• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP HEGOUMENOS DALAM IBRANI 13: SEBUAH PROPOSAL UNTUK KEPEMIMPINAN KRISTEN MASA KINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONSEP HEGOUMENOS DALAM IBRANI 13: SEBUAH PROPOSAL UNTUK KEPEMIMPINAN KRISTEN MASA KINI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

- 1 -

KONSEP HEGOUMENOS DALAM IBRANI 13: SEBUAH PROPOSAL UNTUK KEPEMIMPINAN KRISTEN MASA KINI

Dr. Edwin Jeffrey George Karwur, M.Th (Sekolah Tinggi Theologi Indonesia)

ABSTRACT

The word ‘authority’ is often considered as irrelevant concept or approached suspiciously in the context of Christian leadership. Irrelevant since it is understood as the word that carries a sense of power instead of humility. Suspiciously since it is from time to time, exercised negatively by those in the leadership position.

Consequently, leaders are either having difficulties to lead their churches or organizations or failing to achieve the goals of their ministries.

The truth is that the Bible teaches about the fact that leaders do have authority and the church, and the people of God ought to respect that. That is the whole nature of this journal. The concept of authority in the Christian leadership context is found in the usage of the word hegoumenos (plural hegoumenoi) particularly in Hebrew 13.

This journal will examine extensively the concept of hegoumenos (pemimpin) in Hebrew 13 with a descriptive approach to the whole New Testament regarding that particular concept.

Key words: Christian, leadership, authority, submission.

BAB I PENDAHULUAN

N. T. Wright menulis tentang percakapan pendeknya dengan seorang teman yang sangat pandai, bijaksana dan baik dan baru saja diangkat sebagai Pendeta di satu gereja. Pertanyaan yang dia tanyakan adalah, “bagaimana pendapat anda tentang kepemimpinan dalam gereja?”

Jawab pendeta tersebut: “Memimpin gereja adalah sama dengan seperti mencoba membawa kucing berjalan- jalan!” Anjing, biasanya tunduk terhadap otoritas tuan-nya, berbeda dengan kucing.

Hubungan antara otoritas dan sikap tunduk atau taat adalah realita yang sensitif dan sering bermasalah dalam dunia kepemimpinan Kristen dari masa ke masa, baik dalam

Alkitab, maupun dalam sejarah gereja.

Dari satu sisi, Alkitab mengajarkan bahwa Allah memanggil orang-orang tertentu untuk menjadi pepimpin- pemimpin umatNya. Allah mendorong umat Allah untuk menghargai para pemimpin ini karena panggilan, pendidikan, komitmen dan pelayanan yang mereka lakukan. Dari sisi yang lain, realita sensitif dan munculnya berbagai permasalahan antara otoritas pemimpin dan sikap tunduk dari para pengikut dapat dimengerti karena

(2)

- 2 - beberapa hal, misalnya: Panggilan

Allah ini telah salah digunakan oleh para pemimpin karena alasan-alasan tertentu, dimana otoritas telah menjadi otoriter. Sebagai akibatnya, jemaat, atau umat Allah, memilikki pandangan yang pesimis terhadap otoritas atau melihat otoritas dengan kecurigaan.

Mereka bahkan menganggap bahwa otoritas tidak relevan dengan

kepemimpinan Kristen.

Jadi, apakah kepemimpinan Kristen mengandung otoritas? Jika jawaban-nya “tidak”, wibawa apakah yang digunakan pemimpin-pemimpin Kristen dalam kepemimpinan? Jika jawaban-nya “ya,” dalam bentuk apakah otiritas tersebut dimilikki?

Sejauh manakah otoritas tersebut dapat diterapkan, atau bagaimana menjalankan otoritas tersebut?

Selanjutnya, sikap apakah yang sebaiknya diambil oleh jemaat terhadap otoritas pemimpin?

Semua pertanyaan tersebut menemukan jawaban dalam Ibrani 13, ketika Penulis Ibrani berbicara tentang pemimpin-pemimpin yang sedang memimpin gereja. Istilah Yunani yang digunakan untuk pemimpin disini adalah hegoumenos (jamak

hegoumenoi), bentuk partisipel dari hegeomai, dengan kata-kata kerja imperatif yang mengelinginya. Dalam ayat 7, hegomenoi didahului dengan kata kerja imperatif, Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu. Ayat 17, hegoumenoi didahului dengan dua impratif, Taatilah pemimpin-

pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka. Sedangkan dalam 24,

hegoumenoi digunakan sebagai obyek yang menerima kiriman salam dari

Penulis. Dalam ayat 18, Penulis Ibrani, menempatkan dirinya sendiri juga sebagai salah satu di antara para hegoumenoi, ketika dia meminta supaya jemaat berdoa untuk mereka.

