BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terbentuk, yaitu variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent).
3.1.1 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah intensi menjalani operasi medis. Definisi konseptual intensi diartikan sebagai kemungkinan subjektif seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu.
3.1.1.1 Variabel Independen
1. Variabel independen pertama dalam penelitian ini adalah sikap terhadap operasi. Definisi konseptual sikap terhadap operasi adalah kecenderungan dan keyakinan individu mengenai operasi yang bersifat mendekati (positive) dan menjauhi (negative) ditinjau dari aspek afektif dan kognitif dan mengarahkan pada pola perilaku tertentu.
2. Variabel independen yang kedua adalah norma subjektif seberapa besar harapan-harapan yang dipersepsi oleh individu yang berkaitan dengan perilaku operasi medis, yang berasal dari orang-orang yang dianggap berpengaruh dan mempengaruhi individu (reference significant others) untuk melakukan perilaku melaksanakan operasi medis. Norma subjektif adalah pengaruh dari orang – orang terdekat (dalam hal ini yang dimaksud adalah keluarga inti, seperti : orangtua, kakak, adik,) serta teman kerja dan bukan teman bekerja
3. Variabel independen yang ketiga persepsi kendali perilaku. Persepsi kendali perilaku yang dimaksud disini adalah self effifacy (kepercayaan terhadap kemampuan diri seseorang dalam menghadapi operasi) dan controllability.
4. Variabel independen yang keempat adalah perilaku masa lalu. Perilaku masa lalu adalah pengalaman subjektif seseorang mengenai peristiwa operasi medis
3.1.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis Null
1. Sikap terhadap operasi tidak mampu memprediksikan intensi (niat) menjalani operasi medis.
2. Norma subjektif tidak mampu memprediksikan intensi (niat) menjalani operasi medis.
3. Persepsi kendali perilaku tidak mampu memprediksikan intensi (niat) menjalani operasi medis.
4. Perilaku masa lalu sehubungan dengan operasi (past behaviour) tidak mampu memprediksikan intensi (niat) menjalani operasi medis.
5. Sikap terhadap operasi, norma subjektif, persepsi kendali perilaku, dan
perilaku masa lalu secara bersama-sama tidak mampu memprediksikan intensi (niat) menjalani operasi medis
Hipotesis alternatif
1. Sikap terhadap operasi mampu memprediksikan intensi (niat) menjalani operasi medis.
2. Norma subjektif mampu memprediksikan intensi (niat) menjalani operasi medis.
3. Persepsi kendali perilaku mampu memprediksikan intensi (niat) menjalani operasi medis.
4. Perilaku masa lalu sehubungan dengan operasi (past behaviour) mampu memprediksikan intensi (niat) menjalani operasi medis.
5. Sikap terhadap operasi, norma subjektif, persepsi kendali perilaku, dan perilaku masa lalu secara bersama-sama mampu memprediksikan intensi (niat) menjalani operasi medis.
3.2 Subjek penelitian dan teknik sampling 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Sampel subjek penelitian adalah individu yang memiliki penyakit yang diharuskan melakukan operasi mayor (sudah melakukan operasi mayor / akan melakukan operasi mayor).
Karakteristik ialah:
1. Usia 41-60 tahun (dewasa madya). Karakteristik usia partisipan adalah usia dewasa madya yang menurut Hurlock (2008) usia dewasa madya (40-60 tahun). Penelitian mengambil partisipan pada usia tersebut karena pada usia tersebut terjadinya proses penuaan atau munculnya penyakit degeneratif akibat proses penuaan tersebut. Secara signifikan orang tua mengalami kasus mortalitas dan morbiditas lebih besar dari orang muda. Pada orang tua, perasaan depresi dan marah dapat melemahkan sistem imun yang rentan stress dan depresi. Stress dan depresi secara cepat dapat menimbulkan dan memperburuk penyakit (Fatmah, 2006).
