29
Universitas Kristen Petra
4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Gambaran Sampel
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka terdapat 20 perusahaan yang dijadikan sampel yaitu Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO), Sunson Textile Manufacture Tbk (Sunson), PT Fast Food Indonesia.tbk (FAST), PT Sinar Mas Agro resources and Technology (SMART), PT Hanson Industri Utama Tbk (MYRX), PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INAF), Intikeramik almasari Industri Tbk (IKAI), PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS), Kalbe farma(KLBF), PT Kimia Farma (KAEF), PT Merck Indonesia Tbk (MERK), PT Indo spring Tbk(INDS), Semen Gresik(SMGR), Siantar Top(STTP), Trias Sentosa(TRST), Tjiwi Kimia(TKIM) dan Charoen Pokhpand(CPIN).
4.1.2. Langkah Menghitung Variabel Penelitian
Berikut ini adalah penjelasan mengenai cara perhitungan variabel dependen dan independen untuk seluruh sampel perusahaan yang menjadi objek penelitian.
Perusahaan yang dipakai sebagai contoh adalah Toto tahun 2010 a. CEO Dominance
Hal ini dapat dilihat pada latar belakang CEO yang ada di annual report.0 bila independen, 1 bila tidak independen.Dari pannual report perusahaan TOTO 2010 terlihat bila CEO perusahaan ini bersifat independen, sehingga CEO Dominance Toto 2010 = 0
30
Universitas Kristen Petra
b. Jumlah Dewan Komisaris
Jumlah dewan komisaris dapat dilihat pada profil komisaris yang ada di annual report perusahaan.
Dewan Komisaris Toto 2010 = 3 orang c. Dewan komisaris Independen
Jumlah dewan komisaris independen dapat dilihat pada profil komisaris independen dalam laporan GCG yang ada di annual report perusahaan Dewan Komisaris Independen Toto 2010 = 1 orang, Dewan Komisaris Toto 2010 = 3 orang, maka :
Dewan Komisaris Independen = 1 3
Dewan Komisaris Independen = 0,33333 Dewan Komisaris Independen = 33,33%
d. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial dapat dihitung dari jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dibandingkan dengan jumlah saham beredar perusahaan seluruhnya yang ada di annual report.
Toto tahun 2010 tidak memiliki saham yang dimiliki oleh pihak manajemen, sehingga kepemilikan manajerial Toto 2010 = 0%
e. Debt Reliance
Variabel ini dapat dihitung dari kewajiban jangka panjang dibagi dengan total asset.Kewajiban jangka panjang dan total asset dapat dilihat pada bagian ikhtisar keuangan dalam annual report.
31
Universitas Kristen Petra
Debt Reliance =
Debt Reliance =
Debt Reliance = 0.109009576 Debt Reliance = 10,90%
F. Earning Quality = STDEV Operating Earning 2006-2010 STDEV Casfh Flow fom Operating 2006-2010
= 1.020173
4.1.3. Statistik Deskriptif
Berikut ini adalah analisis statistika deskriptif untuk variabel Earning Quality(EQ):
Tabel 4.1 Deskripsi Variabel EQ
Tahun Minimum Maksimum Mean Std Deviasi
2001 0,165 1,534 0,805 0,407
2002 0,126 1,865 0,731 0,498
2003 0,166 2,632 0,863 0,678
2004 0,131 2,905 0,773 0,658
2005 0,170 2,118 0,727 0,527
2006 0,106 7,783 1,145 1,657
2007 0,095 10,431 1,747 2,579
2008 0,074 5,190 1,002 1,060
2009 0,116 1,860 0,786 0,508
2010 0,075 2,255 0,764 0,546
2001-2010 0,074 10,431 0,934 1,139
Sumber: Lampiran 3
32
Universitas Kristen Petra
Berdasar tabel di atas dapat diketahui rata-rata Earning Qualitypada 20 perusahaan yang menjadi sampel penelitian selama periode tahun 2001 ssampai 2010 adalah 0,934 dengan standar deviasi sebesar 1,139. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas laba yang dimiliki oleh perusahaan sampel memiliki tingkat keragaman yang kecil.
