• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

sedangkan untuk suhu udara pada waktu siang (24 – 30 °C) dan malam (16 - 22 °C) dan jenis tanah latosol (15%) dan andosol (85%) sangat cocok untuk produksi tanaman sayuran hortikultura, seperti sayur selada, bunga kol, lobak, buncis, sawi, pakcoy, wortel, kubis dll

Luas lahan untuk membudidayakan tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah 200 m2 dengan jenis tanah andosol. Tanah andosol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta sedikit silica, alumina atau hidroksida besi. Karakteristik tanah andosol biasanya lebih gembur berwarna coklat. Tanah andosol biasanya tidak akan menjadi lumpur ketika terkena air.

Tanah andosol biasanya tanah yang mudah ditanami oleh berbagai macam jenis sayuran. Tanah andosol terasa berminyak karena mengandung bahan organik antara 8% sampai 30% dengan pH 4,5 -6. Kapasitas tukar kation pada tanah andosol sekitar 20-30 me /100g. Kandungan C dan N tinggi tetapi rasio C/N rendah, kandungan kalium (K) sedang, kandungan fosfor (P) rendah, berat jenis kurang dari 0,85%, pada kapasitas lapang kelembaban tanah lebih 15%.

B. Teknik Budidaya Tanaman Pakchoy

Teknis budidaya tanaman pakcoy secara organik adalah sebagai berikut : 1. Pengadaan benih

Pengadaan benih untuk budidaya pakchoy menggunakan benih yang di dapatkan dari toko pertanian. Benih yang digunakan yaitu benih dengan merk Febiola sedangkan harga benih selada per pack adalah Rp 23.000,-. Benih yang dibutuhkan untuk melakukan penanaman pakchoy dengan luas lahan 200 m2 adalah 1 pack yang berisi kurang lebih 4000 benih pakchoy. Benih Febiola berwarna merah dengan ukuran benih

(2)

sangat kecil. Pemilihan benih yang digunakan untuk bahan tanam sangat penting dilakukan agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal.

Gambar 4.1 Benih Pakcoy Febiola 2. Persemaian

Persemaian merupakan media untuk kegiatan memproses benih atau bagian tanaman lain menjadi bibit siap tanam di lapangan. Benih yang berkualitas apabila diproses dengan teknik persemaian yang sesuai, akan menghasilkan bibit yang bagus dan unggul.

Tujuannya persemaian adalah untuk mengurangi kematian akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan, untuk melindungi tanaman dari cuaca atau gangguan tanaman lainya. Beberapa manfaat penyemaian benih adalah memudahkan penanaman dan perawatan benih.

Memberikan perlindungan terhadap benih dan bibit dari sinar matahari, hujan deras, angin kencang serta gangguan binatang. Membantu bibit tanaman tumbuh lebih sehat karena tersedianya tanah yang sehat dan unsur hara yang cukup

Proses persemaian memerlukan tempat dan perlakuan khusus yang berbeda dengan kondisi lapangan, maka dari itu diperlukan tempat penyemaian yang terpisah dengan areal tanam. Tempat penyemaian memerlukan naungan yang diberi atap dan terdapat atap yang miring, agar mendapatkan sinar matahari yang cukup sesuai kondisi tanaman yang masih rentan.

(3)

Gambar 4.2 Tempat Penyemaian

Media tanam yang digunakan untuk melakukan persemaian perlu mendapatkan perhatian agar akar pertanaman mudah tumbuh. Media tanam penyemaian harus terjamin dari segi ketersediaan nutrisi dan mempunyai struktur yang baik. Tingkat kelembaban media penyemaian juga harus dijaga, harus relatif lebih tinggi dari kelembaban lahan karena untuk suplai air yang digunakan pertumbuhan bibit.

