(QS. Al-Insyirah : 2-6)

...Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

Dan Kami akan memberi kamu taufik kepada jalan yang mudah.

(6)

Yosti Mahardika, 2014

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri

13 Bandung)

Yosti Mahardika

Pembimbing : Dr. Kurjono, M.Pd. ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat minat belajar siswa pada pembelajaran Akuntansi, hal ini terlihat dari tingkat presentase siswa yang rendah pada saat menjawab pernyataan pada uji coba angket minat belajar. Hal ini disebabkan karena startegi pembelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional, sehingga pembelajaran kurang menarik minat para siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui perbedaan minat belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen quasi experimental design, adapun desain penelitian yang digunakan yaitu one-group pretest-posttest design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 13 Bandung yang berjumlah 40 orang. Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah angket minat belajar. Teknik pengolahan data berupa pengolahan data kuantitatif yang meliputi uji normalitas data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0 for windows dan pengujian hipotesis parametrik dengan uji t. Hasil perhitungan data menunjukkan bahwa presentase sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigationsebesar 75% berminat rendah dan 70% berminat tinggi. Adapun hasil pengujian hipotesis pada tingkat kepercayaan 95% melalui uji t membuktikan bahwa terdapat perbedaan minat belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

(7)

THE INFLUENCE OF GROUP INVESTIGATION OF COOPERATIVE

LEARNING TO STUDENTS’ LEARNING INTEREST

(A Study of Accounting Subject on Grade XI Social Students in SMA Negeri 13 Bandung)

YostiMahardika

Supervisor: Dr. Kurjono, M. Pd.

ABSTRACT

The present study is conducted based on the lack of students’ interest in learning accounting, it is shown from the low percentage when students are asked to answer learning interest questionnaire. This is because the learning strategy used is still conventional so that the learning is not encouraging the students’ interest. Based on the issue, the aim of the present study is to discover the difference of students’ learning interest before and after the Group Investigation of Cooperative Learning Model treatment. The method of the present study is quasi experimental design with one-group pretest-posttest design. The subject of the study is 40 social students grade XI of SMA Negeri 13 Bandung. The learning instrument used is learning interest questionnaire. The data is analyzed using quantitative technique i.e. data normality test using the software of SPSS 20.0 for windows and parametric hypothesis test by using t-test. The data computation shows that precentage before and after the implementation of Group Investigation of Cooperative Learning Modelis 75% with low interest and 70% with high interest. The result of t-test, testing the hypothesis at 95% level of significance, proves that there is a difference on the students’ learning interest in the accounting subject before and after the implementation of Group Investigation of Cooperative Learning Model.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... v

1.2 RumusanMasalah... 10

1.3 MaksuddanTujuanPenelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Belajar ... 12

2.1.1 Pengertian Belajar ... 12

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 13

2.1.3 Teori Belajar ... 14

2.2 Model Pembelajaran ... 16

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 16

2.2.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran ... 17

2.2.3 Fungsi Model Pembelajaran ... 18

2.3 Model Kooperatif ... 19

2.3.1 Pengertian Model Kooperatif ... 19

2.3.2 Unsur-unsur Model Kooperatif ... 20

2.3.3 Tipe-tipe Pembelajaran dalam Model Kooperatif ... 21

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation ... 22

2.4.1Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation ... 22

2.4.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation ... 23

(9)

2.5 Minat Belajar

... 26

2.5.1 Pengertian Minat Belajar ... 26

2.5.2 Indikator Minat Belajar ... 27

2.5.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 28

2.5.4Cara-cara Meningkatkan Minat Belajar ... 29

2.6Pembelajaran Akuntansi ... 29

2.6.1 Pengertian Akuntansi ... 29

2.6.2 Karakteristik Mata Pelajaran Akuntansi ... 31

2.6.3 Belajar Konsepdan Belajar Keterampilan ... 32

2.6.3.1 Belajar Konsep ... 32

2.6.3.2 Tingkat-tingkat Pencapaian Konsep ... 32

2.6.3.3 Belajar Keterampilan ... 33

2.7 Materi Jurnal Penyesuaian di SMA ... 34

2.7.1 Pengertian Jurnal Penyesuaian ... 34

2.7.2 Tujuandari Proses Penyesuaian ... 35

2.8Penelitian Terdahulu ... 35

2.9KerangkaPemikiran ... 36

2.10 Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 DesainPenelitian ... 39

