• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BENTUK CAMPUR KODE DAN KATA SERAPAN PADA UNGKAPAN DI TAS PADA LAMAN GOOGLE Analisis Bentuk Campur Kode Dan Kata Serapan Pada Ungkapan Di Tas Pada Laman Google.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BENTUK CAMPUR KODE DAN KATA SERAPAN PADA UNGKAPAN DI TAS PADA LAMAN GOOGLE Analisis Bentuk Campur Kode Dan Kata Serapan Pada Ungkapan Di Tas Pada Laman Google."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS BENTUK CAMPUR KODE DAN KATA SERAPAN PADA UNGKAPAN DI TAS PADA LAMAN GOOGLE

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

BETARIA ANDRIYANI A 310090230

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1

ANALISIS BENTUK CAMPUR KODE DAN KATA SERAPAN PADA UNGKAPAN DI TAS PADA LAMAN GOOGLE

BETARIA ANDRIYANI A 310090230

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk campur kode dan kata serapan pada ungkapan di tas pada laman google. Objek penelitian ini adalah bentuk campur kode dan kata serapan yang terdapat pada ungkapan di tas yang diambil pada laman google. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualtatif. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu dipakai untuk mengambil data dari ungkapan di tas dalam laman google. Teknik pengumpulan data dengan mengkaji dokumen yaitu dengan menganalisis ungkapan yang mengandung campur kode dan kata serapan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan referensial dan metode agih bagi unsur langsung.

Berdasarkan analisis penelitian dapat disimpulkan bentuk campur kode dan kata serapan pada ungkapan di tas yang diambi pada laman google berupa yang pertama, bentuk campur kode data yang dikumpulkan dianalisis berdasarkan jenis-jenis campur kode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wujud campur kode terdiri dari tiga yaitu (1) Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata, (2) Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frase, dan (3) Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa. Kedua, bentuk kata serapan terdiri atas tiga cara yaitu melalui cara adopsi, adaptasi, dan kreasi.

Kata kunci : bentuk campur kode, kata serapan, ungkapan.

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

(4)

2

(5)

3

yang meneliti tentang kata serapan pada ungkapan di tas yang ada pada laman googleyang akan saya teliti ini.

laman adalah halaman muka atau beranda (Bahasa Melayu: laman, yakni "muka surat" atau "halaman muka") kata laman dalam bahasa Indonesia sendiri berarti "halaman depan" atau "halaman muka" yang bisa mengacu kepada halaman depan buku, surat, situs web, dan lain sebagainya (dalam blog Jasmadi). Ungkapan adalah bentuk bahasa yang merupakan gabungan kata yang menyatakan makna khusus (makna unsur yang membentuknya, sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan menjadi kabur), dan ungkapan disebut idiom.

Peneliti memilih ungkapan di tas sebagai objek penelitian, karena dalam

ungkapan di tas itu sendiri banyak terdapat variasi bahasa campur kode maupun

berbagai bentuk kata serapan yang digunakan untuk menarik minat para pembaca.

Dengan adanya campur kode dan penggunaan kata serapan yang bervariasi, maka

penelitian ini ditulis untuk meneliti bagian-bagian bahasayang mengandung unsur

campur kode dan kata serapan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,

peneliti tertarik untuk mendeskripsikan campur kode dan kata serapan yang terjadi

pada bahasa tulis ungkapan di tas dengan mengangkat “Campur Kode dan kata

serapan pada ungkapan di tas yang ada pada laman google”.

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini ada dua rumusan masalah yang perlu dicari jawabannya. 1. Campur kode apa saja yang terdapat pada ungkapan di tas dalam laman

google?

2. Bentuk kata serapan yang terdapat pada pada ungkapan di tas dalam laman google?

2. LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka

(6)

4

keseluruhan data. Terdapat pula 3 campur kode metaphorical yang digunakan dalam bahasa debat di acara DEMOCRAZY atau sekitar 37,5% dari keseluruhan data. Penggunaan campur kode situasional lebih dominan dalam bahasa debat di acara DEMOCRAZY, hal itu disebabkan karena didalamnya partisipan terdiri dari orang-orang dengan beragam pendidikan tinggi, sehingga mereka pandai dalam mengatur gaya bahasa mereka untuk menunjukkan kemempuan mereka dalam debat.

