• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BEI

1

Luh Putu Kusuma Dewi,

2

Nyoman Trisna Herawati,

3

Ni Kadek Sinarwati

Jurusan Akuntansi Program S1

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {agus_ariyawan@yahoo.com, aris_herawati@yahoo.com,

kadeksinar20@gmail.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diambil adalah 35 perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan periode tahun 2010-2012. Uji statistik umum yang digunakan yaitu statistik deskriptif. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) risiko litigasi berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi (2) pajak berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi, (3) kontrak hutang atau leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi, (4) struktur kepemilikan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi, (5) growth

opportunities berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi,

dan (6) risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, dan growth opportunities berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Kata kunci: risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, growth

opportunities.

Abstract

The study aimed at finding out several factors affecting accounting conservatism in the manufacture companies in the Indonesian stock exchanges. The population of the study involved all manufacture companies listed in the Indonesian stock exchanges, out of which 35 were selected as the samples, since they were publishing their financial report during the periode of 2010-2012. The general statistic testing used was a descriptive statistics. While classical assumptions consisted of normality test, multicolinearity test, heteroscedastity test and autocorrelation test. The method of data a

nalysis used was multiple linier regression.

The results indicated that (1) litigation risks had a significant but negative affect towards the accounting conservatism (2) tax had a significant positive effect on the accounting conservatism, (3) leverage had a significant but negative effect on the accounting conservatism, (4) owner structure had a positive significant effect on the accounting conservatism, (5) growth opportunities had insignificant positive effect on

(2)

the accounting conservatism, and (6) litigation risks, tax, leverage, owner’s structure, and growth opportunities a significant positive effect on the accounting conservatism.

Keywords: litigation risks, taxt, leverage, owner’s structure, growth opportunities. PENDAHULUAN

Manajemen dalam tugasnya

mempertanggungjawabkan perusahaan agar terpenuhinya kepentingan pemerintah, kreditor, dan investor dalam bentuk laporan keuangan. Suatu laporan keuangan agar dapat digunakan dalam

mengambil keputusan haruslah

mengandung informasi yang terpercaya. Tujuan, prinsip, dan aturan akuntansi harus disesuaikan dengan standar akuntansi yang berlaku umum untuk memenuhi laporan keuangan tersebut, agar nantinya pengguna laporan keuangan dapat memanfaatkan hasil laporan keuangan. Terdapat beberapa prinsip dan postulat dalam laporan keuangan. Prinsip konservatisme merupakan salah satunya. Seperti yang dikatakan oleh Wahyuni (2008) dalam Alfian (2013), salah satu kewajiban perusahaan adalah menerbitkan lalu menyampaikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam mengelola sumber daya yang telah dipercayakan kepada manajemen tersebut. Menurut Sari dan Adhariani (2009) dalam Alfian (2013), laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi tujuan, aturan dan prinsip-prinsip yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat dipertanggungjawabkan serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan bagi pihak yang berkepentingan.

Informasi laba merupakan fokus utama dalam laporan keuangan. Hal ini

dikarenakan laporan keuangan

menyajikan infomasi kinerja keuangan perusahaan selama satu periode. Dalam memperhitungkan risiko pinjaman atau

investasi kepada perusahaan,

mengevaluasi perusahaan terkait kinerjanya dan juga memprediksi laba di masa mendatang, informasi laba sangat membantu pihak-pihak eksternal seperti investor dan kreditor dalam hal-hal tersebut.

Konservatisme akuntansi merupakan prinsip yang berhubungan dengan informasi laba. Konservatisme akuntansi merupakan suatu tindakan hati-hati dalam menentukan jumlah laba. Ghozali dan Chariri (2007) dalam Alfian (2013)

menyatakan konservatisme akuntansi berarti harus segera mengakui kerugian, biaya atau hutang yang mungkin akan terjadi dan tidak boleh mengakui laba, pendapatan atau aktiva sebelum benar-benar terjadi. Sehingga, pendapatan dan nilai aktiva akan cenderung rendah dan biaya serta nilai kewajiban akan cenderung tinggi dalam laporan keuangan. Kecenderungan tersebut terjadi karena konservatisme menganut prinsip mempercepat pengakuan biaya dan mempelambat pengakuan pendapatan. Sehingga laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan akan cenderung rendah (understatement).

Dalam praktik akuntansi

konservatisme tetap mempunyai peran penting. Di sisi lain konservatisme juga masih menjadi suatu perdebatan dalam dunia akuntansi. Melalui konservatisme, kualitas laba suatu laporan keuangan menjadi pertanyaan dan karakteristik kualitatif informasi akutansi pun menjadi diragukan. Kiryanto dan Supriyanto (2006) dalam Alfian (2013) menyatakan bahwa jika laporan keuangan dibuat atas dasar metode konservatif hasilnya cenderung bias dan tidak mencerminkan keadaan keuangan perusahaan sebenarnya.

