WINTER
Template
KONTROL OPTIMAL PADA PENGADAAN BAHAN MENTAH DENGAN KEBIJAKAN PENGADAAN TEPAT WAKTU, PERGUDANGAN, DAN PENUNDAAN
01
Oleh:
Darsih Idayani 1206 100 040
LAPORAN TUGAS AKHIR
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Pembimbing:
Subchan, Ph.D
I. PENDAHULUAN 02
Permasalahan pengadaan bahan mentah
Kelebihan persediaan
Biaya penyimpanan meningkat
Pemborosan: stok bahan mentah menganggur, dibuang
karena kedaluwarsa
Kekurangan persediaan
Proses produksi terhambat
1.1 LATAR BELAKANG
03
SOLUSI:
Model pengadaan bahan mentah dengan
kebijakan pengadaan JIT, pergudangan, dan
penundaan
Teori kontrol optimal
NPV minimum
Biaya pengadaan bahan mentah
optimal
Hemat biaya
produksi
04
1. Bagaimana menyelesaikan model pengadaan bahan mentah dengan menggunakan teori kendali optimal.
2. Bagaimana simulasi model pengadaan bahan mentah dengan menggunakan Matlab.
1.2 RUMUSAN MASALAH
05
1. Persediaan awal bahan mentah diasumsikan
tidak ada .
2. Persediaan akhir bahan mentah diasumsikan habis digunakan dalam proses produksi
3. Biaya pemesanan bahan mentah diasumsikan tidak ada.
4. Waktu tunggu (lead time) pemesanan bahan mentah diasumsikan tidak ada.
5. Tingkat suku bunga diasumsikan konstan selama periode pembelian bahan mentah.
6. Kapasitas gudang diasumsikan konstan.
1.3 BATASAN MASALAH
WINTER
Template
1. Mendapatkan penyelesaian model pengadaan bahan mentah dengan menggunakan teori kendali optimal.
2. Mendapatkan hasil simulasi model pengadaan bahan mentah dengan menggunakan Matlab.
01
1.4 TUJUAN
Dapat menjadi salah satu metode alternatif bagi perusahaan dalam mencari solusi optimal pada permasalahan pengadaan bahan mentah.
1.5 MANFAAT
02
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MODEL PENGADAAN BAHAN MENTAH
Optimasi masalah pengadaan bahan mentah tersebut dapat dimodelkan sebagai berikut (Arnold, Minner, dan Eidam, 2007)
sistem dinamik:
kondisi batas:
biaya penyimpanannya adalah
WINTER
Template
01
digunakan untuk menganalisis Discounted Cash Flow (DCF) dan merupakan metode standar untuk menaksir kondisi finansial dari proyek jangka panjang [11]
2.2 NET PRESENT VALUE
Net Present Value
(NPV)
Discounting
proses menemukan nilai sekarang
bersih (NPV) dari sejumlah uang yang
diterima pada waktu yang akan datang
sehingga bentuk perhitungan dasarnya
adalah nilai waktu dari uang [11]
02
Untuk mendapatkan NPV dilakukan discounting dengan faktor pemotongan sebesar atau untuk sistem waktu secara kontinu digunakan faktor pemotongan sebesar [12].
R
t: arus kas bersih (net cash flow) pada waktu ke-t r : tingkat suku bunga
t : waktu arus kas
atau
03
Tujuan utama dari kontrol optimal adalah menentukan signal kendali yang akan diproses dalam sistem dan memenuhi kendala fisik. Kemudian, pada waktu yang sama dapat ditentukan nilai optimum (maksimum/minimum) yang sesuai dengan kriteria fungsi tujuan.
2.3 KONTROL OPTIMAL
Gambar Skema Kendali
04
Formulasi pada permasalahan kendali optimal (Naidu, 2002) adalah
1. Mendiskripsikan proses secara matematika artinya mendapatkan metode matematika dari proses terjadinya pengendalian (secara umum dalam bentuk variabel keadaan).
2. Spesifikasi dari fungsi tujuan.
3. Menentukan kondisi batas dan kendala fisik pada
keadaan (state) dan atau kendali.
05
,
dengan kendala
2.4 PONTRYAGIN’S MAXIMUM PRINCIPLE Perhatikan permasalahan berikut ini:
Dari permasalahan di atas diperoleh fungsi Hamiltonian dan
Hamiltonian-Lagrange sebagai berikut
WINTER
Template
01
.
