• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kualitas Layanan Akses Internet pada Providers LTE sebagai Acuan Masyarakat Pedesaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kualitas Layanan Akses Internet pada Providers LTE sebagai Acuan Masyarakat Pedesaan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro,

Vol. 18, No. 1, Agustus 2020, Hlm. 63-75, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X, doi: http://dx.doi.org/10.25105/jetri.v18i1.7567

Analisis Kualitas Layanan Akses Internet pada Providers

LTE sebagai Acuan Masyarakat Pedesaan

Putri Andela, Lindawati, dan Sopian Soim

Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektro, Politeknik Negeri Sriwijaya Jalan Srijaya Negara, Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang 30139, Indonesia E-mail: putriandela01@gmail.com, lindawati@polsri.ac.id, sopiansoim@gmail.com

ABSTRACT

Product competition between ISPs (Internet Service Providers) confuses people, especially rural communities, to choose the LTE (Long Term Evolution) provider that has the best quality internet access. This research was conducted to review the quality of internet access of several providers using TIPHON standardization with test parameters of throughput, packet loss, delay, and jitter. The internet services tested are in the form of social networking, uploading, downloading, and video streaming during busy times (09.00-13.00 WIB) and non-busy times (13.00-17.00 WIB). The test was carried out with the packet sniffing method using Colasoft Capsa software and Axance Net Tools. The final result obtained is 3.25 and the proportion of 81.25% in the index category is satisfactory.

Keywords: Quality of Service, Internet, LTE

ABSTRAK

Persaingan produk antar ISP (Internet Service Provider) membuat masyarakat bingung khususnya masyarakat pedesaan untuk memilih providers LTE (Long Term Evolution) yang memiliki kualitas akses internet paling baik. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau kualitas akses internet beberapa provider menggunakan standardisasi TIPHON dengan parameter uji throughput, packet loss, delay, dan jitter. Layanan internet yang diuji berupa jejaring social, upload, download, dan video streaming pada waktu sibuk (09.00-13.00 WIB) dan waktu non sibuk (13.00-17.00 WIB). Pengujian dilakukan dengan metode packet sniffing menggunakan software Colasoft Capsa dan Axance Net Tools. Hasil akhir yang diperoleh bernilai 3,25 dan persentase 81,25% pada kategori indeks memuaskan.

Kata kunci: Kualitas Layanan, Internet, LTE

1. Pendahuluan

Kemajuan sistem telekomunikasi memudahkan masyarakat untuk terhubung ke seluruh dunia dimanapun dan kapanpun. Salah satu yang mengalami kemajuan adalah semakin luasnya layanan akses internet. Internet adalah jaringan komputer terbesar yang ada di dunia pada saat ini. Dengan adanya internet maka sebuah

(2)

komputer akan dapat terhubung dengan komputer lain dimana pun berada asal memiliki fasilitas internet [1].

Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan koneksi internet maka semakin banyaknya ISP (Internet Service Provider) yang bermunculan. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan produk yang tinggi. Dampak dari persaingan ini membuat masyarakat bingung provider LTE mana yang memiliki kualitas akses internet yang paling bagus. Khususnya masyarakat pedesaan yang sulit untuk mendapatkan kualitas layanan akses internet dengan baik.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kualitas layanan akses internet provider LTE dengan memantau, membandingkan, dan mengukur kualitas layanan akses internet menggunakan beberapa jenis provider khususnya di Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan sehingga diketahui provider mana yang memiliki kualitas layanan akses internet yang paling baik berdasarkan pada nilai indeks parameter Quality of Service (QoS) dan dapat menjadi acuan atau referensi masyarakat khususnya di Kecamatan Sungai lilin Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dalam memilih provider LTE yang lebih tepat untuk mengakses internet.

Penulis menggunakan beberapa provider dan pengukuran dilakukan menggunakan standardisasi TIPHON, terutama pada parameter Quality Of Service (QoS) untuk meninjau kualitas akses internet. Parameter Quality of Service (QoS) yang digunakan pada penelitian ini adalah throughput, packet loss, delay, dan jitter. Dengan menggunakan parameter Quality of Service (QoS) tersebut akan diketahui kategori nilai indeks Quality of Service (QoS) suatu layanan internet.

