• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Rianto S. Dame*, Maureen I. Punuh *, Nova H. Kapantow*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Remaja merupakan kelompok rentan gizi. Remaja perempuan umumnya sering dijumpai dengan masalah gizi. Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi remaja perempuan yaitu body image. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan antara body image dengan status gizi mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel sebanyak 136 responden dengan menggunakan teknik systematic random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner BSQ (Body Shape questionnaire).

Analisis data menggunakan uji bivariat rank spearman. Hasil penelitian menunjukan status gizi responden dengan status gizi normal yaitu 80,2%. Body image menunjukan responden yang tidak peduli yaitu sebanyak 47,8%. Hasil uji rank spearman didapati nilai p= 0,000(<0,05) dan nilai r sebesar 0,39 hal ini menunjukan terdapat hubungan antara body image dengan status gizi mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, nilai r menunjukan bahwa hubungan antara body image dengan status gizi tergolong rendah dimana semakin tinggi tingkat perhatian akan body image, status gizi semakin meningkat (kelebihan berat badan). Untuk itu perlu adanya olahraga yang teratur, mengatur pola makan serta meningkatkan kesadaran akan kesehatan tubuh.

Kata Kunci: Status Gizi, Body Image

ABSTRACT

Adolescent are group of vulnerable nutrition. Adolescent girls are commonly found with nutrition problem.

One of the factors that affect nutrition status on adolescent girls is body image. This research aimed to analyze the relation between body image and nutrition status of women student in public health faculty, Sam Ratulangi University. This research is an analytic survey with cross sectional study approach. Total samples are 136 respondents using systematic random sampling technique. The instrument used in this research is BSQ (body shape questionnaire. Data analysis using bivariate with rank spearman statistical test. The result of the test shows that nutrition status of respondent with normal status is 80,2%. Body image shows that respondent who doesn’t care is 47,8%.. The results of spearman rank test p = 0,000 (<0.05) and r value of 0.39 this shows there is a relationship between the body image with the nutrition status of women student in Public Health Faculty of Sam Ratulangi University value r showed that the relationship between body image with nutritional status classified as low where the higher the level of attention to the body image, makes it more increase to the nutritional status (overweight). Therefore, need a regular exercise, adjust the diet and increase awarness of body health

Keywords: Nutrition Status, Body Image

PENDAHULUAN

Data Riset Kesehatan Dasar (2013), prevalensi gemuk untuk umur 16 – 18 yaitu sebanyak 7,3 persen yang terdiri dari 5,7 persen di kategori gemuk dan 1,6 persen di kategori obesitas. Sulawesi Utara termasuk dalam kategori lima belas provinsi dengan prevalensi sangat gemuk diatas prevalensi nasional. Data prevalensi obesitas untuk umur lebih dari 18 tahun khususnya pada perempuan yaitu sebesar 32 persen naik 18,1

persen dari tahun 2007 yaitu sebesar 13,9 persen dan naik 17,5 persen dari tahun 2010 yaitu sebesar 15,5 persen, dan prevalensi obesitas tertinggi yaitu terdapat di Provinsi Sulawesi Utara yaitu sebesar 19,5 persen.

Fase remaja merupakan fase yang rentan.

Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Pertumbuhan dan Perkembangan yang tidak diimbangi dengan

(2)

konsumsi zat gizi yang seimbang dapat mengakibatkan defisiensi zat gizi, menjadi alasan mengapa remaja dikategorikan rentan.

Status gizi remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya body image (Mardalena, 2017).

Body image merupakan konsep tubuh seseorang yang meliputi persepsi, pikiran, dan perasaan. Body image termasuk tentang kepuasan berat badan. Kepuasan penampilan, kepuasan tubuh, evaluasi penampilan dan orientasi penampilan, perhatian tubuh dan persepsi tubuh. body image tidak hanya tentang konstruksi perseptual tapi juga sebuah refleksi dari sikap dari interaksi terhadap orang lain. Body image biasanya diukur dengan melakukan investasi keakuratan estimasi ukuran tubuh relatif terhadap ukuran sebenarnya (Grogan, 2008).

Distorsi terhadap body image dapat mempengaruhi seseorang mengalami masalah gizi. Hal ini disebabkan oleh pola makan yang dilakukan untuk menjaga bentuk tubuh sesuai dengan body image yang diharapkan.

Ada beberapa contoh masalah gizi yang disebabkan oleh gangguan makan. Contoh gangguan makan yang menyebabkan masalah gizi salah satunya anorexia nervosa yang merupakan suatu kondisi kecemasan terhadap kenaikan berat badan dan menolak untuk mempertahankan berat badan meskipun dalam keadaan sebenarnya berada dalam kategori status gizi sangat kurus (Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultad Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014).

Perhatian bentuk tubuh pada umumnya lebih besar pada perempuan dibandingkan pria. Tekanan sosial untuk menyesuaikan diri dengan bentuk tubuh ideal lebih besar pada perempuan (Grogan, 2008). Rasa tidak puas terhadap tubuh merupakan masalah yang rumit bahkan dapat menimbulkan kurangnya rasa percaya diri, konsip diri yang kurang tepat, dan kurang menghargai diri sendiri (Anthony, 2009).