Berikut ini adalah analisis statistika deskriptif untuk variabel Board Size (BS):
Tabel 4.2 Deskripsi Variabel BS
Tahun Minimum Maksimum Mean Std Deviasi
2001 2 11 5,7000 2,7739
2002 2 10 4,8500 2,5808
2003 0 10 4,4000 2,8172
2004 0 15 5,2500 3,7958
2005 0 10 4,9000 3,1271
2006 2 10 5,3500 2,4554
2007 2 10 5,1500 2,2070
2008 2 10 5,3500 2,2542
2009 2 10 5,2000 2,1176
2010 2 10 5,0000 2,2478
2001-2010 0 15 5,1150 2,6432
Sumber: Lampiran 3
Berdasar tabel di atas diketahui rata-rata jumlah dewan komisarispada 20 perusahaan yang menjadi sampel penelitian selama periode tahun 2001 sampai 2010 adalah 5 orang dengan standar deviasi sebesar 2,64. Hal ini menunjukkan bahwa dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan sampel secara rata-rata berkisar antara 3 hingga 8 orang. Jumlah dewan direksi terendah sebesar 0 yang artinya perusahaan sempat tidak memiliki dewan direksi, dan perusahaan itu adalah
33
Universitas Kristen Petra
perusahaan dengan kode FAST, IKAI, TOTO, MERK dan KLBF dan jumlah dewan direksi tertinggi dimiliki oleh perusahaan dengan kode IMAS pada tahun 2004.
Berikut ini adalah analisis statistika deskriptif untuk variabel Board Independent (BI):
Tabel 4.3 Deskripsi Variabel BI
Tahun Minimum Maksimum Mean Std Deviasi
2001 0,00% 62,50% 20,61% 23,12&%
2002 0,00% 42,90% 19,78% 17,49%
2003 0,00% 42,90% 17,12% 18,16%
2004 0,00% 53,30% 21,25% 21,10%
2005 0,00% 60,00% 25,65% 20,06%
2006 0,00% 60%00 33,97% 15,50%
2007 0,00% 60,00 37,13% 14,27%
2008 0,00% 60,00% 35,60% 12,79%
2009 0,00% 60,00% 35,86% 12,76%
2010 0,00% 60,00% 34,61% 14,57%
2001-2010 0,00% 63,00% 28,09% 18,54%
Sumber: Lampiran 3
Berdasar tabel di atas diketahui rata-rata besar proporsi dewan komisarisindependen pada 20 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian selama periode tahun 2001 sampai 2010 adalah 28,09% dengan standar deviasi sebesar 18,54%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen yang dimiliki oleh perusahaan sampel secara rata-rata berkisar antara 10% hingga 46%. Jumlah proporsi dewan komisaris independen terendah sebesar 0% artinya perusahaan sempat tidak memiliki dewan komisaris independen dan perusahaan itu adalah perusahaan dengan kode FAST, GGRM, INTP, INDS, sementara proporsi
34
Universitas Kristen Petra
dewan komisaris independen tertinggi dimiliki oleh perusahaan dengan kode KAEF pada tahun 2001.
Berikut ini adalah analisis statistika deskriptif untuk variabel Managerial Ownership Percentage (OP):
Tabel 4.4 Deskripsi Variabel OP
Tahun Minimum Maksimum Mean Std Deviasi
2001 0,00% 7,06 % 0,74% 2,08%
2002 0,00% 6,54% 0,73% 1,83%
2003 0,00% 6,28% 0,75% 1,77%
2004 0,00% 6,28% 0,65% 1,78%
2005 0,00% 6,28% 0,74% 1,77%
2006 0,00% 6,51% 0,62% 1,62%
2007 0,00% 6,51% 0,61% 1,63%
2008 0,00% 4,51% 0,49% 1,27%
2009 0,00% 4,51% 0,49% 1,27%
2010 0,00% 7,51% 0,61% 1,77%
2001-2010 0,00% 7,51% 0,64% 1,66%
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan tabel di atas diketahui rata-rata persentase kepemilikan saham olehmanajer pada 20 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian selama periode tahun 2001 sampai 2010 adalah 0,64% dengan standar deviasi sebesar 1,66%.
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan saham olehmanajer pada perusahaan sampel secara rata-rata tergolong cukup kecil. Nilai kepemilikan saham olehmanajer terendah dimiliki oleh beberapa perusahaan sementara nilai kepemilikan tertinggi dimiliki oleh perusahaan dengan kode FAST.
