PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN SISWA
SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
SITI NUR ELIA LAILASARI 0907816
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA
PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN SISWA
SMA NEGERI DI KOTA BANDUNG
Oleh
Siti Nur Elia Lailasari
ST Institut Teknologi Telkom Bandung, 2009
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Siti Nur Elia Lailasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kepuasan Siswa SMA Negeri di Kota Bandung
Oleh :
Siti Nur Elia Lailasari (sneljepit@gmail.com) Pembimbing Akademik :
Prof. H. Udin. S. Saud, Ph.D (usaud@upi.edu)
Kepuasan siswa adalah perasaan yang diarasakan siswa sebagai konsumen sekolah saat keinginan atau kebutuhannya terpenuhi. Kepuasaan ini tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya faktor pendorong pemenuhan kepuasan itu sendiri. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan siswa adalah penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah dan dukungan budaya sekolah yang tinggi sehingga proses manajerial dan pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan semestinya. Dua hal tersebut akan sangat mempengaruhi layanan sekolah, baik oleh tenaga pendidik (guru) maupun tenaga administrasi, terhadap siswa- siswanya. Layanan yang baik tentu akan memberikan kepuasaan tersendiri bagi siswa tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum mengenai penerapan SIM Sekolah, budaya sekolah, dan kepuasan siswa, serta besarnya pengaruh yang diberikan oleh penerapan SIM Sekolah terhadap kepuasan siswa , besarnya pengaruh budaya sekolah terhadap kepuasan siswa, dan besarnya pengaruh penerapan SIM dan budaya sekolah terhadap kepuasan siswa.
Penelitian dilakukan di SMA Negeri se-Kota Bandung dengan respondennya adalah siswanya. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket mengenai penerapan SIM sekolah, budaya sekolah, dan kepuasan siswa. Analisis data dilakukan dengan menguji setiap hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian.
Penelitian ini menemukan bahwa gambaran umum mengenai penerapan SIM sekolah, budaya sekolah, dan kepuasan siswa berada pada kategori tinggi. Penerapan SIM Sekolah memberikan pengaruh yang signifikan dengan kategori cukup terhadap kepuasan siswa. Budaya sekolah memberikan pengaruh yang signifikan dengan kategori rendah terhadap kepuasan siswa. Penerapan SIM dan budaya sekolah memberikan pengaruh yang signifikan dengan kategori cukup terhadap kepuasan siswa.
Namun dalam pelaksanaannya, setiap variabel tersebut harus lebih ditingkatkan lagi. Beberapa hal yang perlu tingkatkan adalah faktor interface sebagai penghubung antara SIM dan siswa, memberikan orientasi lebih terhadap setiap individu di sekolah, dan sekolah lebih memperhatikan hal- hal yang bersifat fisik karena hal ini dirasakan dan dilihat langsung oleh siswa.
ABSTRACT
The Influence of School Management Information System Implementaion and School Culture to The Student Satisfaction in Public Senior High School
in Bandung City By :
Siti Nur Elia Lailasari (sneljepit@gmail.com) Academic Advisor :
Prof. H. Udin. S. Saud, Ph.D (usaud@upi.edu)
Student satisfaction is a feeling of student as school consumer when their wants or needs was fulfilled. This satisfaction will not happen without some driving factor to fullfill it. Some factors that may influence the student satisfaction is the implementation of School Management Information Systems (MIS) and high School culture support so that the managerial and implementation of the learning process in schools can be run properly. Two things will greatly affect school services, both by educators (teachers) or administrative staff to students. Good service would provide its own satisfaction for the student.
This study aims to determine the general picture of MIS implementation, school culture, and student satisfaction, and how much the influence of the MIS implementation to student satisfaction, how much the influence of school culture to student satisfaction, and how much the influence of MIS implementation and school culture to student satisfaction.
The study was conducted in puclic senior high schools in Bandung, which became the unit of analysis the respondents were students at each school . Research data collection is done by distributing questionnaires to the respondents about MIS implementation, school culture, and student satisfaction. Data analysis was done by testing every hypothesis that has been formulated.
This study found that MIS implementation in school, school culture is, and student satisfaction are in high category. School MIS implementation have an significant influence with enough categories to student satisfaction. School culture give the significant influence with low categories to student satisfaction. MIS implementation and school culture give the significant influence with enaugh categories to student satisfaction.
But in practice, each of these variables should be further enhanced . A few things to improve is the interface as the link between the SIM and the students, give more orientation to each individual in school, and schools should pay more attention to the things that are physical in school because it can be felt and seen immediately by the student as school consumer.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...i
DAFTAR TABEL ...iii
DAFTAR GAMBAR ...v
DAFTAR LAMPIRAN ...vi
BAB I PENDAHULUAN... ...1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... ...6
C. Tujuan Penelitian ... ..8
D. Manfaat Penelitian ... ..8
1. Manfaat Teoritis... ....8
2. Manfaat Praktis ... ....9
E. Struktur Organisasi Tesis ... ...9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...11
A. Kajian Pustaka ... ..11
1. Sistem Informasi Manajemen Sekolah dalam Kajian Administrasi Pendidikan ... ...11
2. Budaya Sekolah dalam Kajian Administrasi Pendidikan ... ...22
3. Kepuasan Siswa dalam Kajian Administrasi Pendidikan ... ....32
B. Kerangka Pemikiran ... ...39
C. Hipotesis Penelitian ... ....41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ...43
A. Pendekatan Penelitian ... ...43
B. Operasionalisasi Variabel ... ...44
C. Lokasi, Populasi, Dan Sampel Penelitian ... ...52
1. Lokasi ... ...52
2. Populasi ... ...52
3. Sampel ... ...54
D. Pengumpulan Data ... ....57
1. Jenis Dan Sumber Data ... ...57
2. Alat Pengumpulan Data ... ...57
E. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen ... ...65
1. Uji Validitas Instrumen ...65
2. Uji Reliabilitas Instrumen ...70
F. Teknik Analisis Data ... ...70
A. Hasil Penelitian ... ...74
1. Gambaran Umum Penerapan Sistem Informasi Manajemen (X1) ... 74
2. Gambaran Umum Budaya Sekolah (X2) ... ...78
3. Gambaran Umum Kepuasan Siswa (Y) ... ...81
4. Uji Normalitas Data ... ...84
5. Pengujian Hipotesis ... 89
6. Analisis Korelasi ... 93
B. Pembahasan ... ...94
1. Gambaran Umum Tentang Penerapan Sistem Informasi Manajemen, Budaya Sekolah, Dan Kepuasan Siswa ... ...95
2. Hubungan Antar Variabel ...100
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...105
A. Kesimpulan ... ...105
B. Rekomendasi ... ...106
DAFTAR PUSTAKA ... 109
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Operasional Variabel Y (Kepuasan Siswa) ...45
3.2 Operasional Variabel X1 (Penerapan SIM Sekolah) ...47
3.3 Operasional Variabel X2 (Budaya Sekolah) ...49
3. 4 Data SMA Negeri di Kota Bandung...52
3.5 Populasi dan Sampel...56
3.6 Jenis dan Sumber Data ...57
3.7 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penerapan SIM Sekolah (X1)..58
3.8 Kisi-kisi Instrumen Variabel Budaya Sekolah (X2) ...60
3.9 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kepuasan Siswa (Y) ...62
3.10 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Dari Likert Variabel X dan Variabel Y...65
3. 11 Hasil Uji Validitas Variabel XI ...67
3. 12 Hasil Uji Validitas Variabel X2 ...68
3. 13 Hasil Uji Validitas Variabel X3 ...69
3.14 Hasil Uji Reliabilitas ...66
3.15 Kualifikasi Prosentase Rata- Rata Variabel ...70
3. 16 Interpretasi Korelasi Antar Variabel ...73
4. 1 Gambaran Umum Variabel Penerapan SIM (X1) dan dimensinya ...74
4. 3 Gambaran Umum Variabel Kepuasan Siswa (Y) dan
dimensinya ...81
4. 4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SIM Sekolah (X1)
dan Budaya Sekolah (X2), dan Kepuasan Siswa (Y) ...85
4. 5 Normalitas Distribusi Data Variabel ...85
4. 6 Korelasi Antar Variable ...93
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Model Dasar Sistem Informasi Manajemen ...15
Gambar 2.2 Model Umum Sistem ...18
Gambar 2.3 Siklus Hidup Informasi ...19
Gambar 2.4 Siklus Manajemen Informasai ...20
Gambar 2.5 Elemen Budaya Organisasi ...25
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Penelitian ...41
Gambar 3. 1 Hubungan Antar Variabel X1 dan X2 dengan Y ...44
Gambar 4. 1 Grafik Persentase Rata- Rata Dimensi Variabel X1 ...75
Gambar 4. 2 Grafik Persentase Rata- Rata Dimensi Variabel X2 ...79
Gambar 4. 3 Grafik Persentase Rata- Rata Dimensi Variabel Y ...82
Gambar 4. 4 Grafik Normalitas Penerapan SIM Sekolah (X1) ...86
Gambar 4. 5 Grafik Normalitas Budaya Sekolah (X2) ...87
Gambar 4. 6 Grafik Normalitas Kepuasan Siswa (Y) ...88
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I. Surat dan Dokumen Pendukung Penelitian
LAMPIRAN II. Instrumen Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan bangsa yang cerdas dan kreatif, karena itu dalam pendidikan, peserta didik harus secara aktif dan kreatif dapat mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, integritas kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Atas landasan di atas, pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting dan
dibutuhkan untuk kemajuan bangsa ini. Oleh karena itu, masyarakat terus
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan.