Layanan internet yang akan diuji diantaranya jejaring social, upload, download, dan video streaming. Penulis akan melakukan pengukuran dengan menggunakan metode packet sniffing. Dalam penelitian ini penulis menggunakan software Colasoft Capsa 11 dan Axance Net Tools 5.0.1.

2. Kajian Pustaka

Internet merupakan media yang tepat dalam menyampaikan informasi yang efektif dan efesien. Komputer yang terhubung ke internet akan memiliki kemampuan

(3)

Putri Andela dan Lindawati. “Analisa Kualitas Layanan Akses Internet …”

pengiriman data secara online dan real-time [2]. Bertukar infomasi menjadi sangat mudah dan cepat, seperti bertukar file, mengirimkan e-mail, melakukan video calling dan video streaming.

Ada banyak cara untuk mendapatkan akses internet yang telah disediakan oleh ISP (Internet Service Provider) selaku penyedia layanan internet baik menggunakan jaringan kabel maupun jaringan wireless (jaringan tanpa kabel). Wireless merupakan teknologi komunikasi yang memanfaatkan gelombang radio sebagai media pertukaran data [3].

Mengacu pada penelitian sebelumnya terkait dengan kualitas akses internet dengan judul Analisa Perbandingan Kinerja Akses Internet untuk Kartu Prabayar Operator GSM Simpati, Indosat, dan XL menggunakan software pengukuran dalam membandingkan kinerja akses internet [4] dan penelitian sebelumnya dengan judul Quality of Services GSM. A Comparative Internet Access Analysis of Provider in Batam yang menggunakan parameter QoS dalam menentukkan kualitas akses internet [5].

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penulis memperoleh data dengan menggunakan metode packet sniffing untuk memantau dan mengukur kualitas layanan akses internet. Metode packet sniffing merupakan metode pengumpulan jumlah paket yang dilakukan dengan mengcapture semua paket yang dikirim dan diterima sebuah interface dalam jaringan [6]. Penulis menggunakan standardisasi TIPHON untuk meninjau kualitas akses internet pada parameter Quality Of Service (QoS) berupa throughput, packet loss, delay, dan jitter. Adapun penulis menggunakan beberapa providers LTE yang digunakan pada penelitian ini. Pengujian dilakukan pada berbagai layanan yang biasanya sering digunakan oleh pengguna internet yaitu jejaring social pada twitter.com, upload dan download pada email juga video streaming pada youtube.com. Dengan banyaknya layanan yang digunakan maka data yang diperoleh akan semakin banyak sehingga lebih akurat.

(4)

3. Metode Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian

Sistem Kerangka penelitian memiliki peranan yang penting dalam perancangan penelitian, dimana melalui kerangka penelitan dapat diketahui tahapan yang dilakukan pada penelitan ini. Kerangka yang akan dilakukan pada pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Tahapan Kerangka Penelitian

Tahap 1 : Menelusuri dan mengumpulkan teori-teori yang bersumber dari diskusi, buku, jurnal, dan artikel terkait metode packet sniffing. Tahap 2 : Mengumpulkan data mengenai perhitungan berdasarkan

parameter-parameter QoS berupa delay, jitter, packet loss, throughput sesuai standardisasi TIPHON dengan menggunakan metode packet sniffing.

Tahap 3 : Menganalisa hasil perhitungan dan pengukuran QoS, kemudian menarik kesimpulan provider LTE mana yang paling baik untuk akses internet berdasarkan pada nilai indeks parameter QoS.

Adapun Blok diagram alir flowchart menunjukkan alur sistem secara keseluruhan pada penelitian. Rancangan diagram alir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Studi Literatur mengenai metode penelitian Tahap 1

Implementasi metode penelitian dengan pengumpulan data Tahap 2

Analisa data hingga menghasilkan kesimpulan pada penelitian Tahap 3

(5)

Putri Andela dan Lindawati. “Analisa Kualitas Layanan Akses Internet …”

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian

3.2 QoS (Quality of Service)

Metode pengukuran tentang seberapa baik kualitas layanan internet dan merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan karakteristik dari satu service disebut dengan Quality od Services (QoS) [1]. User mendapatkan performansi yang berkualitas dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan melalui end user (client) dengan bantuan QoS. Kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda dijadikan sebagai acuan QoS [7]. Parameter-parameter QoS adalah throughput, packet loss, jitter, dan delay. Untuk nilai indeks parameter QoS ditunjukkan pada Tabel 1.

