107
IDENTIFIKASI TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI BANGUNAN PERUMAHAN CLUSTER PURI BUKIT HIJAU
BEKASI
IDENTIFICATION OF TENANT SATISFACTION LEVEL OF THE PURI BUKIT HIJAU BEKASI CLUSTER HOUSING BUILDING
Wishnu Arindra Pranoto1, Darmawan Pontan2
1,2Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti
*Email: [email protected] ABSTRAK
Pesatnya pertumbuhan populasi di Indonesia termasuk dalam kategori yang sangat tinggi daripada negara tetangga lain. Faktor peningkatan populasi tersebut juga harus diimbangi juga dengan kebutuhan fasilitas tempat tinggal. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi rumah yang baru dibeli dan untuk mengetahui nilai tingkat kepuasan penghuni perumahan Puri Bukit Hijau. Penelitian ini didapat dengan mengukur tingkat kepuasan para penghuni Perumahan Bukit Hijau dilihat dari kondisi fisik bangunan, fasilitas, lingkungan, perawatan serta pelayanan sarana dan prasarana. Metode penelitian ini menggunakan Importance Performance Analysis (IPA). Selain metode IPA hasil penelitian juga dibantu dengan metode Customer Satisfaction Index (CSI) dan diolah dengan program SPSS. Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui seberapa puas penghuni perumahan, hanya saja ada beberapa variabel yang masih perlu ditingkatkan lagi yaitu model bangunan rumah, pencahayaan dalam rumah, jumlah dan ukuran kamar serta titik kumpul evakuasi. Dikarenakan situasi dan kondisi saat ini yang berdampingan dengan COVID-19 variabel pencahayaan dalam rumah sangat dibutuhkan agar penghuni bisa mendapatkan cahaya matahari yang cukup di dalam rumah.
Kata kunci: identifikasi, kepuasan, bangunan perumahan, cluster, Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI).
ABSTRACT
The rapid population growth in Indonesia is included in the category that is very high compared to other neighboring countries. The factor of increasing population must also be balanced with the need for residential facilities. The purpose of the study was to determine the condition of the newly purchased house and to determine the value of the satisfaction level of residents of Puri Bukit Hijau housing. This research was obtained by measuring the level of satisfaction of the residents of Bukit Hijau Housing seen from the physical condition of the building, facilities, environment, maintenance and services of facilities and infrastructure. This research method uses Importance Performance Analysis (IPA). In addition to the IPA method, the research results are also assisted by the Customer Satisfaction Index (CSI) method and processed with the SPSS program. The results of the research that has been done to find out how satisfied the residents of the housing are, it's just that there are several variables that still need to be improved, namely the model of the house building, lighting in the house, number and size of rooms and evacuation gathering points. Due to the current situation and conditions that coexist with COVID-19, lighting variables in the house are needed so that residents can get enough sunlight in the house.
108
Keywords: identification, satisfaction, residential building, cluster, Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI).
A. PENDAHULUAN
Pesatnya pertumbuhan populasi di Indonesia termasuk dalam kategori yang sangat tinggi daripada negara tetangga lain. Faktor peningkatan populasi tersebut juga harus diimbangi juga dengan kebutuhan fasilitas tempat tinggal. Pada era ini memiliki hunian rumah yang digunakan menjadi tempat tinggal merupakan sebuah kebutuhan yang pokok serta juga harus terpenuhi khususnya di lokasi jabodetabek. Konsep hunian yang efisien sangat berpengaruh untuk anggaran konstruksi.
Salah satu aspek yang harus diperhatikan pihak-pihak diatas adalah untuk menekan biaya pembangunan dengan cara pemilihan penggunaan material yang relatif murah dan terjangkau. Pada proyek konstruksi bangunan rumah dibutuhkan sebuah material yang mempunyai kelebihan yang semakin baik dibandingkan dengan material yang sudah tersedia selama ini. Selain itu material yang akan digunakan harus memiliki beberapa keuntungan seperti, spesifikasi teknis, daya tahan yang kuat serta kecepatan saat pengerjaan.
