PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH DI UNIT GEOMORFOLOGI DAERAH ALIRAN (DA) CI MANDIRI, SUKABUMI TAHUN 1989 – 2014
Amalia Fathiningrum
1, Supriatna
2dan Hari Kartono
3123Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail: 1amalia.fathin@gmail.com
Abstrak
Penelitian mengenai perubahan penggunaan tanah di unit geomorfologi DA Ci Mandiri ini membahas pengelompokkan bentuk permukaan bumi berdasarkan ketinggian, lereng, pola aliran sungai dan aspek geologi yang kemudian dikaitkan dengan aspek penggunaan tanah tahun 1989 – 2014. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui unit-unit geomorfologi yang berada di DA Ci Mandiri dan perubahan penggunaan tanah serta faktor penyebab perubahan penggunaan tanah tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode ideografik yaitu mendeskripsikan dan menganalisis hasil interpretasi berdasarkan peta hasil olah dan data survey lapang, sehingga dapat diketahui bahwa sebagian besar penggunaan tanah di setiap unit geomorfologi berupa kebun campuran dan mengalami perubahan penggunaan tanah yang terus meningkat dari tahun 1989 – 2014 menjadi pemukiman dan sawah.
Abstract
This research of land use changes in Ci Mandiri Watershed’s geomorphological units discuss about the classification of earth surface forms based on elevation, slope, river flow pattern, and geological aspect that later are ossociated with land use aspect from 1989 to 2014. The objective of this research is to identify geomorphological units that construct Ci Mandiri watershed as well as its land use changes and contributing factor. This research is descriptive using ideographic method to describe and analyse the interpretation results from processed maps and field survey’s data. It can be concluded from the research that the major land use changes in every unit of geomorphology is the form of mixed farms where its land use changes keep increasing in to settlement and field within 1989 to 2014.
Keywords: Ci Mandiri Watershed; Geology Aspect; Geomorphological Units; Geomorphology; Land Use Change
1. PENDAHULUAN Latar Belakang
Manusia dapat hidup dan menetap dengan kondisi lingkungan yang beragam seperti, di pegunungan, perbukitan, pesisir, dataran rendah maupun lembah sungai. Hal ini menunjukkan bahwa permukaan bumi memliki bentuk lahan yang bervariasi. Dalam geografi, bentuk-bentuk permukaan bumi dibahas dalam geomorfologi yang merupakan ilmu mengenai bentuk permukaan bumi dan proses-proses perubahan permukaan bumi (Thornbury, 1969).[6]
Akibat keragaman bentuk permukaan bumi, maka diklasifikasikan atau dikelompokkan atas
dasar persamaan dan perbedaan karakteristiknya menjadi satu kesatuan geomorfologi atau
unit-unit geomorfologi menurut Sunardi (1985).[8] Hal ini dilakukan agar lebih mudah memahami bentuk permukaan bumi yang heterogen.
Keterkaitan bentuk permukaan bumi dengan aktivitas manusia akan terus berlangsung, seiring bertambahnya jumlah penduduk yang berakibat pada meningkatnya kebutuhan dalam pemanfaatan muka bumi, sehingga diperlukan faktor pembatas dalam pemanfaatan muka bumi. Dalam pengwilayahan fisiografi, dikaitkan dengan pemanfaatan muka bumi, sebaiknya dibuat atas dasar ketinggian dan kelerengan. Faktor lereng dan ketinggian sebagai pembatas dalam penggunaan tanah dan faktor lainnya yaitu batuan induk tanah dan genangan air.[3]
Dalam penelitian ini, akan membahas mengenai unit geomorfologi berdasarkan aspek topografi dan aspek geologi yang kemudian dikaitkan dengan penggunaan tanah selama 4 periode dari tahun 1989 - 2014. Oleh sebab itu, akan terlihat dinamika penggunaan tanah di setiap unit-unit geomorfologi DA Ci Mandiri.
Rumusan Masalah
Pemanfaatan muka bumi oleh manusia yang semakin meningkat demi memenuhi kebutuhan hidup menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan tanah.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja unit-unit geomorfologi di DA Ci Mandiri ?
