• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengembangan Modul IPA Terpadu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengembangan Modul IPA Terpadu"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengembangan Modul IPA Terpadu

Penelitian pengembangan modul pembelajaran IPA Terpadu yang dilakukan meliputi tahapan: analisis kebutuhan, desain awal draft produk yang dikembangkan, pengembangan draft produk, dan uji coba lapangan.

1. Tahap Penelitian dan Pengumpulan Informasi

Dalam tahap penelitian dan pengumpulan informasi dilakukan analisis kurikulum dan analisis kebutuhan untuk mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan yang diperlukan dalam pengembangan draft produk bahan ajar.

Analisis kurikulum dilakukan dengan mempelajari kurikulum 2013 kemudian hasilnya digunakan sebagai dasar merumuskan indikator pembelajaran. Hasil analisis kurikulum adalah diketahui bahwa terdapat 4 KI. Adapun KI 1 terdiri dari 1 KD, KI 2 terdiri dari 4 KD, KI 3 terdiri dari 10 KD, dan KI 4 terdiri dari 13 KD. Dalam penelitian pengembangan modul IPA Terpadu ini dipilih KD 3.7. yang akan dijabarkan menjadi indikator-indikator ketercapaian pembelajaran. Kemudian berdasarkan Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebutkan bahwa salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik (scientific approach).

Analisis kebutuhan berupa wawancara dan pemberian angket kepada guru dan siswa. Pengumpulan informasi diperoleh dari sekolah-sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 SMP Negeri 1 Ampel, SMP Negeri 1 Sawit, SMP Negeri 1 Delanggu, SMP Negeri 1 Jaten, dan SMP Negeri 1 Gondangrejo. Jumlah responden dalam analisis kebutuhan ini adalah 15 siswa dan 7 guru dari sekolah-sekolah yang telah disebutkan.

Rangkuman hasil angket analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru disajikan ke dalam Lampiran 6. Dari aspek 2 dapat diketahui bahwa 7 guru IPA masih kesulitan dalam mengajar IPA secara terpadu sebab dari hasil

(2)

commit to user

komentar mereka, IPA terpadu diterapkan semata-mata untuk memenuhi kurikulum 2013 dan guru merasa kesulitan jika harus belajar disiplin ilmu IPA lain. Dalam mengimplementasikan pendekatan scientific approach, 7 guru juga menyatakan mengalami kendala sebab mereka menerapkannya hanya karena tuntutan kurikulum 2013. Dari buku pegangan yang disediakan Kemendikbud pun 7 guru merasakan keterbatasan dari buku pegangan tersebut. Dari aspek 22 dan 23 terdapat 7 guru menyatakan bahwa mereka membutuhkan bahan ajar yang mampu membantu untuk membelajarkan konsep IPA dan setuju bila dikembangkan bahan ajar berupa modul berbasis scientific approach untuk membelajarkan IPA.

Rangkuman hasil angket analisis kebutuhan yang diberikan untuk siswa disajikan pada Lampiran 7. Dari aspek 7 dapat dilihat bahwa dari 15 siswa, terdapat 12 siswa yang mengalami kesulitan belajar IPA. Kemudian dari aspek 10 diketahui bahwa 14 anak berpendapat bahwa buku pegangan IPA yang dimiliki mudah dipahami dan menarik, tetapi dari komentar yang diungkapkan, mereka menyatakan bahwa buku tersebut menarik, tetapi belum mudah dipahami. Hal tersebut dikuatkan dengan pernyataan dari aspek 14 bahwa 12 anak mengalami kesulitan mempelajari konsep IPA dari buku tersebut. Kemudian dari aspek 17, dapat diketahui bahwa 14 anak membutuhkan bahan ajar alternatif yang dapat digunakan untuk mempelajari konsep IPA. Salah satu bahan ajar yang dapat dipakai adalah modul pembelajaran, dan ternyata dari aspek 18 dan 19, 12 anak menjawab bahwa mereka belum mengetahui mengenai modul dan 11 anak menjawab tidak pernah belajar menggunakan modul. Secara spesifik, dari aspek 20 diketahui bahwa 12 anak menjawab bahwa mereka belum diberi modul untuk pembelajaran IPA.

Hal-hal yang diperoleh dari analisis kebutuhan ini mendasari peneliti mengembangkan modul IPA Terpadu dengan pendekatan scientific approach.