35
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5 Deskripsi Variabel DR
Tahun Minimum Maksimum Mean Std Deviasi
2001 0% 101,10% 23,23% 34,77%
2002 0,18% 67,60% 22,86% 27,06%
2003 0,00% 61,90% 20,41% 21,97%
2004 0,90% 89,40% 24,64% 25,26%
2005 2,30% 60,70% 24,64% 19,03%
2006 2,40% 65,70% 21,78% 18,78%
2007 2,50% 65,60% 19,87% 17,76%
2008 1,00% 557,10% 39,67% 122,31%
2009 0,10% 515,00% 36,24% 113,14%
2010 0,20% 530,50% 35,59% 116,82%
2001-2010 0% 557,10% 26,89% 66,28%
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan tabel di atas diketahui rata-rata persentasedebt reliance pada 20 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian selama periode tahun 2001 hingga 2010 adalah 26,89% dengan standar deviasi sebesar 66,28%. Hal ini menunjukkan bahwa debt reliance pada perusahaan sampel secara rata-rata tergolong agak kecil. Nilai kepemilikan saham olehmanajer terendah dimiliki oleh perusahaan dengan kode IMAS sementara nilai kepemilikan tertinggi dimiliki oleh perusahaan dengan kode TKIM.
36
Universitas Kristen Petra
Berikut ini adalah analisis statistika deskriptif untuk variabel CEO Dominance (CD):
Tabel 4.6 Deskripsi Variabel CD
CD Jumlah Persentase
CEO Independen 190 95%
CEO Tidak Independen 10 5%
Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah perusahaan manufaktur yang memiliki CEO tidak independen berjumlah 10 observasi dari 1 perusahaan atau 5% yaitu KLBF sementara 19 perusahaan sisa atau 95% ternyata memiliki CEO yang independen
4.1.4 Analisis Regresi 1. Analisis Model
Berikut adalah hasil model regresi linier berganda untuk Earning Quality:
Tabel 4.7 Model Regresi
Variabel Koefisien Std Error T Value
Konstanta 0,771 0,083 9,255
CD 0,397 0,147 2,702
BS -0,002 0,014 -0,130
BI -0,222 0,185 -1,197
OP -0,015 0,020 -0,732
DR 0,122 0,049 2,507
Koefisien Korelasi Berganda (R) 0,279
37
Universitas Kristen Petra
Koefisien Determinasi (R2) 0,078 Sumber: Lampiran 3
Berdasar hasil dari analisis regresi linier berganda dan nilai-nilai koefisien regresi pada tabel di atas dapat dituliskan dalam persamaan regresinya sebagai berikut:
EQ = 0,771+0,397CD-0,002 BS - 0,222 BI - 0,015 OP + 0,122 DR Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan uraiannya sebagai berikut:
1. Nilai konstanta pada persamaan regresi adalah sebesar 0,771. Artinya jika variabel CD, BS, BI, OPdan DR bernilai 0, maka besarnya earning qualitypada perusahaan manufaktur periode 2001 sampai 2010 tersebut adalah 0,771.
2. Koefisien regresi variabel CD terhadap earning quality adalah 0,397. Artinya apabila suatu perusahaan manufaktur memiliki CEO yang independen maka besarnya earning quality akan meningkat sebesar 0,397, sementara jika CEO yang independen maka nilai dari earning quality perusahaan manufaktur akan mengalami peningkatan sebesar 0,397.
3. Koefisien regresi variabel BS terhadap earning quality adalah -0,002. Artinya apabilajumlah dewan direksi perusahaan manufaktur mengalami peningkatan 1 orang maka besarnya earning quality akan menurun sebesar 0,002, sementara jika jumlah dewan direksi mengalami pengurangan sebesar 1 orang maka nilai dari earning quality perusahaan manufaktur akan mengalami peningkatan sebesar 0,002.
4. Koefisien regresi variabel BI terhadap earning quality adalah -0,222. Artinya apabila suatu perusahaan manufaktur proporsi dewan komisaris independen meningkat sebesar 1 persen maka besarnya earning quality akan mengalami penurunan sebesar 0,222, sementara jika proporsi dewan komisaris
38
Universitas Kristen Petra
independenmengalami penurunan sebesar 1 persen maka nilai dari earning quality perusahaan manufaktur akan mengalami peningkatan sebesar 0,222.
5. Koefisien regresi variabel OP terhadap earning quality adalah -0,015. Artinya apabilajumlah persentase kepemilikan saham oleh manajer pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka besarnya earning quality akan menurun sebesar 0,015, sementara jika kepemilikan saham oleh manajer pada perusahaan manufaktur mengalami penurunan sebesar 1 persen maka besarnya earning quality maka nilai dari earning quality perusahaan manufaktur akan mengalami peningkatan sebesar 0,015.
