• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS ARDUINO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RANCANG BANGUN ALAT UKUR KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS ARDUINO"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA DENGAN

TAMPILAN LCD BERBASIS ARDUINO

TUGAS AKHIR

MAYKEL SURANTA S DEPARI 142411063

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA DENGAN

TAMPILAN LCD BERBASIS ARDUINO

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

MAYKEL SURANTA S DEPARI 142411063

PROGRAM STUDI D3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Rancang Bangun Alat Ukur Kekeruhan Air Menggunakan Sensor Photodioda Dengan Tampilan LCD Berbasis Arduino

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Maykel Suranta S Depari

Nomor Induk Mahasiswa : 142411063

Program Studi : Diploma (D3) Metrologi dan Instrumentasi

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2017

Disetujui Oleh

Program Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc NIP. 196607291992032002

Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc NIP. 196607291992032002

(4)

PERNYATAAN

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA DENGAN

TAMPILAN LCD BERBASIS ARDUINO

Tugas Akhir

Saya mengakui bahwa projek akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbenya.

Medan, Juli 2017

Maykel Suranta S Depari 142411063

(5)

PENGHARGAAN

Puji Tuhan,

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus. Karena atas berkat dan karuniaNya, saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma 3 pada program studi Metrologi Dan Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Pada tugas akhir ini, penulis mengambil judul :

“RANCANG BANGUN ALAT UKUR KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA DENGAN

TAMPILAN LCD BERBASIS ARDUINO”

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, sehingga memerlukan bantuan berbagai pihak dalam penyusunan laporan ini.

Untuk itu, izinkanlah penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, atas berkah dan rahmat-Nya yang telah Ia curahkan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini

2. Kedua orang tua serta kakak kakakku Desi Depari, SST, Nievika Depari, S.Pd, dan Jenni Depari, S.AN yang telah memberikan bantuan moril maupun materil dan menyemangati saya dalam menyelesaikan studi 3. Ibu Dr. Diana Alemin Barus, M.Sc, selaku Ketua Program Studi Diploma

3 Metrologi dan Instrumentasi sekaligus Dosen Pembimbing dalam Tugas Akhir

4. Bapak Awan Maghfirah, S.Si, M.Si, selaku Dosen Penguji Tugas Akhir 5. Seluruh Staf Porgram Studi D3 Metrologi dan Instrumentasi, FMIPA USU 6. Teman-teman Metrologi ’14, terkhusus untuk Metro A 2014 yang telah memberikan support . Terkhusus untuk Tim 9 yaitu Armin, William,

(6)

7. Seluruh pihak yang telah mendukung penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam laporan tugas akhir ini. Untuk itu penulis membutuhkan kritik serta saran yang membangun untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini berguna baik sebagai referensi maupun bahan panduan. Amin

Medan, Juli 2017

Hormat Saya, Maykel Suranta S Depari

(7)

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA DENGAN

TAMPILAN LCD BERBASIS ARDUINO

ABSTRAK

Salah satu parameter kualitas air adalah tingkat kekeruhan. Air yang baik untuk konsumsi menurut peraturan yang diterbitkan pemerintah melalui Menteri Kesehatan RI ialah memiliki tingkat kekeruhan maksimal adalah 5 NTU (Nephelometric Turbidity Unit) (Permenkes RI nomor 907 tahun 2002, tentang, syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, dan Permenkes RI nomor 416 tahun 1990, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air). Alat ukur kekeruhan air berbasis arduino telah berhasil dirancang dan dibuat. Alat ini dibuat dengan menggunakan fotodioda sebagai sensor dan LED sebagai sumber cahaya untuk mengukur tingkat kekeruhan air serta pengolahan hasil pengukuran dilakukan oleh sensor menggunakan arduino uno, sedangkan untuk menampilkan hasil pengukuran menggunakan LCD. Pendeteksi kekeruhan air merupakan salah satu alat rancangan yang mampu mendeteksi tingkat kekeruhan air dengan keluaran berupa tegangan. Hasil pendeteksian menunjukkan semakin tinggi kekeruhab maka semakin tinggi pula voltase yang dihasilkan.

Kata Kunci : Kekeruhan, Photodioda, LED

(8)

THE DESIGN OF TURBIDITY METER USING PHOTODHYOD SENSOR

WITH LCD VIEWER CONTROLED BY ARDUINO

ABSTRACT

One of the water quality parameters are turbidity and acidity. Good water for consumption according to the regulations issued by the government through the Ministry of Health is to have a value maximum turbidity level is 5 NTU ( Nephelometric Turbidity Unit ) ( Permenkes RI number 907 of 2002 , concerning , terms and monitoring of drinking water quality , and the Minister of Health of Indonesia number 416 of 1990, concerning the conditions and water quality control . Turbidity meter based on arduino has succesfully been designed and fabricated. The photodiode as sensor and a LED as light source were used for measuring level of water turbidity and Processing the results of measurements performed by sensors using arduino uno, whereas to display the measurement results using the LCD . Turbidity meter is the one of instrument which is detect the water turbid with the voltage output. The test result indicates the voltages is getting higher when the water is turbid.

