• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENCEGAHAN FRAUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENCEGAHAN FRAUD"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENCEGAHAN FRAUD

(Studi Kasus pada Unit Akuntansi PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang)

SKRIPSI

Disajikan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Ignatius Promovendi Dwiwanjana Putra NIM: 172114043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(2)

i

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENCEGAHAN FRAUD

(Studi Kasus pada Unit Akuntansi PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang)

SKRIPSI

Disajikan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Ignatius Promovendi Dwiwanjana Putra NIM: 172114043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(3)

ii SKRIPSI

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENCEGAHAN FRAUD

(Studi Kasus pada Unit Akuntansi PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang)

Oleh:

Ignatius Promovendi Dwiwanjana Putra 172114043

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Firma Sulistiyowati, M. Si., Ak., QIA., CA Tanggal: 23 November 2021

(4)

iii SKRIPSI

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENCEGAHAN FRAUD

(Studi Kasus pada Unit Akuntansi PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang)

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Ignatius Promovendi Dwiwanjana Putra NIM: 172114043

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 13 Desember 2021 dan dinyatakan memenuhi syarat:

Susunan Dewan Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Firma Sulistiyowati, M.Si., Ak., QIA., CA. ...

Sekretaris : Aurelia Melinda Nisita Wardhani, S.E., M.Sc. ...

Anggota I : Dr. Firma Sulistiyowati, M.Si., Ak., QIA., CA. ...

Anggota II : Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., Qia., CSRA. ...

Anggota III : Dr. Fransisca Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. ...

Yogyakarta, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan,

T. Handono Eko Prabowo, M.B.A., Ph.D.

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“I want to thank me for believing in me, I want to thank me for doing all this hard work. I wanna thank me for never quitting. I wanna thank me for always been a giver and trying

to give more than I receive. I want to thank me for trying to do more right than wrong. I want to thank me for just being me at all times.”

-Calvin Cordozar Jr-

Karya ini saya persembahkan kepada:

Bapak saya, Remigius Kunjana Rahardi Ibu saya, Agustina Reni Suwandari Kakak saya, Laurensius Julian Purwanjana

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

Implementasi Prinsip Good Corporate Governance dalam Pencegahan Fraud, dan diajukan untuk diuji pada tanggal 13 Desember 2021 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Januari 2022 Yang menyatakan,

Ignatius Promovendi Dwiwanjana Putra

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ignatius Promovendi

Nomor Induk Mahasiswa : 172114043

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENCEGAHAN FRAUD ”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Januari 2022 Yang menyatakan,

Ignatius Promovendi Dwiwanjana Putra

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

Implementasi Prinsip Good Corporate Governance dalam Pencegahan Fraud.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan, doa, motivasi, bimbingan dan arahan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc. Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. T. Handono Eko Prabowo, MBA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Dr. Firma Sulistiyowati, M. Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi Jurusan Akuntansi sekaligus menjadi Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membantu membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai.

4. Pimpinan PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang yang telah mengizinkan pengambilan data dalam penelitian ini hingga selesai.

5. Para dosen dan karyawan prodi yang telah ikut membantu dalam segi teknis, prosedur, dan perizinan dalam penelitian ini.

6. Kedua orang tua, bapak Remigius Kunjana Rahardi dan ibu Agustina Reni Suwandari, serta saudara Julian Purwanjana dan Anggita Putri yang selalu memberikan dukungan penuh sampai terselesainya skripsi ini.

7. Semua teman-teman penulis yang telah banyak mendorong, mendukung dan menghibur penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(9)

viii

8. Semua pihak yang atas keterbatasan penulis tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadiri bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat bermanfaat bagi penulis di kemudian hari. Penulis berharap agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Januari 2022

Ignatius Promovendi Dwiwanjana Putra

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... v

HALAMAN LEMBAR PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Good Corporate Governance ... 10

B. Kecurangan (Fraud) ... 20

C. Implementasi Prinsip Good Corporate Governance dan Pencegahan Fraud ... 25

D. Penelitian Terdahulu ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 30

D. Data Penelitian ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 31

(11)

x

BAB IV GAMBARAN UMUM PT ANGKASA PURA 1 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JENDERAL AHMAD YANI SEMARANG

A. Sejarah Perusahaan ... 33

B. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan ... 34

C. Kondisi dan Luas Wilayah ... 35

D. Struktur Organisasi PT Angkasa Pura 1 (Persero) Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang ... 36

E. Tugas & Tanggung Jawab... 37

F. Pemegang Saham, Subsidiary, dan Joint Venture ... 41

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Narasumber ... 43

B. Implementasi Prinsip Good Corporate Governance dalam Unit Akuntansi PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang ... 43

C. Dampak Implementasi Prinsip Good Corporate Governance Dalam Pencegahan Fraud ... 66

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Keterbatasan Penelitian... 78

C. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 82

(12)

xi ABSTRAK

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENCEGAHAN FRAUD

(Studi Kasus pada Unit Akuntansi PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang)

Ignatius Promovendi Dwiwanjana Putra NIM: 172114043

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi prinsip Good Corporate Governance pada unit Akuntansi PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, serta pengaruh implementasi prinsip GCG tersebut dalam pencegahan fraud. Subjek penelitian ini adalah Accounting Manajer dan Legal & Compliance Manajer, serta objek penelitian berupa pencegahan fraud dengan menggunakan prinsip GCG sebagai indikator penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah membandingkan teori lima prinsip GCG dengan praktek pelaksanaan pada unit akuntansi, dan menghubungkan analisis data implementasi prinsip GCG dengan faktor penyebab terjadinya fraud.

Hasil penelitian menunjukkan kelima prinsip GCG yaitu prinsip transparansi, prinsip akuntabilitas, prinsip pertanggungjawaban, prinsip kemandirian, dan prinsip kewajaran telah diterapkan oleh unit Akuntansi PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.

Implementasi kelima prinsip GCG pada unit Akuntansi tersebut mampu mencegah terjadinya fraud.

