• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menggugat Sifat Final dan Mengikat Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) T1 312012004 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Menggugat Sifat Final dan Mengikat Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) T1 312012004 BAB IV"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

76

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Akhirnya penelitian ini sampai pada beberapa kesimpulan dan saran

sebagai rekomendasi untuk perbaikan di masa-masa yang akan datang, yaitu:

1. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen memiliki sifat dan

kewenangan yang merupakan tugas dari lembaga peradilan yaitu tugas

memeriksa, memutus dan mengadili perkara dengan menerapkan

hukum perlindungan konsumen yang diatur dalam Undang-Undang

No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. namun, di dalam

sistem peradilan kedudukan BPSK bukan sebagai lembaga peradilan

utama menurut Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman tetapi memiliki keterkaitan dengan fungsi

kekuasaan kehakiman yaitu untuk membantu melaksanakan tugas

pokok lembaga peradilan utama. Oleh karenanya BPSK merupakan

lembaga negara bantu dalam bidang peradilan atau sering disebut

quasi peradilan.

2. Dengan adanya kendala belum terbentuk BPSK di tempat tinggal

konsumen, maka untuk mengisi kekosongan dan tidak menimbulkan

kebingungan bagi konsumen terdapat 2 (dua) cara yaitu. Pertama,

konsumen dapat mengajukan gugatan ke kota terdekat yang telah

(2)

77

melalui Dinas yang membidangi perdagangan Berdasarkan Surat

Edaran No. 40/PDN/SE/02/2010 Tentang Penanganan dan

Penyelesaian Sengketa Konsumen.

3. Melihat proses penyelesaian sengketa konsumen melalui BPSK yang

sederhana, cepat dan biaya murah sama dengan Small Claim Court,

namun melihat secara keseluruhan seperti kedudukan kelembagaan,

fungsi, jenis perkara, dan sifat putusan pada BPSK memperlihatkan

bahwa kedua lembaga penyelesaian ini tidak sama.

4. Mahkamah Agung sebagai lembaga peradilan tertinggi mengambil

sikap untuk menjembatani adanya kekosongan prosedural dan

kebuntuan dalam proses pelaksanaan penyelesaian sengketa, dan juga

karena adanya kebutuhan yang sangat mendesak, maka MA

menerbitkan Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Pengajuan Upaya Hukum Keberatan terhadap Putusan

BPSK

5. Bahwa berdasarkan Pasal 54 ayat (3) UUPK menyatakan Putusan

majelis bersifat final dan mengikat. Dengan dikeluarkannya putusan

yang bersifat final, maka dengan sendirinya sengketa yang diperiksa

telah berakhir sedangkan mengikat maksudnya adalah memberikan

beban kewajiban hukum dan menuntut kepatuhan dari subyek hukum.

Dengan demikian para pihak yang bersengketa harus tunduk dan

melaksanakan putusan yang sudah bersifat final dan mengikat

tersebut. Namun, pada Pasal 56 ayat (2) UUPK memuat ketentuan

(3)

78

keberatan ini dapat ditafsirkan sebagai upaya banding. Oleh karenanya

sifat putusan final dan mengikat pada hakekatnya bukan merupakan

sifat putusan BPSK.

B. SARAN

Berdasarkan temuan-temuan yang telah dikemukakan di atas, maka pada

bagian akhir penulisan penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa

rekomendasi, sebagai berikut:

1. Kepada lembaga legislatif untuk menegaskan kedudukan BPSK dalam

sistem peradilan yang ada, sehingga dapat mengoptimalkan peran

BPSK dalam upaya memberikan perlindungan kepada konsumen.

2. Kepada lembaga legislatif untuk menghapuskan Pasal 54 ayat (3)

Undang-Undang No. 8 Tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen

dan merevisi Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang No. 8 Tahun1999

tentang Perlindungan Konsumen menjadi ada ketentuan “putusan

BPSK berkekuatan hukum tetap apabila tidak mengajukan keberatan.”

3. Kepada Menteri Perindustrian dan Perdagangan untuk menguatkan

Referensi

Dokumen terkait

Namun terhadap putusan arbitrase yang bersifat final dan mengikat tedapat upaya hukum luar biasa berupa pembatalan putusan, pembatalan putusan Arbitrase (termasuk Badan

Hasil penelitian ini menyimpulkan pertama , putusan final berarti bahwa putusan MK merupakan upaya yang pertama ( the first resort ) sekaligus upaya terakhir ( the last

Dalam perkara ini tidak tercapai persetujuan dan kesepakatan diantara para pihak, akan tetapi BPSK Kota Bandung telah membebaskan Pelaku Usaha dari gugatan

Bahwa putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Padang Provinsi Sumatera Barat tersebut telah diberitahukan dan disampaikan kepada Pemohon

Hal tersebut pula yang menyebabkan putusan BPSK masih dapat diajukan upaya keberatan, karena BPSK merupakan lembaga yang memiliki sifat semi pengadilan.. Kata

Dengan tegas pada UU Arbitase menyampaikan pada Pasal 60 UU AAPS, bahwa putusan arbitrase bersifat final, mempunyai kekuatan hukum tetap dan binding atau

Sedangkan untuk putusan arbitrase, BPSK juga tidak mampu untuk memaksa pihak yang bersengketa untuk melaksanakan putusan yang dibuat di BPSK namun hasil putusan

Dengan putusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat final dan mengikat maka MPR tidak lagi harus melakukan voting dalam rapat pripurnanya untuk menentukan jadi atau