• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL AKUAKULTUR SEBATIN VOL 2 NO. 1, JUNI 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL AKUAKULTUR SEBATIN VOL 2 NO. 1, JUNI 2021"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

* Corresponding author

E-mail address: budidandaya97@gmail.com

Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Ikan Gurami (Osphorenemus

gouramy) Dengan Pemberian Dosis Enzim Bromelin Berbeda Di Dalam

Pakan Pada Budidaya Sistem Resirkulasi Akuaponik

Growth And Survival Rate of Gurami Fish (Osphorenemus gouramy)

By Giving Different Doses of Bromelin Enzymes in the Fish Meal on

Aquaponics Resirculation System

Adri Firmansyah1*, Niken Ayu Pamukas2, dan Mulyadi2

1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau 2) Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

INFORMASIARTIKEL

Diterima: 05 Januari 21

Distujui: 02 Februari 21

Keywords:

Gouramy, bromelin enzyme,

aquaponics, growth, survival

ABSTRACT

This study aims to determine the best doses of bromelin enzyme in commercial feed to increase the growth and survival rate of gouramy seeds in the aquaponic recirculation system. The research was carried out in February 20 to April 30, 2019 at the Fish Hatchery Unit, Faculty of Fisheries and Marine, Riau University. The fish were kept in a bucket with volume of 40 L water and stocking density of 20 ind/40 L. L using experimental method of completely randomized design (RAL), one factor with three treatments and three replications. The treatments were P0 = without the addition of bromelain enzymes, P1 = addition of bromelain enzymes 1.5% /kg of feed, P2 = addition of bromelain enzymes 2.25% /kg of feed and, P3 = Addition of bromelin enzymes 3% /kg of feed. The results showed that the administration of bromelin enzymes with different doses in the feed in aquaponic recirculation system culture showed an influence on weight growth, absolute length, specific growth rate, feed efficiency, feed conversion ratio and survival of gouramy. The best treatment was obtained in P3, namely administration of bromelain enzymes at a dose of 3% / kg of feed with an absolute growth weight value of 20.43g, absolute growth length 2.50 cm, specific growth rate 1.08%, feed conversion 1.16 and fish survival rate 88.3. %. The quality of water during the study were temperature 27-28.6 0C, pH 6.5-7.3, dissolved oxygen 4.8-6.3 ppm and ammonia 0.02-0.08 mg / L

1. PENDAHULUAN

Ikan gurami merupakan komoditas ikan air tawar dengan nilai ekonomis yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan daya saing komoditas perikanan budidaya, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan pembudidaya, Ikan gurami memiliki kandungan nutrisi seperti protein 18,93 %, dan lemak 2,43%

(2)

(Sani, 2014). Produksi ikan gurami secara nasional mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017 produksi ikan gurami mencapai 169,000 ton, sedangkan pada tahun 2018 naik menjadi 356,530 ton yang menunjukkan kenaikkan signigikan sebesar 68,15%.

Ikan gurami sudah lama dibudidayakan oleh pembudidaya ikan di Indonesia, namun masih banyak kendala yang dihadapi oleh pembudidaya ikan, diantaranya adalah laju pertumbuhan yang sangat lambat bila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Rendahnya laju pertumbuhan tersebut salah satunya disebabkan oleh rendahnya efisiensi pemanfaatan materi dan energi yang terdapat dalam pakan yang diberikan sehingga energi yang tersedia tidak cukup bagi pertumbuhan (Kurnia, 1997). Pakan merupakan faktor yang paling penting dalam menentukan pertumbuhan ikan, pertumbuhan akan terjadi apabila kebutuhan protein tercukupi sehingga dapat digunakan untuk tubuh melakukan pertumbuhan (Adelina et al.,2000). Pertumbuhan akan meningkat apabila diberikan pakan dengan kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh ikan sehingga pemanfaatan protein akan maksimal.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah pemberian enzim bromelin dalam pakan. Peningkatan pemanfaatan pakan dapat dilakukan dengan penambahan enzim bromelin dalam membantu memecah protein dan penambahan probiotik dengan menggunakan mikroorganisme sebagai aplikator peningkatan kecernaan pakan. Bromelin memiliki kemampuan untuk menghidrolisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino (Herdyastuti, 2006). Bromelin dapat diperoleh dari tanaman nanas (Ananas comosus) baik dari tangkai, kulit, daun, buah, maupun batang nanas dalam jumlah yang bervariasi. Namun demikiankandungan enzim bromelin lebih banyak terdapat pada batang yang selama ini kurang dimanfaatkan (Herdyastuti, 2006).