Keyword : Turbidity, Photodhyod, LED

(9)

DAFTAR ISI

Persetujuan ……… i

Pernyataan ……… ii

Penghargaan ……… iii

Abstrak ……… iv

Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar ……… ……… ……… ……… v vi vii viii BAB I. PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang ……… 1

1.2. Rumusan Masalah ……… 3

1.3. Maksud dan Tujuan ……… 3

1.4. Manfaat ……… 3

1.5. Metode Penelitian ……… 4

1.6. Sistematika Penulisan ……… 4

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ……… 5

2.1. Arduino uno ……… 6

2.2. Mikrokontroler ATMEGA328 ……… 9

2.3 LCD (Liquid Crystal Display) 2.3.1. Pengalamatan Pada Display LCD 2.3.2. Cara Kerja LCD ……… ……… ……… 11 14 15 2.4. Sensor Photodioda 2.4.1. Bahan-Bahan Semikonduktor Photodioda 2.4.2. Prinsip Kerja Photodioda ……… ……… ……… 16 17 18 2.5. Software Arduino 1.6 ……… 18

2.6. Buzzer Sebagai Alarm ……… 19

2.7. LED (Light Emitting Diode) ……… 22

BAB III. METODE PENELITIAN ……… 23

3.1. Diagram Blok Sistem ……… 23

3.2. Layout Rangkaian ……… 24

3.3. Flowchart Sistem ……… 25

BAB. IV. ANALISIS DAN PENGUJIAN ……… 26

4.1. Sampel Uji dan Lokasi Uji ………... 26

4.2. Pengujian Tingkat Visibilitas Sampel ……… 26

4.3. Analisis Data Hasil Pengukuran ……… 27

BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN ……… 28

5.1. Kesimpulan ……… 28

5.2. Saran ……… 29

(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel 2.1.

2.2.

4.1.

Judul Tabel

Spesifikasi Arduino Uno Pin-pin Konfigurasi pada LCD

Data Hasil Perbandingan Pengukuran Tingkat Kekeruhan Sampel

Halaman 8 13 27

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar 2.1.

2.2.

2.3.

2.4 2.5 3.1.

3.2.

3.3.

Judul Gambar

Pin Mikrokontroler Atmega 328 Liquid Crystal Display (LCD) Pengalamatan Pada LCD Bentuk Photodioda Buzzer

Diagram Blok System

Rangkaian Alat Kekeruhan Air Flowchart Detektor Visibilitas Air

Halaman 9 12 15 17 20 23 24 25

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Air digunakan untuk proses metabolisme tubuh baik bagi manusia, hewan maupun makhluk hidup lainnya. Selain itu air juga digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya misalkan tempat rekreasi, pembangkit energi listrik, transportasi, dan pengairan pertanian. Dalam kenyataannya tidak semua sumber air tadi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kita karena dalam memenuhi kebutuhan hidup kita. Air harus memenuhi beberapa kriteria seperti baik secara kimia, fisika, bakteriologi maupun radioaktif.

Menurut Permenkes RI No.416/PER/MENKES/IX/1990 tentang syarat dan pengawasan kualitas, air bersih adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan digunakan untuk keperluan sehari – hari dan dapat diminum apabila telah dimasak. Saat ini banyak masyarakat yang menggunakan air dengan kualitas buruk yang membahayakan kesehatan masyarakat itu sendiri. Salah satu cara atau metode yang umum di masyarakat untuk mengetahui kriteria air baik digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ialah air tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna. Selain itu, air yang baik tidak mengandung logam berat. Seperti yang diketahui, air yang keruh salah satu ciri air yang tidak sehat. Kekeruhan disebabkan adanya kandungan partikel terlarut dalam airbaik yang bersifat organik maupun anorganik. Zat organik berasal dari lapukan tanaman dan hewan,

(13)

sedangkan zat anorganik berasal dari lapukan batuan dan logam. Dengan adanya zat organikpada air dapat menjadi makanan bakteri sehingga mendukung perkembangannya. Kekeruhan dalam air minum tidak boleh melebihi 5 NTU (Nephelometric Turbidity Unit)

(Permenkes RI, nomor 416/MEN.KES/PER/IX/1990,tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air). Penurunan kekeruhan ini sangat diperlukan karena selain ditinjau dari segi estetika yang kurang baik juga proses desinfeksi untuk air keruh sangat sukar, hal ini disebabkan karena penyerapan beberapa koloid dapat melindungi organisme dari desinfektan.

Turbidimeter adalah alat yang digunakan sebagai alat uji standar untuk mengetahui tingkat kekeruhan air. Keberadaan alat ini sebenarnya sudah umum dan mudah dicari. Namun, karena harganya relative mahal menjadikan alat ini hanya dimiliki oleh pihak – pihak tertentu. Untuk menguji apakah air yang kita punya mempunyai standar atau tidak harus pergi ke Laboratorium pengujian air minum, hal ini menyebabkan kurang efektif dan efisien.