Dunia pendidikan adalah dunia yang terus berkembang dengan segala
kebutuhannya. Perkembangan ini tentu harus sejalan dengan perkembangan
Sumber daya Manusia yang mengelola pendidikan, sehingga kemajuan dunia
pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan SDM-nya. Kulaitas administrasi
pendidikan akan meningkatkan kualitas pendidikan, namun sebaliknya jika tingkat
kualitasnya rendah tentu akan menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri.
Fungsi utama penataan administrasi pendidikan adalah perencanaan
(planning), pelaksanaan (implementing), dan pengawasan (evaluating)
pendidikan. Tiga fungsi ini menyangkut tiga bidang garapan utama yaitu: (1)
Sumberdaya manusia (SDM) yang terdiri atas peserta didik, tenaga kependidikan,
dan masyarakat pemakai jasa pendidikan; (2) Sumber belajar (SB) adalah alat atau
rencana kegiatan yang akan dipergunakan sebagai media; dan (3) Sumber fasilitas
dan dana (SFD) sebagai faktor pendukung. Semua fungsi dan sumber daya
administrasi pendidikan ini diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan secara
efektif, efisien, serta produktif untuk kepentingan perorangan maupun lembaga itu
2 Sistem desentralisasi pendidikan menetapkan bahwa setiap sekolah berhak
untuk mengatur proses manajerial sekolahnya masing- masing dengan
pengawasan dari pemerintah pusat dan daerah. Hal ini mulai diberlakukan setelah
diundangkannya peraturan mengenai wewenang pemerintah daerah dalam UU No
22 dan UU No 25 Tahun 1999. Hal ini akan mendorong peningkatan daya saing
sekolah dalam membentuk citra yang baik di masyarakat. Siswa, sebagai salah
satu konsumen pendidikan, terus menuntut akan pelayanan yang memuaskan dari
institusi pendidikan menuntut layanan pendiidkan yang memuaskan dari institusi,
karena dengan mengetahui kepuasan peserta didiknya, akan membantu lembaga
pendidikan untuk mengetahui kelebihan, kelemahan, dan kebutuhannya.
Untuk membangun kepuasan maka diperlukan manajemen strategik dimana
seluruh aspek yang berpengaruh terhadap kepuasan dikelola secara komprehensif.
Salah satu strategi yang diterapkan adalah dengan memahami keinginan,
kebutuhan, dan tuntutan konsumen. Alma (2005) mengemukakan bahwa
satisfaction (kepuasan) adalah respon konsumen yang sudah terpenuhi
keinginannya.
Mendapatkan informasi yang akurat dari sekolah adalah salah satu kepuasan
yang ingin didapatkan oleh peserta didik. Oleh karena itu sekolah membutuhkan
sebuah proses manajemen untuk memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut.
Proses manajerial pada hakikatnya adalah sebuah proses pengambilan keputusan
akan suatu hal di lembaga pendidikan. Peserta didik menuntut sebuah proses
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat guna memenuhi keinginan dan
kebutuhannya, karena kepuasan konsumen adalah respon konsumen yang sudah
terpenuhi keinginannya (Alma, 2003). Sebuah proses pengambilan keputusan
haruslah didukung oleh sebuah sistem pengambilan keputusan yang dapat
memanfaatkan media informasi yang ada. Secara umum, sistem ini lebih dikenal
dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Sistem Informasi dan Manajemen
merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan.
Kedua komponen ini memiliki hubungan dalam membentuk karakteristik dunia
3 adalah pendidikan sebagai penggeraknya terhadap sistem informasi pendidikan,
sedangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) akan menjadi penentu kinerja
pendidikan. SIM dapat dijadikan alternatif pilihan untuk meningkatkan kualitas
lembaga pendidikan dalam menyajikan aktivitasnya secara lebih cepat dan
memiliki nilai tambah sehingga dunia pendidikan akan menghasilkan output yang
memiliki daya jual yang tinggi.
Sistem informasi manajemen bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi
umum semua manajer dalam sebuah lembaga atau dalam subunit lembaga
pendidikan. Sistem informasi manajemen yang baik adalah Sistem informasi
manajemen yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan
diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak
terukur yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat. Organisasi harus
menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat dalam
merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam
menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang
dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.
Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan tentu harus dapat menerapkan
SIM dalam proses manajerial sekolah. Manajemen suatu organisasi selalu terlibat
dalam serangkaian proses manajerial yang keseluruhan proses tersebut
membutuhkan pemanfaatan informasi secara sistematis agar manajerial yang
dilakukan dapat menghasilkan output yang sesuai dengan harapan dan tujuan
organisasi. Sekolah sebagai sebuah lembaga/ organisasi tentu akan menerapkan
SIM dalam proses pengambilan keputusan demi mencapai kepuasan
konsumennya.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, terdapat 27 SMA
Negeri yang tersebar di seluruh kota. Dengan standar yang dimiliki setiap sekolah,
maka sekolah seharusnya sudah dapat menerapkan Sistem Informasi Manajemen
dalam proses manajerial sekolah, baik dalam proses pembelajaran maupun
4 pelayanan akademik tenaga pengajar (guru/dosen) dan pelayanan akademik
pegawai administrasi, profesionalisme dosen, kemudahan serta kenyamanan,
kemudahan akses terhadap informasi akademik dan kenyamanan peserta didik
(siswa/ mahasiswa) dalam proses pembelajaran akan mempengaruhi kepuasan
siswa terhadap sekolahnya.
