• Tidak ada hasil yang ditemukan

ATMega328 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8 bit. Beberapa tipe mikrokontroler yang sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32, ATmega328, yang membedakan antara mikrokontroler antara lain adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial (USART, timer, counter, dll). Dari segi ukuran fisik, ATMega328 memiliki ukuran fisik lebih kecil dibandingkan dengan beberapa mikrokontroler diatas. Namun untuk segi memori dan periperial lainnya ATMega328 tidak kalah dengan yang lainnya karena ukuran memori dan periperialnya relatif sama dengan ATMega8535, ATMega32, hanya saja jumlah GPIO lebih sedikit dibandingkan mikrokontroler diatas.

Gambar 2.1. Pin Mikrokontroler Atmega328

ATMega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai input/outputdigital atau difungsikan sebagai periperal lainnya.

1. Port B

Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output. Selain itu PORTB juga dapat memiliki fungsi alternatif seperti di bawah ini.

a. ICP1 (PB0), berfungsi sebagai Timer Counter 1 input capture pin.

b. OC1A (PB1), OC1B (PB2) dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai keluaran PWM (Pulse Width Modulation).

c. MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi SPI.

d. Selain itu pin ini juga berfungsi sebagai jalur pemograman serial (ISP).

e. TOSC1 (PB6) dan TOSC2 (PB7) dapat difungsikan sebagai sumber clock external untuk timer.

f. XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama mikrokontroler.

2. Port C

Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output digital. Fungsi alternatif PORT C antara lain sebagai berikut.

a. ADC6 channel (PC0,PC1,PC2,PC3,PC4,PC5) dengan resolusi sebesar 10 bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah input yang berupa tegangan analog menjadi data digital

b. I2C (SDA dan SDL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada PORTC. I2C digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau device lain yang memiliki komunikasi data tipe I2C seperti sensor

3. Port D

Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pin-nya juga dapat difungsikan sebagai input/output. Sama seperti Port B dan Port C, Port D juga memiliki fungsi alternatif dibawah ini.

a. USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirimkan data serial, sedangkan RXD kebalikannya yaitu sebagai pin yang berfungsi untuk menerima data serial.

b. Interrupt (INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai interupsi hardware. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program, misalkan pada saat program berjalan kemudian terjadi interupsi ha rdware/software maka program utama akan berhenti dan akan menjalankan program interupsi.

2.3 Liquid Crystal Display (LCD)

Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan

teknologi CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit.

Gambar 2.2. Liquid Crystal Display (LCD) Character 2 x 16

LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik. Material LCD (Liquid Cristal Display) LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang.

Beberapa kelebihan dan kekurangan dari LCD adalah:

Kelebihan Monitor LCD :

- Kualitas gambar lebih jernih dan tajam - Menghasilkan warna yang lebih realistis

- Sinar yang dipancarkan oleh LCD tidak melelahkan mata - Konsumsi listrik lebih hemat

- Pengaturan display user frendly (mudah)

- Dimensi yang tipis dan ringan sehingga menghemat ruang - Teknologi anti glare (tanpa bayangan)

- Layar LCD cenderung lebih sensitif

- Viewing angle terbatas, colour depth terbatas dan gradasi warna kurang - Tampilan gambar baik hanya di resolusi nativenya

- Response time dan ghosting

- Harga lebih mahal, perlu perawatan ekstra hati-hati dan dead pixel Tabel 2.2. Pin – pin konfigurasi pada LCD

Pin 1 dan 2

Merupakan sambungan catu daya, Vss dan Vdd. Pin Vdd dihubungkan dengan tegangan positif catu daya, dan Vss pada 0V atau ground. Meskipun data menentukan catu daya 5 Vdc (hanya pada beberapa mA), menyediakan 6V dan 4.5V yang keduanya bekerja dengan baik, bahkan 3V cukup untuk beberapa modul.

Pin 3

Pin 3 merupakan pin kontrol Vee, yang digunakan untuk mengatur kontras display. idealnya pin ini dihubungkan dengan tegangan yang bisa dirubah untuk memungkinkan pengaturan terhadap tingkatan kontras display sesuai dengan

kebutuhan, pin ini dapat dihubungkan dengan variable resistor sebagai pengatur kontras.

Pin 4

Pin 4 merupakan Register Select (RS), masukan yang pertama dari tiga command control input. Dengan membuat RS menjadi high, data karakter dapat ditransfer dari dan menuju modulnya.

