PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL
MENCIT (Mus musculus L.)
Oleh: Herlina Siringoringo
NIM 408241030 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN BELUNTAS (Pluchea indica Less) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL
MENCIT (Mus musculus L.)
Herlina Siringoringo (NIM : 408241030)
Abstrak
Kolesterol merupakan jenis lemak normal yang ada dalam darah, tetapi kolesterol dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada penyakit jantung koroner. Beluntas (Pluchea
indica Less) mengandung flavonoid, tanin, vitamin C, sehingga memungkinkan
iv
INFLUENCE GIFT OF WHEAT LEAVES Beluntas (Pluchea indica Less) OF CHOLESTEROL LOWERING Mice (Mus musculus L.)
Herlina Siringoringo (NIM: 408 241 030) Abstract
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penelitian ini berjudul ”Pengaruh
Pemberian tepung daun beluntas (Pluchea indica Less) Terhadap penurunan
Kadar kolesterol Darah Mencit (Mus Musculus L.)”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi. Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih Kepada Bapak Prof.Drs. Motlan,. M.Sc.,
Ph.D sebagai Dekan FMIPA. Kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si sebagai
Ketua Jurusan Biologi. Kepada Ibu Dra. Erlintan Sinaga, M.Kes, selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberi bimbingan, pengarahan bagi
penulis. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Melva Silitonga,
M.S, Bapak Drs. Tonggo Sinaga, M.Si dan Bapak Prof. Herbet Sipahutar. MS,
M.Sc, selaku Dosen Penguji yang telah membantu melalui kritik dan saran yang
berguna untuk penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Bapak Drs. Toyo Manurung, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberi nasehat dan dorongan selama mengikuti perkuliahan.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Drs.Marudut Sinaga, M.Si sebagai
Pimpinan Laboratorium Kimia yang telah memberikan izin tempat penelitian di
ruang hewan kimia dan Ibu Juli Amd yang telah banyak memberikan ilmu pada
pemeriksaan kolesterol di Laboratorium Kesehatan Medan. Ucapan terima kasih
saya sampaikan kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Alister Siringoringo dan
Ibunda tercinta Erta Sihotang yang telah memberi motivasi berupa moral dan
materi serta doa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesikan pada
iv
(Susiana Siringoringo, Raya Siringoringo, Bene dicta Siringoringo, Marito
Siringoringo) yang telah membantu melalui doa dan motivasi bagi penulis.
Terima kasih juga untuk seluruh teman-teman yang telah banyak memberi
pengarahan dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, oleh karena itu
penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi
ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca baik sebagai bahan bacaan atau
acuan untuk penelitian lanjutan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, terima kasih.
Medan, Agustus 2012
Herlina Siringoringo
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahaan i
Riwayat hidup ii
Abstrak iii
Kata pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar lampiran xi
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 3
1.2. Batasan Masalah 3
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Tujuan Penelitian 4
1.5. Manfaat Penelitian 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1. Daun beluntas 5
2.1.1. Klasifikasi Daun beluntas 6
2.1.2. Kandungan Daun Beluntas 6
2.1.2.1. Flavonoid 8
2.1.2.2. Vitamin C 9
2.2. Kolesterol 10
2.2.1. Pengangkutan Kolesterol 11
2.2.2. Akibat kelebihan kolesterol 13
2.2.3. Hati 14
2.3. Metode CHOD-PAP 15
2.4. Mencit (Mus musculus L.) 16
2.4.1. Klasifikasi Mencit 16
2.5. Hipotesis 18
2.5.1. Hipotesis Penelitian 18
2.5.2. Hipotesis Statistik 18
BAB III. Metode penelitian 19