Konservatisme akuntansi masih dianggap sebagai prinsip yang kontroversial dikalangan para peneliti. Terdapat dua pendapat yang berselisih mengenai prinsip konservatisme ini. Pendapat yang setuju dengan prinsip ini mengatakan bahwa prinsip konservatisme akan dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih pesimis. Sikap tersebut sangat dibutuhkan untuk menetralkan keyakinan yang berlebihan bagi pemilik dan manajer. Akibat yang ditimbulkan dari kebangkrutan atau

(3)

kerugian akan sangat berbahaya daripada keuntungan. Pendapat yang tidak setuju atau menentang prinsip konservatisme ini menyatakan bahwa dengan adanya prinsip ini akan menghasilkan laporan keuangan dengan nilai laba yang terlalu rendah dan bias. Semestinya perusahaan menyajikan suatu laporan keuangan secara obyektif agar bias bermanfaat dalam menilai dan menentukan risiko perusahaan. Konservatisme akuntansi timbul dari insentif-insentif yang ada kaitannya dengan politik, litigasi, biaya kontrak, dan pajak yang nantinya bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri dan dapat mengurangi pembayaran berlebihan kepada pihak-pihak seperti pemerintah, pengadilan, pemegang saham, dan manajer.

Prinsip konservatisme digunakan untuk meminimalkan risiko dan keyakinan yang berlebihan oleh pemilik perusahaan

dan manajer. Namun dalam

kenyataannya, prinsip konservatisme akuntansi tidak bisa digunakan secara berlebihan karena akan menimbulkan kesalahan dalam rugi atau laba periodiknya yang tidak memperlihatkan keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya. Informasi-informasi yang

tidak memperlihatkan keadaan

perusahaan yang sesungguhnya akan menimbulkan keraguan dalam kualitas suatu laporan keuangan, sehingga kurang bisa mendukung dalam mengambil suatu keputusan dan juga bisa menyebabkan kekeliruan bagi pengguna laporan keuangan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi manajemen dalam

melakukan tindakan konservatisme, yaitu risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, dan growth opportunities.

Risiko litigasi adalah faktor eksternal yang dapat mempengaruhi manajer dalam semakin tinggi risiko terancamnya litigasi suatu perusahaan semakin kuat pula dorongan seorang manajer untuk menerakan prinsip konservatisme akuntansi. Risiko litigasi yaitu suatu risiko yang mepunyai kemampuan untuk menimbulkan biaya yang besar karena berkaitan dengan masalah hukum.

Seorang manajer akan melaporkan keuangan perusahaan secara konservatif untuk menghindari suatu kerugian akibat litigasi, karena jika suatu laba bernilai tinggi maka akan memiliki risiko litigasi yang tinggi pula.

Menurut Juanda (2007) risiko litigasi adalah risiko bawaan perusahaan yang mempunyai kemungkinan untuk terjadinya suatu ancaman litigasi oleh pihak yang merasa dirugikan terkait kepentingan perusahaan. Menurut Soetharaman dalam Juanda (2007), terdapat tiga upaya untuk

mendorong dalam pengungkapan

informasi untk menghindari tuntutan dan ancaman litigasi yaitu: (i) memilih kebijakan akuntansi yang cnderung konservatif, (ii) menunda berita baik, (iii) pengungkapan berita buruk dengan segera dalam laporan keuangan.

Pembayaran pajak juga mendasari digunakannya konsep konservatisme.

Konsep konservatisme menunda

pengakuan pendapatan dan merupakan konsep kehati-hatian dalam mengurangi risiko. Suatu pendapatan jika mengalami penundaan, maka akan semakin kecil pengakuan laba yang dilaporkan. Sehingga pembayaran pajak semakin rendah.

Cara seorang manajer dalam menghadapi perjanjian hutang dijelaskan pada kontrak hutang. Kontrak hutang jangka panjang yaitu suatu perjanjian yang digunakan untuk melindungi pemberian pinjaman dari tindakan yang dilakukan oleh manajer untuk kepentingan kreditur, contohnya seperti membiarkan ekuitas di bawah yang telah ditentukan atau pembagian dividen yang sangat berlebihan. Suatu sikap manajer dalam halnya mengatasi perjanjian hutang yang sudah jatuh tempo adalah akan menghindari perjanjian tersebut dengan cara memilih suatu kebijakan akuntansi yang akan menguntungkan.

Menurut Tarjo (2005) semakin manajemen berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham dalam usahanya untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan cara menerapkan prinsip konservatisme akuntansi, maka semakin besar pula proporsi kepemilikan manajemen.

(4)

. Peningkatan jumlah investasi juga akan dilakukan perusahaan atau yang biasa dikenal dengan perusahaan growth yang lebih memilih prinsip konservatisme akuntansi. Prinsip konservatisme akuntansi memiliki perhitungan laba yang lebih rendah dibandingkan dengan akuntansi optimis dengan perhitungan laba yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena cadangan tersembunyi suatu perusahaan akan dipakai dalam mengurangi laba pada periode tersebut dan juga untuk meningkatkan investasinya sehingga secara tidak langsung cadangan tersembunyi tersebut diunakan dalam meningkatkan investasi.

