• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INOVASI PRODUK, DAYA TARIK IKLAN DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA CAFÉ DENGAN MENU UNIK (STUDI KASUS PADA CAFÉ TOMBO NGELAK YOGYAKARTA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH INOVASI PRODUK, DAYA TARIK IKLAN DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA CAFÉ DENGAN MENU UNIK (STUDI KASUS PADA CAFÉ TOMBO NGELAK YOGYAKARTA)."

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI KASUS PADA CAFÉ TOMBO NGELAK YOGYAKARTA)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Intan Firdausi 12808141010

PROGRAM STUDI MANAJEMEN - JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)
(4)
(5)

v

Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk pada

kenyataan, asal yakin di jalan yang benar.

(Gus Dur)

Barang siapa yang menempuh jalan dalam rangka menuntut

ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju

surga.

(Sabda Rasulullah SAW)

Jer basuki mawa bea

(pepatah jawa)

Somewhere inside all of us is the power to change the world.

(6)

vi

A du rr ’ dengan mengucap rasa syukur

kepada Allah SWT., karya ini penulis persembahkan untuk:

Papa dan mama tersayang yang selalu memberikan semangat tanpa meragukan kemampuanku, yang telah memberi dukungan moril maupun materi dan selalu mendoakan keberhasilanku disetiap

waktu.

Kakak-kakak dan dua ponakan lucu (Raysha dan Wikan) yang selalu menjadi obat rindu dan penyemangat selama

menyelesaikan skripsi ini.

Superhuman yang senantiasa menjadi motivator sekaligus penyemangat hebat dan juga sahabat-sahabat terbaik yang

selalu ada dan menemani dalam suka duka menggapai cita-cita.

(7)

vii

(STUDI KASUS PADA CAFÉ TOMBO NGELAK YOGYAKARTA) Oleh:

Intan Firdausi NIM. 12808141010

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh inovasi produk terhadap keputusan pembelian pada konsumen café Tombo Ngelak, (2) pengaruh daya tarik iklan terhadap keputusan pembelian pada konsumen

café Tombo Ngelak, (3) pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian pada konsumen café Tombo Ngelak, dan (4) pengaruh inovasi produk, daya tarik iklan, dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian pada konsumen café Tombo Ngelak.

Penelitian ini merupakan penelitian survei. Populasi pada penelitian ini adalah pengunjung di Café Tombo Ngelak Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 165 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 3,035 dengan nilai signifikansi sebesar 0,003<0,05; dan koefisien regresi sebesar 0,179; (2) daya tarik iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 3,563 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05; dan koefisien regresi sebesar 0,306; (3) persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 7,776 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05; dan koefisien regresi sebesar 0,935; dan (4) inovasi produk, daya tarik iklan dan persepsi harga berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian, dibuktikan dengan hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 53,433 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05.

Kata kunci: Inovasi Produk, Daya Tarik Iklan, Persepsi Harga, dan Keputusan Pembelian

(8)

viii

This study aims to determine: (1) the influence of product innovation on buying decisions on consumers café Tombo Ngelak, (2) the effect of the advertising attractiveness on buying decisions of consumers café Tombo Ngelak, (3) the influence of the price perception to buying decisions of consumers café Tombo Ngelak, and (4) the influence of product innovation, advertising attractiveness, and price perception on consumer buying decisions on Tombo Ngelak café.

This study is a survey research. The population in this study were visitors at Café Tombo Ngelak Yogyakarta. The sampling technique used purposive sampling method with a total sample of 165 people. Data collection techniques using questionnaires that have been tested for validity and reliability. Data analysis techniques used to answer the hypothesis is multiple regression.

The results of this study indicate that: (1) the product innovation and significant positive influence toward buying decisions, evidenced from t value of 3.035 with a significance value of 0.003 <0.05; and a regression coefficient of 0.179; (2) the advertising attractiveness positive and significant influence toward buying decisions, evidenced from t value of 3.563 with a significance value of 0.000 <0.05; and a regression coefficient of 0.306; (3) the price perception positive and significant influence toward buying decisions, evidenced from t value of 7.776 with a significance value of 0.000 <0.05; and a regression coefficient of 0.935; and (4) the product innovation, advertising attractiveness, and price perception simultaneously influence toward buying decisions, evidenced by the test results obtained by calculated F value of 53.433 with a significance of 0.000 <0.05.

(9)

ix

Segala puji milik Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa

melimpahkan segala rahmat, karunia, dan petunjuk Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Inovasi Produk, Daya

Tarik Iklan dan Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian pada Café

dengan Menu Unik (Studi kasus pada Café Tombo Ngelak Yogyakarta)”,

dengan lancar dan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Yogyakarta. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan

ketulusan dan kerendahan hati ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada semua pihak yang telah dengan ikhlas memberikan masukan dan

kontribusi berarti dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, antara

lain:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA, Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta.

3. Setyabudi Indartono, Ph.D., Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

4. Winarno, M.Si., selaku pembimbing akademik yang senantiasa

membimbing dan memantau perkembangan anak bimbingannya selama

(10)

x

diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Dr. Tony Wijaya, MM. dan Arif Wibowo, MEI., selaku Penguji Utama

dan Ketua Penguji yang telah meluangkan waktunya dan banyak

memberi masukan, koreksi serta arahan agar skripsi ini lebih baik lagi.

7. Seluruh dosen dan staf Jurusan Manajemen maupun Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu selama proses

perkuliahan.

8. Orang tuaku tersayang, Bapak Aditomo dan Ibu Fitri Rochmah, dua

sosok yang sangat kuat dan pantang mengeluh memberikan segala yang

terbaik demi anak perempuannya, tak henti memberikan dorongan

semangat dan senantiasa memanjatkan doa-doa luar biasa di setiap

waktu.

9. Kakakku, Putri Masita dan Melati Nuswantari sekaligus keluarga

kecilnya yang selalu mendukung dan menghibur disetiap waktu.

10.Teman-teman jurusan Manajemen UNY angkatan 2012 khusunya

konsentrasi pemasaran.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memperlancar proses penelitian dari awal sampai

selesainya penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

(11)
(12)

xii

ABSTRAK ... ...vii

KATA PENGANTAR ... ...ix

DAFTAR ISI ... ..xii

DAFTAR TABEL ... .xiv

DAFTAR GAMBAR ... ..xv

DAFTAR LAMPIRAN ... .xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... …1

A. Latar Belakang Masalah ... …1

B. Identifikasi Masalah ... ..14

C. Batasan Masalah... ..14

D. Rumusan Masalah ... ..15

E. Tujuan Penelitian ... ..15

F. Manfaat Penelitian ... ..16

BAB II. KAJIAN TEORI ... ..18

A. Landasan Teori ... ..18

1. Keputusan Pembelian ... ..18

2. Inovasi Produk ... ..28

3. Daya Tarik Iklan ... ..34

4. Persepsi Harga ... ..37

B. Penelitian yang Relevan ... ..46

C. Kerangka Berpikir ... ..47

D. Paradigma Penelitian ... ..48

E. Hipotesis Penelitian ... ..49

BAB III. METODE PENELITIAN ... ..50

A. Desain Penelitian ... ..50

B. Variabel Penelitian ... ..50

C. Definisi Operational Variabel ... ..50

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... ..53

(13)

xiii

H. Uji Instrumen Penelitian ... ..58

I. Teknik Analisis Data ... ..65

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ..72

A. Hasil Penelitian ... ..72

1. Analisis Deskriptif ... ..72

2. Analisis Kuantitatif ... ..81

a. Analisis Regresi Berganda ... ..81

b. Uji Hipotesis ... ..84

B. Pembahasan ... ..88

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... ..95

A. Kesimpulan ... ..95

B. Keterbatasan Penelitian ... ..96

C. Saran ... ..96

DAFTAR PUSTAKA ... ..98

(14)