Atas dasar pertimbangan dan alasan tersebut, peneliti membuat suatu peralatan instrumentasi berupa alat untuk mengukur tingkat kekeruhan air dalam proses pengolahan air bersih dengan menggunakan biosand filter untuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih dan sehat. Sensor yang digunakan untuk mengukur kekeruhan menggunakan sensor fotodioda. Fotodioda terbuat dari bahan semikonduktor. Biasanya yang dipakai adalah silicon (Si) atau gallium arsenide (GaAs), dan lain – lain termasuk Indium antimonide (InSb), Indium arsenide (InAs), Lead Selenide (PbSe), dan timah Sulfide (PBS).

(14)

1.2. Rumusan Masalah

Dari pembahasan latar belakang masalah uraian yang telah ada maka tugas akhir ini diarahkan pada permasalahan berikut:

1. Bagaimana unjuk kerja dari kekeruhan air menggunakan sensor photodioda?

2. Bagaimana rancang bangun alat ukur kekeruhan air menggunakan sensor photodioda dengan tampilan lcd berbasis arduino?

1.3. Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah : 1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir pada

program Diploma Tiga Metrologi Dan Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara.

2. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang ilmu instrumentasi pengontrolan dan elektronika sebagai bidang diketahui.

3. Membuat pemanfaatan pengukur kadar kekeruhan air menggunakan sensor photodioda dengan tampilan lcd berbasis arduino

1.4. Manfaat

Adapun manfaat pembahasan ini adalah :

1. Merancang dan membuat suatu rangkaian elektronika agar saklar dapat bekerja secara otomatis

2. Membuat alat yang dapat membantu manusia dalam mengukur kadar kekeruhan air.

(15)

1.5 Metode Penelitian

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur dan Diskusi

Merupakan metode yang dilakukan oleh penulis dengan membaca buku, diskusi dengan dosen pembimbing, mengunjungi dan mempelajari website atau situs-situs yang berhubungan dengan pembuatan pendeteksi kekeruhan air menggunakan sensor photodioda dengan tampilan lcd berbasis arduino

2. Perancangan Konsep

Metode perancangan desain dan bentuk alat ukur yang dilakukan penulis.

3. Pembuatan Alat Ukur

Merupakan proses dalam membuat alat ukurnya.

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan projek akhir 2 ini, pembahasan mengenai alat deteksi tingkat visibilitas air dibagi atas beberapa bab, antara lain ;

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan mengenai latar belakang pembuatan alat, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, batasan masalah yang diangkat, metode penelitian dan juga sistematika penulisan laporan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan kajian teoritis yang berhubungan dengan alat yang dibuat. Mencakup teori komponen-komponen yang digunakan hingga program pendukung programming pada alat

(16)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai perencanaan pembuatan alat secara keseluruhan, mulai dari diagram blok sistem sampai flowchart pengujian

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan mengenai proses uji coba alat ukur, prosedur pengoperasian alat, pengolahan data alat dan lain-lain

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan laporan projek akhir 2 dan saran-saran terhadap laporan maupun pengembangan alat

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini berisi sumber-sumber kepustakaan yang digunakan dalam penulisan laporan maupun perancangan alat ukur

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan alat deteksi berbasis digital sudah banyak ditemui sebagai salah satu dampak era digitalisasi. Berbagai alat ukur menggunakan sistem digitalisasi, mulai dari yang sederhana proses operasinya hingga tingkat terumit sekalipun.

Oleh karena itu ilmu pengetahuan sangatlah penting dalam perancangan sistem pengukuran berbasis digital. Dengan pertimbangan hal-hal tersebut, maka landasan teori merupakan bagian yang harus dipahami untuk pembahasan selanjutnya. Pengetahuan yang mendukung perencanaan dan realisasi alat meliputi Arduino uno, photodioda dan program.

2.1 Arduino Uno

Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega328. Arduino UNO mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset. Arduino UNO memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah computer dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan baterai untuk memulainya. Setiap 14 pin digital pada Arduino Uno dapat digunakan sebagai input dan output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Fungsi-fungsi tersebut beroperasi di tegangan 5 Volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima suatu

(18)

arus maksimum 40 mA dan mempunyai sebuah resistor pull-up (terputus secara default) 20-50 kOhm. Selain itu, beberapa pin mempunyai fungsi-fungsi spesial:

Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan memancarkan (TX) serial data TTL (Transistor-Transistor Logic). Kedua pin ini dihubungkan ke pin-pin yang sesuai dari chip Serial Atmega8U2 USB-ke-TTL.

External Interrupts: 2 dan 3. Pin-pin ini dapat dikonfigurasikan untuk dipicu sebuah interrupt (gangguan) pada sebuah nilai rendah, suatu kenaikan atau penurunan yang besar, atau suatu perubahan nilai. Lihat fungsi attachInterrupt() untuk lebih jelasnya.

PWM: 3, 5, 6, 9, 10,dan 11. Memberikan 8 bit PWM output dengan fungsi analog Write().

SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini menghubungkan komunikasi SPI menggunakan SPI library.

LED: 13. Ada sebuah LED yang terpasang, terhubung ke pin digital 13.

Ketika pin bernilai HIGH LED menyala, ketika pin bernilai LOW LED mati.