Pin 5

Read/Write (R/W), untuk memfungsikan sebagai perintah write maka R/W low atau menulis karakter ke modul. R/W high untuk membaca data karakter atau informasi status dari register-nya.

Pin 6

Enable (E), input ini digunakan untuk transfer aktual perintah-perintah atau karakter antara modul dengan hubungan data. Ketika menulis ke display, data ditransfer hanya pada perpindahan high atau low. Tetapi ketika membaca dari display, data akan menjadi lebih cepat tersedia setelah perpindahan dari low ke high dan tetap tersedia hingga sinyal low lagi.

Pin 7-14

Pin 7 sampai 14 adalah delapan jalur data/data bus (D0 sampai D7) dimana data dapat ditransfer ke dan dari display.

Pin 16

Pin 16 dihubungkan kedalam tegangan 5 Volt untuk memberi tegangan dan menghidupkan lampu latar/Back Light LCD

2.3.1. Pengalamatan Pada Display LCD

programming LCD untuk menampilkan karakter tertentu. Alamat-alamatnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini ;

00 01 02 03 04 05 06 07 08 09

0A 0B 0C 0D 0E 0F

40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

4A 4B 4C 4D 4E 4F

Gambar 2.3. Pengalamatan pada LCD 2.3.2 Cara kerja LCD

Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri dari 4bit atau 8 bit. Jika jalur data 4 bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada table deskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dalam hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8bit dikirim ke LCD secara 4bit atau 8bit pada satu waktu. Jika mode 4bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8bit (pertama dikirim 4bit MSB lalu 4bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya).

Jalur control EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroler mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan kemudian menset dua jalur control lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus. Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat, dan set EN kembali ke high “1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah

“A” pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur control R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD.

Apabila R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query data dari LCD

Mode 8bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/0 (3pin untuk control, 8pin untuk data). Sedangkan mode 4bit minimal hanya membutuhkan 7bit (3pin untuk control, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroler dan LCD. Jika bit ini diset (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca

2.4 Sensor Photodioda

Photodiode atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Dioda Foto adalah komponen Elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik. Dioda Foto merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan tergolong dalam keluarga Dioda. Seperti Dioda pada umumnya, Photodiode atau Dioda Foto ini memiliki dua kaki terminal yaitu kaki terminal Katoda dan kaki terminal Anoda, namun Dioda Foto memiliki Lensa dan Filter Optik yang terpasang dipermukaannya sebagai pendeteksi cahaya.

Cahaya yang dapat dideteksi oleh Dioda Foto diantaranya seperti Cahaya Matahari, Cahaya Tampak, Sinar Inframerah, Sinar Ultra-violet hingga sinar X.

Cahaya ini telah banyak diaplikasikan ke berbagai perangkat Elektronika dan listrik seperti Penghitung Kendaraan, Sensor Cahaya Kamera, Alat-alat medis, Scanner Barcode dan peralatan keamanan.

Gambar 2.4. Bentuk Photodioda 2.4.1 Bahan-Bahan Semikonduktor Photodioda

Bahan Semikonduktor yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar Photodiode adalah Silikon (Si), Germanium (Ge), Indium gallium arsenide phosphide (InGaAsP), Indium gallium arsenide (InGaAs).

Silikon (Si) : Arus Gelap rendah, berkecepatan tinggi, kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar 400nm hingga 1000nm (terbaik di jarak 800nm – 900nm)

Germanium (Ge) : Arus Gelap lebih tinggi, berkecepatan rendah, kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar 900nm – 1600nm (terbaik di jarak 1400nm – 1500nm)

Indium gallium arsenide phosphide (InGaAsP) : Mahal, arus gelap rendah, berkecepatan tinggi, kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar 1000nm – 1350nm (terbaik di jarak 1100nm – 1300nm)

Indium gallium arsenide (InGaAs) : Mahal, arus gelap rendah, berkecepatan tinggi, kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar 900nm – 1700nm (terbaik di jarak 1300nm – 1600nm)

2.4.2 Prinsip Kerja Photodioda

 Cahaya yang diserap oleh photodiode

 terjadinya pergeseran foton

 menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi

 electron menuju + sumber dan hole menuju – sumber

 sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian

Saat photodiode terkena cahaya, maka akan bersifat sebagai sumber tegangan dan nilai resistansinya akan menjadi kecil. Saat photodiode tidak terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar atau dapat diasumsikan tak hingga.