Berdasarkan paparan di atas, permasalahan yang di teliti yaitu Apakah terdapat pengaruh Risiko Litigasi terhadap Konservatisme Akuntansi, Apakah terdapat pengaruh Pajak terhadap Konservatisme Akuntansi, Apakah terdapat pengaruh Kontrak Hutang terhadap Konservatisme Akuntansi, Apakah terdapat pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Konservatisme Akuntansi, Apakah terdapat pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi, dan Apakah terdapat pengaruh Risiko Litigasi, Pajak, Kontrak Hutang, Struktur Kepemilikan, dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui pengaruh Risiko Litigasi terhadap Konservatisme Akuntansi, Untuk mengetahui pengaruh Pajak terhadap Konservatisme Akuntansi, Untuk mengetahui pengaruh Kontrak Hutang terhadap Konservatisme AKuntansi, Untuk

mengetahui pengaruh Struktur

Kepemilikan terhadap Konservatisme Akuntansi, Untuk mengetahui pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi, Untuk mengetahui pengaruh Risiko Litigasi, Pajak, Kontrak Hutang, Struktur Kepemilikan, dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi.

Bila risiko ancaman litigasi suatu perusahaan cukup tinggi maka dorongan manajer untuk menerapkan konsep konservatisme akuntansi akan semakin kuat. Seperti yang dikemukakan oleh

Juanda (2007) yang menyatakan bahwa risiko litigasi adalah suatu risiko pada perusahaan yang bisa menimbulkan ancama litigasi oleh stakeholder yang merasa dirugikan. Rasio yang digunakan dalam penelitian Juanda yaitu likuiditas dan solvabilitas. Rasio tersebut

menunjukkan semakin rendah

kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya, maka akan semakin kecil nilai rasio yang dimilikinya. Akibatnya akan semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut dikenakan tuntutan hukum. Sehingga ditafsirkan terdapat hubungan positif antara risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi dengan menarik hipotesis sebagai berikut :

H1 : Risiko Litigasi berpengaruh

signifikan terhadap

Konservatisme Akuntansi. Widya (2004) mengemukakan bahwa semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan semakin besar pula perhatian pemerintah terhadap perusahaan tersebut dan semakin besar pula kemungkinan untuk diatur. Penelitian Widya ini memprediksi bahwa suatu perusahaan dengan pajak yang besar akan cenderung memilih akuntansi yang konservatif. Dari gagasan tersebut diduga terdapat hubungan positif antara pajak terhadap konservatisme akuntansi dengan menarik hipotesis sebagai berikut :

H2 : Pajak berpengaruh signifikan

terhadap Konservatisme

Akuntansi.

Dengan dua cara konservatisme digunakan dalam kontrak hutang. Yang pertama akuntansi konservatif digunakan secara eksplisit oleh bondholders. Kedua akuntansi konservatif digunakan secara implisit oleh manajer dalam tujuannya membangun reputasi pelaporan keuangan yang konservatif. Lasdi (2009) mengemukakan bahwa semakin besar tingkat kontrak hutang suatu perusahaan maka akan semakin berkurang tingkat konservatisme perusahaan. Dari gagasan tersebut diduga terdapat hubungan positif antara kontrak hutang terhadap konservatisme akuntansi dengan menarik hipotesis sebagai berikut :

(5)

H3 : Kontrak Hutang berpengaruh

signifikan terhadap

Konservatisme Akuntansi.

Pilihan suatu perusahaan terhadap metode akuntansi yang berhubungan dengan konservatisme akuntansi dipengaruhi juga oleh struktur kepemilikan. Salah satu cara untuk memperkecil tingkat konflik antara pemegang saham dengan manajemen adalah struktur kepemilikan. Dalam penelitian Widya (2004) ditemukan bahwa pemilihan strategi akuntansi konservatif dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen maka manajemen akan cenderung lebih giat berusaha dalam meningkatkan nilai perusahaan dengan cara menerapkan prinsip konservatisme akuntansi. Dari gagasan tersebut diduga terdapat hubungan positif antara struktur kepemilikan terhadap konservatisme akuntansi dengan menarik hipotesis sebagai berikut :

H4 : Struktur Kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap Konservatisme Akuntansi.

Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi mempunyai motivasi untuk meminimaliskan laba. Seperti yang dikatakan Widya (2004) bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula kemungkinan perusahaan tersebut dalam memilih akuntansi yang konservatif. Dari gagasan tersebut diduga terdapat hubungan positif antara growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi dengan menarik hipotesis sebagai berikut :

H5 : Growth Opportunities berpengaruh signifikan terhadap Konservatisme Akuntansi.