xiv

Tabel 1. Beberapa Sajian Inovasi Menu di Café Tombo Ngelak ... 9

Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ... 57

Tabel 3. KMO and Bartlett's Test. ... 59

Tabel 4. Rotated Component Matrix Tahap 1 ... 61

Tabel 5. KMO and Bartlett‟s Test Tahap 2 ... 62

Tabel 6. Rotated Component Matrix Tahap 2 ... 63

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas ... 64

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 73

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 74

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 74

Tabel 11. Kategorisasi Variabel Inovasi Produk... 76

Tabel 12. Kategorisasi Variabel Daya Tarik Iklan... 77

Tabel 13. Kategorisasi Variabel Persepsi Harga ... 79

Tabel 14. Kategorisasi Variabel Keputusan Pembelian ... 80

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas ... 81

Tabel 16. Hasil Uji Linearitas ... 82

Tabel 17. Hasil Uji Multikolinearitas ... 83

Tabel 18. Hasil Uji Heteroskedastistas ... 84

(15)

xv

1. Frekuensi Kedatangan Pelanggan Tombo Ngelak... 10

2. Hasil Pra Survei Keputusan Pembelian ditinjau dari Sajian Menu Unik

pada Konsumen Tombo Ngelak ... 11

3. Hasil Pra Survei Inovasi Produk ditinjau dari Ketertarikan Produk pada

Konsumen Tombo Ngelak ... 11

4. Hasil Pra Survei Daya Tarik Iklan ditinjau dari Kesamaan Produk

dengan Foto di Media Sosial Instagram pada Konsumen Tombo Ngelak

... 12

5. Hasil Pra Survei Persepsi Harga ditinjau dari kualitas dan rasa pada

Konsumen Tombo Ngelak ... 12

(16)

xvi Lampiran:

1. Kuesioner Penelitian ... 103

2. Data Validitas dan Reliabilitas ... 108

3. Data Penelitian ... 111

4. Data Kategorisasi ... 119

5. Data Karakteristik Responden... 124

6. Hasil Uji Validitas CFA Tahap 1 ... 129

7. Hasil Uji Validitas CFA Tahap 2 ... 130

8. Hasil Uji Reliabilitas ... 131

9. Hasil Uji Karakteristik Responden ... 133

10.Rumus Perhitungan Kategorisasi ... 134

11.Hasil Uji Kategorisasi ... 136

12.Hasil Uji Deskriptif ... 137

13.Hasil Uji Normalitas ... 138

14.Hasil Uji Linearitas ... 139

15.Hasil Uji Multikolinearitas ... 140

16.Hasil Uji Heteroskedastistas ... 141

(17)

1 A. Latar Belakang Masalah

Kota Jogja sebagai kota pariwisata tentunya menyimpan banyak

peluang bisnis di dalamnya. Berbagai contoh dan macam peluang usaha di

jogja dapat berjalan dengan baik. Hal yang paling mendasar yang

membuat kota Jogja sangat tepat untuk usaha maupun investasi adalah

karena kota ini banyak dikunjungi oleh banyak orang baik dari luar kota

bahkan sampai luar negeri. Selain sebagai kota pariwisata, Jogja juga

sangat tersohor dengan julukan kota pelajar karena banyak terdapat

perguruan tinggi dan tentunya sangat banyak pula mahasiswa yang

merantau ke Jogja untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi Jogja. Sangat

banyak pelajar yang datang ke Jogja dalam tiap tahunnya. Tentunya ini

juga menjadi keuntungan tersendiri bagi warga kota Jogja maupun

mahasiswa untuk membidik banyaknya peluang usaha yang bisa

dilakukan.

Kuliner adalah salah satu kebutuhan manusia yang paling

dasar.Tak heran jika peluang bisnis makanan kemudian menjadi bisnis

yang tidak pernah ada matinya.Berbagai café kini menjamur di Jogja,

menu makanan dan minuman pun semakin variatif memunculkan inovasi

baru dalam jenis dan cita rasa yang unik.Inovasi sangat diperlukan dalam

menggeluti dunia kuliner demi menciptakan keputusan pembelian suatu

(18)

Dalam melaksanakan pemasaran yang baik, produsen harus

mengetahui dahulu apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen,

sehingga produk yang ditawarkan akan sesuai dengan permintaan

konsumen. Keputusan pembelian adalah pemahaman konsumen tentang

keinginan dan kebutuhan akan suatu produk dengan menilai dari

sumber-sumber yang ada dengan menetapkan tujuan pembelian serta

mengidentifikasi alternatif sehingga pengambil keputusan untuk membeli

yang disertai dengan perilaku setelah melakukan pembelian (Swastha dan

Irawan, 2008:188) dalam Suhaji (2015). Sedangkan Irawan dan Farid

(2000:41) dalam Suhaji (2015) mengemukakan keputusan pembelian

adalah tahap penilaian keputusan yang menyebabkan pembeli membentuk

pilihan di antara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan

dan membentuk maksud untuk membeli.

Keputusan pembelian merupakan kontinum dan memiliki dua

dimensi. Dimensi pertama adalah degree, menunjukkan keterlibatan

konsumen di dalam keputusan membeli yaitu dari high involvement

purchase decision ke low involvement purchase decision. Dimensi kedua

adalah content, menunjukkan jumlah informasi yang dibutuhkan oleh

konsumen untuk dapat membuat keputusan pembelian yaitu dari decision

making (mencari informasi dan mempertimbangkan berbagai alternatif

merek) ke habit (sedikit membutuhkan informasi dan hanya

mempertimbangkan satu merek saja). Pembuatan keputusan pembelian

dapat bergerak dari pembuatan keputusan pembelian dengan keterklibatan

(19)

pembelian dengan keterlibatan rendah (low involvement purchase

decision). Konsumen akan lebih terlibat dengan suatu produk ketika

produk yang akan dibeli memiliki kriteria sebagai berikut:

 Penting bagi konsumen

 Memiliki keterlibatan emosional

 Secara kontinyu menarik bagi konsumen

 Mengakibatkan resiko keuangan

 Merupakan identitas yang menciptakan image khusus bagi

konsumen

Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu

produk yang ditawarkan banyak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap

inovasi produk, daya tarik iklan dan persepsi harga.Selanjutnya menurut

Rook (1987) dalam Semuel (2007), dalam situasi seperti ini, konsumen

akan menggunakan promosi penjualan sebagai alat mendapatkan

informasi, mengembangkan alternatif, membandingkan produk, kemudian

melakukan keputusan pembelian yang diinginkan.

Untuk meningkatkan keputusan pembelian pada konsumen, sebuah

usaha harus melakukan inovasi. Inovasi akan meningkatkan nilai tambah

dari suatu produk, inovasi akan menciptakan suatu produk baru yang dapat

memberikan solusi yang lebih baik bagi pemecahan masalah yang

dihadapi konsumen. Inovasi produk sangat erat kaitannya dengan

keputusan pembelian karena inovasi mampu membuat produk berbeda di

mata konsumen sehingga konsumen lebih tertarik membeli produk

(20)

Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau

perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan

konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau

proses produksi (Everett M. Rogers, 1983). Inovasi merupakan sebuah ide,

praktik, atau obyek yang dipahami sebagai sesuatu yang baru oleh

masing-masing individu atau unit pengguna lainnya. Karakteristik inovasi terdiri

dari: keuntungan relatif dalam bidang ekonomi, (faktor prestise social,

kenyamanan dan kepuasan), ketahanan / kekuatan (tingkat dimana inovasi

dipersepsikan sebagai sesuatu yang konsisten dengan nilai yang ada,

pengalaman-pengalaman masa lalu, dan kebutuhan akan para pengguna

yang potensial), kompleksitas (tingkat dimana inovasi dipresepsikan

sebagai sesuatu yang sulit untuk dinengerti dan digunakan), daya uji coba

(tingkat dimana inovasi dalam batas-batas tertentu dapat diujicobakan),

observabilitas (tingkat dimana hasil-hasil inovasi dapat dilihat oleh pihak

lain) (Sumarwan, 2010).