Penyediaan fasilitas perumahan dilakukan oleh 2 pihak, pemerintahan dan swasta. Para pengembang (developer) perumahan harus sanggup memenuhi seluruh kehendak konsumennya, oleh karena itu konsumen bisa mendapatkan kepuasan atas pemeblian rumah yang sudah ditawarkan. Kepuasan sendiri bisa diartikan sebagai perbandingan dari berbagai proses yang diharapkan dapat terwujud dibandingkan dengan sesuatu yang diterimanya.
Para pemilik rumah mempunyai klasifikasi penilaian masing-masing terkait dengan kualitas maupun fasilitas bangunan yang mereka dapatkan serta persepsi penghuninya bisa berlainan dengan persepsi dari developer.
Perumahan Puri Bukit Hijau Bekasi yang sudah dibangun sejak bulan Maret 2020, adalah salah satu cluster perumahan yang berada di kota Bekasi tepatnya di daerah Jatiasih. PT. Prima Maju Jaya sebagai pengembang dari perumahan Puri Bukit Hijau harus mengadakan pengukuran tingkat kepuasan penghuni perumahan tersebut, dengan begitu bisa mengetahui bagaimanakah respon atau tingkat kepuasan para penghuni serta pengembang (developer) harus mengetahui
permasalahan ketidakpuasan penghuni terhadap rumah yang sudah mereka beli.
B. STUDI PUSTAKA
Definisi Perumahan dan Pemukiman Dalam UU No 4 Tahun 1992 mengenai perumahan dan permukiman, dijelaskan jika perumahan ialah sebagai kelompok rumah yang mempunyai fungsi menjadi tempat tinggal ataupun hunian yang disertai dengan berbagai fasilitas. Pada UU No. 1 Tahun 2011 mengenai perumahan dan area pemukiman, dijelaskan jika pemukiman yaitu bagian dari lingkungan tempat tinggal yang jumlahnya lebih dari satu perumahan yang mempunyai fasilitas, manfaat publik dan memiliki penunjang aktivitas lainnya di area perkotaan ataupun pedesaan.
Sementara itu perumahan merupakan sekumpulan rumah yang merupakan komponen dari pemukiman, baik perkotaan ataupun perdesaan, yang lengkap dengan fasilitas dan utilitas umum sebagai langkah untuk memenuhi menjadi rumah yang layak huni.
Perencanaan Lingkungan Perumahan Sesuai dengan yang tertera pada SNI 03- 1733-2004 mengenai cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan terdapat berbagai klasifikasi yang perlu dipertimbangakn, antara lain:
1. Lokasi Perumahan
Lokasinya diharuskan sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang telah tercantum didalam RTRW setempat ataupun dokumen perencanaan yang lain yang sudah tertulis dalam Perda.
2. Prasarana Lingkungan Perumahan Dalam lingkungan perumahan harus disediakan fasilitas guna memudahkan
109 para penghuninya. Masih banyak di
beberapa lokasi pada lingkungan perumahan memperlihatkan keluhan dari para penghuninya mengenai kurang memadainya prasana lingkungan. Adapun fasilitas yang wajib tersedia yaitu (Sastra dan Marlina,2006) :
a. Jalan.
b. Air minum.
c. Setiap lingkungan perumahan wajib menyiapkan sumber air bersih untuk penghuninya.
Sumber air bersih tersebut bisa disediakan di setiap unit rumah maupun terpusat untuk semua area pemukiman.
d. Air limbah.
e. Suatu lingkungan perumahan yang baik wajib memiliki fasilitas pengolahan air limbah. Sebab beberapa air limbah adalah dihasilkan dari limbah rumah tangga, yang pengolahannya cukup meyediakan septictank serta sumur resapan.
f. Pembuangan air hujan.
g. Untuk pembuangan air hujan, setiap perumahan bisa membuat sumur resapan baik di dalam satu kawasan maupun berupa selokan yang dikontrol secara sentral untuk semua area perumahan.
h. Tempat Pembuangan sampah.
i. Sarana pembuangan sampah adalah aspek penting syarat kesehatan lingkungan. Sebaiknya tempat pembuangan sampah ini disiapkan di setiap rumah yang nantinya akan diangkut menuju TPS.
j. Aliran listrik, listrik merupakan sarana paling penting untuk setiap perumahan.
