• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK JURUSAN IPA DENGAN JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA OLEH:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK JURUSAN IPA DENGAN JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA OLEH:"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

1

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK JURUSAN IPA DENGAN JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

OLEH:

Silvia Darma*

Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd, Kons**

Ahmad Zaini, S.Ag, M.Pd**

*Students

**Lecturers

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatra Barat ABSTRACT

This research is motivated by the observation that the author did seem that the motivation of learners majoring in science more diligent and active in learning, while students majoring in social studies quickly get bored and look relaxed in learning. The research design used in this research is descriptive comparative data analysis descriptive statistic by using a percentage formula.. Samples were taken using a sample-tiered (Stratified Random Sampling). The instrument used in this study was a questionnaire, results of research that shows that there are differences perseverance, attention, and self-reliance in learning students of class XI and XII majoring in science with a major in social studies. Based on the results of this study recommended to the school in order to increase the motivation of learners majoring in social studies in perseverance, attention and independence in learning.

Keywords: Motivation, Learning, Educate

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan dapat ditingkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan pendidikan berkualitas yang merupakan titik berat pengembangan pendidikan nasional.

Pelaksanaan proses pengajaran merupakan bimbingan dan latihan untuk mencapai tujuan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor dari peserta didik sebagai subjek yang belajar.

Prayitno (1989:10) menyatakan bahwa

“Motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku peserta didik yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi, dan ketekunan”. Mereka memiliki perhatian yang besar dalam pelaksanaan tugas- tugas belajar.

Dalyono (1997:57) menyebutkan bahwa “Peserta didik yang belajar dengan motivasi belajar tinggi akan melaksanakan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh, sebaliknya peserta didik yang motivasi belajarnya rendah akan mengabaikan pelajarannya". Sementara Ahmadi (1991:79) mengemukakan bahwa “Peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah tampak acuh tak acuh dalam belajar, mudah putus asa,

perhatian tidak tertuju pada pelajaran dan sering meninggalkan pelajaran”. Anak sebagai bagian dari anggota keluarga, dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak akan terlepas dari lingkungan yang merawat dan mengasuhnya.

Menurut Brooks (Silalahi, 2010:162) “

Hasil observasi awal yang penulis lakukan di SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya pada tanggal 11-14 April 2015, terlihat perbedaan belajar peserta didik jurusan IPA dengan IPS yaitu peserta didik jurusan IPA lebih aktif, serius dan bersemangat dalam belajar, ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar juga lebih baik, ketajaman perhatian dan konsentrasi dalam mengikuti proses belajar mengajar juga terlihat baik, ketekunannya juga baik, ini terlihat dari hasil pekerjaan rumah (PR) yang dikerjakan peserta didik serta kemandirian peserta didik yang terlihat dari buku-buku penunjang pelajaran yang dimiliki peserta didik.

Sementara pada peserta didik jurusan IPS, mereka terlihat lebih santai dan kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran, alat kelengkapan yang mereka bawa cenderung sedikit, sering cabut dan bolos dalam belajar.

(Tata Usaha SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya 2015).

Berdasarkan hasil permasalahan- permasalahan di atas, maka penulis tertarik

(3)

2 meneliti tentang “Perbedaan Motivasi Belajar Peserta Didik Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya”.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Peralatan yang dibawa peserta didik dalam proses belajar mengajar tidak lengkap.

2. Ketajaman perhatian dan konsentrasi dalam mengikuti proses belajar mengajar peserta didik sangat rendah.

3. Ketekunan dalam belajar peserta didik sangat rendah.

4. Peserta didik jarang membawa buku-buku penunjang dalam belajar.

5. Peserta didik jurusan IPS sering cabut dan bolos dibandingkan jurusan IPA.

6. Peserta didik jurusan IPS terlihat kurang bersemangat dan santai dalam mengikuti pelajaran.

7. Peserta didik jurusan IPA terlihat kurang dalam melakukan interaksi sosial dengan teman, dikarenakan peserta didik memiliki sifat tertutup, lebih fokus ke nilai akademik dan tidak mudah bergaul dengan orang lain dan.