Dalam hasil penelitian Juanda (2007), risiko litigasi berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa manajer akan berusaha untuk melaporkan keuangan yang kurang konservatif dalam rangka mencapai kepentingan reputasi mereka secara jangka pendek. Kondisi ini kemungkinan karena kondisi hukum dan litigasi di Indonesia belum berjalan secara efektif sehingga tidak mampu menjadi

faktor pendorong terciptanya laporan keuangan konservatif.

Faktor lain yang mempengaruhi konservatisme akuntansi yakni besarnya kos politis yang dikeluarkan oleh perusahan. Makin besar kos politis yang dikeluarkan oleh perusahan maka perusahaan makin memilih strategi akuntansi yang lebih konservatif. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Widya (2004), Widyaningrum (2008), Sari (2009), Artika (2009) dimana dalam hasil penelitian menyatakan bahwa pajak dan biaya politis berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Selain risiko litigasi dan pajak, adapula faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini yakni leverage (kontrak hutang), struktur kepemilikan dan growth opportunities. Berdasarkan gagasan tersebut, maka dapat ditetapkan hipotesis hubungan risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, dan growth opportunities dengan konservatisme akuntansi sebagai berikut:

H6 : Risiko Litigasi, Pajak, Kontrak Hutang, Struktur Kepemilikan dan Growth Opportunities berpengaruh signifikan terhadap Konservatisme Akuntansi.

METODE

Di Bursa Efek Indonesia penelitian ini dilakukan dengan cara mengakses lalu mengolah data-data yang ada pada situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Penelitian ini merupakan penelitian yang termasuk dalam penelitian kuantitatif karena data-data yang dipakai berbentuk angka. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal. Sumber utama penelitian ini adalah Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia. Data yang dipakai yaitu data yang berupa laporan keuangan

perusahaan manufaktur yang

menampilkan laporan keuangannya pada situs tersebut. Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu sumber data yang secara tidak langsung memberikan hasil kepada pengumpul data. Penelitian menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solutions (SPPS) Versi 19 dengan uji non-parametrik.

(6)

Pemilihan perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling, yaitu suatu metode yang digunakan dalam memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriterianya yaitu: perusahaan manufaktur yang menyatakan laporan keuangannya dalam rupiah, data yang akan digunakan saat periode penelitian tersebut lengkap, perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar di BEI selama periode 2010-2012, tingkat pertumbuhannya positif, dan laporan keuangan yang dipublikasikan per 31 Desember dan sudah diaudit.

Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji statistik yaitu statistik deskriptif yang bersifat umum. Selanjutnya data tersebut akan diuji dengan pengujian asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Metode analisis menggunakan koefisien determinasi (R2), analisis regresi berganda, uji t, dan uji F.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian ini menekankan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2010-2012. Diambil 35 perusahaan yang dijadikan sebagai sampel yang mempublikasikan laporan keuangannya dan yang memiliki karakteristik yang sama pula.

Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel risiko litigasi yang diukur dengan asset growth, dimana dari 105 sampel penelitian diperoleh nilai mean 0,19134. Sedangkan risiko litigasi yang tinggi adalah 1,133 dan yang terendah adalah -0,120. Kemudian untuk pajak yang diukur dengan sales growth dimana dengan 105 sampel penelitian ternyata nilai rata-rata (mean) sebesar 0,17217 sedangkan nilai maximum 0,816 dan yang terendah -0,243. Kemudian kontrak hutang diukur dengan leverage

dimana nilai rata-rata (mean) sebesar 13,48874, sedangkan nilai maximum sebesar 131,636 dan yang terendah 0. Struktur kepemilikan yang menunjukkan bahwa dari 105 sampel penelitian ternyata nilai rata-rata (mean) sebesar 27.29937, nilai maximum sebesar 70.290 dan terendah adalah sebesar 1,820. Sedangkan dilihat dari growth opportunities dimana nilai rata-rata (mean) sebesar 16.08553, nilai maximum sebesar 46.939 dan terendah adalah sebesar -16.379. Selanjutnya dilihat dari konservatisme dimana nilai rata-rata (mean) sebesar -0.04670 dan nilai tertinggi untuk dari 105 sampel penelitian sebesar 0,137 dan terendah sebesar -0.543.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov menyatakan berdistribusi normal, dengan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas menunjukan > 0,05 yaitu 0,814. Hasil uji multikolinearitas menyatakan bahwa terdapat gejala multikolinearitas atau korelasi antara variabel independen karena nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,628 untuk variabel Risiko Litigasi (X1), 0,688 untuk variabel Pajak (X2), 0,914 untuk variabel Kontrak Hutang (X3), 0,840 untuk variabel Struktur Kepemilikan (X4), dan 0,957 untuk variabel

growth opportunities (X5). Dapat dilihat juga dari nilai VIF lebih kecil dari 10 yaitu 1,593 untuk variabel Risiko Litigasi (X1), 1,454 untuk variabel Pajak (X2), 1,094 untuk variabel Kontrak Hutang (X3), 1,190 untuk variabel Struktur Kepemilikan (X4), dan 1,161 untuk variabel growth opportunities (X5). Hasil uji heteroskedastisitas menyatakan tidak adanya pola yang jelas dan titik-tik terlihat menyebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji autokorelasi dilihat dari hasil DW hitung sebesar 2,161. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