3. Fasilitas Lingkungan Perumahan.
a. Peribadatan.
b. Kesehatan.
c. Pendidikan.
d. Perniagaan dan Industri.
e. Pemerintahan.
f. Kebudayaan.
g. Olahraga.
h. Ruang Terbuka Hijau.
Klasisikasi dan Tipe Perumahan Perumahan ataupun pemukiman adalah suatu kesatuan sistem yang meliputi penyelenggaraan perumahan, pembinaan, pemeliharaan dan perbaikan, peningkatan kualitas, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembayaran, serta peran dari masyarakatnya. Area pemukiman bisa dinilai dari klasifikasi pemukiman dan tipe pemukiman.
Berikut beberapa penjelasan dari tipe pemukiman :
1. Eopolis, merupakan siklus perkembangan desa yang sudah tertata dan penghuninya adalah perpindahan dari pola kehidupan desa kearah kehidupan kota.
2. Polis, merupakan sebuah daerah kota dimana beberapa masyarakatnya masih mencerminkan sifat agraris.
3. Metropolis, dimana sebuah area kota yang ditandai oleh beberap kehidupan penghuninya bekerja di sektor industri.
4. Megapolis, sebuah area kota yang meliputi berbagai kota metropolis yang melebur menjadi satu dengan begitu membentuk jalur perkotaan.
5. Tryanopolis, merupakan sebuah kota yang dicirikan dengan terjadinya gangguan pelayanan umum, arus lalu lintasnya macet serta tindak kriminalitasnya tinggi.
110 6. Necropolis, merupakan sebuah
kota yang sudah kosong karena ditinggal pergi oleh penghuninya.
Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction)
Kotler (2005) mengemukakan kepuasan merupakan suatu rasa senang ataupun kecewa yang muncul dari individu sesudah mendapatkan hasil antara presepsi atau kesan akan hasil dari sebuah produk serta harapan yang diberikan.
Kepuasan adalah fungsi dari presepsi ataupun kesan terkait dengan kinerja dan keinginan. Apabila kinrjanya kurang dari harapa, konsumen akan merasakan ketidakpuasan. Jika kinerja yang ditampilkan sesuai dengan yang diharapkan, konsumennya akan merasa puas. Apabila kinerja yang ditampilkan melebihi harapan, konsumen amat puas, oleh karena itu kepuasan konsumen membutuhkan keseimbangan antara kebutuhan dan ekspektasi dengan apa yang sudah diterima.
Fasilitas
Fasilitas ialah semua hal yang bisa memperlancar serta mempermudah sebuah pekerjaan. Fasilitas pun dapat juga dimaknai dengan sarana yang bisa memperlancar realisasi fungsi serta memberi kemudahan baik yang disediakan pihak pemerintaha ataupun swasta. Pendapat dari Suryo Subroto, fasilitas adalah semua hal yang bisa memudahkan serta melancarkan kegiatan usaha yang berwujud benda ataupun uang.
Dalam hal ini fasilitas dapat berupa uang ataupun benda yang dapat dimanfaatkan.
Kenyamanan
Pendapat dari Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) menyatakan kenyamanan atau rasa nyaman merupakan kondisi di mana kebutuhan dasar manusia
sudah terpenuhi. Secara holistic kenyamanan dibagi menjadi 4 aspek, yakni :
a. Fisik, yang berkaitan dengan tubuh.
b. Sosial, yang berkaitan dengan keluarga, interpersonal dan sosial.
c. Psikospiritual, yang berkaitan dengan kewaspadaan internal yang mencakup harga diri, seksualitas dan makna kehidupan.
d. Lingkungan, yang berkaitan dengan latar belakang pengalaman eksternal seseorang misalnya saja cahaya, bunyi, suhu serta unsur alami yang lain.