Pengukuran QoS dengan metode packet sniffing

Mulai

Pengambilan data pada setiap providers LTE

Melakukan Perhitungan nilai indeks QoS berdasarkan parameter QoS (throughput, packet

loss, jitter, dan delay) pada setiap layanan uji.

Hasil perhitungan QoS

Analisis

(6)

Tabel 1 Indeks Parameter QoS [8]

Nilai Persentase (%) Indeks

3,8 – 4 95 – 100 Sangat memuaskan

3 – 3,79 75 – 95,75 Memuaskan

2 – 2,99 50 – 74,75 Kurang Memuaskan

1 – 1,99 25 – 49,75 Buruk

a. Throughput

Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tertentu [8].

𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 (1)

Tabel 2 Kategori Throughput [8]

Kategori Throughput Indeks

Sangat Bagus 1.2 Mbps s/d 2.1 Mbps 4

Bagus 700 Kbps s/d 1.2 Mbps 3

Sedang 338 s/d 700 Kbps 2

Buruk 0 s/d 338 Kbps 1

b. Packet Loss

Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang [8].

𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =𝑌

𝐴× 100 (2)

Keterangan :

Y = Packet data dikirim – Packet data diterima A = Packet data dikirim

(7)

Putri Andela dan Lindawati. “Analisa Kualitas Layanan Akses Internet …”

Tabel 3 Kategori Packet Loss [8]

Kategori Packet Loss (%) Indeks

Sangat Bagus 0 4

Bagus 3 3

Sedang 15 2

Buruk 25 1

c. Delay

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan [8].

𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡−𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 (3)

Tabel 4 Kategori Delay [8]

Kategori Besar Delay (ms) Indeks

Sangat Bagus <150 4

Bagus 150 s/d 300 3

Sedang 300 s/d 450 2

Buruk >450 1

d. Jitter

Jitter atau variasi delay berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada transmisi data di jaringan [8].

𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 (4)

Tabel 5 Kategori Jitter [8]

Kategori Peak Jitter (ms) Indeks

Sangat Bagus 0 4

Bagus 0 s/d 75 3

Sedang 75 s/d 125 2

(8)

3.3 Software Pengukuran

Terdapat beberapa software yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Colasoft Capsa dan Axence Net Tools. Software ini digunakan karena memiliki nilai-nilai parameter yang dibutuhkan dalam perhitungan QoS dari sebuah jaringan.

a. Colasoft Capsa

Colasoft Capsa 11 adalah freeware penganalisa jaringan untuk pemantauan, pemecahan masalah dan analisis perfomance network. Sehingga pengguna dapat memantau aktivitas jaringan, menunjukkan masalah jaringan serta meningkatkan keamanan jaringan.

b. Axance Net Tools

NetTools adalah salah satu network analyzer yang sangat handal. Tool ini dipakai untuk mengukur performance network dan mendiagnosa masalah yang terjadi pada network tersebut.[7].

4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, secara keseluruhan maka diperoleh nilai-nilai parameter QoS berupa throughput, packet loss, delay dan jitter dari provider X, Y, dan Z dengan menggunakan metode packet sniffing. Pada metode packet sniffing nilai-nilai parameter QoS diperoleh dengan melakukan perhitungan pada parameter-parameter QoS. Pengambilan data dan perhitungan data serta analisa dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan. Percobaan dilakukan pada dua alokasi waktu dalam sehari yaitu waktu sibuk pada jam (09.00-13.00 WIB) dan non sibuk pada jam (13.00-17.00 WIB). Pada saat download dan upload sebuah file bentuk file berupa PDF dengan ukuran 0,5 MB.