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 40

3.3 Populasi dan Sampel ... 42

3.3.1Populasi ... 42

3.3.2Sampel ... 42

3.4 TeknikPengumpulan Data ... 43

3.5Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 45

3.6Teknik Analisis Instrumen ... 48

3.6.1Uji Validitas ... 48

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 50

3.6.3 Teknik Pengolahan Data ... 52

3.6.4 Teknik Pengujian Hipotesis ... 53

3.6.4.1Uji Normalitas ... 53

3.6.4.2Uji Signifikansi (Uji t) ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 55

(10)

4.1.2Sejarah Singkat SMA Negeri 13 Bandung ... 55

4.1.3Struktur Organisasi SMA Negeri 13 Bandung ... 56

4.1.4 Visi dan Misi SMA Negeri 13 Bandung ... 57

4.1.4.1Visi SMA Negeri 13 Bandung ... 57

4.1.4.2Misi SMA Negeri 13 Bandung ... 57

4.1.4.3Tujuan SMA Negeri 13 Bandung ... 58

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

4.2.1Deskripsi Minat Belajar Siswa... 59

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 64

4.3.1 Uji Normalitas ... 64

4.3.2Uji Hipotesis ... 67

4.3.2.1Uji Signifikansi (Uji t) ... 67

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN :

1. Kisi-kisi Uji Coba Angket Penelitian 2. Angket Uji Coba Minat Belajar Siswa 3. Angket Penelitian Minat Belajar Siswa

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas dengan SPSS 20.0 for windows 5. Hasil Pre-test dan Hasil Post-test Minat Belajar

6. Tabel Nilai r Product Moment 7. Tabel Nilai dalam Distribusi t

8. Surat Permohonan Izin Penyebaran Angket 9. Surat Permohonan Izin Penelitian

10. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

12. Lembar Evaluasi Presentasi Rancangan Usulan Penelitian Untuk Skripsi 13. Surat Keterangan Perubahan Judul Skripsi

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Deskripsi Minat Belajar Siswa SMA Negeri 13 Bandung ... 3

Tabel 1.2 Presentase Ketercapaian KKM Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Berdasarkan Kompetensi Dasar SMA Negeri 13 Bandung ... 4

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 41

Tabel 3.2 Skala Penilaian / Numerical Scale ... 44

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Minat Belajar) ... 50

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 51

Tabel 3.5 DistribusiFrekuensiVariabelatauIndikator ... 52

Tabel 4.1 GambaranMinatBelajarSiswaSebelumPenerapan Model PembelajaranKooperatifTipeGroup InvestigationBerdasarkanDistribusiFrekuensiVariabel/Indikator ... 60

Tabel 4.2GambaranMinatBelajarSiswaSesudah Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipeGroup InvestigationBerdasarkanDistribusiFrekuensiVariabel/Indikator ... 61

Tabel 4.3GambaranKeseluruhanMinatBelajarSiswaKelas XI IPS 4 SebelumdanSesudahPenerapan Model PembelajaranKooperatifTipeGroup Investigation ... 62

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 DesainKuasiEksperimendenganTeknikOne Group Pretest-Posttest Design ... 40

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 13 Bandung... 57

Gambar 4.2Grafik Perbandingan Minat Belajar Siswa Kelas XI IPS 4 Sebelum dan Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation ... 64

Gambar 4.3Grafik Q-Q Plot Pre-test Minat Belajar Siswa ... 65

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Termaktub dalam pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bahwa tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dapat ditempuh melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, yang ditunjang oleh sarana dan prasarana baik pendidikan formal maupun pendidikan informal.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional tentang fungsi dan tujuan pendidikan disebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional, bahwa pendidikan berfungsi untuk membentuk kepribadian seseorang menjadi manusia yang bermartabat guna mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk membangun Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

(14)

2

Negeri 13 Bandung memiliki segudang prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Prestasi yang telah dicapai dalam bidang non akademik antara lain kejuaraan olahraga. Selain unggul dibidang non akademik, SMA Negeri 13 Bandung pun mempunyai prestasi dibidang akademik antara lain pernah mengikuti kejuaraan Online ICT Competition tingkat International dan meraih juara 1 sekaligus mendapatkan medali emas. SMA Negeri 13 Bandung sering mengikuti kejuaraan atau olimpiade akuntansi tingkat Kota Bandung maupun Jawa Barat meskipun belum pernah meraih predikat juara. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak hambatan yang dialami para peserta didik dalam proses belajar mengajar yang menjadikan salah satu kendala kurangnya minat peserta didik dalam belajar khususnya pada mata pelajaran akuntansi. Pada fenomena ini peneliti tertarik untuk menunjuk SMA Negeri 13 Bandung sebagai objek dalam penelitian.