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 19
3.2. Populasi dan Sampel 19
3.3. Alat dan Bahan Penelitian 19
3.3.1. Alat 20
3.3.2. Bahan 20
3.4. Desain penelitian 20
3.5. Prosedur Penelitian 20
3.5.1. Penyediaan kandang dan aklimatisasi mencit 20
3.5.2. Pemberian kuning telur 20
viii
3.5.4. Pemberian Perlakuan Tepung Daun Beluntas 21
3.5.5. Pengambilan darah 21
3.5.6. Pengukuran Kadar kolesterol 21
3.6. Variabel Penelitian 22
3.7. Teknik Analisis Data 22
BAB IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 26
4.1. Hasil penelitian 26
4.1.1. Kolesterol Total 27
4.1.2. Berat Badan mencit 30
4.2. Pembahasan 32
BAB V. Kesimpulan dan Saran 38
5.1. Kesimpulan 38
5.2. Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Perhitungan Anava Untuk Kadar Kolesterol Mencit
Setelah Pemberian Daun Beluntas Selama 4 Minggu 42
Lampiran 2. Lampiran Berat Badan Mecit selama perlakuan daun
beluntas ( g ± SD) 43
Lampiran 3. Perhitungan Anava Untuk berat badan Mencit Setelah
Pemberian Daun Beluntas Selama 4 Minggu 44
Lampiran 4. Dokumentasi penelitian 46
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Universitas Negeri Medan 56
Lampiran 6. Surat pelaksanaan penelitian dari Laboratorium Kesehatan
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Daun beluntas 6
Gambar 2.2. Struktur Molekul Kolesterol 10
Gambar 4.1. Nilai rata-rata kolesterol mencit (mg/dL ± SD) yang diberi
Perlakuan daun beluntas. 28
Gambar 4.2. Nilai rata-rata berat badan mencit (g) yang diberi perlakuan
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Data
menunjukkan bahwa lebih dari 60% penderita strok di dunia hidup di negara
berkembang (Fitriani, 2010). Peningkatan kejadian strok di beberapa negara Asia
(China, India, dan Indonesia) disebabkan oleh pengaruh perubahan pola hidup,
polusi, dan perubahan pola konsumsi makanan (Ariantari dkk., 2010). Angka
kejadian strok meningkat akibat peningkatan faktor resiko strok misalnya
hipertensi, merokok, kadar kolesterol darah yang tinggi, dan diabetes. Berbagai
penelitian dan kajian memperlihatkan bahwa penyebab tingginya kejadian strok di
negara berkembang adalah karena perubahan pola hidup dan pola konsumsi
makanan, kemajuan industri dan peningkatan status ekonomi di berbagai negara
berkembang dihubungkan dengan perubahan gaya hidup perkotaan. Konsumsi
makanan cepat saji dan inaktivitas fisik meningkat. Makanan cepat saji
dihubungkan dengan kandungan natrium dan lemak jenuh yang tinggi (Almatsier,
2001). Hal tersebut berhubungan dengan peningkatan kejadian hipertensi,
peningkatan kolesterol, kegemukan, dan pengerasan dinding pembuluh darah
(aterosklerosis). Kelebihan kolesterol dalam darah merupakan salah satu masalah
besar yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dalam 10 tahun belakangan ini.
Kelebihan kolesterol dalam darah akan mengakibatkan penyakit jantung dan
strok. Penyakit jantung dan strok terjadi karena adanya penyumbatan dan
pengerasan dalam pembuluh darah arteri (Deviana, 2010).
Kolesterol yang berada dalam darah berasal dari 2 sumber yaitu dari makanan
yang dikonsumsi dan diproduksi oleh tubuh yaitu dalam hati. Kolesterol yang
2
kebutuhan kolesterol disintesis di hati sedangkan 30 % dari asupan makanan.
Sekitar kurang lebih 1gr/hari kolesterol berasal dari tubuh atau hasil sintesa hati
dari bahan acetyl-Co-A, sedangkan rata-rata 0,3-0,5 g/hari berasal dari makanan
masih seimbang yaitu ± 200 mg/dl, maka tubuh akan tetap sehat. Namun
kenyataannya pola hidup masyarakat yang cenderung banyak mengkonsumsi
makanan berlemak yang berasal dari hewan, karena kolesterol berasal dari
makanan- makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, mentega, keju
hati, daging dan sebagainya maka tingkat asupan kolesterol menjadi tinggi
menyebabkan kadar kolesterol meningkat (Deviana, 2010).