Kata kunci: Good Corporate Governance, Fraud, dan Akuntansi

(13)

xii ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE PRINCIPLES IN FRAUD PREVENTION

(Case Study of the Accounting Unit of PT Angkasa Pura 1 (Persero) Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang)

Ignatius Promovendi Dwiwanjana Putra NIM: 172114043

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2021

This study aims to determine the implementation of the principles of Good Corporate Governance in the Accounting Unit of PT Angkasa Pura 1 General Ahmad Yani Semarang International Airport, as well as the effect of implementing the GCG principles in preventing fraud. The subject of this research is the Accounting Manager and Legal & Compliance Manager, as well as the object of research in the form of fraud prevention using GCG principles as research indicators.

This is a case study research. The data were obtained by conducting interviews and documentation. The data analysis technique used is to compare the theory of the five principles of GCG with the practice of implementation in the Accountf data on the implementation of GCG principles to the factors that cause fraud.

The results showed that the five principles of GCG, namely the principle of transparency, the principle of accountability, the principle of responsibility, the principle of independence, and the principle of fairness have been applied by the Accounting Unit of PT Angkasa Pura 1 General Ahmad Yani Semarang International Airport. The implementation of the five principles of GCG in the Accounting Unit is able to prevent fraud.

Keywords: Good Corporate Governance, Fraud and Accountant

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan antikorupsi pada masa orde baru di Indonesia dinilai gagal oleh banyak pihak, kegagalan kebijakan antikorupsi ini terus berlanjut hingga pemerintahan reformasi dan bahkan masih relevan hingga saat ini.

Korupsi sistemik pada saat itu hampir terjadi di semua cabang pemerintahan dan sudah masuk keranah penegakan hukum. Pemberantasan korupsi semakin dipersulit karena pada saat itu perbuatan korupsi melekat dengan lingkungan pejabat tinggi negara.

Kegagalan kebijakan antikorupsi terjadi karena banyak faktor, salah satunya adalah kegagalan manajemen dalam proses pemerintahan dan penegakan hukum antikorupsi. Kegagalan manajemen ini terjadi karena tidak bekerjanya fungsi manajemen dalam proses implementasi kebijakan pemberantasan korupsi yang bersifat taktikal, fungsional, dan manajerial (Arya, 2014).

Salah satu tempat yang rawan akan korupsi di tubuh pemerintahan adalah Badan Usaha Milik Negara atau BUMN. Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan ketika pada masa awal bekerjanya membuka kasus hukum di Kementrian BUMN dan mendapatkan 159 kasus yang diantaranya kurang lebih 53 telah menjadi tersangka (Sukamto, BISNIS.TEMPO.co diakses Agustus 2021)

(15)

2

Menurut data tindak pidana korupsi berdasarkan instansi yang dapat diakses di web resmi KPK menunjukkan angka tertinggi kasus pidana korupsi selama kurun waktu 18 tahun terakhir terletak pada tahun 2020 dengan jumlah 16 kementrian lembaga BUMN atau BUMD. Grafik menunjukkan penurunan dalam dua tahun terakhir, apabila dihitung jumlah tindak pidana korupsi selama masa jabatan Menteri Erick Tohir terdapat 20 kasus di tubuh BUMN atau BUMD.

Pemerintah lewat Kementrian BUMN terus berusaha menekan angka korupsi di tubuh Badan Usaha Milik Pemerintah, baru-baru ini Komisi Pemberantasan Korupsi dan 27 perusahaan BUMN termasuk PT Angkasa Pura 1 (Persero) menjalin kerja sama dalam pencegahan korupsi melalui Whistleblowing System (WBS) terintegrasi. Dilansir dari CNBCINDONESIA.com Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan tidak ada istilah pandang bulu terhadap segala bentuk kasus korupsi. Penilaian dan pelaporan keseluruhan perusahaan BUMN dilakukan dengan transparan dan adil.

PT Angkasa Pura 1 (Persero) atau dikenal juga dengan Angkasa Pura Airports merupakan pelopor pengusahaan kebandarudaraan komersial di Indonesia. Perusahaan yang berdiri pada tanggal 15 November 1962 dengan ditandai terbitnya PP Nomor 33 Tahun 1962 mengenai Pendirian Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran. Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan PP Nomor 25 Tahun 1986 nama Perum Angkasa Pura diubah menjadi perusahaan Umum Angkasa Pura 1 yang lalu kemudian

(16)

3

berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1992 bentuk Perum diubah menjadi Perseroan Terbatas atau PT yang kepimilikan seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.

PT Angkasa Pura 1 (Persero) mengelola lima belas bandara di Indonesia antara lain: Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Juanda, Bandara Sultan Hasanuddin, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Bandara Frans Kaiseipo, Bandara Sam Ratulangi, Bandara Syamsudin Noor, Bandara Jenderal Ahmad Yani, Bandara Adisutjipto, Bandara Adi Soemarmo, Bandara Internasional Lombok, Bandara Pattimura, Bandara El Tari, Bandara Internasional Yogyakarta, dan Bandara Sentani.

PT Angkasa Pura 1 (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang jarang ditemukan kasus korupsi di dalam tubuh perusahaanya. Tidak sepenuhnya bersih, beberapa kasus dugaan korupsi pernah termuat di media massa, 3 Februari 2009 Indonesia Corruption Watch pernah melaporkan kasus dugaan korupsi penggunaan E-Auction di PT Angkasa Pura 1 ke KPK. Dikutip dari NASIONAL.TEMPO.co Koordinator tim investigasi ICW Agus Sunarnyanto menambah aduan laporan berupa penyalahgunaan jatah rumah jabatan, kendaraan jabatan, fasilitas olah raga, dan fasilitas dana promosi oleh beberapa pejabat PT Angkasa Pura 1, taksiran kerugian yang dialami oleh negara mencapai 4,9 miliar Rupiah. Dengan sumber media massa yang sama kasus dugaan korupsi juga pernah terjadi pada tahun 2014 mengenai kasus pengadaan

(17)

4

mobil pemadam kebakaran yang melibatkan Direktur Utama PT Angkasa Pura 1 Tommy Soetomo, potensi kerugian atas kasus ini ditaksir mencapai 63 miliar rupiah.