Pernyataan tersebut relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Susanto (2013) tentang “Pengaruh Promosi, Harga dan Inovasi Poduk

Terhadap Keputusan Pembelian pada Batik Tulis Karangmlati Demak”,

hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi, harga dan inovasi produk

berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian batik tulis

Karangmlati Demak. Begitu juga penelitian lain yang dilakukan oleh

Rahayu (2009) mengenai “Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keputusan

(21)

mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. Inovasi

produk dari audio Sony mampu mempengaruhi pelanggan untuk terus

melakukan pembelian produk audio Sony. Hasil penelitian lain yang

dilakukan oleh Rekarti (2008) tentang “Analisis Pengaruh Inovasi Produk

Terhadap Keputusan Pembelian Telepon Genggam” menunjukkan bahwa

inovasi produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk

oleh konsumen.

Meskipun terdapat penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh

positif inovasi produk dengan keputusan pembelian, namun berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Masda (2015) mengenai “Pengaruh

Inovasi Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Galamai di

Kota Payakumbuh” menunjukkan bahwa inovasi produk tidak

berpengaruh terhadap keputusan pembelian galamai di Kota Payakumbuh.

Selain inovasi produk, hal yang dapat menciptakan keputusan

pembelian salah satunya adalah daya tarik iklan.Munculnya daya tarik

calon konsumen tentunya salah satunya melalui iklan.Iklan adalah media

promosi yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi tentang

produk.Iklan berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan

kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali, 1995) dalam Pujianto

(2003).Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa

agar dapat menarik minat khalayak, orisinil, serta memiliki karakteristik

tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka

rela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang

(22)

dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan

konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan

kepuasannya dan pada akhirnya memutuskan untuk membeli produk

tersebut.Sehingga daya tarik iklan sangat erat kaitannya dengan keputusan

pembelian suatu produk.

Hasil penelitian yang dilakukan olehWijaya (2004) tentang

“Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Iklan Terhadap Keputusan

Pembelian Teh Botol Freshtea”, hasil menyatakan bahwa iklan

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian lain

yang dilakukan oleh Tarmedi (2008) tentang “Pengaruh Efektifitas Iklan

Melalui Radio Terhadap Tingkat Keputusan Pembelian Produk Obat Flu

Merek Mixagrip” menunjukkan adanya pengaruh positif dari efektivitas

iklan melalui media radio terhadap tingkat keputusan pembelian produk

obat flu merek Mixagrip. Begitu juga hasil penelitian lain yang dilakukan

oleh Aldaan (2012) tentang “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga

dan Daya Tarik Iklan Terhadap Minat Beli Sepeda Motor Yamaha”

menunjukan bahwa kualitas produk, harga, dan daya tarik iklan

berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap minat beli. Meskipun

terdapat penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh positif daya tarik

iklan dengan keputusan pembelian, namun berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Semuel (2007) tentang “Pengaruh Stimulus Media

Iklan, Uang Saku, Usia dan Gender Terhadap Kecenderungan Perilaku

Pembelian Impulsif” menunjukkan bahwa stimulus media iklan tidak

(23)

Selain inovasi produk dan daya tarik iklan, harga juga dapat

mempengaruhi keputusan pembelian.Menurut (Kotler danAmstrong,

2005) hubungan antara harga dengan keputusan pembelian yaitu harga

mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian,

semakin tinggi harga maka keputusan pembelian semakin rendah,

sebaliknya jika harga rendah keputusan pembelian berubah semakin

tinggi.Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek

yang berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Ketika memilih

diantara merek-merek yang ada, konsumen akan mengevaluasi harga

dengan membandingkan beberapa standar harga sebagai referensi untuk

melakukan pembelian dengan persepsi harga yang muncul, konsumen

akan memperkirakan apakah akan membeli produk tersebut atau tidak,

oleh karena itu para pengusaha harus jeli dalam menetapkan harga

produknya ke pasar agar konsumen tertarik dan tercipta keputusan

pembelian.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2004) tentang “Peran

Harga Sebagai Indikator Kualitas dan Pengaruh Terhadap Kemungkinan

Membeli Konsumen” menyatakan bahwa variabel harga berpengaruh

terhadap keputusan pembelian.Begitu juga hasil penelitian yang dilakukan

oleh Florensy (2015) tentang “Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk,

dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Chandra Jaya Sukses

(produk kursi recliner merek Lazyboy)” menyatakan bahwa brand image,

kualitas produk, dan harga memiliki pengaruh positif terhadap keputusan

(24)

penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh positif persepsi harga

dengan keputusan pembelian, penelitian lain yg dilakukan oleh Rajput,

et.al. dengan judul ” Impact of Product Price and Quality on Consumer

Buying Behavior: Evidence from Pakistan” menunjukkan hasil bahwa

harga berpengaruh positif terhadap keputusan membeli di Pakistan,

namunberdasarkan hasil penelitian Chi, et al., dalam penelitiannya

menunjukkan nilai signifikasi yang menunjukkan bahwa persepsi harga

tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Salah satu bisnis atau usaha kuliner yang memperhatikan keempat

hal diatas yang meliputi inovasi produk, daya tarik iklan, persepsi harga

dan keputusan pembelian adalah café Tombo Ngelak.Tombo Ngelak

adalah salah satu café yang akhir-akhir ini menjadi salah satu café

fenomenal di Jogja. Pasalnya, Tombo Ngelak merupakan café yang

berbeda, bukan dari tempatnya yang unik, tetapi dari menu-menu yang

disajikan terutama menu minuman dan makanan ringannya. Tombo

Ngelak beralamatkan di Jl. Bugenville Klebengan atau di ruko GOR

Klebengan/utara Fakultas Peternakan UGM. Inovasi menjadi ciri khas

tersendiri yang menjadikan antara menu Tombo Ngelak dengan menu

pada café yang lainnya berbeda. Dengan melakukan inovasi tentunya akan

menjadi daya tarik tersendiri untuk produk tersebut. Produk-produk yang

diinovasikan oleh Tombo Ngelak adalah inovasi yang termasuk sangat

unik dan menarik. Konsumen akan dapat membedakan dan mudah

mengingat, mana produk Tombo Ngelak dan produk kompetitor dari

(25)

Tabel 1 Beberapa Sajian Inovasi Menu di Café Tombo Ngelak

Nama Menu Keterangan Harga

Red Diet Milkshake dengan burger

berwarna merah diatasnya

dengan taburan sereal

warna warni dan disajikan

dengan gelas toples

Rp. 22.000,00

Bubblegum Big Candy Milkshake rasa permen

karet dengan arum manis

diatasnya dan disajikan

dengan gelas toples

Rp. 22.000,00

Chocotella Sugartooth Milkshake dengan es krim

dan cone warna-warni

diletakkan diatas gelas

toples

Rp. 22.000,00

Coffee For Meal Milkshake dengan kue

rasa kopi diatasnya dan

ditaburi dengan sereal

warna-warni, disajikan

dengan gelas toples

Rp. 20.000,00

Sumber: Data Primer yang diolah 2016

Proses keputusan pembelian selalu terjadi pada konsumen saat

akan membeli suatu produk. Salah satu produk yang banyak diminati oleh

konsumen terutama pada kalangan remaja dan mahasiswa adalah produk

kuliner atau makanan dan minuman. Data mengenai frekuensi kedatangan

(26)

Gambar 1. Frekuensi Kedatangan Pelanggan Tombo Ngelak

Sumber: Data primer yang diolah 2016

Gambar 1.Frekuensi Kedatangan Pelanggan Tombo Ngelak dapat

terlihat bahwa pada satu tahun terakhir terlihat adanya kenaikan jumlah

kedatangan pelanggan yang cukup derastis pada akhir tahun, tetapi terlihat

pula penurunan jumlah kedatangan pelanggan yang cukup signifikan pada

bulan-bulan selanjutnya hingga saat ini.Berdasarkan gambar diatas, adanya

penurunan keputusan pembelian pada Tombo Ngelak dapat diindikasikan

bahwa produk yang diciptakan oleh Tombo Ngelak belum sepenuhnya

mampu memenuhi keinginan yang diharapkan konsumen.Adanya

fenomena ini menarik rasa penasaran penulis untuk meneliti lebih lanjut

mengenai hal tersebut.

