• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMISAHAN MOLIBDENUM DARI URANIUM MENGGUNAKAN KOLOM FIXED BED KROMATOGRAFI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMISAHAN MOLIBDENUM DARI URANIUM MENGGUNAKAN KOLOM FIXED BED KROMATOGRAFI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMISAHAN MOLIBDENUM DARI URANIUM MENGGUNAKAN KOLOM FIXED BED KROMATOGRAFI

Moch. Setyadji, Endang Susiantini, Kristanti Nurwidyaningrum Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 Email : [email protected]

ABSTRAK

PEMISAHAN MOLIBDENUM DARI URANIUM MENGGUNAKAN KOLOM FIXED BED KROMATOGRAFI.Telah dilakukan pemisahan molibdenum dari uranium menggunakan kolom fixed bed kromatografi. Molibdenum yang merupakan bahan dari pembuatan 99 Tc, dipisahkan dari uranil nitrat. Hasil pemisahan dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis untuk analisis kadar molibdenum dan dititrasi dengan menggunakan metode titan untuk menganalisis kadar uranium. Molibdenum dalam campuran uranil nitrat dapat diambil dengan cara kromatografi kolom karena molibdenum akan teradsorpsi kedalam kolom alumina yang dilanjutkan dengan elusi dengan 2 mL HNO3 1 M, 3 mL ABM, 3 mL NH4OH 0,01 dan NH4OH pekat, sedangkan uranium akan lolos. Penelitian dilakukan dengan berbagai macam variabel untuk mendapatkan kondisi proses pemisahan 99Mo dari uranil nitrat yang optimum diantaranya dengan memvariasi kadar uranium dan konsentrasi molibdenum. Kadar uranium yang digunakan adalah 150,170,190, 210 g/L dengan konsentrasi molibdenum100, 120, 140, 160 ppm. Dari hasil penelitian, didapatkan kondisi proses pemisahan yang terbaik dengan kadar uranium 150 g/L dan konsentrasi molibdenum 160 ppm, dengan faktor pisah sebesar 8,333.

Kata Kunci : Molibdenum, uranium, pemisahan, alumina, fixed bed kromatografi

ABSTRACT

SEPARATION OF MOLYBDENUM FROM URANIUM USING CHROMATOGRAPHY FIXED BED COLUMN. Separation of molybdenum from uranium using fixed bed column chromatography had been done. Molybdenum which is a material of making 99Tc is separated from uranyl nitrate.The concentration of molybdenum were analyzed using UV-Vis Spectophotometry, meanwhile the concentration of uranium were analyzed using titration method. Molybdenum in a mixture of uranyl nitrate can be taken by chromatograpy column because molybdenum will be adsorbed into alumina column that continued by elution with 2 mL ofHNO3 1 M, 3 mL of ABM, 3mLNH4OH 0,01 M and concentrated NH4OH meanwhil the uranium will pass through the column. The study was conducted with a wide range of variables to obtain the optimum condition of uranyl nitrate separation of 99Mo such as by varying the concentration of uranium and molybdenum. The concentration of uranium that is used is 150, 170, 190, 210 g/L with the concentration of molybdenum 100, 120, 140, 160 ppm. As the results of the study obtained the best conditions for the separation process with a concentration of uranium 150 g/L and the concentration of molybdenum 160 ppm, with a separation factor of 8,33.

Keywords : Molybdenum, uranium, separation, alumina, fixed bed chromatography

PENDAHULUAN

alah satu pemanfaatan Molibdenun-99 (Mo99) dalam bidang kedokteran nuklir adalah sebagai sumber generator technitium-99 (Tc99). 99Tc merupakan radioisotop untuk keperluan kedokteran nuklir yang sangat penting terutama untuk diagnosa tulang, hati, jantung, paru-paru, kelenjar gondok, dan otak, karena mempunyai karakteristik antara lain waktu paruh pendek sekitar 6 jam, memancarkan radiasi gamma dengan energi rendah (240 KeV), tidak memancarkan partikel alpha atau beta dan mudah dibuat dalam beberapa sediaan radiofarmaka (1).

