1
REFORMASI BIROKRASI DAN PENYELENGGARAAN REFORMASI BIROKRASI DAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAHAN DAERAH
Disampaikan Oleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si
DIRJEN BINA BANGDA Disampaikan dalam Seminar Kemenpan
dan RB bersama Bakohumas, 27/5/13.
22 SEMBILAN
PROGRAM UTAMA REFORMASI BIROKRASI
3. Penataan dan Penguatan Organisasi 4. Penataan Ketatalaksanaan
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur 2. Penataan Peraturan Perundang-undangan
6. Penguatan Pengawasan 7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja 8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
1. Manajemen Perubahan
KEBER- HASILAN REFORMASI BIROKRASI
SANGAT DITENTUKAN OLEH KOMITMEN PIMPINAN DAN SELURUH APARATUR KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMDA
9. Monitoring dan Evaluasi
PROGRAM PERCEPATAN (QUICK WINS)
3 PERPRES NO.
5 TAHUN 2010
3
REFORMASI BIROKRASI LINGKUP K/L/DAERAH
RPJM NASIONAL TAHUN 2010-2014
TERWUJUDNYA TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK MELALUI
REFORMASI BIROKRASI
SETIAP KEMENTERIAN/
LEMBAGA DAN PEMDA WAJIB MELAKSANAKAN REFORMASI BIROKRASI PERPRES
NO. 81 TAHUN 2010
GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2010-2025
PERMENPAN NO.20 THN 2010
ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2010-2014
ACUAN BAGI SETIAP
KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN PEMDA DALAM MELAKSANAKAN REFORMASI BIROKRASI
KEMENTERIAN/ LEMBAGA DI PUSAT
SEDANG MELAKSANAKAN REFORMASI BIROKRASI
4
FOKUS RB DI DAERAH:
FOKUS RB DI DAERAH:
Permasalahan yang dihadapi birokrasi di daerah
sangatlah kompleks. Masa lima tahun
kepemimpinan KDH, belum tentu mampu
menangani semua permasalahan. RB yg bisa
dirasakan langsung oleh masyarakat adalah
perubahan pelayanan publik ke arah yg lbh baik.
5
• PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) 1
• KUALITAS PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) 2
• PENEGASAN BATAS ANTAR DAERAH 3
• PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 4
• PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI 5
• PENYELESAIAN PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN RENCANA SKPD 6
ISU STRATEGIS PEMERINTAHAN DAERAH
6
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL ((SPM) SPM)
PEMERINTAH TELAH MENETAPKAN
SPM 15 Bidang untuk 65 Jenis pelayanan dan 192 indikator
TUJUAN
menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata
• Laksanakan sosialisasi pada seluruh jajaran DPRD dan SKPD serta para pemangku kepentingan terkait;
• Bentuk Tim percepatan penerapan dan pencapaian SPM di pusat & daerah;
• Fasilitasi daerah untuk mengintegrasikan SPM dalam perencanaan dan penganggaran;
• Monev penerapan SPM di daerah untuk memastikan pencapaian target SPM di setiap provinsi kabupaten/kota
Langkah –langkah yang harus dilakukan
PENERAPAN TAHUN 2014
9 SPM di PROVINSI dan 15 SPM di KABUPATEN/KOTA
7 Daerah Jmlh
Membentuk PTSP Melimpahkan perizinan dan
non perizinan Menetapkan SOP
SUDAH BELUM SUDAH BELUM SUDAH BELUM
Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh %
Provinsi 33 26 79% 7 21% 11 33% 22 67% 3 9% 30 91%
Kab. 399 345 86% 54 14% 138 35% 261 65% 56 14% 343 86%
Kota 98 96 98% 2 2% 41 42% 57 58% 17 17% 81 83%
JUMLAH 530 467 88% 63 12% 190 36% 340 64% 76 14% 454 86%
HASIL EVALUASI PTSP S.D. TAHUN 2013
Masih rendah komitmen membentuk, melimpahkan kewenangan perizinan dan non perizinan kepada PTSP, serta menetapkan SOP PTSP sehingga belum sepenuhnya menjamin adanya kepastian ketepatan waktu penyelesaian dan biaya perizinan dan non perizinan memulai berusaha di beberapa provinsi, kabupaten/kota.