Relevan dengan gambar1 Frekuensi Kedatangan Pelanggan, hasil

pra survei yang dilakukan terhadap 30 konsumen Café Tombo Ngelak

tentang inovasi produk, daya tarik iklan, persepsi harga dan keputusan

(27)

Gambar 2. Hasil Pra Survei Keputusan Pembelian ditinjau dari Sajian Menu Unik pada Konsumen Tombo Ngelak

Sumber: Data Primer yang diolah 2016

Berdasarkan gambar 2 diketahui konsumen melakukan keputusan

pembelian dari sajian menu unik Tombo Ngelak sebanyak 40% atau

sebanyak 12 pelanggan, dan yang tidak tertarik melakukan keputusan

pembelian dari sajian menu unik Tombo Ngelak sebanyak 60% atau

sebanyak 18 pelanggan.

Gambar 3. Hasil Pra Survei Inovasi Produk ditinjau dari ketertarikan produk Tombo Ngelak pada konsumen Tombo Ngelak

Sumber: Data primer yang diolah 2016

Berdasarkan gambar 3 diketahui bahwa konsumen mengatakan

tertarik dengan inovasi produk Tombo Ngelak sebanyak 43% atau 13 Tidak

Membeli 60% Membeli

40%

Tertarik 43% Tidak

(28)

pelanggan, dan yang mengatakan tidak tertarik sebanyak 57% atau 17

pelanggan.

Gambar 4. Hasil Pra Survei Daya Tarik Iklan ditinjau dari kesamaanproduk dengan foto iklan di media sosial Instagram pada konsumen Tombo Ngelak

Sumber: Data Primer yang diolah 2016

Berdasarkan gambar 4 diketahui komsumen mengatakan produk

sesuai dengan foto iklan sebanyak 40% atau sebanyak 12 pelanggan, dan

yang mengatakan tidak sesuai sebanyak 60% atau sebanyak 18 pelanggan.

Gambar 5. Hasil Pra Survey Persepsi Harga ditinjau dari kualitas dan rasa produk pada konsumen Tombo Ngelak

Sumber: Data Primer yang diolah 2016 Tidak

Sesuai 60% Sesuai

40%

Tidak Sesuai

60% Sesuai

(29)

Berdasarkan gambar 5 diketahui konsumen mengatakan harga

produk sesuai dengan kualitas dan rasa sebanyak 40% atau sebanyak 12

pelanggan, dan yang mengatakan tidak sesuai sebanyak 60% atau

sebanyak 18 pelanggan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian untuk

mengetahui sejauh mana inovasi produk, daya tarik iklan, dan persepsi harga

terhadap keputusan pembelian pada Café Tombo Ngelak. Penelitian ini mengacu

pada penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Anggraini (2009) tentang

“Pengaruh Inovasi Produk terhadap Keputusan Pembelian Produk Audio Sony

(Studi Kasus pada Konsumen Toko Aneka Irama Jalan Abc Bandung)”.

Kontribusi penelitian ini dari penelitian sebelumnya adalah ditambahkan variabel

daya tarik iklan dan persepsi harga.Alasan dipilihnya variabel tersebut merujuk

pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rosica (2016) yang menyatakan

bahwa harga yang ditawarkan oleh produsen tidak hanya berkaitan dengan produk

itu sendiri, akan tetapi juga berkaitan dengan atribut yang melengkapi produk

tersebut. Dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk, harga

merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi perilaku konsumen

tersebut.Kotler (1997) juga menunjukkan pentingnya unsur harga dalam

pengambilan keputusan konsumen. Harga seringkali dikaitkan dengan kualitas,

konsumen cenderung untuk menggunakan harga sebagai indikator kualitas dari

suatu produk.Selain itu, Mason (1990) dalam Dwityanti (2008) juga berpendapat

bahwa naiknya daya tarik iklan terhadap suatu produk yang sudah ditetapkan

dapat meningkatkan tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi disini sama halnya

(30)

dengan judul :“Pengaruh Inovasi Produk, Daya Tarik Iklan dan Persepsi

Harga terhadap Keputusan Pembelian pada Café dengan Menu Unik (studi kasus pada Café Tombo Ngelak Yogyakarta)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Inovasi produk yang dilakukan oleh Café Tombo Ngelak belum

sepenuhnya berpengaruh terhadap keputusan pembelian, ditinjau dari

ketertarikan produk Tombo Ngelak pada konsumen Tombo Ngelak.

2. Daya tarik iklan pada media sosial Instagram yang dilakukan oleh Café

Tombo Ngelak belum sepenuhnya berpengaruh terhadap keputusan

pembelian, ditinjau dari kesamaan produk dengan foto iklan pada

konsumen Tombo Ngelak.

3. Persepsi harga yang terkesan kurang sesuai oleh calon konsumen Café

Tombo Ngelak yang mempengaruhi keputusan pembelian, ditinjau dari

kualitas dan rasa produk pada konsumen Tombo Ngelak.

4. Sajian menu unik café Tombo Ngelak cenderung tidak sepenuhnya

berpengaruh dalam keputusan pembelian.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penelitian ini lebih

(31)

iklan, dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian pada konsumen

caféTombo Ngelak Yogyakarta. Peneliti mencoba mengaitkan hubungan

antara inovasi produk, daya tarik iklan, dan persepsi harga pada konsumen

yang pernah berkunjung dan menikmati sajian menu unik dari café Tombo

Ngelak.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam menyusun

penelitian ini penulis terlebih dahulu merumuskan masalah sebagai dasar

kajian penelitian yang dilakukan, yaitu:

1. Bagaimana pengaruh inovasi produk terhadap keputusan pembelian

pada konsumen café Tombo Ngelak?

2. Bagaimana pengaruh daya tarik iklan terhadap keputusan pembelian

pada konsumen café Tombo Ngelak?

3. Bagaimana pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian

pada konsumen café Tombo Ngelak?

4. Bagaimana pengaruh inovasi produk, daya tarik iklan, dan persepsi

harga terhadap keputusan pembelian pada konsumen café Tombo

Ngelak?

E. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah yang disebutkan diatas, maka

(32)

1. Mengetahui pengaruh inovasi produk terhadap keputusan pembelian

pada konsumen café Tombo Ngelak.

2. Mengetahui pengaruh daya tarik produk terhadap keputusan pembelian

pada konsumencafé Tombo Ngelak.

3. Mengetahui pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian

pada konsumen café Tombo Ngelak.

4. Mengetahui pengaruh inovasi produk, daya tarik iklan, dan persepsi

harga terhadap keputusan pembelian pada konsumen café Tombo

Ngelak.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan akan memberikan beberapa kegunaan

atau manfaat, antara lain:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapakan dapat menambah keragaman ilmu

khususnya untuk tema pemasaran (inovasi produk, daya tarik iklan,

persepsi harga dan keputusan pembelian).

