TUGAS AKHIR
ANALISIS KEUANGAN DENGAN DU PONT SYSTEM DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN PT ANEKA
TAMBANG TBK PERIODE 2017-2019
OLEH:
M DAFFA MAULANA 172101007
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat- Nya yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan, dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul
“Analisis Rasio Keuangan Dengan Du Pont System Dalam Menilai Kinerja Perusahaan PT Aneka Tambang Tbk Periode 2017-2019”. Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bmbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar SP, MBA, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Yulinda, M.Si, selaku dosen pembimbing saya yang telah berkenan
membimbing dan meluangkan waktunya serta mengarahkan saya sehingga
tugas akhir ini bisa selesai dengan baik.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Jadwal Penelitian ... 6
1.6 Sistematis Penelitian ... 7
BAB II PROFIL PT. Aneka Tambang Tbk 2.1 Sejarah Singkat PT Aneka Tambang Tbk ... 8
2.2 Visi dan Misi PT Aneka Tambang Tbk ... 9
2.3 Struktur Organisasi PT Aneka Tambang Tbk ... 10
2.4 Job Description ... 11
2.5 Jaringan Perusahaan ... 17
2.6 Kinerja Usaha Terkini ... 18
2.7 Rencana Kegiatan ... 20
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 22
3.2 Peranan dan Pengguna Laporan Keuangan ... 23
3.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 25
3.4 Prosedur Rasio Analisis Keuangan ... 26
3.5 Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 27
3.6 Perbandingan Rasio Keuangan ... 28
3.7 Keterbatasan Analisis Rasio ... 29
3.8 Pengertian Analisis Du Pont ... 29
3.9 Keunggulan dan Kelemahan Du Pont System ... 31
3.10 Jenis-jenis Rasio dalam Analisis Du Pont System ... 32
3.11 Bagan Du Pont System ... 35
3.12 Laporan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk ... 36
3.13 Analisis dengan Du Pont System... 41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 51
4.2 Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Penjualan dan Laba bersih pada PT Aneka Tambang ... 4
1.2 Jadwal Penelitian ... 6
3.1 Laporan Posisi Keuangan PT Aneka Tambang Tbk ... 36
3.2 Laporan Posisi Keuangan Lanjutan ... 37
3.3 Laporan Laba Rugi PT Aneka Tambang Tbk... 44
3.4 Net Profit Margin PT Aneka Tambang Tbk ... 46
3.5 Tingkat Perutaran Aktiva PT Aneka Tambang Tbk ... 47
3.6 Return On Investment ... 48
3.7 Return On Equity ... 50
3.8 Equity Multiplier ... 51
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.3 Struktur Organisasi PT Aneka Tambang Tbk ... 10
3.11 Bagan Du Pont System ... 35
Keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur berdasarkan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Baik dan buruknya kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan perusahaan yang disajikan secara teratur. Bagi pihak- pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat perlu untuk mengetahui kondisi kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan pada setiap periode. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak- pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan.
Pihak yang berkepentingan salah satunya adalah manajer, pihak manajemen dalam mengukur dan menilai kinerja perusahaan perlu memahami kondisi keuangan perusahaan sebelum mengambil keputusan yang tepat, melalui laporan keuangan yang telah disajikan oleh akuntan. Salah satu cara menilai kinerja keuangan adalah dengan melakukan analisis keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan merupakan analisis atas laporan keuangan dalam perusahaan.
Salah satu cara dalam menilai kinerja keuangan perusahaan dan paling
sering digunakan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah salah satu alat dalam
menganalisa kinerja keuangan perusahaan dengan cara membandingkan data-data
yang ada dalam laporan keuangan untuk satu priode dan hasilnya dalam bentuk
rasio atau presentase, dimana dalam mengukur baik atau tidaknya kondisi keuangan
2
perusahaan tersebut dapat menggunakan rasio rata-rata industri yang berlaku secara umum. Analisis rasio digunakan oleh dua pengguna utama yaitu investor dan manajemen. Investor menggunakan analisis rasio untuk melihat apakah perusahaan itu adalah tempat investasi yang bagus atau tidak.
Analisis rasio sangat bermanfaat bagi para pihak yang berkaitan dengan perusahaan salah satunya adalah manajemen perusahaan yang membutuhkan alat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan hasilnya digunakan untuk merancang perencanaan bisnis perusahaan dimasa depannya dan juga untuk mengevaluasi kinerja manajemen dan perusahaan dengan cara membandingkannya dengan rata-rata industri, sedangkan bagi para kreditur dapat digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjamannya..
Secara umum rasio yang sering digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio solvabilitas. Namun dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan tersebut adalah Analisis Du Pont System. Menurut Sugiono (2010:89) Du-Pont System memberikan suatu kerangka analisis yang menghubungkan berbagai macam rasio, yaitu menghubungkan mata rantai new profit margin (yang mengukur profitabilitas) dengan assets turn over (yang mengidentifikasi efisiensi perusahaan dalam menggunakan assetnya untuk menghasilkan penjualan).
Analisis Du-Pont System menghitung berbagai macam rasio dengan hasil
yang dapat mengetahui perkembangan kesehatan keuangan dalam perusahaan.
Analisis Du-Pont akan mengukur kinerja keuangan perusahaan guna menghasilkan laba perusahaan. Diharapkan melalui Du Pont System perusahaan pusat dapat menilai kinerja dari divisi keuangan dan departemen pusat investasi berdasarkan ROI yang dicapai.
Analisis Du Pont System adalah analisa yang mencakup seluruh rasio aktifitas dan margin keuntungan atas penjualan untuk menunjukkan bagaimana rasio ini mempengaruhi profitabilitas. Disamping itu dengan menggunakan Du Pont System ini, pengendalian biaya dapat diukur dan efisiensi perputaran aktiva sebagai akibat turun naiknya penjualan dapat diukur. Dengan menggunakan analisis Du-Pont System, rasio yang dapat digunakan ada berbagai macam yaitu Return On Equity (ROE) yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih menggunakan modal sendiri, Equity Multiplier yaitu seberapa besar ekuitas jika dibandingkan dengan total aktiva dan Return On Investment (ROI) yaitu tingkat pengembalian dari dana yang diinvestasikan atas aset yang ada untuk strategi pemasaran.