Di dalam campur kode dalam acara debat DEMOCRAZY berdasarkan faktor penggunaannya terdapat 5 campur kode need feeling motive atau sekitar 50% dan ada 5 campur kode presting filling motive atau sekitar 50%. Dalam label ini menunjukkan ketidak seimbangan dalam penggunaan campur kode karena dapat dilihat dari dominasi penggunaan campur kode berdasarkan faktor penggunaannya lebih banyak need feeling motive. Persamaan penelitian ini dengan Andoko (2011) adalah sama-sama membahas campur kode. Perbedaan pada objek yang dikaji, Andoko (2011) menggunakan campur kode yang digunakan dalam Bahasa Politik Di Acara DEMOCRAZY, sedangkan penelitian ini menggunakan campur kode pada ungkapan di tas.

(7)

5

berwujud kata, frasa, dan klausa berjumlah 47 data. Persamaan penelitian ini dengan Riza Dwi Ariyanti (2010) adalah sama-sama membahas campur kode. Perbedaan pada objek yang dikaji, Riza Dwi Ariyanti (2010) menggunakan campur kode yang digunakan dalam percakapan di Bukan Empat Mata sedangkan penelitian ini menggunakan campur kode pada ungkapan di tas.

Rizqi Fardianto Rahman (2008) meneliti “Penyerapan Istilah Asing Register Kedokteran pada Rubrik Kesehatan Surat Kabar Republika Edisi Januari–Maret 2008”. Hasil penelitian ini adalah: 1) Bentuk register kedokteran yang diserap berdasarkan penyesuaian ejaan dan lafal pada rubrik kesehatan surat kabar Republika edisi Januari sampai dengan Maret 2008 terdapat dua bentuk, yaitu bentuk penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal serta bentuk penyerapan utuh atau penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal. Bentuk penyerapan dengan pengubahan yang berupa penyesuaian ejaan dan lafal terdiri dari tiga jenis bentuk penyerapan, yaitu penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal, penyerapan dengan penyesuaian lafal tanpa penyesuaian ejaan, dan penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal sekaligus. 2) Berdasarkan proses penyesuaian ejaannya, terdapat sejumlah istilah yang tidak sesuai dengan kaidah penyesuaian ejaan, yaitu: istilah pasien, multipatologis, eklamsia, imobilisasi, menopause, dan stroke. Persamaan penelitian ini dengan Rizqi Fardianto Rahman (2008) adalah sama-sama membahas kata serapan atau penyerapan bahasa asing. Perbedaan pada objek yang dikaji, Rizqi, Fardianto Rahman (2008) menggunakan kata serapan yang digunakan dalam percakapan di Bukan Empat Mata sedangkan penelitian ini menggunakan kata serapan pada ungkapan di tas.

Kajian Teori

(8)

6

telah diungkapkan oleh ahli di atas campur kode terjadi apabila bahasa digunakan

mengandung unsur yang berbeda jenisnya tetapi masih mempunyai keterkaitan

dalam fungsinya. Sebagai bahan acuan untuk mengkaji lebih jauh lagi tentang

campur kode, pendapat di atas sangat berguna untuk mencari bahasa yang

terindikasi bahasa yang mengandung campur kode. Dengan kata lain, campur kode dalam bahasa tulis terjadi apabila terdapat dua unsur bahasa yang sengaja digunakan secara berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain. (Al-Ma’ruf, 2009: 56) kata serapan adalah kata yang diambil atau dipungut dari bahasa lain, baik bahasa asing maupun bahasa daerah, baik mengalami adaptasi struktur, tulisan, dan lafal, maupun tidak dan sudah dikategorikan sebagai kosakata bahasa Indonesia. Dengan pengertian itu peneliti dapat mencari jenis bahasa yang mengandung unsur kata serapan.

3. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang bersifat karakteristik, data yang dinyatakan dalam bentuk sebenarnya, senyatanya dengan tidak diubah ke dalam bentuk simbol atau bilangan, digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data. Adapaun objek atau Sasaran dalam penelitian ini adalah campur kode dan kata serapan dalam ungkapan di tas pada laman google.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode simak dan dokumentasi. Metode simak mkemiliki teknik lanjutan yang berupa teknik catat. Teknik catat disebut teknik dasar dalam metode simak karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan pencatatan. Selain metode simak peneliti juga menggunakan metode dokumentasi. Dalam metode dokumentasi ini peneliti mengumpulkan ungkapan di tas setiap harinya pada bulan September sampai Oktober 2012.

(9)

7

padan digunakan karena alat penentunya dari luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Metode padan adalah metode yang menggunakan alat penentu referen, organ wicara, dan seterusnya.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Bentuk Campur Kode

Campur kode adalah suatu keadaan berbahasa bilamana orang mencampur dua atau lebih bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain, unsur-unsur yang menyisip tersebut tidak lagi mempunyai fungsi sendiri. Pada penelitian ini, penelit mendapatkan beberapa bentuk campur kode yang terdapat pada ungkapan di tas.

NO Bentuk Campur Kode

Bentuk Kata Bentuk Frasa Bentuk Klausa

1. Bentuk Bahasa Indonesia-Inggris

Seminar Technology, muslim girl, facial bisa jadi awal penularan HIV dan Hepatitis, Macan group, Seminar dan workshop, TK Islam plus nurul ikhlas, love Islam, Good muslim, muslim creative, Enjoy Jakarta, Smart sholeh mandiri aktif rajin kreatif

Pondok indah healthcare

group, Happy birthday

Eyang.

Islam is my

lifestyle, Membuat Indonesia jadi hijau STOP! GLOBAL

WARMING, I love Islam.

2. Bentuk Bahasa Jawa-Inggris

Diet tas kresek

3. Bentuk Bahasa Arab-Inggris

Dai kids generation Dai kids generation

(10)

8

Jawa-Indonesia berarti Anda waras, Surabaya

“telugewu njaluk slamet”,

5. Bentuk Bahasa Arab-Indonesia

Selamat Idul Fitri.

Campur kode dalam analisis ini diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas kata, frasa, dan klausa. Pertama, kelas kata sendiri masih dibagi menjadi tiga, antara lain kata kerja, kata benda, dan kata sifat. Kedua, kelas frasa dibagi menjadi dua, antara lain frasa nominal dan frasa verbal. Ketiga, kelas klausa. Hasil analisis bentuk campur kode dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1) Campur Kode Kata Benda

Campur kode kata benda adalah percampuran pemakaian bahasa Indonesia ke bahasa Jawa yang berwujud kata benda. Kata benda adalah nama benda atau segala sesuatu yang dibendakan (Rohmadi, dkk, 2009: 158).

Contoh:

(1) Muslim girl

Pada data (1) kata girl merupakan bentuk campur kode kata benda karna mengalami percampuran bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia, kata girl berasal dari bahasa Inggris sedangkan arti dalam bahasa Indonesia yaitu wanita atau perempuan.

2) Campur Kode Kata Kerja

(11)

9 (2) Seminar dan workshop

Pada data (2) merupakan bentuk campur kode berupa kata kerja yaitu workshop yang berasal dari bahasa asing yaitu dari bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia berarti lokakarya yaitu suatu acara pertemuan antara para ahli (pakar) untuk membahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahliannya.

3) Campur Kode Kata Sifat

Campur kode kata sifat adalah percampuran pemakaian bahasa Indonesia ke bahasa asing berwujud kata sifat. Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau keadaan suatu benda atau sesuatu yang dibendakan (Rohmadi, dkk, 2009: 171).

Contoh:

(3) Muslim creative

Pada data (3) terdapat bentuk campur kode berupa kata sifat yaitu creative yang berasal dari bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia berarti kreatif yaitu dapat menciptakan sesuatu yang baru.

4) Campur Kode Frasa Nominal

Campur kode frase nominal adalah percampuran pemakaian bahasa Indonesia ke bahasa asing berwujud frase nominal. Frase nominal adalah kelompok kata yang menyatakan nama benda atau yang dibendakan.

Contoh:

(12)

10

Pada data (4) terdapat campur kode yang berasal dari bahasa Inggris berupa frasa Healthcare Group dalam bahasa Indonesia berarti balai kesehatan yaitu suatu tempat untuk mengobati penyakit.