2. mengidap penyakit kanker atau jantung. Peneliti mengambil dua sampel penyakit ini karena kedua penyakit ini akan dilakukan operasi mayor (operasi
penanaman / pemgangkatan organ) untuk menyembuhkan penyakitnya yang mencakup incision (pengirisan), excision (pengeluaran), atau suturing (menjahit) jaringan tubuh, yang biasanya diperlukan pembiusan (William, 2010).
3. Pernah menjalani operasi medis. Karena pengalaman masa lalu sangat mempengaruhi intensi.
3.2.2 Teknik Sampling
Untuk menentukan individu yang menjadi subjek penelitian, digunakanlah convenience sampling, yaitu teknik pengambilan sampel tidak acak, tidak memberikan peluang/kesempatan tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Dalam penelitian ini didapatkan 100 subjek penelitian.
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian noneksperimental dan korelasional-prediktif. Penelitian korelasional bermaksud untuk mengungkapkan hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini, penelitian korelasional untuk multivariabel (terdiri dari >2 variabel bebas). Tujuan dari penelitian korelasional-prediktif adalah untuk memprediksi DV berdasarkan IV.
3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat Ukur
Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan berupa 5 skala yang digabungkan menjadi sebuah kuesioner. Kuesioner digunakan karena sifatnya yang efisien, sehingga peneliti dapat mengumpulkan banyak data dalam waktu yang singkat. Selain itu menurut Neuman (2003), kuesioner merupakan suatu instrumen yang tepat untuk penelitian survey selain wawancara. kuesioner ini mengukur 5 bagian, bagian pertama yaitu mengukur sikap, bagian kedua mengukur norma subjektif, bagian ketiga mengukur persepsi kendali perilaku (PBC), bagian keempat mengukur perilaku masa lalu, bagian kelima mengukur intensi.
Satu set alat ukur ini menggunakan skala Likert. Alasan pemilihan skala Likert karena menurut beberapa ahli, yaitu Likert (1932), Hall (1934), Rundquist dan Stello (1936 dalam Edwards 1957), metode Summated Ratings (metode yang dipakai dalam skala Likert) lebih mudah dan sederhana untuk diaplikasikan pada pengembangan skala sikap daripada metode Equal Appearing Interval (seperti dalam skala Thurstone). Selain itu skala Likert juga memiliki reliabilitas lebih tinggi dibandingkan skala Thurstone ( Aiken & Marnat, 2006).
Mendukung pernyataan ini, Edwards (1957) menyebutkan reliabilitasnya bisa mencapai diatas 0,85.
Skala Likert yang digunakan berjumlah enam, artinya tidak ada nilai tengah (zero points) pada skala penelitian ini. Hal ini dilandasi pernyataan Edwards (1957 : 234) sebagai berikut:
If we wish to correlate scores on an attitude scale with scores on other scales or with other measure of interest,this is can also done without any references or the zero points on the favorable-unfavorable continuum.
Alat ukur sikap, norma subjektif, persepsi kendali perilaku, perilaku
masa lalu dan intensi memiliki kesamaan hal dalam pembuatan itemnya, yaitu melalui proses elisitasi yang ditujukan untuk memunculkan belief beserta evaluasinya. Kemudian data yang didapat dari proses elisitasi inilah yang dijadikan dasar menjadi alat ukur.
3.4.1.1 Alat Ukur Intensi
Sesuai dengan pernyataan Fishbein dan Ajzen (1975) kala yang mengukur intensi seseorang untuk melakukan tindakan operasi medis mengandung 4 elemen, yaitu tingkah laku;
objek target; situasi; dan waktu. Alat ukur ini terdiri dari 3 item yang menyatakan probabilitas partisipan berintensi untuk melakukan tindakan operasi medis. Berikut adalah contoh pernyataan itemnya :
Saya berniat menjalani operasi dalam 6 (enam) bulan ke depan
STS TS ATS AS S SS
Tingkah laku yang dimaksud adalah “menjalani operasi”, target tingkah laku adalah
“operasi, ”situasi yang menyertai adalah “saya berniat’, dan waktunya adalah “6 (enam) bulan kedepan”. Pilihan jawaban sebanyak 6, yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), ATS (Agak Tidak Setuju), AS (Agak Setuju),S (Setuju), SS (Sangat Setuju).