2. Manfaat praktis

a. Bagi pihak akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran

dan pengaplikasian ilmu pengetahuan di bidang manajemen,

(33)

b. Bagi Pihak Lain

Sebagai sarana dan media untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan sebagai bahan literature untuk menambah

wacana baru bagi dunia akademis serta memperkaya khasanah

penelitian yang ada serta dapat digunakan sebagai pembandingan

penelitian berikutnya.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman

mengenai perilaku konsumen terhadap merek serta sebagai

implementasi atas teori yang telah didapat pada perkuliahan.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang akan

mengkaji lebih lanjut mengenai bidang yang sama, diharapkan

penelitian ini dapat menjadi landasan pijak dan referensi bagi

(34)

18 A. Landasan Teori

1. Keputusan Pembelian

a. Pengertian Keputusan Pembelian

Pada dasarnya keputusan pembelian ialah suatu tindakan

atau perilaku konsumen jadi atau tidaknya melakukan suatu

pembelian atau transaksi, banyak tidaknya jumlah konsumen dalam

mengambil keputusan menjadi salah satu penentu tercapai atau

tidaknya tujuan perusahaan.Konsumen sering dihadapkan dengan

beberapa pilihan dalam menggunakan suatu produk. Hal tersebut

menyebabkan konsumen harus mempertimbangkan baik-baik

sebelum mengambil keputusan untuk membeli.Keputusan

pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau

tidak terhadap suatu produk Kotler dalam Kumalasari (2016:18).

Keputusan, menurut Follet dalam Hasan (2002: 9), merupakan

hasil dari pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.

Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu

pertanyaan. Keputusan harus mampu memberikan jawaban

pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya

dengan perencanaan. Astuti dan Cahyadi (2007: 19)

mendefinisikan keputusan pembelian sebagai rasa percaya diri

(35)

keyakinan bahwa keputusan pembelian atas produk yang

diambilnya adalah benar. Sedangkan pengertian pengambilan

keputusan menurut Terry dalam Hasan (2002: 12) adalah

pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih

alternatif yang ada. Pengambilan keputusan terjadi saat seseorang

dihadapkan pada beberapa pilihan dan dia harus memilih salah satu

yang paling tepat untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Secara sederhana pengambilan keputusan adalah proses yang

digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan

suatu masalah Stoner dalam Hasan (2002: 13).

b. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:227) mengemukakan

bahwa: “keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan

dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk”.

Menurut Kotler dan Armstrong (2004:224) proses pengambilan

keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif,

keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Dengan

demikian keputusan pembelian dapat menjadi ukuran tercapai atau

tidaknya tujuan suatu perusahaan.

1) Pengenalan Kebutuhan (need recognition)

Pengenalan kebutuhan merupakan tahap pertama proses

keputusan pembelian dimana konsumen mengenali

(36)

perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang

diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulan internal

ketika salah satu kebutuhan normal-lapar, haus, seks-naik ke

tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong. Selain

itu pula kebutuhan juga dipicu oleh rangsangan eksternal.

2) Pencarian Informasi

Pencarian informasi merupakan tahap proses

pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen tergerak

untuk mencari informasi tambahan, konsumen mungkin

sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari

informasi secara aktif. Konsumen dapat memperoleh informasi

dari berbagai sumber.

Sumber itu meliputi:

a) Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja)

b) Sumber komersial (iklan, penjualan, pengecer, bungkus,

situs

Web, dll)

c) Sumber publik (media masa, organisasi pemberi peringkat)

d) Sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti,

menggunakan produk).

3) Pengevaluasian Alternatif

Pengevaluasian alternatif merupakan tahap proses

keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi

(37)

serangkaian pilihan. Cara konsumen memulai usaha

mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen

individual dan situas pembelian tertentu. Dalam beberapa

kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan

pikiran yang logis. Dalam waktu yang lain, konsumen

bersangkutan mengerjakan sedikit atau tidak mengerjakan

evaluasi sama sekali; melainkan mereka membeli secara

impulsif atau bergantung pada intuisi.

4) Menentukan Pembelian

Menentukan pembelian merupakan tahap proses

keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan

pembelian produk. Secara umum, keputusan pembelian

konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada

dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan

keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain,

karena konsumen mungkin membentuk kecenderungan

pembelian berdasar pada pendapat yang diharapkan. Faktor

kedua adalah faktor situasi yang tak terduga, karena keadaan

tak terduga dapat mengubah kecenderungan pembelian. Dalam

keputusan membeli konsumen seringkali ada lebih dari dua

pihak yang terlibat dalam proses pembelian. Umumnya ada

lima peran yang dapat dilakukan seorang konsumen. Ada

kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun

(38)

orang. Menurut Kotler (2002:159) kelima peranan tersebut

meliputi:

a) Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali

menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum

terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu

barang atau jasa tertentu.

b) Pemberi Pengaruh (influencer), yaitu orang yang

pandangan, nasihat atau pendapatannya mempengaruhi

keputusan pembelian.

c) Pengambilan Keputusan (decider), yaitu orang yang

mengambil keputusan pembelian.

d) Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian.

e) Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau

menggunakan barang atau jasa yang dibeli.

5) Perilaku Setelah Pembelian

Perilaku setelah pembelian merupakan tahap proses

keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut

setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidak

puasan mereka. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:228)

yang menentukan puas tidak pusanya pembelian terletak pada

hubungan antara harapan konsumen dan kinerja produk yang

dirasakan. Jika produk jauh di bawah harapan konsumen, maka

(39)

konsumen terpuaskan; jika melebihi harapannya, maka

konsumen akan sangat senang.

c. Pembuatan Keputusan Pembelian

Menurut Sutisna (2003: 11) terdapat dua keterlibatan

konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian yang meliputi:

1) Keterlibatan Situasional

Keterlibatan situasional hanya terjadi seketika pada situasi

tertentu dan bersifat temporer.Missal adanya kebutuhan

pakaian baru menjelang hari lebaran.

2) Keterlibatan Tahan Lama

Keterlibatan tahan lama berlangsung lebih lama dan bersifat

permanen. Seorang konsumen membeli barang dengan

keterlibatan yang permanen karena menganggap bahwa jika

tidak membeli produk tersebut akan merusak konsep dirinya.

Misalnya: konsumen selalu membeli pakaian dengan merek

tertentu karena meras pakaian itu mampu mengekspresikan

citra dirinya dan konsep dirinya.

d. Ragam Keputusan Pembelian

Menurut Hawkins et. al. dalam Kumalasari (2016:23) ada

tiga ragam keputusan pembelian, yaitu keputusan pembelian

kebiasaan, keputusan pembelian terbatas, dan keputusan pembelian

yang diperluas, yang dijelaskan sebagai berikut:

(40)

Ketika sebuah masalah dikenali, penilaian internal

(ingatan jangka panjang) hanya menyediakan satu buah solusi

terpilih, kemudian merek tersebut dibeli, dan sebuah evaluasi

hanya muncul jika performa merek tersebut tidak sesuai yang

diharapkan.Keputusan pembelian kebiasaan muncul ketika ada

keterlibatan yang sangat rendah dalam pembelian. Sebuah

keputusan pembelian kebiasaan yang lengkap bahkan tidak

mempertimbangkan akan alternatif untuk tidak membeli

produk tersebut.