Pengembangan proses pembuatan 99Tc sebagai bahan induk dari 99Mo menggunakan bahan

target larutan uranil nitrat. Hal ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya dapat dipakai berulang-ulang selama kurang lebih 25 tahun (waktu hidup 15 tahun), tanpa olah ulang(2). Molibdenum dalam campuran larutan uranil nitrat dapat diambil dan dipisahkan dari uranium dengan cara reaksi pertukaran ion (proses adsorpsi) di dalam kolom kromatogafi menggunakan bahan isian alumina.(3)

Proses pertukaran ion (adsorpsi) terjadi pada permukaan pori – poributir adsorben dengan mekanisme sebagai berikut (4):

1. Perpindahan massa dari cairan ke permukaan butir

2. Difusi dari permukaan butir ke dalam butir melalui pori

S

(2)

3. Perpindahan massa dari cairan dalam pori ke dinding pori

4. Adsorpsi pada dinding pori

Perpindahan massa dari cairan dalam pori ke dinding pori (proses 3) umumnya berlangsung sangat cepat sehingga tidak mengontrol. Adsorpsi pada dinding pori (proses 4) umumnya juga berlangsung sangat cepat sehingga tidak mengontrol juga. Jadi yang umumnya mengontrol kecepatan proses adsorpsi adalah proses 1 atau proses 2 atau proses keduanya. Jika butir butir sangat kecil (seperti serbuk) maka difusi dari permukaan butir ke dalam butir (proses 2) berlangsung sangat cepat sehingga tidak mengontrol. Akibatnya yang mengontrol adalah perpindahan massa dari cairan ke permukaan butir.

Sebaliknya, jika butir butir berukuran besar, difusi dari permukaan ke dalam butir berjalan lambat, sehingga ikut mengontrol proses secara keseluruhan(4). Pada proses adsorpsi ini padatan (alumina) yang digunakan berupa butiran berukuran sangat kecil sehingga yang mengontrol kecepatan proses adsorpsi adalah perpindahan massa dari cairan kepermukaan butir yang kecepatannya dapat didekati dengan persamaan(4): NA = kc.a. (CA - CA*) (1) dengan :

NA = Kecepatan perpindahan massa A, g/waktu/volume

CA = Konsentrasi A dalam cairan

CA* = Konsentrasi A dalam cairan yang setimbang dengan konsentrasi A pada permukaan butir adsorben

Hubungan kesetimbangan adsorpsi dapat didekati dengan persamaan Henry:

CA* = H. XA (2)

dengan XA = Zat A (g) / Adsorben (g)

Reaksi antara molibdenum dengan gugus hidroksil sebagai berikut:

8 Al-OH + Mo7O246- Æ 4 (Al)2MoO4 + 3 MoO42-+

H2O (3) Untuk itu akan dilakukan penelitian

pemisahan 99Mo dari larutan uranil nitrat dengan menggunakan kolom alumina dilakukan untuk mendapatkan kondisi proses paling baik pemisahan

99Mo dari uranil nitrat. Variabel yang akan diteliti adalah variasi kadar uranium dan konsentrasi molibdenum. Pada pemisahan molibdenum dari uranium menggunakan kolom alumina, efisiensi pemisahan dalam kolom kromatogafi dipengaruhi oleh laju perpindahan massanya. Perbedaan migrasi komponen-komponen yang ada disebabkan oleh distribusi komponen diantara dua fasa yaitu, fasa diam dan fasa gerak (eluen). Besarnya koefisien distribusi komponen diantara dua fasa dinyatakan dengan suatu besaran yang dilambangkan dengan

Dg. Unsur dengan koefisien kontribusi lebih besar cenderung akan berada pada fasa diam, sehingga memperlambat gerak untuk keluar dari kolom dibanding dengan koefisien distribusi yang lebih kecil. Selanjutnya Dg dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:(5)

(4) (5)

gr D V

D

g

=

m

×

m (6)

m m r

m V

V D V

= (7)

dengan Dm = faktor kapasitas, Dg= koefisien distribusi, Vm = volume fasa gerak (ml), Vr = volume retensi dan gr = gram alumina kering.