HAMBATAN
8
PENEGASAN BATAS ANTAR DAERAH
16.39%
8.04%
27.11%
8.56%
39.90%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
Permendagri Proses Penyusunan Permendagri
Proses Pengukuran dan Pelacakan
Batas
Dilaporkan ada Perselisihan Batas
Belum di Tegaskan
REALISASI PENEGASAN BATAS s.d APRIL 2013 Ketidaktegasan batas daerah:
• Memicu munculnya perselisihan antar daerah
• Menghambat penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah
PENYEBAB:
Pemekaran daerah dan ketidaksinkronan antara undang-undang pembentukan satu daerah dengan daerah lainnya.
AKIBAT:
Konflik perebutan SDA dan potensi ekonomi wilayah
Mendorong agar Gubernur dan Bupati/Walikota meningkatkan koordinasi untuk mengatasi hambatan dan memecahkan permasalahan, sehingga penegasan batas daerah di wilayah masing-masing dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan berpedoman pada Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah, diminta kepada .
9
Penetapan Perda APBD Tepat Waktu (2010-2013)
Penetapan Perda APBD Tepat Waktu (2010-2013)
131 Daerah (26,68%) 131 Daerah
(26,68%)
160 Daerah (32,59%) 160 Daerah
(32,59%) 257 Daerah (52,34%) 257 Daerah
(52,34%)
PROVINSI KABUPATEN DAN KOTA
21 Daerah (63,64%) 21 Daerah
(63,64%) 28 Daerah
(84,85%) 28 Daerah
(84,85%)
29 Daerah (87,88%) 29 Daerah
(87,88%)
Sampai saat ini masih terdapat 9 kabupaten yang belum menetapkan Perda APBD 2013
TINGKATKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
306 Daerah (62,32%) 306 Daerah
(62,32%)
27 Daerah (81,82%) 27 Daerah (81,82%)
10 (dalam trilyun rupiah)
Struktur Pendapatan APBD Lima Tahun Terakhir
Catatan:
Diolah dari beberapa sumber (Data APBD Ditjen Keuangan Daerah dan www.djpk.depkeu.go.id)
*) Untuk tahun 2013 menggunakan data 454 daerah Kabupaten/Kota TAHUN
TAHUNTAHUN
TAHUN TOTAL PENDAPATAN TOTAL PENDAPATAN TOTAL PENDAPATAN TOTAL PENDAPATAN PADPADPADPAD %%%% DANA PERIMBANGANDANA PERIMBANGANDANA PERIMBANGANDANA PERIMBANGAN %%%% LAIN2 PD YG SAHLAIN2 PD YG SAHLAIN2 PD YG SAHLAIN2 PD YG SAH % % % %
NASIONAL NASIONALNASIONAL NASIONAL
2009 388,34 62,69 16% 283,50 73% 42,15 11%
2010 403,93 71,91 18% 292,61 72% 39,42 10 %
2011 477,76 90,15 19% 327,16 68% 60,45 13 %
2012 577,08 122,74 20% 381,07 66% 83,26 14%
2013* 563,34 127,59 23% 343,70 61% 92,05 16%
PROVINSI PROVINSI PROVINSI PROVINSI
2009 95,91 42,51 44% 43,63 45% 9,77 10%
2010 102,43 47,33 46% 45,02 44% 10,07 10 %
2011 119,04 59,60 50% 47,43 40% 12,01 10 %
2012 162,76 75,07 46% 54,69 34% 33,00 20%
2013 198,20 92,45 47% 62,88 32% 42,87 22%
KABUPATEN/K KABUPATEN/K KABUPATEN/K KABUPATEN/K
OTA OTA OTA OTA
2009 292,43 20,18 7% 239,87 82% 32,38 11%
2010 301,51 24,58 8% 247,58 82% 29,35 10%
2011 358,72 30,55 9% 279,73 78% 48,44 14%
2012 414,32 37,67 9% 326,38 79% 50,26 12%
2013* 365,14 35,14 10% 280,81 77% 49,18 14%
11 Tahun
Total Belanja
APBD
Belanja Pegawai %
Belanja Barang &
Jasa
% Belanja
Modal %
Provinsi, Kabupaten
dan Kota
2009 429,33 180,31 42 79,58 19 114,52 27