2.5 Software Arduino 1.6

Macam-macam bahasa pemrograman yang digunakan dalam sistem antara lain bahasa pascal, bahasa c, bahasa assembly dan lain sebagainya. Peranan bahasa pemrograman juga signifikan. Selain berfungsi sebagai interfacing antara alat/ komponen dan juga lingkungan luar alat, bahasa pemrograman ini juga memaksimalkan juga membangkitkan fungsi alat yang akan diprogram. Dalam kaitannya dengan sistem alat ukur yang dibangun, bahasa pemrograman digunakan untuk membuat mikrokontroler yang digunakan dalam sistem dapat sejalan dengan tujuan pengukuran tersebut. Karena menggunakan Arduino Uno, maka software pemrograman yang digunakan juga berasal dari satu perusahaan

Software Arduino sendiri merupakan tempat untuk memrogram kit Arduino sesuai dengan kehendak yang kita mau. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa pemrograman berbasis C, artinya fungsi-fungsi dan karakteristik yang dideklarasikan didalam proses pemrograman Arduino menggunakan metode yang sama dengan pendeklarasian bahasa C. Salah satu kemudahan yang ditawarkan oleh kit Arduino Uno R3 adalah efisiensi dalam pemrograman, artinya kita tidak perlu merasa susah dalam melakukan pemrograman terhadap kit mikrokontroler tersebut. pada mikrokontroler biasa (menggunakan chip tunggal) kita harus mengetahui pengalamatan masing-masing pin. Misalkan kita akan memrogram chip ATMEGA tipe 32xx, maka secara harfiah kita juga harus tau fungsi masing-masing pin dan juga pengalamatannya

Bahasa C mempunyai kemudahan dalam mengakses perangkat keras, juga kecepatan prosesnya yang mendekati low level language seperti Assembly, tetapi memberikan kemudahan yang tidak ditawarkan Assembly. Namun ada pula beberapa kelemahan Bahasa C khususnya bagi pemula, kebanyakan dikarenakan banyaknya operator dan fleksibilitas penulisan program kadang-kadang membingkungkan, dan umumnya pemrogram Bahasa C tingkat pemula belum pernah mengenal pointer dan tidak terbiasa menggunakannya. Pada pemrograman sistem pengukur jarak di Arduino, bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C..

2.6 Buzzer Sebagai Alarm

Buzzer adalah sebuah komponen elektronik yang berfungsi mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasaranya prinsip kerja buzzer hamper sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang

pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi electromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indicator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm). Oleh karena itu buzzer banyak digunakan sebagai alarm peringatan karena suara yang di keluarkannya sangatlah bising ditelinga

Gambar 2.5. Buzzer

Sejarah singkatnya, efek piezoelectric ditemukan pertama kali oleh dua orang ahli fisika (Pierre Curie dan Jacques Curie) berkebangsaan Perancis tahun 1880. Setelah itu, penemuan tersebut mulai populer pada tahun 1970-an ketika telah dikembangkan di Jepang dan dinamakan Piezo Electric Buzzer. Cara kerja buzzer ini adalah ketika tegangan listrik dialirkan ke komponen piezoelectric, maka akan terjadi gerakan mekanis yang kemudian diubah menjadi bunyi sehingga bisa didengar oleh manusia menggunakan resonator dan diafragma.

Karena ukurannya yang relatif ringan, rangkaian buzzer piezo mudah digerakkan bila dibandingkan dengan speaker. Hanya dengan menggunakan output dari IC

piezo buzzer ialah antara 1 – 5 kHz hingga 100kHz pada aplikasi ultrasound.

Tegangan yang diperlukan untuk mengoperasikan buzzer ialah 3 – 12 Volt.

Rangkaian buzzer bunyi piezoelectric bisa langsung dihubungkan ke Arduino pada impedansi kurang dari 10 ohm.

Apabila lebih besar dari itu, buzzer memerlukan driver untuk mengangkat arus hingga bisa masuk ke buzzer. Untuk membuat driver sendiri, kita membutuhkan rangkaian transistor. Komponen yang diperlukan untuk membuat driver ialah transistor NPN BC547, resistor 100 ohm, dan buzzer. Secara umum, pada skema buzzer ada komponen utama Timer IC NE555. Kemudian LDR yang berfungsi sebagai penerima cahaya yang masuk. Apabila cahaya yang diterima terlalu terang, maka tingkat resistensi LDR akan rendah sehingga arus listrik tidak teralirkan mencapai buzzer. Sedangkan pada tingkat cahaya rendah, tingkat resistensi LDR akan tinggi sehingga mampu mengalirkan listrik mencapai buzzer.