Ukuran kemudahan dalam pemisahan tergantung pada harga faktor pisah (α).Dalam kolom kromatogafi harga faktor pisah dapat dinyatakan dengan α, sesuai dengan persamaan :

) (

) (

X D

Y D

m

= m

α

(8)

dengan Dm (X) adalah harga koefisien distribusi komponen 1 dan Dm (Y) adalah harga koefisien distribusi komponen 2. Nilai α paling kecil supaya dua ion X dan Y dapat terpisah (puncak-puncak kromatogramnya dapat terelusi) dengan baik bergantung dari teknik kromatografi yang digunakan. Apabila kromatografinya dilakukan dalam tabung kolom aliran gravitasi biasa (tidak dengan alat HPLC) maka nilai minimum α sekitar 4,0(5). Hasil pemisahan Mo dari larutan uranil nitrat menggunakan kolom kromatografi dengan bahan isian alumina, dianalisis dengan menggunakan spektrofotometri sinar tampak untuk analisis kadar molibdenum dan titrasi dengan menggunakan metode titan untuk analisis kadar uranium.

Analisis molibdenum secara spektrofotometer sinar tampak didasarkan pada reduksi Mo(VI) menjadi Mo(V) sebagai kompleks tiosianat Mo(SCN)5 yang berwarna merah. Warna merah senyawa kompleks Mo(SCN)5 adalah penentuan molibddenum secara spektrofotometri sinar tempak. Secara teoritis senyawa kompleks Mo(SCN)5 akan menyerap sinar pada panjang gelombang 460-470 nm. Analisis uranium dilakukan dengan cara titrasi dengan metode Titan menggunakan reduktor TiCl3.

Mekanisme pemisahan Mo dari uranium di dalam kolom alumina terjadi pada saat proses elusi, dimana uranium yang masih terdapat diantara

(3)

alumina terelusi dalam larutan HNO3 1 M dan ABM (air bebas mineral), sedangkan molibdenum di dalam alumina terelusi dalam larutan NH4OH 0,01 M dan NH4OH pekat. Pada penelitian ini, larutan uranil nitrat yang digunakan 150, 170, 190, 210 g/L dibuat dari serbuk U3O8. Reaksi yang terjadi selama proses pelarutan U3O8 dalam larutan HNO3 adalah(6)

U3O8(s) + 14HNO3(aq)Æ 6UO2(NO3)(aq) +

NO2(g) +NO(g) + 4H2O(l) (9)

U3O8(s) + 8HNO3(aq)Æ3UO2(NO3)2(aq) + 2NO2(g) + 4H2O(l) (10) Campuran molibdenum dengan uranil nitrat dibuat dengan memvariasi kadar uranium pada 150, 170, 190, dan 210 g/L pada pH 2. Diharapkan molibdenum akan terabsorpsi di dalam alumina sedangkan uranium akan terelusi. Campuran sebanyak 10 mL dilewatkan ke dalam kolom alumina yang telah diisi dengan alumina, diameter 0,8 cm, panjang bed 6,4 cm dan panjang kolom 25 cm. Laju alir umpan masuk ke dalam kolom diatur 1 mL/menit kemudian dielusi dengan 2 mL HNO3 1 M, 3 mL ABM, 3 mL NH4OH 0,01M dan NH4OH pekat. Asam nitrat1 M dan ABM digunakan untuk mengelusi uranium yang masih terdapat diantara alumina sedangkan NH4OH 0,01 dan NH4OH pekat untuk mengelusi molibdenum didalam alumina.

Larutan yang keluar dari kolom ditampung dan setiap 2 menit diambil untuk dianalisis kadar uranium dan molibdenumnya.

Konsentrasi molibdenum dalam umpandivariasi 100, 120, 140, dan 160 ppm dilakukan pada kadar uranium optimum sehingga diperoleh kondisi pemisahan yang maksimum.

Untuk analisis kadar molibdenum digunakan spektronik 20 sedangkan analisis uranium menggunakan metode titrasi titan.Untuk analisis Molibdenum ini didasarkan pada reduksi Mo(VI) menjadi Mo(V) sebagai komplek tiosianat Mo(SCN)5 yang berwarna merah menggunakan timah (II) klorida dan sedikit ion besi(III). Warna merah yang terbentuk pada komplek tiosianat tergantung pada konsentrasi asam dan anion tiosianat (<1%). Mo(SCN)5 kemudian diekstrak dengan pelarut yang memiliki atom oksigen donor.

