• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian menerapkan metode penelitian kuantitatif, yakni metode penelitian yang mengacu pada filsafat positivisme, yang dipergunakan dalam meneliti sampel yang telah didapatkan dengan instrumen penelitian dan melakukan analisis data kuantitatif guna melakukan uji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan (Sugiyono, 2013:8). Penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang dipergunakan dalam mengidentifikasi dan menjelaskan korelasi kausal antara variabel bebas dan terikat (Anshori & Iswati, 2019). Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh good corporate governance dan kualitas audit terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI tahun 2015-2019.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dipergunakan pada penelitian ini ialah data kuantitatif, yakni data dalam bentuk angka yang dapat diukur dan dijelaskan dengan angka (Zein et al., 2019). Sumber data pada penelitian ialah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang dihasilkan secara tidak langsung atau dari pihak ketiga (Barlian, 2016:42). Data yang dipergunakan ialah data laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI peiode 2015-2019. Data tersebut didapat dari website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan website resmi perusahaan terkait.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi ialah wilayah generalisasi yang mencakup subjek/objek penelitian yang mempunyai jumlah dan ciri yang ditentukan oleh peneliti untuk diteliti dan diambil kesimpulan (Sugiyono, 2013:80). Populasi pada penelitian ini yaitu setiap perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI tahun 2015-2019. Teknik pemilihan sampel dilakukan melalui teknik non-probability sampling, yakni teknik purposive

(2)

pertimbangan maupun ketentuan dari peneliti (Barlian, 2016:34). Berikut kriteria sampel pada penelitian ini:

1. Perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2015- 2019.

2. Perusahaan yang melakukan pembukuan per 31 Desember. Alasannya untuk menjaga konsistensi data penelitian yaitu perusahaan yang melakukan tutup buku pada akhir tahun.

3. Perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan berupa mata uang Rupiah.

Alasannya karena mata uang asing yang bersifat fluktuatif dan untuk mempermudah dalam pengukuran variabel.

4. Perusahaan dengan data terkait variabel penelitian yang lengkap. Alasannya agar peneliti dapat membandingkan data antar perusahaan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data dikumpulkan menerapkan teknik dokumentasi dengan menghimpun data laporan tahunan dan laporan keuangan instansi manufaktur yang tercatat di BEI tahun 2015-2019. Teknik pengumpulan data dokumentasi yaitu teknik mengumpulkan data melalui dokumen, laporan dan data yang sudah ada serta bisa dipergunakan untuk dianalisis berdasarkan tujuan penelitian (Barlian, 2016:154). Data laporan tahunan dan laporan keuangan tersebut dikumpulkan melalui website resmi BEI dan website resmi perusahaan terkait.

3.5 Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Manajemen Laba (Earnings Management)

Variabel terikat pada penelitian ini yaitu manajemen laba (earnings management). Variabel dependen ialah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lainnya. Manajemen laba yaitu perbuatan dari manajer perusahaan untuk mencapai kepentingan pribadinya dengan memanfaatkan fleksibilitas sistem akuntansi atau mengubah kebijakan akuntansi perusahaan sesuai kepentingan

(3)

manajer. Manajemen laba pada penelitian ini diukur mempergunakan proksi discretionary accrual dan dihitung dengan rumus modified jones model. Proksi discretionary accrual digunakan karena manajemen laba dapat dilaksanakan dengan mempergunakan fleksibilitas kebijakan akuntansi untuk mengubah komponen akrual dalam laporan keuangan. Selain itu, manajemen laba melalui komponen akrual laporan keuangan tidak membutuhkan bukti kas fisik, dengan demikian manajemen cenderung bertindak manajemen laba akrual. Rumus modified jones model adalah rumus dari model Jones (1991) yang dimodifikasi oleh Dechow et al. (1995) yang disusun guna menghapus kecenderungan dugaan model Jones untuk mengukur discretionary accrual dengan kesalahan saat diskresi dilakukan atas penerimaan dan memperkirakan non-discretionary accrual selama periode. Dechow et.al. (1995) memperlihatkan dalam penelitiannya bahwa modified jones model memberikan hasil lebih baik dibanding model perhitungan lain dalam mendeteksi manajemen laba. Manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accrual dan dihitung mempergunakan rumus modified jones model dilakukan pada beberapa tahap, yaitu:

1. Menghitung total akrual

2. Menghitung total akrual yang diestimasi dengan rumus regresi OLS (Ordinary Least Square)

3. Menghitung Non Discretionary accruals (NDA)

4. Menghitung Discretionary Accrual (DA)

Dimana :

NI = Net Income perusahaan i pada periode t

TAit/Ait-1 = β1 (1/Ait-1) + β2 (ΔRevit/Ait-1) + β3 (PPEit/Ait-1) + e

NDAit = β1 (1/Ait-1) + β2 ((ΔRevit/Ait-1) – (ΔRecit/Ait-1)) + β3 (PPEit/Ait-1)

DAit = (TAit/Ait-1) – NDAit

TACit = NIit - OCFit

(4)

TACit = Jumlah akrual perusahaan i pada periode t

CFOit = Arus kas dari kegiatan operasi perusahaan i di periode t

ΔRevit = Perubahan reveue perusahaan i dari tahun t-1 (sebelumnya) ke tahun t Ait-1 = jumlah aset perusahaan i pada periode t-1 (tahun sebelumya)

PPEit = Total aset tetap perusahaan i pada periode t

ΔRecit = Perubahan piutang perusahaan i dari tahun t-1 (sebelumnya) ke tahun t DAit = Discretionary accruals perusahaan i di periode t

NDAit = Non discretionary accruals perusahaan i di periode t 3.5.2 Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas ialah variabel yang nilainya dapat memberi pengaruh pada variabel terikat. Pada penelitian ini variabel bebasnya yaitu GCG dan kualitas audit.

Good corporate governance diukur mempergunakan proksi jumlah komite audit, jumlah dewan komisaris, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, dan kepemilikan institusional. Sedangkan kualitas audit mempergunakan ukuran KAP (KAP yang berafiliasi dengan big 4).

1. Dewan Komisaris

Komisaris yaitu dewan yang dibentuk dan dipilih melalui RUPS untuk melakukan pengawasan tindakan manajemen, kebijakan dan keputusan yang diambil oleh manajemen, ataupun menasihati direksi serta memastikan bahwa instansi sudah mempergunakan GCG (KNKG, 2006). Dewan komisaris mempunyai peranan penting pada penerapan GCG di perusahaan (FCGI, 2001).

Dewan komisaris yang melakukan kewajiban atau tanggung jawabnya dengan baik dan efektif akan mampu mengurangi tindakan oportunis manajer dalam memanipulasi laba perusahaan. Pada penelitian ini, dewan komisaris diukur dengan banyaknya anggota dewan komisaris perusahaan pada periode berjalan (Dwiharyadi, 2017)

(5)

Dewan komisaris = banyaknya anggota dewan komisaris perusahaan 2. Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris independen yaitu bagian dari anggota komisaris dari luar perusahaan dan tidak boleh mempunyai korelasi afiliasi dengan dewan komisaris, dewan direksi, shareholder utama, serta pemegang kepentingan perusahaan (OJK, 2014). Pengawasan secara efektif oleh komisaris independen terhadap manajemen dianggap mampu meminimalisir tindakan manajemen dalam merekayasa laba perusahaan untuk kepentingan pribadi manajer. Pada penelitian ini, dewan komisaris independen mempergunakan proporsi banyaknya dewan komisaris independen dari total dewan komisaris perusahaan (Hapsoro & Hartomo, 2016)

Proporsi komisaris independen = total komisaris independen total dewan komisaris perusahaan 3. Komite Audit

Dalam keputusan BAPEPAM nomor KEP-643/BL/2012, komite audit yaitu komite yang dibuat ataupun mempunyai tanggung jawabpada dewan komisaris, yang bertugas untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya dan mengawasi manajemen atas pelaporan keuangan perusahaan (Kemenkeu, 2012).

Komite audit memiliki peran penting dalam mengawasi pelaporan keuangan perusahaan. Pelaksanaan keajiban ataupun tanggung jawab dengan baik oleh komite audit diharapkan bisa meminimalisir kecurangan dalam laporan keuangan, termasuk manajemen laba. Variabel komite audit diukur berdasarkan banyaknya anggota komite audit di perusahaan (Hapsoro & Hartomo, 2016).