Permintaan doa ini juga disampaikan dalam bentuk imperatif.

Format yang saya gunakan dalam penyampaian paper ini adalah pertama, menyampaikan hegoumeos dalam penggunaan-nya dalam dunia non-Kristen, dan penggunaan-nya dalam kitab-kitab Perjanjian Baru yang lain. Kedua, saya menjelaskan tentang bagaimana hegoumenos itu digunakan dalam Ibrani 13 secara kontekstual.

Kemudian, bagian yang ketiga, saya memberikan tentang implikasi-implikasi untuk kepemimpinan Kristen masa kini. Bagian yang terakhir adalah usulan saya untuk dipikirkan dan diterapkan dalam konteks gereja atau kepemimpinan kita masing-masing.

BAB II PEMBAHASAN

1. Penggunaan Non-Kristen dan Tempat Lain Dalam PB:

Di luar Perjanjian Baru istilah ἡγούμενοι digunakan untuk menunjuk kepada pemimpin-pemimpin, orang- orang yang luar biasa, pejabat-pejabat, pangeran-pangeran. Dalam

Septuaginta penggunaan-nya

(3)

- 3 - menunjuk kepada pemimpin-pemimpin militer.1

Dalam PB bentuk present participle dari hegoumenos berfungsi sebagai kata benda yang menujuk kepada ‘pemimpin’, ‘gubernur,’

‘penguasa.’ Dalam Matius 2:6,

pemimpin-pemimpin Yahudi mengutip Mikah 5:1 untuk mendemonstrasikan bahwa dari Betlehem “akan datang seorang pemimin.” Hal ini menunjuk kepada Mesias. Dalam Kisah 7:10, Stevanus dalam pengulangan-nya tentang sejarah Israel menyatakan bahwa Firaun “menjadikan Yusuf sebagai pemimpin atas Mesir.”

Kemudian, dalam Kisah 14:12, ketika Barnabas dan Paulus pergi ke Listra orang banyak yang berkumpul karena mujizat memanggil Paulus sebagai dewa Hermes karena dia adalah pemimpin dalam hal berbicara (ho hegoumenos tou logou). Dalam Luke 22:26, ketika murid-murid berdebat tentang kepemimpinan, Yesus menyatakan bahwa diantara murid- muridNya “dia yang memimpin seharusnya adalah dia yang

melayani.” Yesus memberikan kontras dengan raja-raja Gentiles (ayat 25).

Penggunaan khusus untuk

hegoumenos dalam arti seperti ini hanya terdapat dalam Injil Lukas.

Paulus tidak menggunakan istilah ini

1Friedrich Buchsel, “ἡγέομαι, ἐξηγέομαι, προηγέομαι, διήγησις” dalam Theological Dictionary of the New Testament, ed. G. Kittel, G. W. Bromiley dan G. Friedrich (Grand Rapids:

Eerdmans, 1964), edisi elektronik, 2:908.

2Larry Perkins, “Leadership Theology in the New Testament.” Materi

ketika berbicara tentang kepemimpinan gereja.2

Dalam setiap konteks, NIV menterjemahkan sebagai “pemimpin- pepimpin.” King James Version,

“mereka yang memiliki kepemimpinan,”

mungkin untuk menyatakan bentuk participle dalam bahasa Yunani.

2. Penggunaan Dalam Ibrani 13:

Ayat 7, Ingatlah akan pemimpin- pemimpin kamu, yang telah

menyampaikan Firman Allah

kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.

Bentuk jamak adalah kasus utama disini. Dengan menggunakan bentuk aorist kemungkinan mau dihubungkan dengan pemimpin- pemimpin terdahulu yang

kemungkinan sudah menjalani mati syahid. Jadi kesaksian yang mereka tinggalkan adalah harus dihormati dan direplikasi, sebagaimana kepada pahlawan-pahlawan iman dalam pasal 11,3 atau iman yang terus menerus disampaikan dalam keseluruhan surat ini.4

Dalam ayat 1-16, kita

menemukan bahwa, Penulis Ibrani sedang memperingatkan jemaat

Kuliah Padat Northwest Baptist Seminary, Juni 2013.

3Ibid.

4N. T. Wright, Hebrews for

Everyone (London: Society for Promoting Christian Knowledge, 2004), 168.