TATA KERJA Bahan

Bahan yang digunakan adalah serbuk U3O8, molibdeum titrisol [(NH4)6Mo7O24.4H2O]

1000 ppm, alumina, air bebas mineral, HNO3 pekat 65 % p.a., NH4OH 25 % p.a., H2SO4 pekat 96 %, asam amido sulfonat (H2NSO3H)p.a., TiCl3 p.a., barium difenil Sulfonat (C24H2OBaN2O6S2)p.a., K2Cr2O7 titrisol 0,1 N, butanol (C4H4OH) p.a.,

karbon tetraklorida(CCl4) p.a., stanus klorida (SnCl2.2H2O) p.a., kalium tiosianat (KSCN) p.a., HCl 37 % p.a., glasswool, ammonium ferro(II)sulfat–heksahydrat (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O p.a.

Alat

Alatyang digunakan terdiri dariseperngakat spektrofotometer, neraca analitik, magneticstirrer, termometer, pH meter, corong pemisah 500 ml, stop watch, buret, pipet tetes, mikropipet, pipet mikro 200µL, pipet (2, 10, 50 mL), gelas arloji, labu ukur (10, 25, 50, 100, 500 dan 1000 mL), gelas beker (250, 500, 1000 mL).

Cara Kerja

Pembuatan larutan uranil nitrat dengan kadar 150, 170, 190, dan 210 g/L

Sebanyak 17,7 gram serbuk U3O8dilarutkan sedikit demi sedikitke dalam 38 mL larutan HNO3pekat (14,442 M) yang telah diencerkan dengan ABM dalam gelas beker 100 mL sambil terus diaduk dan dipanaskan pada suhu 60 °C di dalam lemari asam. Langkah tersebut di atas dilakukan kembali untuk serbuk U3O820 gram, 22,4 gram dan 24,8 gram, dilarutkan ke dalam larutan HNO3pekat sebanyak 39 mL, 40,6 mL dan 42 mL sehingga diperoleh larutan UN kadar 150, 170, 190 dan 210 g/L keasaman 4 N.

Pembuatan larutan umpan dengan variasi kadar uranium 150, 170, 190, dan 210 g/L dengan konsentrasi Mo 100 ppm.

Sebanyak 100 µL Mo 1000 ppm dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL kemudian ditambahkan larutan uranil nitrat dengan kadar 150 g/L sampai tanda batas. Mengulang langkah yang sama untuk kadar uranium 170, 190 dan 210 g/L

Pembuatan larutan sampel dengan variasi konsentrasi Mo 100, 120, 140, dan 160 ppm pada kadar uranium optimum

Pembuatan larutan Mo 100, 120, 140, dan 160 ppm 50 mL dari larutan induk molibdenum titrisol 1000 ppm dibutuhkan masing-masing 100, 120, 140, dan 160 µL larutan Mo 1000 ppm kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL selanjutnya ditambahkan uranil nitrat dengan kadar 150 g/L sampai tanda batas.

Preparasi kolom

Kolom untuk kromatogafi disiapkan dengan ukuran kolom diameter 0,8 cm, tinggi bed 6,4 cm dan panjang kolom 25 cm, pada bagian bawahnya diberi glasswool. Kolom dibasahi

(4)

dengan air bebas mineral (ABM), kemudian alumina dimasukkan ke dalam kolom sedikit demi sedikit sampai semua serbuk masuk ke dalam kolom. Kemudian kolom dibasahi dengan air bebas mineral (ABM) sampai merata.

Pemisahan molibdenum dari uranil nitrat dengan variasi kadar uranium 150, 170, 190, dan 210 g/L

Sampel yang mengandung campuran molibdenum100 ppm dan uranil nitrat 150 g/L dimasukkan ke dalam kolom dengan mengatur kecepatan alir masuk dan keluar kolom yang sama yaitu 1 mL/menit. Setelah sampel habis dielusi dengan 2 mL HNO3 1 M, 3 mL ABM, 3 mL NH4OH 0,01M dan NH4OH pekat. Setiap larutan yang keluar dari kolom pada selang waktu 2 menit diambil untuk dianalisis kadar uraniumnya menggunakan metode titrasi sedangkan kadar molibdenumya dianalisis menggunakan spektronik.Langkah di atas diulangi untuk variasi kadar uranium 150, 170, 190, dan 210 g/L.