Arduino UNO mempunyai 6 input analog, diberi label A0 sampai A5, setiapnya memberikan 10 bit resolusi (contohnya 1024 nilai yang berbeda).

Secara default, 6 input analog tersebut mengukur dari ground sampai tegangan 5 Volt, dengan itu mungkin untuk mengganti batas atas dari rangenya dengan menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Di sisi lain, beberapa pin mempunyai fungsi spesial:

(19)

TWI: pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Mensupport komunikasi TWI dengan menggunakanWire library

Ada sepasang pin lainnya pada board:

AREF. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan analogReference().

Reset. Membawa saluran ini LOW untuk mereset mikrokontroler. Secara khusus, digunakan untuk menambahkan sebuah tombol reset untuk melindungi yang memblock sesuatu pada board.

Tabel 2.1. Spesifikasi Arduino

Microcontroller Microcontroller ATmega328 Operating Voltage 5V

Input Voltage (recommended)

7-12V

Input Voltage (limits) 6-20V

Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output) Analog Input Pins 6

DC Current per I/O Pin 40 Ma DC Current for 3.3V Pin 50 Ma

Flash Memory

32 KB (ATmega328) of which 0.5 KB used by bootloader

SRAM 2 KB (ATmega328)

EEPROM 1 KB (ATmega328)

Clock Speed 16 MHz

(20)

Width 53.4 mm

Weight 25 g

2.2 Mikrokontroler ATMEGA328

ATMega328 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa tipe mikrokontroler yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32, ATmega328, yang membedakan antara mikrokontroler antara lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial (USART, timer, counter, dll). Dari segi ukuran fisik, ATMega328 memiliki ukuran fisik lebih kecil dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler diatas. Namun untuk segi memori dan periperial lainnya ATMega328 tidak kalah dengan yang lainnya karena ukuran memori dan periperialnya relatif sama dengan ATMega8535, ATMega32, hanya saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan mikrokontroler diatas.

Gambar 2.1. Pin Mikrokontroler Atmega328

ATMega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/outputdigital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.

(21)

1. Port B

Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.

a. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.

b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).

c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI.

d. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).

e. TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk timer.

f. XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama mikrokontroler.

2. Port C

Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi alternatif PORT C antara lain sebagai berikut.

a. ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital

b. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor

(22)

3. Port D

Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga memiliki fungsi alternatif dibawah ini.

a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.

b. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi ha rdware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi.

c. XCK dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk USART, namun kita juga memanfaatkan clock dari CPU, sehingga tidak perlu membutuhkan external clock.

d. T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan counter external untuk timer 1 dan timer 0.

e. AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan input untuk analog comparator.

2.3 Liquid Crystal Display (LCD)

Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan

(23)

teknologi CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit.

Gambar 2.2. Liquid Crystal Display (LCD) Character 2 x 16

LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik. Material LCD (Liquid Cristal Display) LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang.

Beberapa kelebihan dan kekurangan dari LCD adalah:

Kelebihan Monitor LCD :

- Kualitas gambar lebih jernih dan tajam - Menghasilkan warna yang lebih realistis

- Sinar yang dipancarkan oleh LCD tidak melelahkan mata - Konsumsi listrik lebih hemat

- Pengaturan display user frendly (mudah)

- Dimensi yang tipis dan ringan sehingga menghemat ruang - Teknologi anti glare (tanpa bayangan)

(24)

- Layar LCD cenderung lebih sensitif

- Viewing angle terbatas, colour depth terbatas dan gradasi warna kurang - Tampilan gambar baik hanya di resolusi nativenya

- Response time dan ghosting

- Harga lebih mahal, perlu perawatan ekstra hati-hati dan dead pixel Tabel 2.2. Pin – pin konfigurasi pada LCD

Pin 1 dan 2

Merupakan sambungan catu daya, Vss dan Vdd. Pin Vdd dihubungkan dengan tegangan positif catu daya, dan Vss pada 0V atau ground. Meskipun data menentukan catu daya 5 Vdc (hanya pada beberapa mA), menyediakan 6V dan 4.5V yang keduanya bekerja dengan baik, bahkan 3V cukup untuk beberapa modul.

Pin 3

Pin 3 merupakan pin kontrol Vee, yang digunakan untuk mengatur kontras display. idealnya pin ini dihubungkan dengan tegangan yang bisa dirubah untuk memungkinkan pengaturan terhadap tingkatan kontras display sesuai dengan

(25)

kebutuhan, pin ini dapat dihubungkan dengan variable resistor sebagai pengatur kontras.

Pin 4

Pin 4 merupakan Register Select (RS), masukan yang pertama dari tiga command control input. Dengan membuat RS menjadi high, data karakter dapat ditransfer dari dan menuju modulnya.

Pin 5

Read/Write (R/W), untuk memfungsikan sebagai perintah write maka R/W low atau menulis karakter ke modul. R/W high untuk membaca data karakter atau informasi status dari register-nya.