Penggunaan dan pengelolaan SIM dipengaruhi oleh pola perilaku dari sekolah
itu sendiri. Sekolah adalah rumah kedua bagi para pelajar. Sekolah adalah salah
satu tempat untuk mencari pengetahuan, yang menjadikan seseorang menjadi tahu
apa yang sebelumnya mereka tidak ketahui. Di sekolah ini lah akan terbentuk
norma dan nilai- nilai yang akan memperngaruhi kehidupan para siswa dalam
kehidupan sehari- harinya. Sekolah membentuk pola pikir tentang bagaimana
mereka menafsirkan ratusan interaksi kegiatan mereka sehari-hari dan
memberikan arti dan tujuan interaksi mereka (Deal & Peterson, 2009). Budaya
yang berkembang di sebuah sekolah tidak hanya memperngaruhi kehidupan
sehari- hari para siswanya saja, melainkan seluruh praktisi sekolah.
Sekolah sebagai sebuah organisasi yang didalamnya terdapat interaksi antara
individu harus berupaya mengantisipasi perubahan yang cepat di masyarakat,
sehingga sekolah mampu berperan optimal dalam menghadapi perubahan tersebut.
Budaya dalam suatu organisasi merupakan istilah yang mendapat banyak
perhatian dari ahli tentang organisasi, hal ini karena peranannya yang sangat
penting dan budaya tersebut juga dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang kehidupan organisasi. Kata budaya (culture) pertama kali
dikemukakan oleh seorang antropolog bernama Edward B.Taylor pada tahun
1871. Menurut Taylor budaya adalah : The complex whole which includes
knowledge, belief, art, morals, law, custom, and any other capabilities and habits
acquired by man as a member of society. Pengertian menunjukan bahwa budaya
merupakan proses kemasyarakatan yang menghasilkan pengetahuan, keyakinan
moral, hukum, kebiasaan, serta kemampuan dan kebiasaan. Dengan demikian
terlihat bahwa budaya organisasi terbentuk dan membentuk pola perilaku
5 Budaya sekolah seiring dengan pengertian budaya organisasi di atas diartikan
sebagai sekumpulan system nilai yang diakui dan diciptakan oleh semua
anggotanya (Kepala Sekolah, Guru, Siswa, Staf Sekolah). Sebagai suatu
organisasi sekolah mempunyai budaya yang berbeda-beda sesuai dengan sejarah
serta pembentukan budayanya masing-masing. Budaya sekolah semakin mendapat
perhatian dalam kajian organisasi serta administrasi pendidikan untuk
menunjukan keunikan sosial dari suatu organisasi termasuk sekolah, dan setiap
pendidik mengetahui bahwa setiap sekolah pada dasarnya bersifat unik dan
berbeda satu dengan yang lainnya. Keunikan ini merupakan suatu kepribadian
yang menggambarkan bagaimana sekolah tersebut melaksanakan peran dan
tugasnya.
Budaya sekolah yang mendukung terhadap penerapan SIM, tentu akan
mempermudah sekolah dalam menjalankan proses manajerialnya. Norma dan nilai
yang tertanam dalam sebuah sekolah akan membentuk pola pikir siswa, guru, dan
administrator sekolah tersebut. Dari pola pikir akan membentuk sikap dan
memberikan output. Budaya yang dijunjung dengan norma dan nilai yang tinggi
pada sebuah sekolah, tentu akan menjadikan sekolah tersebut baik di mata
konsumen sekolah, dalam hal ini siswa, dengan sikap yang ditunjukkan sekolah.
Hal ini akan menarik minat konsumen untuk menggunakan jasa pendidikan pada
sekolah tersebut guna memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Jika
keinginan dan kebutuhan konsumen pendidikan terpenuhi pada sekolah tersebut,
maka akan tercapailah kepuasan bagi siswa.
Keunggulan sekolah juga akan mempengaruhi kepuasan siswa akan
sekolahnya tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan sekolah untuk mencapai
keunggulan tersebut adalah menanamkan karakter, meningkatkan mutu akademik,
memanfaatkan TIK, melakukan penataan sekolah secara komprehensif, Menjaga
profesionalisme tenaga, menyelenggarakan program internasional,
menyelenggarakan program ekstrakurikuler, menyeleksi input secara transparan
dan baik, mepemimpinan efektif, melakukan supervisi dan pengawasan dan
6 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Kepuasan siswa menjadi salah satu tujuan tersendiri dari sebuah proses
manajerial sekolah. Kepuasan siswa dapat dipengaruhi dari berbagai macam
faktor yang ada di sekolah. Rahmawati (2013) menyebutkan bahwa beberapa hal
yang dapat mempengaruhi kepuasan seorang konsumen pendidikan
(siswa/mahasiwa), yaitu :
1. Pelayanan Akademik
Layanan akademik dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh
sekolah untuk memberikan kemudahan pada pemenuhan kebutuhan siswa
dalam hal yang berkaitan dengan kegiatan akademik. Dalam hal ini,
pelayanan akademik dapat dikatakan sebagai sebuah sistem dalam melayani
siswa guna memenuhi kebutuhan siswa baik pelayanan akademik oleh guru
sebagai tenaga pengajar maupun oleh staf administrasi sekolah. Oleh karena
itu, pelayanan dalam hal akademik sangat diperlukan oleh setiap siswa.
2. Profesionalisme tenaga pengajar (guru)
Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, guru harus benar-benar membawa siswanya
kepada tujuan yang ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi
siswanya. Guru harus berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru ialah
harus memiliki kewibawaan.
Faktor kepuasan yang didapatkan seorang siswa dari gurunya meliputi
ketenangan dan kepercayaan diri, kesahajaan, kerapian dan kesopanan dalam
penampilan, kepatuhan dan konsistensi terhadap keputusan/ ketentuan kelas,
kesempatan yang diberikan dosen untuk berinteraksi baik secara personal
maupun klasikal pada saat kegiatan pembelajaran, penguasaan materi, penyampaian materi secara sistematis oleh dosen, evaluasi yang dilaksanakan
dosen dan penggunaan metode mengajar.
3. Kenyamanan dalam proses pembelajaran
Kenyamanan dalam hal ini merupakan segala kemudahan yang diberikan
sekolah kepada siswa dalam proses pembelajaran. Suasana yang nyaman
7 belajarnya juga. Kenyamanan yang dirasakan siswa bisa bersifat fisik maupun
non fisik. Kenyamanan secara fisik bisa didapat melalui fasilitas yang tersedia
di sekolah untuk mendukung proses pembelajaran. Sedangkan kenyamanan
non fisisk merupakan suasana yang ada di sekolah dengan segala nilai dan
norma yang ada sehingga sekolah menjadi aman, ramah, dan tenang.
4. Kemudahan dalam mengakses informasi
Informasi merupakan salah satu hal penting yang ingin siswa dapatkan dari
sekolah, khususnya mengenai proses pembelajaran dan informasi akademik
sekolah.
Merujuk pada beberapa faktor di atas, untuk mendapatkan kemudahan dalam
akses informasi dan layanan akademik, maka dibutuhkan sebuah sistem untuk
mendukungnya, yaitu Sistem Informasi Manajemen (SIM). Selain itu, faktor lain
dalam mencapai kepuasan siswa pun perlu didukung oleh pola perilaku sekolah.
Pola perilaku ini terbentuk karena budaya yang berkembang di sekolah mereka
(Deal & peterson, 2009).