Keputusan pembelian ini biasa dibagi menjadi 2

kategori yang terpisah menurut Hawkins et. al. dalam

Kumalasari (2016:24), yaitu:

a) Keputusan kesetiaan merek. Seorang konsumen pasti

pernah

mengalami keterlibatan yang tinggi dalam membeli suatu

produk, sebagai responnya ia memakai proses keputusan

pembelian yang diperluas. Setelah produk itu didapatkan

melalui proses pengambilan keputusan yang rumit,

konsumen mungkin akan membeli lagi produk tersebut

tanpa petimbangan lebih lanjut. Dengan demikian

konsumen terikat dengan produk tersebut karena ia percaya

dahulu produk tersebut adalah yang terbaik yang dapat

memenuhi semua kebutuhannya dan ia telah membentuk

(41)

b) Keputusan pembelian berulang. Konsumen mungkin

percaya bahwa produk satu dengan yang lainnya adalah

sama dan konsumen mungkin tidak mempunyai banyak

kepentingan dikategori produk tersebut atau pembeliannya.

Ketika konsumen tersebut telah mencoba salah satu produk

kemudian merasa puas, ia akan membelinya lagi kapanpun

ia membutuhkannya. Dengan demikian konsumen tersebut

telah menjadi pembeli ulang produk, tapi ia tidak terikat

dengan produk tersebut.

2) Keputusan Pembelian Terbatas

Keputusan pembelian terbatas muncul untuk merespon

kebutuhan lingkungan atau emosional.Konsumen mungkin

memutuskan untuk membeli merek baru karena bosan dengan

yang digunakan selama ini.Secara umum, keputusan pembelian

terbatas melibatkan pengenalan masalah dengan beberapa

solusi yang memungkinkan.Terdapat pencarian internal dan

eksternal yang terbatas hanya sedikit alternatif yang dievaluasi

pada sedikit dimensi yang menggunakan aturan seleksi yang

sederhana, dan hanya ada sedikit evaluasi setelah pembelian

dan penggunaan produk kecuali jika terdapat kerusakan

produk.

3) Keputusan Pembelian yang Diperluas

Keputusan yang diperluas adalah respon dari

(42)

informasi internal dan eksternal yang luas diikuti dengan

evaluasi yang kompleks dari banyak alternatif. Setelah

pembelian terdapat keraguan akan ketepatan keputusan yang

diambil dan kemudian keputusan pembelian yang mencapai

tingkat kerumitan seperti ini. Walaupun begitu, banyak produk

seperti rumah, computer, dan alat-alat rekreasi seringkali dibeli

dengan pengambilan keputusan yang diperluas.

e. Cakupan Keputusan Pembelian

Keputusan untuk membeli yang diambil oleh konsumen,

sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan.

Menurut Simamora (2002: 76) setiap keputusan membeli terkait 5

keputusan, yaitu:

1) Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli

bentuk produk yang ditawarkan oleh perusahaan

tertentu.Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu,

dan corak.Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset

pemasaran untuk mengetahui kesukaaan konsumen tentang

produk yang bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya

tarik juga.

2) Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen harus mengambil keputusan pembelian

(43)

perusahaan harus mengetahui bagaimana membuat visual

produk semenarik mungkin.

3) Keputusan tentang merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek

mana yang akan dibeli, dalam hal ini perusahaan harus

mengetahui bagaimana memilih sebuah merek.

4) Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk

yang akan dibeli termasuk di dalamnya, yaitu tentang lokasi

produk tersebut dijual.

5) Keputusan tentang jumlah produk

Konsumen dapat mengambil keputusan seberapa

banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal

ini perusahaan harus mempersiapkan produk sesuai dengan

keinginan yang berbeda-beda dari pada konsumen.

f. Manfaat Keputusan Pembelian

Menurut Sutikno (2013: 2) dalam artikel “Proses Pengambilan

Keputusan oleh Konsumen” disebutkan manfaat dari adanya

keputusan pembelian adalah sebagai berikut:

1) Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik,

misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan

memberikan diskon untuk menarik pembeli.

2) Dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan

(44)

banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat

keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari

raya tersebut.

3) Pemasaran sosial, yaitu penyebaran ide di antara konsumen.

Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu

seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan

efektif.

2. Inovasi Produk

a. Pengertian Inovasi Produk

Definisi mengenai pengertian inovasi produk menurut

Myers dan Marquis dalam Kotler (2007:36) menyatakan bahwa

inovasi produk adalah gabungan dari berbagai macam proses yang

saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain. Jadi

inovasi bukanlah konsep dari suatu ide baru, penemuan baru atau

juga bukan merupakan suatu perkembangan dari suatu pasar yang

baru saja, tetapi inovasi merupakan gambaran dari semua

proses-proses tersebut.

Charles, et al. (2002: 30) menyatakan bahwa inovasi

merupakan bagian dari kerangka kerja yang menghubungkan aspek

budaya perusahaan dengan kemampuan berinovasi serta

meningkatkan kinerja perusahaan melalui keputusan membeli

konsumen.Dari pemikiran di atas dengan adanya inovasi produk

yang dilakukan perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan

(45)

Tamamudin (2012:289) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi

inovasi produk yang dilakukan perusahaan maka akan

meningkatkan kinerja perusahaan melalui peningkatan keputusan

membeli. Dalam persaingan global, perusahaan harus dapat

memodifikasi produknya untuk menambah nilai dari produk yang

dihasilkannya dan harus dapat memenuhi kebutuhan dan selera

konsumen.Nilai tambah dari produk yang dihasilkan dapat berupa

desain/model dari produk yang dihasilkan dan pelayanan dari

produk yang dijual.As Kilbourne and Woodman dalam Sousa,

et.al. (2012: 32) menunjukkan bahwa sistem inovasi tergantung

pada sejumlah variabel selain kreativitas, seperti otonomi,

informasi yang tersedia, sistem imbalan, pendidikan atau pelatihan,

sistem authority, partisipasi dalam pengambilan keputusan, atau

kekompakan tim.

Sedangkan Hurley and Hult (1998: 45) mendefinisikan

inovasi sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi

dalam lingkungan yang dinamis, oleh karena itu perusahaan

dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru,

gagasan-gagasan baru, dan menawarkan produk yang inovatif serta

peningkatan pelayanan yang memuaskan pelanggan.

Berkaitan dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

inovasi produk adalah gambaran dari berbagai proses mulai dari

(46)

dari suatu pasar yang baru yang saling mempengaruhi antara yang

satu dengan yang lain.

b. Indikator Inovasi Produk

Gatignon dan Xuereb (1997, p. 71) mengemukakan 3 (tiga)

karakteristik inovasi yaitu keunggulan produk, biaya produk dan

kredibilitas produk. Produk inovasi dapat gagal hanya alasan tidak

menawarkan desain yang unik atau salah perkiraan akan keinginan

dan kebutuhan pelanggan. Inovasi produk seharusnya mampu

memberikan nilai tambah disbanding produk sejenis (keunggulan

produk) sehingga dapat menjadikan perusahaan memiliki

keunggulan dibandingkan dengan pesaingnya.Ferrell (2000, p.240)

menjelaskan adanya beberapa indikator dari invosi produk, yaitu:

1. Perluasan lini (line extensions) yaitu produk yang dihasilkan

perusahaan tidaklah benar-benar baru tetapi relative baru untuk

sebuah pasar.

2. Produk baru (me too – product) yaitu produk baru bagi perusahaan tetapi tidak baru bagi pasar.

3. Produk benar-benar baru (new – to – the – world – product) adalah produk yang termasuk baru baik bagi perusahaan

(47)

Terdapat enam golongan inovasi produk antara lain

(Kotler,2007:37):

1) Produk baru bagi dunia

Produk baru bagi dunia merupakan suatu produk baru yang

menciptakan pasar yang sama sekali baru, dimana produk

sejenis belum pernah dibuat oleh pihak lain sehingga produk

tersebut merupakan produk yang benar-benar baru sehingga

dapat membedakan produk baru tersebut dengan

produk-produk sejenis yang lainnya.