Dalam kuesioner ini peneliti mengambil jarak selama 6 bulan kedepan berdasarkan teori yang dikutip dari Smeltzer and Bare ( 2002 ), yang membagi operasi menurut tingkatan luas atau tingkatan resiko mayor yang artinya operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup klien. Dan juga berada
dalam tingkat urgensi yang diperlukan, artinya klien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan jika penyakit yang di derita pasien bersifat dapat berkembang dengan cepat seperti penyakit kanker.
Dan juga menurut Potter dan Perry ( 2005 ) bahwa pasien dengan usia yang terlalu muda (bayi/anak-anak) dan usia lanjut (40 keatas) mempunyai resiko lebih penyembuhan lebih lama apabila melakukan operasi mayor, yang bisa berkisar antara beberapa minggu bahkan beberapa bulan untuk penyembuhan. Hal ini diakibatkan cadangan fisiologis pada usia tua sudah sangat menurun, sedangkan pada bayi dan anak-anak disebabkan oleh karena belum matur-nya semua fungsi organ. Dan juga Pada pasien yang menderita penyakit kardiovaskuler, diabetes, PPOM ( Penyakit Paru Obstruksi Menahun), kanker dan insufisiensi ginjal menjadi lebih sukar terkait dengan pemakaian energi kalori untuk penyembuhan primer. Dan juga pada penyakit ini banyak masalah sistemik yang mengganggu sehingga komplikasi pembedahan maupun pasca pembedahan sangat tinggi dan membutuhkan waktu lama untuk penyembuhan
3.4.1.2 Alat Ukur Norma Subjektif
Skala ukur norma subjektif melewati 2 tahap, yaitu skala Normative belief, dan motivation to comply. Yang digunakan adalah skala Likert dengan 6 jawaban pilihan
Contoh pernyataan skala Normative Belief (baris atas) dan Contoh pernyataan motivation to comply ( baris bawah)
Saudara kandung saya
Skala yang menguk Sangat Tidak
Menganjurkan
1 2 3 4 5 6 SangatMenganjurkan
Sangat Saya Pedulikan
1 2 3 4 5 6 Sangat Saya
TidakPedulikan
ur norma subjektif ini ada sebanyak 14 item, dimana 7 item mengukur Normative Belief, dan 7 item mengukur motivation to comply.
Pada bagian Normative belief ( baris atas), semakin tinggi angka yang dipilih partisipan dalam skala menunjukan nilai positif (favorable), dan semakin rendah nilai yang dipilih
partisipan dalam skala menunjukan nilai negatif (unfavorable).
Pada bagian motivation to comply (baris bawah) makin rendah angka yang dipilih
partisipan dalam skala menunjukan nilai positif (favorable), sedangkan semakin tinggi nilai yang dipilih pertisipan dalam skala menunjukan nilai (unfavorable). Pada motivation to comply bila partisipan memilih angka 1 maka nilainya adalah -3 (Jika memilih angka 6 maka nilainya +3).
3.4.1.3 Alat Ukur Sikap
Alat ukur yang digunakan dalam mengukur variabel ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Sikap terhadap operasi diukur dengan menggunakan skala sikap (attitude scale). Metode pengungkapan sikap ini ditunjukkan dengan self-report berupa daftar pernyataan – pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut sebagai skala sikap.
Jenis skala sikap yang dipakai adalah Likert. Terdapat dua asumsi dalam menggunakan skala Likert (Azwar, 2012):
a) Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai termasuk pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tak favorable
b) Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.
Sebelum dibuatnya item-item kuesioner sikap, Ajzen dan Fishbein, 1980 (dalam Sutton 2003) menyebutkan pentingnya pembuatan elisitasi salient behavioral beliefs yaitu
keyakinan-keyakinan suatu kelompok sample populasi mengenai konsekuensi dari perilaku operasi. responden akan diberikan pertanyaan terbuka yaitu:
1. Menurut anda, apa keuntungan dari operasi bagi penyakit anda?
2. Menurut anda, apa kerugian dari operasi bagi penyakit anda?
Dari jawaban-jawaban responden tersebut peneliti membuat elisitasi salient beliefs.