Oleh karena itu, peneliti mengambil rumusan masalah dengan tiga buah
variabel, yaitu SIM (X1), Budaya Sekolah (X2), dan Kepuasan Siswa (Y). Secara
rinci rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum tentang penerapan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Sekolah, budaya sekolah dan kepuasan siswa SMA Negeri di Kota
Bandung?
2. Bagaimana pengaruh penerepan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
terhadap kepuasan siswa?
3. Bagaimana pengaruh budaya sekolah terhadap kepuasan siswa?
4. Bagaimana pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen Sekolah dan
8 C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh dari
penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di sekolah dan budaya sekolah
terhadap kepuasan siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kota Bandung.
Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Terdeskripsikannya penerapan SIM sekolah, budaya sekolah dan kepuasan
siswa SMA Negeri di Kota Bandung.
2. Besarnya pengaruh penerapan SIM sekolah terhadap kepuasan siswa.
3. Besarnya pengaruh budaya sekolah terhadap kepuasan siswa.
4. Besarnya pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) sekolah
dan budaya sekolah terhadap kepuasan siswa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat baik dari segi teoritis
maupun segi praktis sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu
administrasi pendidikan, terutama dalam mengembangkan konsep Sistem
Informasi Manajemen dalam pendidikan, khususnya di sekolah dan budaya
sekolah yang harus ada sehingga para konsumen sekolah dapat merasakan
kepuasan terhadap proses pendidikan yang dilaksanakan sehingga tujuan
pendidikan dapat terwujud dengan lebih mudah.
2. Manfaat praktis
9 a. Sebagai salah satu cara untuk mengembangkan penerepan SIM di sekolah
yang dipadukan dengan budaya yang ada sehingga akan terwujud kepuasan
bagi konsumen sekolah tersebut.
b. Sebagai bahan rujukan dalam merumuskan materi penerapan SIM di sekolah
dan budaya sekolah untuk mewujudkan kepuasan siswa.
c. Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang dalam pengembangan SIM di
sekolah dan budaya sekolah untuk mencapai kepuasan siswa.
E. Struktur Organisasi Tesis
Untuk memudahkan pemahaman dan pemecahan masalah secara lebih
terstruktur dan sistematis, maka penulis menyusun suatu bentuk penulisan sebagai
berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari tesis.
Bagian awal dari bab ini adalah latar belakang penelitian yang menjelaskan alasan
mengapa peneliti mengambil topik permasalahan tersebut. Bagian kedua adalah
identifikasi dan perumusan masalah yang berisi rumusan dan analisi masalah
sekaligus identifikasi variabel- variabel penelitian. Bagian ketiga adalah tujuan
penelitian yang menyajikan hasil yang ingin dicapai dalam penelitian. Bagian
keempat adalah manfaat penelitian yang menyajikan kegunaan yang diharapkan
peneliti untuk penelitiannya. Dan bagian terakhir adalah struktur organisasi tesis
yang berisi tentang rincian urutan penulisan dari setiap bab dalam tesis.
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Bab II berisi tentang landasan teoritik, kerangka pemikiran, dan hipotesis
penelitian. Bagian awal dari bab ini adalah kajian pustaka yang berisi landasan
teoritik dalam penyusunan tesis. Bagian kedua adalah kerangka pemikiran sebagai
perumusan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian.
Dan bagian terakhir adalah hipotesis penelitian yang berisi jawaban sementara
10 BAB III. METODE PENELITIAN
Bagian ini berisi tentang lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain
penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen penelitian, serta teknik pengumpulan dan analisis data.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini berisi keseluruhan data dari hasil observasi dan kuesioner. Memberikan
gambaran umum mengenai variabel yang diteiti. Menjelaskan hasil pengolahan
data berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan serta hasil analisis data yang
dilakukan. Hasil analisis ini kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan
permasalahan penelitian.
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis
dan temuan penelitian. Terdiri dari dua bagian yaitu kesimpulan yang merupakan
ringkasan mengenai hasil temuan dan analisis penelitian dan rekomendasi yang
merupakan masukan bagi pengguna hasil penelitian dan untuk pengembangan
Siti Nur Elia Lailasari, 2014
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam melakukan sebuah proses ilmiah tidak dapat terlepas dari cara-cara
ataupun teknik yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti.
Cara-cara atau teknik tersebut dalam dunia penelitian disebut metode penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan penelitian
kuantitatif. Penelitian yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan hubungan
kasual dan pengujian hipotesis.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatam kuantitatif. Sedangkan teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data yaitu melalui survey dengan penyebaran
angket. Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis
kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian. Jenis angket yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup, dimana responden
diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang
ingin diungkapkan dari variabel-variabel yang ada disertai alternatif jawaban.
Dengan metode yang digunakan dan angket dalam pengumpulan datanya,
diharapkan hasil yang diperoleh dari lapangan sesuai dengan permasalahan yang
dirumuskan sebelumnya, dan data yang dikumpulkan akan lebih efisien dam
mudah dalam pengolahannya. Juga memberikan kemudahan bagi responden untuk
memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan.
Oleh karena itu, dengan metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini diharapkan mampu mengungkapkan kejadian yang dikaji secara sistematis
untuk mendapatkan kebenaran dari permasalahan yang diteliti, sehingga hasil dari
penelitian ini dapat dipergunakan sekaligus dipertanggungjawabkan baik secara
praktis maupun secara keilmuan.
Penelitian ini mengkaji 3 variabel, yaitu 2 variabel bebas dan dua variabel
4 4 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
(X1) dan Budaya Sekolah (X2), sedangkan variabel terikat adalah Kepuasan Siswa (Y) SMA Negeri di Kota Bandung.
B. Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun
memberikan suatu operasional. Berdasarkan pengertian tersebut serta untuk
menghindari kesalahpahaman dalam mendefinisikan judul penelitian ini, maka
dijelaskan pengertian yang terkandung dalam penelitian ini. Sesuai dengan judul
“Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Sekolah dan Budaya Sekolah terhadap Kepuasan Siswa SMA Negeri di Kota Bandung”.
Pada penelitian ini ditetapkan jenis-jenis variable yang akan diukur, yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable) dengan notasi (X) yaitu variable yang
memberikan kontribusi kepada variabel terikat. Notasi (X) adalah Pengaruh
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Sekolah (X1) dan Budaya Sekolah (X2).
2. Variabel terikat (Dependent Variabel) dengan Notasi (Y) yaitu variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Notasi (Y)
dalam penelitian ini adalah Kepuasan Siswa (Y).