Mengingat keterbasan banyaknya masalah yang ada dalam melihat motivasi belajar peserta didik, maka untuk lebih terarahnya penelitian ini maka dibatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Perbedaan ketekunan dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XI dan peserta didik jurusan IPS kelas XI SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

2. Perbedaan perhatian dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XI dan peserta didik jurusan IPS kelas XI SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

3. PPerbedaan kemandirian dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XI dan peserta didik jurusan IPS kelas XI SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

4. Perbedaan ketekunan dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XII dan peserta didik jurusan IPS kelas XII SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

5. Perbedaan perhatian dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XII dan peserta didik jurusan IPS kelas XII SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

6. Perbedaan kemandirian dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XII dan peserta didik jurusan IPS kelas XII SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Perbedaan ketekunan dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XI dengan IPS kelas XI SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

2. Perbedaan perhatian dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XI dengan IPS kelas XI SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

3. Perbedaan kemandirian dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XI dengan IPS kelas XI SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

4. Perbedaan ketekunan dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XII dengan IPS kelas XII SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

5. Perbedaan perhatian dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XII dengan IPS kelas XII SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

6. Perbedaan kemandirian dalam belajar peserta didik jurusan IPA kelas XII dengan IPS kelas XII SMA Negeri 1 Pulau Punjung.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Penelitian deskriptif komparatif bertujuan untuk membandingkan beberapa variabel yang ada pada dua atau lebih kelompok (Arikunto, 1998).

Penelitian deskriptif komparatif dikenal sebagai analisis kerja yakni secara sederhana penelitian ini menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variabel. Variabel dalam penelitian ini meliputi: 1) motivasi peserta didik ditinjau dari ketekunan dalam belajar, 2) motivasi peserta didik dilihat dari perhatian dalam belajar dan 3) motivasi peserta didik dilihat dari kemandirian dalam belajar.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:115) populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah peserta didik kelas XI dan kelas XII SMA Negeri 1 Pulau Punjung Dharmasraya yang berjumlah 420 orang.

Penetapan sampel secara random, setiap kelas memperoleh kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 120 orang.

Alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket. Penyusunan angket dilakukan dengan berpedoman pada skala likert untuk menyatakan persetujuan responden terhadap pernyataan yang diberikan.

(4)

3 PEMBAHASAN

Perbedaan motivasi belajar peserta didik jurusan IPA dengan jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya meliputi:

1. Perbedaan Motivasi Peserta Didik Ditinjau dari Ketekunan dalam Belajar Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari ketekunan dalam belajar antara peserta didik kelas XI Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya, dimana peserta didik kelas XI jurusan IPA memiliki motivasi sangat tinggi sebesar 6,25% dan tinggi sebesar 93,75%, sementara peserta didik kelas XI jurusan IPS yang memiliki motivasi sangat tinggi sebesar 6,25%, tinggi sebesar 75,00% dan cukup tinggi sebesar 18,75%. Sementara dari nilai mean, nilai F dan nilai uji t. Nilai F didapatkan 7,796 dengan signifikansi 0,07 (< 0,05) dan nilai t diperoleh 4,702 (> t tabel), yang berarti terdapat perbedaan motivasi dilihat dari ketekunan dalam belajar.

2. Perbedaan Motivasi Peserta Didik Ditinjau dari Perhatian dalam Belajar Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari perhatian dalam belajar antara peserta didik kelas XI Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya, dimana peserta didik kelas XI jurusan IPA memiliki motivasi sangat tinggi sebesar 15,63% dan tinggi sebesar 84,38%, sementara peserta didik kelas XI jurusan IPS yang memiliki motivasi sangat tinggi sebesar 3,13%, tinggi sebesar 87,50% dan cukup tinggi sebesar 9,38%. Sementara dilihat dari nilai mean, nilai F dan nilai uji t. Nilai F didapatkan 2,079 dengan signifikansi 0,154 (> 0,05) dan nilai t diperoleh 5,919 (> t tabel), yang berarti terdapat perbedaan motivasi dilihat dari perhatian dalam belajar.