Pin 6

Enable (E), input ini digunakan untuk transfer aktual perintah-perintah atau karakter antara modul dengan hubungan data. Ketika menulis ke display, data ditransfer hanya pada perpindahan high atau low. Tetapi ketika membaca dari display, data akan menjadi lebih cepat tersedia setelah perpindahan dari low ke high dan tetap tersedia hingga sinyal low lagi.

Pin 7-14

Pin 7 sampai 14 adalah delapan jalur data/data bus (D0 sampai D7) dimana data dapat ditransfer ke dan dari display.

Pin 16

Pin 16 dihubungkan kedalam tegangan 5 Volt untuk memberi tegangan dan menghidupkan lampu latar/Back Light LCD

2.3.1. Pengalamatan Pada Display LCD

(26)

programming LCD untuk menampilkan karakter tertentu. Alamat-alamatnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini ;

00 01 02 03 04 05 06 07 08 09

0A 0B 0C 0D 0E 0F

40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

4A 4B 4C 4D 4E 4F

Gambar 2.3. Pengalamatan pada LCD 2.3.2 Cara kerja LCD

Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri dari 4bit atau 8 bit. Jika jalur data 4 bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada table deskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dalam hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8bit dikirim ke LCD secara 4bit atau 8bit pada satu waktu. Jika mode 4bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8bit (pertama dikirim 4bit MSB lalu 4bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya).

Jalur control EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroler mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan kemudian menset dua jalur control lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus. Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat, dan set EN kembali ke high “1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah

(27)

“A” pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur control R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD.

Apabila R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query data dari LCD

Mode 8bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/0 (3pin untuk control, 8pin untuk data). Sedangkan mode 4bit minimal hanya membutuhkan 7bit (3pin untuk control, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroler dan LCD. Jika bit ini diset (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca

2.4 Sensor Photodioda

Photodiode atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Dioda Foto adalah komponen Elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Dioda Foto merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan tergolong dalam keluarga Dioda. Seperti Dioda pada umumnya, Photodiode atau Dioda Foto ini memiliki dua kaki terminal yaitu kaki terminal Katoda dan kaki terminal Anoda, namun Dioda Foto memiliki Lensa dan Filter Optik yang terpasang dipermukaannya sebagai pendeteksi cahaya.

Cahaya yang dapat dideteksi oleh Dioda Foto diantaranya seperti Cahaya Matahari, Cahaya Tampak, Sinar Inframerah, Sinar Ultra-violet hingga sinar X.

(28)

Cahaya ini telah banyak diaplikasikan ke berbagai perangkat Elektronika dan listrik seperti Penghitung Kendaraan, Sensor Cahaya Kamera, Alat-alat medis, Scanner Barcode dan peralatan keamanan.

Gambar 2.4. Bentuk Photodioda 2.4.1 Bahan-Bahan Semikonduktor Photodioda

Bahan Semikonduktor yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar Photodiode adalah Silikon (Si), Germanium (Ge), Indium gallium arsenide phosphide (InGaAsP), Indium gallium arsenide (InGaAs).

Silikon (Si) : Arus Gelap rendah, berkecepatan tinggi, kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar 400nm hingga 1000nm (terbaik di jarak 800nm – 900nm)

Germanium (Ge) : Arus Gelap lebih tinggi, berkecepatan rendah, kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar 900nm – 1600nm (terbaik di jarak 1400nm – 1500nm)

Indium gallium arsenide phosphide (InGaAsP) : Mahal, arus gelap rendah, berkecepatan tinggi, kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar 1000nm – 1350nm (terbaik di jarak 1100nm – 1300nm)

(29)

Indium gallium arsenide (InGaAs) : Mahal, arus gelap rendah, berkecepatan tinggi, kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar 900nm – 1700nm (terbaik di jarak 1300nm – 1600nm)

2.4.2 Prinsip Kerja Photodioda

 Cahaya yang diserap oleh photodiode

 terjadinya pergeseran foton

 menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi

 electron menuju + sumber dan hole menuju – sumber

 sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian

Saat photodiode terkena cahaya, maka akan bersifat sebagai sumber tegangan dan nilai resistansinya akan menjadi kecil. Saat photodiode tidak terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar atau dapat diasumsikan tak hingga.

2.5 Software Arduino 1.6

Macam-macam bahasa pemrograman yang digunakan dalam sistem antara lain bahasa pascal, bahasa c, bahasa assembly dan lain sebagainya. Peranan bahasa pemrograman juga signifikan. Selain berfungsi sebagai interfacing antara alat/ komponen dan juga lingkungan luar alat, bahasa pemrograman ini juga memaksimalkan juga membangkitkan fungsi alat yang akan diprogram. Dalam kaitannya dengan sistem alat ukur yang dibangun, bahasa pemrograman digunakan untuk membuat mikrokontroler yang digunakan dalam sistem dapat sejalan dengan tujuan pengukuran tersebut. Karena menggunakan Arduino Uno, maka software pemrograman yang digunakan juga berasal dari satu perusahaan

(30)

