• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TIPE GRUP INVESTIGASI DI SMP SWASTA JOSUA MEDAN T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TIPE GRUP INVESTIGASI DI SMP SWASTA JOSUA MEDAN T.A 2012/2013."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TIPE GRUP

INVESTIGASI DI SMP SWASTA JOSUA MEDAN T.A 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Domu Parulian Sinaga

NIM : 05311383

Program studi : Pendidikan Matematika

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat

kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini berjudul ”Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

Menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Tipe Grup Investigasi Di

SMP Swasta Josua Medan T.A 2012/2013”. disusun untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak menerima bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar

Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajaranya, Bapak

Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D., selaku Dekan beserta staf pegawai FMIPA

UNIMED. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Mukhtar,

M.Pd, selaku Ketua Jurusan beserta Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan

Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis untuk menyiapkan

berkas-berkas sebagai syarat untuk meja hijau dan wisuda. Ucapan terima kasih

juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Asmin Panjaitan, M.Pd, sebagai

Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran

– saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal, perencanaan penelitian

sampai selesainya penulisan skripsi ini. Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Drs.

Asrin Lubis, M.Pd dan ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku penguji / pemberi

saran yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran yang sangat

bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

pada Bapak Drs. Togi, M.Pd sebagai Dosen Penasehat Akademik dan kepada

seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis serta

Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak

membantu penulis. Dan tak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala

(4)

Teristimewa kepada Ibunda L. Br. Siagian dan Ayahanda M. Sinaga, yang

senantiasa memberikan doa dan motivasi serta dukungan baik kepada penulis

dalam menyelesaikan studi di Unimed. Tidak lupa penulis juga sangat

berterimakasih kepada saudara penulis Nita Ferina Agustin Sinaga, Charles

Sinaga, Fitri Sinaga, Benhat Simanjuntak, Chensya Irragustin Simanjuntak atas

motivasi dan juga untuk semua bantuan doa, semangat dan bantuan material

maupun tenaga yang sudah diberikan selama ini.

Ucapan Terima Kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Khaerudin dan

Ibu Kumi’ah yang telah menganugerahkan seorang putri kepada penulis yaitu Susi

Sofiyana Bt Khaerudin yang setiap hari memberikan perhatian juga mendampingi

penulis dan senantiasa memotivasi agar secepatnya menyelesaikan skripsi ini

dengan dukungan baik berupa materi, doa dan kata-kata semangat kepada penulis.

Penulis juga berterima kasih kepada teman-teman seperjuangan dari kelas

Reg. Dik.C ’05, kepada Wenny Purwaningsih,S.Pd, Nunung Suryani,S.Pd,

Yanuarni,S.Pd, Vicky Siahaan,S.Pd ,Eston Manullang,S.Pd, Rully Juanza,S.Pd,

Icho Wardi Pakpahan, S.Pd dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.. Juga kepada Rekan kerja di Lintas Graha Computer, Eko

J.Lase,S.Sos, Erlina Bt Khaerudin, Melda Friska, Arnold Tobing,AP, Arjuna

Wijaya,SH, Khoirul Harahap,Amd, Murniati, Yolanda, Yati, Ahmad Aman,

Faisal, Abim Alfansyah yang banyak membantu penulis selama perkuliahan

sampai menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhir kata penulis

ucapkan terima kasih.

Medan, 29 Agustus 2012

Penulis

(5)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TIPE GRUP

INVESTIGASI DI SMP SWASTA JOSUA MEDAN T.A 2012/2013

Domu Parulian Sinaga (NIM 05311383) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih efektif dalam mengajarkan pokok bahasan bilangan bulat, dan selanjutnya untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih baik dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe grup investigasi pada pokok bahasan bilangan bulat di kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pelajaran 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Josua Medan yang berjumlah 103 orang yang terdiri dari 3 kelas paralel. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Sampel kedua kelompok dipilih secara acak dari 3 kelas paralel menjadi 2 kelas yang kemudian menjadi kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Untuk alat pengumpul data disediakan 20 soal, setelah divalidasi terdapat 8 soal yang tidak valid, dan 12 soal yang valid. Dari 12 soal yang valid menggunakan 10 soal sebagai alat pengumpul data.

Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata kelompok eksperimen I adalah 75,28 dan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen II adalah 60,59. Standar Deviasi hasil belajar kelompok eksperimen I adalah 14,44 dan Standar Deviasihasil belajar kelompok eksperimen II adalah 16,87. Hal ini disebabkan karena pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw lebih interaktif dan evaluatif dari pada pembelajaran menggunakan tipe GI. Setelah dilakukan uji-t didapauji-t bahwa uji-thitung= 3,888 dan ttabel = 1,669. Hal ini berarti thitung>ttabel maka

H0 ditolak dan Ha diterima. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang duajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajar yang diajarkan menggunakn model kooperatif GI di kelas VII SMP Josua Medan. Lalu dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe GI di kelas VII SMP Josua Medan T.A.2012/2013.

(6)

DAFTAR ISI

LembarPengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakangMasalah 1

1.2.IdentifikasiMasalah 6

1.3.BatasanMasalah 6

1.4.RumusanMasalah 6

1.5.TujuanPenelitian 6

1.6.ManfaatPenelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KerangkaTeoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Belajar Mengajar Matematika 9

2.1.3. Hasil Belajar 10

2.1.4. Model Pembelajaran 11

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 14 2.1.6 Pembelajaran Kooperatif tipe GI 18 2.1.6.1. Pengertian pembelajaran Kooperatif Tipe GI 18 2.1.6.2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe GI 20

2.1.6.1. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Tipe GI 22

2.1.7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 23 2.1.7.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 23 2.1.7.2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw 24

2.1.7.3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw 26

2.1.8. Pengertian Lembar Kegiatan Siswa 27

2.1.9. Materi Ajar Bilangan Bulat 28

2.2. Penelitian yang Relevan 32

(7)

2.4 Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 37

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitia 37

3.3. Populasi dan Sampel 37

3.4. Variabel penelitian 38

3.5. Desain penelitian 38

3.6. Prosedur Penelitian 39

3.7. Instrumen Pengumpul Data 40

3.8. Teknik Analisis Data 43

3.8.1. Menentukan Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi 43

3.8.2. Uji Normalitas 44

3.8.3. Uji Homogenitas 45

3.8.4. Uji Hipotesis Penelitian 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1. Deskripsi Hasil Peneltian 48

4.1.1. Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif Tipe Jigsaw 48 4.1.2. Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif Tipe GI 49

4.2. Analisis Data 51

4.2.1. Uji Normalitas 51

4.2.2. Uji Homogenitas 51

4.2.3. Uji Hipotesis 52

4.3. Temuan Penelitian 53

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 57

5.2. Saran 57

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Tes Hasil Ulangan Harian Siswa/Siswi SMP Swasta Josua

Medan 4

Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional 15

Tabel 2.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 18

Tabel 2.3. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kooperatif Tipe GI 35

Tabel 3.1. Desain Penelitian 39

Tabel 4.1. Rata-rata dan Standar Deviasi Hasil Belajar 48

Tabel 4.2. Data Nilai Posttest Kelas VII-1 49

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest VII-1 49

Tabel 4.4. Data Nilai Posttest Kelas VII-2 49

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest VII-2 50

Tabel 4.6. Data Hasil Uji Normalitas Sampel 51

Tabel 4.7. Data Hasil Uji Homogenitas Sampel 52

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kelompok Asal dan Kelompok Ahli 24

Gambar 2.2. Bilangan Bulat 28

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangatlah penting dalam mencerdaskan anak bangsa, karena

melalui pendidikan terciptalah sumber daya manusia yang terdidik dan mampu

menghadapi perubahan zaman yang semakin cepat. Memasuki era teknologi dan

globalisasi ini diperlukan sumber daya manusia yang kreatif, berpikir sistematis,

logis, dan konsisten, dapat bekerja sama dan tidak putus asa. Untuk memperoleh

sifat yang demikian perlu diberikan pendidikan yang berkualitas dengan

bermacam-macam mata pelajaran. Salah satu pelajaran yang merefleksikan

sifat-sifat tersebut adalah mata pelajaran matematika, karena matematika merupakan

ilmu dasar dan melayani hampir setiap ilmu.

Suratmaja (http://www.agmi.or.id, 2006) mengungkapkan ”Matematika

itu penting. Tanpa matematika, dunia akan hancur. Matematika bisa digunakan

untuk kemakmuran negeri ini dan bisa membantu Indonesia keluar dari kondisi

krisis, termasuk dalam persoalan lingkungan”.

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Cockroft (Abdurrahman, 2003:252):

”Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang matang”

Namun pada kenyataanya hasil pembelajaran matematika masih

memprihatinkan. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa.