3. Perbedaan Motivasi Peserta Didik Ditinjau dari Kemandirian dalam Belajar Peserta Didik Kelas XI Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau PunjungKabupaten Dharmasraya

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari kemandirian dalam belajar antara peserta didik kelas XI Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya, dimana peserta didik kelas XI jurusan IPA memiliki motivasi sangat tinggi sebesar 6,25%, tinggi sebesar 90,63% dan cukup tinggi sebesar 3,13%, sementara peserta didik kelas XI jurusan IPS yang memiliki motivasi tinggi sebesar 87,50% dan cukup tinggi sebesar 12,50%. Dilihat dari nilai mean, nilai F dan nilai uji t. Nilai F didapatkan 1,472 dengan signifikansi 0,23. (> 0,05) dan nilai t diperoleh 3,331 (> t tabel), yang berarti terdapat perbedaan motivasi dilihat dari kemandirian dalam belajar.

4. Perbedaan Motivasi Peserta Didik Ditinjau dari Ketekunan dalam Belajar Peserta Didik Kelas XII Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari ketekunan dalam belajar antara peserta didik kelas XII Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya, dimana peserta didik kelas XII jurusan IPA memiliki motivasi sangat tinggi sebesar 7,14%, dan tinggi sebesar 92,86%, sementara peserta didik kelas XII jurusan IPS yang memiliki motivasi sangat tinggi sebesar 3,57%, tinggi sebesar 89,29% dan cukup tinggi sebesar 7,14%. Dilihat dari nilai mean, nilai F dan nilai uji t. Nilai F didapatkan 0,752 dengan signifikansi 0,390 (< 0,05) dan nilai t diperoleh 0,204 (< t tabel), yang berarti tidak terdapat perbedaan motivasi dilihat dari ketekunan dalam belajar.

5. Perbedaan Motivasi Peserta Didik Ditinjau dari Perhatian dalam Belajar Peserta Didik Kelas XII Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari perhatian dalam belajar antara peserta didik kelas XII Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya, dimana peserta didik kelas XII jurusan IPA memiliki motivasi sangat tinggi sebesar 10,71%, tinggi sebesar 85,71% dan cukup tinggi sebesar 3,57%, sementara peserta didik kelas XII jurusan IPS yang memiliki motivasi sangat tinggi sebesar 7,14%, tinggi

(5)

4 sebesar 67,86 dan cukup tinggi sebesar 25,0%. Dilihat dari nilai mean, nilai F dan nilai uji t. Nilai F didapatkan 0,004 dengan signifikansi 0,949 (< 0,05) dan nilai t diperoleh 2,620 (> t tabel), yang berarti terdapat perbedaan motivasi dilihat dari perhatian dalam belajar.

6. Perbedaan Motivasi Peserta Didik Ditinjau dari Kemandirian dalam Belajar Peserta Didik Kelas XII Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Berdasarkan hasil penelitian yang tergambar tentang perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari kemandirian dalam belajar antara peserta didik kelas XII Jurusan IPA dengan Jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya, dimana peserta didik kelas XII jurusan IPA memiliki motivasi sangat tinggi sebesar 7,14%, tinggi sebesar 85,71% dan cukup tinggi sebesar 7,14%, sementara peserta didik kelas XI jurusan IPS yang memiliki motivasi tinggi sebesar 92,86% dan cukup tinggi sebesar 7,14%.

Dilihat dari nilai mean, nilai F dan nilai uji t. Nilai F didapatkan 0,737 dengan signifikansi 0,394 (> 0,05) dan nilai t diperoleh 1,101 (< t tabel), yang berarti tidak terdapat perbedaan motivasi dilihat dari kemandirian dalam belajar.

Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari ketekunan dalam belajar peserta didik kelas XI jurusan IPA dengan jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dimana nilai F didapatkan 7,796 dengan signifikansi 0,07 (< 0,05) dan nilai t diperoleh 4,702 (> t tabel 1,670), yang berarti terdapat perbedaan.

2. Terdapat perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari perhatian dalam belajar peserta didik kelas XI jurusan IPA dengan jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dimana nilai F didapatkan 2,079 dengan signifikansi 0,154 (> 0,05) dan nilai t diperoleh 5,919 (> t tabel 1,670), yang berarti terdapat perbedaan.