Berbagai penelitian menjelaskan tentang hubungan antara body image dengan status gizi. hasil penelitian Nurcahyani (2014) mengemukakan body image berhubungan dengan status gizi. Dalam hasil penelitian Destiara dan Hariyanto (2017) juga memperoleh hasil adanya hubungan Indeks Massa Tubuh dengan body image remaja putri.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara body image dengan status gizi mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu systematic random sampling dengan poulasi sebesar 206 mahasiswi dan sampel sebanyak 136 mahasiswi angkatan 2016.

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner BSQ (Body Shape questionnaire), microise, timbangan berat badan, alat tulis menulisw, dan komputer untuk mengolah data.

Penelitian ini dilakukan di Fakultas

(3)

Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Mahasiswi Berdasarkan Umur

Umur n %

18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun

62 66 7 1

45,6 48,6 5,1 0,7

Jumlah 136 100

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswi semester 3 angkatan 2016 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Jumlah populasi 206 dengan sampel sebesar 136. Berdasarkan umur mahasiswi dengan umur 18 tahun sebanyak 62 mahaswi dengan persentase 45,6%, mahasiswi dengan umur 19 tahun sebanyak 66 mahasiswi dengan persentase 48,6%, untuk umur 20 tahun sebanyak 7 mahasiswi dengan persentase 5,1% dan mahasiswi dengan umur 21 tahun yaitu sebanyak 1 mahasiswi dengan persentase 0,7%.

Tabel 2. Body Image Mahasiswi Berdasarkan Body Shape Questionnaire

Body Image n %

Tidak peduli 65 47,8

Perhatian ringan

46 33,8

Perhatian sedang

19 14,0

Sangat perhatian

6 4,4

Jumlah 136 100

Body Image Mahasiswi Berdasarkan Body Shape Questionnaire BSQ paling banyak

mahasiswi dengan Body Image kategori tidak peduli yaitu sebanyak 65 mahasiswi dengan persentase 47,8% dan yang paling sedikit yakni mahasiswi dengan Body Image kategori sangat perhatian yaitu sebanyak 6 mahasiswi dengan persentase 4,5%.

Mahasiswi yang paling banyak dengan body image kategori tidak peduli hal ini disebabkan oleh kebanyakan mahasiwi merasa baik – baik saja dengan bentuk tubuh dan tidak merasa khawatir dengan bentuk tubuh sehingga mahasiswi merasa tidak peduli dengan bentuk tubuhnya namun, ada juga mahasiswi yang merasa peduli dengan bentuk tubunya dan merasa kurang puas dengan bentuk tubuh sehingga menjadikan mahasiswi lebih perhatian tentang bentuk tubuh dari pada yang lainnya dan merasa perlu adanya pembenaan diri khususnya pada bentuk tubuh sehingga mendapatkan bentuk tubuh yang mereka harapkan.

Tabel 3. Status Gizi Mahasiswi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

IMT n %

Kekurangan berat badan tingkat berat

3 2,2

Kekurangan berat badan tingkat ringan

12 8,8

Normal 109 80,2

Kelebihan berat badan tingkat

ringan

7 5,1

Kelebihan berat badan tingkat

berat

5 3,7

Jumlah 136 100

(4)

dapat dilihat bahwa status gizi berdasarkan indeks massa tubuh paling banyak mahasiswi dengan status gizi kategori normal yaitu sebanyak 109 mahasiswi dengan persentase 80,2% dan yang paling sedikit yakni mahasiswi dengan status gizi kategori kekurangan berat badan tingkat berat yaitu sebanyak 3 mahasiswi dengan persentase 2,2%. Dari hasil penelitian status gizi mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi sebagian besar yaitu dengan status gizi normal, namun masih ada mahasiswi dengan status gizi kurus dan juga gemuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi gizi kurang di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi lebih tinggi dibandingkan prevalensi status gizi lebih. Diet yang ketat merupakan masalah gizi pada remaja putri yang menyebabkan remaja kurang mendapatkan makanan yang seimbang dan bergizi dan juga kebiasaan makan yang buruk (Permeasih, 2013).

Hubungan Antara Body Image Dengan Status Gizi

Tabel 4. Hasil Penelitian Bivariat

Variabel α p r

Body

Image 0,05 0,0001 0,39 Status gizi

Berdasarkan hasil uji statistik spearman rank didapati hasil p value sebesar p=0,0001 lebih kecil dari nilai α=0,05 dengan r=0,39.

Artinya terdapat hubungan antara body image dengan status gizi mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi dengan korelasi koefisien rendah.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Maracilu (2015) tentang hubungan antara body image terhadap status gizi dan aktivitas fisik pada siswa siswi Sekolah Menengah Atas di Banda Aceh dan Aceh Besar yang menyatakan adanya hubungan body image dengan status gizi dengan hasil uji p= 0,039 < 0,05. Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitan Putri (2014) tentang hubungan citra tubuh (body image) dan pola konsumsi dengan status gizi mahasiswi tingkat 1 jurusan gizi Poltekkes Kemenskes Padang Tahun 2014 mengemukakan mahasiswi dengan dengan status gizi gemuk lebih merasa tidak puas dengan body image dari pada mahasiswi dengan status gizi kurus.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erison (2014) tentang hubungan antara body image dan kebiasaan makan dengan status gizi remaja di SMA Padang yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara body image dengan status gizi (p >0,05).