Pemerintah membentuk Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2004 dengan diterbitkannya Nomor KEP/49/M.EKON/11/2004 pembentukan komite ini merupakan perwujudan komitmen Indonesia dalam perbaikan tata kelola negara dan ekonomi yang terus berkambang dan menyesuaikan prinsip-prinsip tata kelola global. KNKG telah menyusun dan mengeluarkan dua pedoman yaitu Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia: 2006 dan Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System): 2008.

Pedoman ini masuk dalam Tata Kelola Perusahaan yang memiliki tujuan menciptakan adanya kesamaan pandangan serta komitmen dari semua pihak yang terlibat sebagai bentuk penegakan etika bisnis.

Good Corporate Governance merupakan bentuk upaya memotivasi pihak manajemen dalam meningkatkan keberhasilan dan sekaligus juga mengendalikan perilaku manajemen agar tetap mengindahkan kepentingan stakeholders (KNKG, 2006). Implementasi Good Corporate Governance diharapkan mampu membawa pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Semakin tinggi tingkat implementasi GCG semakin tinggi pula nilai perusahaan yang ditunjukkan dengan tingginya harga saham perusahaan (Retno, Priantinah: 2012).

(18)

5

Akuntansi mempunyai peran sangat penting dalam suatu perusahaan, akuntansi menyediakan informasi penting mengenai gambaran keuangan perusahaan. Gambaran keuangan berupa kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan itulah yang kemudian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.

Hubungan akuntansi tidak sebatas dengan urusan internal perusahaan, para akuntan dan data-data akuntansi berperan sebagai jembatan penghubung bagi perusahaan dengan pihak ketiga dalam pengambilan keputusan terkait kerja sama, investasi, jual beli dan transaksi lainnya. Pentingnya akuntansi dalam suatu perusahaan memilikki nilai vital tersendiri, maka dari itu keabsahan laporan keuangan memilikki nilai yang mutlak dan dapat di pertanggungjawabkan.

Fraud dalam laporan keuangan terjadi ketika tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Fraud laporan keuangan sering terjadi pada perusahaan-perusaan swasta ataupun milik pemerintah. Kasus fraud dalam laporan keuangan pada badan usaha milik negara yang banyak diperbincangkan adalah kasus pada PT Garuda Indonesia (Persero) tahun 2018, PT Kimia Farma (Persero) tahun 2001, PT Timah Persero TBK tahun 2015, dan beberapa BUMN lainnya. Beberapa kasus tersebut tentu merugikan banyak pihak baik dari perusahaan itu sendiri maupun pemerintah yang dinilai gagal dalam mengawasi kinerja BUMN.

(19)

6

Dari pejabaran di atas, penulis akan meneliti mengenai implementasi prinsip Good Corporate Governance dan dampaknya dalam mencegah fraud oleh unit akuntansi dalam perannya sebagai penyedia informasi keuangan perusahaan. Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat perusahaan gunakan sebagai bahan evaluasi sejauh mana implementasi prinsip Good Corporate Governance pada unit akuntansi di kantor cabang dan sejauh mana implementasi prinsip Good Corporate Governance dapat mencegah fraud pada unit akuntansi.

B. Batasan Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pencegahan fraud pada unit akuntansi dengan menggunakan lima prinsip Good Corporate Governance sebagai batasan penelitian, kelima prinsip Good Corporate Governance tersebut, yakni: transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kemandirian, dan kewajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana implementasi prinsip Good Corporate Governance pada unit Akuntansi PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang?

2. Bagaimana dampak implementasi prinsip Good Corporate Governance dalam mencegah terjadinya Fraud pada unit Akuntansi PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang?

(20)

7 D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan pertanyaan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui implementasi prinsip Good Corporate Governance pada unit Akuntansi PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.

2. Mengetahui dampak implementasi prinsip Good Corporate Governance dalam pencegahan fraud pada unit Akuntansi PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.

E. Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi kantor cabang dalam menilai sejauh mana perusahaan telah menerapkan prinsip Good Corporate Governance pada unit akuntansi serta pengaruh implementasi prinsip Good Corporate Governance dalam mencegah terjadinya fraud.

2. Bagi peneliti

Hasil Penelitan ini dapat menjadi pengalaman, proses pendalaman materi, perkembangan ilmu dan pengetahuan yang baru, khususnya

(21)

8

yang berkaitan dengan Good Corporate Governance dan dampaknya bagi pencegahan fraud pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas konsep dasar yang mendukung penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini membahas jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel pnelitian, dan pengukuran, serta metode analisis.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menjelaskan segala hal yang berkaitan dengan profil PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang sebagai objek penelitian.

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas implementasi prinsip Good Corporate Governance pada unit Akuntansi PT

(22)

9

Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang serta pengaruhnya dalam mencegah fraud perusahaan.

BAB VI Penutup

Bab ini menarik kesimpulan dari hasil analisis dan pambahasan serta memuat keterbatasan penelitian dan saran.

(23)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Good Corporate Governance

1. Pengertian Good Corporate Governance

Governance adalah kata lain dari gubernance yang memiliki arti mengarahkan dan mengendalikan. Dalam manajemen bisnis, kata tersebut dipergunakan dalam kegiatan perusahaan dan diadaptasi menjadi corporate governance sebagai upaya mengarahkan dan mengendalikan kegiatan organisasi atau perusahaan.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai

“Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.” Dengan kata lain GCG merupakan seperangkat pedoman yang mengatur hubungan para pemangku kepentingan dengan pemenuhan hak dan kewajiban mereka.

Pedoman tata kelola perusahaan (Code of Corporate Governance) PT Angkasa Pura 1 (Persero) mendifinsikan Good Corporate Governance sebagai “Prinsip-prinsip yang mendasari

(24)

11

suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.” Dengan kata lain Good Corporate Governance adalah “komitmen, aturan main, serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika.”