Software Arduino sendiri merupakan tempat untuk memrogram kit Arduino sesuai dengan kehendak yang kita mau. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa pemrograman berbasis C, artinya fungsi-fungsi dan karakteristik yang dideklarasikan didalam proses pemrograman Arduino menggunakan metode yang sama dengan pendeklarasian bahasa C. Salah satu kemudahan yang ditawarkan oleh kit Arduino Uno R3 adalah efisiensi dalam pemrograman, artinya kita tidak perlu merasa susah dalam melakukan pemrograman terhadap kit mikrokontroler tersebut. pada mikrokontroler biasa (menggunakan chip tunggal) kita harus mengetahui pengalamatan masing-masing pin. Misalkan kita akan memrogram chip ATMEGA tipe 32xx, maka secara harfiah kita juga harus tau fungsi masing-masing pin dan juga pengalamatannya

Bahasa C mempunyai kemudahan dalam mengakses perangkat keras, juga kecepatan prosesnya yang mendekati low level language seperti Assembly, tetapi memberikan kemudahan yang tidak ditawarkan Assembly. Namun ada pula beberapa kelemahan Bahasa C khususnya bagi pemula, kebanyakan dikarenakan banyaknya operator dan fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingkungkan, dan umumnya pemrogram Bahasa C tingkat pemula belum pernah mengenal pointer dan tidak terbiasa menggunakannya. Pada pemrograman sistem pengukur jarak di Arduino, bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C..

2.6 Buzzer Sebagai Alarm

Buzzer adalah sebuah komponen elektronik yang berfungsi mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasaranya prinsip kerja buzzer hamper sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang

(31)

pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi electromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indicator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm). Oleh karena itu buzzer banyak digunakan sebagai alarm peringatan karena suara yang di keluarkannya sangatlah bising ditelinga

Gambar 2.5. Buzzer

Sejarah singkatnya, efek piezoelectric ditemukan pertama kali oleh dua orang ahli fisika (Pierre Curie dan Jacques Curie) berkebangsaan Perancis tahun 1880. Setelah itu, penemuan tersebut mulai populer pada tahun 1970-an ketika telah dikembangkan di Jepang dan dinamakan Piezo Electric Buzzer. Cara kerja buzzer ini adalah ketika tegangan listrik dialirkan ke komponen piezoelectric, maka akan terjadi gerakan mekanis yang kemudian diubah menjadi bunyi sehingga bisa didengar oleh manusia menggunakan resonator dan diafragma.

Karena ukurannya yang relatif ringan, rangkaian buzzer piezo mudah digerakkan bila dibandingkan dengan speaker. Hanya dengan menggunakan output dari IC

(32)

piezo buzzer ialah antara 1 – 5 kHz hingga 100kHz pada aplikasi ultrasound.

Tegangan yang diperlukan untuk mengoperasikan buzzer ialah 3 – 12 Volt.

Rangkaian buzzer bunyi piezoelectric bisa langsung dihubungkan ke Arduino pada impedansi kurang dari 10 ohm.

Apabila lebih besar dari itu, buzzer memerlukan driver untuk mengangkat arus hingga bisa masuk ke buzzer. Untuk membuat driver sendiri, kita membutuhkan rangkaian transistor. Komponen yang diperlukan untuk membuat driver ialah transistor NPN BC547, resistor 100 ohm, dan buzzer. Secara umum, pada skema buzzer ada komponen utama Timer IC NE555. Kemudian LDR yang berfungsi sebagai penerima cahaya yang masuk. Apabila cahaya yang diterima terlalu terang, maka tingkat resistensi LDR akan rendah sehingga arus listrik tidak teralirkan mencapai buzzer. Sedangkan pada tingkat cahaya rendah, tingkat resistensi LDR akan tinggi sehingga mampu mengalirkan listrik mencapai buzzer.

Bersamaan dengan resistensi LDR yang tinggi, IC akan mendorong buzzer sehingga bunyi yang dihasilkan buzzer bisa terdengar serta mendeteksi adanya bahaya.

Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti- maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya.

(33)

Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.

2.7 LED (Light Emitting Diode)

Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seri maupun paralel. Bila disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan adalah jumlah tegangan yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian tadi.

Namun bila LED diletakkan dalam keadaan paralel, maka yang perlu diperhatikan adalah jumlah arus yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian ini. Menyusun LED dalam rangkaian seri akan lebih sulit jika warna LED berbeda-beda, karena tiap warna LED yang berlainan mempunyai tegangan maju (Vf) yang berbeda.

Perbedaan ini akan menyebabkan bila jumlah tegangan yang diberikan oleh sumber daya listrik tidak cukup untuk membangkitkan chip LED, maka beberapa LED akan tidak menyala. Sebaliknya, bila tegangan yang diberikan terlalu besar akan berakibat kerusakan pada LED yang mempunyai tegangan maju relatif rendah.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Blok Sistem

Diagram blok merupakan salah satu bentuk cara merancang alat berdasarkan dasra teori yang ada. Selain daripada bentu translasi teori ke perancangan, diagram blok merupakan cara termudah untuk memahami cara kerja suatu sistem. Penggunaan diagram blok memungkinkan kita untuk menganalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara umum.

.