(4)

- 4 - tentang macam-macam tantangan

yang mereka hadapi: Suffering, sex, money, power and Jesus.5 Salah satu sifat surat-surat Perjanjian Baru, atau salah satu cara untuk mendeteksi latar belakang penulisan surat-surat

Perjanjian Baru adalah ketika Penulis berbicara tentang sesuatu hal yang khusus, misalnya pengampunan, berarti terdapat masalah perselisihan dalam jemaat.

Dalam ayat-ayat ini, Penulis sedang berbicara tentang penderitaan, seks, uang dan kuasa atau pengaruh.

Dia menggunakan imperatif dalam menyampaikan hal-hal itu. Penderitaan sedang dialami oleh orang-orang yang nampaknya, sedang dipenjarakan karena iman mereka. Godaan

terhadap penyalah gunaan uang dan seks juga sedang dihadapi jemaat.

Beberapa pengajar palsu nampaknya sedang menggunakan kuasa atau pengaruh mereka untuk menyesatkan jemaat. Sepertinya, terdapat juga sikap pesimisme dan kecurigaan terhadap penyalah gunaan kuasa dan pengaruh oleh pemimpin-pemimpin dari pihak jemaat. Jalan keluar dari dari semua fenomena tersebut adalah Yesus Kristus, yang tetap sama dulu

sekarang dan selamanya. Dia adalah manifestasi baru dari Allah yang sama.

Tetapi Dia juga yang telah menyiapkan kota baru yang tidak dibuat oleh

tangan manusia pada kekekalan yang akan datang. Ketika kehidupan

mereka sebagai komunitas iman berakar di dalam Yesus Kristus, bukan saja semua fenomena di atas dapat diatasi, kemurahan dan kasih di antara

5Ibid, 169.

mereka akan bertumbuh. Jemaat dan keluarga-keluarga akan dikuatkan.

Pengalaman-pengalaman gelap, dapat berubah menjadi pengalaman-

pengalaman terang dan

menyenangkan di dalam Yesus Kristus.

Jika iman para pemimpin

tersebut terus dihormati, dirayakan dan direplikasi kemungkinan sangat kecil bagi jemaat untuk jatuh kedalam atau gagal karena permasalahan

penderitaan karena iman, pelanggaran seksual, cinta akan uang dan

kekuasaan.

Karena Yesus adalah sama, kemarin, hari ini dan sampai selama- lamanya, karena semua pemimpin Kristen dan semua orang Kristen adalah bagian dari kota yang akan datang, maka kita juga sebagai pemimpin-pemimpin masa kini, perlu memilikki kehidupan dan pelayanan seperti pemimpin-pemimpin yang telah mendahului kita. Penderitaan karena iman, penyalahgunaan atau

pelanggaran seksual, cinta akan uang dan kekuasaan adalah juga fenomena pada generasi masa kini, maka kita perlu mengajarkan Firman Allah

dengan benar dan menjadi model yang layak kehidupan Kristen yang suci.

Ayat 17, Taatilah pemimpin- pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab

atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu

(5)

- 5 - tidak akan membawa keuntungan

bagimu.

Sebagaimana ayat 24,

hegoumenoi disini adalah pemimpin- pemimpin masa kini karena

menggunakan bentuk present imperatives. Dalam ayat 7, Penulis telah meminta jemaat untuk

menjadikan para pemimpin masa lalu sebagai imitasi iman dan kehidupan Kristen, sekarang dia meminta jemaat untuk memberikan tanggapan yang benar kepada para pemimpin masa kini. Dari keterangan dalam pasal 10:25, kita menemukan bahwa kemungkinan terdapat beberapa jemaat yang tidak menghargai atau tidak puas dengan pemimpin yang ada.

Dalam buku tafsiran surat Ibrani mereka masing-masing, David L. Allen dan Robert J. Utley berpendapat bahwa, istilah hegoumenoi

mengandung arti tentang adanya otoritas yang dimilikki para pemimpin jemaat. Allen menulis bahwa

hegoumenoi “menunjuk kepada mereka yang dipercayakan tanggung jawab kepemimpinan, yang

berdasarkan posisi resmi, menerima otoritas sebagai pemimpin. Otoritas mereka berasal dari Firman Allah.”6 Sedangkan Utley berpendapat bahwa,

“walaupun setiap individu di dalam

6David L. Allen, Hebrews

(Nashville, TN: B & H Publishing Group, 2010), 611. Demikian juga Perkins, Leadership Theology.