Covid-19
Merupakan sebuah virus yang tidak pernah diprediksi sebelumnya yang menyerang saluran pernapasan. Virus ini dalam mengakibatkan gangguan pernafasan ringan, infeksi paru-paru yang berat sampai dapat mengakibatkan seseorang yang terserang virus ini kehilangan nyawa. Selain itu, virus ini pun menyerang sistem imun atau antibody dari manusia yang terkena virus ini.
Suistanable Site
Suistanable site adalah suatu daerah perumahan yang berkelanjutan yang dapat dikembangkan menjadi suatu kawasan untuk kepentingan umum atau pribadi.
Kawasan yang akan dikembangkan harus mempunyai standard yang dapat diterapkan pada kawasan perumahan tersebut seperti, lingkungan hijau, sarana peribadatan, sarana kelembagaan, sarana kesehatan dan sarana pendidikan.
C. METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitiannya dilaksanakan di Perumahan Puri Bukit Hijau, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi pada bulan Mei 2021
111 Metode Penelitian
Penelitian ini didapat dengan mengukur tingkat kepuasan para penghuni Perumahan Bukit Hijau dilihat dari kondisi fisik bangunan, fasilitas, lingkungan, perawatan serta pelayanan sarana dan prasarana. Dalam mendapatkan data penelitiannya, dilakukan dengan menyebar angket dan melakukan wawancara ke beberapa penghuni serta observasi langsung. Dikarenakan survei dan pengamatan dilakukan pada masa pandemi COVID-19, pengumpulan data akan difokuskan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara dengan beberapa penghuni yang bersedia. Identifikasi tingkat kepuasan juga akan didasarkan pada hasil responden mengenai kepuasan penghuni terhadap rumah yang sudah mereka tempati.
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan datanya terbagi dua bagian yakni data primer dan sekunder. Sebuah data yang diperoleh dengan cara observasi langsung serta dengan menyebarkan angket disebut dengan data primer. Sumber datanya adalah penghuni perumahan Puri Bukit Hijau.
Kemudian data sekunder ialah data yang didapatkan dari studi literature dan jurnal yang diperoleh dari internet maupun peneliti terdahulu.
Bentuk Kuesioner
Pengukuran data yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan dalam penelitian ini mempergunakan Skala Likert dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan antara harapan penghuni dan kenyataan yang didapat oleh penghuni. Bobot penilaian untuk tingkat harapan dan tingkat kenyataan yang diberikan terhadap responden yaitu :
Pengolahan Data
Metode penelitian ini menggunakan IPA.
Metode ini adalah sebuah metode yang bertujuan untuk mengidentifikasi hasil dari hubungan antara persepsi kepuasan customer atau konsumen dan prioritas peningkatan kualitas pelaksanaannya. Metode ini memiliki fungsi khusus untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan faktor pelayanan yang berdasarkan persepsi konsumen begitu berpengaruh terhadap kepuasan dan kenyaman konsumen serta faktor apa yang dimata pelanggan harus ditingkatkan.
Pendapat dari Aritonang (2005) untuk mengetahui hasil nilai Customer Satisfaction Index (CSI), berikut adalah metode yang harus dilakukan :
1. Menghitung MIS. Hasil ini didapat dari mean tingkat kepentingan atau harapan penghuni.
2. Menghitung Weight Factor (WF). Persentase yang diperoleh dari hasil MIS per indikator terhadap seluruh total nilai MIS.
3. Menghitung WS. Hasil ini didapat dari perkalian antara WF dengan menan tingkat kenyataan MPS
4. Menentukan CSI.
Apabila nilai (CSI) yang didapat lebih besar 50%
maka bisa disimpulkan jika penghuninya sudah merasakan kepuasan begitupun sebaliknya. Nilai CSI dibagi dalam lima kategori, dari sangat puas sampai dengan tidak puas dapat diketahui dari tabel dibawah ini.
SPSS (Statical Product and Service Solution) SPSS merupakan aplikasi yang sangat banyak digunakan dalam menentukan analisis statistik ilmu sosial. Program ini bertujuan untuk membantu mengolah data kuesioner untuk mengetahui faktor apa sajakah yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan penghuni perumahan yang sudah ditempati.