2010 444,00 198,54 45 82,51 19 96,36 22
2011 513,34 228,34 44 103,83 20 113,57 22
2012 617,54 261,38 42 122,30 20 137,69 22
2013* 604,99 239,11 40 122,81 20 138,50 23
Provinsi
2009 105,60 27,18 26 24,49 23 25,80 24
2010 113,13 29,83 26 26,95 24 26,30 23
2011 127,92 31,55 25 33,80 26 26,43 21
2012 174,02 35,53 20 41,99 24 31,82 18
2013 213,02 39,03 18 50,94 24 43,04 20
Kabupaten/
Kota
2009 322,72 151,44 47 54,92 17 87,30 27
2010 358,94 168,70 47 55,55 15 70,06 20
2011 385,42 196,80 51 70,04 18 87,14 23
2012 443,53 225,85 51 80,31 18 105,88 24
2013* 391,97 200,07 51 71,87 18 95,46 24
(dalam trilyun rupiah)
Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir
Catatan:
Diolah dari beberapa sumber (Data APBD Ditjen Keuangan Daerah dan www.djpk.depkeu.go.id)
*) Untuk tahun 2013 menggunakan data 454 daerah Kabupaten/Kota
12 PROVINSI/KAB/KOTA PROVINSI KABUPATEN DAN KOTA
Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir
13 285 daerah
(58,04%
226 daerah ) (46,03%)
297 daerah (60,49%
)
Jumlah Kabupaten-Kota yang Belanja Pegawai Diatas 50% dari Belanja APBD
Jumlah Kabupaten-Kota yang Belanja Pegawai Diatas 50% dari Belanja APBD
Catatan:
Diolah dari beberapa sumber (Data APBD Ditjen Keuangan Daerah dan www.djpk.depkeu.go.id)
*) Untuk tahun 2013 menggunakan data 454 daerah Kabupaten/Kota
293 daerah (60,79%
)
Rentang belanja pegawai terhadap belanja APBD kabupaten-kota Tahun 2013:
- Terendah 15,65% - Tertinggi 73,34%
257 daerah (52,34%
)
14
Perkembangan Opini BPK Hasil Audit LKPD Tahun 2008-2011
Perkembangan Opini BPK Hasil Audit LKPD Tahun 2008-2011
Sumber: Diolah dari data BPK- RI
TAHUN OPINI LKPD
JUMLAH
WTP % WDP % TW % TMP %
2008 13 3% 323 67% 31 6% 118 24% 485
2009 15 3% 330 65% 48 10% 111 22% 504
2010 34 7% 341 66% 26 5% 115 22% 516
2011 67 15% 322 74% 6 1% 43 10% 438
15
DAERAH
LKPD TAHUN 2011
WTP WDP TW TMP JMLH
PROVINSI 10 30% 19 58% 0 0 4 12% 33
KAB/KOTA 57 14% 303 75% 6 1% 39 10% 405
JUMLAH 67 15% 322 74% 6 1% 43 10% 438
Opini BPK Hasil Audit LKPD Provinsi, Kabupaten/Kota Tahun 2011
16
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI
• PERPRES No 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012–2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012–2014.
• INPRES No 1 Tahun 2013 ttg Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2013.
• SE MENDAGRI No 356/5152/SJ tanggal 12 Desember 2012 tentang Penyusunan Aksi Pencegahan dan Pemberantaran Korupsi (PPK) Pemerintah Daerah Tahun 2013.
7 RENCANA AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD PPK) PEMDA TAHUN 2013 1. Pembentukan PTSP bagi pemerintah daerah yang belum membentuk PTSP;
2. Pelimpahan kewenangan penerbitan perizinan dan non perizinan di daerah kepada PTSP;
3. Publikasi standar PTSP (bagi pemerintah daerah yang sudah membentuk PTSP;
4. Penyediaan sarana dan mekanisme penyelenggaraan penanganan pengaduan layanan PTSP;
5. Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah;