KESIMPULAN

1. Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi sebagian besar dengan status gizi normal berdasarkan Indeks Massa Tubuh

2. Sebagian besar mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi tidak peduli dengan body image

3. Terdapat hubungan antara body image dengan status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh mahasiswi Fakultas

(5)

Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat perhatian terhadap body image status gizi semakin tidak normal (berat badan berlebih).

SARAN

1. Bagi responden

Bagi responden, Untuk responden yang termasuk status gizi kurang dan status gizi lebih disarankan untuk memperbaiki status gizi menjadi lebih baik dengan cara yang benar, seperti mengatur pola makan sesuai kebutuhan, dan berolahraga.

2. Penelitian selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, yang melakukan penelitian yang serupa disarankan agar menembah variabel seperti status sosial ekonomi dan juga pola makan agar dapat mengkaji body image dengan status gizi lebih dalam dan dapat mendapatkan hasil lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Adnani H. 2011. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anthony. 2009. Rahasia Puncak Percaya Diri Total. Jakarta: Mitra Sejati.

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:

Balitbang Kemenkes RI.

Cahyaningrum H. 2013. Hubungan Antara Body Image Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Kelas XI IPS Di Sma Batik 1 Surakarta. (eprints.ums.ac.id) diakses pada 9 oktober 2017.

Cash TF, Pruzinsky T. 2002. Body Image A Handbook Of Theory, Research, And Clinical Practice. New York: The Guilford Press.

Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2014. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Rajawali Pers.

Destiara F, Hariyanto T, W R. 2017.

Hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan Body image remaja Putri di asrama putri sanggau malang (publikasi.unitri.ac.id) di diakses 8 desember 2017

Erison M. 2014. Hubungan Antara Body Image Dan Kebiasaan Makan Dengan Status Gizi Remaja Di Sma Padang.

Skripsi diterbitkan

(Repository.ipb.ac.id) diakses pada 20 agustus 2017.

Gibson. R.S 2005. principle of nutritional assesment, 2nd.oxford University Press, Oxford.

Grogan, S 2008. Body image understanding body dissatisfaction in men, women and children. New York.

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Lintang A, IsmiantoY, Onibala F. 2015 Hubungan Citra Tubuh Dengan Perilaku Diet Pada Remaja Putri Di

Sma Negeri 9 Manado.

(ejournal.unsrat.ac.id) diakses pada 20 juli 2017.

(6)

Maracilu C. 2015. Hubungan Antara Body Image Terhadap Status Gizi Dan Aktivitas Fisik Pada Siswa Siswi Sekolah Menengah Atas Di Banda Aceh

Dan Aceh Besar.

(http://etd.unsyiah.ac.id) diakses pada 13 november 2017

Mardalena I. 2017. dasar-dasar ilmu gizi dalam keperawatan.

Nurcahyani F. 2014. Hubungan Antara Body Image Dan Konsumsi Makanan Dengan Status Gizi Remaja Putri.

(repository.unej.ac.id) diakses 9 desember 2017

Permeasih, 2013. Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kejadian Stress Pada Remaja.Volume 2. Semarang : Universitas Diponegoro

Putri G. 2014. Hubungan Antara Citra Tubuh (Body Image) Dan Pola Konsumsi Dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I Jurusan Gizi Poltekekes Kemenkes

Padang Tahun 2014

(http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id) diakses pada 11 desember 2017

Referensi

Dokumen terkait

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan tujuan memperoleh data tentang sejauh mana kinerja Komite Sekolah dalam

Dalam memenuhi target produksi perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki kinerja tinggi yaitu karyawan yang mampu mencapai target produksi secara kuantitas,

Penelitian ini secara empiris akan menguji pengaruh ukuran komite audit, keahlian keuangan komite audit, jumlah pertemuan komite audit, independensi komite audit, dan

Bila Jusoh mengaku bahawa ia sangat berminat untuk memperisterikan Melor, tentulah dirasakan begitu keterlaluan dan bercanggah dengan sifatnya sebagai orang agama. Jusoh

Kata yang bergaris di atas menunjukkan bahwa Qaulan Sadida adalah perkataan yang tepat, jujur, benar baik lahir maupun batin, karena menyampaikan pesan yang

1) Anak akan mengalami trauma psikososial akut. Kosa kata ”Polisi”, ”Jaksa”, ”Hakim”, ”Sidang Pengadilan” adalah teror mental yang meruntuhkan struktur

pelayanan maksimal, dengan berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya dan Komisi Kode Etik Profesi Polri sebagaimana tugas pokok kepolisian yaitu mengayomi

Lebih lanjut, Jawaher menjelaskan bahwa apabila semua bentuk kerjasama itu dan dilakukan secara intens maka diharapkan anak-anak tunagrahita mampu secara perlahan