Gambar 4.3 Pengayakan Tanah Gambar 4.4 Pupuk Bokashi

Gambar 4.5 Pembuatan Alur Media Tanam

Gambar 4.6 Penanaman Benih Pada Media Penyemaian

Media penyemaian yang digunakan adalah tanah yang sudah diayak dan pupuk organik yaitu pupuk bokashi yang berasal dari limbah padat kotoran sapi yang dicampur menjadi satu dengan perbandingan 2 : 1. Setelah itu, pada media dibuat alur lubang tanam memanjang secara rapi dengan jarak antar alur 5 cm. Kemudian, benih di tabur satu persatu dengan rapi sesuai dengan alur yang dibuat dan ditutup tipis dengan

(4)

tanah. Setiap dua hari sekali pada sore hari dilakukan penyiraman pada benih agar tingkat kelembaban terjaga.

Bibit sudah mulai berkecambah pada hari ketiga setelah penyemaian, kemudian bibit yang sudah cukup besar dilakukan penyapihan atau kegiatan pemindahan bibit kedalam polybag yang sudah berisi media dan ditaruh dikotak penyemaian. Bibit siap dipindah ke polybag setelah berumur 15 hari. Media polybag adalah tanah dan pupuk bokashi dengan perbandingan 2 : 1 dimana unsur hara pupuk sudah cukup untuk pertumbuhan sebelum tanam dilahan. Pemindahan bibit ke polybag harus hati-hati agar perakaran tidak rusak. Setiap dua hari sekali pada sore hari bibit dipolybag juga harus disiram agar tumbuh optimal.

3. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan merupakan kegiatan yang penting dilakukan sebelum lahan digunakan untuk melakukan penanaman. Pengolahan lahan bertujuan untuk menggemburkan tanah, membuang gas-gas beracun dalam tanah, membersihkan tanah dari gulma atau sisa tanaman yang dibudidayakan sebelumnya, membersihkan tanah dari batu atau benda-benda yang dapat menggangu pertumbuhan akar tanaman.

Jenis tanah andosol sebagai media pertumbuhan pembudidayaan sayuran. Tanah andosol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta sedikit silica, alumina atau hidroksida besi.

Karakteristik tanah andosol biasanya lebih gembur berwarna coklat.

Tanah andosol biasanya tidak akan menjadi lumpur ketika terkena air.

Tanah andosol biasanya tanah yang mudah ditanami oleh berbagai macam jenis sayuran. Tanah andosol terasa berminyak karena mengandung bahan organik antara 8% sampai 30% dengan pH 4,5 -6.

Kapasitas tukar kation pada tanah andosol sekitar 20-30 me /100g.Kandungan C dan N tinggi tetapi rasio C/N rendah, kandungan kalium (K) sedang, kandungan fosfor (P) rendah, berat jenis kurang dari 0,85%, pada kapasitas lapang kelembaban tanah lebih 15%.

(5)

Lahan sebelum diolah sebaiknya dilakukan sanitasi lahan. Sanitasi lahan bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma dan membersihkan lahan dari bebatuan. Pengolahan lahan dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan cangkul. Lahan sebelum digunakan untuk penanaman dilakukan penggemburan tanah. Cara penggemburan tanah dengan cara tanah yang berada dibagian atas dibenamkan dengan kedalaman 30 cm kemudian tanah yang berada di bagian bawah diletakkan diatas atau dengan membalik tanah, selain itu saat pengolahan lahan jika masih terdapat akar tanaman atau sisa gulma yang masih tertinggal sebaiknya gulma tersebut juga diambil.

Gambar 4.7 Penggemburan tanah 4. Pembuatan Bedengan

Lahan yang sudah gembur kemudian dibuat bedengan dapat dilihat pada gambar 8, dengan lebar bedengan 80 cm, panjang bedengan 10 m, kemudian untuk tinggi bedengan sekitar 30 cm, lebar selokan yang berada di samping kanan dan kiri bedengan sekitar 30 cm.

Gambar 4.8 Pembuatan bedengan

Pemberian pupuk bokashi dilakukan sebelum pembuatan bedengan.

Cara pengaplikasian pupuk bokashi dengan cara dengan cara penaburan

(6)

bokasi pada bedengan yang belum dibuat dengan dosis 7 kg/ bedengan yang dilakukan sebelum pembuatan bedengan cara penaburan dengan membuat alur pada tanah kemudian pupuk bokashi ditaburkan pada alur tersebut, setelah itu bokashi ditutupi tanah. Pemberian pupuk dengan metode ini pupuk yang diberikan merata ke seluruh bedengan. Pupuk bokashi sebanyak 7 kg sudah memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman selama pertumbuhan dilahan.

