• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBENTUK PENGENDALIAN DIRI ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBENTUK PENGENDALIAN DIRI ANAK"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

POLA ASUH ORANG TUA

DALAM MEMBENTUK PENGENDALIAN DIRI ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif pada Orang Tua Berprofesi Guru Agama

Di DesaTanjungsari, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebume n)

SKRIPSI

Oleh:

DWI ROVITASARI NPM: 20120720017

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016

(2)

i

POLA ASUH ORANG TUA

DALAM MEMBENTUK PENGENDALIAN DIRI ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif pada Orang Tua Berprofesi Guru Agama

Di DesaTanjungsari,Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebume n)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) strata satu

pada Prodi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Oleh:

DWI ROVITASARI NPM: 20120720017

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Dwi Rovitasari

NIM : 20120720017

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBENTUK PENGENDALIAN DIRI ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif pada OrangTua Berprofesi Guru Agama di Desa Tanjungsari)” ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkanoleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 13 April 2016

Dwi Rovitasari 20120720017

(6)

v MOTTO

َما َنْيِذَّلااَهُّيَااَي ُق ا ْوُن

ُقَو اًراَن ْمُكْيِلْهَاَو ْمُكَسُفْنَا ا ْو لااَهُد ْو

َةَراَجِحْلاَو َساَّن

اَهْيَلَع ٌةَكِئلَم َم َالله َن ْوُصْعَي َلٌَداَدِش ٌظ َلَِغ اَم َن ْوُلَعْفَيَو ْمُهَرَمَاا

ن ْوُرَم ْؤ ُي

"Hai orang – orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,

dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan. "

(QS. At Tahriim/66 : 6)

(Departemen Agama RepublikIndonesia, 2002: 561)

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin…

Dengan kerendahan dan ketulusan hati Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Ibundaku tercinta(Sri Ratnawati)yang menjadi tauladan bagiku, selalu menjadi penyemangatku, memberi dukunganserta mendo’akan di setiap langkahku.

Ayahanda tercinta(Riyanto) yang telah memberikan segalanya untukku dan berjuang untuk menjalankan amanahnya sebagai seorang Ayah.

Kakak tercinta (FitriRiyananingrumdanMisman) yang tiada lelah memberi dukungan, pengertian, serta perhatian yang luar biasa.

Keponakankutersayang (ArkaregaFebriansyah) yang selalu menjadi penyemangatku dan menghibur hari-hariku.

Serta saudara-saudaraku, terimakasih saya ucapkan atas segala do’a dandukungan yang telah diberikan selama ini.

(8)

vii

KATA PENGANTAR

يمحّرلا نحمّرلا لله مسب

Syukur alhamdulillahpenulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, nikmat serta pertolongan-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan teladan hidup yang baik kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “POLA ASUHORANG TUA DALAM MEMBENTUK PENGENDALIAN DIRI ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif pada Orang Tua Berprofesi Guru Agama di Desa Tanjungsari)”. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Proses penulisan sampai dengan terselesaikannya skripsi ini, tentunya banyak sekali pihak yang berkontribusi didalamnya. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak diantaranya :

1. Prof Dr. Bambang Cipto, MA selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Dr. Mahli Zainudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Dr. H. Abdul Madjid, M.Ag selaku ketua Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis.

(9)

viii

4. Bapak NurwantoS.Ag., M.A., M.Ed.selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan, kritik, saran, ilmu serta dukungan perhatian sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. Segenapkeluarga yang

dengansukarelaberpartisipasidanmenjadibagiandalampenelitianini,sehinggape nelitianinidapatdilakukandandiselesaikandenganbaik.

Harapan dan iringan do’a penulis panjatkan semoga Allah SWT meridhoi dan membalas amal baik dan kemuliaan yang berlipat. Besar harapan penulis semoga karya ini dapat bermanfaat baik bagi penulis, peneliti dan siapa pun yang membacanya. Albirru manittaqa, fastabiqul khairat.

Yogyakarta, 13 April 2016 Penulis

DwiRovitasari

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...i

HALAMAN JUDUL... ii

NOTA DINAS... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...iv

HALAMAN PERNYATAAN ...v

MOTTO...vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ... xiii

ABSTRAK ...xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tujuan Penelitian...8

D. Kegunaan Penelitian...8

E. Sistematika Pembahasan ...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka ...11

(11)

x B. Kerangka Teori

1. Pengertian dan Peran Orang Tua...14

2. PolaAsuh Orang Tua ...15

a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua ...15

b. Dasar Pengasuhan...18

c. BentukPola Asuh ...19

3. Pengendalian Diri a. Pengertian Pengendalian Diri ...25

b. Sumber Pengendalian Diri...26

c. Tahap – Tahap Perkembangan Pengendalian Diri ...27

d. Fungsi Pengendalian Diri ...29

e. FaktorKrisis Moral dan Kontrol Diri Serta Cara Penanganannya ...30

f. Upaya – Upaya Membangun Kontrol Diri ...32

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ...34

B. Pendekatan ...34

C. Subjek Penelitian ...35

D. Teknik Pengumpulan Data ...36

E. Teknik Analisis Data ...38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi...40

(12)

xi

B. Data Keluarga Informan ...41 C. Hasil Penelitian ...43 D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. PolaAsuh Orang Tua dalam Membentuk pengendalian Diri

Anak ...61 2. Upaya – Upaya Orang Tua dalam Membentuk Pengendalian Diri Anak ...77 3. Kendala Orang Tua ...83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...87 B. Saran ...88

DAFTAR PUSTAKA ...89 LAMPIRAN

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel2.1 PolaAsuh Dan Dampak ...22

Tabel 4.1 Data Orang Tua ...42

Tabel 4.2 Data Anak...42

Tabel 4.3 Jadwal PelaksanaanWawancara ...43

Tabel 4.4 Data Riwayat PendidikanAnak ...82

(14)

xiii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pola asuh orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak, (2) mengetahui upaya yang dilakukan orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak dan (3) mengetahui kendala orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah di DesaTanjungsari, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah keluarga dengan orang tua berprofesi sebagai guru agama. Analisis data menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan.

Secara ringkas, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua menerapkan pola asuh otoritatif dalam membentuk pengendalian diri anak.Orang tua melakukan upaya untuk mengendalikan diri dengan bertindak sebagai model, memberi pendidikan agama dan akhlak yang baik serta memantau dan mengontrol perilaku anak. Adapun kendala yang dialami orang tua ialah waktu dan ketidakmampuannya dalam mengaplikasikan internet.

Kata Kunci: Pola Asuh Orang Tua Berprofesi Guru Agama, Pengendalian Diri

(15)

xiv ABSTRACT

The research aimed at finding out (1) the parenting way in shaping s elf- control of children, (2) the effort done by parents in shaping self-control of the children and (3) the obstacles of the parents in shaping self-control of the children.

The research was descriptive qualitative in nature. The location of the research was in Tanjungsari Village, Petanahan Sub-District, Kebumen Regency.

The data collecting technique use was observation, interview, and documentation.

The subject of research was families with parents working as teachers of religion subject. The data used data analysis technique of Miles and Huberman, i.e. data reduction, presentation, and conclusion.

In short, the result of research showed that the parents implemented authoritative parenting way in shaping self-control of the children. The parents tried to manage self-control by being role model, giving religion education and good morality, supervising, and controlling the behavior of the children.

Meanwhile, the obstacles faced by parents were time and their inability to use internet service.

Keywords: Parenting Way of the Parents Working as Teachers of Religion Subject,Self-Control

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhir –akhir ini, berbagai fenomena perilaku negatif sering terlihat dalam kehidupan sehari – hari. Berbagai kasus seperti kekerasan seksual, penyalahgunaan narkoba, pembunuhan sering dijumpai melalui media televisi, surat kabar maupun internet. Kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat kasus – kasus tersebut tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa melainkan dilakukan juga oleh pelajar yang tidak lain merupakan generasi penerus bangsa.

Pada dasarnya, para remaja mampu menilai antara tindakan yang benar dan yang salah. Perilaku menyimpang yang ditampilkan oleh banyak remaja bukan dikarenakan ketidakpahaman mereka melainkan karena ketidakmampuan mereka untuk berkomitmen dengan apa yang mereka pahami. Banyak remaja menyadari dan memahami betul tentang tindakan atau perilaku yang salah. Akan tetapi mereka tidak mampu untuk mengendalikan diri saat muncul dorongan negatif dalam dirinya sehingga terjadilah tindakan yang tidak benar. Untuk itu pengendalian diri menjadi penting untuk diajarkan kepada anak – anak.

Pengendalian diri merupakan suatu kemampuan yang penting untuk dimiliki setiap orang. Pengendalian diri merupakan kemampuan individu untuk mengarahkan tingkah lakunya sendiri dan kemampuan untuk menekan atau menghambat dorongan yang ada. Pengendalian diri akan memberi

(17)

kemampuan pada anak untuk mengatakan “tidak” kepada hal – hal yang bersifat negatif, sehingga dapat melakukan hal yang bernar dan bermoral.

Tanpa kemampuan pengendalian diri yang baik, remaja akan mengalami kesulitan untuk bertahan dari segala godaan maupun pengaruh negatif dari dunia luar. Pengendalian diri ini akan meningkatkan kecerdasan moral sehingga remaja mampu mengarahkan dirinya kepada tingkah laku yang baik dan bermoral.

Pengendalian diri adalah menetapkan batasan bagi diri sendiri, menolak keinginan yang salah dan melakukan hal yang benar (Senjaya, 2011:

168).Gunarsa (2002: 75) menyebutkan bahwa pikiran dan kelakuan bermoral membutuhkan pengendalian diri. Pernyataan Gunarsa tersebut telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Iga Serpianing Aroma dan Dewi Retno Suminar pada tahun 2012 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kontrol diri semakin rendah kecenderungan perilaku kenakalan dan sebaliknya.Tanpa pengendalian diri, sulit bagi seseorang untuk mempertahankan segala tindakan dan perilakunya untuk tetap berada pada jalur koridor yang patut dan norma yang berlaku. Orang yang tidak memiliki kemampuan mengendalikan diri memiliki kecenderungan bersikap agresif, sulit mengendalikan amarah, bertindak kasar, kehilangan kendali diri yang dapat berujung kepada tindakan yang menyimpang. Orang yang tidak memiliki kemampuan pengendalian diri cenderung memiliki masalah dalam pengelolaan emosi yang dapat berpengaruh terhadap keadaan psikisnya sehingga lebih mudah mengalami stres dan depresi.

(18)

Pengendalian diri bukanlah sesuatu yang dimiliki seorang anak secara genetis atau bawaan. Sebagian besar kemampuan mengendalikan diri diperoleh dengan dipelajari selama proses kehidupan. Dalam keluarga, orang tua adalah orang dewasa pertama yang bertanggung jawab mengasuh dan mendidik anak. Peran orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak sangat penting untuk pembentukan dan pengembangan kepribadian anak. Dalam kehidupan orang tua memiliki peran yang besar. George (2006: 26), memandang bahwa:

Peran fungsi utama orang tua adalah mengelola keluarga dalam berbagai dimensi kehidupan, memelihara, mempedulikan, mendisiplinkan dan memberi tanggung jawab serta tugas kepada anak sesuai dengan perkembangan usianya.

Peran orang tua yang baik ialah peran yang dijalankan berdasarkan pada kesadaran pengasuhan. Lestari (2013: 39), menuturkan bahwa:

Kesadaran pengasuhan yaitu kesadaran bahwa pengasuhan anak merupakan sarana untuk mengoptimalkan potensi anak, mengarahkan anak mengarahkan anak pada pencapaian kesejahteraan, dan membantu anak dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannyadalam setiap tahap kehidupannya.

Namun pada realitanya sampai saat ini masih ada orang yang menjalani peran orang tua tanpa kesadaran pengasuhan. Menjadi orang tua dijalani secara alamiah, sebagai konsekuensi dari pernikahan. Kehadiran anak hanya menjadi tanda kesempurnaan perkawinan dan semakin sempurnanya kebahagiaan perkawinan tersebut. Pada akhirnya dijalankannya peran orang tua tanpa kesadaran pengasuhan mengakibatkan tanggung jawab pengasuhan

(19)

tersebut diwujudkan dalam bentuk otoritas penuh terhadap anak sehingga pengasuhan tidak memberikan dampak positif bagi anak.

Pendidikan bagi seorang anak merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk masadepan. Pendidikan pertama yang diperoleh anak diawal kehidupanya berasal dari keluarga khususnya orangtua. Pendidikan yang diberikan orang tua terdapat dalam pola asuh, sikap atau tingkah laku yang ditampilkan oleh orang tua terhadap anakdalam kehidupan sehari-hari. Orang tua diharapkan mampu menerapkan pola asuhyang bisa mengembangkan segala aspek perkembangan anak baik intelektual, emosional maupun spiritual.

Keluarga terutama orang tua memainkan peran penting bagi segala aspek perkembangan anak termasuk pengendalian diri anak. Dalam hal ini, orang tua dapat melatih dan mengajarkan pengendalian diri kepada anak – anaknya sesuai dengan perkembangan usianya. Orang tua memegang peranan penting dalam mengembangkan kemampuan pengendalian diri anak. Salah satu faktor yang memiliki peranan besar dalam pembentukan pengendalian diri anak ialah pola asuh orang tua.

Pola asuh memiliki peranan penting dalam membentuk kemampuan pengendalian diri pada anak. Kohn dalam Habibi (2015: 81) menyatakan bahwa ‘pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak – anak yang meliputi cara memberikan aturan, hadiah atau hukuman dan cara orang tua menunjukkan otoritasnya serta memberikan perhatian dan

(20)

tanggapan pada anak’.Penelitian Berns pada tahun 2004 menunjukkan bahwa gaya pengasuhan memiliki dampak terhadap perilaku anak (Lestari, 2014:

40). Gaya yang diterapkan dalam pola asuh merupakan salah satu faktor dalam keluarga yang berpengaruh terhadap kehidupan anak. Oleh karena itu, orang tua diharapkan mampu menerapkan gaya pola asuh yang tepat sehinggadapat mengembangkan segala aspek perkembangan anak.

Menurut Baumrind dalam Santrock (2010 : 91) terdapat empat bentuk gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua yaitu authoritarian, authoritative , neglectful dan indulgent. Diantara empat bentuk gaya

pengasuhan tersebut gaya authoritative atau yang lebih dikenal dengan pola asuh demokratis merupakan yang paling baik dalam mengasuh anak. Gaya authoritative atau pola asuh demokratis ialah gaya atau pola asuh positif yang

mendorong anak untuk menjadi independen dengan tetap mengontrol tindakan anak, membimbing serta memberi arahan kepada anak. Menurut Habibi (2015: 82) dalam pola asuh yang demokratis, orang tua cenderung menganggap sederajat hak dan kewajiban anak dibanding dirinya. Pola asuh menempatkan musyawarah sebagai pilar dalam memecahkan berbagai persoalan anak, mendukung dengan penuh kesadaran dan berkomunikasi dengan baik. Pola asuh yang demikian ini mendorong anak untuk mandiri.

Anak akan merasa diakui keberadaannya, bahagia, mempunyai kontrol diri, rasa percaya dirinya terpupuk, mampu mengatasi stres maupun punya keinginan untuk berprestasi, mampu berkomunikasi baik dengan teman dan

(21)

orang dewasa, anak lebih kreatif, dan memiliki kemampuan problem solving yang baik. komunikasi lancar, tidak rendah diri dan berjiwa besar.

Pengendalian diri dapat berkembang dengan baik dalam pola asuh yang baik pula. Dari beberapa pendapat yang telah disebutkan sebe lumnya, pola asuh yang baik ialah pola asuh demokratis atau otoritatif. Namun, berdasarkan hasil pengamatan terhadap bentuk pola asuh yang diterapkan orang tua di desa Tanjungsari banyak ditemukan pola asuh yang kurang tepat seperti pola asuh yang permisif. Orang tua lebih menitik beratkan pemenuhan kebutuhan materi bagi anak dan kurang dalam hal pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani. Pola asuh yang diterapkan minim dengan penanaman nilai – nilai agama. Selain itu, orang tua kurang memperhatikan tingkah laku yang ditampilkan anak dan tidak menghiraukan setiap perilaku yang kurang baik dan bahkan menganggap perilaku tersebut adalah hal biasa di zaman sekarang.

Desa Tanjungsari merupakan desa yang dapat dikatakan memiliki lingkungan yang cukup baik. Keberadaan pondok dan Madrasah di Desa Tanjungsari tidak bisa dipungkiri juga telah memberikan nuansa keagamaan yang tinggi dalam kehidupan sehari – hari dengan kegiatan – kegiatan keagamaannya. Sebagian besar penduduk Desa Tanjungsari belajar di lembaga pendidikan Madrasah yang mengajarkan tentang adab atau akhlak yang baik. Idealnya, saat seorang anak telah mendapatkan pendidikan adab maupun akhlak yang baik mereka tidak akan begitu mudah untuk melakukan hal – hal yang tidak baik.Namun realitanya, para remaja tidak mampu

(22)

berkomitmen dengan apa yang telah mereka ketahui dan pelajari. Sampai saat ini peneliti masih menemukan banyak kasus yang menimpa kalangan remaja seperti dalam berakhlak yang berkaitan dengan adab kesopanan, banyak remaja ikut andil dalam menyemarakkan berbagai logat-logat yang tidak mendidik dan kurang sopan. Selain itu, cara berbusana yang ketat dan terbuka serta mengumbar aurat sepertinya telah menjadi hal yang lazim.

Beberapa realita kehidupan tersebut membuat peneliti merasa prihatin dan terpanggil untuk melakukan penelitian di Desa Tanjungsari untuk mengetahui bagaimana para orang tua mengatasi permasalahan tersebut melaluiperan mengasuh dan mendidik yang dijalankannya dalam keluarga.

peneliti ingin mengetahui apakah pola asuh yang diterapkan orang tua baik untuk perkembangan dan pembentukan kepribadian anak.Pada penelitian ini pembahasan peran orang tua dikaji melalui pola asuh dan upaya yang dilakukan oleh orang tua yang dibatasi pada pembentukan pengendalian diri anak. Peneliti tertarik untuk mendiskripsikan bagaimana pola asuh dan upaya orang tua tersebut secara apa adanya.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian kualitatif, perumusan masalah lebih ditekankan untuk mengungkap aspek kualitatif dalam masalah. Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pola asuh orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak?

(23)

2. Apa saja upaya yang dilakukan orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak?

3. Apa saja kendala orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji pola asuh orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak.

2. Mendiskripsikan upaya – upaya yang dilakukan orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak.

3. Mengkaji kendala orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak.

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis, sekurang –kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan keluarga.

2. Kegunaan Praktis

a. Memperkaya khasanah keilmuan terutama tentang bagaimana peranan orang tuan khususnya tentnag pola asuh orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak.

b. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti berdasarkan pengalaman dari apa yang ditemui di lapangan.

(24)

c. Dapat berguna sebagai masukan dan pertimbangan bagi orang tua dalam mengasuh anak.

d. Dapat digunakan sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kesadaran pengasuhan dan peran orang tua dalam membentuk membentuk pengendalian diri anak.

(25)

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kulitatif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi tentang pola asuh orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak pada orang tua yang berprofesi sebagi guru agama di desa Tanjungsari tahun 2016 dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua merupakan pola asuh otoritatif.

Orang tua memberi aturan yang rasional, penguatan yang konsisten dan perhatian maupun tanggapan yang tinggi kepada anak serta tidak menunjukkan otoritasnya dengan bersikap sebagai diktator.

2. Dalam pola asuh orang tua terdapat 3 bentuk upaya yang dilakukan untuk membentuk pengendalian diri anak yakni bertindak sebagai model pengendalian diri, memberi pendidikan agama yang baik serta memantau dan mengontrol perilaku anak.

3. Kesibukan dan ketidakmampuan orang tua dalam mengaplikasikan smartphone maupun internet merupakan 2 kendala terbesar orang tua dalam memenuhi tanggungjawab mengasuh dan mendidik anak khususnya dalam mengontrol perilaku anak.

(26)

90

B. Saran

Peneliti menemukan beberapa permasalahan orang tua dalam membentuk pengendalian diri anak. Untuk itu, peneliti mengajukan beberapa saran antara lain sebagai berikut:

1. Peran harus dijalankan secara seimbang oleh ayah dan ibu.

2. Kedekatan memang menjadi suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh orang tua dan anak. Akan tetapi, orang tua tetap harus menjaga kewibawaannya di hadapan anak.

3. Orang tua harus mampu bertindak tegas kepada anak. Pendidikan dengan lemah lembut dan kasih sayang memang memberikan dampak positif bagi anak, akan tetapi ada saatnya bagi orang tua untuk dapat bertindak secara tegas dalam mendidik dan mengasuh anak.

4. Untuk membentuk pengendalian diri anak, orang tua perlu menumbuhkan kesadaran anak tentang pentingnya pengendalian diri dengan menjelaskan pentingnya pengendalian diri dan membiasakan anak untuk berpikir sebelum bertindak.

5. Pemantauan dan pengontrolan terhadap jangan sebatas pada aktivitas yang nampak saja. Orang tua perlu belajar mengenai internet dan media sosial sehingga dapat memperluas pemantauan dan pengontrolan terhadap anak.

(27)

91

DAFTAR PUSTAKA

Aroma, Iga Serpianing dan Dewi Retno Suminar. 2012. Hubungan Antara Tingkat Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Perilaku Kenakalan. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Universitas Airlangga Surabaya.

Borba, Michele. 2008. Membangun Kecerdasan Moral. Gramedia Pustaka Utama.

Departemen Agama RI. 2002. Mushaf Al – Qur’an Terjemah. Jakarta: Al – Huda.

Ferry dan Makhfuldi. 2009. Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

George, Prasetya Tembong. 2006. Smart Parenting. Jakarta: Gramedia.

Gunarsa, Singgih D dan Yulia. 2002. Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman.

Jakarta: Gunung Mulia.

Gunarsa, Singgih D. 2004. Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi Anak. Penerbit: BPK Gunung Mulia.

Herlinawati. 2008. “Peranan Orang Tua Dalam Membentuk Kecerdasan Emosional Santri Di Pengajian Anak-Anak Nur Farhan”. Skripsi.

Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Lestari, Sri. 2014. Psikologi Keluarga. Jakarta: Prenadamedia Group.

Lickona, Thomas. 2013. Mendidik untuk Membentuk Karakter (Education for Character). Juma Abdu Wamaungo (penj.). Jakarta: Bumi Aksara.

Maurice, J. Elias, Steven E. Tobias dan Brians Frielander. 2002. Cara-Cara Efektif Mengasuh Anak Dengan EQ. Bandung: Kaifa.

(28)

92

Nogi S. Tangkilisan, Hessel. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT Gramedia.

Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan (Educational Pshycology). Tri Wibowo B.S (penj.). Jakarta: Kencana.

Senjaya, Pierre. 2011. Good Parents Bad Parents. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Valentina, Seira. 2009. “Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkan Religiusitas Anak”. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

McCullough, Michael E. and Brian L. B. Willoughby. “Religion, Self-Regulation, and Self-Control: Associations, Explanations, and Implications”.

Pshycological Bulletin. 2009. Tercantum dalam https://www.researchgate.net/profile/Michael_Mccullough2/publication/24 001207_Religion_Self-Regulation_and_Self-

Control_Associations_Explanations_and_Implications/links/00463525bc6 0172b69000000.pdf

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di Asia termasuk di Indonesia Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada

Tilaar, 1997 (Sambeta, 2010) mengemukakan bahwa pendidikan pada saat ini dihadapkan pada tuntutan tujuan yang semakin canggih, semakin meningkat baik ragam, lebih-lebih

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hidayati (2013) yang mengungkapkan bahwa brand image berpengaruh signifikan terhadap minat beli dan

“ Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi umat manusia, (kerana) kamu menyuruh melakukan perkara yang ma’ruf dan mencegah daripada perkara yang mungkar” 8..

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada siswa kelas 4-6 Sekolah Dasar Katolik Santo Xaverius

menunjukkan ada hubungan pajanan pestisida dengan kejadian dislipidemi pada wanita usia subur di Desa Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang, secara rinci hasil uji

kembali ke bentuk semula ( irreversible). Hasil pertumbuhan 19 genotipe gandum menunjuk- kan perbedaan pada beberapa genotipe. Hal ini tampak jelas pada parameter umur berbunga,

Fungsi dari aplikasi ini adalah untuk memasukan data barang masuk dan data barang keluar , pada aplikasi ini proses penginputan data barang dilakukan dengan cara memasukan