Kolesterol tidak sepenuhnya merupakan racun dalam tubuh, karena kolesterol
merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses
kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan
terjadinya aterosklerosis yang akhirnya akan berdampak pada penyakit jantung
koroner. Terdapat korelasi yang jelas antara penyakit aterosklerosis arteria
koroner dengan kadar kolesterol total dalam darah, yang terutama mencerminkan
kandungan kolesterol pada Low Density Lipoprotein (LDL) (Rahayu, 2005).
Terdapat pula korelasi negatif yang lebih kuat antara penyakit aterosklerosis
arteriakoroner dengan kandungan kolesterol pada fraksi High Density
Lipoprotein (HDL) (Rahayu, 2005). Orang yang kadar LDL-nya tinggi lebih
mudah menderita penyakit jantung, sedangkan yang kadar HDL-nya tinggi jarang
menderita penyakit tersebut (Guyton and Hall, 1997).
Penggunaan obat antikolesterol disamping harganya mahal juga mempunyai
efek lain bagi tubuh. Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan
berkhasiat obat, atau yang lebih sering dikenal dengan obat herbal,merupakan
pengobatan yang dimanfaatkan dan diakui masyarakat dunia. Hal ini menandai
kesadaran untuk kembali ke alam untuk mencapai kesehatan yang optimal dan
untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami. Salah satu tanaman yang telah
lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu, yaitu tanaman beluntas
(Pluchea indica less). Tanaman ini sering digunakan sebagai tanaman pagar di
halaman rumah penduduk. Daun beluntas berkhasiat sebagai penurun demam
3
FMIPA IPB (2009) telah melakukan penelitian daun beluntas sebagai antioksidan
alami yang terbukti dapat menangkap radikal bebas. Solikhah (2006) telah
melakukan penelitian daun beluntas yang berfungsi menurunkan kolesterol ayam
broiler. Kandungan kimia daun beluntas adalah alkaloid, minyak atsiri, tanin,
natrium, kalium dan flavonoid (Dalimatha, 1999). Flavonoid memiliki efek
antioksidan yang kuat dimana menunjukkan peningkatan fungsi endotel dan
penghambatan LDL oksidasi (Ekawati, 2007). Rukmiasih (2011) melaporkan
bahwa daun beluntas mengandung protein sebesar 17.78-19.02%, vitamin C
sebesar 98.25 mg/100 g, dan karoten sebesar 2.55 g/100 g. Vitamin C dapat
berfungsi sebagai antioksidan dan vitamin C merupakan vitamin larut dalam air,
secara tunggal dapat menghambat proses oksidasi kolesterol LDL (Sulistyowati,
2006). Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ Pengaruh Pemberian Tepung Daun Beluntas (Pluchea indica Less) Terhadap Penurunan Kolesterol Mencit (Mus Musculus, L.)”.
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah kadar kolesterol darah mencit
(Mus musculus L.) setelah pemberian tepung daun beluntas (Pluchea indica
Less).
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana pengaruh pemberian tepung daun beluntas (Pluchea indica Less)
terhadap kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus L.)?
2. Berapakah dosis yang paling besar menurunkan kolesterol mencit (Mus
musculus L.)?
`1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung daun beluntas (Pluchea indica
Less) terhadap kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus L.)
2. Untuk mengetahui dosis yang paling besar menurunkan kolesterol darah
4
1.5. Manfaat penelitian
1. Memberikan informasi bagi pembaca tentang fungsi tepung daun beluntas
(Pluchea indica Less) terhadap kolesterol darah mencit (Mus musculus
L.)
2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya akan kegunaan daun
38 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah
dilakukan, uji statistik dan dengan memperhatikan pembahasan adalah
sebagai berikut:
1. Tepung daun beluntas (Pluchea Indica Less) berpengaruh dalam
menurunkan kadar kolesterol total darah mencit, dan setelah diuji dengan
statistik berpengaruh nyata atau signifikan .