2. Desain Awal Draft Produk

Sebelum draft produk dikembangkan, telah banyak buku IPA Terpadu, tetapi pada kenyataannya masih memisahkan mata pelajaran Fisika,

(3)

commit to user

Kimia dan Biologi. Setelah diterapkan kurikulum 2013 berlaku, pemerintah menerbitkan buku IPA yang tidak memisahkan ketiga disiplin ilmu Fisika, Kimia, dan Biologi. Namun, dalam buku tersebut masih ditemukan kelemahan, salah satunya adalah dalam kegiatan percobaan yang kurang menuntun siswa dalam menyajikan data. Salah satu pokok bahasan yang perlu menekankan penyajian data adalah pada pokok bahasan Suhu dan Kalor. Dalam pembahasan Suhu dan Kalor dapat dilakukan berbagai kegiatan praktikum dengan penyajian data yang sistematis sehingga dapat menuntun siswa dalam menemukan konsep melalui praktikum dan mengembangkan keterampilan serta sikap melalui proses ilmiah. Oleh karena itu, dalam pengembangan ini, pokok bahasan yang dipilih adalah Suhu, Kalor, dan Perpindahannya.

Modul berisikan materi yang mengarahkan ke pembelajaran dengan scientific approach, yaitu menekankan proses ilmiah dengan penyajian konsep yang mengarahkan siswa untuk menanya, mengamati, mencoba, menganalisis, dan membentuk jejaring. Untuk mengarahkan siswa ke dalam proses-proses tersebut, maka penyajian materi dalam modul ini diawali dengan pemunculan masalah, menuntun siswa dalam merancang kegiatan eksperimen/ diskusi/

observasi dan analisis data, kemudian siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan.

Analisis materi dilakukan dengan cara menetukan KD yang dipilih.

Materi tersebut disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah untuk pelajaran IPA seperti pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 KI 3 dan KD 3.7 untuk SMP Kelas VII

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3.7. Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari

(4)

commit to user

Setelah penentuan materi yang sesuai dengan KD, langkah selanjutnya ditentukan indikator. Indikator merupakan bentuk penjabaran dari Kompetensi Dasar. Adapun hasil dari penentuan indikator ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Indikator Capaian Kompetensi Modul Pembelajaran

Kompetensi Dasar Indikator

3.7. Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan

kalor, dan

penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari

1. Menjelaskan konsep suhu.

2. Menjelaskan alat pengukur suhu yang baik.

3. Mendeskripsikan perbandingan antar skala pada termometer (C, F, R, K).

4. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap pemuaian zat padat.

5. Memformulasikan pemuaian panjang, luas dan volume pada zat padat.

6. Menghitung pemuaian panjang, luas, dan volume pada zat padat.

7. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap pemuaian pada zat cair.

8. Menjelaskan konsep anomali air.

9. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap pemuaian pada zat gas.

10. Menjelaskan konsep kalor.

11. Memformulasikan energi panas (Q) yang diperlukan untuk menaikkan temperatur.

12. Menghitung jumlah energi panas (Q) yang diperlukan untuk menaikkan temperatur.

13. Mampu mendefinisikan konsep kapasitas kalor dan kalor jenis.

14. Menyelidiki pengaruh penambahan dan pengurangan kalor terhadap macam- macam perubahan wujud zat.

15. Menyelidiki macam-macam kalor laten 16. Memformulasikan kalor laten

17. Menghitung kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud zat (kalor laten).

18. Menghitung kalor yang dilepaskan atau diterima oleh suatu benda berdasarkan Asas Black

19. Membedakan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

20. Mampu mengidentifikasi zat yang termasuk konduktor dan isolator kalor.

(5)

commit to user

Hasil rancangan modul pembelajaran IPA Terpadu ini adalah sebagai berikut:

a. Judul: Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach SMP Kelas VII Suhu, Kalor dan Perpindahannya.

b. Modul pembelajaran IPA Terpadu yang dikembangkan terbagi dalam dua Bab. Bab I berjudul Suhu dan Bab II berjudul Kalor dan Perpindahannya.

Kedua Bab tersebut terdiri dari komponen-komponen berikut:

1) Tujuan

Tujuan berisi kompetensi yang harus dicapai siswa setelah mempelajari materi sehingga pembelajaran lebih terarah.

2) Advance Organizer

Advance organizer berisi gambar dan kalimat pembuka. Advance organizer ini berfungsi untuk menambah motivasi dan daya tarik untuk mempelajari materi.

3) Gambar dan ilustrasi

Gambar dan ilustrasi berfungsi sebagai sarana untuk membantu pemahaman materi. Gambar dan ilustrasi yang jelas akan mempermudah siswa untuk paham dalam mempelajari materi tersebut.

4) Kegiatan

Pada bagian Kegiatan berisi Lembar Kerja yang menuntun siswa untuk melakukan kegiatan percobaan yang berisi tujuan, permasalahan, alat dan bahan, langkah-langkah, pembahasan, dan penarikan kesimpulan.

Selain itu, Kegiatan juga berfungsi untuk mengembangkan keaktifan dan sikap ilmiah siswa dalam belajar.

5) Diskusi

Diskusi bertujuan untuk mendorong siswa untuk berdiskusi dan mencari sendiri informasi IPA yang berhubungan dengan pokok bahasan yang telah dipelajari.