Suharyanto (http://smu-net.com) mengungkapkan:

(11)

Laporan dari TIMSS (http://www.agmi.or.id, 2006):

”Jumlah jam pengajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika. Sementara di Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam. Namun, hasil penelitian yang dipublikasikan di Jakarta pada 21 Desember 2006 itu menyebutkan, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara tersebut. Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400= rendah, 475 =menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut)".

Hal ini berarti waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak

sebanding dengan prestasi yang diraih. Itu artinya, ada sesuatu yang tidak sesuai

dengan metode pengajaran matematika di negara ini. Seperti dikatakan oleh

Nurhayati (http://www.depdiknas.go.id):

”Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika peserta didik, salah satunya adalah ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Kenyataannya menunjukkan selama ini kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi guru”.

Hal ini juga seperti yang diungkapkan Lie (2008:3):

”Paradigma lama adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Banyak guru dan dosen masih menganggap paradigma lama ini sebagai satu-satunya alternatif. Mereka mengajar dengan metode ceramah dan mengaharapkan siswa Duduk, Diam, Dengar, Catat, Hafal (3DCH) serta mengadu siswa satu sama lainnya”.

Dari kutipan di atas, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran

yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar untuk

meningkatkan hasil belajar matematika di sekolah.

Slavin (Solihatin, 2008:4) mengatakan:

”Pembelajaran kooperatif (Cooperatatif learning) adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang , dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen”

Ada banyak tipe dari model pembelajaran kooperatif diantaranya Student

(12)

Think-Pair-Share ( TPS), Group Inverstigation (GI), Team-Assisted

Individualization (TAI), Team Game Touenament (TGT) dan sebagainya.

Telah banyak penelitian-penelitian yang menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif sangat baik untuk diterapkan di dalam pembelajaran

selain untuk meningkatkan hasil belajar juga dapat meningkatkan keaktifan siswa

serta menumbuhkan rasa kesetiakawanan. Seperti yang dikemukakan Slavin

(dalam Yusmiati, 2009:2) bahwa:

“Model pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar. Pemecahan masalah, berpikir kritis dan pembelajaran konseptual meningkat secara nyata pada saat digunakan pembelajaran kooperatif”.

Penelitian Snider (Solihatin, 2008:13) yang dilakukan pada siswa grade

9 di Amerika menemukan bahwa: ” Penggunanan model kooperatif learning

sangat mendorong peningkatan hasil belajar siswa dengan perbedaan hampir 25 %

dengan kemajuan yang dicapai oleh siswa yang diajarakan dengan menggunakan

sistem kompetisi”.

Selanjutnya Van Sickle (Solihatin, 2008:13) mengungkapkan hasil

penelitiannya mengenai pembelajaran kooperatif, yaitu:

” Sistem belajar kelompok dan debriefing secara individual dan kelompok dalam model cooperatif learning mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan yang positif, mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa, serta pengembangan dan ketercapaian kurikulum”.

Berdasarkan data hasil observasi awal yang dilaksanakan peneliti di

sekolah SMP Swasta Josua Medan pada tanggal 07 maret 2011 menunjukkan

bahwa, selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa cenderung diam dan

tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, dan siswa kurang

aktif menyampaikan ide-idenya, sehingga guru masih menjadi pusat dalam proses

belajar mengajar. Pada saat siswa menyelesaikan soal-soal latihan didepan kelas

banyak siswa kurang memahami soal, siswa sulit dalam menyelesaikan soal.

Siswa hanya mampu menjawab soal yang sama dengan apa yang telah

dicontohkan guru, sehingga apabila diberikan soal yang berbeda siswa tidak

(13)

menafsirkan kalimat dalam soal yang cocok dengan bentuk yang ditentukan yang

mengacu pada penyelesaian soal, yang menyebabkan rendahnya hasil belajar

dalam belajar matematika, dapat dilihat dalam table berikut ini :