2. Dosis yang paling besar menurunkan kolesterol darah mencit (Mus
musculus L.) adalah 1,8 g/Kg BB mencit
5.2. Saran
1. Perlu penelitian lanjutan dalam mengkaji manfaat beluntas dengan metode
pengekstraksian daun beluntas yang lebih baik agar kandungan zat dalam
daun beluntas (Pluchea Indica Less) dihasilkan sempurna.
2. Perlu penelitian lanjutan dalam mengkaji manfaat beluntas dengan lama
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sosor Natam, pada tanggal 10 Januari 1990. Ibu
bernama Erta Sihotang dan ayah Alister Siringoringo dan merupakan anak ketiga
dari lima bersaudara. Pada tahun 1996 penulis masuk SD Negeri Pusuk 173511
dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah SMP
Negeri 2 Parlilitan, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis
melanjutkan sekolah di SMA Bintang Timur I Balige, dan lulus pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Biologi, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Medan dan
lulus ujian pada tanggal Agustus 2012. Kegiatan intrakurikuler di Universitas
Negeri Medan yang pernah diikuti antara lain: Asisten pada mata kuliah biologi
umum, dan mengikuti organisasi Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi. Penulis
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Laboratorium Kesehatan
39
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., (2001), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Anonim, (2010), Beluntas, http:/www.nganjul-wrintek.com/warintek/pdf-files/khasiat tanaman-obat//beluntas.html.
Ariantari N. P., Yowani S.C., dan Swastini D.A., (2010), Uji Aktivitas Penurunan Kolesterol Produk Madu Herbal yang Beredar di Pasaran pada Tikus Putih Diet Lemak Tinggi, Jurnal Kimia 4.
Aryani, E., (2006), Penetapan Kandungan Kolesterol dalam kuning telur pada
ayam petelur, Balai penelitian Ternak, Bogor
Ardiansyah, Nuraida L., Andarwulan N., ( 2003), Aktivitas Antimikroba Daun Beluntas (Pluchea indica Less) dan Stabilitas Aktivitasnya Pada Berbagai Konsentrasi Garam dan Tingkat pH. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 14(2) : 90-97.
Budijanto, D., D. Astuti, W. Anggraeni, dan Rahayu, (1999), Analisis
Kecenderungan Diabetes Mellitus dalam Kaitannya Dengan Kadar Kolesterol Darah, Majalah Kedokteran Unibraw 15 (1): 1-6 Ayensu, E.S.
1981. Medicinal Plants.
Dalimartha, S., (1999), Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Trubus Agriwidya, Jakarta.
Dalimartha, (2002), 36 Resep Obat Untuk Menurunkan Kolesterol Cet V, Penebar Swadaya, Jakarta
Deviana, (2010), Kolesterol, Cemerlang publising, Yogyakarta.
Ekawati, (2007), Pengaruh Teh Hitam (Camellia sinensis (L.)O.K.) Terhadap
Ketebalan Dinding Arteri Koronaria Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang
Diberi Diet Tinggi Lemak, PKMI, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada,Yogyakarta.
Fithriani, (2010), Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Merah (Allium
ascalonicum) terhadap Kadar Trigliserida Serum Tikus Wistar
Hiperlipidemia, artikel ilmiah, Program Pendidikan Sarjana Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
FMIPA IPB, (2009), Seleksi Daun Beluntas (Pluchea Indica Less) Sebagai
Sumber Antioksidan Alami, http:/www./pdf-files/khasiat
40
Guyton dan Hall, ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Harlinawati Y., (2006), Terapi Jus untuk Kolesterol dan Ramuan Herbal, Cet.1.
Puspa Swara, Jakarta.
Hery W.,(2007), Antioksidan alami dan radikal bebas, Agromedia pustaka,
Jakarta.
Hernawati, (2006), Peranan Berbagai Sumber Serat Dalam Dinamika Kolesterol
Pada Individu Hiperkolesterolemia dan Normokolesterimia, Artikel
FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Irianto, K., (2004), Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis, Yrama widya, Jakarta.
Juheini, (2002), Pemanfaatan Herba Seledri (Apium graveolens L.) untuk Menurunkan kolesterol dan Lipid dalam Darah Tikus putih yang diberi Diit Kolesterol dan Lemak tinggi, Jurnal, Makara, Sains, Vol. 6, no. 2.