6) Pengetahuan

Pengetahuan berisi tambahan materi yang masih berhubungan dengan pokok bahasan yang sedang dibahas sehingga menambah wawasan

(6)

commit to user

siswa yang membantu siswa mengkaitkan materi tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.

7) Contoh Soal

Contoh soal disajikan untuk memberi contoh kepada siswa dalam memecahkan suatu persoalan.

8) Latihan Soal

Latihan soal disajikan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang sedang dipelajari.

9) Rangkuman

Rangkuman berisi konsep-konsep yang harus dipahami oleh siswa.

Rangkuman ini berfungsi sebagai sarana bagi siswa agar dapat mengingat kembali garis besar materi.

10) Uji Kompetensi

Uji Kompetensi berisi soal-soal latihan dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Uji Kompetensi ini berfungsi sebagai sarana bagi siswa untuk berlatih mengerjakan soal-soal setelah materi dalam satu Bab yang dipelajari. Bagian juga berfungsi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam mempelajari dalam materi dalam Bab yang dipelajari.

11) Umpan Balik

Umpan balik berisi pedoman penilaian dan standar nilai yang harus dicapai siswa untuk melanjutkan aktivitas belajar pada Bab berikutnya.

Umpan balik ditujukan untuk mengetahui nilai siswa dalam penguasaan materi tersebut.

Bagian-bagian lain yang melengkapi modul adalah petunjuk penggunaan modul, peta konsep, peta kompetensi, kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka. Berikut adalah penjelasannya:

a. Petunjuk penggunaan modul

Petunjuk penggunaan modul berisi fungsi dari bagian-bagian modul sehingga siswa maupun guru yang menggunakan modul ini mengerti tujuan disajikannya setiap bagian modul dan dapat menggunakannya dengan maksimal.

(7)

commit to user b. Peta Konsep

Peta konsep berisi skema tentang materi yang akan dipelajari. Peta konsep berfungsi untuk memberikan gambaran secara umum pada siswa terkait materi yang akan dipelajari.

c. Peta Kompetensi

Peta kompetensi berisi sistematika penyajian capaian kompetensi yang meliputi Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Kumpulan Indikator dan entry behaviour.

d. Kunci Jawaban

Kunci jawaban berisi jawaban dari latihan soal dan uji kompetensi yang berfungsi sebagai sarana bagi siswa untuk mengetahui ketepatan jawaban dari tugas dalam menguji pemahaman mereka.

e. Glosarium

Glosarium berisi penjelasan dari istilah sulit yang muncul di dalam modul.

f. Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi rujukan tentang materi yang disajikan. Dengan adanya daftar pustaka, siswa dapat mencari informasi lebih terkait materi pada buku yang dijadikan acuan pembuatan modul.

3. Pengembangan Draft Produk

Dalam tahap pengembangan draft produk, bagian-bagian yang sudah direncanakan disusun dan didesain sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah draft. Draft produk yang telah tersusun kemudian divalidasi kepada 2 dosen ahli, 2 peer reviewer, dan 3 reviewer. Setelah itu draft produk akan memperoleh penilaian dan masukan yang dijadikan perbaikan sebelum dilakukan uji coba ke lapangan. Hasil dari validasi kemudian direvisi lalu draft produk dapat divalidasi kembali pada dosen ahli, sehingga akan mendapatkan hasil yang layak untuk draft produk yang akan digunakan uji coba lapangan awal dan utama.

4. Uji Coba

Setelah hasil evaluasi disempurnakan berdasarkan masukan dari dosen ahli, peer reviewer, dan reviewer, kemudian dilakukan uji coba. Uji coba

(8)

commit to user

lapangan dilakukan pada siswa SMP yang yang berjumlah 9 siswa dalam uji coba awal dan 30 siswa dalam uji coba utama. Dari uji coba ini diperoleh data respon siswa terhadap keterbacaan modul dari aspek materi, bahasa dan gambar, penyajian, dan kegrafisan. Hal-hal yang direvisi disajikan dalam pembahasan.

5. Revisi Hasil Uji Coba

Revisi hasil uji coba dilaksanakan setelah uji coba lapangan selesai dilakukan. Revisi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari respon siswa terhadap modul dari aspek materi, penyajian, bahasa dan kegrafisan. Hal-hal yang direvisi disajikan dalam pembahasan.

B. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitan diperoleh dari hasil evaluasi draft produk oleh dosen ahli, peer reviewer, dan reviewer serta data hasil uji coba terhadap siswa pada aspek materi, bahasa dan gambar, penyajian dan kegrafisan. Berikut ini akan disajikan secara umum data hasil evaluasi modul IPA Terpadu yang diambil dari ahli, peer reviewer, dan reviewer. Data hasil uji coba diambil dari 9 siswa pada tahap uji coba awal dan 30 siswa pada tahap uji coba utama di SMP Negeri 1 Ampel, SMP Negeri 1 Sawit, dan SMP Negeri 1 Delanggu.