Kepercayaan-kepercayaan responden mengenai keuntungan dan kerugian dari operasi lah yang menentukan sikap mereka terhadap operasi. setelah dibuat daftar mengenai elisitasi salient beliefs, barulah peneliti membuat kuesioner behavioral beliefs yang terdiri dari 18 item, kuesioner outcome evaluations yang mengukur hasil evaluasi subjek dari pernyataan kuesioner behavioral beliefs, dan kuesioner yang mengukur sikap mereka terhadap operasi yang berjumlah 11 item. Pernyataan kuesioner sikap disusun berdasarkan kecenderungan subjek mengenai operasi seperti baik-buruk, menyenangkan-membosankan, dan sebagainya.
Contoh pernyataan dalam skala sikap
Bagi saya, operasi itu…
Sangat Merugikan dalam
jangka pendek 1 2 3 4 5 6
Sangat Menguntungkan
dalam jangka pendek
3.4.1.4.Alat Ukur PBC
PBC diukur dengan 2 cara,yaitu cara yang mengukur control belief dan cara yang mengukur power belief. Skala yangdigunakan adalah skala Likert dengan 6 pilihan jawaban.
Berikut contoh itemnya :
Contoh pernyataan skala control belief (baris atas) dan contoh pernyataan power belief (baris bawah)
Ditangani oleh dokter yang tidak ahli
S kala yang mengukur PBC ini terdiri dari 22 item, dimana 11 item menukur control belief dan 11 item mengukur kekuatan belief mendorong atau menghambat. Dan 11 item mengukur power belief. Pada bagian baris atas (control belief ) semakin kecil anga yang
dipilih,berarti tinggi nilai posiitifnya, karena semua item dalam PBC yang dirancang dalam kuesioner ini adalah Unfavorable. Pada bagian baris bawah (power belief), apabila partisipan memilih angka 1 akan bernilai
-3, dan nilai 3 apabila partisipan memilih angka 6.
3.4.1.5 Alat Ukur Past previous behavior
Pasti previous behavior (perilaku masa lalu) dalam kuesioner ini melihat apakah pertisipan memiliki perilaku yang positif dan negatif di masa lalu mereka mengenai operasi Sangat
Tidak Mungkin
1 2 3 4 5 6 Sangat
Mungkin
Sangat Tidak Mampu saya hadapi / urus
1 2 3 4 5 6 Sangat
Mampu saya hadapi / urus
medis. Skala yang diberikan adalah skala Likert dengan 6 pilihan jawaban. Berikut adalah contoh butir mengenai past previous behavior :
Pernyataan Past previous behavior Sebelum peristiwa
penyakit ini saya pernah sukses menjalani operasi
STS TS ATS AS S SS
Skala yang mengukur PBC ini terdiri dari 1 item. Apabila partisipan memilih STS (Sangat Tidak Setuju) maka nilainya adalah -3 dan apabila partisipan memilih SS maka nilai yang diberikan adalah 3.
3.5 Uji Validitas dan reliabilitas
Peneliti menggunakan validitas konstruk dan reliabilitas koefisien alfa memalui program SPSS 20 pada tahapan uji coba sebelum penelitian dimulai. Berikut adalah hasil dari uji validitas dan reliabilitas dari ketiga variabel identitas ego (komitmen), persepsi ketidakpastian, dan sikap.