PT Aneka Tambang Tbk adalah anak perusahaan BUMN pertambangan
Inalum. Kegiatan PT Aneka Tambang mencakup eksplorasi, penambangan,
pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral. Pendapatan PT Antam
diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit mineral, pengolahan
mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil pengolahan tersebut kepada
konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Kegiatan ini telah
dilakukan semenjak perusahaan berdiri tahun 1968. Komoditas utama dari PT
Aneka Tambang adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar
4
rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama Antam adalah pengolahan dan pemurnian logam mulia serta jasa geologi.
Tabel 1.1 dibawah ini akan menunjukan bahwa Laba Bersih dari PT Aneka Tambang Tbk selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan lalu terjadi penurunan kembali seiring dengan penjualan dari PT Aneka Tambang Tbk selama periode tahun 2017, 2018 dan 2019 sebagai berikut :
Tabel 1.1
Penjualan dan Laba Bersih PT Aneka Tambang Periode 2017-2019
Tahun Penjualan Laba Bersih
2017 12,653,619,205 136,503,269
2018 25,241,268,367 874,426,593
2019 32,718,542,699 193,852,031
Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk (2017-2019)
Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa selama kurun waktu tiga tahun perusahaan mengalami peningkatan penjualan dari tahun ke tahun yaitu tahun 2017 dengan penjualan sebesar 12,653,619,205 dan laba bersih yang dihasilkan sebesar 136,503,269, kemudian meningkat pada tahun 2018 yaitu penjualan menjadi sebesar 25,241,268,367 sehingga laba bersih menjadi sebesar 874,426,593, lalu perusahaan mengalami peningkatan penjualan kembali di tahun 2019 yaitu menjadi 32,718,542,699 namun mengalami penurunan laba bersih menjadi sebesar 193,852,031.
Dengan adanya penurunan laba bersih di tahun 2019, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian terkait kinerja dari perusahaan dengan judul “Analisis
Rasio Keuangan dengan Du Pont System dalam Menilai Kinerja Perusahaan Pada
PT Aneka Tambang, Tbk Periode 2017-2019.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Du Pont System Pada PT. Aneka Tambang, Tbk?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah “Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja perusahaan dengan menggunakan Du Pont System pada PT Aneka Tambang, Tbk.”
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat memperoleh informasi bermanfaat yang akurat dan relevan serta dapat digunakan bagi beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi PT. Aneka Tambang Tbk
Dengan adanya hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan dalam mengelola strategi perusahaan dan meningkatkan kinerja perusahaan dengan baik serta sebagai masukan untuk membuat perencanaan dan kebijaksanaan yang tepat dalam hal penerapan analisis laporan keuangan.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan peneliti tentang
bagaimana menganalisis suatu kinerja perusahaan dengan menggunakan Du
Pont System dan sebagai bukti dari penelitian yang dilakukan.
6
3. Bagi Dunia Akademis
Sebagai bahan refrensi dan studi pustaka bagi pihak-pihak luar yang ingin menambah referensi dalam menganalisis kinerja keuangan menggunakan analisis Du Pont System.
4. Bagi Pihak Lain
Dengan adanya laporan ini sebagai penambah informasi bagi pembaca dan menambah referensi bagi peneliti selanjutnya dengan melihat variabel dari objek yang diteliti.
1.5 Jadwal Kegiatan
Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis pada perusahaan PT. Aneka Tambang Tbk berdasarkan data sekunder yang ada di IDX.COM. Penelitian berlangsung mulai tanggal 07 September 2020 sampai 16 September 2020, dapat di lihat dari Tabel berikut ini :
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Apr-20 Mei-20 Jun-20
III IV I II III IV I II
1 Pengajuan Judul
2
Pengajuan Dosen Pembimbing dan
Dosen Penguji
3 Pengumpulan Data
4 Penyusunan Tugas
Akhir
5 Bimbingan Tugas
Akhir
6 Penyelesaian Tugas
Akhir
1.6 Sistematis Penelitian
Adapun sistematis penulisan pada penelitian Tugas Akhir ini adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penilitian, jadwal kegiatan dan sistematika penulisan.
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI
Bab ini membahas sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha atau kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan pada PT Aneka Tambang Tbk.
BAB III : PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai pengertian kinerja perusahaan dan analisis Du Pont System pada PT Aneka Tambang Tbk.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran mengenai analisis keuangan
dengan Du Pont System dalam menilai kinerja perusahaan pada PT
Aneka Tambang, Tbk.
BAB II
PROFIL PT. ANEKA TAMBANG TBK 2.1. Sejarah Singkat PT. Aneka Tambang, Tbk
PT Aneka Tambang atau yang dikenal dengan singkatan ANTAM adalah sebuah BUMN pertambangan yang tanggal kelahirannya ditetapkan berdasarkan terbitnya PP No. 22 Th. 1968 tentang Pembentukan PT Aneka Tambang pada tanggal 5 Juli 1968. Peraturan pemerintah tersebut menyatakan bahwa PT Aneka Tambang dibentuk sebagai merger dari beberapa perusahaan tambang milik negara serta proyek- proyek eksplorasi di bidang mineral selain batubara dan timah yakni BPU Pertambun, PT Perbaki, PT Tambang Mas Tjikotok, PT Logam Mulia, PT Nikel Indonesia dan berbagai proyek pertambangan yang dilakukan oleh Departemen Pertambangan yang pelaksanaan selanjutnya dilimpahkan berdasarkan SK Presidium Kabinet Dwikora tahun 1966 kepada PT Aneka Tambang.
PT Aneka Tambang memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan
yang berhati-hati. Didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968
melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi
komoditas tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada
tahun 1997 PT Aneka Tambang menawarkan 35% sahamnya ke publik dan
mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, PT Aneka Tambang
mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun
2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.
Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham.
Hal ini dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta menurunkan biaya per unit. PT Aneka Tambang berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta peningkatan nilai melalui pengembangan bisnis hilir untuk menjaga mempertahankan kekuatan finansial perusahaan.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan 2.2.1 Visi PT. Aneka Tambang, Tbk
Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia.
2.2.2 Misi PT. Aneka Tambang, Tbk
Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk
menjadikan Antam sebagai pemain global dan menciptakan keunggulan operasional
berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan
keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
10
2.3 Struktur Organisasi PT. Aneka Tambang, Tbk
Sumber : www.antam.com(2020)
Gambar 2.1.
Struktur Organisasi PT. Aneka Tambang Tbk.