Pemisahan molibdenum dari uranil nitrat dengan variasi konsentrasi molibdenum 100, 120, 140, dan 160 ppm

Sebanyak 10 mL campuran molibdenum 100 ppm dengan uranil nitrat kadar optimum dimasukkan ke dalam kolom dengan mengatur kecepatan alir masuk dan keluar kolom yang sama 1 mL/menit. Setelah sampel habis, dielusi dengan 2 mL HNO3 1 M, 3 mL ABM, 3 mL NH4OH 0,01M dan NH4OH pekat. Llarutan yang keluar dari kolom pada selang waktu 2 menit diambil untuk dianalisis kadar uranium dan molibdenumya. Langkah di atas diulangi untuk variasi konsentrasi molibdenum 120, 140 dan 160 ppm.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan kurva standar

Untuk menganalisis Mo dengan spektronik UV-Vis terlebih dulu ditentukan panjang gelombang dimana terjadi penyerapan optimum.

Hasil penentuan panjang gelombang optimum diperoleh pada gambar 1.

Gambar 1.Grafik panjang gelombang optimum Mo (6 ppm) dan uranium 7,5 g/L vs absorbansi

Selanjutnya dibuat kurva standar Mo dengan absorbansi pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik larutan standar molibdenum vs absorbansi

Berdasarkan data tersebut diperoleh persamaan regresi linier yang akan digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan Mo yaitu y = 0,137x + 0,016, dimana y adalah absorbansi dan x adalah konsentrasi.

Pemisahan Mo dan U pada umpan uranil nitrat dengan kadar uranium 150, 170, 190 dan 210 g/L dengan konsentrasi Mo 100ppm

Hasil analisis pemisahan molibdenum dan uranium pada kolom alumina untuk umpanuranil nitrat dengan kadar uranium150 g/L yang mengandung Mo 100 ppm dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Grafik fraksi volum vs. Konsentrasi pada elusiuranium 150 g/L dan Molibdenum 100 ppm

Hasil analisis pemisahan molibdenum dan uranium pada kolom alumina untuk umpanuranil nitrat dengan kadar uranium 170 g/L yang mengandung Mo 100 ppm dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4.Grafik fraksi volum vs. Konsentrasi pada elusi uranium 170 g/L dan Molibdenum 100 ppm

(5)

Hasil analisis pemisahan molibdenum dan uranium pada kolom alumina untuk umpanuranil nitrat dengan kadar uranium190 g/L yang mengandung Mo 100 ppm dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5.Grafik fraksi volum vs. Konsentrasi pada elusi uranium 190 g/L dan Molibdenum 100 ppm

Hasil analisis pemisahan molibdenum dan uranium pada kolom alumina untuk umpanuranil nitrat kadar uranium210 g/L yang mengandung Mo 100 ppm dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6.Grafik fraksi volum vs. Konsentrasi pada elusi uranium 170 g/L dan Molibdenum 100 ppm

Dari Gambar 3, 4, 5, 6 dapat diperoleh data volume retensi (Vr) untuk Mo dan U (Vmdibuat tetap 9 ml) dan dengan menggunakan persamaan (4), (5), (6), (7) dan (8) diperoleh data pada tabel 1.

Tabel 1. Data faktor pisah pada variasi konsentrasi Uranium 150, 170, 190, 210 g/L dan konsentrasi Molibdenum 100 ppm

No. Konsentrasi Vr

(ml)

m m r

m V

V D V

=

gr

V D

g

D

m

×

m

=

D U

Mo D

m

= m

α

1

Mo 100 28 2,1 3,079 6,333

U 150 12 0,3 0,486

2

Mo 100 26 1,7 2,480 5,667

U 170 12 0,3 0,438

3

Mo 100 26 1,7 2,480 3,4

U 190 14 0,5 0,729

4

Mo 100 30 2,3 3,404 2,333

U 210 18 1 1,459

Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat semakin besar konsentrasi uranium pada campuran uranil nitrat harga faktor kapasitas dan faktor pisah semakin kecil. Hal ini disebabkan karena semakin besar konsentrasi uranium dalam umpan maka bed alumina makin banyak terbebani oleh uranium sehingga mengakibatkan turunnya faktor pisah.

Pada variasi konsentrasi uranium 150, 170, 190, dan 210 g/L diperoleh faktor pisah berturut-turut 6,333; 5,667; 3,4; dan 2,333. Dengan demikian untuk variasi konsentrasi uranium diperoleh kondisi terbaik pada kadar uranium dalam umpan 150 g/L dan kadar Mo 100 ppm. Pada kondisi tersebut diperoleh faktor kapasitas Mo 2,1 dan faktor kapasitas U 0,3 diperoleh faktor pisah 6,333.

Pemisahan Mo dan U pada umpan uranil nitrat dengan kadar uranium 150 g/L dengan konsentrasi Mo 120, 140, 160 ppm

Hasil analisis pemisahan molibdenum dan uranium pada kolom alumina untuk umpanuranil nitrat dengan kadar uranium150 g/L yang mengandung Mo 120 ppm dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik fraksi volum vs. Konsentrasi pada elusi uranium 150 g/L Dan Molibdenum 120 ppm

(6)

Hasil analisis pemisahan molibdenum dan uranium pada kolom alumina untuk umpanuranil nitrat dengan kadar uranium150 g/L yang mengandung Mo 140 ppm dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Grafik fraksi volum vs. Konsentrasi pada elusi uranium 150 g/L dan Molibdenum 140 ppm

Hasil analisis pemisahan molibdenum dan uranium pada kolom alumina untuk umpanuranil nitrat dengan kadar uranium150 g/L yang

mengandung Mo 160 ppm dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9.Grafik fraksi volum vs. Konsentrasi pada elusi uranium 150 g/L dan Molibdenum 160 ppm

Dari Gambar 3, 7, 8, 9 dapat diperoleh data volume retensi (Vr) untuk Mo dan U.Dengan menggunakan persamaan (3), (4) dan (5) serta dengan volume fase gerak yang ada di dalam kolom (Vm) tetap 9 ml diperoleh data pada Tabel 2.

Tabel 2. Data faktor pisah pada konsentrasi uranium 150 g/Ldan variasi konsentrasi molibdenum 100,120, 140 dan 160 ppm.

No. Konsentrasi Vr (ml)

m m r

m V

V D V

=

gr

V D

g

D

m

×

m

=

D U

Mo D

m

= m

α

1 Mo 100 28 2,1 3,079 6,333

U 150 12 0,3 0,486

2 Mo 120 30 2,3 3,404 7,0

U 150 12 0,3 0,486

3 Mo 140 32 2,6 3,728 7,667

U 150 12 0,3 0,486

4 Mo 160 34 2.8 4,052 8,333

U 150 12 0.3 0.486

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang ditunjukkan pada Tabel 2 tersebut di atas terlihat bahwa konsentrasi molibdenum pada umpan berpengaruh terhadap hasil pemisahan. Semakin besar konsentrasi molibdenum dalam umpan uranil nitrat harga faktor kapasitas dan faktor pisah semakin besar. Hal ini disebabkan karena molibdenum yang terelusi semakin banyak. Pada umpan uranil nitrat kadar uranium 150 g/L dan variasi konsentrasi molibdenum 100; 120; 140; dan 160 ppmdiperoleh harga faktor pisah berturut-turut 6,333; 7; 7,667;

dan 8,333. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi pemisahan yang paling baik adalah pada variasi konsentrasi molibdenum 160 g/L dan uranium 150 g/L. Pada kondisi tersebut di atas diperoleh faktor pisah 8,333.

KESIMPULAN

Pada umpan uranil nitrat dengan variasi konsentrasi uranium 150, 170, 190, 210 g/L dan konsentrasi molibdenum 100 ppm,semakin besar konsentrasi uranium pada campuran uranil nitrat maka harga faktor kapasitas, koefisien distribusi dan faktor pisah semakin kecil. Sedangkan untuk umpan uranil nitrat dengan variasi konsentrasi molibdenum 100, 120, 140, 160 ppm dan kadar uranium 150 g/L, semakin besar konsentrasi molibdenum pada campuran uranil nitrat maka harga faktor kapasitas, koefisien distribusi dan faktor pisah semakin besar. Hasil pemisahan paling baik diperoleh pada kondisi umpan uranil nitrat dengan konsentrasi uranium 150 g/L dan konsentrasi molibdenum 160 ppm yaitu diperoleh faktor kapasitas Mo = 2,8 ; faktor kapasitas U =

(7)

0,3; koefisien distribusi Mo = 4,052 ; koefisien distribusi U = 0,486 dan faktor pisah 8,333.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada Sdr. Leni Marlina yang telah membantu melakukan penelitian hingga penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. SAHA. B. GOPAL, Fundamentals of Nuclear Pharmacy. Tokyo:New York Berlin Heidelberg, 1984.