1. Data Hasil Evaluasi

Jumlah skor keseluruhan hasil analisis data angket untuk setiap validator yakni Ahli I memberi skor total 165 dan Ahli II 164. Adapun saran dari Ahli dibahas dalam pembahasan. Setelah dilakukan revisi, maka selanjutnya dilakukan validasi kepada dua peer reviewer yang memberikan skor total yang sama yakni 174 dengan saran perbaikan yang dibahas dalam pembahasan. Setelah direvisi, kemudian dilanjutkan dengan validasi oleh reviewer dengan hasil dari reviewer I 177, reviewer II 160, dan reviewer III 176 dengan saran beberapa saran perbaikan dan telah direvisi untuk divalidasi ke tahap selanjutnya. Rangkuman data total hasil evaluasi dari semua aspek oleh setiap validator dapat dilihat pada Lampiran 19. Semua penilaian yang

(9)

commit to user

dilakukan oleh validator tersebut masuk ke dalam kategori sangat baik. Kriteria penilaian tersebut dapat disajikan dalam Lampiran 18.

Berdasarkan hasil analisis validasi ahli dapat dikemukakan bahwa sebanyak 100% validator menilai sangat baik pada modul IPA Terpadu yang dikembangkan. Hal ini menunjukkan bahwa validator menyetujui bahwa modul IPA Terpadu ini telah siap untuk digunakan dalam tahap uji coba dengan beberapa saran dan komentar.

Hasil penilaian modul oleh validator merupakan data yang diperoleh dari masing-masing aspek yang diuraikan sebagai berikut:

a. Aspek Materi

Hasil evaluasi modul IPA Terpadu dalam aspek materi memperoleh kriteria sangat baik sebanyak 100% dari validator. Ahli I dan Ahli II masing-masing memberi nilai 37 dan 34. Kemudian dari kedua peer reviewer masing-masing memberi nilai 38 dan 37. Selanjutnya dari reviewer I, reviewer II, reviewer III masing-masing memberi nilai 38, 35 dan 36.

Distribusi frekuensi kriteria hasil evaluasi modul ini dapat dilihat lebih lanjut dalam Lampiran 20.

Data pada aspek materi ini terdiri dari 10 indikator. Untuk persentase perolehan skor dari setiap indikator dapat dilihat lebih lanjut dalam Lampiran 14. Data-data tersebut menunjukkan bahwa setiap indikator dalam aspek penyajian memiliki nilai baik (3) sampai sangat baik (4).

b. Aspek Bahasa dan Gambar

Pada aspek bahasa dan gambar, diperoleh kriteria yang sangat baik sebanyak 100% dengan skor perolehan yang bervariasi. Ahli I dan Ahli II masing-masing memberi nilai 51 dan 52. Kemudian nilai 54 dan 57 diperoleh dari peer reviewer I dan peer reviewer II. Selanjutnya ketiga reviewer masing-masing memberi nilai 55, 50, dan 56. Distribusi frekuensi kriteria hasil evaluasi modul dapat dilihat lebih lanjut dalam Lampiran 20.

Data diperoleh dari 15 indikator dengan perolehan skor pada masing-masing indikator yang bervariasi. Setiap indikator dalam aspek bahasa dan gambar memiliki nilai baik (3) sampai sangat baik (4). Adapun

(10)

commit to user

besarnya persentase perolehan skor dari setiap indikator dapat dilihat dalam Lampiran 14.

c. Aspek Penyajian

Hasil evaluasi dari Ahli, reviewer, dan peer reviewer pada aspek penyajian didapat persentase sangat baik sebesar 100%. Kedua Ahli memberikan skor yang sama yaitu 57. Reviewer I, reviewer II, dan reviewer III masing-masing memberikan nilai 62, 53, dan 62. Skor yang sama juga didapat dari kedua peer reviewer yaitu 59. Selanjutnya distribusi frekuensi kriteria hasil evaluasi modul ini dapat dilihat lebih lanjut dalam Lampiran 20.

Aspek penyajian terdiri dari 15 indikator dengan perolehan skor yang bervariasi. Setiap indikator dalam apek penyajian memiliki nilai baik (3) sampai sangat baik (4). Untuk persentase dari setiap nilai pada indikator- indikator tersebut dapat dilihat dalam Lampiran 14.

d. Aspek Kegrafisan

Evaluasi pada aspek kegrafisan memberikan hasil dengan kriteria sangat baik sebesar 100%. Skor 20 dan 21 diperoleh dari Ahli I dan Ahli II.

Ketiga reviewer memberikan nilai yang sama yakni 22. Peer reviewer I dan peer reviewer II masing-masing memberikan nilai 23 dan 21. Dalam Lampiran 20 disajikan distribusi frekuensi kriteria hasil evaluasi modul secara lebih rinci.

Terdapat 6 indikator pada aspek kegrafisan dengan perolehan nilai setiap indikator adalah baik (3) sampai sangat baik (4). Adapun perolehan persentase dari setiap skor tersebut disajikan dalam Lampiran 14.