4 5 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
X2
Operasional variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kepuasan Siswa (Y)
Tabel 3.1
Operasional Variabel Y (Kepuasan Siswa)
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator
Kepuasan siswa (Y)
1. “Satisfaction is the consumer’s fulfillment response. It is a judgement that a product
pleasurable level of consumption related
fulfillment” (Zeithaml, 2004). 2. Satisfaction dalam tata ruang (taman, gedung, dsb) Siswa merasa
nyaman berada di sekolah
Guru dan pegawai berpenampilan rapi dan bersih saat melayani siswa b. Kelengkapan
4 6 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
keinginannya staf sekolah/ guru dalam memberikan pelayanan pada siswa
Pihak sekolah dapat memberikan
informasi yang jelas dan mudah cepat saat siswa membutuhkan
4 7 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
2. Penerapan SIM Sekolah (X1)
Berikut merupakan operasional variabel X1 (Penerapan SIM Sekolah) dalam penelitian ini:
Tabel 3.2
Operasional Variabel X1 (Penerapan SIM Sekolah)
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator
Penerapan Sistem
sekolah memiliki staf khusus (di TU) untuk menyampaikan informasi pada siswa b. Adanya
4 8 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
sistematis yang berhubungan untuk menjadi alat manajemen, tetapi secara bertahap karena dianggap sebagai alat yang sangat diperlukan (Carizzo & Bella, 2003).
bersama- sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan bagian yang lainnya dengan cara- cara tertentu untuk melakukan dukungan siswa dalam penyampaian informasi dimengerti oleh siswa 5. Masukan cepat dan tepat dalam memberikan informasi b. Siswa yang cepat dan tepat dalam
4 9 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
4. SIM sekolah siswa baik untuk layanan akademik
a. Informasi yang cepat dan tepat
c. informasi yang didapat bisa
a. Informasi yang dihasilkan sesuai dengan sasaran dan tujuan
a. Informasi yang diperoleh siswa sesuai dengan yang
dibutuhkan dan diinginkan siswa b. Informasi yang didapat mendukung prores belajar mengajar c. siswa puas akan informasi yang didapat 9. Kendali
(control)
a. Memiliki bagian kendali untuk SIM
a. Adanya pengawasan dari kepala sekolah mengenai penanganan informasi di sekolah
b. informasi yang diperoleh berlangsung normal sesuai waktu yang ditetapkan c. Informasi dikelola sesuai batasan atau fungsi informasinya
a. tanggap terhadap kesalahan informasi b. perbaikan terhadap kesalahan informasi
5 0 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
Berikut merupakan operasional variabel X2 (Budaya Sekolah) dalam penelitian ini:
Tabel 3.3
Operasional Variabel X2 (Budaya Sekolah)
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator
Budaya Sekolah (X2) 1. Budaya organisasi adalah sekumpulan asumsi penting (keyakinan dan nilai- nilai) yang
memperngaruhi opini dan tindakan dalam suatu perusahaan. (Hoy & Miskel, 2008) 2. Budaya adalah sumber dari keyakinan yang memberikan
3. Kultur mengandung pola eksplisit maupun implisit dari dan untuk perilaku yang ciptaan manusia. Inti utama dari kultur terdiri dari ide tradisional (turun temurun dan terseleksi) dan terutama pada nilai yang menyejarah
1. Innovation
a. Kreatifitas siswa, guru, dan staf
Mengadakan
memiliki ciri khas yang
membedakannya dengan sekolah lain
b. Siswa, guru, dan staf mampu mengambil risiko
menerima tawaran kompetisi dengan sekolah atau lembaga lain tidak takut kalah pada setiap even atau kompetisi yang diikuti 2. Stability a. Filterisasi
budaya asing yang bersifat negative
budaya tinggi yang sudah ada dan sudah diterapkan hari di sekolah
5 1 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
(historitas). (Aan Komariah, 2010) 4. Dari pengertian- pengertian yang ada, maka dapat
disimpulkan bahwa budaya adalah pandangan hidup masyarakat berupa nilai- nila, norma, kebiasaan, hasil karya, pengalaman, dan tradisi yang terus tumbuh sehingga mengakar dalam kehidupan masyarakat dan mempengaruhi sikap serta perilaku setiap orang/ hal- hal yang kecil (detail) setiap siswa dalam bidang akademikdan kondisi guru dan stafnya
5 2 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
yang
membutuhkan
c. Perhatian akan kondisi sosial siswa
memberikan tim untuk setiap penyelesaian urusan ada panitia khusus untuk setiap
ada siswa yang ikut dalam sehat agar dapat meningkatkan kualitas
guru atau staf aktif mengikuti
5 3 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
C. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Lokasi
Lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri di Kota Bandung
sebanyak 27 sekolah. Dengan pengambilan lokasi penelitian tersebut, diharapkan
dapat memberikan data yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, terutama
mengenai gambaran umum dari penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
di sekolah dan budaya sekolah terhadap kepuasan siswanya.
2. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono:2002). Sesuai
dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka yang menjadi populasi adalah
seluruh siswa di SMA Negeri se- Kota Bandung yang berjumlah 28600 siswa.
Tabel 3. 4
Data SMA Negeri di Kota Bandung (menurut Disdik Kota Bandung)
No. Nama SMA Jumlah Siswa
1 SMAN 1 Bandung 1140
2 SMAN 2 Bandung 1352
3 SMAN 3 Bandung 942
4 SMAN 4 Bandung 1217
5 SMAN 5 Bandung 1089
6 SMAN 6 Bandung 1092
7 SMAN 7 Bandung 1056
8 SMAN 8 Bandung 1467
9 SMAN 9 Bandung 835
10 SMAN 10 bandung 1311
11 SMAN 11 Bandung 1310
12 SMAN 12 Bandung 1064
13 SMAN 13 Bandung 877
14 SMAN 14 Bandung 1001
5 4 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
16 SMAN 16 Bandung 1605
17 SMAN 17 Bandung 932
18 SMAN 18 Bandung 814
19 SMAN 19 Bandung 965
20 SMAN 20 Bandung 1056
21 SMAN 21 bandung 919
22 SMAN 22 Bandung 1312
23 SMAN 23 Bandung 987
24 SMAN 24 Bandung 1026
25 SMAN 25 Bandung 1022
26 SMAN 26 Bandung 562
27 SMAN 27 Bandung 771
Jumlah Siswa 28600
Sumber :
http://www.disdik.kotabandung.go.id/datasekolah
Siswa menjadi populasi penelitian karena siswa merupakan komponen
terbesar yang ada pada pada sebuah sekolah yang mendukung penelitian ini,
sehingga diharapkan dapat memberikan data lapangan yang representatif dan
sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Sampel
Sugiyono (2007: 91) memberikan pengertian: “Sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sampel adalah sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sampel yang
dilakukan adalah probability sampling untuk memberikan peluang yang sama
pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Akdon :
2008). Dalam proses pengambilan sampel diperlukan rumus-rumus dan terdapat
berbagai rumus untuk menentukan besarnya sampel yang diperlukan. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh
5 5 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik yang digunakan
adalah simple random sampling, teknik ini digunakan untuk menentukan sampel
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.
Dengan demikian sampel yang merupakan bagian dari jumlah populasi
serta dapat mewakili populasi tersebut. Oleh karena itu dalam pengambilan
sampel harus benar-benar representatif. Dalam proses pengambilan sampel
diperlukan rumus-rumus dan terdapat berbagai rumus untuk menentukan besarnya
sampel yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rumus dari
Taro Yamane yang dikutip oleh Akdon dan Hadi (2005: 107):
1
N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Berdasarkan pendapat tersebut, maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu mengambil dari jumlah seluruh siswa SMA se Kota Bandung
yang menjadi unit sampel penelitian sejumlah 28600 orang. Adapun tingkat
presisi yang ditetapkan sesuai dengan Akdon dan Hadi (2005, 107) sebesar 5%.