2. Tujuan Good Corporate Governance

Tujuan penerapan GCG dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) KEP.110/OM.04/2019 PT Angkasa Pura 1 (Persero), antara lain:

a. Penerapan prinsip-prinsip GCG akan meningkatkan citra dan kinerja perusahaan serta meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham.

b. Tujuan penerapan GCG adalah:

1) Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan penerapan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.

2) Terlaksananya pengelolaan perusahaan secara professional dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian.

3) Terlaksananya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pemangku kepentingan (stakeholders).

(25)

12

4) Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, khususnya di bidang kebandarudaraan.

3. Prinsip Good Corporate Governance

Komite Nasional Kebijakan Governance mengeluarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia tahun 2006. Salah satu bagian dalam pedoman tersebut berupa prinsip Good Corporate Governance yang memuat lima poin penting, yaitu:

a. Transparansi (Transparency) Prinsip Dasar

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

Pedoman Pokok Pelaksanaan

1) Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.

(26)

13

2) Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.

3) Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.

4) Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.

b. Akuntabilitas (Accountability) Prinsip Dasar

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu

(27)

14

perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

Pedoman Pokok Pelaksanaan

1) Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate values), dan strategi perusahaan.

2) Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.

3) Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.

4) Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta memiliki sistem

(28)

15

penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).

5) Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.

c. Responsibilitas (Responsibility) Prinsip Dasar

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

Pedoman Pokok Pelaksanaan

1) Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan (by-laws).

2) Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.

(29)

16

d. Independensi (Independency) Prinsip Dasar

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Pedoman Pokok Pelaksanaan

1) Masing-masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif.

2) Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi dana tau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain.

e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness) Prinsip Dasar

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham

(30)

17

dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Pedoman Pokok Pelaksanaan

1) Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup kedudukan masing-masing.

2) Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.

3) Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik.

Prinsip Good Corporate Governance menurut Kementrian Badan Usaha Milik Negara nomor. KEP-117/M-MBU/2002 pasal 3, yaitu:

a. Transparansi

Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi

(31)

18

materiil dan relevan mengenai perusahaan dan mencegah upaya penyembunyian informasi yang relevan bagi pengguna maupun stakeholder.

b. Akuntabilitas

Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

c. Kemandirian

Suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat.

d. Pertanggungjawaban

Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip- prinsip korporasi yang sehat.

e. Kewajaran

Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(32)

19

Prinsip Good Corporate Governance dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) KEP.110/OM.04/2019 PT Angkasa Pura 1 (Persero), yaitu:

a. Transparansi

Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengumukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan kepada pemangku kepentingan.

b. Akuntabilitas

Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan peretanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

c. Pertanggungjawaban

Kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip- prinsip koporasi yang sehat.

d. Kemandirian

Keadaan di mana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

(33)

20 e. Kewajaran

Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Kecurangan (Fraud) 1. Pengertian Fraud

Fraud merupakan penipuan kriminal yang berarti setiap tindakan kesalahan serius dengan maksud jahat yang dari tindakan tersebut pelaku dapat memperoleh manfaat dan merugikan korban secara finansial serta dengan maksud memberi manfaat keuangan kepada pelaku fraud (Lindquist, Wells. 1995.3).

Fraud Risk Assessment: Building a Fraud Audit (Leonard, 2008) menyatakan bahwa “Fraud dilakukan di dalam sebuah organisasi, oleh organisasi dan untuk organisasi yang merupakan tindakan dan dilakukan baik secara internal atau eksternal, serta dilakukan secara sengaja, ilegal dan disembunyikan.”

Sedangkan menurut (Tunggal, 2016) menyatakan bahwa

“Fraud menggambarkan setiap upaya penipuan yang disengaja, yang dimasudkan untuk mengambil aset atau hak orang atau pihak lain”.

Berdasarkan ketiga pandangan di atas, fraud merupakan tindakan melanggar peraturan dan perundang-undagan yang berlaku

(34)

21

di sebuah organisasi dan dapat merugikan pihak lain baik secara material maupun finansial.

2. Jenis Fraud Dalam Akuntansi

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) lewat SPAP Seksi 316 mengatakan bahwa fraud akuntansi, adalah:

a. Salah saji yang timbul dari fraud dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau penghilangan secara jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakaian laporan keuangan.

b. Salah saji yang timbul dari perilaku tidak semestinya terhadap aktiva atau biasa disebut penyalahgunaan atau penggelapan yang berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia.

Sedangkan menurut (Arens, 2008) menjabarkan jenis fraud dalam Akuntansi yang dibagi menjadi dua jenis fraud yang utama adalah:

a. Pelaporan keuangan yang curang

Pelaporan keuangan yang curang adalah salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud mampu menipu para pemakai laporan keuangan tersebut. Sebagian besar kasus melibatkan salah saji jumlah yang disengaja, bukan pengungkapan.

Pengabaian jumlah kurang lazim dilakukan, tetapi

(35)

22

perusahaan dapat saja melebih sajikan laba dengan mengabaikan utang usaha dan kewajiban lainnya. Beberapa bentuk fraud dari kasus pelaporan keuangan yang curang, seperti: Upaya mengurang pajak penghasilan, membentuk cadangan laba “cookie jar reserve” untuk periode yang akan datang atau juga biasa disebut income smoothing dan earnngs management.

b. Penyalahgunaan aktiva

Penyalahgunaan aktiva adalah fraud yang melibatkan pencurian aktiva entitas. Dalam banyak kasus, tetapi tidak semata, jumlah yang terlibat tidak material terhadap laporan keuangan. Akan tetapi, pencurian aktiva peursahaan seringkali mengkhawatirkan manajemen, tanpa memperhatikan materialitas jumlah yang terkait, karena pencurian bernilai kecil dapat menjadi gunung seiring dengan berjalannya waktu.

3. Faktor Pemicu Fraud

Fraud Triangle adalah skema atau gagasan dalam mengamati penyebab terjadinya kecurangan. Skama ini pertama kali diperkenalkan oleh Donald R. Cressey (1953). Fraud Triangle memuat tiga instrumen, yaitu: Pressure, opportunity, dan rationalization.