MIKROKONTROLER (ARDUINO UNO)

BUZZER

SENSOR LCD

(PHOTODIODA)

BATERAI 5 V

Gambar 3.1 Diagram Blok System Fungsi masing-masing blok :

- Blok Sensor Photo Transistor, merupakan input data dalam sistem - Blok Mikrokontroler Arduino Uno, merupakan unit pengolah input data - Blok Baterai, merupakan sumber daya utama dalam sistem

- Blok LCD, merupakan penampil hasil indikasi ke dalam karakter

(35)

3.2 Layout Rangkaian Deteksi Kekeruhan Air

Gambar 3.2. Rangkaian Alat Deteksi Kekeruhan Air

(36)

3.3. Flowchart Sistem

START

PORT INITIALIZATION

READ ADC &

VOLTAGE

IF VOLTAGE >

2,04 V

WATER IS CLEAR

NO

WATER IS TURBID

END

YES

VIEW ON LCD

Gambar 3.3. Flowchart Deteksi Kekeruhan Air

Penjelasan Flowchart :

1. Inisialisasi port merupakan proses start awal pengoperasian alat rancangan yaitu pendefinisian port-port pada rangkaian alat.

2. Pembacaan parameter sensor, adalah proses input data analog yang ditranslasikan menjadi bentuk tegangan dan ADC. Pembacaan didapatkan dari hasil deteksi Photo Dioda.

3. Penampilan hasil deteksi, ditampilkan dalam LCD dengan output berbentuk voltase dan data ADC. Hasil deteksi ini yang akan menjadi bahan pertimbangan parameter uji sampel.

(37)

BAB IV

ANALISIS DAN PENGUJIAN

4.1. Sampel Uji dan Lokasi Pengujian

Untuk pengujian tingkat kekeruhan air, maka sampel dibagi atas 3 (tiga) buah sampel. Masing-masing sampel bernilai 150 ml. Sampel pertama adalah sampel air mineral merek Aqua, selanjutnya untuk sampel kedua air PAM dan sampel ketiga adalah air parit

Lokasi pengujian unjuk kerja alat deteksi kekeruhan air dilakukan di PDAM Tirtanadi Sunggal Medan dengan menggunakan Turbidity Meter milik perusahaan tersebut.

4.2. Pengujian Tingkat Kekeruhan Sampel

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan – bahan yang terdapat didalam air. Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan.

Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga akan semakin tinggi. Cahaya yang digunakan pada alat ini adalah cahaya LED dan Sensor yang digunakan dalam transmitter adalah fotodioda. Pengujian tingkat kekeruhan air menggunakan alat detektor yang dirancang dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran alat yang dirancang dengan alat standar, yaitu turbidity meter. Hasil pengukuran parameter kekeruhan air diberikan dalam satuan volt.

(38)

Tabel 4.1. Data Hasil Perbandingan Pengukuran Tingkat kekeruhan Sampel

Sampel

Suhu Ruang

Uji

Kelembaban Ruang

Uji

Hasil Pembacaan Alat Uji (V)

Hasil Pembacaan Alat Standar

(V)

Air Mineral Aqua 25 ° C 55 % 1,96 2,94

Air PAM 25 ° C 55 % 1,98 2,90

Air Parit 25 ° C 55 % 2,09 3,18

4.3. Analisa Hasil Pengujian

Berdasarkan nilai yang terukur pada alat rancangan, maka didapatkan hasil data seperti di atas. Secara teori, hal tersebut dapat dianalisa sebagai salah satu rujukan untuk menunjang peforma alat deteksi yang dirancang. Perbedaan pembacaan hasil tegangan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

- Tegangan input, alat standar dirancang untuk bekerja dengan tegangan masukan lebih dari 5 V. Sedangkan alat rancangan yang dibuat tegangan inputnya maksimal 5 V dikarenakan untuk menyesuaikan dengan komponen-komponen lainnya.

- Kondisi pengujian, kondisi pencahayaan pada ruangan uji mempengaruhi nilai baca sensor. Hal tersebut telah telah dibuktikan pada malam dan siang hari. Nilai perolehan sampel yang didapat memiliki hasil yang berbeda.

- Perbedaan kualitas sensing device artinya semakin akurat pembacaan sensor maka hasil yang didapatkan juga akan semakin baik

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari data yang didapatkan, hasil pengujian pada masing-masing sampel diperoleh hasil sebagai berikut:

 Pada larutan air mineral Aqua nilai tegangan 1,96 V

 Pada larutan air PAM, beda pembacaan tegangan 1,98 V

 Pada larutan air parit, beda pembacaan tegangan 2,09 V

2. Hal yang harus dipahami dalam penggunaan alat ukur kekeruhan air menggunakan sensor photodyoda ini antara lain:

 Tegangan (Power supply) yang digunakan haruslah sesuai dengan

spesifikasi menurut datasheet mikrokontroler dan juga sensor yang digunakan. Hal ini dikarenakan daya sangat penting dalam memaksimalkan unjuk kerja alat ukur yang dibuat

 Ruang pengujian haruslah sesuai dengan spesifikasi sensor, hal ini

dikarenakan sensor sendiri sangat sensitif terhadap gangguan partikel penghalang

3. Cara kerja dari alat kekeruhan air tersebut adalah pada saat led mengeluarkan cahaya maka pada saat itu photodyoda menerima cahaya tersebut. Maka, seberapa banyak intensitas cahaya yang diterima photodyoda tergantung dari led dan cahaya disekitanya. Semakin terang cahayanya maka semakinn kecil nilai tegangannya.