Dengan menggunakan rumus di atas, maka jumlah dengan rincian perhitungan
5 6 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
Untuk menentukan banyaknya siswa yang diambil sebagai sampel pada
setiap sekolah, peneliti pun menggunakan proporsional sampling. Proporsi
sampel untuk tiap-tiap SMA dihitung dengan mengacu pada pendapat Nazir
(1998:365) dengan rumus sebagai berikut:
n N N ni i
Keterangan:
n
i = Ukuran sampel yang harus diambil dari Stratum ke-ii
N = Ukuran Stratum ke-i
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel keseluruhan yang dialokasikan
Sebagai contoh, SMA Negeri 7 Bandung dengan jumlah siswa (Ni) = 1056 orang, jumlah populasi keseluruhan (N) = 28600 orang siswa dan jumlah
sampel keseluruhan (n) = 394 orang siswa. Berdasarkan rumus diatas maka
rincian perhitungannya sebagai berikut:
n N N ni i
i
n 394
28600 1056
i
n 14,548 15 (dibulatkan)
Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung jumlah sampel dari populasi
siswa yang masuk dalam unit sampel dari populasi yang ada dan diperoleh
perhitungan sebagai berikut:
Tabel 3. 5 Populasi dan Sampel
No
. Nama SMA Jumlah
Siswa
Populasi (N)
Sampel
(n) N n
N
n i
i
Pembu -latan
1 SMAN 1 Bandung 1140 28600 394 15,705 16
5 7 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
3 SMAN 3 Bandung 942 12,977 13
4 SMAN 4 Bandung 1217 16,766 17
5 SMAN 5 Bandung 1089 15,002 15
6 SMAN 6 Bandung 1092 15,044 15
7 SMAN 7 Bandung 1056 14,548 15
8 SMAN 8 Bandung 1467 20,210 20
9 SMAN 9 Bandung 835 11,503 12
10 SMAN 10 bandung 1311 18,061 18
11 SMAN 11 Bandung 1310 18,047 18
12 SMAN 12 Bandung 1064 14,658 15
13 SMAN 13 Bandung 877 12,082 12
14 SMAN 14 Bandung 1001 13,790 14
15 SMAN 15 Bandung 876 12,068 12
16 SMAN 16 Bandung 1605 22,111 22
17 SMAN 17 Bandung 932 12,839 13
18 SMAN 18 Bandung 814 11,214 11
19 SMAN 19 Bandung 965 13,294 13
20 SMAN 20 Bandung 1056 14,548 15
21 SMAN 21 bandung 919 12,660 13
22 SMAN 22 Bandung 1312 18,074 18
23 SMAN 23 Bandung 987 13,597 14
24 SMAN 24 Bandung 1026 14,134 14
25 SMAN 25 Bandung 1022 14,079 14
26 SMAN 26 Bandung 562 7,742 8
27 SMAN 27 Bandung 771 10,621 11
Jumlah Siswa 28600 394 394
D. Pengumpulan Data
1. Jenis Dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada
siswa SMA Negeri di Kota Bandung, sedangkan data sekunder diperoleh dari
5 8 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
Tabel 3. 6 Jenis dan Sumber Data
Jenis Data Sumber Data
Tanggapan Responden tentang Penerapan
SIM Sekolah Siswa SMA
Tanggapan Responden tentang Budaya
Sekolah Siswa SMA
Tanggapan Responden tentang Kepuasan
Siswa Siswa SMA
2. Alat Pengumpulan Data
Dalam penyusunan alat pengumpul data, penulis berpedoman pada ruang
lingkup variabel-variabel yang terkait. Instrument yang berupa angket terdiri dari
angket tentang penerapan SIM Sekolah, budaya sekolah, dan kepuasan siswa di
SMA negeri yang ada di Kota Bandung.
Berikut merupakan langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menyusun
angket:
a. Menentukan variabel-variabel serta indikator-indikator yang dianggap dapat
mewakili permasalah yang akan diteliti, yang dituangkan dalam kisi-kisi
instrumen penelitian. Seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 7
Kisi-kisi Instrumen Variabel Penerapan SIM Sekolah (X1)
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator No. Item
Penerapan Sistem Informasi
1.Komponen (components)
a. Adanya orang yang
bertugas mengolah
sekolah memiliki
programmer khusus untuk SIM
5 9 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
Manajemen Sekolah (Sutanta, 2003: 4)
informasi sekolah memiliki staf khusus (di TU) untuk menyampaikan informasi komputer untuk mengolah informasi
3
ada papan pengumuman sebagai saranan
siswa dapat membedakan setiap informasi yang diterimanya informasi pada siswa
7
Dukungan pihak manajer (Kepala Sekolah) untuk penyampaian informasi
8
dukungan siswa dalam penyampaian informasi
tampilan sistem informasi/ media pengumuman mudah dimengerti oleh siswa
11
5. Masukan (input)
a. Data yang sesuai dengan system
a. Guru dan staf yang cepat dan tepat dalam memberikan informasi
12
b. Siswa yang cepat dan tepat dalam memberikan informasi
13
c. kesalahan input data yang minimal
6 0 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
6.Pengolahan dilakukan dengan tepat
15
pengolahan informasi tidak memakan waktu yang banyak
a. Informasi yang cepat dan tepat
17
c. informasi yang didapat bisa
a. Informasi yang dihasilkan sesuai dengan sasaran dan tujuan
a. Informasi yang diperoleh siswa sesuai dengan yang dibutuhkan dan diinginkan siswa
19
b. Informasi yang didapat mendukung prores belajar mengajar
20
c. siswa puas akan informasi yang didapat
21
9. Kendali (control)
a. Memiliki bagian kendali untuk SIM
a. Adanya pengawasan dari kepala sekolah mengenai penanganan informasi di sekolah
22
b. informasi yang diperoleh berlangsung normal sesuai waktu yang ditetapkan
23
c. Informasi dikelola sesuai batasan atau fungsi informasinya
a. tanggap terhadap kesalahan informasi
25
b. perbaikan terhadap kesalahan informasi yang disampaikan
6 1 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
b. Pengembalian informasi ke dalam bentuk normal
c. cepat dalam melakukan perbaikan informasi
27
Tabel 3. 8
Kisi-kisi Instrumen Variabel Budaya Sekolah (X2)
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator No.
Item siswa, guru, dan staf
Mengadakan kegiatan-kegiatan yang
menonjolkan kreatifitas (pentas seni, menghias kelas, dll)
1
memiliki ciri khas yang membedakannya dengan
kompetisi dengan sekolah atau lembaga lain
3
tidak takut kalah pada setiap even atau kompetisi yang diikuti terhadap akses internet untuk siswa
5
membatasi kegiatan siswa yang kebarat- baratan dan bersifat negative budaya yang bersifat positif sehari- hari di sekolah
mengadakan peringatan- peringatan terhadap acara nasional
6 2 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
3. kegiatan dengan persiapan dan pelaksanaan yang detail
10
perhatian terhadap hal- hal yang kecil (detail)
11 pelajaran tambahan untuk persiapan kelulusan siswa
12
memberikan penghargaan terhadap lulusan- lulusan terbaik akademik siswa (misal : perlengkapan perhatian terhadap kondisi guru dan stafnya
16
memberikan santunan kepada guru atau pegawai yang membutuhkan kepada siswa yang membutuhkan
sekolah mengajak guru atau karyawannya untuk mengambil suatu
keputusan
6 3 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
urusan sekolah ada panitia khusus untuk setiap kegiatan sekolah dan bergilir
20
siswa dilibatkan dalam kegiatan sekolah (panitia perpisahan, dsb)
ada siswa yang ikut dalam olimpiade sains maupun mata pelajaran
22
sekolah mengikuti
kompetisi ekstrakurikuler dengan sekolah lain
23
sekolah memenangkan kompetisi ekstrakurikuler maupun olimpiade sains
24
guru atau staf aktif
mengikuti kompetisi yang ada (karya ilmiah, karya tulis)
25
Tabel 3. 9
Kisi-kisi Instrumen Variabel Kepuasan Siswa (Y)
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator No.