Tabel 1.1 : Nilai Tes Ulangan Harian Siswa/Siswi SMP Swasta Josua Medan

No Nama Siswa/Siswi

Tes

Ulangan

Harian

1 2 3 4 5

1 Siswa01 45 50 60 55 70

2 Siswa02 35 45 50 63 60

3 Siswa03 50 55 55 60 70

4 Siswa04 40 50 50 65 65

5 Siswa05 40 40 45 60 60

6 Siswa06 60 65 60 65 70

7 Siswa07 40 45 45 60 60

8 Siswa08 70 75 75 75 80

9 Siswa09 60 65 60 60 70

10 Siswa10 65 90 80 90 90

11 Siswa11 92 100 85 85 95

12 Siswa12 50 50 55 55 50

13 Siswa13 68 75 78 80 85

14 Siswa14 35 40 55 60 65

15 Siswa15 50 55 50 70 75

16 Siswa16 40 40 50 55 60

17 Siswa17 65 68 70 75 80

18 Siswa18 50 50 55 55 65

19 Siswa19 55 70 75 65 70

20 Siswa20 100 75 98 88 100

21 Siswa21 55 65 80 70 70

22 Siswa22 65 68 70 80 75

23 Siswa23 50 60 65 75 70

24 Siswa24 60 75 70 65 70

25 Siswa25 70 60 65 65 75

26 Siawa26 75 65 75 60 80

27 Siswa27 65 70 70 75 70

(14)

29 Siswa29 75 70 65 70 75

30 Siwa30 70 75 70 75 70

31 Siswa31 85 70 75 60 65

32 Siswa32 75 80 70 65 70

33 Siswa33 60 80 75 70 70

34 Siswa34 75 80 75 80 80

35 Siswa35 80 75 70 80 75

36 Siswa36 60 70 75 80 70

( Sumber : Buku Daftar Nilai Siswa T.A 2011/2012 )

Karena mereka tidak terampil dalam menyelesaikan masalah yaitu

soal-soal dan tidak mampu mengintegrasikan konsep-konsep matematika yang telah

diberikan. Maka dari itu, peniliti memilih model pembelajaran kooperatif Jigsaw

dengan model pembelajaran kooperatif GI yang akan mampu memotivasi kegiatan

belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu belum pernah

diadakan penilitian dengan model pembelajaran Jigsaw dan GI sebelumnya di

SMP Swasta Josua Medan.

Retmi (salah satu guru matematika di SMP Swasta Josua Medan)

mengungkapkan:

”Nilai matematika siswa di setiap ulangan bulanan sangat mengecewakan, hanya sekitar 40% siswa yang memperoleh nilai di atas 60, artinya ada sekitar 60% siswa yang memperoleh nilai dibawah 60. Guru-guru pengajar di sekolah ini masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa cepat merasa bosan ketika pembelajaran sedang berlangsung, kemauan siswa dalam belajar matematika juga kurang hanya yang pintar yang mau belajar sedangkan yang lain hanya mendengarkan dan kadang membuat keributan pada saat pembelajaran, dalam materi Bilangn Berpangkat banyak siswa yang kesulitan memakai rumus yang ada kedalam soal. Terutama dalam menyelesaikan soal-soal cerita yang ada hubungannya dengan Bilangan Bulat.”

Dari uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

suatu penelitan dengan judul: “Perbedaaan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

(15)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran yang berlangsung kurang melibatkan aktivitas siswa di SMP

Swasta Josua Medan.

2. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika di SMP Swasta

Josua Medan.

3. Metode ceramah masih merupakan andalan guru dalam mengajar di SMP

Swasta Josua Medan.

4. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Grup Investigasi

sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Swasta Swasta Josua

Medan.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi

masalah pada perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model

kooperatif tipe Jigsaw dengan model kooperatif tipe Grup Investigasi pada pokok

bahasan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Swasta Josua Medan tahun pelajaran

2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa kelas VII

SMP Swasta Josua Medan Tahun Pelajaran 2012/2013 antara pembelajaran

menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dengan menggunakan model

kooperatif tipe Grup Investigasi?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar antara siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw

dengan model kooperatif tipe Grup Investigasi pada pokok Bilangan Bulat di

(16)

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model

pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar matematika khususnya pada

pokok bahasan bilangan bulat

3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model

pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah di

masa yang akan datang.

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneliti yang diperoleh dari analisis data diperoleh

beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw memiliki rata-rata 75,28

2. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe GI memiliki nilai rata-rata 60,59.

3. Melalui uji Hipotesis maka diperoleh bahwa hasil belajar siswa yang diajar

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih

tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe GI pada pokok bahasan Bilangan bulat di

kelas VII SMP Josua T.A. 2012/2013.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil peneliti ini maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah :

1. Kepada guru matematika untuk mempertimbangkan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran matematika pada pokok

bahasan Bilangan bulat.

2. Kepada guru matematika kiranya dapat berkenan mencoba menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini pada materi matematika

lainnya dalam meningkatkan hasil belajar matematika.