(15)

3

Tabel 1.1

Deskripsi Minat Belajar Siswa SMA Negeri 13 Bandung

Sumber: Pra Penelitian di SMA Negeri 13 Bandung

Bila dilihat dari presentase tingkat minat belajar siswa pada tabel 1.1 dapat dilihat tingkat minat belajar siswa di SMA Negeri 13 Bandung tergolong masih rendah yaitu sebesar 30%, hal ini dapat disimpulkan karena frekuensi positif terendah merupakan persentase tertinggi yang mencerminkan rendahnya minat belajar di kelas XI IPS 4. Apabila hal ini terus-menerus dibiarkan, kemungkinan besar dapat berdampak pada hasil Ujian Nasional (UN) yang akan didapat siswa karena mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang berada dalam pelajaran Ekonomi yang terdapat dalam Ujian Nasional (UN).

Mata pelajaran akuntansi di SMA merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian siswa. Adapun materi akuntansi yang diajarkan berdasarkan kompetensi dasar (KD) pada kelas XI IPS di SMA Negeri 13 Bandung meliputi, sistem informasi akuntansi, persamaan akuntansi, jurnal umum, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, kertas kerja (worksheet), dan

Alternatif

Jawaban Skor

Kelas XI IPS 4 Frekuensi Presentase

Positif Tertinggi 5 6 15%

Positif Tinggi 4 9 22,50%

Cukup 3 8 20%

Positif Rendah 2 12 30%

Positif Terendah 1 5 12,50%

(16)

4

laporan keuangan. Berikut presentase ketercapaian KKM berdasarkan kompetensi dasar (KD) di SMA Negeri 13 Bandung:

Tabel 1.2

Presentase Ketercapaian KKM Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Berdasarkan Kompetensi Dasar

SMA Negeri 13 Bandung

No Kompetensi Dasar

Presentase Ketercapaian

KKM

1 Sistem Informasi Akuntansi 98%

2 Persamaan Akuntansi 80%

3 Jurnal Umum 80%

4 Buku Besar 76%

5 Neraca Saldo 78%

6 Jurnal Penyesuaian 40%

7 Kertas Kerja / Worksheet 76%

8 Laporan Keuangan 78%

Sumber: Guru mata pelajaran akuntansi tahun ajaran 2012/2013

Berdasarkan hasil presentase ketercapaian KKM yang bersumber dari guru mata pelajaran akuntansi tahun ajaran 2012/2013, dapat disimpulkan bahwa presentase ketercapaian KKM pada kompetensi dasar jurnal penyesuaian sangat rendah atau dibawah KKM yaitu sebesar 40%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMA Negeri 13 Bandung pada program studi IPS khususnya pada mata pelajaran Akuntansi mengalami kesulitan dalam mempelajari jurnal penyesuaian.

(17)

5

Sebagaimana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:916) “ minat adalah

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan “.

Penulis berpendapat, minat di dalam proses pembelajaran adalah ketertarikan pada proses pembelajaran untuk lebih memperhatikan, melaksanakan kegiatan pembelajaran serta diikuti dengan perasaan senang yang diperoleh di dalam proses pembelajaran. Menurut Winkel (2004:212) “ minat diartikan sebagai

kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu “.

(18)

6

Menurut Crow&Crow yang diterjemahkan oleh Kasijan (1984:4) terdapat banyak faktor yang mendasari minat, yaitu faktor dari dalam, faktor dorongan yang bersifat sosial dan faktor yang berhubungan dengan emosional. Faktor dari dalam dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan. Timbulnya minat dari diri seseorang juga dapat didorong oleh adanya motivasi sosial yaitu mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari lingkungan masyarakat dimana seseorang berada sedangkan faktor emosional memperlihatkan ukuran intensitas seseorang dalam menanam perhatian terhadap suatu kegiatan atau obyek tertentu.