2. BALL M. RUSSEL, Present Status of the Use of LEU in Aqueous Reactors to Produce Mo- 99. Sao Paulo-Brazil: International Meeting on Reduced Enrichment for Research and Test Reactor, 1998.

3. WILKINSON M.V., MONDINO A.V.. AND MANZINI A., Study of Alumina Use as a Seperation Step in Mo-99 Production.

International Meeting on Reduced enrichment for Reseacrh and Test Reactors. Bariloche.

Argentina. November 3-8, 2002.

4. PERRY, R.S. AND GREEN, Chemical Engimeer’s Handbook, 5th ed., McGraw Hill BookKogakusha Ltd, Tokyo, 1984.

5. ISMONO, “Ekstraksi Pelarut”, Diktat Kuliah, Jurusan Kimia, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 1997.

6. GALKIN, N. P. SUNDARIKOV, MAIOROV, AND VERYATIN,Technology of Uranium. Israel Program for Scientific Translation Ltd, Moskwa, 1966..

7. ANONIM,Colomn chromatography

8. http://www.hartnell.edu/faculty/shovde/chem1 2a/lablecturehandouts/columnchromatography .htm

9. http://wanibesak.wordpress.com/2011/02/21/s pektrofotometri-sinar-tampak-visible/

TANYAJAWAB

Sumijanto

− Bagaimana menentukan kapasitas serap Al2O3

dan apa pengaruh suhu terhadap kapasitas serap?

Moch. Setyadji

• Penentuan kapasitas serap Al2O3 dapat dilakukan secara batch atau kontinyu. Cara batch dilakukan dengan mencampur Al2O3

dan umpan volume tertentu dalam waktu tertentu sampai terjadi kesetimbangan.

Dengan mengetahui kadar U dan Mo dalam umpan dan dalam beningan setelah terjadi kesetimbangan maka kapasitas serap Al2O3

dapat diketahui. Cara kontinyu mirip dengan batch hanya proses adsorpsi berlangsung secara kontinyu (umpan dialirkan melalui bed Al2O3) sampai terjadi kesetimbangan yaitu kadar U dan Mo dalam larutan keluar bed Al2O3 sama dengan kadar U dan Mo dalam umpan.

• Pengaruh suhu terhadap penyerapan belum diteliti namun demikian bisa diperkirakan relatif kecil pengaruhnya.

Anung Pujiyanto

− Bagaimana cara memisahkan Mo dari hasil fisi Uranium?

Moch. Setyadji

• Yang diteliti adalah pemisahan Mo dari U dalam larutan uranil nitrat. Pada umumnya hasil fisi dapat dipisahkan dari uranium dengan cara ekstraksi pelarut menggunakan pelarut TBP-kerosin multistage.

Gambar

Gambar 1.Grafik panjang gelombang optimum Mo  (6 ppm) dan uranium 7,5 g/L vs  absorbansi
Tabel 1. Data faktor pisah pada variasi konsentrasi Uranium 150, 170, 190, 210 g/L dan konsentrasi  Molibdenum 100 ppm  No
Gambar 8. Grafik fraksi volum vs. Konsentrasi pada  elusi uranium 150 g/L dan Molibdenum  140 ppm

Referensi

Dokumen terkait

1) Agar dapat menambahkan user baru yang dapat menggunakan sistem operasi secara pribadi, dan lebih aman menyimpan data dalam sistem operasi yang memiliki banyak user. 2)

Yaitu dengan mencari teori yang dipakai dan berhubungan langsung dengan apa yang dikerjakan. Pengumpulan data-data dari pihak-pihak yang terkait, meliputi : Data yang

Hasil simulasi pembangkit yang baru dengan variasi jumlah feedwater heater didapatkan hasil saat kondisi setelah dimodifikasi ditambahkan 1 feedwater heater didapatkan

Dari hasil penelitian eksperimen ini, dapat diambil kesimpulan: (1) instalasi infrastruktur Grid computing membutuhkan konfigurasi DNS server yang benar; (2) Certificate Authority

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan penelitian oksida perovskit LSCF sebagai katalis dalam reaksi

Indeed, it is the presence of the characters as different as a little weird but unwavering widow, morally upright mother and wife, as well as courageous and patriotic women that

Bagian badan air dengan kondisi hampir seluruhnya terlarang untuk dihuni akibat pencemaran bahan organik yang sangat parah, pencemaran substansi yang menghabiskan