2. Bagaimana arah kecenderungan perubahan penggunaan tanah di setiap unit geomorfologi DA Ci Mandiri dari tahun 1989-2014 ?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unit-unit geomorfologi yang berada di DA Ci Mandiri dan mengetahui arah kecenderungan perubahan penggunaan tanah di setiap unit geomorfologi DA Ci Mandiri tahun 1989-2014.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Geografi merupakan ilmu kebumian yang mengkaji fenomena-fenomena yang ada di
permukaan bumi dan hubungan saling tindak dengan kehidupan manusia melalui tiga
pendekatan yaitu, keruangan (spasial), temporal dan kompleks wilayah.[4] Fenomena yang
berhubungan erat dengan adanya kehidupan manusia salah satunya yaitu penggunaan tanah
yang seiring berjalannya waktu akan terus mengalami perubahan untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
Penggunaan tanah juga berkaitan erat dengan kondisi geomorfologi suatu wilayah.
Menurut Van Zuidam (1979), geomorfologi merupakan kajian yang menguraikan bentuk lahan dan proses-proses yang menyebabkan pembentukannya dan menyelidiki hubungan antara bentuk lahan dengan proses pembentukannya dalam tatanan keruangan.[2] Suatu bentukan asal memiliki kenampakakkan yang beragam. Oleh sebab itu, dilakukan pengelompokkan bentukan asal menjadi satu kesatuan geomorfologi atau unit geomorfologi.
Unit geomorfologi merupakan wilayah muka bumi yang mempunyai kesamaan bentuk dan proses yang berperan sehingga bentukan yang bersangkutan terbentuk.[1] Menurut Verstappen (1983), unit geomorfologi dilihat berdasarkan aspek morfologi (bentuk), aspek morfogenesa (asal mula), aspek morfokronologi (proses) dan aspek morfo-asosiasi (keterkaitan bentuk lahan).[2]
Unit geomorfologi dalam penelitian ini merupakan unit geomorfologi yang berada di daerah aliran sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalihkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami. Dimana batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan).[7] Oleh sebab itu, akan dikaji perubahan penggunaan tanah di unit geomorfologi DA Ci Mandiri, Sukabumi tahun 1989-2014.
3. METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer berupa wawancara penduduk setempat terkait dengan perubahan penggunaan tanah
dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder berupa data batas DA Ci Mandiri bersumber dari
Dinas PU tahun 1999 untuk megetahui wilayah penelitian, data ketinggian dan kelerengan,
data administrasi, data sungai, data jalan dan data geologi Provinsi Jawa Barat yang
bersumber dari BIG tahun 2013 untuk mengetahui bentukan asal dan unit geomorfologi, serta
citra landsat Jawa Barat dengan path 122 dan row 65 bagian Kabupaten Sukabumi yang
terdiri dari Landsat 1-3 MSS untuk tahun 1989, citra Landsat 4-5 TM untuk tahun 1997 dan
2006, citra Landsat 8 OLI untuk tahun 2014 untuk mengetahui perubahan penggunaan tanah
DA Ci Mandiri.
Variabel penelitian
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan terdapat wilayah ketinggian, wilayah kelerengan, jenis batuan, struktur geologi dan pola aliran sungai.
Pengolahan Data
Pengolahan data untuk mengetahui bentukan asal dan unit geomorfologi di DA Ci Mandiri dilakukan interpretasi peta yang diolah berdasarkan data seknunder yaitu wilayah kelerengan, wilayah ketinggian dan jens batuan. Sedangkan pengolahan data untuk mengetahui perubahan penggunaan tanah dilakukan pengolahan citra. Dalam pengolahan citra tersebut untuk memperoleh informasi penggunaan tanah yang terdapat dalam citra, dilakukan klasifikasi terhadap citra landsat tahun 1989, 1997, 2006 dan 2014. Metode untuk klasifikasi citra yang digunakan yaitu klasifikasi kemiripan maksimum terbimbing (maximum likelihood supervised classification) yang mengidentifikasi objek atas dasar nilai spektral yang sama atau objek-objek yang kenampakannya hampir mirip (Lihat Gambar 1). Kemudian dilakukan analisis menggunakan metode ideografik dengan mendeskripsikan hasil interpretasi dari peta unit geomorfologi dan interpretasi citra yang menghasilkan peta perubahan penggunaan tanah dan dilihat arah kecenderungan (trend) perubahan penggunaan tanah di setiap unit geomorfologi DA Ci Mandiri.
Gambar 3.1 Bagan Langkah Kerja Pengolahan Citra
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Unit-unit Geomorfologi DA Ci Mandiri
Berdasarkan aspek morfologi (relief) dan aspek morfogenesa (asal mula bentuk) DA Ci Mandiri, maka dapat dikelompokkan menjadi delapan unit geomorfologi yang diantaranya, yaitu 2 unit geomorfogenesis denudasional terdiri dari pegunungan curam terdenudasi dan dataran tinggi curam terdenudasi, 1 unit geomorfogenesis fluvial, yaitu dataran tinggi curam fluvial, 3 unit geomorfogenesis struktural diantaranya pegunungan sesar naik, perbukitan bergelombang berlipat dan dataran rendah terlipat, dan 2 unit hasil vulkanik, yaitu perbukitan lereng vulkanik tengah dan perbukitan lereng vulkanik bawah. Berikut ini kenampakan unit geomorfologi dalam bentuk 3 dimensi.