Uji Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1

(7)

(0<R2<1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Dari table 1

dapat dilihat bahwa Nilai

Adjusted R Square yang diperoleh sebesar 0.211, hal tersebut menunjukkan bahwa perubahan konservatisme

akuntansi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mampu dijelaskan secara bersama-sama oleh perubahan risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan dan growth opportunities sebesar 21.2% sedangkan sisanya 78,9% dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian ini.

Tabel 1. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .499a .249 .211 .080473 2.161

Dari tabel 2 dapat diketahui persamaan hasil regresi linear berganda. Konstanta = -0.38, Konstanta menunjukkan besarnya nilai Y apabila tidak ada pengaruh dari X1, X2, X3, X4 dan X5. Artinya apabila pengaruh risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, growth opportunities sama dengan nol (tidak memberikan pengaruh), maka konservatisme akuntansi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI akan turun sebesar -0.38.

Koefisien regresi variabel Risiko Litigasi (X1)= -0.234 Artinya jika X1 berubah satu satuan, maka Y akan berubah sebesar 0.234 dengan anggapan variabel X2, X3, X4 dan X5 tetap. Tanda negatif pada nilai koefisien regresi

melambangkan hubungan yang

berlawanan arah antara X1 dan Y, artinya apabila tingkat risiko litigasi semakin meningkat, maka konservatisme akuntansi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI akan mengalami penurunan. Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standard ized Coefficie nts t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.038 .025 -1.521 .132 Risiko_Litigasi -.234 .049 -.522 -4.749 .000 .628 1.593 Pajak .124 .057 .228 2.167 .033 .688 1.454 Kontrak_Hutang -.001 .000 -.105 -1.154 .251 .914 1.094 Struktur_Kepemilikan .005 .001 .009 .095 .924 .840 1.190 Growth_Opportunities .001 .001 .152 1.614 .110 .861 1.161 a. Dependent Variabel: Konservatisme

Koefisien regresi variabel pajak (X2)=1.24 artinya jika X2 berubah satu satuan, maka konservatisme akuntansi di perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI akan mengalami peningkatan.

(8)

Koefisien regresi variabel kontrak hutang (X3) = -0.001 artinya jika X3 berubah satu satuan, maka konservatisme akuntansi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI akan mengalami penurunan. Koefisien regresi variabel struktur kepemilikan (X4) = 0.005 atinya jika X4 berubah satu satuan, maka konservatisme akuntansi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI akan mengalami peningkatan. Koefisien regresi variabel growth opportunities (X5) = 0.001 artinya jika X5 berubah satu satuan, maka konservatisme akuntansi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI akan mengalami peningkatan

.

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil dari persamaan regresi pada tabel 2 variabel risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, dan growth opportunities memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap konservatisme akuntansi adalah pajak karena pajak memiliki nilai beta yang paling besar diantara variabel lainnya.

Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel indepen terhadap variabel dependen secara parsial. Nilai signifikansi pada uji t variabel risiko litigasi lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,000<0,05) sehingga H1 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang sama diperoleh nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 4.749, karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (4.749>1,984 ) maka H1 diterima artinya risiko litigasi berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2010-2012.

Koefisien regresi risiko litigasi bernilai negatif yaitu -0.234 menunjukkan bahwa risiko litigasi mempunyai arah pengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Nilai signifikansi pada uji t variabel pajak lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,033<0,05) sehingga H2 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang sama diperoleh nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 2.167, karena nilai thitung lebih

besar dari ttabel (2.167>1,984 ) maka H2 diterima artinya pajak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Koefisien regresi pajak bernilai positif yaitu 0.124 menunjukkan bahwa pajak mempunyai arah pengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Nilai signifikansi pada uji t variabel kontrak hutang lebih besar daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,110>0,05) sehingga H3 ditolak dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang sama diperoleh nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 1,154, karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel (1,154<1,988 ) maka H3 ditolak artinya kontrak hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Koefisien regresi kontrak hutang bernilai negatif yaitu -0.001. Nilai signifikansi pada uji t variabel struktur kepemilikan lebih besar daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,924>0,05) sehingga H4 ditolak dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang sama diperoleh nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 0.95, karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0.95<1,988 ) maka H4 ditolak artinya strukur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Koefisien regresi struktur kepemilikan bernilai positif yaitu 0,005. Nilai signifikansi pada uji t variabel growth opportunities lebih besar daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,405>0,05) sehingga H5 ditolak dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel yang sama diperoleh nilai thitung yang diperoleh adalah sebesar 1.614, karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel (1.614< 1,988 ) maka H5 ditolak artinya growth opportunities tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Koefisien regresi Growth Opportunities bernilai positif yaitu 0.001.