(40)

5.2. Saran

Beberapa saran yang mungkin berguna dalam perancangan alat kekeruhan air ini adalah

1. Alat ukur kekeruhan air dengan menggunakan sensor photodyoda ini dapat dikembangkan, dengan menambahkan fitur hold untuk mencegah perubahan hasil ukur dan juga untuk melihat hasil ukur yang terekam agar tidak cepat berubah.

2. Diperlukan pengujian diruangan yang telah ditetapkan berdasarkan spesifikasi sensor, hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan kesalahan hasil ukur

3. Diperlukan pengalaman yang lebih baik dalam bidang instrumentasi, hal ini sangat berguna demi mewujudkan alat ukur yang mampu bekerja secara akurat, tepat dan stabil

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Lenore S. 1998. Standard Methods for the Examination of Waterand Waste Water.

New York : Mc-Graw Hill

Lingga Wardhana. 2007. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega238 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Yogyakarta : C.V Andi Offset.

Nuzula Nike Ika. 2013. Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Kekeruhan Air Berbasis Mikrokotroler ATMega 8535. Jakarta: UI-Press

Suhata. 2005. VB Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik. Jakarta : PT Elex Media Computindo.

Tabor D. 1979. Gases Liquid And Sokids. Melbourne: Camridge University Press Tokheim, Roger L. 2008. Digital Electronics Principles & Application. Jilid 7.

New York : Mc-Graw Hill Company

Widodo. 2006. Cara Belajar Sendiri Membuat Rangkaian Elektronika. Jakarta : PT. Elex Media Computindo

(42)
(43)

LAMPIRAN I

(44)

Program Arduino Kekeruhan Air

#include <LiquidCrystal.h>// file header

LiquidCrystal lcd(12, 11, 10, 9, 8, 7, 6);

void setup() {

// put your setup code here, to run once:

lcd.begin(16, 2);

pinMode(13,OUTPUT);//buzzer pinMode(5,OUTPUT);// led Serial.begin(9600);

delay(500);

lcd.clear();

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("MAYKEL ");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("142411063");

delay(1500);

lcd.clear();

}

void loop() {

// put your main code here, to run repeatedly:

int sensorValue = analogRead(A2);

float voltage = sensorValue * (5.0 / 1023.0);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("KEKERUHAN AIR");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print(voltage);

//lcd.print("V");

(45)

Serial.println(voltage);

delay(200);

lcd.clear();

if(voltage>=2.01 && voltage<=2.03) {

lcd.setCursor(5,1);

lcd.print("Put sample");

}

else if(voltage>2.04 && voltage<2.20 ) {lcd.setCursor(10,1);

lcd.print("keruh");

//digitalWrite(13,HIGH);

} else{

lcd.setCursor(10,1);

lcd.print("jernih");

digitalWrite(13,LOW);

}

}

Gambar

Tabel 2.1. Spesifikasi Arduino
Gambar 2.2. Liquid Crystal Display (LCD) Character 2 x 16
Gambar 2.3. Pengalamatan pada LCD  2.3.2  Cara kerja LCD
Gambar 2.4. Bentuk Photodioda  2.4.1 Bahan-Bahan Semikonduktor Photodioda
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan alat ukur gula darah digunakan sumber cahaya berupa LED yang memancarkan gelombang elektromagnetik pada daerah 521 nm, sensor cahaya berupa LDR untuk

Dari rancang-bangun sistem pengukuran volume air dengan sensor fotodioda dan penampil LCD berbasis mikrokontroler AT89S51 yang telah dilakukan ini, dapat

Masalah ini dapat di atasi dengan membuat alat sistem digital, sehingga dengan demikian pada saat pengukuran tidak perlu menunggu, cukup berdiri lalu berjalan ketempat

Kendala lain yang terjadi yaitu pada pengukuran kekeruhan, tegangan keluaran sensor juga berubah terhadap posisi gelas beker dan kondisi cahaya luar dan perlu waktu yang

Untuk merealisasikan rancangan perangkat pengukur intensitas cahaya, dalam penelitian ini dibuatlah suatu perangkat alat ukur intensitas cahaya menggunakan sensor

Kemudian nilai tegangan alat ukur buatan dibandingkan dengan nilai kekeruhan untuk memperoleh persamaan kalibrasi, sehingga diperoleh grafik yang ditunjukkan pada Gambar 8..

Untuk itu dirancanglah sebuah alat ukur panjang yang memanfaatkan gelombang ultrasonic dari sensor HC-SR04 yang akan membantu mengurangi kesalahan nilai akhibat

Pengujian alat rancangan terhadap variasi kadar gula darah menunjukkan bahwa nilai intensitas cahaya yang diterima sensor fotodioda yang direpresentasikan oleh nilai tegangan