Sistem resirkulasi akuaponik merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan dengan padat tebar yang cukup tinggi dan dapat diterapkan sebagai pemecah dalam keterbatasan lahan dan air.Akuaponik merupakan bio-integrasi yang menghubungkan akuakultur berprinsip resirkulasi dengan produksi tanaman/ sayuran hidroponik (Diver, 2006). Teknologi akuaponik terbukti mampu berhasil memproduksi ikan secara optimal pada lahan sempit dan sumber air terbatas, termasuk di daerah perkotaan. Selain itu, sistem akuaponik ini dapat memberikan keuntungan berupa pemasukan tambahan dari hasil tanaman yang digunakan (Haryadi, 2012).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis enzim bromelin terbaik pada pakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kelulushidupan ikan gurami yang dipelihara dengan sistem resirkulasi akuaponik.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2020 selama 40 hari yang bertempat di UPT Pembenihan Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau, Jl. Bina Widya KM 12.5, Panam, Pekanbaru, Riau.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor 4 taraf perlakuan dengan 3 kali ulangan. Adapun perlakuan pada penelitian ini yaitu P0 = Pakan tanpa penambahan enzim bromelin (kontrol), P1 = Pakan dengan penambahan enzim bromelin 1,5%/kg pakan, P2 = pakan dengan penambahan enzim bromelin 2,25% /kg pakan, P3 = pakan dengan penambahan enzim bromelin 3%/kg pakan

(3)

Mutlak, Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS), Efisiensi pakan (EP), Rasio Konversi Pakan (FCR), Kelulushidupan (SR), dan kualitas air. Data yang telah diperoleh ditabulasikan dan dianalisis menggunakan aplikasi SPSS yang meliputi Analisis Ragam (ANAVA), digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot mutlak (g), panjang mutlak, pertumbuhan spesifik (%/hari), efisiensi pakan, rasio konversi pakan dan kelulushidupan benih (%). Apabila uji statistic menunjukkan perbedaan nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjut Stuni Newman Keuls. Data kualitas air ditampilkan dalam bentuk tabel dan dideskriptif.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan bobot mutlak, Pertumbuhan Panjang Mutlak, Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS), Efisiensi pakan dan Rasio Konversi pakan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil dari setiap parameter yang diukur yaitu bobot mutlak berkisar antara 14,90- 20,43 g, panjang mutlak 1,40-2,50 cm, LPS 0,82-1,08%, efisieni pakan 54,36-86,10 dan rasio konversi pakan (FCR) 1,16-1,80%. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengukuran pertumbuhan ikan Gurami (Osphronemous gouramy)

Parameter

Perlakuan (Dosis Enzim Bromelin) 0 % /kg pakan 1,5 % /kg pakan 2,25 % /kg pakan 3 % /kg pakan Bobot Mutlak (g) 14,90±0,72a 16,76±0,90b 18,10±0,20c 20,43±0,75d Panjang Mutlak (cm) 1,40±0,10a 1,70±0,00b 2,06±0,15c 2,50±0,10d LPS (%/hari) 0,82±0,04a 0,91±0,05b 0,97±0,01b 1,08±0,04c Efisiensi Pakan 54,36±0,18a 62,49±0,56b 71,89±3,47c 86,10±5,63d Konversi Pakan (%) 1,83±0,005a 1,60±0,01b 1,39±0,07c 1,16±0,07d

Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Pemberian enzim bromelin sebanyak 3%/kg pakan (P3) menghasilkan laju pertumbuhan tertinggi pada ikan gurami yang dipelihara padasistem resirkulasi akuaponik, yaitu bobot mutlak 20,43 g, panjang mtlak 2,50 cm, laju pertumbuhan spesifik 1,08%/hari, efisiensi pakan 86,10 dan konversi pakan 1,16. Sedangkan terendah pada perlakuan kontrol (P0) yaitu bobot mutlak 14,90 g, panjang mtlak 1,40 cm, laju pertumbuhan spesifik 0,82%/hari, efisiensi pakan 54,36 dan konversi pakan 1,83. Hal ini menunjukkan Pemberian enzim bromelin sebanyak 3%/kg pakan (P3) merupakan dosis optimal yang mampu meningkatkan pertumbuhan ikan gurami.