Kenastino, P. S., (2008), Kadar Kolesterol Darah Mencit (Mus Musculus) setelah
Pemberian Pektin Kulit Jeruk bali dan Korelasinya Terhadap Berat Hati dan Sekum, Skripsi, FMIPA UPI, Jakarta.
Khomsan, A., (2003), Pangan dan Giji untuk Kesehatan, Raja grafindo persada, Jakarta.
Maafir, R., (2010), Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas Terhadap Proses
Spermatogenesis Mencit, Skripsi, FMIPA UIN.
Mallole, M., (1989), Penggunaan Hewan - hewan Percobaan Di Laboratorium, DEPDIKBUD IPB, Bogor.
Mayes PA., (1995), Biokimia Harpes Edisi 22, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta. Terjemahan dari : Harper’s Biochemistry.
Murray, R.K., (2003), Biokimia Harper, EGC, Jakarta.
Priyambodo, S., (1995), Pengendalian Hama Tikus Terpadu, Penebar Swadaya, Jakarta.
Purnomo, M., ( 2001), Isolasi Flavonoid dari Daun Beluntas (Pluchea indica
Less) yang Mempunyai Aktivitas Antimikroba Terhadap Penyebab Bau Keringat Secara Bioutografi [Thesis], Universitas Airlangga.
41
Rukmiasih, (2011), Penurunan Bau Amis Off-odor) Daging Itik Lokal dengan
Pemberian Daun Beluntas (Pluchea indica Less) dalam Pakan dan Dampaknya terhadap Performa [disertasi], Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor, Bogor .
Sastrosupadi, A., (2000), Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian, Kanisius, Yogyakarta.
Senior, (2007), Ada Kurma, Puasa Bebas Lemas Dan Malas,
http://www.halalguide. info/content/view/775/38/
Silitonga, M., (1993), Efek Laktagogum Daun Jinten (Cleus amboinicus lour)
Pada Tikus Laktasi, Tesis, Progam Pasca Sarjana IPB, Bogor.
Sjahid L .R., (2008), Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewandaru
(Eugenia uniflora L.), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
Solikhah, S.H., (2006), Evaluasi Penambahan Tepung Daun Beluntas (PLuchea
indica Less) dalam Ransum Terhadap Tampilan Ayam Broiler Pada Kepadatan Kandang yang Tinggi, Skripsi, FMIPA IPB, Bogor.
Stamler, K., (1992), Pencegahan Penyakit Jantung Koroner, EGC, Jakarta
Subroto, A., ( 2006), Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus, Penebar Swadaya Jakarta.
Sulistyowati, Y., (2006), Pengaruh Pemberian Likopen Terhadap Status
Antioksidan (Vitamin C, Vitamin E dan Gluthathion Peroksidase) Tikus (Rattus norvegicus galur Sprague Dawley) Hiperkolesterolemik, Tesis,
Program Studi Magister Ilmu Biomedik Universitas Diponegoro.
Sumarsih , (2001), Pengaruh Pemberian Vitamin C Terhadap Kadar Kolesterol
Total Serum Tikus Wistar Jantan Hiperlipidemia Setelah Perlakuan Jus Lidah Buaya ( Aloe vera Linn ), Pharmacy Department of Medical Faculty,
Diponegoro University, Semarang
Susetyarini, E., (2007), Pengaruh Dekok Daun Beluntas terhadap Ld 50
(Toksisitas Akut) Tikus Putih Jantan (Ratus norwegicus), Laporan
Penelitian Pengembangan Ipteks, Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah, Malang.
Suyatna F.D, S.K. dan Tony H., (1995), Hipolipidemik dalam Farmakologi dan
Terapi FK UI, FK UI, Jakarta
42
Wulandari D. C., Suryana K., Suwit K., (2008), Pengaruh Vitamin C terhadap C-Reactive Protein sebagai Petanda Inflamasi pada Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis Reguler, Jurnal Penyakit Dalam Volume 9 Nomor 3.