3. Terdapat perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari kemandirian dalam belajar peserta didik kelas XI jurusan IPA dengan jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dimana nilai F didapatkan 1,472 dengan signifikansi 0,23.

(> 0,05) dan nilai t diperoleh 3,331 (> t

tabel 1,670), yang berarti terdapat perbedaan.

4. Tidak terdapat perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari ketekunan dalam belajar peserta didik kelas XII jurusan IPA dengan jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dimana nilai F didapatkan 0,752 dengan signifikansi 0,390 (< 0,05) dan nilai t diperoleh 0,204 (< t tabel 1,673), yang berarti tidak terdapat perbedaan.

5. Terdapat perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari perhatian dalam belajar peserta didik kelas XII jurusan IPA dengan jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dimana nilai F didapatkan 0,004 dengan signifikansi 0,949 (< 0,05) dan nilai t diperoleh 2,620 (> t tabel 1,673), yang berarti terdapat perbedaan

6. Tidak terdapat perbedaan motivasi peserta didik ditinjau dari kemandirian dalam belajar peserta didik kelas XII jurusan IPA dengan jurusan IPS SMA Negeri 1 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya dimana nilai F didapatkan 0,737 dengan signifikansi 0,394 (> 0,05) dan nilai t diperoleh 1,101 (< t tabel 1,673), yang berarti tidak terdapat perbedaan

Saran

1. Guru BK, agar dapat melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling khususnya dalam mengembangkan dan miningkatkan motivasi belajar peserta didik jurusan IPS

2. Guru mata pelajaran dan orang tua peserta didik, agar dapat memberikan dukungan dalam meningkatkan motivasi dalam diri peserta didik yang mengalami masalah dalam belajar.

3. Kepala Sekolah dan bersama personil lainnya, diharapkan dapat lebih meningkatkan perhatian kepada peserta didik jurusan IPS yang malas, cepat bosan, berusaha menghindar dari kegiatan belajar menagajar, cabut dan bolos dalam belajar.

Sekolah diharapkan bersikap tegas atas permasalahan yang terjadi, selain itu pihak sekolah juga diharapkan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua peserta didik, sehingga permasalahan yang dialami peserta didik dapat terselesaikan dengan baik.

4. Pimpinan Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, agar lebih meningkatkan mutu lulusan dan

(6)

5 mengembangkan mata kuliah yang terkait dengan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

5. Peneliti selanjutnya, agar dapat meneliti lebih lanjut tentang motivasi belajar yang belum diteliti.

Kepustakaan

Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno, Elida. 1989. Motivasi dalam Belajar.

Jakarta: P2LPTK.

Suyanto, Agus. 2001. Psikologi Umum.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Martinis Yamin. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE ACTIVE DEBATE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X-5 SMA KOLESE DE

Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di sekolah Daarul Istiqomah oleh Heri Satria Setiawan dan Agus Pamuji ditunjang dengan materi, bahan atau bahan pustaka yang

Dalam ilmu komputer, khususnya di bidang kecerdasan buatan, dikenal sebuah metode yang disebut dengan jaringan saraf tiruan. Jaringan saraf tiruan merupakan suatu

Dengan mengunakan metodologi perbandingan bahasa, teori Teritori Informasi,dan mengunakan contoh kalimat yang dikumpulkan dalam komik bahasa Jepang yang telah diterjemahkan ke

Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh CSR (Corporate Social Responsibility) terhadap nilai perusahaan juga telah dilakukan oleh Retno dan Priantinah (2012)

Dengan demikian diperlukan adanya pengendalian penggunaan lahan dari segi ketersediaan RTH yang diawali dengan menganalisis pola sebaran, jenis dan karakteristik

Mula tidur rata-rata untuk pembanding 19.67 menit, sedangkan mula tidur untuk ekstrak biji seledri 4 DM adalah 24.17 menit, yang secara uji rentang Duncan tidak menunjukkan

Untuk mencegah bau kotoran dan kandang ternak, larutkan EM-4 dan Molas ke dalam air dengan perbandingan 1:1:100 kemudian disimpan dalam tempat yang tertutup rapat selama 1-2