Item dalam tata ruang (taman, gedung, dsb)
1
Siswa merasa nyaman berada di sekolah
2
Guru dan pegawai berpenampilan rapi dan bersih saat melayani siswa
3
b. Kelengkapan dan kesiapan alat- alat
sarana komputer dengan jaringan
6 4 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
yang digunakan tepat dan cepat
5
2. Reliability (keandalan)
a.
Profesionalisme staf sekolah/ guru dalam memberikan
pelayanan pada siswa
Pihak sekolah dapat memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti
informasi pada siswa
a. Ada
tindakan cepat saat siswa
6 5 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
7. Security (keamanan)
a. Informasi yang diperoleh tidak dibocorkan pad pihak yang tidak
b. Menyusun pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan yang dianggap
menggambarkan masalah yang sedang diteliti disertai alternatif jawaban
yang akan dipilih responden berdasarkan variabel-variabel serta
indikator-indikator yang telah ditentukan dalam kisi-kisi instrumen dan nomor item
dalam kisi-kisi instrumen penelitian.
c. Menetapkan kriteria penskoran untuk alternatif jawaban dengan
6 6 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
Tabel 3.10
Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Dari Likert Variabel X dan Variabel Y
Alternatif Jawaban Skor Pernyataan
Selalu/ Sangat Puas Sekali
5Sering/ Sangat Puas
4Kadang- kadang/ Puas
3Pernah/ Kurang Puas
2Tidak Pernah/ Tidak Puas
1Sumber: Sugiyono (2004)
E. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Uji coba instrument penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kualitas
instrument yang meliputi sekurang-kurangnya, validitas dan realibilitas
instrument.
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus dilakukan
peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Hal tersebut sejalan dengan
yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 158) bahwa:
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah.
Uji validitas dalam data ini menggunakan bantuan program Ms.Excel
dengan memasukkan data yang diperoleh dari 30 orang responden yakni SMA
Muhammadiyah 1 Bandung ke dalam rumus yang ditetapkan oleh Pearson yang
dikenal dengan korelasi Product Moment. Berikut merupakan langkah-langkah uji
6 7 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
a. Menghitung koefisien korelasi Product Moment (r hitung), dengan rumus
sebagai berikut:
= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑ Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:
2
r = Koefisien korelasi hasil r hitung n= Jumlah responden
b. Distribusi (Tabel t) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) adalah
1.701. Kaidah keputusan: Jika thitung ttabel berarti valid, sebaliknya jika thitung ttabel berarti tidak valid.
Dari perhitungan hasil uji coba angket yang telah dilakukan, maka
validitas setiap item untuk kedua variabel diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Validitas Variabel X1 (Penerapan SIM Sekolah)
Dari hasil uji coba instrumen penelitian variabel X1 (27 item pertanyaan)
diperoleh kesimpulan bahwa 21 item alat ukur dinyatakan valid sebagai item. Akan tetapi untuk item alat ukur yang dinyatakan tidak valid dilakukan
perbaikan atau dihilangkan . Berikut rinciannya termasuk tindak lanjut
6 8 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
Tabel 3. 11
Hasil Uji Validitas Variabel XI (Penerpan SIM Sekolah) No. Item
Pertanyaan
r hitung
t hitung
t table
Keputusan Validitas
Tindak Lanjut
1 0.446 2.635 1.701 Valid Digunakan
2 0.443 2.615 1.701 Valid Digunakan
3 0.647 4.492 1.701 Valid Digunakan
4 0.033 0.174 1.701 Tidak Valid Diperbaharui
5 0.379 2.164 1.701 Valid Digunakan
6 0.502 3.071 1.701 Valid Digunakan
7 0.407 2.358 1.701 Valid Digunakan
8 0.246 1.342 1.701 Tidak Valid Diperbaharui
9 0.382 2.185 1.701 Valid Digunakan
10 0.034 0.181 1.701 Tidak Valid Diperbaharui
11 0.241 1.316 1.701 Tidak Valid Diperbaharui
12 0.676 4.852 1.701 Valid Digunakan
13 0.275 1.515 1.701 Tidak Valid Diperbaharui
14 0.097 0.518 1.701 Tidak Valid Diperbaharui
15 0.641 4.422 1.701 Valid Digunakan
16 0.519 3.210 1.701 Valid Digunakan
17 0.460 2.744 1.701 Valid Digunakan
18 0.387 2.221 1.701 Valid Digunakan
19 0.737 5.770 1.701 Valid Digunakan
20 0.498 3.039 1.701 Valid Digunakan
21 0.515 3.180 1.701 Valid Digunakan
6 9 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
23 0.595 3.912 1.701 Valid Digunakan
24 0.609 4.061 1.701 Valid Digunakan
25 0.563 3.605 1.701 Valid Digunakan
26 0.659 4.634 1.701 Valid Digunakan
27 0.714 5.402 1.701 Valid Digunakan
b. Validitas Variabel X2 (Budaya Sekolah)
Dari hasil uji coba instrumen penelitian variabel X2 (27 item pertanyaan)
diperoleh kesimpulan bahwa 21 item alat ukur dinyatakan valid sebagai item.
Akan tetapi untuk item alat ukur yang dinyatakan tidak valid dilakukan
perbaikan atau dihilangkan . Berikut rinciannya termasuk tindak lanjut
terhadap item pernyataan yang dinyatakan tidak valid: Tabel 3. 12
Hasil Uji Validitas Variabel X2 (Budaya Sekolah) No. Item
Pertanyaan r hitung t hitung t table Keputusan
Tindak Lanjut
1 0.570 3.669 1.701 Valid Digunakan
2 0.501 3.059 1.701 Valid Digunakan
3 0.483 2.915 1.701 Valid Digunakan
4 0.639 4.395 1.701 Valid Digunakan
5 -0.032 -0.170 1.701 Tidak Valid Diperbaharui
6 0.095 0.507 1.701 Tidak Valid Diperbaharui
7 0.554 3.523 1.701 Valid Digunakan
8 0.552 3.499 1.701 Valid Digunakan
9 0.378 2.158 1.701 Valid Digunakan
10 0.589 3.861 1.701 Valid Digunakan
11 0.488 2.962 1.701 Valid Digunakan
12 0.655 4.590 1.701 Valid Digunakan
13 0.646 4.474 1.701 Valid Digunakan
14 0.496 3.023 1.701 Valid Digunakan
7 0 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
16 0.612 4.090 1.701 Valid Digunakan
17 0.243 1.326 1.701 Tidak Valid Diperbaharui
18 0.531 3.317 1.701 Valid Digunakan
19 0.235 1.279 1.701 Tidak Valid Diperbaharui
20 0.189 1.019 1.701 Tidak Valid Diperbaharui
21 0.500 3.057 1.701 Valid Digunakan
22 0.564 3.611 1.701 Valid Digunakan
23 0.320 1.788 1.701 Valid Digunakan
24 0.429 2.516 1.701 Valid Digunakan
25 0.360 2.044 1.701 Valid Digunakan
c. Validitas Variabel Y (Kepuasan Siswa)
Dari hasil uji coba instrumen penelitian variabel Y (20 item pertanyaan)
diperoleh kesimpulan bahwa 20 item alat ukur dinyatakan valid sebagai item.