Bersamaan dengan resistensi LDR yang tinggi, IC akan mendorong buzzer sehingga bunyi yang dihasilkan buzzer bisa terdengar serta mendeteksi adanya bahaya.

Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya.

Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.

2.7 LED (Light Emitting Diode)

Sirkuit LED dapat didesain dengan cara menyusun LED dalam posisi seri maupun paralel. Bila disusun secara seri, maka yang perlu diperhatikan adalah jumlah tegangan yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian tadi.

Namun bila LED diletakkan dalam keadaan paralel, maka yang perlu diperhatikan adalah jumlah arus yang diperlukan seluruh LED dalam rangkaian ini. Menyusun LED dalam rangkaian seri akan lebih sulit jika warna LED berbeda-beda, karena tiap warna LED yang berlainan mempunyai tegangan maju (Vf) yang berbeda.

Perbedaan ini akan menyebabkan bila jumlah tegangan yang diberikan oleh sumber daya listrik tidak cukup untuk membangkitkan chip LED, maka beberapa LED akan tidak menyala. Sebaliknya, bila tegangan yang diberikan terlalu besar akan berakibat kerusakan pada LED yang mempunyai tegangan maju relatif rendah.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Blok Sistem

Diagram blok merupakan salah satu bentuk cara merancang alat berdasarkan dasra teori yang ada. Selain daripada bentu translasi teori ke perancangan, diagram blok merupakan cara termudah untuk memahami cara kerja suatu sistem. Penggunaan diagram blok memungkinkan kita untuk menganalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara umum.

.

MIKROKONTROLER (ARDUINO UNO)

BUZZER

SENSOR LCD

(PHOTODIODA)

BATERAI 5 V

Gambar 3.1 Diagram Blok System Fungsi masing-masing blok :

- Blok Sensor Photo Transistor, merupakan input data dalam sistem - Blok Mikrokontroler Arduino Uno, merupakan unit pengolah input data - Blok Baterai, merupakan sumber daya utama dalam sistem

- Blok LCD, merupakan penampil hasil indikasi ke dalam karakter

3.2 Layout Rangkaian Deteksi Kekeruhan Air

Gambar 3.2. Rangkaian Alat Deteksi Kekeruhan Air

3.3. Flowchart Sistem

Gambar 3.3. Flowchart Deteksi Kekeruhan Air

Penjelasan Flowchart :

1. Inisialisasi port merupakan proses start awal pengoperasian alat rancangan yaitu pendefinisian port-port pada rangkaian alat.

2. Pembacaan parameter sensor, adalah proses input data analog yang ditranslasikan menjadi bentuk tegangan dan ADC. Pembacaan didapatkan dari hasil deteksi Photo Dioda.

3. Penampilan hasil deteksi, ditampilkan dalam LCD dengan output berbentuk voltase dan data ADC. Hasil deteksi ini yang akan menjadi bahan pertimbangan parameter uji sampel.

BAB IV

ANALISIS DAN PENGUJIAN

4.1. Sampel Uji dan Lokasi Pengujian

Untuk pengujian tingkat kekeruhan air, maka sampel dibagi atas 3 (tiga) buah sampel. Masing-masing sampel bernilai 150 ml. Sampel pertama adalah sampel air mineral merek Aqua, selanjutnya untuk sampel kedua air PAM dan sampel ketiga adalah air parit

Lokasi pengujian unjuk kerja alat deteksi kekeruhan air dilakukan di PDAM Tirtanadi Sunggal Medan dengan menggunakan Turbidity Meter milik perusahaan tersebut.

4.2. Pengujian Tingkat Kekeruhan Sampel

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan – bahan yang terdapat didalam air. Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan.

Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga akan semakin tinggi. Cahaya yang digunakan pada alat ini adalah cahaya LED dan Sensor yang digunakan dalam transmitter adalah fotodioda. Pengujian tingkat kekeruhan air menggunakan alat detektor yang dirancang dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukuran alat yang dirancang dengan alat standar, yaitu turbidity meter. Hasil pengukuran parameter kekeruhan air diberikan dalam satuan volt.