2) Lini produk baru

Lini produk baru merupakan produk baru yang memungkinkan

perusahaan memasuki pasar yang telah mapan untuk pertama

kalinya memasuki pasar yang sudah ada, dengan lini produk

baru dapat mempengaruhi konsumen untuk menentukan pilihan

produk.

3) Tambahan pada lini produk yang telah ada

Tambahan pada lini produk yang telah ada merupakan

produk-produk baru yang melengkapi atau menambah suatu lini produk-produk

perusahaan yang telah mantap sehingga produk menjadi lebih

beragam sehingga memunculkan banyak pilihan.

4) Perbaikan dan revisi produk yang telah ada

Perbaikan dan revisi produk yang telah ada merupakan produk

yang memberikan kinerja yang lebih baik atau nilai yang

(48)

dimana dihasilkan produk baru dengan daya kerja/kegunaan

yang disempurnakan.

5) Penentuan kembali

Penentuan kembali merupakan produk yang sudah ada

diarahkan atau dipasarkan ke pasar atau segmen pasar yang

baru, hasil ini diharapkan dapat memperluas pemasaran dengan

memperoleh pangsa pasar atau konsumen baru sebagai upaya

untuk meningkatkan penjualan.

6) Pengurangan biaya

Pengurangan biaya merupakan produk baru yang menyediakan

produk yang daya kerja/kegunaanya serupa dengan harga yang

lebih murah atau rendah, hal ini dimaksudkan mempengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli suatu produk dan hal ini

berdampak pada meningkatnya volume penjualan suatu

produk.

Adanya kesamaan tampilan produk sejenis dari pesaing

merupakan faktor pendorong terjadinya inovasi produk, umumnya

produk pesaing itu muncul tanpa mengalami perubahan yang

berarti bahkan cenderung statis. Keadaan seperti ini dapat menjadi

hal yang menguntungkan, karena persaingan yang timbul dengan

munculnya produk pesaing dapat diatasi dengan melakukan inovasi

produk. Inovasi produk merupakan sesuatu yang dapat dilihat

sebagai kemajuan fungsional produk yang dapat membawa produk

(49)

Apabila produk tersebut memiliki suatu kelebihan yang dipandang

sebagai nilai tambah bagi konsumen. Pengembangan produk baru

memerlukan upaya, waktu dan kemampuan termasuk besarnya

risiko dan biaya kegagalan.

b. Inovasi Proses

Inovasi proses adalah suatu elemen baru yang

diperkenalkan dalam operasi produk dan jasa dalam perusahaan,

seperti materi bahan baku, spesifikasi tugas, mekanisme kerja dan

informasi, maupun peralatan yang digunakan untuk memproduksi

produk atau jasa.

c. Inovasi Administrasi

Inovasi ini sangat berkaitan dengan perubahan dalam

metode operasi bisnis yang dapat memanfaatkan perubahan

tersebut secara efektif dalam struktur dan kebijaksanaan organisasi,

metode kerja, dan prosedur lainnya untuk memproduksi,

membiayai, dan memasarkan produk atau jasa. Inovasi

administrasi turut melibatkan perubahan yang berpengaruh

terhadap kebijakan-kebijakan organisasi, alokasi sumber daya, dan

faktor-faktor lain yang berkaitan dengan struktur sosial organisasi

yang secara tidak langsung berkaitan dengan kegiatan dasar

organisasi.

Menurut Hubeis dalam Sya‟roni dan Sudirham (2012:4)

(50)

a. Penemuan

b. Pengembangan

c. Duplikasi dan

d. Sintetis

Berdasarkan uraian tersebut maka indikator inovasi digunakan

pada penelitian ini meliputi : produk baru bagi dunia, lini produk baru,

tambahan pada lini produk yang telah ada, perbaikan dan revisi produk

yang telah ada, penentuan kembali dan pengurangan biaya.

3. Daya Tarik Iklan a. Pengertian Iklan

Pada dasarnya promosi atau iklan adalah semua bentuk

penyajian komunikasi non personal tentang ide-ide, produk dan

jasa yang ditawarkan oleh produsen, dengan maksud untuk

mempengaruhi konsumen agar mau membeli produk yang

ditawarkan (Dunn& Barban, 1982:7)

Pengiklanan dapat meingkatkan kesadaran akan merek,

mendorong pencobaan terhadap merek tersebut dan menekan

pembelian yang berulang. Pengiklanan berinteraksi dengan

pengalaman masa lalu dalam menggunakan suatu merek untuk

mendorong kecenderungan melakukan pembelian berulang

(Deighton, et al., 1994:29). Menurut Wells, Burnett, dan Moriarty

(1995: 270) melalui iklan, orang dapat mempunyai opini yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap produk yang

(51)

b. Sifat-sifat iklan

Wells, Burnett, dan Moriarty (1995: 278) mengatakan iklan

mampu menciptakan daya tarik yang dapat membuat produk yang

diiklankan menjadi menarik bagi konsumen. Mereka juga

mengatakan bahwa pesan dalam suatu iklan dapat mempengaruhi

pengetahuan dan kesan/kesukaan seseorang secara bersamaan.

Suatu iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Public Presentation, maksudnya iklan memungkinkan setiap

orang menerima pesan yang sama tentang produk yang

diiklankan.

2. Pervasiveness, artinya pesan iklan yang sama dapat

diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi.

3. Amplified expresiveness, maksudnya iklan mampu

mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan

suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak.

4. Impersonality, artinya iklan tidak bersifat memaksa khalayak

untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan

komunikasi satu arah.

Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh

konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan untuk

dibeli.Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk

yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar

(52)

dorongan untuk membelinya semakin tinggi (Bachriansyah,

2011:41)

c. Fungsi Iklan

Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat

dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu

produk untuk mencapai kebutuhan kepuasannya. Iklan dapat

merangsang tindak pembeli, menurut Djayakusumah dalam

Bachriansyah (2011:42) setidaknya harus memenuhi kriteria

AIDCDA yaitu: Attention :mengandung daya tarik, Interest :

mengandung perhatian dan minat, Desire : memunculkan

keinginan untuk mencoba atau memiliki, Conviction :

menimbulkan keyakinan terhadap produk, Decision : menghasilkan

kepuasan terhadap produk, Action : mengarah tindakan untuk

membeli.

Menurut Kotler dalam Bachriansyah (2011:43), karena

semakin banyak bentuk dan penggunaan periklanan, sangat sulit

untuk membuat generalsasi yang meragkum semuanya. Namun,

sifat-sifat berikutnya dapat diperhatikan:

1. Presentasi umum, memberikan semacam kabsahan pada produk

dan menyarankan yang terstandardisasi.

2. Tersebar luas, periklanan adalah media yang berdaya sebar luas

(53)

3. Ekspresi yang lebih kuat, memberikan peluang untuk

mendramatisasi perusahaan yang produknya melalui penggunaan

cetakan, suara, dan warna yang penuh seni.

4. Tidak besifat pribadi, audiens tidak merasa wajib untuk

memperhatikan atau menaggapi.

Menurut Bachriansyah (2011:45) sebaliknya bila manfaatnya

lebih kecil dibandingkan dengan pengorbanannya maka bisanya

pembeli akan menolak untuk membeli dan pada umumnya beralih

mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang,

perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh

banyaknya rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan

pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya.