Uji F dilakukan untuk menguji apakah secara bersama-sama variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen secara baik. Dari hasil analisis diketahui nilai signifikansi pada uji F lebih besar daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,000<0,05) sehingga H6 diterima dengan tingkat signifikansi 0,05.

(9)

Dari tabel yang sama diperoleh nilai Fhitung yang diperoleh adalah sebesar 6.555, karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (6.555>2.46 ) maka H6 diterima artinya risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, growth opportunities berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Pembahasan

Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan hasil analisis statistik ditemukan bahwa risiko litigasi berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi. Tanda negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat risiko litigasi berarti tingkat konservatisme akuntansi akan semakin rendah. Hasil tersebut bertolak belakang dengan hipotesis yang menyebutkan bahwa risiko litigasi berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil temuan justru menunjukkan sebaliknya, yakni risiko litigasi berhubungan negatif dengan konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti yang mendasarkan pada perspektif kontrak efisien. Dengan temuan penelitian ini justru menunjukkan bahwa pada kasus perusahaan di Indonesia peranan risiko litigasi terhadap konservatisme lebih dapat dijelaskan dari perspektif perilaku oportunistik manajer. Artinya, manajer akan berusaha untuk melaporkan keuangan yang kurang konservatif dalam rangka mencapai kepentingan reputasi mereka secara jangka pendek. Kondisi ini kemungkinan karena kondisi hukum dan litigasi di Indonesia belum berjalan secara efektif sehingga tidak mampu menjadi faktor pendorong terciptanya laporan keuangan konservatif. Hasil ini konsisten dengan penelitian Ball, et al. (2000) dalam Juanda (2007) yang menyatakan bahwa tingkat konservatisme akuntansi di beberapa negara ASEAN cenderung rendah bila dikaitkan dengan kondisi hukum yang berlaku.

Lebih jauh, dapat dijelaskan bahwa legal environment (hukum) yang berlaku dalam lingkungan tertentu mempunyai

dampak yang signifikan terhadap kebijakan diskresioner manajer dalam melaporkan keuangannya Ball et al. (1999 & 2000) dalam Juanda (2007). Pada lingkungan hukum yang sangat ketat,

kecenderungan manajer untuk

melaporkan keuangan secara konservatif semakin tinggi. Pada lingkungan hukum yang longgar dorongan untuk melaporkan keuangan secara konservatif akan berkurang France (2001) dalam Juanda (2007). Hal yang hampir sama, argumen ini digunakan oleh Ball et al. (2000) dalam Juanda (2007), yang menyatakan bahwa pada negara common law dimana penyedia modal tergantung pada laporan publikasian, tuntutan pengungkapan yang timely lebih tinggi daripada negara code law yang konsekuensi hukum dan aturan terhadap pengungkapan publik relatif rendah.

Pengaruh Pajak Terhadap

Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan hasil analisis statistik ditemukan bahwa pajak berhubungan positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Apabila suatu perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan yang berukuran besar, maka perusahaan akan menerapkan akuntansi yang konservatif. Perusahaan yang besar akan dihadapkan pada biaya politis yang tinggi, sehingga untuk mengurangi biaya politis tersebut perusahaan lebih menggunakan prinsip akuntansi yang konservatif atau pernyataan laba yang disajikan tidak berlebihan. Biaya politik mencakup semua biaya (transfer kekayaan) yang harus ditanggung oleh perusahaan terkait dengan tindakan-tindakan anti trust, regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif, tuntutan buruh dan lain sebagainya Watts dan Zimmerman (1978) dalam Artika (2009).

Perusahaan yang besar akan lebih disoroti pemerintah, sehingga pemerintah sebagai regulator negara di mana perusahaan tersebut berdiri akan mendorong perusahaan untuk membayar pajak yang tinggi bilamana laba usaha yang disajikan dalam laporan keuangan juga tinggi. Selain itu, pemerintah juga akan meminta kepada perusahaan

(10)

tersebut untuk meningkatkan pelayanan publik dan tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Oleh karena itu, Lo (2005) dalam Artika (2009) menyatakan bahwa perusahaan yang berukuran besar cenderung akan melaporkan laba yang lebih rendah secara relatif permanen dengan menyelenggarakan akuntansi yang konservatif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widya (2004), Widyaningrum (2008), Sari (2009), Artika (2009) dimana dalam hasil penelitian menyatakan bahwa Pajak dan Biaya politis berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martaning (2012) dan Amilia (2005) yang hasil penelitiannya menyatakan bahwa pajak dan biaya politis berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.