Sebagai sample perhitungan yang dilakukan saat melakukan video streaming pada parameter uji throughtput adalah sebagai berikut:

Throughput = 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 = 35920 𝑘𝑖𝑙𝑜𝑏𝑦𝑡𝑒𝑠 901 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛 = 39,8 KBps = 318,9 Kbps

(9)

Putri Andela dan Lindawati. “Analisa Kualitas Layanan Akses Internet …”

Selanjutnya nilai throughput secara keseluruhan untuk tiap provider diperoleh dari nilai rata-rata throughput pada semua layanan uji. Misalnya, nilai rata-rata throughput pada provider X sebesar 554 Kbps, maka berdasarkan pada Tabel 2 [8] termasuk dalam nilai indeks 2 dengan kategori sedang. Untuk parameter uji seperti packet loss, jitter, dan delay diperoleh berdasarkan rumus persamaan (2), persamaan (3), dan persamaan (4). Untuk kategori nilai indeksnya dapat dilihat berdasarkan pada Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5.

a. Tabel Hasil Penelitian

Selain menggunakan perhitungan berdasarkan persamaan TIPHON. Perhitungan ini menggunakan tabel berupa hasil perhitungan keseluruhan dari parameter – parameter Quality of Service (QoS). Hasil perhitungan keseluruhan parameter - parameter Quality of Service (QoS) ditunjukkan pada Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8.

Tabel 6 Hasil Perhitungan Indeks Parameter QoS pada Waktu Sibuk

Parameter QoS

Pukul 09.00 – 13.00 WIB

Provider X Provider Y Provider Z

Colasoft Capsa indeks Axance Net Tools Indeks Colasoft Capsa indeks Axance Net Tools indeks Colasoft Capsa indeks Axance Net Tools indeks Throughput 554 Kbps 2 558 Kbps 2 234 Kbps 1 218 Kbps 1 242 Kbps 1 248 Kbps 1 Packet Loss 0 % 4 0 % 4 0 % 4 0 % 4 0 % 4 0 % 4 Delay 12 ms 4 11 ms 4 27 ms 4 25 ms 4 25 ms 4 23 ms 4 Jitter 12 ms 3 11 ms 3 27 ms 3 25ms 3 25 ms 3 23 ms 3

Tabel 7 Hasil Perhitungan Indeks Parameter QoS pada Waktu Non Sibuk

Parameter QoS

Pukul 13.00 – 17.00 WIB

Provider X Provider Y Provider Z

Colasoft Capsa indeks Axance Net Tools Indeks Colasoft Capsa indeks Axance Net Tools indeks Colasoft Capsa Indeks Axance Net Tools Indeks Throughput 437 Kbps 2 427 Kbps 2 401 Kbps 2 356 Kbps 2 233 Kbps 1 203 Kbps 1 Packet Loss 0 % 4 0 % 4 0 % 4 0 % 4 0 % 4 0 % 4 Delay 14 ms 4 13 ms 4 18 ms 4 17 ms 4 35 ms 4 35 ms 4 Jitter 14 ms 3 13 ms 3 18 ms 3 17 ms 3 35 ms 3 35 ms 3

(10)

Tabel 8 Hasil Perhitungan Nilai, Persentase, dan Kategori Indeks QoS Provider Aplikasi Pengukuran QOS Pukul 09.00 – 13.00 13.00-17.00 Nilai Persentase (%) Indeks Nilai Persentase (%) Indeks X

Colasoft Capsa 11 3,25 81,25 Memuaskan 3,25 81,25 Memuaskan

Axence

netTools 3,25 81,25 Memuaskan 3,25 81,25 Memuaskan

Y

Colasoft Capsa 11 3 75 Memuaskan 3,25 81,25 Memuaskan

Axence

netTools 3 75 Memuaskan 3,25 81,25 Memuaskan

Z

Colasoft Capsa 11 3 75 Memuaskan 3 75 Memuaskan

Axence

netTools 3 75 Memuaskan 3 75 Memuaskan

Dari hasil data yang diperoleh diperoleh nilai throughput dari masing-masing

provider pada jam sibuk (09.00-13.00 WIB) meliputi provider X dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 554 Kbps, Axance Net Tools sebesar 558 Kbps, provider Y dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 234 Kbps, Axance Net Tools sebesar 218 Kbps, dan provider Z dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 242 Kbps, Axance Net Tools sebesar 248 Kbps. Adapun pada jam non sibuk (13.00-17.00 WIB) meliputi provider X dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 437 Kbps, Axance Net Tools sebesar 427 Kbps, provider Y dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 401 Kbps, Axance Net Tools sebesar 356 Kbps, dan provider Z dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 233 Kbps, Axance Net Tools sebesar 203 Kbps. Perbedaan nilai throughput pada tiap provider disebabkan oleh perbedaan kecepatan transfer data yang dipengaruhi oleh jumlah total paket data yang diterima selama interval waktu tertentu.