Hasil analisis variansi (ANOVA) menunjukkan bahwa pemberian enzim bromelin pada pakan dengan dosis berbeda memberikan pengaruh antar perlakuan (P<0,05) terhadap pertumbuhan bobot mutlak, panjang mutlak, Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS), Efisiensi pakan (EP), Konversi Pakan (FCR), Kelulushidupan (SR). Uji lanjut Student Newman Keuls (SNK) menunjukkan bahwa P3 berbeda nyata dengan tiap perlakuan terhadap parameter yang diamati

Pertumbuhan bobot ikan dipengaruhi oleh ketersediaan pakan yang diberikan dan diadaptasi dengan lingkungan yang baru. Bobot individu benih ikan gurami meningkat seiring dengan waktu pemeliharaan dan pertumbuhan bobot tubuh ikan, ini menggambarkan bahwa ketersediaan pakan dalam wadah pemeliharaan mampu dimanfaatkan untuk proses pertumbuhan yang secara nyata dapat meningkatkan pertumbuhan ikan. Pertumbuhan panjang ikan pastinya berbanding lurus dengan pertumbuhan bobot ikan, hal ini menyebabkan panjang mutlak tertinggi diperoleh pada P3 karena bobot mutlak tertinggi juga diperoleh pada P3.

(4)

Perlakuan P3 dengan dosis (3%) memberikan hasil yang terbaik dibandingkan dengan P2, P1,dan P0. Hal ini disebabkan dosis (3%) merupakan dosis yang optimal untuk dapat memaksimalkan pencernaan dan pemanfaatan pakan lebih efisien sehingga memacu pertumbuhan bobot mutlak ikan gurami. Hasan (2010) menjelaskan bahwa jika semakin banyak enzim bromelin yang ditambahkan ke dalam pakan akan menghasilkan lebih banyak protein yang dihidrolisis menjadi asam amino, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan dan daya cerna ikan terhadap pakan.

Pemberian enzim bromelin juga mempengaruhi laju pertumbuhan spesifik dan rasio konversi pakan ikan gurami, jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian enzim bromelin. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian enzim bromelin pada pakan dapat meningkatkan laju pertumbuhan. Perlakuan P3 pemberian enzim bromelin 3%/kg pakan memberikan laju pertumbuhan spesifik tertinggi yaitu 1,08%, Hal ini diduga karena ikan dapat mencerna pakan yang ditambahkan enzim bromelin lebih baik dibandingkan pakan yang tidak diberi perlakuan enzim bromelin. Pakan pada perlakuan P3 menggunakan dosis bromelin yang lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan P0, P1, dan P2 sehingga memacu pertumbuhan ikan lebih cepat

Penambahan dosis enzim yang tepat dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Pertumbuhan akan meningkat seiring dengan bertambahnya dosis lalu menurun saat dosis sudah melampaui batas keefektifan kerja enzim dalam tubuh ikan. Dosis enzim yang melebihi kemampuan ikan dalam memanfaatkan enzim mengakibatkan pertumbuhan konstan atau tetap. Menurut Sani (2014) bertambahnya konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi hidrolisis pun semakin meningkat, namun demikian pada batas tertentu penambahan enzim yang berlebih akan berakibat pada jumlah hidrosilat yang konstan karena penambahan enzim sudah tidak efektif lagi.

Semakin tinggi nilai efisiensi pakan menunjukkan pemanfaatan pakan yang efisien oleh ikan, sehingga protein yang terkandung dalam pakan tidak banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam proses metabolisme, osmoregulasi dan reproduksi, tetapi lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan. Pertumbuhan akan terjadi apabila ada kelebihan energi dari pakan yang dikonsumsi setelah kebutuhan energi minimumnya (untuk hidup pokok sudah terpenuhi seperti respirasi, aktivitas bergerak, proses metabolisme dan perawatan (maintenance). Nilai efisiensi pemanfataan pakan yang rendah menunjukkan bahwa ikan memerlukan pakan dengan jumlah yang lebih banyak untuk dapat meningkatkan beratnya karena hanya sebagian kecil energi dari pakan yang diberikan digunakan oleh ikan untuk pertumbuhan, selain itu kepadatan ikan dan kadar protein dalam pakan juga dapat mempengaruhi efisiensi pemanfaatan pakan (Simanulang, 2017).

Peningkatan enzim bromelin dalam pakan akan meningkatkan ketersediaan enzim bromelin lebih banyak sehingga memiliki kemampuan untuk mencerna protein pakan lebih tinggi dalam batas optimum. Menurut Winastia (2011) mengemukakan bahwa bromelin dapat membantu melarutkan pembentukan mukus dalam usus dan juga mempercepat pembuangan lemak melalui ginjal. Bromelin juga memiliki asam sitrat dan malat yang penting dan diperlukan untuk memperbaiki proses pembuangan lemak dan mangan, dan menjadi komponen penting enzim tertentu yang diperlukan dalam metabolisme protein.