Gambar 4.9 Pemberian pupuk bokashi 5. Pemasangan Mulsa

Pemberian bokashi yang telah selesai dilanjutkan dengan pembuatan bedengan. Tanah yang sudah dibuat bedengan kemudian permukaan bedengan dirapikan atau diratakan kemudian melakukan pemasangan mulsa plastik hitam perak, dalam pemasangan mulsa plastik yang perlu di perhatikan adalah pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari karena pada siang hari terdapat terik matahari sehingga plastik yang dipasang mudah memuai dan terlihat lebih rapi.

Cara pemasangan mulsa dengan cara mulsa di hamparkan di atas bedengan kemudian pada pojok kanan dan kiri mulsa dijepit, setelah semua pojok terjepit dilanjutkan dengan menjepit sisi kanan dan kiri mulsa. Penjepit mulsa menggunakan sujen/ bambu kecil yang ditipiskan dan dipotong kecil dengan ukuran panjang sujen kurang lebih 25 cm.

(7)

Gambar 4.10 Merapikan bedengan Gambar 4.11 Pengikatan mulsa pada pojok mulsa

Gambar 4.12 Pengikatan mulsa bagian samping

Gambar 4.13 Sujen

Pemasangan mulsa plastik hitam perak bertujuan untuk mengurangi populasi gulma, warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menjadi hangat, akibatnya perkembangan akar akan optimal. Mulsa hitam perak tepat penggunaanya untuk budidaya pakchoy, selain itu juga ada mulsa jenis lain seperti bening, putih, perak, hitam, merah dan biru.

6. Pembuatan Lubang Tanam

Mulsa yang telah terpasang di seluruh bedengan kemudian dilanjutkan dengan melakukan pembuatan lubang mulsa menggunakan alat pelubang mulsa yang terbuat dari baja, didalam alat tersebut terdapat arang yang sebelumnya telah dinyalakan terlebih dahulu sehingga arang berubah menjadi bara api. Bara api berfungsi sebagai pemanas alat pelubang mulsa agar saat alat tersebut di gunakan plastik mulsa mudah

(8)

robek, setelah pembuatan lubang mulsa dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam biasanya menggunakan tugal dengan kedalaman 5-7 cm.

Gambar 4.14 Alat pelubang mulsa Gambar 4.15 Pengukuran jarak lubang tanam

Gambar 4.16 Pelubangan mulsa 7. Penanaman

Penanaman merupakan kegiatan pemindahan bibit dari persemaian ke lahan pertanaman. Penanaman selada menggunakan bibit dari hasil persemaian, bibit yang siap tanam mempunyai ciri-ciri yaitu, bibit sudah cukup umur bibit selada siap tanam berumur sekitar 30 hari, selain itu bibit mempunyai 3-5 helai daun, subur, terlihat segar dan tumbuh tegak.

Jarak tanam yang digunakan untuk melakukan penanaman pada budidaya tanaman selada adalah 20 cm x 20 cm. Hal lain yang perlu di perhatikan adalah bibit yang akan ditanam sebaiknya dilakukan penyiraman terlebih dahulu agar media tanam mudah dikeluarkan, media tanam tidak rusak dan perakaran tidak putus.

(9)

Bibit ditanam dalam lubang tanam yang telah dibuat, setiap lubang tanam diisi satu bibit, lalu ditutup kembali dengan tanah. Waktu penanaman yang baik sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-09.00 karena pada jam tersebut intensitas cahaya matahari masih rendah, sehingga kemungkinan benih untuk beradaptasi dan tumbuh akan lebih baik. Bibit yang ditanam lebih dari jam tersebut intensitas matahari akan tinggi sehingga penguapan tinggi dan suhu udara juga tinggi sehingga kemungkinan bibit untuk tumbuh rendah.