6. Koefisien regresi variabel DR terhadap earning quality adalah 0,122. Artinya apabiladebt reliance pada perusahaan manufaktur mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka besarnya earning quality akan peningkatan sebesar 0,122, sementara jika debt reliance pada perusahaan manufaktur mengalami penurunan sebesar 1 persen maka besarnya earning quality perusahaan manufaktur akan mengalami penurunan sebesar 0,122.
Nilai koefisien determinasi (R2) model regresi untuk Earning Quality adalah sebesar 0,078. Artinya perubahan yang terjadipada Earning Quality yang mampu dijelaskan oleh variabel CEO Dominance, Board Size, Board Independent,Managerial Ownership Percentagedan Debt Reliance adalah sebesar 7,8%, sedangkan sisanya sebanyak 92,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian.
Nilai koefisien korelasi berganda (R) model regresi untuk Earning Quality adalah sebesar 0,279. Artinya keeratan hubungan antara Earning Qualitydenganvariabel CEO Dominance, Board Size, Board Independent, Managerial Ownership Percentagedan Debt Reliance dikategorikan rendah
39
Universitas Kristen Petra
2.Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis terhadap model regresi linier berganda, terlebih dahulu harus dipastikan model regresi yang telah terbentuk memenuhi 4 asumsi klasik, yaitu normalitas, non-multiklinieritas, non-heterokedastisitas, dan non- autokorelasi.Dengan terpenuhinya 4 asumsi klasik pada model regresi linier berganda yang dihasilkan merupakan model terbaik dan bisa menjelaskan pengaruh dari masing-masing variabel bebas yaitu CEO Dominance, Board Size, Board Independent dan Managerial Ownership Percentage terhadap Earning Quality.
a. Normalitas
Berikut adalah hasil pengujian normalitas pada model regresi linier berganda untuk Earning Quality :
Gambar 4.1 Normal Probability Plot Model Regresi
Berdasarkan hasil pada grafik Normal Probability Plot dapat dilihat bahwa plot dari nilai residual menyebar sedikit menjauhi di sekitar garis diagonal. Dengan demikian disimpulkan jika model regresi belum memenuhi asumsi normalitas. Untuk
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob 1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expected Cum Prob
Dependent Variable: Earning Quality Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
40
Universitas Kristen Petra
memperkuat hasil visual untuk pengujian normalitas maka akan dilakukan pengujian normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:
Tabel 4.8 Uji Normalitas
Normalitas Model Earning Quality
N 200
Kolmogorov-Smirnov Z 3,212
Signifikansi 0,000
Sumber: Lampiran 4
Berdasar tabel di atas diketahui nilai signifikansi hasil uji Kolmogorov- Smirnovuntuk model Earning Qualityadalah sebesar 0,000, dimana nilai tersebut masih lebih kecil dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa nilai residual dari model regresi untuk Earning Quality belum memenuhi distribusi normal. Untuk mengatasi masalah normalitas di dalam analisa regresi maka harus dikeluarkan data yang menjadi outlier. Hasil dari deteksi outlier ditemukan sebanyak 9 observasi yang merupakan outlier, yang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. Setelah menghilangkan observasi outlier hasil dari Normal Probability Plot adalah:
Gambar 4.2 Normal Probability Plot
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob 1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expected Cum Prob
Dependent Variable: Earning Quality Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
41
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan hasil pada grafik Normal Probability Plot terlihat bahwa setelah menghilangkan data outlier plot dari nilai residual sudah menyebar di sekitar garis diagonal. Dengan demikian disimpulkan jika model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Untuk memperkuat hasil visual untuk pengujian normalitas maka akan dilakukan pengujian normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:
Tabel 4.9 Uji Normalitas
Normalitas Model Earning Quality
N 191
Kolmogorov-Smirnov Z 1,252
Signifikansi 0,087
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai signifikansi hasil uji Kolmogorov- Smirnovuntuk model Earning Qualitydalah sebesar 0,087, dimana nilai tersebut telah lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa nilai residual dari model regresi untuk Earning Quality telah memenuhi distribusi normal. Dengan demikian asumsi normalitas pada model regresi Eearning Quality telah terpenuhi. Maka untuk selanjutnya dalam pemodelan regresi linier berganda untuk Earning Quality pada akhirnya digunakan 191 observasi dari 20 perusahaan sampel mulai tahun 2001 hingga 2010.