2.4 Job Description
Terkait dengan Struktur Organisasi Perusahaan, dapat dijelaskan tugas dari setiap bagian sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris
Tugas dari dewan komisaris sebagai berikut :
a. Melakukan pengawasan atas operasi perusahaan, pengurusan perusahaan dan kegiatan usaha Perseroan serta melakukan pengawasan dan memberikan nasihat dan rekomendasi kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
b. Melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan itikad baik, tanggung jawab dan kehati-hatian. Dalam kondisi tertentu,
c. Dewan Komisaris wajib menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan dan anggaran dasar.
d. Dewan Komisaris berkewajiban untuk menyampaikan laporan tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku sebelumnya kepada RUPS.
2. Komite Audit
Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab memberikan pendapat
profesional dan independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal
yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-
12
tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris. Secara keseluruhan lingkup pekerjaan Komite Audit tercantum dalam charter Komite Audit, antara lain Penelaahan atas Informasi Keuangan, Seleksi, Penunjukan dan Pengawasan Pekerjaan Auditor Independen, Evaluasi Efektivitas Pelaksanaan Fungsi Internal Audit, Pengawasan Efektivitas Pengendalian Intern, Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundangan, Pelaporan Risiko dan Pelaksanaan Manajemen Risiko, Melakukan Self Assesment Pelaksanaan Tugas Komite Audit, dan Pelaksanaan Tugas Khusus.
3. Komite Good Corporate Governance, Nominasi dan Remunerasi
Komite Good Corporate Governance, Nominasi & Remunerasi (GCG-NR) bertugas dan bertanggung jawab membantu Dewan Komisaris dengan cara memberikan pendapat profesional dan independen kepada Dewan Komisaris dengan tujuan untuk memastikan terlaksananya prinsip-prinsip GCG dan standar etika perusahaan, memastikan terkelolanya aspek sosial dan lingkungan Perseroan, serta terselenggaranya proses nominasi dan remunerasi dalam pengelolaan Human Capital Perseroan secara efektif dan benar.
Tugas dan tanggung jawab Komite GCG-NR secara rinci adalah:
a. Melakukan kajian kepatuhan Perusahaan dan kesesuaian Anggaran Dasar Perseroan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
b. Memastikan prinsip-prinsip GCG dan aspek etika telah diterapkan secara
konsisten, memonitor pelaksanaan dan tindak lanjut hasil penilaian yang
dilakukan oleh penilai independen
c. Memantau dan ikut serta dalam pelaksanaan sosialisasi GCG di jajaran perusahaan, mengevaluasi dan mengkaji keberadaan Komite Penunjang dan kualifikasi anggotanya, menangani pelaporan pelanggaran (whistleblowing), d. Menelaah rencana dan laporan pelaksanaan atas pengelolaan sosial,
pengelolaan lingkungan dan pascatambang
e. Memantau kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan, sosial dan lingkungan hidup, serta melakukan evaluasi kebijakan dan identifikasi dampaknya.
f. Untuk pengelolaan Human Capital, Komite GCG-NR melakukan pengawasan sistem dan proses penetapan Nominasi serta penyusunan dan pemberian Remunerasi Direksi maupun Dewan Komisaris.
4. Komite Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko bertugas dan bertanggung jawab untuk membantu
Dewan Komisaris dalam memberikan pendapat profesional dan independen guna
memastikan diterapkannya Manajemen Risiko Perusahaan (Enterprise Risk
Management/ERM) secara baik dan integratif oleh Direksi. Pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Komite Manajemen Risiko mencakup pengkajian, pemantauan
dan pemberian rekomendasi atas identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi
risiko oleh unit-unit kerja terkait dan efektivitas manajemen risiko yang dilakukan
Divisi Manajemen Risiko. Komite manajemen risiko adalah komite yang dibentuk
guna melaksanakan tugasnya dalam pengelolaan risiko usaha yang dihadapi.
14
5. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan PT Aneka Tambang memiliki fungsi untuk menetapkan, mengembangkan, mengarahkan, dan menyusun strategi dalam pelaksanaan compliance perusahaan yang berhubungan dengan pasar modal, pelaksanaan Investor Relations dan Corporate Communication, implementasi Good Corporate Governance serta administrasi kesekretariatan perusahaan untuk mendukung tercapainya Visi dan Misi perusahaan serta Human Capital Excellence dengan tetap memperhatikan prinsip Standar Etika Perusahaan, Good Corporate Governance, dan nilai-nilai perusahaan. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
.6. Direktur Utama
Secara singkat, tugas direktur utama adalah menjadi koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pemimpin, pengelola, sekaligus eksekutor dalam sebuah perusahaan. Disamping itu, tugas direktur adalah sebagai berikut:
a. Memimpin dan bertanggung jawab menjalankan perusahaan
b. Bertanggung jawab terhadap kerugian yang mungkin dihadapi perusahaan, pun bertanggung jawab terhadap keuntungan perusahaan
c. Menentukan, merumuskan, dan memutuskan sebuah kebijakan dalam perusahaan
d. Merencanakan, mengembangkan dan mengelola berbagai sumber pendapatan
dan pembelanjaan kekayaan milik perusahaan
e. Menyusun dan menetapkan berbagai strategi stategis untuk mencapai visi dan misi perusahaan
f. Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan, mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang
7. Direktur Keuangan
Direktur keuangan merupakan pimpinan yang menjalankan proses pemantauan dan pengambilan keputusan mengenai perihal yang berhubungan dengan keuangan di perusahaan. Manajer keuangan yang ada di perusahaan menjalankan tugasnya untuk bisa membantu kinerja yang dijalankan oleh seorang direktur keuangan di perusahaan. Keuangan yang ada di perusahaan tidak hanya dijalankan dengan menggunakan prinsip audit dan analisa, saat ini seorang direktur keuangan memilii peran yang berkembang di pasaran.
8. Direktur Operasi dan Produksi
Direktur operasi dan produksi adalah seorang yang memiliki tanggung jawab
terhadap semua kegiatan operasional perusahaan. Hal tersebut mencakup proses
perencanaan hingga pelaksanaan operasional. Namun ada beberapa tugas dari
direktur operasi dan produksi secara spesifik yaitu untuk membantu tugas-tugas
direktur utama, bertanggung jawab terhadap seluruh proses operasional, produksi,
proyek hingga kualitas hasil produksi, dan bertanggung jawab terhadap
pengembangan kualitas produk maupun karyawan yang terlibat.
16
9. Direktur Sumber Daya Manusia
Direktur SDM memegang tanggung jawab yang besar dalam memajukan suatu perusahaan. Mengelola sumber daya manusia di sebuah perusahaan merupakan peran yang sangat penting yang harus dilakukan oleh direktur SDM.