Tabel 4.1. Data Hasil Perbandingan Pengukuran Tingkat kekeruhan Sampel

4.3. Analisa Hasil Pengujian

Berdasarkan nilai yang terukur pada alat rancangan, maka didapatkan hasil data seperti di atas. Secara teori, hal tersebut dapat dianalisa sebagai salah satu rujukan untuk menunjang peforma alat deteksi yang dirancang. Perbedaan pembacaan hasil tegangan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

- Tegangan input, alat standar dirancang untuk bekerja dengan tegangan masukan lebih dari 5 V. Sedangkan alat rancangan yang dibuat tegangan inputnya maksimal 5 V dikarenakan untuk menyesuaikan dengan komponen-komponen lainnya.

- Kondisi pengujian, kondisi pencahayaan pada ruangan uji mempengaruhi nilai baca sensor. Hal tersebut telah telah dibuktikan pada malam dan siang hari. Nilai perolehan sampel yang didapat memiliki hasil yang berbeda.

- Perbedaan kualitas sensing device artinya semakin akurat pembacaan sensor maka hasil yang didapatkan juga akan semakin baik

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari data yang didapatkan, hasil pengujian pada masing-masing sampel diperoleh hasil sebagai berikut:

 Pada larutan air mineral Aqua nilai tegangan 1,96 V

 Pada larutan air PAM, beda pembacaan tegangan 1,98 V

 Pada larutan air parit, beda pembacaan tegangan 2,09 V

2. Hal yang harus dipahami dalam penggunaan alat ukur kekeruhan air menggunakan sensor photodyoda ini antara lain:

 Tegangan (Power supply) yang digunakan haruslah sesuai dengan

spesifikasi menurut datasheet mikrokontroler dan juga sensor yang digunakan. Hal ini dikarenakan daya sangat penting dalam memaksimalkan unjuk kerja alat ukur yang dibuat

 Ruang pengujian haruslah sesuai dengan spesifikasi sensor, hal ini

dikarenakan sensor sendiri sangat sensitif terhadap gangguan partikel penghalang

3. Cara kerja dari alat kekeruhan air tersebut adalah pada saat led mengeluarkan cahaya maka pada saat itu photodyoda menerima cahaya tersebut. Maka, seberapa banyak intensitas cahaya yang diterima photodyoda tergantung dari led dan cahaya disekitanya. Semakin terang cahayanya maka semakinn kecil nilai tegangannya.

5.2. Saran

Beberapa saran yang mungkin berguna dalam perancangan alat kekeruhan air ini adalah

1. Alat ukur kekeruhan air dengan menggunakan sensor photodyoda ini dapat dikembangkan, dengan menambahkan fitur hold untuk mencegah perubahan hasil ukur dan juga untuk melihat hasil ukur yang terekam agar tidak cepat berubah.

2. Diperlukan pengujian diruangan yang telah ditetapkan berdasarkan spesifikasi sensor, hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan kesalahan hasil ukur

3. Diperlukan pengalaman yang lebih baik dalam bidang instrumentasi, hal ini sangat berguna demi mewujudkan alat ukur yang mampu bekerja secara akurat, tepat dan stabil

DAFTAR PUSTAKA

Lenore S. 1998. Standard Methods for the Examination of Waterand Waste Water.

New York : Mc-Graw Hill

Lingga Wardhana. 2007. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega238 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Yogyakarta : C.V Andi Offset.

Nuzula Nike Ika. 2013. Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Kekeruhan Air Berbasis Mikrokotroler ATMega 8535. Jakarta: UI-Press

Suhata. 2005. VB Sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik. Jakarta : PT Elex Media Computindo.

Tabor D. 1979. Gases Liquid And Sokids. Melbourne: Camridge University Press Tokheim, Roger L. 2008. Digital Electronics Principles & Application. Jilid 7.

New York : Mc-Graw Hill Company

Widodo. 2006. Cara Belajar Sendiri Membuat Rangkaian Elektronika. Jakarta : PT. Elex Media Computindo

LAMPIRAN I

Program Arduino Kekeruhan Air

#include <LiquidCrystal.h>// file header

LiquidCrystal lcd(12, 11, 10, 9, 8, 7, 6);

int sensorValue = analogRead(A2);

float voltage = sensorValue * (5.0 / 1023.0);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("KEKERUHAN AIR");

lcd.print("KEKERUHAN AIR");

Dokumen terkait