Table 4.1 uji validitas dan reliabilitas Jumlah
Item Awal
Jumlah Item Akhir
Alpha Cronbach
Corrected Item Correlation Akhir
intensi 3 3 0,875 0,748 - 0,855
Sikap 11 9 0,836 0,372 -
0,705 , norma
subjektif
7 7 0,922 0,230 -
0,621 persepsi
kendali perilaku
19 11 0,880 0,732 -
0,344
perilaku masa lalu
1 1 0,768 0,230 -
0,621 Jumlah Total 41 item 30 item
Item yang nilai corrected item correlation < 0,25 harus dihilangkan. Selisih item sebelum dihilangkan dengan sesudah dihilangkan berkisar 1-6 item, yang dapat diinterpretasikan kalau validitas konstruk pada item cukup besar. Item bisa dikatakan reliable bila nilai cronbarch’s alpha > 0,6. Secara keseluruhan alat tes ini memiliki koefisien alfa 0,922. Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur ini memiliki reliabilitas yang cukup baik
3.6 Prosedur
3.6.1 Persiapan Penelitian
Dalam pembuatan alat penelitian terdapat tiga tahap yang dilakukan.
Tahapan pertama adalah membuat elisitasi. Elisitasi penting untuk menentukan item – item kuesioner sikap dan persepsi risiko untuk mengetahui pendapat orang mengenai operasi, apa alasan mereka ingin dan tidak ingin dioperasi. Elisitasi dibuat dengan mengumpulkan pendapat – pendapat masyarakat mengenai operasi di berbagai forum internet yang ada. Dengan adanya elisitasi, peneliti dapat mengetahui belief masyarakat mengenai operasi dan alasan apa sajakah yang membuat mereka mau dan tidak mau dioperasi. Selain itu elisitasi juga berguna dalam mendeskripsikan bahaya – bahaya yang masyarakat percaya apabila mereka melakukan operasi.
Tahapan kedua adalah pembuatan kuesioner disesuaikan dengan teori masing – masing variabel . Selanjutnya, pembuatan kuesioner sesuai dengan teori dan elisitasi yang telah dibuat.
Untuk pembuatan item – item kuesioner niat ,sikap, PBC, past
previous behaviour dibutuhkan empat elisitasi. Pertama, adalah pembuatan elisitasi niat terhadap operasi. Elisitasi yang dibutuhkan untuk pembuatan kuesioner tersebut adalah pendapat masyarakat mengenai kesudian untuk dioperasi dan alasannya. Elisitasi didapatkan dari berbagai sumber diinternet termasuk forum – forum mengenai operasi. Elisitasi niat, sikap,PBC, past previous behaviour orang mengenai operasi dikelompokkan menjadi dua, pertama kelompok orang yang mau dioperasi berikut alasannya dan yang kedua kelompok orang yang tidak mau dioperasi serta alasannya. Berikut adalah hasil elisitasi niat, sikap,PBC, past previous behaviour
Tabel 3.1
Elisitasi past previous behavior
Sebelum peristiwa penyakit ini, saya pernah sukses menjalani operasi 1
Tabel 3.2
Elitisati niat
Saya berniat menjalani operasi dalam 6 bulan kedepan 1 Saya akan tetap menjalani operasi sebagaimana harusnya 1 Saya menjalani operasi dengan niat atau rencana yang mantap 1
Tabel 3.3
Elisitasi pbc self effifacy dan controllability
Kemiskinan (masalah financial) 1
Kecacatan atau ketidakfungsian badan 1
Pemulihan yang lama 1
Kesempatan untuk mendekatkan diri pada Tuhan 1
Efek menimbuklan penyakit lain 1
Kesempatan untuk lebih banyak berbuat baik kepada orang lain 1
kesepian 1
Menjadi beban untuk orang lain 1
kelelahan 1
kesakitan 1
kematian 1
Tabel 3.4
Elisitasi subjective norms
Saudara (kakak - adik) 1
Orangtua 1
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Sepupu / keluarga besar 1
Teman kerja 1
pasangan 1
Teman pribadi (selain teman kerja) 1
Pemuka agama /komunitas agama 1
Tabel 3.5 Elisitasi sikap
Sikap terhadap operasi – menurut saya operasi itu... 9
3.5 Teknik Pengolahan Data
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini diantaranya sikap (X1), subjective norms (X2), perceived behavorial control (X3), dan past previous behavior (X4). Sedangkan untuk variabel dependennya adalah intensi (Y) dengan persamaan regresi berganda.