7Robert J. Utley, The Superiority of the New Covenant: Hebrews (Texas: Bible Lessons International, 1999), 140.

gereja memilikki kemerdekaan di dalam Kristus, mereka harus tunduk kepada otoritas pemimpin untuk pertumbuhan rohani dan pelayanan.7

Hegoumenoi disini diikuti oleh dua kata kerja yang merupakan permintaan kepada jemaat: Taat dan Tunduk. Bentuk present imperative dari “taat” kemungkinan besar berarti

“terus mentaati,” atau “taat secara regular.” Present imperative kedua adalah “tunduk.” Istilah ini secara figuratif menurut berarti “menyerah kepada mereka yang berotoritas.”

Implikasi yang dibawa oleh arti ini adalah, tunduk kepada pemimpin walaupun jemaat memilikki pendapat atau keinginan.8 Henry Alford

berpendapat bahwa, istilah “tunduk”

kepada para pemimpin berarti jemaat siap “diarahkan dan mengikuti dengan keyakinan bahwa arahan dan perintah mereka adalah benar, walaupun arahan dan perintah tersebut

berlawanan dengan kehendak sendiri.9 Jadi, orang-orang mengikuti dan mentaati pemimpin mereka dengan loyalitas dan tanpa pengeluhan.

Menurut pendapat Thomas Lea, bagi para pemimpin, hal ketaatan dan loyalitas yang diberikan jemaat kepada merupakan hak istimewa mereka, karena tanggung jawab yang mereka

8Allen, Hebrews, 624.

9Henry Alford, Alford’s Greek Testament: An Exegetical and Critical Commentary (Grand Rapids: Guardian Press, 1976), 269.

(6)

- 6 - milikki adalah besar.10 Hal yang perlu

dimengerti adalah ayat 7 menyatakan bahwa dasar dari ‘otoritas’ dari para pemimpin terdahulu, mereka

dijelaskan sebagai orang-orang yang

“menyampaikan Firman Allah.”

Apapun otoritas yang dimiliki oleh para pemimpin adalah datang dari tanggung jawab mereka memproklamasikan Firman Allah.

Paulus memilikki pendapat yang sama dalam 1 Kor. 16:16: Karena itu taatilah orang-orang yang demikian dan setiap orang yang turut bekerja dan berjerih payah. Juga dalam 1 Tes.

5:12-13: Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; dan supaya kamu sungguh- sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.

Allah telah dengan sengaja menentukan pemimpin-pemimpin bagi umatNya. Jemaat harus menghormati mereka karena panggilan mereka, pendidikan mereka, komitmen mereka dan pelayanan mereka.11 Mereka dikatakan bertanggung jawab untuk terus menjaga seperti penjaga malam kesehatan dan keamanan jemaat dari segi rohani (bnd. Mk. 13:33; Lk. 21:36;

Ef. 6:18, dengan metafora sebagai penjaga keamanan dalam Isa. 62:6;

Ezek. 3:17; 33:7–9).

10 Thomas Lea, Hebrews, James (Nashville: Broadman & Holman Publishers, 1999), 239.

11Utley, The Superiority of the New Covenant, 140.

Allah menganggap umatNya sebagai domba-domba yang

membutuhkan gembala-gembala.

Yesus tentu saja adalah Gembala yang baik dan sejati, seperti Penulis Ibrani sampaikan dalam ayat 20;

dalam Yoh. 21, Yesus memanggil Petrus untuk bertindak sebagai gembala atas umatNya, Yesus masih terus memanggil pemimpin-pemimpin Kristen sebagai gemb ala-gembala pada masa kini.

Hal yang penting adalah gembala menjaga keamanan doma- domba bukan memerintah seperti diktator.12

Para pemimpin adalah mereka yang akan memberikan

pertanggungan jawab kepada Allah.

Mereka adalah pelayan-pelayan Allah (1 Kor. 3:10-15). Sikap para jemaat atau anggota gereja tidak menentukan keberhasilan pelayanan, tetapi sikap jemaat kepada para pemimpin akan membuat proses pelayanan menjadi menyenangkan atau menyakitkan bagi para pemimpin.13 Paulus mengundang semua orang percaya, baik pemimpin maupun jemaat untuk saling

menghargai (Ef. 5:20-21).

3. Implikasi dan Usulan untuk Kepemimpinan Masa Kini:

Alkitab menyebut paling kurang 4 model kepemimpinan, yaitu, sinodal,

12Wright, Hebrews for Everyone, 177).

13Ibid, 140.

(7)

- 7 - kongregesional, episcopal dan

karismatik. Walaupun kepemimpinan kongregesional paling banyak disebut, tetapi bukan berarti model itulah yang terbaik untuk semua konteks.

Kepemimpinan gereja tidaklah harus selalu menjadi kepemimpinan kolektif.