3. Kepada peneliti yang berniat melakukan penelitian yang menggunakan

objek yang sama supaya melakukan persiapan yang teliti dan cermat.

4. Penelitian ini masih memiliki kelemahan karena tidak memiliki lembar

observasi dan kepada peneliti yang berniat melakukan penelitian yang

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Adiyanti, Frisna, 2008, Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.

AGMI, (2008), Rendah, Prestasi Matematika Indonesia,

http://www.agmi.or.id/index2.php?option=com_content&do_pdf =1&id=21. 23 Januari 2011

Arikunto, S., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Baharuddin, Wahyuni E. N., (2008), Teori Belajar & Pembelajaran, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta.

Dzaki, (2009), Model Pendidikan Kooperatif, (http://Faiq-Dzaki.blogspot.com,) 23 Januari 2011

Erman, H.S., (1999), Strategi Belajar Mengajar Matematika, Universitas Terbuka, Depdikbud –Jakarta.

Height, , Edacation of Group Investigation, (http//:educare.e-fkipunla.net) 23 Januari 2011

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed.

Lie, A., (2008), Mempraktekkan Cooperatif Learning di Ruang – Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.

Lubis, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar Matematika, FMIPA UNIMED, Medan.

Mukhtar, (2009), Model Pembelajaran, Jurusan Matematika UNIMED, Medan

Nuharini, Wahyuni, T. (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk Kelas VII SMP dan MTs, Depdiknas, Jakarta.

Nurhayati, (2008), Penerapan Model Pembelajaran,

(http://www.depdiknas.go.idjurnal51/040429%20-ed-nurhayati-penerapan-model- pembelajaran.pdf). 23 Januari 2011

(19)

Ridwan, (2005), Populasi dan Sampel ,

(http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/). 25 Januari 2011

Rodiyah, S. (2005), Matematika untuk SMP Kelas VII, PT Setia Purna Inves, Jakarta.

Siregar, Syafaruddin., (2005), Statistik Terapan Untuk Penelitian, PT Grasindo, Jakarta.

Slavin, R.E., (2008), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Jakarta.

Solihatin, E., (2008), Coopertive Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Bumi Aksara, Jakarta.

Sudrajat, A., (2008), Pengertian, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,dan Model Pembelajaran,

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/.25 Januari 2011

Suharyanto, (2008), Tingkat Ketidaklulusan Sumbar dan NTT Tertinggi,

http://www.smu-net.com/main.php?act=hl&xkd=753-58k). 12 Desember 2010

Suratmaja, (2006), Model Pembelajaran Kooperatif, (http//:www.agmi.or.id/ strategi-pembelajaran-kooperatif/). 22 januari 2011

Syaban, Mumun., (2009), Penerapan Pembelajaran Investigasi dalam

Pembelajaran Matematika, (http//:educare.e-fkipunla.net). 22 januari 2011

Tim MKPBM, (2001), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, UPI, Bandung.

Trianto, (2007), Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruksivistik, Prestasi Publisher, Jakarta.

Winataputra, U. S., (2001), Model-Model Pembelajaran Inovatif, Universitas Terbuka, Depdikbud-Jakarta

Yasa, D., Pembelajaran Kooperatif tipe Group Inverstigation,

Gambar

Tabel 1.1  : Nilai Tes Ulangan Harian Siswa/Siswi SMP Swasta Josua Medan

Referensi

Dokumen terkait

menjadi perhatian utama adalah masalah pertumbuhan ekonomi yang

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) serta penyusunan

Dari analisis data, rasio profitabilitas dari tahun 2001-2005 yang dihitung dengan rasio Gross Profit Margin dalam keadaan semakin baik, profitabilitas perusahaan bila diukur

BERPIKIR ... Kajian Pustaka ... Eufemisme di Bidang Kepercayaan ………... Eufemisme di Bidang Sopan Santun ………. Manfaat Penggunaan Eufemisme ……….... Bentuk Kebahasaan

Berdasarkan pada analisis dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan modul hasil penelitian pencemaran di

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase hasil angket dan observasi pada masing-masing aspek kualitas pembelajaran Biologi yang meliputi kinerja guru, iklim

servis atas dan hasil ketuntasan belajar siswa yang signifikan, dari kondisi awal,.. siklus I hingga

a) Helmet berwarna putih yang dipakai oleh semua karyawan yang ada di bagian produksi granule. b) Helmet berwarna merah yang dipakai oleh pengawas lapangan yang ada di