Minat merupakan hal yang penting untuk diteliti karena minat dapat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Menurut Djamarah (2008:167) “proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai minat”.

(19)

7

akuntansi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Witri Rahmi, yang menyimpulkan bahwa “penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation mampu meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS untuk merespon penjelasan guru dengan baik, sehingga mampu berkonsentrasi dengan baik, pada akhirnya proses belajar mengajar menjadi kondusif dan menyenangkan”. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation pada mata pelajaran IPS dan mampu meningkatkan minat

belajar siswa, maka diduga pada hal ini dapat diterapkan pada mata pelajaran akuntansi. Dalam hal ini, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk membangkitkan minat belajar siswa menurut Djamarah (2008:167) , yaitu:

1. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik sehingga dia rela belajar tanpa pakasaan.

2. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran.

3. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif.

4. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa guru sangat berperan penting dalam membangkitkan minat belajar siswa. Seorang guru dalam meningkatkan minat belajar siswa perlu didukung oleh keterampilan dasar mengajar guru. Hal ini didukung oleh pendapat Sanjaya (2009:32) yang mengatakan:

(20)

8

Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa seorang guru akuntansi harus mampu mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran akuntansi. Dalam proses pembelajaran diperlukan strategi pembelajaran yang bersifat inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan siswa, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Dalam hal ini, diperlukan model pembelajaran akuntansi yang dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Solihatin dan Raharjo (2008:4) menyatakan bahwa:

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri.

Dengan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) melalui kerja sama diharapkan siswa dapat saling membantu rekan kelompoknya untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi dan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru akuntansi.

Group Investigation merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran

(21)

9

siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan kepada guru. Menurut Djamarah (2002:38) “aktifitas belajar siswa meliputi kegiatan

mencatat, memandang, membaca, mengingat, berpikir, mendengarkan, latihan atau praktek dan lain sebagainya”. Pembelajaran yang efektif terjadi apabila siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan aktif dalam memecahkan masalah dengan bantuan guru sebagai fasilitator. Guru tidak boleh mendominasi siswa dalam belajar dan tidak boleh sekedar ceramah. Tapi guru dituntut mendorong siswa bekerja, berpikir, memotivasi, memberi petunjuk dan mengamati. Jadi aktifitas belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktifitas dalam proses pembelajaran yang dilakukan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran akuntansi dengan kompetensi dasar jurnal

penyesuaian.

Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa perlu dikaji melalui aspek model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan penelitian di SMA Negeri 13 Bandung.

(22)

10

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu apakah terdapat perbedaan minat belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap minat belajar siswa.

2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui adanya perbedaan sebelum dan sesudah dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap minat belajar siswa.

1.4 Kegunaan Penelitian

(23)

11

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak terutama pihak-pihak yang telah ikut berkontribusi dalam pelaksanaan model pembelajaran ini. Secara khusus, penelitian ini dapat menambah teori belajar tentang minat belajar siswa.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: a. Guru

Dapat memberikan informasi serta sebagai motivator dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan diharapkan model pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif dalam pengembangan kualitas pendidikan di sekolah tersebut

b. Siswa

Dapat memberikan pengalaman baru tehadap siswa dengan model pembelajaran yang berbeda serta diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa guna meningkatkan minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran akuntansi di sekolah.

c. Sekolah

Dengan model pembelajaran tipe Group Investigation diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

d. Peneliti

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian merupakan rencana yang terstruktur atau cara yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dilakukan dengan memilih metode penelitian yang akan digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan bidang penelitian adalah metode eksperimen.

Penelitian ini menggunakan model desain eksperimental semu atau sering juga dikenal dengan istilah quasi experimental designs, peneliti ingin melihat apakah terdapat peningkatan minat belajar siswa dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan perbedaan minat belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada kompetensi dasar jurnal penyesuaian di SMA Negeri 13 Bandung.

Bentuk desain quasi experiment yang dipilih adalah desain One Group Pretest-Posttest Design (desain kelompok tunggal dengan pretest dan posttest). (Suryabrata, 2010:118) menjelaskan:

Pelaksanaan eksperimen menggunakan desain kelompok tunggal

dengan pretest dan posttest dilakukan dengan cara melakukan percobaan terhadap satu kelompok, tanpa menggunakan kelompok pembanding.