5) Campur Kode Frasa Verbal

Campur kode frasa verbal adalah percampuran pemakaian bahasa Indonesia ke bahasa asing berwujud klausa verbal.

Contoh:

(5) Selamat Idul Fitri

Data (5) terdapat campur kode dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia yang memiliki arti hari raya islam yaitu hari dimana umat islam merayakan kemenangan setelah berpuasa selama satu bulan.

6) Campur Kode Klausa

Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat.

Contoh:

(6) Semboyan becak Surabaya “telungewu njaluk slamet”

(13)

11 b. Bentuk Kata Serapan

Kata serapan sering digunakan dalam memperluas kosa kata dalam bahasa Indonesia. Pada penelitian ini, penelit mendapatkan beberapa bentuk kata serapan yang terdapat pada ungkapan di tas.

NO Bentuk Kata Serapan Jumlah Deskripsi

1. Adopsi 26 Group, Technology, Good, Girl,

Creative, Enjoy, Workshop, Laundry, Diet, Hepatitis, Smart, Plus, Waras, Telungewu njaluk slamet, Idul Fitri, Muslim, Dai, Stop, Zakat, Love, Villa, Aqiqah, Alhamdulillah, Princess, Program, Vote.

2. Adaptasi 7 Aktif, Energi, Diskon, Renovasi, Kompetensi, Fakultas, Produk.

3. Kreasi 17 Technology, Creative, Quick

smart, Kresek, Think green, Bless collection, Say no to plastic bag!, Happy shopping, Plastic bag is dead, Full day scholl, Play group, Kids generation, STOP!

GLOBAL WARMING, I love, Islam is my lifestyle, Healthcare group, Happy birtday.

(14)

12

melalui tiga cara yaitu adopsi, adaptasi, dan kreasi. Hasil analisis dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1) Bentuk Kata Serapan Adopsi

Adopsi adalah pemakai bahasa yang mengambil bentuk dan makna kata asing secara keseluruhan.

Contoh:

(1) Seminar Technology

Kata technology pada data (1) merupakan kata serapan yang mengalami bentuk penyerapan adopsi yaitu pengambilan bentuk dan makna asing secara keseluruhan. Kata technology berasal dari bahasa Inggris sedangkan dalam bahasa Indonesia kata technology artinya teknologi atau ilmu teknik. Kata teknologi pada tataran bahasa Indonesia sudah diakui karna sudah mengalami penyesuaian dari bahasa Inggris yaitu kata technology.

2) Bentuk Kata Serapan Adaptasi

Adaptasi adalah bahasa yang hanya mengambil makna asing, sedangkan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.

Contoh:

(2) Hemat enegri

(15)

13

adalah Pedoman Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.

Dengan demikian, kata energy sudah dianggap menjadi bentuk bahasa Indonesia dan tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman atau pungutan, karena telah mengalami penyesuaian dari kata energy menjadi energi.

3) Bentuk Kata Serapan Kreasi

Kreasi adalah pemakai bahasa yang hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia.

Contoh: (3) Think green

Ungkapan think green pada data (3) merupakan kata serapan yang mengalami bentuk penyerapan kreasi yaitu bahasa yang mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Meskipun sekilas mirip penerjemahan, namun cara terakhir ini memiliki perbedaan. Kata think green dalam bahasa Indonesia mempunyai arti. Pemadanan dalam bahasa Indonesia pikirkan hijau menjadi think green.

Pembahasan

(16)

14

terdapat 5 campur kode need feeling motive atau sekitar 50% dan ada 5 campur kode presting filling motive atau sekitar 50%. Persamaannya adalah sama-sama menganalisis bentuk campur kode dan perbedaannya yaitu pada penelitian pada objek yang dikaji, Andoko (2011) menggunakan campur kode yang digunakan dalam Bahasa Politik Di Acara DEMOCRAZY, sedangkan penelitian ini menggunakan campur kode pada ungkapan di tas.

Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Riza Dwi Ariyanti (2010) penelitian ini membahas a) wujud alih kode pemakaian bahasa Indonesia pada percakapan Bukan Empat Mata bulan Juli 2010 terdapat alih kode ekstern sebanyak dua data yang ditandai adanya peralihan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ke dalam bahasa Jawa. b) wujud campur kode dalam pemakaian bahasa Indonesia pada percakapan Bukan Empat Mata bulan Juli 2010 terdiri dari: Campur kode intern yang berasal dari bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Bentuk campur kode yang ditemukan berupa campur kode berwujud kata, frasa, perulangan kata, dan klausa berjumlah 15 data. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama membahas campur kode. Perbedaan pada objek yang dikaji, Riza Dwi Ariyanti (2010) menggunakan campur kode yang digunakan dalam percakapan di Bukan Empat Mata sedangkan penelitian ini menggunakan campur kode pada ungkapan di tas.

(17)

15

imobilisasi, menopause, dan stroke. Persamaan penelitian ini dengan Rizqi Fardianto Rahman (2008) adalah sama-sama membahas kata serapan atau penyerapan bahasa asing. Perbedaan pada objek yang dikaji, Rizqi, Fardianto Rahman (2008) menggunakan kata serapan yang digunakan dalam percakapan di Bukan Empat Mata sedangkan, penelitian ini menggunakan kata serapan pada ungkapan di tas.

7) PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian dengan judul “Analisis Bentuk Campur Kode dan Kata Serapan pada Ungkapan di Tas pada Laman Google” diperoleh sebagai berikut.

1. Campur kode yang ditemukan dalam ungkapan di tas pada laman google sebanyak 24 buah campur kode. Campur kode yang ditemukan di dalamnya antara lain. Campur kode antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris, campur kode antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Jawa, dan yang terakhir campur kode antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Arab. Campur kode yang ditemukan campur kode kata 16, frasa 3, dan klausa 5.

2. Kata serapan yang ditemukan dalam ungkapan di tas pada laman google sebanyak 50 data. Kata serapan bentuk adopsi terdapat 26 data, kata serapan bentuk adaptasi terdapat 7 data, dan kata serapan bentuk kreasi terdapat 17 data.

Saran

(18)

16

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2009. Stilistika Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Surakarta: Cakra Books.

Andoko. 2011. “Penggunaan Campur Kode dalam Bahasa Politik di Acara “DEMOCRAZY”. Skripsi.PBSID FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ariyanti, Riza Dwi. 2010. “Analisis Alih Kode dan Campur Kode Penggunaan Bahasa Indonesia pada Percakapan Bukan Empat Mata Bulan Juli 2010”. Skripsi.PBSID FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rizqi, Fardianto Rahman. 2008. “Penyerapan Istilah Asing Register Kedokteran pada Rubrik Kesehatan Surat Kabar Republika Edisi Januari–Maret 2008”.Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rohmadi, Muhammad dll. 2010. Sosiolinguistik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Pustaka Pelajar.

Rohmadi, Muhammad, dkk. 2009. Morfologi, Telaah Morfem dan Kata. Surakarta: Yuma Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan daun gamal (Gliricidia sapium), guna mempercepat kematangan buah pisang Raja Sere dan Emas yang dilakukan Yulianingsih dan Dasuki (1989), menyatakan bahwa daun gamal

[r]

 untuk melakukan verifikasi dan validasi kesesuaian data proses pembelajaran setiap satuan pendidikan per kabupaten/kota berdasarkan standard (SNP dan SPM) yang sudah ditentukan

Hasil analisis lanjut menunjukkan remaja yang memilih kebiasaan mengkonsumsi fast food tradisional memiliki resiko sebanyak 1,692 kali lebih tingi terjadinya status gizi

Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi pembelajaran kelas VIII F SMP Negeri 2 Colomadu yang terdapat kelemahan antara lain: proses pembelajaran masih

1) Menarik wisatawan dalam atau luar negeri dengan obyek daya tarik wisata alam melihat secara langsung hidupan liar satwa endemik Kalimantan yaitu bekantan.

H0 adalah hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan pada kadar profil lipid pada pasien penyakit ginjal diabetik dan penyakit ginjal non-diabetik

Musim tanam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dalam usaha budidaya tanaman padi, penggunaan varietas unggul baru yang adaptif merupakan salah satu