2. Data Hasil Uji Coba

Hasil uji coba pada siswa berupa skor hasil konversi yakni 1 untuk jawaban “Iya” dan nilai 0 untuk jawaban “Tidak”. Hasil skor ini kemudian ditotal dan dikategorikan dengan kriteria. Hasil uji coba menunjukkan bahwa jumlah skor keseluruhan untuk setiap siswa yakni sebagai berikut:

(11)

commit to user a. Uji Coba Lapangan Awal

Uji coba lapangan awal dilakukan pada 3 sekolah yakni SMP Negeri 1 Ampel, SMP Negeri 1 Delanggu, dan SMP Negeri 1 Sawit dengan 9 responden. Deskripsi data hasil uji coba lapangan awal diringkas dalam Lampiran 13 yang menunjukkan sebaran penilaian modul IPA Terpadu.

Indikator dalam uji coba ini berjumlah 27 item. Secara keseluruhan sebaran untuk nilai 1 sebanyak 82,22% dengan skor total 222, sedangkan untuk nilai 0 sebanyak 17,78% dengan skor total 48. Untuk data lebih rinci dapat dilihat dalam Lampiran 15.

Kemudian dari hasil analisis uji coba awal ini, skor maksimal yakni 27 diberikan oleh 4 siswa. Untuk skor paling rendah adalah 19 yang diberikan oleh dua siswa. Dari 9 siswa, terdapat 7 siswa (77,78%) yang memberikan penilaian dengan kategori sangat baik dan 2 siswa (22,22%) dengan penilaian dengan kategori baik. Adapun rangkuman data ini dapat dilihat dalam Lampiran 27. Dengan hasil yang telah diperoleh, penilaian pada uji coba awal bisa dikatakan berhasil. Walaupun demikian masih terdapat komentar dan saran dari siswa yang dibahas dalam pembahasan.

Selanjutnya komentar dan saran dari siswa ditindaklanjuti dengan merevisi modul sebelum dilanjutkan ke uji coba lapangan utama.

b. Uji Coba Lapangan Utama

Data hasil uji coba lapangan utama didapatkan dari angket yang diberikan pada 30 siswa dari 3 sekolah yakni SMP Negeri 1 Ampel, SMP Negeri 1 Delanggu, dan SMP Negeri 1 Sawit. Adapun hasil deskripsi data yang menunjukkan sebaran penilaian dapat dilhat dalam Lampiran 16.

Total skor untuk nilai 1 adalah 756 atau sebesar 93,33% sedangkan untuk nilai 0 totalnya adalah 54 (6,67%).

Untuk hasil evaluasi total dalam uji coba utama, terdapat 29 (96,67%) siswa yang memberikan penilaian dengan kategori sangat baik.

Kemudian terdapat satu siswa memberikan penilaian dengan kategori baik yakni persentasenya sebesar 3,33%. Adapun rangkuman hasil evaluasi dalam uji coba utama ini dapat dilihat lebih lanjut dalam Lampiran 34. Dari

(12)

commit to user

hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa hasil uji coba lapangan utama ini dapat dikatakan berhasil.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul IPA Terpadu berbasis scientific approach dengan materi pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya yang memenuhi kriteria baik. Tujuh tahapan penelitian yang dilalui yaitu: (1) tahap penelitian dan mencari informasi, (2) tahap perencanaan, (3) tahap pengembangan draft produk, (4) tahap uji coba lapangan awal, (5) tahap revisi uji coba lapangan awal, (6) tahap uji coba lapangan utama dan (7) tahap revisi uji coba lapangan utama. Hasil akhir draft produk penelitian ini adalah modul IPA Terpadu berbasis scientific approach materi Suhu, Kalor dan Perpindahnnya untuk SMP kelas VII.

Penelitian yang dilakukan mengacu pada model penelitian yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Proses penelitian ini melibatkan dua validator yakni 2 dosen ahli, 2 mahasiswa sebagai peer reviewer, dan tiga guru IPA SMP sebagai reviewer. Uji coba lapangan awal dilakukan pada tanggal 7 Juli di SMP Negeri 1 Ampel, tanggal 8 Juli di SMP Negeri 1 Delanggu, dan tanggal 14 Juli di SMP Negeri 1 Sawit dengan jumlah siswa pada masing-masing sekolah adalah 3 siswa. Uji lapangan utama dilakukan pada tanggal 16 Juli 2014 di SMP Negeri 1 Ampel dan tanggal 18 Juli di SMP Negeri 1 Delanggu dan SMP Negeri 1 Sawit dengan jumlah total siswa 30 anak.