Komite audit = jumlah komite audit perusahaan 4. Kepemilikan Manajerial

Yaitu total saham yang manajer perusahaan miliki pada perusahaan tersebut (Agustia, 2013). Variabel kepemilikan manajerial pada penelitian ini diukur mempergunakan skala rasio. Kepemilikan manajerial pada penelitian ini diukur dengan menghitung jumlah kepemilikan saham oleh manajer dibagi total saham

(6)

perusahaan yang beredar (Lestari & Murtanto, 2018). Berikut adalah rumus untuk kepemilikan manajerial:

Kepemilikan manajerial =saham yang dimiliki manajer jumlah saham beredar 5. Kepemilikan Institusional

Yaitu total saham perusahaan yang perusahaan lain miliki dari jumlah saham perusahaan yang beredar (Lestari & Murtanto, 2018). Kepemilikan institusional pada penelitian ini diukur menggunakan skala rasio dengan menghitung total saham perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan dari total semua saham perusahaan yang beredar di publik (Lestari & Murtanto, 2018). Berikut rumus pengukurannya:

Kepemilikan institusional = saham yang dimiliki institusi jumlah saham beredar 6. Kualitas Audit

Kualitas Audit mencerminkan kredibilitas informasi dalam laporan keuangan.

Kualitas audit bisa diukur dengan memperhatikan ukuran KAP (KAP big 4) karena KAP big 4 dapat menjadi indikator untuk mengukur kualitas audit atas laporan keuangan perusahaan (Becker et al., 1998). KAP yang berafiliasi dengan KAP big 4 (Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, KPMG, dan PwC) mempunyai sumber daya, kemampuan, kompetensi, independensi, dan reputasi yang tinggi sehingga diharapkan mampu memberi kualitas audit yang tinggi (Christiani &

Nugrahanti, 2014). Variabel kualitas audit pada penelitian ini mempergunakan variabel dummy dengan memberikan skor 1 pada perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan big 4 serta skor 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tidak berafiliasi dengan big 4 (Puspitasari & Nugrahanti, 2016).

3.5.3 Variabel Kontrol

Yaitu variabel yang dipergunakan oleh peneliti dalam mengendalikan agar tidak ada variabel lain yang bisa berpengaruh pada korelasi ataupun pengaruh variabel independen pada variabel terikat (Sumanto, 2020:42). Pada penelitian ini, menambahkan variabel leverage dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol

(7)

untuk menetralisir pengaruh good corporate governance dan kualitas audit pada manajemen laba.

1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan (Astuti &

Pangestu, 2019). Perusahaan yang lebih besar akan lebih hati-hati dalam manajemen laba dibanding perusahaan kecil karena cenderung lebih diperhatikan publik (Launa & Respati, 2017). Variabel ukuran perusahaan pada penelitian ini diukur dengan menghitung logaritma natural dari jumlah kekayaan perusahaan (Agustia & Suryani, 2018).

Size firm = Ln (Total Aset) 2. Leverage

Yaitu rasio yang mencerminkan seberapa banyaknya kekayaan perusahaan didanai oleh hutang (Agustia & Suryani, 2018). Leverage yang berhubungan dengan hutang perusahaan bisa memberi pengaruh pada praktik manajemen laba oleh manajer. Variabel leverage pada penelitian ini diukur mempergunakan rumus Debt to Asset Ratio dengan memperhitungkan total hutang dengan jumlah aset perusahaan (Agustia & Suryani, 2018).

Debt to Asset Ratio =total hutang total aset 3.6 Teknik Analisis Data

Teknik ini dipergunakan untuk menguji dan menganalisis data untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan pada penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan pada penelitian ini, antara lain: statistik deskriptif, uji regresi linier berganda, dan pengujian hipotesis penelitian.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ialah teknik analisis yang dipergunakan dalam

(8)

dikumpulkan sehingga pembaca lebih mudah memahami hasil untuk setiap variabel penelitian (Sugiyono, 2013:147). Pengukuran yang dipergunakan pada analisis statistik deskriptif mencakup nilai minimum, skor mean, nilai maksimum, serta standar deviasi dari setiap variabel. Statistik deskriptif juga digunakan untuk memudahkan pembaca dalam memahami hasil uji statistik dari setiap variabel penelitian.