(36)

23 a. Pressure (tekanan)

Pelaku fraud bermula dari suatu tekanan yang menhimpitnya atau memaksanya. Pelaku terdesak oleh kebutuhan keuangan.

b. Opportunity (kesempatan)

Pelaku kecurungan beranggapan bahwa ada peluang baginya untuk melakukan kejahatan tanpa diketahui orang lain.

Dalam instrumen kesempatan ini terdapat tambahan dua komponen, yaitu: Pertama adalah general information dimana pelaku memilikki pengetahuan bahwa kedudukan yang mengandung trust atau keperceyaan, dapat dilanggar dengan mengindahkan konsekuensinya. Kedua adalah technical skill dimana keahlian dibutuhkan dalam melaksanakan fraud.

c. Rationalization (rasionalisasi)

Pelaku fraud mencari tindakan pembenaran sebelum melakukan fraud. Pembenaran ini bisa menjadi motivasi para pelaku dalam melakukan fraud.

Fraud Diamond Theory yang dicetuskan oleh Wolfe dan Hermason (2004) merupakan bentuk penyempurnaan dari skema fraud triangle yang dibuat oleh Donald R. Cressey (1953). Dalam Fraud Diamond Theory dikatakan bahwa kecurangan tidak akan terjadi tanpa adanya kemampuan dalam melakukan kecurangan.

(37)

24

Posisi seseorang dan fungsi dalam organisasi memberikan kekuatan lebih dalam melakukan kecurangan. Oleh sebab itu instrument capability atau kemampuan, ditambahkan pada Fraud Diamond Theory.

Pentagon Fraud yang dicetuskan oleh Crowe (2011) merupakan bentuk pengembangan dari Fraud Diamond Theory.

Dalam teori ini terdapat perubahan dari capability pada risk factor fraud digantikan dengan competence dengan makna dan istilah yang sama. Ada penambahan satu instrumen dalam teori Pentagon Fraud yaitu arrogance dimana sifat ini merupakan superioritas atas hak yang dimilikki dan merasa bahwa pengendalian internal dan kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya.

4. Pencegahan Fraud Akuntansi

Pencegahan fraud pada umumnya merupakan aktivitas yang dilaksanakan oleh manajemen dalam menetapkan kebijakan, sistem dan prosedur yang dapat membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilaksanakan sehingga mampu memberikan keyakinan memadai dalam mencapai tugas tujuan pokok, yaitu:

Keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum yang berlaku dan peraturan (COSO,1992).

Menurut (Amrizal, 2004) dalam website BPKP.go.id menjabarkan pencegahan fraud akuntansi dalam tiga poin pokok,

(38)

25

yaitu: Membangun struktur pengendalian intern yang baik, mengefektifkan aktivitas pengendalian, dan meningkatkan kultur organisasi.

Meningkatkan kultur organisasi dapat dilakukan dengan pengimplementasian prinsip-prisnip Good Corporate Governance yang saling terkait satu sama lain agar dapat mendorong kinerja perusahaan baik secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.

C. Implementasi Prinsip Good Corporate Governance dan Pencegahan Fraud

Implementasi Good Corporate Governance didasarkan pada atau sejalan dengan teori agensi (Razaee: 2009) mengatakan bahwa “Agency relationship is a contract under which one or more persons principals engage another person agent to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent.” Dalam teori ini menjelaskan hubungan antara manajemen dengan pemilik yang terdapat adanya pemisahan antara pemilik (Principal) dan pengelola perusahaan (Agent), sehingga dapat menimbulkan potensi adanya agency problem.

Pemisahan antara pemilik dan pengelola dalam perusahaan dapat menimbulkan adanya potensi asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan situasi dimana terjadi ketidakselarasan informasi antara pihak yang mempunyai dan menyediakan informasi dengan pihak yang

(39)

26

membutuhkan informasi (Willopo, 2006). Ketidakseimbangan informasi antara pihak internal dan eksternal perusahaan akan membuka peluang bagi pihak internal untuk melakukan tindak fraud karena mempunyai informasi yang lebih banyak daripada pihak eksternal.

Implementasi Good Corporate Governance sejalan dengan teori Stewardship dimana dalam teori ini menjelaskan apa yang menyebabkan kepentingan perlu disesuaikan. Teori stewardship mendefinisikan situasi dimana para manajer tidak termotivasi dengan tujuan individu melainkan manajer bersama-sama menyatukan diri dengan tujuan serta kepentingan dari prinsipal (Davis, Schoorman, Donaldson: 1997).

Keterbukaan informasi keuangan dapat mengurangi resiko fraud pada perusahaan. (Medina, 2015) mengatakan bahwa “transparency does have both a direct effect on trust and an indirect effect that is mediated by satisfaction” pemerintah yang tertutup akan informasi keuangan menimbulkan asumsi masyarakat bahwa pemerintah mempunyai setumpuk rahasia penyelewengan keuangan dan dapat dinilai masyrakat bahwa pemerintah kurang terbuka dalam mengelola keuangan.

Implementasi pengandalian internal akan kualitas laporan keuangan mampu mencegah terjadinya fraud. Diperkuat oleh (Rustini, 2014) dengan adanya sistem pengendalian intern diharapkan dapat menekan terjadinya penyimpangan dan penyelewengan dalam batas yang layak sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan yang tepat oleh managemen perusahaan.

(40)

27

Pengaruh sistem reward dalam pencegahan fraud juga diperkuat oleh (Riadi M, 2012) Kompensasi merupakan istilah yang berkaitan dengan imbalan finansial yang diterima oleh karyawan melalui hubungan kepegawaian dengan sebuah organisasi. Sistem pengenaan Reward &

Punishment sama-sama dibutuhkan guna merangsang karyawan agar meningkatkan kualitas kerjanya (Febrianti, 2014).

D. Penelitian Terdahulu

Implementasi prinsip Good Corporate Governance mempunyai peran dalam mencegah terjadinya fraud dalam sebuah perusahaan atau korporasi. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai keterkaitan dengan judul dan rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain:

Penelitian Hasanah (2020) mengenai Implementasi Good Corporate Governance Guna Meminimalisir Kecurangan Dalam Bank Syariah. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecurangan sering terjadi karena ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu: tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. Untuk mengatasi timbulnya sebuah kecurangan, tata kelola yang baik Good Corporate Governance sangatlah dibutuhkan. Tata kelola yang baik juga menerapkan prinsip yang sudah ditetapkan, yaitu: prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.