Di dalam proses penelitian draft produk, dilakukan validasi oleh 2 dosen ahli, 2 peer reviewer dan 3 reviewer sehingga mendapat komentar dan saran yang dapat dijadikan revisi oleh peneliti. Selain berdasarkan saran dan komentar dari para dosen ahli dan reviewer, revisi juga dilakukan berdasarkan temuan di lapangan yaitu pada saat uji coba lapangan awal dan utama. Revisi pertama dilakukan setelah mendapat saran dan komentar dari dosen ahli dan reviewer, kemudian revisi selanjutnya dilakukan setelah diperoleh temuan pada uji coba lapangan awal dan utama. Kedua tahap revisi tersebut adalah sebagai berikut:

(13)

commit to user 1. Revisi Tahap Pertama

Revisi tahap pertama dilakukan setelah draft produk awal divalidasikan ke ahli, peer reviewer, dan reviewer. Hasil validasi berupa penilaian, saran dan komentar yang dijadikan pedoman dalam merevisi draft produk. Penilaian kuantitatif telah disajikan dalam data hasil penelitian sehingga dalam pembahasan ini ditinjau pada saran dan komentar sebagai penelitian kualitatif sebagai referensi revisi tahap pertama. Revisi tahap pertama dari masing-masing validator akan diuaraikan sebagai berikut:

a. Ahli

Draft dari modul IPA Terpadu yang dikembangkan dievaluasi oleh dua dosen ahli yang meliputi draft sebelum diujicobakan. Adapun saran dan komentar secara garis besar dari kedua ahli tersebut melingkupi aspek kelayakan materi, bahasa dan gambar, penyajian, dan kegrafisan. Hasil dari proses validasi oleh Ahli I dan Ahli II dapat dilihat pada Lampiran 35.

Komentar dan saran secara umum perbaikan yang diberikan oleh dosen ahli antara lain supaya memperhatikan alur penyampaian materi di dalam modul. Kemudian memperbaiki peta konsep karena masih ada penggunaan kata yang tidak tepat. Lalu, memperbaiki kegiatan praktikum dengan menambahkan masalah, melengkapi alat dan bahan, cara kerja dibuat lebih operasional, siswa diarahkan dalam menganalisis data (dengan membuat tabel) dan mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan.

Kemudian memperbaiki tata tulis sesuai EYD karena masih terdapat penulisan yang kurang tepat. Sampul diperbaiki agar pesan lebih mudah dicerna siswa. Glosarium dibuat lebih spesifik pada bidang Fisika karena terdapat kata-kata yang terlalu umum. Tata tulis hendaknya lebih diperhatikan agar menajdi tulisan yang efektif dan efisien.

Tahap pembuatan draft modul IPA Terpadu berisi materi pokok Suhu, kalor dan Perpindahannya untuk SMP Kelas VII Semester II.

Penyusunan disesuaikan tujuan pembuatan modul yang berbasis scientific approach. Peneliti berusaha mengembangkan modul dengan memunculkan beberapa masalah terlebih dahulu dengan tujuan agar siswa dapat

(14)

commit to user

mengajukan hipotesis untuk menjawab permasalahan tesebut, kemudian siswa juga dituntun ke dalam kegiatan praktikum, menganalisis data dan menarik kesimpulan.

b. Peer Reviewer

Terdapat 2 peer reviewer yang turut menilai dan memberi masukan pada draft modul yang dikembangkan. Adapun saran perbaikan yang diberikan oleh peer reviewer adalah mengenai penulisan perbandingan skala pada tabel halaman 11 yang awalnya 4/9, 5/9 sebaiknya diganti dengan

9 4,

9

5dan seterusnya. Kemudian penulisan equation dan jawaban contoh soal

perlu dirapikan. Hal ini karena penggunaan Microsoft Equation 3.0 yang menimbulkan kesan penulisan yang terlalu rapat satu sama lain. Penggunaan equation ini secara otomatis menampilkan huruf Times New Roman, padahal font pada modul adalah Candara, sehingga untuk mengatasi hal agar penulisan symbol agar tetap konsisten adalah mengganti semua simbol dengan font Times New Roman. Masukan selanjutnya adalah mengenai gambar aliran konveksi pada halaman 43 agar lebih diperjelas. Peer reviewer juga menyarankan untuk menggunakan kertas yang lebih tebal agar lebih menarik dan penyetakan sampul agar lebih diperhatikan.

c. Reviewer

Guru IPA atau reviewer dalam penelitian ini mengajar mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Ampel, SMP Negeri 1 Sawit, dan SMP Negeri 1 Delanggu. Reviewer menilai dengan memberikan skor penilaian pada tiap indikator dan memberi komentar serta saran secara umum (bukan komentar tiap indikator). Komentar dan saran perbaikan dari reviewer antara lain dirangkum ke dalam Tabel 4.3.

(15)

commit to user

Tabel 4.3. Rangkuman Saran Perbaikan oleh Reviewer Reviewer Catatan Komentar/Saran

Reviewer I 1. Supaya konsisten dalam penulisan, maka perhatikan penulisan raksa dan air raksa.