Direktur SDM juga tidak mempekerjakan sembarang orang untuk bekerja di suatu perusahaan. Para calon karyawan harus melalui tahap seleksi, mulai dari tes pengetahuan umum, psikotest hingga wawancara untuk mendapatkan SDM yang berkualitas dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan perusahaan. Oleh karena itu, direktur SDM memiliki peran penting dalam perekrutan.
Direktur SDM memiliki peranan dalam merencanakan, mengkoordinasi dan mengarahkan fungsi dari administrasi sebuah perusahaan. Selain itu, direktur SDM juga beperan dalam mengawasi perekrutan pegawai, wawancara dan mempekerjakan pegawai baru. Kemudian juga berkonsultasi dengan atasan tentang strategi perusahaan dan menghubungkan antara manajer perusahaan dengan karyawannya.
10. Direktur Pengembangan Usaha
Adapun tugas dari direktur pengembangan usaha adalah:
a. Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha.
b. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dibawah Direktorat
Perencanaan dan Pengembangan Usaha.
c. Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di Bidang Perencanaan termasuk IT, Pengembangan Usaha tidak termasuk pengembangan di Bidang Tanaman dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
d. Menyusun dan melaksanakan kegiatan Perusahaan dalam pengembangan industri hilir dan industri pendukung.
e. Pengelolaan dan pengurusan Anak Perusahaan dan Perusahaan Penyertaan tidak termasuk aspek legal.
f. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.
2.5 Jaringan Perusahaan
PT Aneka Tambang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 27 November tahun 1997 dengan kode perdagangan saham ANTM. Produk utama dari PT Aneka Tambang saat ini terdiri dari tiga kelompok besar, yaitu:
1. Produk mineral dan mineral olahan, terdiri dari Bijih Nikel, Feronikel, Emas, Perak dan Bijih bauksit
2. Jasa pemurnian logam mulia (emas dan perak) 3. Jasa eksplorasi pertambangan (Geomin)
Daerah operasi dari PT Aneka Tambang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia, yang
terdiri dari dua belas sebaran lokasi operasional dengan masing-masing jenis produk,
yaitu:
18
1. Tambang Nikel dan Pabrik Feronikel berlokasi di Pomalaa 2. Tambang Nikel berlokasi di Tanjung Buli
3. Tambang Emas dan Pabrik berlokasi di Pongkor
4. Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia berlokasi di Jakarta 5. Tambang Bauksit berlokasi di Tayan
6. Unit Geomin berlokasi di Jakarta
7. Pascatambang Bauksit berlokasi di Kijang 8. Pascatambang Emas berlokasi di Cikotok 9. Pascatambang Pasir Besi berlokasi di Kutoarjo
10. Pascatambang Nikel berlokasi di Pulau Gebe Gebe Island 11. Pascatambang Pasir Besi berlokasi di Cilacap
12. Pascatambang Batu Kapur berlokasi di Wawo
Untuk mengendalikan kegiatan operasi di berbagai area penambangan tersebut, ANTAM memiliki Kantor Pusat di Jakarta. Untuk memaksimalkan kegiatan pemasaran, ANTAM memiliki kantor perwakilan di Tokyo, Jepang dan Shanghai, Cina.
2.6 Kinerja Usaha Terkini
PT Aneka Tambang Tbk berhasil membukukan laba usaha sebesar Rp 137,54 miliar pada kuartal I-2020. Di saat yang sama, ANTM mencatatkan penjualan sebesar Rp 5,20 triliun dengan kontribusi penjualan ekspor sebesar Rp 1,37 triliun atau 26%
dari total penjualan. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI),
Sabtu (27/6) lalu, kontributor terbesar pendapatan ANTM di kuartal pertama lalu berasal dari penjualan komoditas emas dan feronikel. Emas merupakan kontributor terbesar pendapatan ANTM dengan kontribusi sebesar Rp 3,97 triliun atau 76% dari total penjualan. Sedangkan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dengan kontribusi sebesar Rp 969,95 miliar atau 19% dari total penjualan pada kuartal I-2020.
Di tengah volatilitas tren penurunan harga komoditas nikel global dan fluktuasi penguatan nilai tukar dolar AS yang signifikan terhadap kurs rupiah sepanjang kuartal I-2020 membuat ANTM mengalami rugi selisih kurs yang diserap sebesar Rp 362 miliar. Hal itu turut mempengaruhi capaian profitabilitas ANTM. Pada kuartal I-2020 perusahaan ini membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp 281,84 miliar. Di tengah kondisi yang ada, performa bisnis dan kinerja operasional ANTM tetap solid. Hal tersebut tercermin dengan capaian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang mencapai Rp 34 miliar di kuartal I-2020.
Dalam kondisi volatilitas industri pertambangan global sepanjang kuartal I- 2020 serta pembatasan aktivitas perdagangan internasional sebagai akibat pandemi Covid-19, ANTM mampu menjaga kinerja produksi dan penjualan komoditas utama tetap solid. Di kuartal I-2020, produksi feronikel ANTM mencapai 6.315 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan tingkat penjualan mencapai 6.379 TNi. Di periode yang sama, volum produksi emas ANTM mencapai 449 kilogram atau 14.339 ons troi.
Adapun tingkat volume penjualan emas ANTM tercatat sebesar 5.097 kg atau 163.872
ons troi. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian global serta tumbuhnya
20
permintaan komoditas tambang pada kuartal II-2020, ANTM berupaya meningkatkan capaian produksi dan penjualan komoditas utama.
2.7 Rencana Kegiatan
PT Aneka Tambang (Antam) Tbk (ANTM) menganggarkan belanja modal Rp 3,3 triliun pada 2019-2020. Sebagian besar belanja modal ini akan digunakan untuk pengembangan bisnis. Di antaranya adalah pembangunan proyek feronikel yang sedang dalam tahap penyelesaian. Dengan pengembangan bisnis ini, Antam menargetkan kapasitas produksi tahun ini mencapai 27 ribu ton, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 24 ribu ton.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo menuturkan, di tahun ini, perusahaan akan melakukan sejumlah aksi korporasi. Ia menjabarkan, misalnya beberapa proyek yang diinisiasi, yakni pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter), Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnance di Halmahera Timur yang ditargetkan rampung tahun depan Lebih lanjut, ia mengatakan, proyek lain yang dikerjakan di tahun ini yakni proyek Smelter Grade Alumina, di Kalimantan Barat, yang rencananya akan memproduksi satu juta alumina.