b. Non-Multikolinieritas
Berikut adalah hasil pengujian multikolinieritas dari model regresi linier berganda untuk Earning Quality
42
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas
Model Variabel Bebas Tolerance VIF
Earning Quality
Ceo Dominance 0,977 1,024
Board Size 0,773 1,293
Board
Independent 0,876 1,142 Managerial
Ownership Percentage
0,897 1,115 Debt Reliance 0,969 1,032 Sumber: Lampiran
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tidak terdapat nilai Tolerance yang kurang dari 0,1, tidak pula ditemukan nilai VIF yang lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi linier berganda untuk Earning Quality tidak terjadi kasus multikolinearitas dan dengan demikian asumsi non-multikolinearitas telah terpenuhi.
c. Non-Heterokedastisitas
Berikut adalah pengujian asumsi non-heterokedastisitasdengan menggunakan metode uji White :
43
Universitas Kristen Petra
Tabel4.11 UjiWhite
Model Variabel Bebas F hitung Sig
Earning Quality
Ceo Dominance
0,808 0,609
Board Size Board Independent Managerial Ownership
Percentage Debt Reliance Ceo Dominance2
Board Size2 Board Independent2 Managerial Ownership
Percentage 2 Debt Reliance2 Sumber: Lampiran
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa besarnya nilai signifikansi uji F pada uji White yang merupakan regresi antara variabel bebas dan kuadrat masing- masing variabel bebas terhadap residual kuadrat dihasilkan nilai F hitung sebesar 0,808 dan nilai signifikansi 0,609 yang telah lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian asumsi non-heterokedastisitas pada model regresi Eearning Quality telah terpenuhi.
d. Non-Autokorelasi
Berikut adalah hasil pengujian autokorelasi:
Tabel 4.12 Uji Autokorelasi
Model Du Durbin-Watson 4-du
Earning Quality 1,82 2,086 2,18
Sumber: Lampiran 4
44
Universitas Kristen Petra
Dengan menggunakan tabel Durbin Watson diketahui dengan n sebanyak 191 dan 5 variabel bebas yang dipergunakan diketahui nilai du adalah sebesar 1,82 dan nilai 4-du adalah 2,18. Atas hasil tersebutmaka dapat dilihat bahwa nilai durbin- watson pada model regresi Earning Qualityyang sebesar 2,086telah berada di antara rentang du sampai dengan 4-du. Dengan demikian maka asumsi non-autokorelasi pada model regresi untk Earning Quality juga sudah terpenuhi.
3. Pengujian Hipotesis
Berikut adalah hasil pengujian hipotesis penelitian:
a. Uji F
Dalam analisa regresi linear berganda, uji F dilakukanuntuk mengetahui signifikan pengaruh dari seluruh variabel bebas yaitu CEO Dominance, Board Size, Board Independent, Managerial Ownership Percentagedan Debt Reliance secara bersama- sama terhadap Earning Quality.Hasil dari uji F adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13 Uji F Variabel Sum of
Squares Df Mean
Square F Sig.
Regression 3,117 5 0,623 3,118 0,010
Residual 36,986 185 0,200
Total 40,103 190
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan hasil pada uji F diketahui nilai F hitung adalah sebesar 3,118 dengan nilai signifikansi sebesar 0,010. Dikarenakan nilai signifikansi dari F hitung lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel CEO Dominance, Board Size, Board Independent, Managerial Ownership Percentagedan Debt Reliance secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Earning Quality
45
Universitas Kristen Petra
b. Uji t
Dalam analisa regresi linear berganda, uji t dilakukan untuk mengetahui signifikan pengaruh dari seluruh variabel bebas yaitu CEO Dominance, Board Size, Board Independent dan Managerial Ownership Percentagesecara sendiri-sendiri atau parsial terhadap Earning Quality.
Hasil dari uji t adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13 Uji T
Variabel t hitung Signifikansi Keterangan
Ceo Dominance 2,702 0,008 Signifikan
Board Size -0,130 0,897 Tidak Signifikan Board Independent -1,197 0,233 Tidak Signifikan Managerial Ownership
Percentage -0,732 0,465 Tidak Signifikan
Debt Reliance 2,507 0,013 Signifikan
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan hasil uji T di atas, hanya Debt Reliance dan CEO Dominance yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Earning Quality .