112
D.HASIL STUDI DAN
PEMBAHASAN
Gambaran Umum Data
Dari hasil kuesioner bedasarkan karakteristik penghuni menunjukan sebagian besar penghuni Perumahan Puri Bukit Hijau Bekasi merupakan penghuni dengan Sertifikat Hak Milik (SHM).
Untuk mendapatkan hasil yang valid dari penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara penyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner diberikan kepada 60 responden.
Tipe cluster yang ditinjau adalah tipe 36 dengan luas rumah berkisar 60-70 m2.
Untuk lokasi perumahan itu sendiri berada di kecamatan Jatiasih Bekasi provinsi Jawa Barat.
Pengolahan Data
Dikarenakan situasi dan kondisi saat ini peneliti hanya memfokuskan kepada beberapa cluster perumahan Puri Bukit Hijau. Data yang peneliti ambil dengan cara memberikan lembar kuesioner kepada setiap penghuni perumahan yang berjumlah 100 responden setelah itu data diolah dengan menggunakan metode IPA serta dibantu dengan SPSS. Serta dari 100 kuesioner yang peneliti berikan yang dikembalikan berjumlah 60 reponden.
Analisa Data
Tabel 4.5 Nilai Customer Satisfaction Index (CSI)
NO MIS MSS WF WS
1 4,33 4,88 5,84 28,52 2 4,35 4,95 5,86 29,02 3 4,28 4,73 5,77 27,32 4 4,40 4,68 5,93 27,77 5 4,27 4,70 5,75 27,03 6 4,50 4,90 6,06 29,72 7 4,60 4,95 6,20 30,69 8 4,25 4,70 5,73 26,92 9 4,22 4,52 5,68 25,67 10 4,70 4,50 6,33 28,50
11 4,52 4,75 6,09 28,91 12 4,25 4,62 5,73 26,44 13 4,33 4,60 5,84 26,86 14 4,35 4,80 5,86 28,14 15 4,28 4,62 5,77 26,65 16 4,40 4,58 5,93 27,18 17 4,17 4,70 5,62 26,39 RATA2 74,20 80,18 100,00 471,7
Sumber : Diolah Oleh Peneliti Bedasarkan hasil tabel penelitian diatas didapat Mean Importance Score (MIS), Weight Factor (WF), Weight Score (WS), Mean Performance Score (MPS) / Weight Total (WT) serta peneliti dapat menentukan nilai CSI. Menurut nilai CSI yang didapat persentase nilainya adalah 94,35% yang menunjukan bahwa, para responden mendapatkan kepuasan dari apa yang mereka terima.
Diagram Kartesius
Dari analisa data diatas peneliti dapat menyimpulkan dalam diagram kartesius sebagai berikut :
Bedasarkan diagram kartesius di atas bahwasannya untuk sumbu X adalah variabel nilai dari tingkat kepuasan, sedangkan untuk sumbu Y adalah variabel nilai dari tingkat harapan penghuni. Dari gambar diagram kartesius diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
1. Kuadran I (Prioritas Utama)
Variabel yang berada pada kuadran ini merupakan variabel yang harus dikembangkan kembali. Adapun variabel tingkat kepuasan yang termasuk adalah :
a.Model Bangunan Rumah (1) b.Pencahayaan Dalam Rumah (2)
113 c.Jumlah Dan Ukuran Kamar (3)
d.Titik Kumpul Evakuasi (14) 2. Kuadran II (Pertahankan)
Variabel yang berada pada kuadran ini adalah variabel yang harus dipertahankan sebagai faktor penunjang bagi penghuni perumahan. Adapun variabel yang termasuk adalah:
a.Kebersihan Lingkungan (6) b.Sistem Drainase (7) c.Tempat Ibadah (11) 3. Kuadran III (Prioritas Rendah)
Variabel yang ada pada kuadran ini memiliki nilai tingkat kepuasan yang cukup. Menurut penilaian penghuni variabel ini tidak begitu penting serta untuk variabel ini menurut penghuni tidak perlu ditingkatkan atau diprioritaskan lagi karena sudah cukup bagi para penghuni perumahan. Berikut adalah variabel yang termasuk dalam kuadran ini :
a.Sirkulasi Udara Dalam Rumah (5)
b.Jaringan Air Bersih (8) c.Jaringan Listrik (9) d.Akses Jalan (12)
e.APAR (Alat Pemadam Api Ringan) (13)
f.Pos Jaga Keamanan (15) g.CCTV (17)
4. Kuadran IV (Berlebihan)
Variabel yang terletak pada kuadran ini memiliki kualitas yang sangat baik, akan tetapi mendapat penilaian yang terlalu berlebihan bagi reponden atau penghuni serta kurang begitu penting. Akan tetapi dalam pelayanannya sudah lebih dari apa yang diharapkan oleh para penghuni.