2. Pada konsep kalor masukkan konsep Asas Black

3. Cantumkan soal mengenai konversi dari termometer X ke termometer C F atau R.

Reviewer 1 1. Setiap konsep penting atau pegertian dari konsep lebih baik dicetak tebal untuk memperjelas.

Reviewer III 1. Gambar pada percobaan dalam Kegiatan perlu ditambah agar siswa dapat membedakan. Misalnya antara penggunaan air 100 ml dan 200 ml perlu diperjelas melalui gambar.

Hasil akhir dari validasi oleh reviewer menyatakan modul memiliki kriteria yang baik sehingga dapat dikatakan layak untuk uji coba. Sedangkan saran dari reviewer kemudian dijadikan bahan revisi sebelum dilakukan uji coba.

2. Revisi Tahap Kedua

Revisi tahap kedua dilakukan setelah draft modul sebelumnya direvisi.

Uji coba lapangan berupa penilaian dari siswa mengenai modul IPA Terpadu yang disajikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini dikarenakan tujuan penelitian bukan untuk mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran, tetapi untuk menghasilkan draft produk berupa modul IPA Terpadu yang memenuhi kriteria baik. Hasil dari penilaian kuantitatif telah disajikan pada data hasil penelitan. Dalam pembahasan ini akan ditinjau mengenai hasil kualitatif yakni mengenai komentar dan saran dari siswa sebagai referensi revisi dari draft sebelumnya.

a. Lapangan Awal

Uji coba lapangan awal dilakukan pada 9 siswa dari 3 sekolah.

Setiap siswa mendapatkan modul IPA Terpadu untuk dibaca, diteliti, dan dinilai. Secara umum siswa menilai baik dan merasa terbantu dengan adanya bagian pengetahuan, kegiatan, dan latihan-latihan soal yang ada.

Namun, masih terdapat beberapa masukan berupa komentar dan saran yang

(16)

commit to user

akan dijadikan masukan revisi selanjutnya. Dalam hal ini peneliti lebih menyoroti kritik dari siswa.

Adapun saran perbaikan dari siswa antara lain mengenai sampul agar penjilidan lebih baik dan diberi plastik agar tidak kotor. Kemudian diperlukan pengeditan lagi karena masih ada kata yang masih salah dalam pengetikan. Terdapat juga saran dari siswa mengenai kunci jawaban agar tidak dicantumkan di modul karena dianggap akan mengurangi keaktifan siswa dalam mencari jawaban. Namun, hal ini tidak dapat dilakukan karena tujuan kunci jawaban adalah agar siswa dapat menilai kemampuannya sendiri dan modul dapat dijadikan bahan belajar yang mandiri.

b. Lapangan Utama

Uji lapangan utama juga dilakukan dalam 3 sekolah dengan total siswa sebanyak 30 siswa. Prosedur uji coba lapagan utama sama dengan uji coba lapangan awal, hanya saja dengan jumlah siswa yang lebih banyak.

Modul yang digunakan dalam uji coba lapangan utama ini merupakan hasil revisi dari uji coba awal. Secara umum, siswa menilai modul sudah baik.

Siswa menilai bahwa secara keseluruhan modul yang dikembangkan membuat siswa tertarik untuk belajar dan dapat memahami isinya. Siswa merasa terbantu dengan adanya pengetahuan, praktikum, latihan soal, gambar dapat menambah pengetahuan siswa.

Adapun saran dari siswa antara lain mengenai penyusunan modul agar lebih diteliti karena ketika uji coba utama di SMP Ampel terdapat satu modul yang di dalamnya terdapat 2 halaman yang terbalik dalam penjilidannya. Dalam uji coba utama ini komentar mengenai kunci jawaban agar tidak dicantumkan di dalam modul kembali muncul, tetapi dengan kembali mempertimbangkan tujuan penulisan kunci jawaban, maka penulis tidak dapat menghilangkannya. Sebagai solusi dari persoalan ini, di bagian petunjuk penggunaan modul ditambahkan penjelasan bahwa ketika mengerjakan soal yang ada, siswa tidak boleh membuka kunci jawaban terlebih dahulu. Komentar selanjutnya adalah mengenai glosarium agar diperbanyak dengan yang berhubungan dengan materi agar lebih memahami

(17)

commit to user

kata-kata yang sukar. Siswa juga menginginkan adanya tambahan soal sebagai latihan. Siswa kembali berkomentar mengenai sampul, di mana pada uji coba ini peneliti mengunakan sampul dengan jilid spiral dan diberi plastik mika. Menurut pendapat siswa, plastik mika tersebut mudah rusak sehingga untuk mengatasi hal tersebut, peneliti perlu menggganti cover dengan pencetakan yang lebih baik.

D. Kajian Akhir Draft Produk

Penelitian R & D ini bertujuan menghasilkan draft produk berupa bahan ajar IPA Terpadu yang berbasis scientific approach yang memenuhi kriteria baik.

Draft produk yang dihasilkan telah melalui prosedur yang ditetapkan dengan revisi yang memperhatikan saran dan komentar dari validator dan siswa. Hasil akhir dari penelitian ini adalah modul IPA Terpadu berbasis scientific approach dengan materi pokok Suhu, Kalor, dan Perpindahannya untuk SMP kelas VII.

Hasil akhir draft produk ini telah dinilai secara kuantitatif maupun kualitatif yang kemudian direvisi berdasarkan komentar dan saran dari validator dan siswa. Hasil kuantitatif penilaian modul ini adalah dari Ahli I diperoleh skor total 165 dan dari Ahli II 164 di mana keduanya termasuk dalam kriteria sangat baik. Kemudian penilaian dari tiga reviewer diperoleh nilai masing-masing 177, 160, dan 176 yang termasuk dalam kriteria sangat baik pula. Selanjutnya hasil dengan kriteria sangat baik juga diperoleh dari dua peer reviewer dengan skor yang sama yaitu 174. Dari penilaian tersebut dapat dikatakan bahwa diperoleh 100% kriteria sangat baik dari 7 validator. Hasil penilaian uji coba awal diperoleh dari 9 siswa sehingga didapatkan hasil yang sangat baik sebesar 77,78% dan kriteria baik sebesar 22,22% dengan 82,22% jawaban “iya”. Kemudian untuk penilaian uji coba utama yang dilakukan pada 30 siswa didapatkan jawaban “iya”

sebesar 93.33% dan diperoleh kriteria sangat baik sebesar 96,67% dan selebihnya yakni 3,33% termasuk dalam kriteria baik. Adapun hasil penilaian kualitatif yang berupa komentar dan saran telah dianalisis sebagai referensi revisi sehingga diperoleh draft produk akhir. Secara umum, hasil yang diperoleh dari penilaian

(18)

commit to user

kualitatif ini adalah modul yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria baik.

Jadi, setelah dilakukan revisi maka draft produk yang berupa modul IPA Terpadu berbasis scientific approach dengan materi pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya untuk SMP kelas VII ini telah memenuhi kriteria yang sangat baik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penelitian pengembangan ini secara umum berhasil.

Draft produk akhir penelitian pengembangan modul IPA Terpadu ini terdiri atas 49 halaman utama, 8 halaman untuk awalan modul, 4 halaman akhir modul dan 2 halaman sampul. Sampul awal berupa gambar kayu yang dibakar dalam api unggun serta dilengkapi judul modul, keterangan kelas, nama penulis dan Universitas penulis. Secara garis besar sampul ini berwarna hijau dengan tambahan kombinasi warna lain. Awalan modul berupa halaman judul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, peta konsep, dan peta kompetensi. Isi utama modul berisi materi pembelajaran dengan komponen- komponen di dalamnya berupa tujuan pembelajaran, advance organizer, penjabaran materi, gambar beserta keterangan, pengetahuan, kegiatan, diskusi, contoh soal, latihan soal, rangkuman, uji kompetensi, dan umpan balik penilaian modul. Akhiran modul terdiri dari atas kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka.

Gambar

Tabel 4.1 KI 3 dan KD 3.7 untuk SMP Kelas VII
Tabel 4.2. Indikator Capaian Kompetensi Modul Pembelajaran
Gambar  dan  ilustrasi  berfungsi  sebagai  sarana  untuk  membantu  pemahaman  materi
Tabel 4.3. Rangkuman Saran Perbaikan oleh Reviewer  Reviewer  Catatan Komentar/Saran

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan dilaksanakannya penerapan prinsip 5S ( Seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke ) di gudang zat

ANTARA SELEBRITI ENDORSER DENGAN BRAND PERSONALITY (Studi Korelasi Antara Isyana Sarasvati Sebagai Selebriti Endorser Tokopedia dengan Brand Personality Tokopedia)

No.. TABEL / TABLE : 29 SMK13/14 RASIO ROMBEL PER RUANG KELAS MILIK DAN KELAS PER GURU*) MENURUT STATUS SEKOLAH TIAP PROVINSI RATIOS OF CLASSES TO OWNED CLASSROOMS AND CLASSES

"dagangan subjek" ertinya kelas atau jenis dagangan yang diimport atau dijual untuk pengimportan ke dalam Malaysia yang menjadi subjek bagi apa-apa tindakan duti timbal

Berdasarkan angket, peserta didik menunjukkan respon positif, yaitu (1) Hampir seluruhnya peserta didik sangat setuju (77,1%) bahwa penggunaan komik sebagai media

“The conviction of opposition leader Anwar Ibrahim after seven years of politically motivated proceedings under an abusive and archaic law is a major setback for human rights

Dengan tujuan akhir merubah teknologi pembuatan kapal pada galangan kapal tradisional, diusulkan kegiatan penelitian mengenai penerapan teknologi pembuatan kapal fiberglass

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Chest pass merupakan passing yang sangat penting dalam permainan bola basket dan juga passing ini adalah passing yang