Selain itu, ada juga proyek pembangunan pabrik Feronikel Halmahera Timur
(P3FH). Proyek ini telah berjalan dan direncanakan konstruksi pabrik Feronikel Haltim
(Line 1) selesai pada Semester Pertama tahun ini, dan nantinya sudah bisa masuk untuk
pengerjaan Line 2 dan 3, sehingga bisa meningkatkan kapasitas di Tanjung Buli sampai
27.000 ton. Dengan selesainya pabrik yang memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500
TNi ini, maka total kapasitas produksi feronikel Antam akan naik 50% dari sebesar 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi per tahun. Tidak hanya itu, sebagai wujud sinergi BUMN, Antam bersama dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan nilai investasi sebesar US$ 350 juta atau sekitar Rp 4,90 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Perusahaan patungan ini dibentuk untuk membangun dua pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di Kabupaten
Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur menjelaskan, dengan kerja sama tersebut,
diharapkan ke depannya, perusahaan akan lebih fokus pada pembuatan smelter,
sementara untuk persoalan infrastrukturnya bisa dilakukan oleh PTBA, misalnya untuk
pembangkit, atau dengan Pelindo untuk pelabuhan di Kalimantan Barat.
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang punya kepentingan (stakeholders) di luar, pemilik perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan laporan yang berisi segala macam transaksi yang melibatkan uang, baik transaksi pembelian maupun penjualan dan kredit. Biasanya laporan ini dibuat dalam periode tertentu. Penentuannya ditentukan oleh kebijakan perusahaan apakah dibuat setiap bulan atau setiap satu tahun sekali namun terkadang perusahaan juga menggunakan keduanya.
Ikatan Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan pengunaan ataualasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.
Menurut Syahyunan (2015) Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari
alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang
berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Hasil laporan keuangan akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut.
Kemudian kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimilki, akan tergambar kinerja manajemen dalam suatu perusahaan.
Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan sehingga dapat melihat hubungan antara angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk melihat kondisi keuangan yang lebih dalam sehingga dapat menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan.
3.2 Peranan dan Pengguna Laporan Keuangan
Peran laporan keuangan dalam dunia bisnis atau ekonomi dapat digunakan sebagai alat untuk analisis, sebagai laporan pertanggung jawaban manajemen, sebagai tanda-tanda peringatan bagi perusahaan, untuk meramalkan dan memprediksi keuntungan suatu perusahaan dan sebagai tolak ukur dalam akuntansi.
Tujuan laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan dan kinerja.
Pihak-pihak yang berkepentingan untuk menggunakan informasi laporan
keuangan menurut Dr. I Gusti Putu Darya (2019) adalah:
24
1. Para investor dan para penasehatnya
Mereka berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investasi ini membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.
2. Kreditor
Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
3. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding kreditor.
4. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
5. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu, mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
3.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut David L (2013), Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Laporan laba rugi, dan Arus Kas dalam periode tertentu. Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan gambaran informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan bisnis.
Analisis Data Laporan Keuangan dilakukan dengan menganalisa masing- masing pos yang terdapat di dalam laporan keuangan dalam bentuk rasio posisi keuangan dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kinerja perusahaan untuk masa yang akan datang. Setiap tutup periode akhir bulan biasanya accounting menyiapakan dan menyusun laporan. Hal umum yang biasa terjadi adalah mereka hanya fokus terhadap Laporan Laba Rugi, namun ada hal yang lebih penting yang perlu disajikan dalam penyampaian laporan ini yaitu mengenai Analisis Laporan Keuangan.
Menurut Efraim Ferdinan Giri (2012), analisis keuangan tidak lain
merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-
unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan
26
diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Leopoold A.
Bernstein berpendapat bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan danhasil operasi perubahan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.
3.4 Prosedur Analisis Rasio Keuangan
Menurut Djarwanto (2011) ada berbagai langkah yang harus dipahami terlebih dahulu dalam menganalisis rasio laporan keuangan yaitu sebagai berikut:
1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan. Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang diterjuni oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan tersebut. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut.
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan Selain latar
belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap
perusahaan perlu juga untuk dipahami. Kondisi-kondisi yang perlu dipahami
mencakup informasi mengenai trend (kecenderungan) industri dimana
perusahaan beroperasi, per ubahan teknologi, peruba han selera konsumen,
perubahan faktor-faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan perkapita,
tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak, dan perubahan yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi manajemen.
3. Mempelajari dan mengkaji laporan keuangan. Sebelum berbagai teknik analisis laporan keuangan diaplikasikan, perlu dilakukan pengkajian terhadap laporan keuangan secara menyeluruh. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai denganstandar akuntansi yang berlaku.
4. Menganalisis laporan keuangan. Setelah memahami profil perusahaan dan megkaji laporan keuangan, maka dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterpretasikan hasil analisis tersebut.
3.5 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Freddy Semuel Kawatu (2019) ada beberapa jenis rasio keuangan yang umum dipakai yaitu sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya yang diukur menggunakan rasio lancar, rasio cepat dan cash ratio.
2. Rasio Aktiivitas yaitu rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian
menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat
kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan
mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam padaaktiva-
aktiva tersebut.
28
3. Rasio Solvabilitas yaitu rasio aktivitas menunjukkan tingkat efektivitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan kepada Anda.
4. Rasio Profitabilitas yaitu merupakan rasio yang menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.
5. Rasio investasi merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan kembalian atau imbalan kepada para pemberi dana, khususnya investor yang ada di pasar modal dalam jangka waktu tertentu.
Rasio tersebut memiliki nilai manfaat bagi para investor sesuai fungsi laporan keuangan bagi investor untuk menilai kinerja sekuritas saham di pasar modal.
3.6 Perbandingan Rasio Keuangan
Menurut Sumiati (2019) untuk mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, maka rasio keuangan dapat dibandingkan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1. Perbandingan Antar Waktu (Trend Analysis)
Dalam perbandingan antar waktu, rasio keuangan yang sekarang dibandingkan dengan rasio keuangan tahun yang lalu atau dibandingkan dengan perkiraan rasio keuangan tahun yang akan dating dalam perusahaan yang sama suatu perusahaan. Dari perbandingan itu dapat dilihat arah perubahan apakah naik atau sebaliknya turun.