Pengaruh Kotrak Hutang (Leverage) terhadap Konservatisme Akuntansi

Dari penelitian yang dilakakukan ditemukan hasil bahwa kontrak hutang

tidak berpengaruh terhadap

konservatisme akuntansi. Leverage dan konservatisme akuntansi mempunyai hubungan negatif, semakin tinggi leverage, semakin rendah tingkat konservatisme akuntansi namun hubungan ini tidak berpengaruh signifikan. Kontrak hutang erat kaitannya dengan teori keagenan, yang mana dalam prakteknya para pemilik perusahaan mewakilkan pengelolaan perusahaan kepada manajemen yang dipercayainya dengan tujuan untuk mencapai kinerja yang optimal. Rasio yang digunakan adalah leverage. Leverage merupakan perbandingan utang jangka panjang terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang. Seperti yang telah dinyatakan pada bab kajian pustaka sebelumnya bahwa semakin tinggi debt/total assets suatu perusahaan, maka semakin besar kemungkinan manajer perusahaan tersebut akan memilih

prosedur akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan atau laporan keuangan yang disajikan cenderung tidak konservatif Hagerman dan Zmijewski (1981) dalam Sari dan Adhariani (2009). Manajer ingin meningkatkan laba dan aktiva untuk mengurangi biaya kontrak utang ketika perusahaan memutuskan perjanjian utangnya. Ini diperkuat bahwa menurut Widodo (2005) dalam Sari dan Adhariani (2009), tingkat leverage dapat

berpengaruh terhadap tingkat

konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Adhariani (2009) dimana dalam hasil penelitian sari dan Adhariani (2009) leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi, dan hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica Almilia (2005) yang mana semakin tinggi debt to total asset ratio maka laporan keuangan semakin tidak konservatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widya (2004) dimana dalam hasil penelitian Widya (2004) leverage berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi, hal ini menunjukkan jika perusahaan mempunyai utang jangka panjang, baik dalam jumlah besar maupun sedikit tidak menjadikan perusahaan untuk memakai akuntansi yang konservatif.

Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Konservatisme Akuntansi

Dari penelitian yang dilakakukan ditemukan hasil bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap koservatisme akuntansi. Struktur kepemilikan dan konservatisme akuntansi mempunyai hubungan positif. Teori informasi memprediksi bahwa perusahaan cenderung untuk tidak menginformasikan kabar buruk untuk menaikkan harga saham Verechia (2001) dalam Widya (2004). Bagaimanapun informasi privat

perusahaan harus secepatnya

disampaikan manajer kepublik. Untuk perusahaan dengan kepemilikan yang lebih terkonsentrasi, free rider akan berkurang dari investor kecil yang ada dan kos yang dikeluarkan lebih rendah untuk

(11)

mendeteksi kecurangan. Dalam perspektif yang panjang, semakin rendah kos investor untuk mendeteksi kecurangan semakin tinggi probabilitas perusahaan untuk terdeteksi dan semakin tinggi kos yang diharapkan dimasa mendatang (net benefit) dari peningkatan laba Qiang (2003) dalam Widya (2004). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martaning dan Yogi Ardina (2012) dimana dalam hasil penelitian Martaning dan Yogi Ardina (2012) struktur kepemilikan publik berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Widya (2004) dimana dalam hasil penelitian Widya (2004) struktur kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Tanda positif menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi struktur kepemilikan perusahaan terhadap modal maka perusahaan tersebut akan cenderung memilih strategi akuntansi konservatif dibanding perusahaan konsentrasi kepemilikannya rendah.

Pengaruh Growth Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi

Dari penelitian yang dilakukan ditemukan hasil bahwa bahwa growth opportunities tidak berpengaruh terhadap koservatisme akuntansi. Growth opportunities dan konservatisme akuntansi mempunyai hubungan positif. Pada perusahaan yang menggunakan prinsip akuntansi konservatif terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan yang konservatif identik dengan perusahaan yang tumbuh Mayangsari dan Wilopo (2002). Mayangsari dan Wilopo (2002) menyatakan bahwa pemilihan metode akuntansi konservatif tidak terlepas dari

kepentingan manajemen untuk

memaksimalkan kepentingan dengan mengorbankan kesejahteraan pemegang sahamnya, atau yang biasa disebut dengan masalah keagenan seperti yang tersaji dalam teori keagenan Jansen dan Meckling (1976). Pertumbuhan ini akan direspon positif oleh investor sehingga nilai pasar perusahaan konservatif lebih

besar dari nilai bukunya sehingga akan tercipta goodwill. Hal ini akan membuat pasar dan investor menilai positif terhadap perusahaan. Keadaan ini dapat memperlihatkan perusahaan yang selalu tumbuh karena aset yang selalu bertambah.