Kondisi perlu (necessary condition) untuk mencapai kondisi optimal adalah
1.Kondisi stasioner
2. Persamaan state dan co-state
dengan dan
02
2.5 FORMULASI CURRENT VALUE
Dalam manajemen sains dan masalah ekonomi, fungsi tujuan biasanya diformulasikan dalam bentuk nilai waktu dari uang atau peralatan. Aliran uang atau peralatan yang akan datang biasanya discounted. Berikut ini adalah fungsi tujuan yang discounted
Kondisi perlu (necessary condition) untuk mencapai kondisi optimal adalah
1. Kondisi stasioner
2. Persamaan state dan co-state
dengan dan
04
2.6 KENDALI BANG-BANG DAN SINGULAR
Kendali bang-bang dan singular muncul ketika persamaan Hamiltonian bergantung secara linear dengan kendali ,
sehingga yang optimal tidak dapat ditentukan dari kondisi
Karena terbatas maka dapat ditetapkan Hamiltonian yang minimum seperti dibawah ini [10]
Kontrol akan menghasilkan busur singular yang optimal jika : 1. Persamaan Hamiltonian
2. Kondisi Kelley yang dinyatakan oleh persamaan sebagai berikut : Kondisi ini disebut juga kondisi umum Legendre-Clebs yang menjamin
persamaan Hamiltonian optimal di sepanjang busur singular.
05
2.6 PENDEKATAN PEMROGRAMAN NONLINIER
Misalkan terdapat masalah optimasi seperti berikut ini:
dengan kendala i = 1, … m Berikut ini merupakan fungsi Lagrange
dimana , i = 1, … m, merupakan pengali Lagrange.
Agar optimal secara lokal, harus memenuhi kondisi perlu orde pertama Karush-Kuhn-Tucker (KKT) [9]
dengan j = 1, … n dan i = 1, … m
02
III. METODE PENELITIAN
Studi literatur
Penyelesaian model pengadaan bahan mentah dengan toeri kontrol optimal
Mencari lintasan optimal pada setiap periode kebijakan
Simulasi dengan menggunakan Matlab Penarikan kesimpulan dan pemberian saran
03
IV. PEMBAHASAN
4.1 PENERAPAN TEORI KONTROL OPTIMAL PADA MODEL PENGADAAN BAHAN MENTAH
Dari model pengadaan bahan mentah diperoleh fungsi Hamiltonian dan Hamiltonian-Lagrange sebagai berikut
Kondisi perlu (necessary condition) untuk mencapai kondisi optimal adalah
1. Kondisi stasioner
2. Persamaan state dan co-state
05
Kendali muncul secara linier dalam Hamiltonian sehingga yang optimal tidak dapat ditentukan dari kondisi
(fungsi switching). Karena terbatas maka dapat ditetapkan Hamiltonian yang maksimum seperti dibawah ini
,
,
, ,
,
,
Kondisi perlu yang dibentuk dengan KKT yang harus dipenuhi untuk mencapai kondisi optimal adalah sebagai berikut
WINTER
Template
01
4.2 SOLUSI OPTIMAL MODEL PENGADAAN BAHAN MENTAH
4.2.1 SIFAT- SIFAT PADA PENYELESAIAN MODEL PENGADAAN BAHAN MENTAH
Sifat 1:
1. Kebijakan pergudangan dan JIT tidak dapat terjadi pada waktu yang sama.
2. Kondisi
,
mengidentifikasikan calon titik untuk memasuki interval persediaan positif (pergudangan).
,
02
Sifat 2:
1. Kebijakan penundaan dan JIT tidak dapat terjadi pada waktu yang sama.
2. Kondisi
,
mengidentifikasikan calon titik untuk mengakhiri penundaan atau keluar dari interval persediaan negatif (penundaan).
Sifat 3:
1. Kebijakan pergudangan dan JIT dapat terjadi pada waktu yang
sama jika .
2. Kendala kapasitas gudang berlaku sejak waktu pemesanan dimulai atau sejak interval persediaan positif.
03
4.2.2 PERIODE KEBIJAKAN OPTIMAL 1. Pengadaan tepat waktu (JIT)
Variabel Pengadaan JIT d(t)
0 p(t) 0
0
Tabel 4.1 Lintasan optimal periode pengadaan JIT.
04
2. Pergudangan (destocking)
Tabel 4.2 Lintasan optimal periode pergudangan.
Variabel Pengadaan JIT
0
0
0 jika jika
05
3. Penundaan (backlogging)
Tabel 4.1 Lintasan optimal periode penundaan.
Variabel Pengadaan JIT
0
0 0
WINTER
Template
01
4.2.3 LANGKAH-LANGKAH UNTUK MEMPEROLEH SOLUSI OPTIMAL 1. Menentukan titik dengan menyelesaikan persamaan
dengan syarat .
2. Menentukan titik dengan menyelesaikan persamaan , .
3. Menentukan titik dengan menyelesaikan persamaan
dengan syarat .
4. Menentukan titik dengan menyelesaikan persamaan , .
5. Memeriksa keberadaan titik .
Dikatakan tumpang tindih jika sehingga mengakibatkan titik dieliminasi. Sedangkan titik menjadi titik . Titik dapat
diperoleh dengan menyelesaikan persamaan , 6. Menghitung jumlah pembelian
02
7. Menentukan titik dengan memeriksa jumlah pembelian pada langkah 6 terhadap kapasitas gudang.
a. Jika , maka titik = titik . Sedangkan titik yang lainnya nilainya tetap.
b. Jika , maka titik = titik . Titik dan
nilainya tetap karena tidak ada pengaruhnya terhadap kapasitas gudang, tetapi titik dan atau berubah. Titik yang baru dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan jumlah kapasitas . Titik yang baru dapat diperoleh dengan cara yang sama pada langkah 2 dan titik yang baru dapat diperoleh dengan cara yang sama pada langkah 5 dengan memasukkan titik yang baru.