Penelitian Rahmania (2020) mengenai Peranan Prinsip Good Corporate Governance dan Pengendalian Internal Berpengaruh Terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud). Dalam penelitian tersebut menunjukkan

(41)

28

bahwa penerapan prinsip Good Corporate Governance berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan (fraud) pada perusahaan badan usaha milik negara. Meningkatnya penerapan prinsip GCG akan berbanding lurus dengan pencegahan kecurangan, yang artinya dengan penerapan prinsip GCG yang baik maka pencegahan kecurangan dapat diatasi dengan baik pula. Hal itu terjadi karena prinsip GCG seperti transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kesetaraan dan kewajaran apabila diterapkan maka dapat mendukung pencegahan kecurangan pada perusahaan badan usaha milik negara.

Penelitian Batara (2014) mengenai Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Perilaku Fraud pada PT Pegadaian (Persero). Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan prinsip Good Corporate Governance dapat mengendalikan perilaku fraud pada PT Pegadaian (Persero). Sejalan dengan bukti bahwa keterpurukan kondisi perekonomian seperti lemahnya daya saing hingga korupsi, kolusi dan nepotisme yang banyak terjadi di BUMN terjadi karena banyak perusahaan tidak menerapkan prinsip perusahaan atau Good Corporate Governance dengan baik.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya terletak pada subjek penelitian dimana penelitian ini mengukur sejauh apa perusahaan telah menerapkan prinsip Good Corporate Governance pada Unit Akuntansi kantor cabang PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang, serta kemampuan implementasi prinsip Good

(42)

29

Corporate Governance yang telah dilakukan dalam mencegah terjadinya fraud pada unit akuntansi.

(43)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan studi kasus, dimana studi kasus merupakan metode yang diterapkan untuk memahami individu lebih mendalam dengan dipraktekkan secara integratif dan komprehensif. Hal ini dilakukan supaya peneliti bisa mengumpulkan dan mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai individu yang diteliti (Susilo, Gudnanto: 2011).

B. Waktu dan Tempat Penelitian A. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober tahun 2021 C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Accounting Manajer serta Legal &

Compliance Manajer. Sedangkan objek penelitian ini adalah pencegahan fraud dengan menggunakan prinsip Good Corporate Governance sebagai indikator penelitian.

D. Data Penelitian

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan hasil wawancara kepada subjek penelitian yang kemudian diperoleh informasi mengenai

(44)

31

implementasi prinsip Good Corporate Governance pada unit akuntansi serta dampaknya dalam pencegahan fraud. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil dokumentasi penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua jenis cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan Accounting Manager dan Legal & Compliance Manager di PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.

Peneliti melakukan wawancara dengan memberikan pertanyaan yang telah disusun terkait dengan implementasi prinsip Good Corporate Governance pada unit akuntansi serta pengaruhnya dalam pencegahan fraud pada perusahaan.

2. Dokumentasi

Dokumentansi dilakukan dengan mencermati arsip dokumen serta data tertulis lainnya, seperti: Pedoman Tata Kelola PT Angkasa Pura 1 (Persero), Annual Report, struktur perusahaan, tugas dan tanggungjawab unit akuntansi dan legal & compliance.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah penelitian, penulis menggunakan langkah analisis data sebagai berikut:

1. Peneliti akan mendeskripsikan hasil wawancara dengan Accounting Manager dan Legal & Compliance Manager PT Angkasa Pura 1

(45)

32

Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang serta hasil studi dokumen.

2. Peneliti akan melakukan analisis terhadap hasil wawancara dengan Accounting Manager dan Legal & Compliance Manager mengenai implementasi prinsip Good Corporate Governance serta dampaknya dalam pencegahan fraud. Peneliti menginterpretasi implementasi lima prinsip Good Corporate Governance pada unit Akuntansi PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang yang didasari dengan makna prinsip Good Corporate Governance dalam pedoman tata kelola perusahaan PT Angkasa Pura 1 (Persero) dan pedoman pokok pelaksanaan yang dimuat dalam pedoman umum Good Corporate Governance versi KNKG (2006). Serta pencegahan fraud dengan meningkatkan kultur organisasi (Amrizal, 2004).

3. Peneliti akan menarik kesimpulan atas hasil analisis dan interpretasi mengenai implementasi lima prinsip Good Corporate Governance pada unit akuntansi serta dampaknya dalam pencegahan fraud pada unit akuntansi PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.

(46)

33 BAB IV

GAMBARAN UMUM PT ANGKASA PURA 1 (Persero) BANDAR UDARA INTERNASIONAL JENDERAL AHMAD YANI SEMARANG

A. Sejarah Perusahaan

Pada awalnya Bandara Ahmad Yani merupakan pangkalan udara TNI Angkatan Darat yang dulu bernama Pangkalan Udara Angkatan Darat Kalibanteng. Status tersebut berubah ketika Panglima Angkatan Darat bersama Mentri Perhubungan dan Menteri Angkatan Darat mengeluarkan surat keputusan pada tanggal 31 Agustus 1966 sehingga Pangkalan Udara AD diubah statusnya menjadi Pangkalan Udara Bersama Kalibanteng Semarang.

Dalam proses berjalannya waktu Pangkalan Udara Bersama Kalibanteng Semarang mengalami peningkatan frekuensi penerbangan sipil, oleh sebab itu dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhitung mulai 1 Oktober 1995 pengelola Bandar Udara Ahamad Yani diserahkan kepada PT Angkasa Pura 1 (Persero) dengan pembinaan teknis tetap dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

Seiring perkembangan, pengguna jasa bandara menghendaki adanya penerbangan internasional. Oleh sebab itu pada tanggal 10 Agustus 2004 dikeluarkan SK Menteri Perhubungan Nomor KM. 64 Tahun 2004 yang mengatur tentang pelayanan angkatan udara ke luar negeri dan dari luar negeri melalu Bandar Udara Ahmad Yani Semarang.