(25)

40

X

Gambar 3.1

Design kuasi eksperimen dengan teknik one group pretest-posttest design

Suryabrata (2010 : 118) Keterangan:

= Tes Awal = Tes Akhir

X = Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

Penelitian dengan model kuasi eksperimen dilakukan oleh guru mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 13 Bandung. Peneliti disini berperan sebagai observer yang melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung.

Dalam penelitian ini terdapat kelompok atau kelas eksperimen yang akan diberikan pretest untuk mengetahui tingkat minat awal siswa. Kemudian kelompok eksperimen diberikan treatment berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Kemudian pada tahap akhir kelompok atau kelas eksperimen diberi postest untuk mengetahui perbedaan minat belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

3.2 Operasionalisasi Variabel

(26)

41

Menurut Sugiyono (2010:19) bahwa “variabel penelitian itu adalah suatu

atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Penelitian ini melibatkan satu variabel yang diberi perlakuan (treatment) pada objek penelitian kemudian diperbandingkan dampaknya antara kondisi sebelum dan sesudah treatment. Operasionalisasi variabel yang akan diteliti yaitu minat belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (Slavin, 2009:11) adalah model pembelajaran perencanaan pengaturan kelas yang umum dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok serta perencanaan kooperatif. Minat belajar (Djamarah, 2008:132) merupakan kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Operasionalisasi variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala No. Item

Minat Belajar

2. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan

5, 6, 7, 8

3. Memberikan perhatian lebih besar terhadap sesuatu

(27)

42

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2011:80) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan pada pengertian di atas, yang menjadi populasi dalam pengertian ini adalah seluruh kelas XI IPS SMA Negeri 13 Bandung yang terdiri dari empat kelas.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili atau representatif (karakteristik populasi tercermin dalam sampel yang dipilih) sebagai data penelitian yang diambil dengan teknik tertentu. Menurut Sugiyono (2007:73), ”sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”. Sedangkan menurut Arikunto (2010:174) mengemukakan

bahwa, “Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.

Kelas XI IPS di SMA Negeri 13 Bandung terdiri dari empat kelas, dari empat kelas ini akan dipilih sampel atau kelas yang akan diberikan treatment. Berdasarkan beberapa pertimbangan dari guru akuntansi SMA Negeri 13 Bandung maka sampel pada penelitian kali ini diambil kelas XI IPS 4.

(28)

43

faktor-faktor lain yang mendukung untuk dilakukannya penelitian terhadap sampel tersebut.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sample. “Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling digunakan pada

penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada populasi dalam menentukan sampel penelitian. “

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk mendapatkan data penelitian ini adalah melalui angket atau kuesioner.

Angket merupakan teknik pengumpulam data yang berisikan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden dengan maksud agar rerponden tersebut bersedia memberikan respon atau jawaban sesuai dengan permintaan peneliti. Sebagaimana menurut Arikunto (2006:151) “ angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:199) “angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”.

(29)

44

responden, dimana responden hanya memilih salah satu dari kemungkinan jawaban tersebut.

Untuk memperoleh data mengenai angket minat belajar siswa, maka dibuat beberapa penyataan yang disusun dalam Skala Numerik (Numerical Scale).

Tabel 3.2

Skala Penilaian Numerical Scale

No Item Skor

5 4 3 2 1

Sumber : Sekaran (2006 : 33) Keterangan :

Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan positif sedang Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan positif rendah Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan positif terendah

Penyebaran angket dilakukan kepada siswa kelas XI IPS 4 di SMA

Negeri 13 Bandung . Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi daftar pernyataan

2. Merumuskan item-item pernyataan dan alternatif jawaban 3. Menetapkan skala penilaian angket

(30)

45

angket ini, maka terlebih dahulu harus melakukan pengujian instrumen penelitian, yaitu dengan 2 pengujian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen karena angket yang disusun belum merupakan angket yang valid dan reliabel.