6. Publikasi dokumen rencana pembangunan daerah dan rencana kerja satuan kerja perangkat daerah;
7. Pelaksanaan transparansi proses pengadaan barang dan jasa.
Peningkatan nilai indeks persepsi korupsi Indonesia dari 3 pada Tahun 2012 menjadi 5 pada Tahun 2014. TUJUAN
SASARAN DASAR HUKUM
17
SINERGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN SINERGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PUSAT DAN DAERAH DALAM
PUSAT DAN DAERAH DALAM RKP RKP 201 20144
PENYELARASAN PROGRAM &
KEGIATAN K/L DAN PROVINSI PRAMUSRENBANGNAS RKP 2014
22 s.d 26 April 2013
KESEPAKATAN
• Sharing APBD prov, kab/kota
• Program/kegiatan RKP 2014 Musrenbang
desa/kelurahan, kec amatan, kabupaten/
kota, provinsi (Januari s.d. minggu
ketiga April 2013)
Usulan Kegiatan dan Pendanaan
Pemerintah Daerah (UKPPD)
MEMECAHKAN ISU ISU STRATEGIS NASIONAL 2014 SESUAI TEMA RKP 2014
“Memantapkan Perekonomian Nasional Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
Yang Berkeadilan”
Z
peningkatan peningkatan pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi
antara 6,5 antara 6,5 –– 6,9%6,9%
penurunan penurunan tingkat tingkat
pengangguran pengangguran
antara antara 55--66%%
penurunan penurunan tingkattingkat kemiskinan kemiskinan menjadimenjadi
88--10%10%
18
SINKRONISASI PERENCANAAN & PENGANGGARAN PUSAT DAN DAERAH DALAM SATU KESATUAN SITEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJPN
DIPERHATIKAN
PEDOMAN 5 TAHUN
PEDOMAN
PEDOMAN DIJABARKAN
DIJABARKAN 20 TAHUN
DIACU
RPJMN RKP
RPJPD PROV
RPJMD PROV
RKPD PROV
RENSTRA SKPD PROV
RENJA SKPD PROV
DIACU DIACUDAN DISERASIKAN
DIPERHATIKAN
PEDOMAN
DIJABARKAN
PEDOMAN
1 TAHUN
DIACU RPJPD
K/K
RPJMD K/K
RKPD K/K
DIACU
RENSTRA SKPD K/K
RENJA SKPD K/K RENSTRA
K/L RENJA
K/L
PEDOMAN PEDOMAN DIACUDAN DISERASIKAN
PEDOMAN DIACU
PEDOMAN
RAPBN
RAPBD PROV
RAPBD K/K
PEDOMAN
PEDOMAN
PEDOMAN
19
• Tetapkan Perda RPJPD 2005-2025 agar visi dan misi calon kepala daerah terpilih memiliki landasan hukum dan tetapkan Perda RPJMD tepat waktu, agar penyusunan & penetapan RKPD, KUA-PPAS dan APBD Tahun 2014 memiliki landasan hukum.
• Tetapkan Perkada RKPD 2014 tidak melampaui batas waktu sehingga APBD TA 2014 dilaksanakan 1 Januari 2014 agar daya serap serta target kinerja setiap triwulan dapat dicapai sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
• Tetapkan Renstra SKPD selaras dengan RPJMD, Renja 2014 dgn RKPD 2014 sebagai tolok ukur akuntabilitas kinerja sesuai tugas & fungsi masing-masing.
KEWAJIBAN GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA BERSAMA DPRD, SESUAI DGN AMANAT UU NO 32 THN 2004
PENYELESAIAN DOKUMEN
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN RENCANA SKPD
94% 91% 89% 88%
6% 9% 11.2% 12.3%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
RPJPD RPJMD RENSTRA SKPD
RENJA SKPD PENETAPAN DOKUMEN
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI
SUDAH MENETAPKAN BELUM MENETAPKAN
66% 78% 83% 82%
34% 22% 17% 18%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
RPJPD RPJMD RENSTRA SKPD
RENJA SKPD PENETAPAN DOKUMEN
RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KAB/KOTA
SUDAH MENETAPKAN BELUM MENETAPKAN
70%
47%
30%
53%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
PENETAPAN DOKUMEN RKPD 2013
TEPAT WAKTU TIDAK TEPAT WAKTU
Kelengkapan tersedianya dokumen rencana pembangunan daerah dan rencana SKPD akan menjadi kriteria utama
pemberian alokasi dana insentif kepada daerah dan perolehan opini atas hasil pemeriksaan LKPD oleh BPK RI