Gambar 4.1 Kenampakan 3D Unit Geomorfologi DA Ci Mandiri
Perubahan Penggunaan Tanah di DA Ci Mandiri Tahun 1989-2014
Bentuk atau jenis penggunaan tanah di DA Ci Mandiri meliputi hutan, kebun campuran, lahan terbuka, pemukiman, perkebunan dan sawah. DA Ci Mandiri memiliki luas 190399.88 Ha. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam kurun waktu dua puluh lima tahun (1989-2014) telah terjadi perubahan luas dari suatu jenis penggunaan tanah satu ke jenis penggunaan tanah lain. Salah satu penggunaan tanah yang jelas terlihat perubahan luasannya yaitu pada hutan yang merupakan kawasan konservasi mengalami penurunan luas sebesar
(D1 )
(D2 )
(F1)
(S1)
(S3) (S2)
(V1) (V2)
Keterangan:
(D1) : Pegunungan Curam Terdenudasi (S2) : Dataran Rendah Terlipat (D2) : Dataran Tinggi Curam Terdenudasi (S3) : Pegunungan Sesar Naik
(F1) : Dataran Tinggi Curam Fluvial (V1) : Perbukitan Lereng Vulkanik Tengah (S1) : Perbukitan Bergelombang Terlipat (V2) : Perbukitan Lereng Vulkanik Bawah
15.915,28 Ha atau 8,36 %, begitu juga dengan kebun campuran yang merupakan penggunaan tanah dominan di DA Ci Mandiri mengalami penurunan luasan sebesar 17.929,93 Ha atau 9,24 %. Penurunan luasan juga terjadi di perkebunan sebesar 4.732,16 Ha atau 2,49 %.
Seiring penurunan pada hutan, kebun campuran dan perkebunan, penggunaan tanah lain mengalami peningkatan luasa yang terdiri dari lahan terbuka sebesar 17.713,83 Ha atau 9,30
%, sawah sebesar 11.831,81 atau 6,21 % dan pemukiman sebesar 9.031,72 Ha atau 4,74 %.
Berikut ini data tabel luasan area dan perubahan luasan area pengunaan tanah DA Ci Mandiri serta peta penggunaan tanah tahun 1989, 1997, 2006 dan 2014 (Lihat Peta 1, Peta 2, Peta 3 dan Peta 4).
Tabel 4.1. Luas dan Persentase Luas Penggunaan Tanah di DA Ci Mandiri Tahun 1989-2014
Penggunaan Tanah
Tahun
1989 1997 2006 2014
Ha % Ha % Ha % Ha %
Hutan 31961.79 16.78 24063.35 12.64 19324.71 10.15 16046.52 8.43 Kebun
campuran 105978.24 55.66 97718.92 51.33 77672.74 40.79 88048.31 46.24 Lahan
terbuka 16032.18 8.42 32587.07 17.12 12213.46 6.42 33746.02 17.73 Pemukiman 722.72 0.38 1147.93 0.61 2952.29 1.55 9754.44 5.12 Perkebunan 25904.77 13.61 32255.48 16.94 70363.61 36.96 21172.62 11.12 Sawah 9800.18 5.15 2627.14 1.38 7873.06 4.14 21631.99 11.36
Total 190399.88 100 190399.88 100 190399.88 100 190399.88 100Sumber: Hasil perhitungan data, 2014
Tabel 4.2. Perubahan Luas Penggunaan Tanah DA Ci Mandiri Tahun 1989-2014
Penggunaan Tanah
Perubahan Tahun 1989-2014*
Ha %
Hutan -15.915,28 -8,36
Kebun campuran -17.929,93 -9,24
Lahan Terbuka 17.713,83 9,30
Pemukiman 9.031,72 4,74
Perkebunan -4.732,16 -2,49
Sawah 11.831,81 6,21
Total 0,00 0,00
Sumber: Hasil perhitungan data, 2014
Keterangan: *Perubahan dari tahun 1989 ke tahun 2014
0 50000 100000 150000 200000
1989 1997 2006 2014
Luas (Ha)
Tahun
Pemukiman Sawah Hutan
Lahan terbuka Perkebunan Kebun Campuran