4.2. Analisis
4.2.1. Temuan dan Intepretasi
Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan GCG terhadap kualitas laba
Pada hasil uji F menunjukkan nilai F adalah sebesar 3,118 dengan nilai signifikansi sebesar 0,010. maka dapat disimpulkan bahwa variabel CEO Dominance, Board Size, Board Independent, Managerial Ownership Percentagedan Debt
46
Universitas Kristen Petra
Reliance secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Earning Quality
Berdasarkan hasil pada uji t untuk pengaruh variabel CEO Dominance terhadap Earning Quality diketahui nilai t hitung adalah sebesar 2,702 dengan nilai signifikansi sebesar 0,008. Dikarenakan nilai signifikansi dari t hitung lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel CEO Dominance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Earning Quality. Pengaruh yang dihasilkan adalah bersifat positif artinya jika ketua dewan komisaris sebuah perusahaan tidak independen maka nilai dari Earning Quality akan mengalami peningkatan yang besar.
Berdasarkan hasil pada uji t untuk pengaruh variabel Board Size terhadap Earning Quality diketahui nilai t hitung adalah sebesar -0,130 dengan nilai signifikansi sebesar 0,897. Dikarenakan nilai signifikansi dari t hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Board Size tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Earning Quality.
Berdasarkan hasil pada uji t untuk pengaruh variabel Board Indpendent terhadap Earning Quality diketahui nilai t hitung adalah sebesar -1,197 dengan nilai signifikansi sebesar 0,233. Dikarenakan nilai signifikansi dari t hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Board Indpendent tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Earning Quality.
Berdasarkan hasil pada uji t untuk pengaruh variabel Managerial Ownership Percentage terhadap Earning Quality diketahui nilai t hitung adalah sebesar -0,732 dengan nilai signifikansi sebesar 0,465. Dikarenakan nilai signifikansi dari t hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Managerial Ownership Percentage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Earning Quality.
Berdasarkan hasil pada uji t untuk pengaruh variabel Debt Reliance terhadap Earning Quality diketahui nilai t hitung adalah sebesar 2,507 dengan nilai signifikansi sebesar 0,013. Dikarenakan nilai signifikansi dari t hitung lebih kecil dari 0,05 maka dapat
47
Universitas Kristen Petra
disimpulkan bahwa variabel Managerial Ownership Percentage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Earning Quality. Pengaruh yang dihasilkan adalah bersifat posisitf artinya jika debt reliance mengalami peningkatan maka nilai dari Earning Quality akan mengalami peningkatan yang besar.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh implementasi Good Corporate Governance yang diproksikan dengan komposisi Dewan Komisaris dan Struktur Kepemilikan terhadap kualitas laba.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh implementasi GCG terhadap kualitas laba tidak signifikan.
4.2.2. Kaitan Temuan dengan Pengetahuan atau Teori
Berdasarkan temuan yang ada, hasil penelitiian dari hipotesis pertama menunjukkan bahwa CEO Dominance berpengaruh terhadap kualitas laba.CEOtidak bolehdominan, karenadapat menambahkesempatan manajemen berbuat curang dan hal itu akan berpegaruh terhadap kualitas laba.
Berdasarkan temuan yang ada, hasil penelitian dari hipotesis kedua dan ketiga menunjukkan bahwa jumlah dam independensi dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba.Hal ini dimungkinkan karena dewan komisaris belum tentu berperan secara efektif dalam menjalankan tugasnya, namun efektivitas dewan komisaris tidak diteliti sebagai variabel pengukuran dalam penelitian ini.Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Rahmawati dan Triatmoko (2007) yang menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kualitas laba, demikian juga penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) yang menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kualitas laba.
Berdasarkan temuan yang ada, hasil penelitian pada hipotesis keempat menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laba.Hal ini dimungkinkan karenahanya 33,5% sampel memiliki
48
Universitas Kristen Petra
kepemilikan manajerial dan persentase kepemilikan hanya berkisar antara 0,01%
sampai dengan 7,51%.Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kualitas laba.
Berdasarkan temuan yang ada, hasil penelitian pada hipotesis kelima menunjukkan bahwa debt reliance berpengaruh signifikan secara positif terhadap kualitas laba.Semakin besarnya persentasedebt reliance maka akan bertambah pihak yang mengawasi tindakan manajemen yaitu pihak kreditur, sehingga peluang manajemen untuk melakukan kecurangan akan berkurang dan hal itu akan berpengaruh positif terhadap kualitas laba.