(47)

34

Terbaru pada tanggal 6 Juni 2018 Presiden Republik Indonesia meresmikan terminal baru bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang.

Pengembangan ini memiliki tujuan dalam meningkatkan kapasitas daya tampung penumpang sembilan kali lipat atau 6,5 juta penumpang per tahunnya. Terminal baru ini memilikki luas area 58.652 meter persegi, dan dengan apron seluas 72.522 meter persegi yang mampu memuat 13 pesawat narrow body atau konfigurasi 10 pesawat narrow body dan 2 pesawat wide body cargo.

B. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan 1. Visi Perusahaan

Menjadi penghubung dunia yang lebih dari sekedar operator bandar udara dengan keunggulan layanan yang menampilkan kermahtamahan khas Indonesia.

2. Misi Perusahaan

a. Memberikan layanan berskala global dalam standar keselamatan, keamanan, dan kenyamanan terbaik.

b. Meningkatkan nilai pemangku kepentingan.

c. Menjadi mitra pemerintah dan penggerak pertumbuhan ekonomi.

d. Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreativitas dan inovasi.

(48)

35

e. Memberikan kinerja pelayanan bandar udara yang prima dalam memenuhi harapan stakeholder melalui pengelolaan sumber daya manusia yang unggul.

f. Memberikan kontibusi positif pada kelestarian lingkungan.

3. Nilai Perusahaan

a. Amanah: Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.

b. Kompeten: Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.

c. Harmonis: Saling peduli dan menghargai perbedaan.

d. Loyal: Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

e. Adaptif: Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun menghadapi perubahan.

f. Kolaboratif: Membangun kerja sama yang sinergis.

C. Kondisi dan Luas Wilayah

Kantor Cabang PT Angkasa Pura 1 (Persero) terletak di Jalan Puad Ahmad Yani, Semarang. Kantor cabang tersebut berada satu kompleks dengan Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang. Bandara Jenderal Ahmad Yani termasuk dalam wilayah bagian barat kota Semarang.

Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 2.680 meter, lebar 45 meter, dan memilikki luas area terminal 58.652 meter serta apron seluas 72.522 meter persegi.

(49)

36

D. Struktur Organisasi PT Angkasa Pura 1 (Persero) Bandar Udara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang

(50)

37 E. Tugas & Tanggung Jawab

1. Tugas & Tanggung Jawab Accounting Manager

1) Tugas Accounting Manager adalah memastikan tersedianya laporan keuangan, analisa keuangan, pengendalian anggaran melalui verifikasi, pencatatan, dan koordinasi dengan unit kerja terkait serta pengelolaan pajak guna tercapainya akurasi dan ketepatan waktu pencatatan keuangan serta mendukung peningkatan kepuasan pelanggan internal dan eksternal dengan prinsip kehati-hatian berdasarkan standar akuntansi keuangan dan pedoman yang berlaku di Perusahaan serta melaksanakan kepatuhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan internal Perusahaan.

2) Tanggung jawab Accounting Manager dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:

a. memastikan tersedianya Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP);

b. memastikan tercapainya kontrak manajemen yang telah disepakati;

c. memastikan perannya sebagai people manager pada unit kerjanya;

d. memastikan pengelolaan pembinaan kompetensi personel unit kerjanya

e. memastikan pengembangan inisiatif atas inovasi proses dan produk secara aktif dan mendukung inovasi yang berasal dari unit kerja lain;

f. memastikan kegiatan unit kerjanya berjalan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang telah ditetapkan;

(51)

38

g. memastikan pelaksanaan kegiatan unit kerjanya sesuai dan relevan dengan sistem manajemen yang diterapkan Perusahaan;

h. memastikan kesesuaian pelaksanaan kegiatan unit kerjanya terhadap peraturan perundang-undangan dan peraturan internal Perusahaan;

i. memastikan perencanaan dan pelaksanaan perbaikan (improvement) atas temuan audit di unit kerja di bawah tanggung jawabnya;

j. memastikan terlaksananya pengelolaan proses penyusunan, pengendalian, dan pelaporan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Kantor Cabang untuk mendukung tercapainya target kinerja Kantor Cabang yang telah ditetapkan dan penyampaian feedback kepada seluruh unit kerja internal di Kantor Cabang;

k. memastikan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan pedoman standar akuntansi yang berlaku;

l. memastikan penyusunan laporan manajemen sesuai ketentuan yang berlaku;

m. memastikan perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku meliputi verifikasi, penghitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak;

n. memastikan terlaksananya penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang accounting.

(52)

39

2. Tugas & Tanggung Jawab Legal & Compliance Manager

1) Tugas Legal and Compliance Manager adalah memastikan tersedianya produk hukum, penanganan dan penyelesaian permasalahan hukum, dan sistem kepatuhan Perusahaan serta dokumentasi dan distribusi kontrak pengadaan barang dan/atau jasa di Kantor Cabang berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta melaksanakan kepatuhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan internal Perusahaan.

2) Tanggung jawab Legal and Compliance Manager dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:

a. memastikan tersedianya Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP);

b. memastikan tercapainya kontrak manajemen yang telah disepakati;

c. memastikan perannya sebagai people manager pada unit kerjanya;

d. memastikan pengelolaan pembinaan kompetensi personel unit kerjanya;

e. memastikan pengembangan inisiatif atas inovasi proses dan produk secara aktif dan mendukung inovasi yang berasal dari unit kerja lain;

f. memastikan kegiatan unit kerjanya berjalan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) yang telah ditetapkan;

g. memastikan pelaksanaan kegiatan unit kerjanya sesuai dan relevan dengan sistem manajemen yang diterapkan Perusahaan;

h. memastikan terlaksananya perencanaan, pengelolaan, fasilitasi, koordinasi, penyiapan

(53)

40

laporan, dan evaluasi penerapan sistem kepatuhan Kantor Cabang;

i. memastikan perencanaan dan pelaksanaan perbaikan (improvement) atas temuan audit di unit kerja di bawah tanggung jawabnya;

j. memastikan terlaksananya penyusunan rancangan hukum (legal drafting) atas Surat Keputusan, Surat Perintah, Surat Edaran, Instruksi, dan perjanjian, kesepakatan atau nota kesepahaman yang berada di Kantor Cabang;

k. memastikan terlaksananya evaluasi atau tinjauan hukum di bidang legal;

l. memastikan terlaksananya penanganan permasalahan hukum baik litigasi dan alternatif penyelesaian sengketa termasuk pendampingan hukum dengan Kejaksaan, Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), dan instansi/pihak terkait lainnya;

m. memastikan terlaksananya pemutakhiran (updating) peraturan yang berlaku serta mengusulkan dan berkoordinasi dengan unit kerja yang terkena dampak dari suatu penetapan peraturan;

n. memastikan terlaksananya dokumentasi dan distribusi kontrak pengadaan barang dan/atau jasa, tidak termasuk proses dan tinjauan hukum terkait pengadaan barang dan/atau jasa;

o. memastikan terlaksananya penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang legal and compliance.

(54)

41

F. Pemegang Saham, Subsidiary dan Joint Venture

PT Angkasa Pura 1 (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang sahamnya 100% dimilikki oleh Negara Republik Indonesia.

Perusahaan juga memilikki beberapa anak perusahaan guna meningkatkan porsi pendapatan non-Aeronautika perusahaan, beberapa Subsidiary dan Joint Venture PT Angkasa Pura 1 (Persero) antara lain :

1. Angkasa Pura Hotels yang bergerak di bidang perhotelan.

2. Angkasa Pura Logistics yang bergerak di bidang warehousing, total baggage solution, regulated, agents, distribution center dan freight forwarding.

3. Angkasa Pura Property yang bergerak di bidang usaha pembangunan.

4. Angkasa Pura Supports yang bergerak di bidang jasa, pembangunan, pengangkutan darat, perbengkelan, percetakan, dan perdagangan.

5. Angkasa Pura Retail yang bergerak di bidang usaha penjualan dan pemasaran.

6. PT Gapura Angkasa adalah perusahaan patungan yang didirikan oleh tiga BUMN yaitu PT Garuda Indonesia, Angkasa Pura Airports, dan PT Angkasa Pura II.

7. Investasi dalam saham pada PT Jasa Marga Bali Tol yang merupakan konsorsium investasi pembangunan jalan tol Nusa Dua - Ngurah Rai – Benoa di daerah Bali oleh beberapa perusahaan BUMN.

(55)

42

8. Yakkap I merupakan layanan di bidang sosial dan kemanusiaan yang didirikan oleh Angkasa Pura Airports dalam meningkatkan kesejahteraan peserta program tunjangan hari tua, program bantuan pemeliharaan kesehatan, dan program bantuan lainnya.

9. Dana Pensiun Angkasa Pura 1 (DAPENRA) yang meruapakan program pension pegawai Angkasa Pura Airports sebagai bentuk imbalan pascakerja, dan tanggung jawab sosial perusahaan kepada pegawai.

(56)

43 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Profil Narasumber

Narasumber yang terlibat dalam penelitian di PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang berjumlah 2 orang, yaitu:

1. Laurensius Julian Purwanjana sebagai Accounting Manajer.

2. Desy Tunjung Sari sebagai Legal & Compliance Manajer.

B. Implementasi Prinsip Good Corporate Governance dalam Unit Akuntansi PT Angkasa Pura 1 Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang

Berikut ini adalah analisis data dan pembahasan dari implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance berdasarkan hasil wawancara terhadap narasumber dan intepretasi prinsip Good Corporate Governance dari pedoman umum GCG versi (KNKG, 2006) serta pedoman tata kelola perusahaan PT Angkasa Pura 1 (Persero).

1. Prinsip Transparansi

Code of Corporate Governance PT Angkasa Pura 1 (Persero) mendefinisikan prinsip transparansi dengan keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi matriil dan relevan mengenai perusahaan kepada pemangku kepentingan.

(57)

44

Pedoman pokok pelaksanaan GCG versi KNKG tahun 2006 menjelaskan bahwa perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya, kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.

Akuntansi diharuskan menyediakan informasi keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi untuk para pemangku kepentingan, penyediaan ini harus diikuti dengan keterbukaan dan kemudahan dalam mengakses informasi keuangan. Berikut merupakan kutipan hasil wawancara dengan Accounting Manajer mengenai keterbukaan informasi keuangan untuk para pemangku kepentingan.

“Kita memilikki kewajiban melaporkan laporan keuangan kepada TNI setiap bulan Maret karena kita punya kontrak kerja sama.”

“Para mitra kerja perusahaan juga bisa kalau mau meminta laporan keuangan, yang pasti ya harus sesuai dengan kepentingan korporasi”

Accounting manajer dalam wawancara tersebut mau memberitahukan bahwa laporan keuangan bisa diakses atau diminta oleh para pemangku kepentingan yang dalam hal ini adalah TNI dan para mitra kerja. Bentuk kewajiban ini diatur dan tertuang dalam kontrak kerjasama antara pemangku kepentingan dengan perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan mutu dan kualitas pelayanan informasi di PT (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional

Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarta yang telah memberikan pengarahan, persahabatan, dan bimbingannya kepada penulis dalam

Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, yang telah memperkenankan penelitian di perusahaan dan

Angkasa Pura 1 Persero Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya dalam memberikan bantuan jasa yang dibutuhkan mitra usahanya 4 jaminan Assurance meliputi pelayanan yang ramah

Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta pernah dijadikan tempat Praktik Kerja Lapangan pada tahun 1997 oleh mahasiswa

Angkasa Pura I (PERSERO) Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarta sebesar 0,137 artinya variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variable komitmen

PROCUREMENT SECTION Susunan Organisasi Pengelola Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang. Struktur Organisasi Pengelola Bandar Udara Ahmad

Angkasa Pura I (Persero), Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya mengundang Penyedia Barang/ Jasa untuk mengikuti Pelelangan dengan metode