3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian, yaitu:

a. Tahap Persiapan

1) Studi pustaka, dilakukan untuk memperoleh landasan teori yang relevan mengenai bentuk pembelajaran yang hendak diterapkan

2) Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran di sekolah

3) Studi kurikulum, dilakukan untuk memperoleh data mengenai tuntutan kurikulum yang harus dikuasi oleh siswa, kedalaman materi, serta alokasi waktu yang diperlukan

4) Menyusun skenario pembelajaran melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksaan penelitian 6) Menghubungi pihak sekolah dan melakukan perizinan pada pihak-pihak

yang terkait dalam penelitian ini 7) Menentukan sampel

8) Membuat dan menyusun instrumen penelitian

(31)

46

10) Melakukan uji coba instrumen penelitian 11) Menganalisis hasil validitas dan reliabilitas

12) Mengganti atau membuang pernyataan-pernyataan yang tidak valid dengan pernyataan yang lebih baik

13) Menentukan waktu penelitian untuk pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan berkonsultasi dengan Ibu Dra.Hj.Sri Surtikanti selaku guru mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 13 Bandung

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan selama 3 hari, yaitu di kelas XI IPS 4 di SMA Negeri 13 Bandung. Adapun dalam tahap pelaksanaannya antara lain:

1) Memberikan pretest berupa angket atau kuesioner tentang minat belajar siswa. Pretest dilaksanakan di kelas eksperimen yaitu di kelas XI IPS 4. Pretest dilakukan sebelum pembahasan materi yaitu mengenai pokok bahasan ayat jurnal penyesuaian.

2) Pada pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen, proses pembelajaran dilakukan dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, yaitu pada:

Pertemuan Kegiatan Alokasi

Waktu Ke-1 1) Guru memberikan pretest kepada siswa

kelas XI IPS 4 untuk mengetahui minat belajar siswa sebelum kegiatan proses belajar mengajar dilakukan

(32)

47

2) Guru menjelaskan pokok pembahasan dari materi bahan ajar, memberikan penjelasan tentang konsep ayat jurnal penyesuaian kepada siswa dan guru menjelaskan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yang akan digunakan pada jam pelajaran akuntansi

3) Guru memberikan modul sebagai bahan ajar untuk dipelajari siswa. Modul yang dibagikan merupakan modul yang sesuai dengan tema pembelajaran yaitu jurnal penyesuaian

30 menit

45 menit

Ke-2 1) Guru menerangkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yang akan digunakan untuk mengulas kembali materi jurnal penyesuaian yang telah dikerjakan siswa pada pertemuan sebelumnya.

2) Guru membagi siswa menjadi 4 sampai 5 kelompok dan menentukan ketua kelompok dari masing-masing kelompok berdasarkan siswa yang mempunyai nilai akademik yang baik.

3) Guru memberikan soal latihan tentang jurnal penyesuaian kepada masing-masing kelompok dan menerangkan kembali tentang materi ayat jurnal penyesuaian kepada siswa

4) Siswa mengerjakan soal latihan yang telah diberikan oleh guru. Masing-masing siswa mengerjakan soal dalam kelompok dengan bantuan ketua kelompok yang sudah ditunjuk sebelumnya untuk membantu dalam diskusi.

5) Setelah selesai mengerjakan latihan soal, guru mempersilahkan masing-masing ketua kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk menjelaskan hasil

15 menit

15 menit

5 menit

25 menit

(33)

48

pekerjaan kelompoknya di depan kelas, sedangkan kelompok lain mendengarkan kemudian memberikan tanggapan.

6) Kelompok yang telah maju untuk menjelaskan hasil pekerjaan soal dan menjawab benar dari setiap pertanyaan yang diajukan kelompok lain mempunyai nilai tambah dan predikat kelompok sehingga dapat memotivasi dan meningkatkan keberanian siswa serta dapat menumbuhkan rasa tanggung

jawab dalam mengemukakan

pendapatnya.

15 menit

Ke-3 1) Guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. 2) Guru membantu siswa dalam membuat

kesimpulan materi jurnal penyesuaian yang telah dipelajari

3) Mengadakan postest atau tes akhir pada siswa kelas XI IPS 4 pada pertemuan terakhir untuk mengetahui minat belajar siswa sesudah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation melalui penyebaran angket.

Menurut Riduwan (2007:109), bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”

(34)

49

diukur. Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya. Dalam uji validitas ini digunakan teknik Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson dengan taraf (α) = 0,05

∑X = jumlah skor setiap butir angket ∑Y = jumlah skor total butir angket ∑X2

= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan ∑Y2

(35)

50

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Minat Belajar) No

Item

Hasil

1 0,162 0,312 Tidak valid

2 0,728 0,312 Valid

3 0,647 0,312 Valid

4 0,587 0,312 Valid

5 0,830 0,312 Valid

6 0,821 0,312 Valid

7 0,761 0,312 Valid

8 0,421 0,312 Valid

9 0,690 0,312 Valid

10 0,504 0,312 Valid

11 0,809 0,312 Valid

12 0,803 0,312 Valid

Sumber: Hasil Penelitian (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa di dalam angket penelitian mengukur minat belajar terdapat hanya satu item yang tidak valid sehingga item tersebut tidak perlu digunakan atau harus dihilangkan. Item pernyataan yang dinyatakan tidak valid berarti hasil perhitungannya ≤ , sedangkan item pernyataan valid layak dijadikan sebagai alat ukur penelitian.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan

(36)

51

tersebut dianggap baik. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2006 : 178).

Dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar, Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas adalah dengan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

Arikunto (2009:196) Keterangan :

11

r = reliabilitas yang dicari

n = banyaknya butir pertanyaan

2

i

= jumlah varians skor tiap-tiap item

2

t

 = varians total

Untuk menafsirkan hasil uji reliabilitas, menggunakan taraf signifikansi 5%, kriteria yag digunakan adalah :

- Jika nilai maka item instrumen dinyatakan reliabel - Jika nilai maka item instrumen dinyatakan tidak reliabel

Untuk pengujian reliablitas, penulis menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0 for windows. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Hasil

Y 0,912 0,312 Reliabel

(37)

52

Berdasarkan tabel 3.4, variabel Y menghasilkan nilai , maka item pernyataan pada variabel tersebut, mencirikan tingkat konsistensi dan dapat digunakan lebih dari satu kali.

3.6.3 Teknik Pengolahan Data

a. Memberikan skor pada angket minat belajar siswa.

b. Menentukan klasifikasi untuk setiap variabel dengan terlebih dahulu menetapkan :

1. Skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap indikator maupun secara keseluruhan.

2. Rentang = skor tertinggi – skor terendah

3. Banyak kelas interval dibagi menjadi tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi

4. Panjang kelas =

5. menetapkan interval untuk setiap klasifikasi

c. Menentukan distribusi frekuensi, baik untuk gambaran umum maupun indikator-indikator dari setiap variabel dengan format sebagai berikut :

Tabel 3.5

Distribusi Frekuensi Variabel atau Indikator

Klasifikasi Interval Frekuensi Presentase (%)

Rendah Sedang Tinggi

(38)

53

d. Menginterpretasikan hasil distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran dari setiap variabel baik secara keseluruhan maupun untuk setiap indikator.

3.6.4 Teknik Pengujian Hipotesis 3.6.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai normal atau tidaknya distribusi skor tes yang diperoleh siswa. Apabila data berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik sedangkan jika tidak berdistribusi normal statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik.

Dalam pengujian ini, penulis menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0 for windows. Apabila data tersebar mengikuti garis normal, maka data tersebut

berdistribusi normal, sebaliknya data tidak berdistribusi normal dan tidak memenuhi asumsi normalitas apabila tidak tersebar mengikuti garis normal.

3.6.4.2 Uji Signifikansi (Uji t)

Uji signifikansi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan signifikan atau tidak antar variabel tersebut.

Merumuskan Hipotesis

H0 : r = 0 : tidak terdapat perbedaan minat belajar siswa pada

(39)

54

H1 : r ≠ 0 : terdapat perbedaan minat belajar siswa pada mata

pelajaran akuntansi sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

Untuk menentukan nilai uji statistik yaitu dengan mencari , maka

digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

Sudjana (2004:162)

Keterangan :

= Nilai rerata kelas eksperimen = Nilai rerata kelas kontrol S = Simpangan baku

= Varians kelas eksperimen = Varians kelas kontrol

= Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas control

Cara yang dipakai adalah dengan membandingkan antara nilai dengan nilai , dengan dk = (n-1). Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika nilai ditolak atau ditolak

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan minat belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam mata pelajaran akuntansi.

5.2 Saran

(41)

74

satu alternatif pembelajaran akuntansi bagi guru khususnya guru akuntansi, karena dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.

Pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini harus melihat karakteristik dari materi yang disampaikan, apakah memerlukan pengalaman belajar siswa secara langsung atau hanya pada ranah pemahaman konsep saja. Setelah Pada materi jurnal penyesuaian, setiap pokok bahasannya memiliki karekteristik materi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kepada guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation diharapkan dapat memperhatikan karakteristik materi yang akan diberikan kepada siswa.

Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian tentang

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Alma, B. (2009). Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Dahar. (2006). Model-model Mengajar. Bandung : CV Diponegoro

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Depdiknas. (2002). Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Ekonomi. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah dan Umum, Ditjen Dikdasmen. Depdiknas

Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar Edisi 1. Jakarta : Rineka Cipta ____________ (2008). Psikologi Belajar Edisi 2. Jakarta : Rineka Cipta Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta

Mulyadi, A. (2004). Akuntansi untuk SMA Kelas II. Bandung : Grafindo Media Pratama

Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2013). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Riduwan. (2007). Pengantar Statistik untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran. Bandung: Rajawali

Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

(43)

76

Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat Slavin, R.E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta

Solihatin, E dan Raharjo. (2009). Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS). Jakarta: Bumi Aksara

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Suprijono. (2009). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta : Pustaka Belajar

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Suryabrata, S. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali

Syah, M. (2009). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka

Wahab, A.A. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta Winkel, W.S. (2004). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Sumber Jurnal:

(44)

77

Bestari, D.W. (2008). “Penerapan Model Grup Investigasi Dalam Peningkatan

Kualitas Pembelajaran Akuntansi Dasar”, Jurnal Pendidikan Ekonomi.

Volume. 3 No. 2

Flavell, J.H. (1970). Developmental Studies of Mediated Memory. In H.W.Reese & L.P.Lipsitt (Eds), Advances in Child Development and Child Behavior. Volume 5, pp 181-211. New York. Academic Press.

Mun Fie TSOI, Ngoh Khang GOH and Lian Sai CHIA (2004) “Using Group Investigation for Chemistry in Teacher Education”, Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching. Volume 5

Rahmi, W. (2011). “Penggunaan Model Group Investigation Untuk

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VIII di MTs Muhammadiyah

Pekanbaru”, Jurnal Ilmu Pendidikan

Sumber Internet:

Anggun. (2012). Belajar Keterampilan. [Online]. Tersedia:

http://goenable.wordpress.com/2012/01/05/keterampilan-keterampilan-belajar/

[25 Maret 2014]

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Akuntansi. [Online].

Tersedia : http://ilubis.files.wordpress.com/2008/06/standar-kompetensi-akuntansi-sma-pdf

Sofa, P. (2008). Belajar Konsep. [Online]. Tersedia :

http://massofa.wordpress.com/2008/10/16/teori-belajar-konsep-dan-strategi-penerapannya-di-kelas/

[23 Maret 2014]

__________ (2010). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online].

Tersedia: http://www.gudangmateri.com/2010/04/uu-sistem pendidikan-nasional.html

Gambar

Tabel 1.1 Deskripsi Minat Belajar Siswa
Tabel 1.2 Presentase Ketercapaian KKM Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi
Tabel 3.1
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Minat Belajar)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta PLPG tahap I – tahap II yang dinyatakan (a) LULUS, (b) MENGIKUTI

Sangat terampil jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan sifat-sifat

menentukan isi dan atau amanat yang terdapat dalam cerita rakyat, menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat, mem- bandingkan nilai-nilai dalam cerita rakyat

They’re pounding, and it sounds to me like music, like singing of which I’ve always dreamt—all my life—and I didn’t know who it was that I loved with such a boundless love,

a) Pada kotak Decimal Places, dapat ditentukan jumlah angka desimal. Pada keadaan aslinya, Excel menggunakan koma sebagai pemisah ribuan dan titik sebagai titik

Hubungan saling tergantung antara dua sistem ekonomi atau lebih, dan hubungan antara sistem-sistem ekonomi ini dengan perdagangan dunia, menjadi hubungan

[r]

Sebagai contoh, jika suatu perusahaan pelayaran memiliki 3.000 TEUs untuk salah satu rutenya, maka dapat dilihat yang paling efisien pada rute tersebut dengan jumlah