Gambar 4.17 Pelubangan media

tanam dengan tugal Gambar 4.18 Lubang tanam

Gambar 4.19 Bibit siap tanam Gambar 4.20 Penanaman 8. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman di lahan sangat penting dilakukan karena dengan pemeliharaan yang intensif, tanaman dapat berproduksi dengan baik. Pemeliharaan pada tanaman pakcoy antara lain :.

a. Penyiraman

Penyiraman atau irigasi adalah kegiatan memberi air sesuai kebutuhan tanaman pada area perakaran tanaman dengan air yang memenuhi standar pada waktu, cara, dan jumlah pemberian yang tepat. Tujuan penyiraman adalah untuk menjamin kebutuhan air oleh

(10)

tanaman sehingga pertumbuhan dan proses produksi berjalan optimal.

Air pada tanaman sangat penting untuk bahan dasar proses fotosintesis. Penyiraman pada tanaman pakcoy tidak dilakukan secara intensif karena pada saat pelaksanaan tugas akhir pada bulan maret sampai april masih musim hujan sehingga air sudah tersedia oleh hujan.

b. Penyulaman

Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau mati yang berada dilahan. Penyulaman dapat dilakukan 2 kali. Penyulaman pakcoy pertama kali dilakukan pada umur 5 hari setelah bibit di tanam dan penyulaman kedua dilakukan pada 10 hari setelah bibit ditanam. Bibit yang di sulam untuk budidaya pakcoy adalah bibit yang mati, dimakan hama dan faktor lainnya c. Pembumbunan

Pembumbunan merupakan kegiatan menimbum tanah yang berada disekitar batang tanaman, pembumbunan mempunyai tujuan agar tanaman tumbuh tegak. Tanah di sekitar tanaman seringkali terkikis oleh erosi air terutama air irigasi maupun air hujan sehingga tanah yang ada di sekitar tanaman tidak mampu lagi menopang tegaknya tanaman. Selain itu, pembumbunan juga diperlukan karena volume dan ukuran tanaman akan bertambah seiring dengan pertumbuhannya.

Pembumbunan dapat dilakukan saat tanaman berumur sekitar 15 hari setelah tanam. Pembumbunan yang dilakukan dengan cara menggundukan tanah yang berada di dekat tanaman. Pembumbunan dapat dilakukan bersamaan dengan penyiangan karena pekerjaan pembumbunan dan penyiangan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan bersama-sama, ketika tanaman terkena air hujan maka tanaman perlu segera dibumbun.

(11)

d. Penyiangan

Penyiangan merupakan membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman budidaya, agar unsur hara dapat diserap oleh tanaman budidaya secara optimal. Selain itu penyiangan juga untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang mana gulma menjadi sarang dan tempat berkembangnya hama dan penyakit, sekaligus untuk memutus daur hidup dari hama dan penyakit. Gulma yang berada disekitar tanaman pakcoy seperti rumput teki, bandotan dan alang-alang dihilangkan dengan cara mencabutnya. Alat yang digunakan untuk penyiangan seperti sabit dan cangkul.

Gambar 4.21 Penyiangan Gambar 4.22 Tanaman telah disiangi

Penyiangan pakcoy dilakukan pada saat tanaman umur 15 hari dan penyiangan selanjutnya menyesuaikan gulma yang ada. Hal ini sedikit berbeda dengan teori yang dikatakan Wahyudi (2010), Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma di sekitar tanaman maupun di selokan. Kehadiran gulma dapat menurunkan produksi tanaman. Selain itu juga menjadi tempat berkembang hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Alat yang digunakan dalam penyiangan dapat berupa cangkul kecil atau sabit. Caranya dengan dicangkul untuk mencabut gulma atau langsung dicabut dengan tangan.

e. Pemupukan

Pemupukan merupakan hal yang penting dilakukan dalam budidaya tanaman. Pemupukan bertujuan mengganti unsur hara yang hilang dan menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan

(12)

tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman.

Pemupukan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Pemupukan dapat dimulai ketika tanaman berumur 15 hari setelah bibit ditanam. Pemupukan dapat dilakukan selama satu minggu sekali hingga 10 hari sebelum pakcoy di panen. Pemupukan sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat. Waktu pemupukan antara jam 06.00 sampai jam 09.00 pagi atau pada jam 15.00 sampai jam 17.00.

