MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN
PERUBAHAN DAN INOVASI PT. PERTAMINA (PERSERO)
Oleh :
Chinthia / I34110152 Inez Kania Febriyani / I34120116
Hana Hilaly Anisa / I34120124 Riza Ryanda / I34120164
Dosen :
Lindawati Kartika, SE, M.Si
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
PENDAHULUAN
Pertamina merupakan perusahaan negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya saing yang tinggi di dalam era globalisasi. Dengan pengalaman lebih dari 55 tahun, Pertamina semakin percaya diri untuk berkomitmen menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan penguasaan teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai hilir. Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga merupakan suatu hal yang menjadi komitmen Pertamina agar dapat berperan dalam memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global merupakan salah satu komitmen Pertamina dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis dalam perekonomian nasional. Dengan inisiatif dalam memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber energi baru dan terbarukan di samping bisnis utama yang saat ini dijalankannya. Pertamina bergerak maju dengan mantap untuk mewujudkan visi perusahaan yaitu “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia”. Mendukung visi tersebut, Pertamina menetapkan strategi jangka panjang perusahaan, yaitu “Aggressive in Upstream, Profitable in Downstream”, dimana perusahaan berupaya untuk melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan bisnis sektor hilir migas menjadi lebih efisien dan menguntungkan. Direktur utama yang menjabat saat ini adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan direktur utama sebelumnya yaitu Ari Hernanto Soemarno.
Pelantikan ini mencatat sejarah penting karena Karen Agustiawan menjadi wanita
pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar
milik Indonesia. Tahun 2013 ini, Pertamina menempati peringkat 122 dari 500
perusahaan terbaik dunia versi Fortune Global.
PEMBAHASAN
METAMORFOSA PERUSAHAAN DARI AWAL
Tonggak sejarah berdirinya PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan BUMN sejak 10 Desember 1957 hingga berubah status hukum menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero).
- Masa Kemerdekaan
Pada 1950-an, ketika penyelenggaraan negara mulai berjalan normal seusai perang mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia mulai menginventarisasi sumber-sumber pendapatan negara, diantaranya dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak peninggalan Belanda terlihat tidak tekendali dan penuh dengan sengketa. Misalnya di Sumatera Utara banyak perusahaan kecil yang saling berebut untuk menguasai ladang tersebut.
- Integrasi Pengelolaan Migas Indonesia
Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN PERMINA sebagai tindak lanjut dari kebijakan pemerintah bahwa pihak yang berhak melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara. Melalui satu Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan Presiden pada 20 Agustus 1968, PN PERMINA yang bergerak di bidang produksi digabung dengan PN PERTAMIN yang bergerak di bidang pemasaran guna menyatukan tenaga, modal dan sumber daya yang kala itu sangat terbatas. Perusahaan gabungan tersebut dinamakan PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (Pertamina).
- Tonggak Migas Indonesia
Untuk memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah
menerbitkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971, dimana di dalamnya
mengatur peran Pertamina sebagai satu-satunya perusahaan milik negara
yang ditugaskan melaksanakan pengusahaan migas mulai dari mengelola
dan menghasilkan migas dari ladang-ladang minyak di seluruh wilayah
Indonesia, mengolahnya menjadi berbagai produk dan menyediakan serta melayani kebutuhan bahan bakar minyak & gas di seluruh Indonesia.
- Dinamika Migas Indonesia
Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri minyak dan gas nasional maupun global, pemerintah menerapkan Undang- Undang No. 22/2001. Pasca penerapan tersebut, Pertamina memiliki kedudukan yang sama dengan perusahaan minyak lainnya.
Penyelenggaraan kegiatan bisnis PSO tersebut akan diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan dengan penetapan harga sesuai yang berlaku di pasar. Pada 17 September 2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) berdasarkan PP No. 31/2003. Undang-undang tersebut antara lain juga mengharuskan pemisahan antara kegiatan usaha migas di sisi hilir dan hulu.
- Masa Transformasi
Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi
persaingan bisnis, PT Pertamina mengubah logo dari lambang kuda laut
menjadi anak panah dengan tiga warna dasar yaitu hijau-biru-merah. Logo
tersebut menunjukkan unsur kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan
lingkungan yang diterapkan dalam aktivitas usaha Perseroan. Selanjutnya,
pada 20 Juli 2006, PT Pertamina mencanangkan program transformasi
perusahaan dengan 2 tema besar yakni fundamental dan bisnis. Untuk
lebih memantapkan program transformasi itu, pada 10 Desember 2007 PT
Pertamina mengubah visi perusahaan yaitu, “Menjadi Perusahaan Minyak
Nasional Kelas Dunia”. Menyikapi perkembangan global yang berlaku,
Pertamina mengupayakan perluasan bidang usaha dari minyak dan gas
menuju ke arah pengembangan energi baru dan terbarukan, berlandaskan
hal tersebut di tahun 2011 Pertamina menetapkan visi baru perusahaannya
yaitu, “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia”.