Pada penelitian ini juga diperoleh nilai packet loss dari provider X, Y, dan Z. Dari data tersebut terlihat bahwa selama proses pengiriman data yang dilakukan pada jam sibuk (09.00-13.00 WIB) dan non sibuk (13.00-17.00 WIB) semua provider menunjukkan jumlah total packet loss yang sama besar yakni 0%. Hal ini berarti tidak terjadi retransmisi data yang akan mengurangi efisiensi jaringan. Dengan kata lain, packet data yang dikirim dan packet data yang diterima bernilai sama besar.

Selanjutnya diperoleh nilai delay dan jitter dari masing-masing provider pada jam sibuk (09.00-13.00 WIB) meliputi provider X dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 12 ms, Axance Net Tools sebesar 11 ms, provider Y dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 27 ms, Axance Net Tools sebesar 25 ms, dan provider Z dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 25 ms, Axance Net Tools sebesar 23 ms, Adapun pada jam non

(11)

Putri Andela dan Lindawati. “Analisa Kualitas Layanan Akses Internet …”

sibuk (13.00-17.00 WIB) meliputi provider X dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 14 ms, Axance Net Tools sebesar 13 ms, provider Y dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 18 ms, Axance Net Tools sebesar 17 ms, dan provider Z dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 35 ms, Axance Net Tools sebesar 35 ms. Dari pengukuran dan perhitungan QoS yang dilakukan hasilnya menunjukkan bahwa nilai delay dan jitter pada tiap-tiap provider relative lebih kecil. Delay digunakan untuk membandingkan waktu yang dibutuhkan tiap provider untuk mengirim data sampai ke tujuan. Nilai jitter dipengaruhi oleh banyaknya variasi delay pada saat transmisi data. Besarnya nilai jitter juga dapat mengakibatkan nilai QoS semakin menurun.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran data yaitu, waktu pengukuran data dan kondisi cuaca. Untuk waktu pengukuran data saat waktu sibuk pada jam (09.00-13.00 WIB) relative memiliki nilai throughput, delay, dan jitter yang lebih besar sedangkan saat waktu non sibuk pada jam (13.00-17.00 WIB) relative memiliki throughput, delay, dan jitter yang kecil. Hal ini dikarenakan saat waktu sibuk pengguna internet pada tiap-tiap provider lebih banyak dibanding saat waktu non sibuk.

5. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama pengambilan data sampai analisis hasil QoS pada masing-masing providers LTE dengan menggunakan metode packet sniffing, maka didapatkan nilai QoS dengan hasil yang paling baik oleh provider X. Hasil ini dilihat berdasarkan nilai-nilai parameter yang telah diperoleh. Dari penelitian ini dapat disimpulkan Throughput paling besar ditunjukkan pada waktu sibuk (09.00 – 13.00 WIB) oleh provider X dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 554 Kbps dan Axance Net Tools sebesar 558 Kbpssedangkan paling kecil ditunjukkan oleh provider Y dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 234 Kbps dan Axance Net Tools sebesar 218 Kbps, untuk waktu non sibuk (13.00 – 17.00 WIB) ditunjukkan oleh provider X dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 437 Kbps dan Axance Net Tools sebesar 427 Kbps sedangkan paling kecil ditunjukkan oleh provider Y dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 401 Kbps dan Axance Net Tools sebesar 356 Kbps.

(12)

Packet loss menunjukkan semua provider memiliki nilai yang sama yaitu 0%. Delay dan Jitter paling besar ditunjukkan pada waktu sibuk (09.00 – 13.00 WIB) oleh provider Z dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 25 ms dan Axance Net Tools sebesar 23 ms sedangkan paling kecil ditunjukkan pada provider X dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 12 ms dan Axance Net Tools sebesar 11 ms, untuk waktu non sibuk (13.00 – 17.00 WIB) ditunjukkan oleh provider Z dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 35 ms dan Axance Net Tools sebesar 35 ms sedangkan paling kecil ditunjukkan pada provider X dengan aplikasi Colasoft capsa sebesar 14 ms dan Axance Net Tools sebesar 13 ms.

Dari hasil perhitungan dan pengukuran maka diperoleh Provider X memiliki kualitas akses internet yang paling baik berdasarkan pada indeks parameter QoS dengan nilai 3,25 dan persentase 81,25% pada kategori indeks memuaskan.

Daftar Pustaka

[1] A. Nalwan, Daftar Alamat Internet Dunia. Yogyakarta: Andi, 1997.

[2] G.D. Orueta, E. S. C. Ruiz, N. O. Alonso, and M.C.Gil, “Analisis Quality of Service (QoS) Kinerja Sistem Hotspot Pada Routerboard Mikrotik 951Ui–2HnD Pada Jaringan Teknik Informatika,” Ind. Commun. Syst., vol. 3, no. 2, p. 19, 2016. [3] Harjono and S.Riyadi, “Analisis Perbandingan Kecepatan Download pada GSM (

Comparation Analysis of GSM Download Speed ),”vol.11,pp.199–204, 2013. [4] D. L. Rahmah, E. Juhriah, and D. Nazelliana, “Analisa Perbandingan Kinerja

Akses Internet Untuk Kartu Prabayar Operator Gsm Simpati, Indosat Dan Xl,” pp. 87–98, 2018.

[5] C. E. Suharyanto, P. Simanjuntak, and F. E. Gunawan, “Quality of Service of GSM. A Comparative Internet Access Analysis of Provider in Batam,” Int. J. Open Inf. Technol., vol. 5, no. 6, pp. 26–32, 2017.

[6] J.D. Danur, “Analisa Kinerja Jaringan Provider untuk Aplikasi Video Chatting ( Studi Kasus di daerah Marpoyan ), pp. 1–8, 2016.

[7] I. Iskandar and A. Hidayat, “Analisa Quality of Service (QoS) Jaringan Internet Kampus (Studi Kasus: UIN Suska Riau),” J.CoreIT, vol. 1, no. 2, pp. 67–76, 2015.

(13)

Putri Andela dan Lindawati. “Analisa Kualitas Layanan Akses Internet …”

[8] ETSI, “Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON); General aspects of Quality od Service (QoS),” Etsi Tr 101 329 V2.1.1, vol. 1, pp. 1–37, 1999.

(14)

Gambar

Gambar 1 Tahapan Kerangka Penelitian
Gambar 2 Diagram Alir Penelitian
Tabel 1 Indeks Parameter QoS [8]
Tabel 3 Kategori Packet Loss [8]

Referensi

Dokumen terkait

5.1.Strengthen and enhance networking among ASEAN Member Countries on standards; technical regulations and conformity assessment procedures. 5.1.1 Transparency of Wood and Wood

Objek Retribusi Pelayanan Pasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional dan pasar ternak berupa pelataran, los, kios, yang

Shaum yang mabrur akan melahirkan manusia-manusia baru, yakni pribadi-pribadi suci yang cinta akan kebenaran, cinta keadilan, cinta perdamaian. Setiap aspek yang

Sub Unit Organisasi UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Gerokgak. U P B SD No.4

Pada suatu percobaan atau kegiatan semua hasil mempunyai probabilitas yang sama, dan hanya satu peristiwa yang terjadi maka peristiwa ini dikenal dengan lengkap terbatas

Pengembangan prototipe piranti lunak manajemen informasi pergudangan BBTA3 dilaksanakan mengikuti siklus prototyping, yang terdiri dari empat kegiatan utama, seperti

Karakteristik pasien kanker hepar di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2013 hingga Desember 2014 menunjukkan bahwa pasien kanker hepar terbanyak adalah

Bagaimanakah kompetensi guru dalam Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya melalui Dalam hal merancang