4. Persepsi Harga a. Persepsi

Walgito (1997: 53) mendefinisikan persepsi sebagai

pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang

diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu

yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri

individu. Persepsi tersebut tidak hanya didasarkan pada ingatan

tentang pengalaman masa lalu dan kemampuan menghubungkan

pengalaman sekarang dengan pengalaman masa lalu (kognisi) saja,

akan tetapi juga melibatkan unsur perasaan (afeksi) Schiffman

(54)

Menurut Sarwono dan Meinarno (2009: 24), persepsi

merupakan proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan

pengaturan informasi indrawi. Informasi indrawi meliputi apa yang

kita lihat, kita dengar dan yang kita rasakan. Menurut Rakhmat

(2008: 51), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,

atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan. Oleh karena itu, dengan persepsi

akan memberikan makna pada informasi indrawi sehingga

memperoleh pengetahuan baru.

Menurut Mulyana (2003:168) persepsi meliputi

pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra kita (yakni indra

peraba, indera penglihat, indera pencium, indera pengecap, dan

indera pendengar), atensi dan interpretasi. Pengindraan (sensasi)

terkait dengan pesan yang dikirim keotak melalui penglihatan,

pendengaran, sentukan, penciuman, maupun pengecapan.

Dalam Hasan Kamus Bahasa Indonesia (2005:863) persepsi

adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau serapan

dan merupakan seseorang mengetahui beberapa hal melalui

pancainderanya.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi

adalah tanggapan (penerimaan) atau rangsangan (stimulus)

(55)

b. Harga

Kotler dan Amstrong (2001:73) mengatakan bahwa harga

(price) adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan

untuk memperoleh produk.Variabel ini merupakan hal yang dapat

dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk

oleh pelanggan.Harga semata-mata tergantung pada kebijakan

perusahaan tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai

hal.Murah atau mahalnya harga suatu produk sangat relatif

sifatnya. Oleh karena itu, perlu dibandingkan terlebih dahulu

dengan harga produk serupa yang diproduksi atau dijual oleh

perusahaan lain. Dengan kata lain, perusahaan harus selalu

memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing, agar harga

yang ditentukan oleh perusahaan tersebut tidak terlalu tinggi atau

sebaliknya. Sedangkan menurut Kotler dalam Kumalasari

(2016:37) harga adalah salah satu bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, unsur lainnya menghasilkan biaya.

Berdasarkan pendapatan di atas, maka persepsi harga

adalah tanggapan pelanggan mengenai sejumlah uang yang harus

dibayar untuk memperoleh suatu produk.

Kotler dalam Kumalasari (2016:37) menyatakan ada enam

tujuan usaha yang utama yang dapat diraih perusahaan melalui

(56)

1) Bertahan hidup

Perusahaan memutuskan bahwa bertahan hidup akan dijadikan

sebagai tujuan utamanya, bila menghadapi kapasitas yang

berlebih, persaingan yang gencar atau perubahan keinginan

pelanggan.

2) Maksimalisasi laba

Kebanyakan perusahaan menentukan tingkat harga yang

nantinya akan menghasilkan keuntungan setinggi mungkin.

Perusahaan memperkirakan bahwa permintaan dan biaya ada

hubungannya dengan tingkat harga, dan kemudian memutuskan

satu tingkat harga tertentu yang diharapkan akan menghasilkan

keuntungan maksimal, arus kas sebanyak mungkin dan tingkat

ROI yang setinggitingginya.

3) Memaksimumkan pendapat jangka pendek

Beberapa perusahaan ingin menentukan tingkat harga yang

nantinya dapat memaksimumkan pendapatan dari penjualan.

4) Pertumbuhan penjualan maksimum

Beberapa perusahaan berupaya meraih pertumbuhan penjualan

sebesarbesarnya. Perusahaan yakin bahwa dengan

meningkatkan penjualan akan menurunkan biaya per unit dan

pada gilirannya akan menghasilkan laba setinggi-tingginya

(57)

5) Menyaring pasar secara maksimum

Banyak perusahaan lebih suka menetapkan harga yang tinggi

untuk menyaring pasar.

6) Unggul dalam mutu produk

Suatu perusahaan mungkin bertujuan untuk menjadi pemimpin

dalam hal kualitas produk di pasarnya.Pada umumnya

perusahaan seperti ini menetapkan harga yang tinggi agar bisa

menutupi tingginya biaya penelitian dan pengembangan serta

biaya untuk menghasilkan mutu produk yang tinggi.

Tjiptono (1997:157) menambahkan bahwa harga dapat

diukur melalui 5 aspek yang meliputi:

1) Daya Beli

Daya beli adalah kemampuan pelanggan membeli

banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar

tertentu, dengan tingkat harga tertentu, pada pendapatan

tertentu, dan dalam periode tertentu.

2) Kemampuan untuk Membeli

Kemampuan pelanggan dalam rangka membeli barang

mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi pelanggan,

kecenderungan permintaan masa lalu.

3) Gaya Hidup Pelanggan

Gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku

pelanggan.Perilaku pelanggan dibagi menjadi dua, yaitu

(58)

dipengaruhi oleh gaya hidup dan juga faktor-faktor yang

mendukung gaya hidup. Pada perilaku pelanggan pembelian,

gaya hidup akan mempengaruhi bagaimana pelanggan

melakukan pembelian, kapan pelanggan melakukan pembelian,

dimana pelanggan melakukan pembelian, apa yang dibeli oleh

pelanggan, dan dengan siapa pelanggan melakukan pembelian.

Pada perilaku konsumsi, gaya hidup mempengaruhi dimana

konsumsi dilakukan, bagaimana konsumsi dilakukan, kapan

konsumsi dilakukan, dan apakah yang dikonsumsi. Tentunya

hal-hal yang dilakukan oleh pelanggan tersebut adalah hal-hal

yang menunjang, mendukung, maupun meningkatkan konsep

diri dan gaya hidup yang mereka punyai, sehingga dari perilaku

konsumsi maupun pembeliannya, seseorang dapat dinilai

seperti apakah pola hidup yang dijalankan dan konsep diri

macam apa yang dimiliki.

4) Manfaat Produk

Manfaat produk adalah manfaat yang langsung dapat

dinikmati setelah melakukan pembelian terhadap produk

tersebut.

5) Harga Produk Lain

Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan

satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang

Gambar

Tabel 1 Beberapa Sajian Inovasi Menu di Café Tombo Ngelak
Gambar 1. Frekuensi Kedatangan Pelanggan Tombo Ngelak
Gambar 2. Hasil Pra Survei Keputusan Pembelian ditinjau dari Sajian Menu Unik pada Konsumen Tombo Ngelak
Gambar 4. Hasil Pra Survei Daya Tarik Iklan ditinjau dari kesamaanproduk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maksudnya ialah membunyi kan huruf dengan concangan pada makhrajnya, sehingga terdengar pantulan suara yang kuat pada sat mati atau dimataikan karena berhenti (waqaf)O. 3

Dengan menggunakan nilai FWHM (Full Width at Half Maximum) dari puncak refleksi tertinggi yang diperoleh dari bantuan software origin serta dengan menggunakan metode

1. Beton precast dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan desain yang diinginkan. Beberapa bangunan yang lebih menonjolkan bentuk arsitektural akan sangat membutuhkan

Bermain di rumah sakit dapat memperbaiki konsep - konsep yang salah tentang penggunaan dan peralatan dalam prosedur medis karena sambil bermain perawat menjelaskan

Latar Belakang : Penyusunan Laporan Tugas Akhir adalah kegiatan belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam

Kamandaka dengan rute perjalanan Purwokerto – Semarang sejak bulan Februari 2015. Penambahan jumlah trip KA Kamandaka yang awalnya hanya satu kali keberangkatan menjadi

Semua potensi sumber daya manusia tersebut berpengaruh terhadap upaya sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan.Penelitian ini menjelaskan tentang pemahaman informan yang

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode aplikasi ozon yang paling tepat untuk mempertahankan mutu kangkung segar yang dibudidayakan di pulau Lombok dan