3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dilakukan dalam penelitian yang mencakup 2 maupun lebih variabel bebas dan satu variabel terikat. Persamaan regresi linier berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + e Dimana :

𝛼 = Konstanta

Y = Manajemen laba (Discretionary accruals) β1 - β8 = Koefisien regresi

X2 = Proporsi dewan komisaris independen X3 = Komite audit

X5 = Kepemilikan institusional X1 = Dewan Komisaris

X4 = Kepemilikan manajerial X7 = leverage

X6 = Kualitas Audit (KAP big 4) X8 = Ukuran perusahaan

e = error

(9)

3.6.3 Pengujian Hipotesis

3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini dipergunakan dalam mengetahui sejauh mana kemampuan model regresi untuk meneragkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2018:97). Skor koefisien determinasi yaitu antara 0 dan 1. Uji koefisien determinasi bisa menunjukkan seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam mendeskripsikan variabel terikat pada penelitian. Nilai R2 yang mendekati angka nol (0), membuktikan bahwa semakin terbatas pula kemampuan variabel bebas untuk mendeskripsikan variabel terikat. Sementara nilai koefisien determinasi yang mendekati 1, maka kian baik juga kemampuan variabel bebas untuk mendeskripsikan variabel terikat penelitian tersebut.

3.6.3.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t dipergunakan dalam mengukur sejauh mana pengaruh setiap variabel bebas pada variabel terikat dalam penelitian. Hasil pengujian signifikansi (uji t) menunjukkan apakah satu variabel bebas dapat memberi pengaruh pada variabel terikat pada penelitian ini. Uji t dalam penelitian ini mempergunakan taraf signifikansi 10%. Jika nilai signifikansi < 10% ataupun t hitung > t tabel, maka variabel X secara individu memberi pengaruh pada variabel Y (Sugiyono, 2013:128).

3.6.3.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji ini dipergunakan dalam melihat apakah seluruh variabel bebas pada penelitian secara bersamaan memberi pengaruh pada variabel terikat. Hasil pengujian F bisa membuktikan apakah variabel bebas secara bersamaan dapat memberi pengaruh pada variabel terikat dalam penelitian ini.Uji F bisa dilakukan melalui perbandingan hasil F tabel dan F hitung maupun perbandingan hasil signifikansi pada tabel hitung dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan oleh peneliti. Taraf signifikansi uji F yang dipergunakan pada penelitian yaitu 10%. Jika nilai signifikansi < 10% atau F hitung > F tabel, maka variabel X secara bersamaan memberi pengaruh pada variabel Y (Sugiyono, 2013:203).

Referensi

Dokumen terkait

± konsumen; (2) Analisis rantai nilai jagung segar pihak yang diuntungkan yaitu tengkulak karena memperoleh margin pemasaran lebih banyak diantara petani dan

1) Disipin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Pandangan dalam konsep ini menyatakan bahwa seorang anak dikatakan mempunyai tingkat disiplin yang tinggi

hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup NOC :  Cardiac Pump effectiveness  Circulation Status  Vital Sign Status Kriteria Hasil: o Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan

Penyerahan Paris kepada pihak Prancis juga merupakan jalan keluar bagi von Choltitz untuk menghindari tuduhan pengkhianatan, karena doktrin militer Hitler menegaskan bahwa

Cempaka Motor di Kabupaten Sijunjung secara keseluruhan dikategorikan baik yang diartikan sebagai minat konsumen terhadap produk merek Honda sudah baik terlihat dengan

[r]

moderasi pertama berupa kepemilikan institusional memiliki nilai minimum.. Perusahaan yang memiliki Dewan Komisaris Independen terendah adalah PT Bank Mayapada

Hasil interpretasi Geolistrik GKA – 06 menunjukkan bahwa secara setempat lapisan batubara di titik ini muncul di bagian tengah pada sisi barat dan timur dekat