Kelulushidupan Gurami

Kelulushidupan ikan gurami dengan pemberian pakan dengan penambahan enzim bromelin tidak memberikan pengaruh antar perlakuan (p>0,05). Kelulushidupan ikan gurami berkisar antara 71,66-88,33%, P3 memberikan tingkat kelulushidupan tertinggi, yaitu 88,33% dan terendah pada P0 yaitu 71,66%. Lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.

(5)

Gambar. 1. Kelulus Hidupan Ikan Gurame

Tingkat kelulushidupan selama penelitian berkisar antara 71,66-88,33%, kelulushidupan ini tergolong baik. Simanulang (2017) menyatakan bahwa kelulushidupan ikan > 50% adalah tergolong baik kelulushidupan 30-50% tergolong sedang dan kelulushidupan < 30% adalah tidak baik untuk kegiatan budidaya.

Sawitri (2018) menyatakan bahwa Kelulushidupan yang tinggi dan tidak berbeda nyata antara perlakuan dapat disebabkan oleh kualitas air media pemeliharaan ikan yang sesuai dengan kondisi dan padat tebar yang dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh optimal. Tingkat kelulushidupan dapat dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik terdiri dari umur dan kemampuan ikan dalam penyesuaian dengan lingkungannya, sedangkan dari faktor abiotik terdiri dari ketersedian pakan dan kualitas air.

Kualitas Air

Kualitas air merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan budidaya perikanan. Selain sumber dan kualitas air yang harus memadai, air yang digunakan untuk pemeliharaan ikan harus memenuhi keutuhan optimal untuk pertumbuhan ikan (Ghufran, 2011). Adapun kualitas air yang diukur selama penelitian yaitu suhu, pH, DO dan Ammonia. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 1. Pengukuran Kualitas Air selama penelitian

Kualitas Air 0 % /kg pakan 1,5 % /kg pakan 2,25 % /kg pakan 3 % /kg pakan Standar Baku Suhu (ºC) 27,0-28,6 27-28,3 27-28 27,1-28,1 27 -29 pH 6,6-7,2 6,7 -7,3 6,5-7,1 6,5-7,2 6-8,5 DO (mg/L) 5,8-6 5-6,3 4,8-5,8 5-6,1 4-6 Amoniak (mg/L) 0,04-0,08 0,02-0,09 0,02-0,07 0,05-0,08 0,1

Kondisi kualitas air pada masing-masing tergolong baik dan memenuhi standar untuk menunjang kehidupan ikan gurami. Suhu pemeliharaan yang diperoleh selama penelitian berkisar antara 27 -28,40C hal ini masih tergolong baik untuk pertumbuhan ikan gurami sejalan dengan Kordi dan Ghufran (2009) yang mengatakan ikan gurami akan tumbuh baik pada lingkungan dengan suhu air sekitar 27 0C-29 0C.

Nilai oksigen terlarut (DO) selama masa pemeliharaan berkisar antara 4,86,3 mg/L. Nilai ini tergolong baik sesuai dengan Khairuman dan Sudenda (2002) yang mengatakan Kadar oksigen terlaru dalam air

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 P0 P1 P2 P3 71,66 75 81,66 88,3 K el u lu sh id u p an Perlakuan

(6)

sangat penting bagi kelangsungan hidup semua organisme. Oksigen tergantung dari jenis ikan, umur dan aktifitasnya. Ikan gurami mempunyai labirin yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara sehingga kadar oksigen dalam air tidak terlalu mempengaruhi gurami. Meskipun demikian, air kolam budidaya ikan gurami minimum mengandung oksigen terlarut 4-6 mg/L.

Kisaran pH air selama pemeliharaan adalah 6,5-7,3 dan masih layak untuk budidaya ikan gurami. Ikan gurami mempunyai toleransi yang luas terhadap derajat keasaman yaitu 5-9, namun demikian derajat keasaman yang optimum untuk pertumbuhan ikan gurami adalah 7 (Khairuman dan Sudenda, 2002). Adapun kadar ammonia yang terkandung dalam air selama penelitian berkisar antara 0,02-0,09 mg/L. Menurut Prihartono (2006) yang menyatakan batas kritis ikan terhadap kandungan ammoniak terlarut adalah 0,6 mg/L. Kandungan amoniak yang melebihi batas kritis toleransi akan menjadi toksik bagi ikan yang dipelihara.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian enzim bromelin pada pakan terhadap pertumbuhan bobot, panjang mutlak,laju pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, konversi pakan dan kelulushidupan ikan gurami. Perlakuan terbaik diperoleh pada P3 yaitu pemberian enzim bromelin dengan dosis 3%/kg pakan dengan nilai bobot mutlak 20,43g, panjang mutlak 2,50 cm, laju pertumbuhan spesifik 1,08%, efisiensi pakan 86,10 %, konversi pakan 1,16 dan kelulushidupan ikan 88,3%. Kualitas air selama penelitian yaitu suhu 27-28,60C, pH 6,5-7,3, oksigen terlarut 4,8-6,3 dan ammoniak 0,02-0,08 mg/L.