2. Perbandingan Antar Perusahaan (Comparative Analysis)
Dalam perbandingan antar perusahaan, rasio keuangan suatu perusahaan
dibandingkan dengan rasio keuangan perusahaan lainnya yang sejenis atau
dengan rata-rata industri pada waktu yang sama. Dari perbandingan ini dapat
dilihat apakah rasio keuangan perusahaan relatif sama atau berbeda dengan perusahaan lainnya atau rata-rata industri.
3.7 Keterbatasan Analisis Rasio
Analisis rasio memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Adapun kelemahan atau keterbatasan analisis rasio antara lain adalah:
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi ketegori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
2. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
3. Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.
5. Pembatasan yang termasuk dalam pembukuan atau dalam akun tahunan juga terbatas pada teknik tersebut.
6. Kedua perusahaan yang dibandingkan mungkin tidak memiliki kebijakan dan standar akuntansi yang sama. Oleh karena itu, perbandingan dapat dibuat untuk menyebabkan kesalahan.
7. Bahan untuk menghitung langkah-langkah atau laporan keuangan yang berisi banyak estimasi dan penilaian yang dapat dinilai atau bersifat subyektif.
3.8 Pengertian Analisis Du Pont System
Du Pont System adalah suatu sistem analisis yang dimaksudkan untuk
menunjukkan hubungan antara Return On Investment, Net Profit Margin dan Total
30
Asset Turn Over. Analisis tersebut mencakup rasio aktivitas dan profitabilitas atas penjualan untuk menunjukkan bagaimana rasio-rasio ini saling mempengaruhi, analisis ini menunjukkan tingkat pengembalian atas aktiva. Analisis Du Pont penting unuk melakukan pengawasan keuangan terhadap perusahaan dan terutama divisi yang ditetapkan sebagai profit center.
Melalui analisis Du Pont manajer secara jelas dapat melihat aktivitas perusahaan atau divisi dan secara cepat dapat mengetahui dimana terjadinya kemacetan. Analisis sistem Du Pont dapat juga dikatakan sebagai penghitungan Return On Investment (ROI) yang didefinisikan sebagi laba setelah pajak dibagi total aktiva. Sedangkan persamaan Du Pont adalah rumus yang menunjukkan bahwa tingkat pengembalian atas aktiva dapat diperoleh dengan mengalikan margin laba bersih dengan perputaran total aktiva.
Menurut Meisaroh Firda (2012) analisis Du Pont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan. Bagan Du Pont pertama kali dikembangkan oleh manajemen Du Pont Corporation untuk pengendalian divisi.
Du Pont System lebih tepat jika diterapkan pada perusahaan cabang/divisi/pusat investasi. Melalui analisis ini perusahaan dapat menilai kinerja keuangan divisi/pusat investasinya dengan melihat efektivitas penggunaan aktiva dalam memperoleh laba bersih, sehingga pada akhirnya perusahaan induk dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat atas divisi/pusat investasinya.
Menurut Syahyunan (2015) Melalui Du Pont System diharapkan dapat
diketahui penyebab dari tidak efesiensinya suatu perusahaan yang bersumber pada
laporan keuangan. System ini juga memiliki keunggulan lain, seperti membagi Return on Equity (ROE) menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
1. Komponen Laba Penjualan (Net Profit Margin)
Komponen laba penjualan (Net Profit Margin) dapat ditingkatkan dengan menaikkan harga dan meminimalkan biaya. Agar dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi, produk atau jasa yang dihasilkan harus memiliki nilai tambah yang tinggi, sedangkan biaya dapat diminimalkan dengan efesiensi.
2. Komponen Efesiensi Aset (Asset Turnover)
Komponen efisiensi aktiva (Asset Turnover) dapat ditingkatkan dengan menaikkan penjualan dan mengurangi investasi pada aktiva yang kurang produktif. Dalam peningkatan penjualan sebaiknya dijaga jangan sampai mengorbankan tingkat laba bersih.
3. Komponen Leverage (Equity Multiplier)
Equity Multiplier yang tinggi selain meningkatkan ROE juga meningkatkan risiko keuangan perusahaan. Meningkatnya risiko perusahaan dapat mengakibatkan beban bunga yang lebih tinggi dan harga saham turun. Oleh karena itu, Equity Multiplier harus diupayakan pada posisi yang seoptimal mungkin.
3.9 Keunggulan dan Kelemahan Du Pont System 3.9.1 Keunggulan Du Pont System
Menurut Syahyunan (2015) adapun beberapa keunggulan dalam
menggunakan Du Pont System adalah:
32
1. Sebagai salah satu teknik analisis kuangan yang sifatnya menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efisiensi pendayagunaan aktiva.
2. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga diketahui produk mana yang potensial.
3. Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang dihasilkan dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya.
3.9.2 Kelemahan Du Pont System
Menurut Syahyunan (2015) adapun beberapa kelemahan dalam menggunakan Du Pont System adalah:
1. Adanya kesulitan dalam membandingkan Rate Of Return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, karena praktek akutansi yang dilakukan berbeda.
2. Adanya fluktuasi nilai dari uang atau daya beli dengan demikian sulit untuk menganalisisnya.
3. Tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang sempurna.
3.10 Jenis-jenis Rasio dalam Analisis Du Pont System
Adapun jenis rasio yang umumnya digunakan dalam Du Pont System untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan adalah sebagai berikut (Kasmir, 2016):
1. Margin laba bersih (Net Profit Margin)
Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan
atau pendapatan. Keduanya umumnya dinyatakan dalam persen. Indikator ini
merupakan indikator yang menunjukkan efisiensi produk dari perusahaan
dalam menghasilkan laba. Berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya, dengan rumus:
Margin Laba Bersih =
Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan BersihSumber: Syahyunan(2015)
2. Total Asset Turn Over (TATO)
Total Asset Turnover adalah perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan yang menjelaskan tentang kecepatan perputaran total aktiva dalam satu periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh aset/investasi untuk menghasilkan penjualan selama satu periode. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Total Asset Turn Over =
Penjualan Bersih Total AktivaSumber: Syahyunan(2015)
3. Return On Invesment (ROI)
ROI adalah salah satu bentuk dari rasio profabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Besarnya ROI dipengaruhi dua faktor yaitu tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi dan Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih, dengan rumus:
ROI =
Laba Bersih Setelah PajakTotal Aktiva
x 100%
atau
34
ROI = NPM x TATO
Sumber: Syahyunan(2015)
4. Return On Equity (ROE)
ROE adalah rasio keuangan terpenting, karena rasio ROE merupakan gabungan dari 3 rasio penting yang mengukur tingkat kinerja profabilitas terhadap penjualan, mengukur tingkat kinerja operasional dari pengembalian asset perusahaan dibandingkan dengan tingkat penjualan yang terakhir adalah kinerja perusahaan terkait kemampuan memperoleh pendanaan untuk asset perusahaan. ROE digunakan sebagai kinerja keuangan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bagi para investor atau pemilik investasi pemegang saham dengan menggunakan modal sendiri.
Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return On Equity =
Laba Bersih Total EkuitasSumber: Syahyunan(2015)
5. Equity Multiplier (EM)
Menurut Syahyunan (2015), rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar ekuitas atau modal jika dibandingkan dengan total asset perusahaan atau seberapa besar asset dibiayai oleh utang. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
EM =
Total EkuitasTotal AsetSumber: Syahyunan(2015)
3.11 Bagan Du Pont System
Sumber: Syahyunan(2015)
Gambar 3.1.
Bagan Du Pont System
36
3.12 Laporan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk
Berikut ini merupakan laporan keuangan dari perusahaan PT Aneka Tambang Tbk Tahun 2017-2019:
Tabel 3.1
Laporan Posisi Keuangan
Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017-2019 PT. Aneka Tambang Tbk
(Dinyatakan Dalam rupiah)
2017 2018 2019
Aset
Aset Lancar
Kas dan setara kas 5,550,677,020 4,299,068,085 3,636,243,080
Piutang usaha
-Pihak ketiga 969,035,598 922,789,874 973,430,725
-Pihak berelasi 2,132,558 1,105,746 28,903,989
Piutang lain-lain 406,181,959 51,014,028 428,166,187 Persediaan 1,257,785,082 2,027,731,541 1,796,301,441 Pajak dibayar di
muka
-Pajak lain-lain 504,991,958 1,083,998,624 439,751,346 Biaya dibayar
dimuka 88,645,395 24,226,763 13,724,405
Aset lancar lain-
lain 222,489,185 88,507,975 66,110,669
Jumlah Aset
Lancar 9,001,938,755 8,498,442,636 7,665,239,260 Aset tidak lancar
Kas yang dibatasi
penggunanya 21,570,067 108,355,869 117,225,118
Piutang lain-lain
-Pihak Ketiga 389,426,081 455,070,658
-Pihak berelasi 1,421,481,050
Piutang derivative 4,363,484
Investasi pada
entitas asosiasi 1,690,633,406 1,097,162,918 744,529,918 Investasi pada
ventura 835,350,024
Aset tetap 14,092,994,799 20,128,155,732 18,865,691,270 Properti
Pertambangan 933,832,021 868,955,970 752,994,987
Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk (2017-2019)
Tabel 3.1
Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan)
Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017-2019 PT. Aneka Tambang Tbk
(Dinyatakan Dalam rupiah)
Aset eksplorasidan evaluasi 665,322,451 670,169,961 658,740,597
Biaya tangguhan 25,463,937 100,095,911 42,992,368
Pajak dibayar di muka
-Pajak penghasilan
badan 247,306,564 507,008,558 318,764,351
Goodwill 101,759,427 101,759,427 68,336,044
Aset pajak
tangguhan 306,609,010 220,095,687 129,448,529
Aset tidak lancar 280,585,860 546,753,996 379,012,741 Jumlah asset
tidak lancar 21,012,334,697 24,807,948,171 22,529,668,470 JUMLAH ASET 30,014,273,452 33,306,390,807 30,194,907,730 Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk (2017-2019)
Berdasarkan Tabel 3.1 Laporan Posisi Keuangan PT Aneka Tambang Tbk dapat dilihat pada tahun 2017 total asset sebesar 30,014,273,452 sedangkan pada tahun 2018 total asset sebesar 33,306,390,807 dan pada tahun 2019 total asset sebesar 30,194,907,730.
Tabel 3.2
Laporan Posisi Keuangan
Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017 – 2019 PT. Aneka Tambang Tbk
(Dinyatakan Dalam Rupiah)
2017 2018 2019
Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas Jangka Pendek
Utang usaha
-Pihak ketiga 327,219,276 429,241,388 642,785,413
-Pihak berelasi 479,165,925 728,749,573 96,958,283
Beban Akrual
388,295,108 756,944,297 441,970,183Liabilitas derivative
2,620,644 10,041,652Utang pajak
Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk (2017-2019)
38
Tabel 3.2
Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan)
Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017 – 2019 PT. Aneka Tambang Tbk
(Dinyatakan Dalam Rupiah)
-Pajak penghasilan
162,486 8,405,083 18,412,722-Pajak lain-lain 36,106,464 115,414,183 77,857,424
Pinjaman bank
2,715,620,000 1,452,000,000 1,408,101,000Utang obligasi 899,594,714
Pinjaman investasi
486,103,998 1,121,605,486 1,585,286,186Provisi atas
pengelolaan dan reklamasi
17,508,398 25,909,091 31,190,755
Utang lain-lain
59,654,341 435,253,992 706,574,335 Jumlah liabilitasjangka pendek 5,552,461,635 5,511,744,144 5,293,238,393 Liabilitas jangka
panjang
Utang obligasi 2,097,246,586 2,097,852,666 2,098,515,743 Pinjaman investasi 3,200,350,554 5,249,741,153 3,465,639,144 Provisi atas
pengelolaan dan reklamasi
258,351,652 277,340,285 592,201,736
Kewajiban pensiun
411,697,465 412,301,501 604,976,889Liabilitas jangka
panjang lainnya
3,762,043 18,180,335 6,916,650Jumlah liabilitas
jangka panjang
5,971,408,300 8,055,415,940 6,768,250,162JUMLAH
LIABILITAS
11,523,869,935 13,567,160,084 12,061,488,555Ekuitas
Modal Saham
3,934,833,124 3,934,833,124 3,934,833,124 Tambahan modaldisetor
3,934,833,124 3,934,833,124 3,934,833,124 Komponen ekuitas
lainnya
-Selisih kurs 56,100,179 54,944,998 1,140,684,112
-Surplus revaluasi 2,330,655,281 2,755,178,114 2,742,029,584 Saldo laba
Ditentukan pengunaannya
11,613,209,777 9,113,209,777 480,615,295 Belum ditentukan
penggunaannya
1,847,488,724 1,477,969,267 7,432,160,733 Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk (2017-2019)
Tabel 3.2
Laporan Posisi Keuangan (Lanjutan)
Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017 – 2019 PT. Aneka Tambang Tbk
(Dinyatakan Dalam Rupiah)
Jumlah ekuitas yangdidistribusikan
18,490,386,110 19,739,211,753 18,133,399,321 Kepentingan non-
pengendali
17,407 18,970 19,854
JUMLAH EKUITAS 18,490,403,517 19,739,230,723 18,133,419,175 JUMLAH
LIABILITAS DAN EKUITAS
30,014,273,452 33,306,390,807 30,194,907,730
Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk (2017-2019)
Berdasarkan Tabel 3.2 Laporan Posisi Keuangan PT Aneka Tambang Tbk
dapat dilihat pada tahun 2017 total liabilitas sebesar 11,523,869,935 sedangkan
pada tahun 2018 total liabilitas sebesar 13,567,160,084 dan pada tahun 2019 total
liabilitas sebesar 12,061,488,555. Sedangkan jumlah ekuitas perusahaan pada tahun
2017 adalah sebesar 18,490,403,517 dan meningkat pada tahun 2018 menjadi
sebesar 19,739,230,723 namun mengalami penurunan ke,mbali pada tahun 2019
menjadi 18,133,419,175.