03
8. Menghitung NPV biaya pengadaan bahan mentah.
a. Periode JIT
Jika terdapat periode yang saling tumpang tindih maka NPV-nya adalah
b. Periode pergudangan
dengan
04
c. Periode penundaan
dengan
dan d. Pengisian ulang bahan mentah
e. Pemenuhan permintaan akibat penundaan
Jadi nilai NPV biaya pengadaan bahan mentah keseluruhan adalah
05
Dalam simulasi ini menggunakan data parameter sebagai berikut [2]:
p(t) :
Rentang waktu :
d(t) : 1 + 0.1t
r : 0.05
hw(t) : 0.1
hb(t) : 0.5
w : 2
NPV biaya pengadaan bahan mentah dengan kebijakan JIT adalah
4.3 SIMULASI
WINTER
Template
01
NPV biaya pengadaan bahan mentah dengan kebijakan JIT,
pergudangan, dan penundaan yang diselesaikan dengan menggunakan langkah-langkah pada sub bab 4.2.3. Hasilnya adalah
Dari titik kritis di atas diperoleh NPV dari setiap kondisi kemudian dijumlahkan sehingga menghasilkan NPV total
= 10.0770 – 0.1534 – 2.480 – 4.8019 + 23.9464
= 36.1917
Jadi, NPV biaya pengadaan bahan mentah dengan kebijakan JIT,
pergudangan, dan penundaan adalah 36.1917 yang hasilnya lebih kecil jika dibandingkan dengan NPV biaya pengadaan bahan mentah dengan kebijakan JIT saja yaitu 41.4246.
02
0 1 2 3 4 5 6 7
-6 -4 -2 0 2 4 6 8
t
Solusi optimal model pengadaan bahan mentah.
Keterangan:
Biru : grafik u(t) Merah : grafik x(t) Hijau : grafik p(t) Merah muda: grafik
03
Kesimpulan
1. Permasalahan pengadaan bahan mentah dapat diselesaikan dengan menggunakan teori kendali optimal.
2. Biaya pengadaan bahan mentah dengan kebijakan pengadaan tepat waktu (JIT), pergudangan, dan penundaan lebih optimal daripada biaya pengadaan bahan mentah yang hanya
menerapkan kebijakan JIT.
Saran
1. Permasalahan pengadaan bahan mentah dapat dikembangkan dengan menambahkan biaya pemesanan dan waktu tunggu (lead time) pemesanan.
2. Pengadaan bahan mentah lebih dikhususkan pada jenis bahan mentah tertentu, misalkan logam, tepung, atau kayu.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
04
[1] Anshori, Alfi. 2008. ”Penerapan Teori Kontrol Optimal pada
Pengadaan Bahan Mentah dengan Harga ayang Berfluktuasi dan Kapasitas Gudang yang Terbatas”. Tugas Akhir. Jurusan Sistem Informasi ITS Surabaya.
[2] Arnold, J., Minner, S., dan Eidam, B. 2007. ”Raw Material Procurement with Fluctuating Price”. International Journal of Production Economics 121 (2009) 353-364.
[3] Bunawan. 1994. “Pengantar Manajemen Operasi: Seri Diktat Kuliah”. Jakarta: Gunadarma.
[4] Bryson, A. E. dan Ho, Y. C. 1975. “Applied Optimal Control”. New York: Taylor & Francis Group.
[5] Fabozzi, F. J. dan Drake, P. P. 2009. “Finance: Capital Markets, Financial Management, and Investment Management”. New Jersey:
John Wiley Son, Inc.
[6] Kamien, M. I. dan Schwartz, N. L. 1981. ”Dynamic Optimization:
The Calculus of Variations and Optimal Control in Economics and Management”. 1st edition. North Holland, Amsterdam: Elsevier Science Publishing Co, Inc.
05
[7] Naidu, D. S. 2002. “Optimal Control Systems”. USA: CRC Presses LLC.
[8] Sethi, S. P. dan Thompson, G. L. 2000. “Optimal Control Theory:
Application to Management Science and Economics”. 2nd edition.
New York: Springer Science+Business Media, Inc.
[9] Sharma, S. 2006. “Applied Nonlinear Programming”. New Delhi:
New Age International (P) Ltd, Publisher.
[10] Subchan, S. dan Zbikowski, R. 2009. “Computational Optimal Control: Tools and Practice”. UK: John Wiley & Sons Ltd.
[11] Wikipedia. 2010. “Net Present Value”.
<http://en.wikipedia.org/wiki/Net_present_value>. Diakses pada tanggal 25 Februari 2010.
[12] Wikipedia. 2010. “Discounting”.
<http://en.wikipedia.org/wiki/Discounting>. Diakses pada tanggal 25 Februari 2010.