Pada jam tersebut intensitas cahaya matahari rendah, sehingga penguapan pupuk dapat dihindari, untuk pupuk daun harus diberikan pada pagi atau sore hari. Hal ini karena pada waktu pagi dan sore hari stomata membuka, sehingga pupuk akan langsung terserap oleh daun.

Akan tetapi, stomata pada siang hari menutup sehingga apabila dilakukan pemupukan tidak akan efektif.

Gambar 4.23 Pemupukan menggunakan sprayer

Gambar 4.24. Bio Urine

Pemupukan tanaman dilakukan dengan menggunakan pupuk organik cair bio urine sapi. Konsentrasi pemberian pupuk bio urine 100 ml bio urine sapi dilarutkan dalam 14 liter air untuk lahan seluas 20?? atau 2 bedengan dengan menggunakan sprayer. Pemberian pupuk dengan pengocoran dengan dosis 1 tanaman adalah 200 ml atau satu gelas kecil berisi penuh pupuk sehingga 14 liter untuk 70 tanaman.

f. Pengendalian Hama dan Penyakit 1) Ulat Grayak ( Spodoptera exigua)

Spodoptera exigua berwarna hijau sampai hijau tua dengan panjang sekitar 15-25 mm. menyerang tanaman dengan cara memakandaun hingga berlubang-lubang terutama pada daun

(13)

muda. Pencegahan dengan melakukan sanitasi dengan baik, memasang perangkap kupu-kupu dengan lem yang mengandung hormone seks pemanggil kupu-kupu. Pemberantasan dengan diambil langsung dan dibunuh atau menggunakan insektisida (Wahyudi, 2010).

Gambar 25. Ulat Grayak 2) Ulat bulu

Gambar 4.26 Ulat bulu dan pakcoy yang dimakan ulat Ulat bulu L. marginata berwarna coklat debu, kapsul kepala berwarna putih dengan pola tak beraturan berwarna coklat kemerah-merahan, terdapat setae berwarna putih dan stemmata berwarna hitam. Pada bagian protoraks terdapat beberapa helai rambut panjang berwarna hitam, setiap ruas tubuhnya terdapat verruca berwarna biru agak menyala berbentuk elips pada bagian protoraks dan bulat pada bagian ruas tubuh yang lain, serta verruca berwarna biru tersebut ditumbuhi setae berwarna hitam.

Pada dua ruas bagian ventral toraks berwarna hitam dan pada ruas abdomen ke 4-5 terdapat tanda yang berwarna putih berbentuk

(14)

menyerupai bentuk berlian pada saat larva dewasa akan berwarna abu-abu (Suputa 2011).

3) Siput

Siput Agriolimax sp merupakan hewan dengan warna kulit cokelat dengan tubuh lunak, bergerak sangat lambat. Siput menyerang tanaman pada malam hari. Gejala pada pakcoy yang diserang siput daunnya banyak yang berlubang tetapi tidak merata. Sering dijumpai alur bekas lendir pada tanaman atau sekitarnya (Haryanto, 2007).

9. Panen

Panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Panen pada tanaman pakcoy hampir sama dengan tanaman sayuran lainnya.

Pemanenan pakcoy dengan cara memotong tanaman pakcoy dari batangnya atau dicabut kemudian dipotong. Pakcoy yang siap dipanen pada memiliki umur tanam kurang lebih 30 hari setelah ditanam dalam lahan. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk pemanenan antara lain dari umur tanam, ukuran, warna batang pakcoy tersebut.

Gambar 4.27 Panen

Umur panen pada tanaman pakcoy yang baik sekitar 30 hari setelah penanaman bibit ke lahan pertanaman. Ukuran pakcoy yang sudah siap dipanen memiliki bentuk yaitu ukuran sudah besar dengan diameter kurang lebih 7 cm. Pakcoy yang siap panen biasanya daunnya lebar dan lebih hijau tetapi batangnya lebih putih daripada yang belum siap panen.

(15)

Setiap tanaman pakcoy yang bagus biasanya menghasilkan satu batang yang besar. Berat panen rata-rata satu batang yang dihasilkan adalah berkisar 0,2-0,3 kg sedangkan ukuran yang paling berat yang dihasilkan adalah berkisar antara 0,4 kg. Pakcoy jika dipanen lebih lama maka daunnya menguning dan rontok dan tersisa daun yang muncul di titik tumbuh dengan ukuran lebih kecil serta berbunga. Bunga merusak tampilan pakcoy sehingga tidak layak jual. Pemanenan tepat waktu dilakukan untuk menghindarkan pakcoy dari daun rontok dan munculnya bunga..

Pemanenan pakcoy sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari ketika terik matahari tidak terlalu tinggi. Pemanenan dilakukan pada pagi hari atau sore hari bertujuan agar mengurangi penguapan pada produk sayuran tersebut sehingga tidak mudah layu karena suhu udara pada pagi atau sore hari tidak terlalu tinggi. Pakcoy yang sudah layu terlihat menjadi tidak segar dan cenderung mengkerut karena banyak kehilangan air akibat penguapan.

10. Penangganan Pasca Panen

a. Pemotongan dan Pembersihan

Gambar 4.28 Pemotongan pangkal batang

Gambar 4.29 Penghilangan daun tua

Penanganan pasca panen pada pakcoy adalah dilakukannya pemotongan pada batang sayuran pakcoy dengan menghilangkan bagian pakcoy yang tidak diperlukan seperti daun tua, batang bawah dan akar jika pemanenan dengan dicabut. Pemotongan batang dilakukan sampai menyisakan batang sampai pangkal. Pemangkasan

(16)

daun tua dilakukan agar efisien tempat karena daun yang tua lebih melebar kesamping tidak lagi tegak sehingga memerlukan tempat yang lebih, kandungan gizi daun tua juga sudah berkurang sehingga tidak diperlukan lagi serta tampilannya agar terlihat segar.

Pemangkasan juga bertujuan agar menghilangkan kotoran yang masih menempel pada permukaan pakcoy sehingga terlihat lebih bersih.

b. Pemasaran

Pakcoy dimasukkan kedalam kantong plastik besar dengan ditata rapi kemudian ditimbang menggunakan timbangan untuk mngetahui beratnya. Kemudian diambil oleh supplier yang selanjutnya supplier menjual pakcoy tersebut ke rumah makan, supermarket, dan lain-lain. Wadah pengangkutan yang paling bagus menggunakan wadah keranjang namun pengangkutan menggunakan kendaraan sepeda motor sehingga kesulitan jika menggukana keranjang besar maka menggunakan tas plastik besar agar memudahkan membawanya.

Gambar 4.30 Penimbangan

(17)

C. Analisis Usaha Tani Pakcoy

Analisa usaha tani yang digunakan untuk pembudidayaan pakcoy dengan perhitungan setiap 200m2

1. Biaya Tetap

Tabel 4.1. Biaya Tetap Untuk Budidaya pakcoy

No Keterangan Volume Satuan

Harga Satuan

(Rp)

Jumlah Harga

(Rp)

Umur Ekonomis

(Bulan)

Biaya Penyusutan

Setiap Panen / 2

Bulan (Rp)

1 Sewa Tanah 200 m2 Meter 150.000 2 150.000

2 Penyusutan Peralatan :

a. Cangkul 1 Buah 300.000 300.000 60 10.000

b. Sprayer 1 Buah 750.000 750.000 60 25.000

c. Gembor 1 Buah 30.000 30.000 36 1.700

d. Pisau 1 Buah 15.000 15.000 12 2.500

e. Tas Plastik 30 Buah 1000 30.000 - 30.000

f. Ember 1 Buah 15.000 15.000 24 1.250

g. Alat Pelubang Mulsa

1 Buah 30.000 30.000 36 1.700

h. Sujen 1 Batang 2.000 2.000 2 2.000

i. Mulsa 5,7 Kg 32.000 181.500 12 30.250

TOTAL BIAYA TETAP 254.400

Sumber : Data Primer

(18)

2. Biaya Variabel

Tabel 4.2. Biaya Variabel untuk Budidaya pakcoy per 200 m2 No Keterangan Volume Satuan

Harga Satuan (Rp)

Jumlah Harga (Rp)

1 Benih 1 Pack 23.000 23.000

.2 Pemupukan

a. Bio urine 2 Liter 7.000 14.000

b. Bokasi 100 Kg 600 60.000

3 Arang 1 Bks 2.000 2.000

4 Pestisida Organik

a. Biveria 1 Liter 15.000 15.000

5 Tenaga Kerja a. Pengolahan

Lahan 5 HOK 30.000 150.000

b. Pembuatan Bedengan, Pemberian Pupuk dan Pemberian Mulsa

2,5 HOK 30.000 75.000

c. Penaburan

Benih 0,5 HOK 30.000 15.000

d. Penanaman 1 HOK 30.000 30.000

e. Penyemprotan pestisida organik biveria

0,5 HOK 30.000 15.000

f. Penyemprotan pupuk organik bio urine

1 HOK 30.000 30.000

g. Pemanenan 4 HOK 30.000 120.000

TOTAL BIAYA VARIABEL 549.000

Sumber : Data Primer 3. Analisis Rugi Laba

Tabel 4.3. Analisis Rugi Laba untuk Budidaya pakcoy

Jenis Biaya Jumlah

Biaya Tetap Rp 254.400

Biaya Variabel Rp 549.000

Hasil Penjualan Rp 1.580.000

Total Pendapatan (Hasil Penjualan – Biaya Produksi ) Rp 776.600 Sumber : Data Primer

(19)

4. Analisis Perhitungan

a. Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp254.400+ Rp 549.000

= Rp 803.400

b. Penerimaan = Harga / kg x Produki selada per 200m2

= Rp 5.000 x 316 kg

= Rp 1.580.000

c. Pendapatan = Penerimaan – Total Biaya

= Rp 1.580.000 – 803.400

= Rp 776.600 d. R/C Ratio = ??????? ???

??????????

= ?????????

???????

= 1,96(R/C Ratio >1 = layak) e. BEP Produksi = ??????????

?????????

= ???????

?????

= 160,68 kg

Artinya pengusaha perlu menjual 160,68 kg pakcoy agar terjadi break event point. Pada penjualan selada 162 kg , maka pengusaha mulai mendapatkan keuntungan

f. BEP Harga = ??????????

?????????????

= ???????

???

= Rp 2.542,-

Artinya pengusaha akan mengalami Break Event Point Harga ketika penjualan pakcoy serendah mungkin dengan harga Rp 2.542/kg

Gambar

Gambar 4.2 Tempat Penyemaian
Gambar 4.8 Pembuatan bedengan
Gambar 4.10 Merapikan bedengan Gambar 4.11 Pengikatan mulsa  pada pojok  mulsa
Gambar 25. Ulat Grayak 2) Ulat bulu
+4

Referensi

Dokumen terkait

Terhitung mulai tanggal 22 Oktober 2017 mengangkat Saudara-saudara yang namanya disebut dalam Daftar Lampiran II Surat Keputusan ini selaku Diaken dan Penatua/Anggota

Berdasarkan jenis datanya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif.Menurut Sugiyono, penilitian adalah analisis yang bersifat eksploratif bertujuan menggambarkan

Kepada para remaja yang memanfaatkan jejaring sosial sebagai e- pengecer diharapkan untuk lebih bijaksana dalam pemanfaatkan teknologi komunikasi yang terus

Perhitungan jumlah stage (Top down ) dimulai menggunakan GOA dan kurva keseimbangan sampai titik potong GOA dan garis q. Dari titik potong ini, perhitungan jumlah stage

Untuk meningkatkan kualitas dari kinerja pelayanan publik dalam melakukan tugas dan fungsinya diperlukan adanya indikator kinerja pelayanan publik berdasarkan pedoman umum

- Kasus 1: Hasil Kajian Bapepam-LK Tahun 2006 Tentang Penerapan Prinsip-Prinsip OECD 2004 dalam Peraturan Bapepam dan tahun 2010 tentang Pedoman Good Corporate Governance

Land clearing, pembersihan lahan, penanaman bibit unggul, pemupukan dan pemeliharaan selama 5 tahun pertama selama masa sebelum panen sampai panen dan seterusnya menjadi

Pada pengujian dapat diketahui semua data valid dan sangat konsisten sehingga layak dalam melakukan penelitian Dari pengujian diatas dapat diketahui bahwasannya setiap data