Berikut variabel yang termasuk dalam kuadran ini :
a.Kualitas Bangunan Rumah (4) b.Security (16)
c.Ruang Terbuka Hijau (10)
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Jadi bedasarkan pengelompokan variabel diatas rata-rata penghuni sudah mendapatkan kepuasan dari hasil perumahan yang sudah mereka tempati dan juga fasilitas yang mereka dapatkan di perumahan cluster Puri Bukit Hijau Bekasi.
Hanya saja ada beberapa variabel yang perlu ditingkatkan demi kenyamanan para penghuni perumahan.
Karena dimana situasi dan kondisi saat ini yang berdampingan langsung oleh pandemi COVID- 19 perlu adanya penigkatan dari variabel tersebut terutama disisi pencahayaan dalam rumah. Agar kondisi di dalam rumah tidak terlalu lembab karena tidak terpapar sinar matahari dan juga agar penghuni bisa mendapatkan cahaya yang cukup di dalam rumah.
F. DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, B. N., Annas, R. D., Putri, A. D., &
Septianto, E. (2014). Telaah penerapan kriteria sustainable site pada perumahan ditinjau dari aspek ruang terbuka hijau.
Jurnal Reka Karsa, 1(2), 1–12.
Jocom, J., Dundu, A. K. T., & Sompie, B. F.
(2015). Analisis Kepuasana Perumahan Griya Paniki Indah Manado. Jurnal Ilmiah Media Engineering, 5(1), 305–314.
Pejabat, D., Satuan, I., & Modul, B. P. (n.d.).
Peraturan perundangan dalam penyediaan perumahan.
Caroline, J., Harsony, N. N., & Chandra, H. P.
(2001). Pondok Tjandra Indah. 1–8.
Rahman, S., & Rahdriawan, M. (2017).
Pengaruh Kondisi Perumahan Terhadap Kepuasan Penghuni Di Perumahan Grand Tembalang Regency Semarang. Jurnal Pengembangan Kota, 5(1), 69.
https://doi.org/10.14710/jpk.5.1.69-77 Dan, B., & Prasarana, S. (n.d.). PERUMAHAN
BOJONG MENTENG INDAH. 1–13.
114 Rencana, M., Biaya, A., Benita, L., Riau, U., &
Sandhyavitri, A. (n.d.). sensitivity analysis of the parameters that influence the cluster housing budget plan in pekanbaru.
1–13.
Gitleman, L. (2014). Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 1–9.
Cahya, B. T. (2016). carbon emission
disclosure : ditinjau dari Media exposure, kinerja lingkungan dan karakteristik perusahaan. 39–37, 66, עטונה ןולע. Yunita, H., & Soekiman, A. (2017). Analisis
Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Konstruksi Terhadap Penerapan Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 Di Perusahaan Jasa Konstruksi. Konstruksia, 8(1), 35.
https://doi.org/10.24853/jk.8.1.35-46 Pekerjaan, M., Dan, U., Rakyat, P., &
Indonesia, R. (2020). jdih.pu.go.id.
Pemerintah, P. (2021). 185 Huruf. 086436.
IKHWANNUL, Y. (2016). Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Konstruksi
Bangunan Pengendali Banjir Di Kawasan Sungai Batang Nareh.
http://scholar.unand.ac.id/4736/
Rizaldi Adiwira M, P. (2016). Pelaksanaan undang-undang No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman.