• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pandemi Covid-19 di Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, kasus tersebut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pandemi Covid-19 di Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, kasus tersebut"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Merosotnya harga saham di Indonesia dalam kurun waktu satu tahun terakhir pada beberapa perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi akibat pandemi Covid-19 di Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, kasus tersebut semakin meningkat dan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan kinerja sektor ini ialah adanya sejumlah pembatasan yang ditetapkan oleh pemerintah seperti PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar) dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Perusahaan sektor perdagangan, jasa, dan investasi banyak mengalami penurunan harga saham yang disebabkan terjadinya financial distress. Financial distress terjadi dikarenakan penurunan modal kerja, total aset, laba ditahan, laba sebelum bunga dan pajak, penjualan dan total kewajiban, yang notabene enam indikator tersebut sangat dipentingkan dalam menjaga kestabilan harga saham.

Akibat adanya sejumlah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah, salah satu perusahaan yang terkena dampak ialah sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi, dimana perusahaan tersebut terpaksa harus menutup sebagian besar kegiatan operasional perusahaan selama pembatasan berlangsung. Pada sektor ini perusahaan yang paling berdampak dengan adanya pandemi Covid-19 ialah subsektor Hotel, Restoran, dan Pariwisata.

Banyak perusahaan yang tidak mampu membayar biaya operasional padahal sudah mengusahakan untuk merampingkan sumber daya manusia dan berakhir hingga gulung tikar. Sebagai contoh, PT Citra Putra Realty Tbk yang memiliki

(2)

hotel The Stone di Legian, Bali, yang sudah menutup sebagian kegiatan operasi pada perusahaan sejak awal adanya pandemi Covid-19 di Indonesia dan terbukti mengalami penurunan pada harga sahamnya sebesar 41,90% ke posisi Rp.2.300 per saham.

Selain itu, kondisi perekonomian saat ini yang berada pada kondisi ketidak pastian juga menjadi faktor beberapa perusahaan terancam mengalami kebangkrutan.

Perusahaan yang melakukan investasi dengan sumber dana pinjaman terpaksa harus merasakan kepahitan karena investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan ekspetasi awal. Bagi perusahaan publik, kebangkrutan perusahaan ditandai dengan terjadinya delisting yang dimulai dengan diberhentikannya perdagangan saham perusahaan tersebut. Perusahaan yang delisting merupakan perusahaan yang dihapuskan atau dikeluarkan dari daftar perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal tersebut mengakibatkan harga saham perusahaan tidak jelas hingga akhirnya membuat investor rugi karena sudah tidak dapat lagi memperjual belikan sahamnya. Umumnya perusahaan yang delisted karena masalah keuangan akan mengalami penurunan harga secara signifikan.

Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan selalu memiliki tujuan bahwa perusahaan tersebut akan dijalankan secara berkesinambungan atau dijalankan dengan asumsi going concern, yang mana pada suatu entitas dianggap mampu terus mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan mengakhiri usahanya dalam jangka waktu pendek. Kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang mana akhirnya menjadi pengaruh terhadap kegiatan dan kinerja perusahaan. Baik itu perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Tidak dapat dihindari, bahwa persaingan perusahaan

(3)

akan selalu terjadi. Hal ini menjadi penyebab bahwa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan juga semakin tinggi. Kondisi tersebut akan mempengaruhi perusahaan apabila perusahaan tidak mampu bersaing maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian hingga pada akhirnya mengakibatkan perusahaan mengalami financial distress (Heri & Dheasey, 2018) dalam Syuhada & Muda (2020).

Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan suatu perusahaan. Dengan demikian analisis financial distress perlu untuk dikembangkan, guna mengetahui kondisi kesehatan keuangan perusahaan. Manajemen perusahaan diharapkan dapat melakukan tindakan sejak dini untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah pada kebangkrutan misal dengan melakukan evaluasi perusahaan. Financial distress memberi dampak yang sangat buruk bagi perusahaan karena investor akan melihat bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang tidak kompeten.

Dengan demikian perusahaan sangat penting untuk membuat laporan keuangan dan melakukan penerbitan guna untuk memberikan informasi kinerja keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan dalam jangka waktu satu tahun.

Penerbitan informasi kinerja keuangan yang dilakukan oleh perusahaan terdiri dari Laporan Posisi Keuangan Perusahaan dan Laporan Laba/Rugi Perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, yang mana dalam laporan keuangan ini dapat memberikan gambaran bagaimana kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Hal ini sangat dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan dan para investor guna mengetahui kesehatan keuangan perusahaan (Nariman, 2016).

Financial distress dapat diukur melalui analisis laporan keuangan. Tujuan dilakukannya analisis rasio keuangan ialah untuk mendapat gambaran mengenai baik buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan. Rasio-rasio yang terbukti

(4)

dalam memprediksi pengaruh financial distress dengan tingkat akurasi yang tinggi ialah dengan menggunakan metode Altman Z-Score (Meria Merisa, 2019).

Altman Z-Score memiliki lima rasio untuk menganalisis keuangan perusahaan dalam memprediksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan perusahaan dalam beberapa tahun yang akan datang.

Menurut Brahmana (2007) dalam Wuryadari & Kisman (2019) financial distress terjadi karena entitas kurang mampu dalam mengerjakan dan menjaga stabilitas kinerja keuangan sehingga mengakibatkan suatu entitas berada dalam kondisi kerugian operasional untuk periode yang bersangkutan. Terdapat faktor internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi terjadinya financial distress.

Faktor internal yang menyebabkan financial distress antara lain kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari manajemen dalam mengelola aktiva dan kewajiban secara efektif. Sedangkan faktor eksternal yang dapat memicu terjadinya financial distress antara lain inflasi, sistem perpajakan, hukum, dan depresiasi mata uang asing (Wuryadari & Kisman, 2019). Selain itu hubungan principal dengan agent juga dapat menjadi salah satu faktor perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena investor sebagai pihak principal tidak bisa mengawasi secara langsung mengenai pengambilan keputusan yang diambil oleh manajer sebagai pihak agent. Sehingga manajer dalam menjalankan usahanya bisa saja mementingkan dirinya atas laba yang di dapat dan tidak bertanggung jawab atas modal yang dimiliki investor. Hal-hal demikian yang dapat menjadi terjadinya financial distress. Oleh karena itu, semakin baik pihak manajemen perusahaan maka semakin baik pula kinerja perusahaan karena pihak manajer dapat meminimalisir terjadinya financial distress dengan cara mendeteksi tanda- tanda kebangkrutan dan segera melakukan perbaikan.

(5)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Financial Distress Terhadap Harga Saham”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh financial distress terhadap harga saham?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menguji secara empriris apakah financial distress berpengaruh terhadap harga saham.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk dijadikan bahan dan referensi dalam melakukan penelitian khususnya di bidang keuangan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Investor

Agar lebih berhati-hati dan selektif dalam membeli saham pada suatu perusahaan. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam menilai laporan keuangan perusahaan sebelum membeli sahamnya.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan analisis/kajian agar perusahaan tidak mengalami financial distress apabila

(6)

pandemi/musibah terjadi, sehingga harga saham dalam perusahaan tersebut terjaga kestabilannya.

Dalam penelitian ini 5 rasio yang mewakili untuk mengukur financial distress ialah working capital to total asset, earning before interest and taxes to total asset, market value of equity to book value of total debts, dan sales to total asset.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan

Format agresif ESM dalam konflik di Ukraina dipilih karena (1) secara ethnogenesis dan metahistoris Novorossiya dan Krimea dipercaya tidak pernah menjadi bagian dari

1) Mekanisme Pelayanan mustahik, dalam pelayan mustahik, mustahik bisa mengajukan permohonan kepada BAZNAS Kabupaten Tapin, lalu BAZNAS Kabupaten Tapin mengadakan

Demir Nüve: Manyetik akı ortamını sa ğ layan demir nüvenin kesiti ve di ğ er nitelikleri, o akım trafosunun bazı karakteristik de ğ erlerini belirler. Bir akım

Karawang/Bekasi bagian selatan, Bogor utara bagian timur, Purwakarta bagian utara, Cianjur/Sukabumi bagian selatan, Sukabumi bagian utara, Sukabumi utara bagian

Penulis memilih topik batu giok dalam skripsi penulis karena merasa tertarik dengan pernyataan-pernyataan yang penulis baca, baik itu di dalam buku atau artikel-artikel di

Dari hasil tersebut dapat dipaparkan bahwa 8 siswa yang mengalami keterampilan berkomunikasi antar pribadi kurang pada siklus I dan diberikan konseling kelompok pada

Orang tua memiliki tanggung jawab kepada anak-anaknya agar dapat membentuk akhlak terpuji sebagaimana cara lukman yang di abadikan dalam Alquran membentuk anaknya