Berikut rinciannya termasuk tindak lanjut terhadap item pernyataan yang
dinyatakan tidak valid:
Tabel 3. 13
Hasil Uji Validitas Variabel X3 (Kepuasan Siswa) No. Item
Pertanyaan r hitung t hitung t table Keputusan
Tindak Lanjut
1 0.436 2.561 1.701 Valid Digunakan
2 0.634 4.338 1.701 Valid Digunakan
3 0.554 3.524 1.701 Valid Digunakan
4 0.584 3.804 1.701 Valid Digunakan
5 0.666 4.724 1.701 Valid Digunakan
6 0.823 7.667 1.701 Valid Digunakan
7 0.710 5.336 1.701 Valid Digunakan
8 0.819 7.554 1.701 Valid Digunakan
9 0.739 5.810 1.701 Valid Digunakan
7 1 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
11 0.834 7.998 1.701 Valid Digunakan
12 0.726 5.589 1.701 Valid Digunakan
13 0.668 4.749 1.701 Valid Digunakan
14 0.622 4.200 1.701 Valid Digunakan
15 0.696 5.129 1.701 Valid Digunakan
16 0.627 4.260 1.701 Valid Digunakan
17 0.789 6.800 1.701 Valid Digunakan
18 0.820 7.576 1.701 Valid Digunakan
19 0.713 5.385 1.701 Valid Digunakan
20 0.684 4.960 1.701 Valid Digunakan
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas akan digunakan dengan menghitung nilai alfa atau dengan
Cronbach’s Alpha. Penghitungan Cronbach’s Alpha dilakukan dengan
menghitung rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pernyataan dalam
kuesioner. Secara umum, bahwa reliabilitas yang ditentukan oleh nilai Cronbach’s Alpha – kurang dari 0,36 dinyatakan kurang baik. Untuk uji reliabilitas yaitu
dengan membandingkan antara nilai korelasi gutman split half atau r hitung dengan
r tabel, untuk itu bisa di lihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.14 Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Nilai Korelasi Gulfman Split Halh (r11)
rtabel Kesimpulan
1 X1 0.74 0.36 Reliabel
2 X2 0.84 0.36 Reliabel
7 2 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
F. Teknik Analisis Data
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket
terhadap responden yang telah terpilih sebagai sampel. Kuesioner diminta untuk
diisi tanpa harus berdiskusi dengan responden lain. Setelah angket ditarik,
selanjutnya dicatat untuk dianalisa datanya. Data-data yang dikumpulkan akan
dianalisa untuk menguji hipotesis penelitian dan mengetahui kadar pengaruh
antara penerapan SIM sekolah dan budaya sekolah terhadap kepuasan siswa.
Analisis data dilakukan dengan teknik analisis sebagai berikut:
1. Menghitung Persentase Skor Rata-Rata
Menghitung persentase skor rata-rata dari setiap veriabel dan Y
dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum jawaban responden
terhadap pertanyaan yang ada pada setiap variabel penelitian dengan
prosentasi rata- rata setiap variabel. Riduan dan Akdon (2006:158)
mengemukakan penghitungan prosentase rata-rata sebagai berikut :
% 100
x X
X P
Id
K e t e r a n g a n : P = Prosentase skor rata-rata yang dicari
X = Skor rata-rata setiap variabel
Xid = Skor ideal setiap variable
Dengan demikian dapat kita lihat hasil prosentase rata-rata setiap
variabel maka selanjutnya di interprestasikan dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.15
Kualifikasi Prosentase Rata- Rata Variabel
No Prosentase Kualifikasi
1 0,00 - 0,199 Sangat rendah
7 3 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
3 0,40 - 0,599 Sedang
4 0,60 - 0,799 Tinggi
5 0,80 - 1,000 Sangat tinggi
2. Mendeskripsikan Variabel
Langkah berikutnya setelah menghitung prosentase variabel, penulis
mendeskripsikan setiap variabel, lengkap dengan dimensinya. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan SIM sekolah dan budaya
sekolah terhadap kepuasan siswa SMA Negeri di Kota Bandung. Untuk
mengetahui masing-masing variabel beserta dimensi-dimensinya, peneliti dalam
penghitungannya menggunakan Ms Excel dan program SPSS for window 17.00.
3. Pengujian Normalitas Distribusi
Uji normalitas dilaksanakan supaya dapat diketahui apakah sample tersebut
bersumber dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini
menggunakan Kolmogorov-Smirnov melalui bantuan program SPSS for windows
17.00.
4. Menguji Hipotesis.
Menguji hipotesis penelitian ini dilakukan dengan menghitung koefisien
korelasi, digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel, yaitu variabel
bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable,
variabel independent terhadap variabel dependen, dan menganalisis regresi yang
digunakan untuk memprediksi perubahan nilai variabel dependen apabila variabel
independent nya berubah. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS for window 17.0.
Adapun tujuannya untuk memudahkan memasukan data yang akan
diklarifikasikan ke dalam kategori-kategori, selanjutnya dibandingkan dengan
menghitung prosentase, analisis statistik regresi dengan model persamaan dua jalur
yang digunakan dalam menguji pengaruh yang signifikan antara penerapan SIM
7 4 Siti Nur Elia Lailasari, 2014
Bandung. Menguji hipotesis digunakan teknik statistik regresi dengan model
persamaan dua jalur dan menggunakan analisis dengan persamaan strukturalnya:
Struktur Persamaan: Y = a + b1 X1+b2 X2 (Akdon, 2008:205)
Untuk memudahkan interpretasi mengenai kekuatan korelasi antara variabel
bebas dan variabel terikat seperti yang dikemukakan oleh Akdon (2008:188) , maka
digunakan tabel dibawah ini yaitu:
Tabel 3. 16
Interpretasi Korelasi Antar Variabel Interval
Koefesien Tingkat Hubungan 0,00-0,199
0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000
Korelasi Sangat Rendah Korelasi Rendah
Korelasi Cukup Kuat Korelasi Kuat
Siti Nur Elia Lailasari, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan temuan- temuan yang diperoleh
dari hasil pengolahan dan analisis data dari penelitian yang berjudul ”Pengaruh
Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah dan Budaya Sekolah
terhadap Kepuasan Siswa SMA Negeri di Kota Bandung”, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan yang merujuk rumusan masalah yang telah pada penelitian
ini, yaitu :
1. Penerapan SIM Sekolah di SMA Negeri di Kota Bandung ada pada kategori
tinggi, artinya sekolah- sekolah telah menerapkan SIM dalam proses
manajerialnya, baik diterapkan dengan dukungan teknologi informasi maupun
secara manual, dan siswa di sekolah- sekolah tersebut sudah dapat merasakan
pengaruhnya. Dengan rata- rata jawaban tersebut menggambarkan bahwa
dimensi penerapan SIM, yaitu : komponen (components), batas (boundary),
lingkungan (environtment), penghubung/ antar muka (interface), masukan
(input), pengolahan (processing), keluaran (output), sasaran (objectives) dan
tujuan (goals), kendali (control), dan umpan balik (feedback); sudah
diterapkan dan dilaksanakan dengan baik oleh sekolah- sekolah tersebut.
2. Budaya sekolah ada pada kategori tinggi, artinya sekolah sudah dapat
menerapkan dengan baik dimensi inovasi, stabilitas, perhatian terhadap detail,
orientasi hasil, orientasi manusia, orientasi tim, dan agresif. Budaya sekolah
ini menggambarkan perilaku dari keseharian di sekolah, baik siswa, guru, staf
sekolah, dan elemen lainnya di sekolah tersebut.
3. Kepuasan siswa ada pada kategori tinggi, artinya siswa sebagai salah satu
konsumen sekolah merasa sangat puas akan sekolahnya sendiri, baik dari