PERUBAHAN YANG MENCOLOK
Pada awalnya Pertamina mengerjakan perminyakan atau pengolahan minyak tidak dari titik nol (bahan mentah atau hulu), melainkan pihak asing yang mengerjakannya. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan kemampuan sumber daya manusia dan teknologi yang dimiliki oleh Pertamina. Tetapi saat ini dari hulu hingga hilirnya, pertamina sudah menangani keseluruhnya sendiri. Hal tersebut berawal dari berbagai perusahaan perminyakan yang salah satunya adalah BP Migas mengalami krisis sehingga dijual, lalu dibeli oleh Pertamina. Selain itu perubahan yang mencolok pada Pertamina yaitu :
1. 10 Desember 2005 : perubahan logo dari kuda laut mejadi anak panah dengan tiga warna dasar.
2. 20 Juli 2006 : mengubah visinya yaitu “Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia”.
3. Desember 2011 : perubahan visi kembali “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia”.
INOVASI YANG MEMBUAT PROFIT TINGGI
Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan Pertamina adalah pengambilan alih teknologi secara perlahan. Selain itu perusahaan Pertamina sudah mampu mengoperasikan alat tersebut yang awalnya hanya menyewa dari pihak asing.
Dengan demikian, perusahaan tidak perlu melibatkan pihak asing dalam proses pengoperasian.
Selain itu ada Bio Solar adalah bahan bakar alternatif terbarukan biodiesel
berbahan baku minyak sawit saat ini termasuk paling memiliki peluang
dikembangkan. Selain teknologinya mudah dan sudah dikembangkan, di sejumlah
daerah sedang terjadi kelangkaan solar serta harga minyak sawit dunia sedang
merosot. Oleh karena itu, Pertamina membuat inovasi yang berlatar belakang dari
peluang dalam hal mengembangkan bahan baku alternatif yang ramah lingkungan
tersebut.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
PT Pertamina memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki oleh PT Pertamina adalah (1) Penjualan produk relatif mudah, karena brand/merk Pertamina sangat kuat dan menguasai pasar sebagai pemenuh kebutuhan bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. (2) Perusahaan merupakan pelopor jenis usaha yang menggabungkan jasa distribusi, yaitu LPG Pertamina. (3) Salesman perusahaan dapat diandalkan dan sudah teruji selama 5 tahun. (4) Kualitas pelayanan terhadap pelanggan memuaskan. (5) Pertamina memiliki tanggung jawab sosial (CSR) kepada masyarakat.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh PT Pertamina adalah (1) Ketergantungan pasokan pada satu pemasok, sehingga apabila terjadi keterlambatan pasokan produk akan mengganggu operasional perusahaan. (2) Pada saat Perusahaan mulai berkembang mengalami kekurangan modal kerja, sehingga tidak dapat melaksanakan sistem Iron Stock (Persediaan Minimum). (3) Dari segi pengalaman Pertamina masih kurang berpengalaman dalam mengelola manajemen di lapangan yang masih kurang. (4) Teknologi yang belum cukup memadai.
PELUANG DAN ANCAMAN Peluang
Pertamina yang merupakan pemasok premium lalu pemerintah mendanai dengan dana APBN sebagai BBM bersubsidi sehingga setelah dipasarkan harganya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan pertamax dan perusahaan shell, total, dll. Hal tersebut memberikan peluang bagi Pertamina untuk mendapatkan perhatian pasar khususnya masyarakat yang memakai premium.
Ancaman
(1) Persaingan yang tajam di antara sesama Sub Agen LPG Pertamina.
(2) Perusahaan-perusahaan minyak asing (Petronas, Shell, Total) yang masuk ke
Indonesia. (3) Pencabutan ijin apabila melakukan pelangaran peraturan-peraturan keagenan.
KESIMPULAN
Berbagai upaya telah dilakukan PT Pertamina dalam mengatasi kendala- kendala yang dihadapi dalam pendistribusian produknya, yaitu:
1) Memerhatikan aspek-aspek pengaturan yang berasal dari pihak eksternal perusahaan dan implikasinya bagi pelaksanaan kegiatan usaha.
2) Mematuhi kebijakan/ regulasi/ pengaturan Instansi Pemerintah terkait.
3) Mematuhi kebijakan/ regulasi/ pengaturan Badan Usaha Hilir Migas (BPH Migas) yang membidangi pengaturan mengenai pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBM dan pengangkutan gas bumi.
4) Peningkatan perencanaan sistem dilakukan untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh meliputi:
Peningkatan Sarana dan Fasilitas,
Peningkatan Sumber Daya Manusia,