40
Tabel 3.3
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017-2019
PT. Aneka Tambang Tbk (Dinyatakan dalam Rupiah)
2017 2018 2019
Penjualan 12,653,619,205 25,241,268,367 32,718,542,699 Beban pokok pendapatan (11,009,726,759) (20,613,271,101) (28,271,386,345) Laba bruto 1,643,892,446 4,661,974,869 4,447,156,354 Beban Usaha
Beban umum dan adm (794,369,050) (1,786,727,942) (2,047,135,504) Beban penjualan dan
pemasaran (248,917,078) (1,319,090,151) (1,444,406,032)
Jumlah Beban usaha (1,043,286,128) (3,105,818,093) (3,941,541,536)
Laba Usaha 600,606,318 1,556,156,776 955,614,818
Beban Penghasilan lain- lain
Bagian kerugian entitas (488,268,854) (1,260,023,189) (88,099,410) Pendapatan keuangan 259,842,315 260,845,591 120,446,161 Beban keuangan (607,685,684) (1,130,486,598) (233,360,576) Penghasilan lain-lain 689,902,429 84,202,993 168,151,129 Beban penghasilan lain-lain (146,209,794) 456,996,025 (268,580,765) Laba sebelum pajak
penghasilan 454,396,524 2,013,152,801 687,034,053
Beban Pajak penghasilan (317,893,255) (377,150,210) (493,182,022) LABA TAHUN
BERJALAN 136,503,269 1,636,002,591 193,852,031
Rugi komprehensif lain Pos yang tidak
direklasifikasi ke laba rugi:
-Kenaikan nilai tanah 424,522,833
-Pengukuran Kembali
kewajiban pensiun (44,451,782) (5,209,400) (168,627,300)
-Dampak pajak pengukuran (11,135,445 1,302,350 3,264,644,101 -Bagian penghasilan
komprehensif 1,446,339 2,717,385 2,374,432,576
Pos yang akan
direklasifikasi ke laba rugi:
-Bagian rugi komprehensif
lain (22,935,327) (1,155,181) 4,986,140,812
Penghasilan Komprehensif
lain, setelah pajak (54,895,325) (302,977,491) (202,750,386) Jumlah penghasilan
komprehensif tahun berjalan
81,607,944 1,296,604,580 30,595,936,843 Sumber: Laporan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk (2017-2019)
Berdasarkan Tabel 3.3 Laporan Posisi Keuangan PT Aneka Tambang Tbk dapat dilihat pada tahun 2017 total penjualan sebesar 12,653,619,205 dan total laba tahun berjalan sebesar 136,503,269 sedangkan pada tahun 2018 total penjualan sebesar 25,241,268,367 dan total laba tahun berjalan sebesar 1,636,002,591 dan pada tahun 2019 total penjualan sebesar 32,718,542,699 dan total laba tahun berjalan sebesar 193,852,031.
3.13 Analisis dengan Du Pont System
Berdasarkan data laporan keuangan perusahaan PT Aneka Tambang Tbk tersebut dapat dilakukan analisis rasio sebagai berikut:
1. Net Profit Margin (NPM)
Menurut Du Pont System, Net Profit Margin yang dicapai perusahaan setiap periodenya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
NPM =
Laba Bersih Setelah PajakPenjualan Bersih
x 100%
Laba bersih setelah pajak = Laba kotor penjualan – Harga Pokok Penjualan Penjualan Bersih = Penjualan – biaya – potongan penjualan
Sumber: Syahyunan(2015)
Maka didapatkan hasil pada tahun 2017-2019 adalah sebagai berikut.
NPM 2017 =
136,503,26912,653,619,205
x 100% = 1,08%
NPM 2018 =
1,636,002,59125,241,268,367
x 100% = 6,48%
NPM 2019 =
193,852,03132,718,542,699
x 100% = 0,59%
42
Tabel 3.4.
Net Profit Margin PT Aneka Tambang Tahun 2017-2019 Tahun Laba Bersih Penjualan Bersih NPM
2017 136,503,269 12,653,619,205 1,08%
2018 1,636,002,591 25,241,268,367 6,48%
2019 193,852,031 32,718,542,699 0,59%
Sumber: Data Diolah, 2020.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3.4. di atas menunjukkan bahwa Net Profit Margin perusahaan pada tahun 2017 sebesar 1,08%. Pada tahun 2018 meningkat menjadi sebesar 6,48%. Namun pada tahun 2019 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 0,59%. Kenaikan NPM pada tahun 2018 disebabkan karena persentase laba bersih lebih besar daripada penjualan bersih hal ini dikarenakan pertumbuhan signifikan dari kinerja produksi dan penjualan komoditas utama serta peningkatan efisiensi biaya tunai operasi perusahaan, sedangkan penurunan NPM pada tahun 2019 disebabkan karena meskipun pendapatan naik, namun laba bersih emiten ini justru menyusut, hal ini disebabkan oleh naiknya beban pokok penjualan yang pada tahun 2019 melonjak sebesar 37,15% padahal beban pokok penjualan pada tahun 2018 hanya sebesar 20,61 triliun.
2. Tingkat Perputaran Aktiva (Total Asset Turn Over)
Menurut Du Pont System, Tingkat Perputaran Aktiva atau Total Asset Turn Over dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
TATO =
Penjualan bersih Total AktivaPenjualan Bersih = Penjualan – biaya – potongan penjualan Total aktiva = aktiva lancar + aktva tidak lancar
Sumber: Syahyunan(2015)