Pengaruh Risiko Litigasi, Pajak, Kontrak Hutang, Struktur Kepemilikan,

Growth Opportunities Terhadap

Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan hasil analisis statistik ditemukan bahwa hipotesis keenam (H6) yaitu pengaruh risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi ditunjukan dari hasil uji F. Dari hasil uji F dapat dilihat bahwa Fhitung>Ftabel yaitu 6.555> 2.46 dengan signifikansi variabel konservatisme akuntansi lebih kecil daripada nilai signifikan yang ditetapkan (0,000<0,05), maka H6 diterima artinya risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi perusahaan manufaktur tahun 2010-2012.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan maka didapat enam kesimpulan. Pertama, risiko litigasi berpengaruh terhadap koservatisme akuntansi. Risiko litigasi dan konservatisme akuntansi mempunyai hubungan negatif, semakin tinggi risiko litigasi, semakin rendah tingkat konservatisme akuntansi. Kedua, pajak berpengaruh terhadap koservatisme akuntansi. Pajak dan konservatisme akuntansi mempunyai hubungan positif, semakin tinggi pajak, semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansi. Ketiga, leverage atau kontrak hutang tidak berpengaruh terhadap koservatisme akuntansi. Leverage dan konservatisme akuntansi mempunyai hubungan negatif, semakin tinggi leverage, semakin rendah tingkat konservatisme akuntansi namun

(12)

hubungan ini tidak berpengaruh signifikan. Keempat, struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap koservatisme akuntansi. Struktur kepemilikan dan konservatisme akuntansi mempunyai hubungan positif, semakin tinggi kosentrasi struktur kepemilikan, semakin tinggi pula tingkat konservatisme akuntansi namun hubungan ini tidak berpengaruh signifikan. Kelima, growth opportunities tidak berpengaruh terhadap koservatisme akuntansi. Growth Opportunities dan konservatisme akuntansi mempunyai hubungan positif, semakin tinggi growth opportunities, semakin tinggi pula tingkat konservatisme akuntansi namun hubungan ini tidak berpengaruh signifikan. Keenam, risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi perusahaan manufaktur tahun 2010-2012.

Saran

Saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian serta untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya, antara lain: penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lain untuk memperkuat penelitian ini misalnya dengan memasukkan variabel tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Kedua, penelitian selanjutnya disarankan agar menambah sampel yang digunakan dan juga menambah tahun periode pengamatan guna memperoleh model prediksi yang efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Utari Widyaningdyah. 2001. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia”, Jurnal akuntansi dan keuangan Vol.3.No.2. Universitas Kristen Petra

Alfian, Angga. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh

Terhadap Pemilihan

Konservatisme

Akuntansi.Skripsi.Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang

Eko Widodo Lo.2005. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan

Terhadap Konservatisme

Akuntansi”, Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo

Juanda, Ahmad. 2007, “Pengaruh Risisko Litigasi dan Tipe Strategi terhadap Hubungan Antara Konflik Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.

---. 2007. Perilaku Konservatif Pelaporan Keuangan dan Risiko Litigasi Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia. Naskah Publikasi Penelitian Dasar Keilmuan.

Kiryanto dan Edy Suprianto, 2006. “Pengaruh Moderasi Size

Terhadap Hubungan Laba

Konservatisme Dengan Neraca Konservatisme”, Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang Lodovicus Lasdi, 2009. ”Pengujian

Determinan Konservatisme Akuntansi”, jurnal akuntansi kontemporer vol1 no.1.unika widya mandala Surabaya

Sari, Cynthia dan Desi Adhariani. 2009. Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Widya, 2004, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap Akuntansi Konservatif”, Simposium NasionalAkuntansi VII, Denpasar

Referensi

Dokumen terkait

Kecamatan Sagulung memiliki 6 SMP/MTs yang ada, dibina oleh 122 guru, artinya jika diambil angka rerata bahwa tiap SMP/MTs dibina oleh 20 orang guru, dilihat dari sudut

Sumber air yang digunakan PDAB Tirta Utama Jateng Unit BREGAS sebagai air baku produksi berasal dari mata air Kaligiri di Kecamatan Sirampok Kabupaten Brebes,

Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Saudara Presiden, Saudara Wakil Presiden, Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Pimpinan DPD-RI, Para

Buku ini direncanakan disiapkan untuk guru dan orang tua bagi peserta didik pada Taman Kanak-Kanak Kelompok A dan B (usia 4-6 tahun), walau belajar di rumah

General arrangement boat Dan data study kasus tersebut maka akan didapatkan beberapa grafik RAO Heaving sebagai berikut, untuk yang pertama pada v =6 knot..

EBS 100 dibandingkan dengan perlakuan EBS 75 memiliki perbedaan yang sangat bermakna ( p = 0,005) berarti ekstrak batang sereh konsentrasi 100% memiliki potensi yang lebih

Dari grafik solusi Gambar 3.2 dan 3.4 serta Gambar 3.3 dan 3.5 terlihat bahwa pada kasus nilai eigen kompleks dengan faktor eksternal tidak memiliki pengaruh yang besar