Konsep hegoumenos justru memberikan indikasi untuk

mempercayakan kepemimpinan gereja dalam konteks kita, kepada seorang gembala yang akan memimpin seperti Kristus. Gembala diundang sebagai pemimpin supaya gereja akan maju dalam penginjilan, jemaat dapat betumbuh kearah Kristus, dikuatkan dalam penderitaan, diarahkan untuk menang dari tantangan-tantangan penyalahgunaan seks, cinta uang dan kekuasaan.

Untuk mencapai ideal ini,

jemaat harus sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada gembala bahwa dia akan memimpin dengan standar Injil Yesus Kristus. Jemaat perlu menyatakan loyalitas yang konsisten karena mereka melayani dengan tekun, hidup dalam kebenaran dan melindungi jemaat dari pengajaran sesat. Mereka juga yang memilikki pendidikan Alkitab selama bertahun- tahun untuk mencapai status sebagai pempimpin. Selain itu jika pelayanan tidak maju, atau jika terjadi masalah besar, siapa yang akan menerima pernyataan “you are fired!”? jawaban- nya adalah, Gembala!

Tentu saja, selain pendidikan yang memadai, kerohanian yang tinggi, serta kecakapan yang kuat,

14https://www.goodreads.com/work /quotes/19146717-the-maxwell-leadership-

pemimpin akan datang dengan visi dan misi yang jelas, relevan, inovatif dan produktif. Dalam Injil-injil, dua kualitas utama yang dimilikki oleh murid-murid Yesus adalah rajin dan rendah hati. Bagi para pemimpin Kristen, kerajinan melayani dan kerajinan belajar adalah hal-hal yang tidak dapat dikompromi. Selain itu, Yesus telah memberikan contoh bahwa kerendahan dapat mengatasi semua masalah di dunia ini.

BAB III KESIMPULAN

John C. Maxwell menggunakan mandat ilahi yang Allah berikan

kepada Adam dan Hawa sebagai pemimpin-pemimpin semua ciptaan- Nya dalam Kejadian 1:27-28 untuk menegaskan konsep otoritas dalam kepemimpinan Kristen. Bagi Maxwell Allah telah memberikan kepada pemimpin-pemimpin Kristen abilitas dan otoritas untuk memimpin.14

Jika kepemimpinan adalah mandat ilahi maka otoritas juga adalah pemberian ilahi Allah. Itulah sebabnya para pemimpin Kristen didorong untuk memanifestasikan pemberian ilahi ini di dalam tanggung jawab pelayanan secar konsisten dan penuh keyakinan.

Hanya saja, otoritas yang diberikan itu perlu dihargai dan diimplementasi melalui dasar atau standar Firman Allah. Bagi jemaat atau organisasi yang dipimpin, penghargaan terhadap pemimpin merupakan wujud iman

bible-lessons-in-leadership-from-the-word- of-god.

(8)

- 8 - kepada Allah dan Firman-Nya. Para

pemimpin perlu dipercaya dan

diinjinkan untuk menerapkan otoritas yang Allah berikan kepada mereka dengan cara mengambil sikap tunduk dan mentaati kepemimpinan yang sedang dilaksanakan.

Visi Allah bagi pelayanan Kristen akan dicapai ketika otoritas kepemimpinan diterapkan dan dihormati dengan pedoman Firman Allah.

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang dijelaskan oleh Public Relations dan marketing corporate Radio Dahlia, bahwa dalam menghadapi persaingan diera industri 4.0 sekarang ini radio dahlia

Di artikel ini, yang terbagi dalam beberapa halaman, anda akan menemukan daftar free antivirus terbaik 2014 yang bisa segera anda gunakan untuk melindungi komputer anda.. #10

Melakukan kualisi dengan individu atau subunit lain yang memiliki kepentingan yang berbeda merupakan taktik politik yang dipakai oleh manajer untuk memperoleh

Haleluyah, Oh Amin. Atau panas sekali hari ini, celaka. Bukankah sering kali pemimpin doa di gereja kita mengeluh, apa pokok doa hari ini? Sering pokok doanya yang itu

kekurangan untuk menyembah Tuhan anda, bahawa ia adalah tempat di mana tidak ada orang yang ingin berada, kami menyimpan benih untuk disemai dan dimakan dan hanya apa yang

Dari garis waktu pertama, kesimpulan yang dapat ditarik dan diterapkan dalam Pendidikan Agama Kristen masa kini adalah Semua Pendidikan kristen harus menekankan bahwa

Pembagian tanggung jawab fungsional, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara

1) Setiap transaksi pada dasarnya mengikat orang (pihak) yang melakukan transaksi itu. 2) Ketentuan-ketentuan dalam transaksi, boleh menyimpang dari aturan syariat. 3)