Adapun saran pada penelitian ini yaitu Pemeliharaan ikan gurami dapat dilakukan dengan penambahan enzim bromelin pada pakan dengan dosis yang berbeda menggunakan sistem resirkulasi akuaponik. Untuk selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan terhadap pemberian enzim bromelin dengan padat tebar yang berbeda menggunakan sistem resirkulasi akuaponik sehingga produksi ikan gurami jadi lebih meningkat.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian dan penilisan artike ini, serta kepada jurusan budidaya perairan fakultas perikanan dan kelautan universitas riau yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan sarjana perikanan

6. DAFTAR PUSTAKA

Adelina. 2000. Pengaruh Pakan Dengan Kadar Protein dan Rasio Energi Protein yang Berbeda pada Pertumbuhan Benih Ikan Bawal Air Tawar. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Diver, S. 2006. Aquaponics Integration of Hydroponics with Aquaculture. National Sustainable Agriculture Information Service, Australia. Experiment Station.Kingshill, U.S Virgin Island. hal

Ghufran, M. Kordi. 2012. Akuakultur di Perkotaan Pembenihan – Pendederan - Pembesaran. Nuansa Aulia. Bandung. Hal

Haryadi, A. S. 2012. Pemeliharaan Ikan Selais (Ompok hypopthalmus) dengan Padat Tebar Berbeda pada Resirkulasi Sistem Akuaponik. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. (tidak diterbitkan).

(7)

Hasan. 2010. Pengaruh Pemberian Enzim Papain pada Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) pada Sistem Resirkulasi. Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. Herdyastuti N. 2006. Isolasi dan Karakterisasi Ekstrak Kasar Enzim Bromelin dari Batang Nanas

(Ananas comusus L.merr). Berk. Penel. Hayati vol. 12: 75–77

Khairuman dan D. Sudenda. 2002. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif. Agro Media Pustaka. Tangerang.

Kurnia, B. 1997. Tingkat Karbohidrat Optimum Dalam Pakan Untuk Pertumbuhan Ikan Gurami Berukuran Rata-Rata 25.0 Gram. Institute Pertanian Bogor. Bogor.

Prihartono Eko, R., 2006. Permasalahan Goerami dan Solusinya. Penebar Swadaya. Jakarta. 82 hal. Sani, B. 2014. Budidaya Ikan Gurami. Dafa Publising. Jakarta.

Sawitri, 2018. Pengaruh kepadatan yang berbeda terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) pada sistem resirkulasi dengan filter zeolit. Journal of Aquaculture Management and Technology. 2 (3) : 37-45.

Simanulang 2017.Fluktuasi asimetri dan abnormalitas pada ikan lele dumbo(Clarias sp.) yang berasal dari tiga daerah sentra budidaya di Pulau Jawa. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 5 hlm. Winastia, B. 2011. Analisa Asam Amino pada Enzim Bromelin dalam Buah Nanas (Ananas Comusus)

Menggunakan Spektrofotometer. Tugas Akhir. Program Studi Diploma III Teknik Kimia, Program Diploma, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang

Gambar

Tabel 1. Pengukuran Kualitas Air selama penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan terdapat perbedaan dan pengaruh penggunaan metode diskusi kelompok dan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa mata

1 Perbandingan antara kenyataan dan harapan (P &amp; E) dengan kesenian Tingkat perbandingan antara kenyataan dan harapan mengenai Kemenarikan kesenian yang dimiliki oleh

Karena probabilitas jauh lebih besar dari 0.05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan return on

Sawah luas, dengan genangan air tidak terlalu dalam tetap dapat dibayangkan bagaikan waduk tampungan air, yang memperlambat perjalanan air hujan lebat menjadi aliran di sungai

Bagi mencapai objektif 1, kajian ini menggunakan pendekatan pragmatik kerana permasalahan kajian yang wujud adalah berkenaan makna bahasa, manakala pendekatan analisis wacana

Beberapa perkara telah dapat dikesan dalam kajian ini, meliputi status penampilan sumber seni budaya Malaysia dalam internet yang muncul dalam laman web, blog, akhbar dan majalah

Dalam penelitian ini pengetahuan responden dihitung berdasarkan jumlah jawaban yang benar mereka dari pertanyaan mengenai persalinan dan penolong persalinan meliputi yang boleh

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah