• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KERETA API SEBAGAI ANGKUTAN PENUMPANG DI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN KERETA API SEBAGAI ANGKUTAN PENUMPANG DI SUMATERA UTARA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KERETA API SEBAGAI ANGKUTAN PENUMPANG DI SUMATERA UTARA

Novrial*), N. Vinky Rahman**), Yusbar***)

*)Staf Pengajar Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik USU

**) Staf Pengajar Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik USU

***)Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan ITM Abstrak

Pengembangan kereta api ditujukan agar tersedianya transportasi yang handal, aman berkemampuan tinggi, murah, tertib, lancar, cepat, nyaman dan efisien serta mendukung konsepsi pembangunan sosial dan ekonomi wilayah. Angkutan kereta api penumpang merupakan salah satu sarana transportasi darat yang menghubungkan antardaerah di Sumatera Utara. Penduduk sebagai konsumen pengguna jasa transportasi merupakan salah satu faktor penentu di dalam perencanaan sistem transportasi. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar permintaan akan jasa angkutan kereta api penumpang pada masa yang akan datang. Dengan rata–rata pertumbuhan penumpang sebesar 7,28% per tahun, maka pada masa yang akan datang jumlah penumpang meningkat. Bila ditinjau dari pertumbuhan penumpang maka diperlukan pengembangan dan rehabilitasi dari lokomotif dan gerbong serta sarana dan prasarana penunjang lainnya agar dapat mengoptimalkan kapasitas dan inovasi pelayanan penumpang.

Kata-kata kunci: Kereta api, Transportasi, Lokomotif, Gerbong, Angkutan, Penumpang

1. Pendahuluan

Kereta api yang pertama sekali dioperasikan di Inggris pada tahun 1803, ditemukan oleh Trecithick. Pada tahun 1829 lokomotif diperkenalkan oleh Stevenson dengan daya angkut lebih besar yang diberi nama Rocket. Dengan kemajuan dalam bidang teknologi, lokomotif digerakan dengan tenaga diesel dan listrik.

Lokomotif dirangkai dengan gerbong/kereta yang digunakan sebagai alat dalam pemenuhan kebutuhan transportasi penumpang dan barang.

Negara-negara maju di bidang industri seperti Perancis, Jerman, Kanada, Jepang dan Rusia merupakan negara yang banyak memberikan sumbangan pada kemajuan di bidang perkeretaapian. Di Sumatera Utara jalan kereta api untuk pertama kali dibangun oleh perusahaan swasta pada tahun 1883 yang menghubungkan Medan ke Labuhan (menuju Belawan) sepanjang 17 km. Pembangunan lintasan dilakukan secara bertahap dan dioperasikan pertama sekali pada tanggal 25 juli 1886. Kemudian menyusul pembangunan jaringan-jaringan jalur kereta api lainnya dan terakhir dioperasikan sampai ke Rantau Prapat pada tanggal 19 Agustus 1937, sehingga terciptalah suatu jaringan jalan kereta api di Sumatera Utara sepanjang 553,54 km. Jaringan kereta api ini dimiliki dan dioperasikan oleh NV.

DSM (NV. Deli Spoorweg Maatchappij), suatu perusahaan Belanda dan baru dinasionalisasikan pada tahun 1958 menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Tujuan utama pembangunan jaringan kereta api di wilayah Sumatera Utara pada

mulanya adalah untuk mengangkut hasil perkebunan di daerah sepanjang pantai Timur Sumatera menuju Pelabuhan Belawan sehingga mempunyai ciri – ciri sebagai berikut

- Desain jalan rel sederhana karena kecepatan operasinya hanya 45 km/jam

- Stasiun–stasiun umumnya melayani kereta api barang sehingga fasilitas–fasilitas untuk angkutan penumpang yang harus memenuhi syarat tidak terpenuhi.

Pada tanggal 1 Oktober 1990 Pemerintah mengukuhkan status PJKA menjadi Perumka dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.

57/1990, yakni dari perusahaan jawatan menjadi Perusahahaan Umum Kereta Api (Perumka) sehingga pengelolaan perusahaan tidak lagi dilakukan secara birokrasi jawatan melainkan diarahkan untuk meningkatkan perolehan pendapatan.

Dari era Perumka sampai pada tahun 1996, Perumka semakin berkembang di berbagai aspek, antara lain pertumbuhan jumlah lokomotif rata–rata 5% per tahun, sedang aspek pertumbuhan produksi dalam satuan KA/Km, baik untuk angkutan penumpang maupun angkutan barang adalah cukup positif, di mana mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5% per tahun yaitu untuk angkutan penumpang 7% per tahun dan produksi barang sebesar 2% per tahun. Sejak tahun 1998 sampai saat ini Perumka statusnya berubah lagi menjadi PT.

KAI (PT. Kereta Api Indonesia).

Pengembangan perkeretaapian ditujukan untuk meningkatkan kemampuan angkutan umum yang

(2)

handal, berkemampuan tinggi, lancar, nyaman, efisien, murah, tertib, cepat dan aman. Untuk itu akan diusahakan peningkatan efisiensi pengelolaannya, sehingga kereta api sebagai angkutan umum penumpang dapat dinikmati oleh masyarakat.

2. Masalah

Dalam rangka memacu pertumbuhan dan pengembangan perkeretaapian di wilayah Sumatera Utara terdapat beberapa masalah yang dijumpai.

Pada penelitian ini hanya dibahas hal-hal yang menyangkut:

1. Prospek angkutan kereta api terhadap arus penumpang pada masa yang akan datang.

2. Program pengembangan PT. KAI Eksploitasi Sumatera Utara.

3. Tinjauan Pustaka

Jasa angkutan kereta api yang bersifat Public Utility/Public Service adalah usaha yang menghasilkan komoditi dan jasa untuk kepentingan masyarakat banyak dan sangat diperlukan bagi kesejahteraan rakyat. Angkutan kereta api adalah usaha yang berskala besar (large scale inventment), terlihat pada besarnya investasi, pemakaian tenaga kerja, organisasi perusahaan, pengeluaran biaya operasi dan pemeliharaan. Jasa angkutan kereta api memerlukan modal besar, baik untuk investasi dasar pada permulaan maupun penyediaan dana modal kerjanya.

Penduduk sebagai konsumen pengguna jasa transportasi adalah merupakan salah satu faktor utama dalam perencanaan sistem transportasi.

Persentase penduduk dan jumlah penduduk sekarang dan untuk masa yang akan datang perlu mendapat perhatian dikarenakan hal ini merupakan salah satu karakteristik dalam memprediksi jumlah penumpang kereta api. Memprediksi pertumbuhan dan jumlah penduduk masa mendatang dapat dilakukan dengan menggunakan formula:

Pt = Po ( 1 + r )n (1) di mana:

Pt = Jumlah penduduk pada tahun ke n Po = Jumlah penduduk pada tahun 0 n = Lama waktu (tahun)

r = Persentase pertumbuhan penduduk (%) Untuk memprediksi jumlah permintaan akan jasa

masyarakat yaitu bukan hanya teori teknik saja yang harus diperhatikan tetapi telah berkembang ke arah lain yaitu bidang sosial, psikologi dan pemasaran. Hal ini dapat diasumsikan dengan menggunakan formula Kraft–Sarch yakni:

Dijmp = ekmp (Ni.Nj)nm

[ ( )

Pij qpPqmp

] [ (

Tqpij.tqmp

) ] ( ) ( )

yi ymp aj amp

(2) di mana:

Dijmp = Jumlah perjalanan dari kota i ke kota j yang menggunakan moda angkutan rel untuk maksud P

ekmp =Sebuah konstanta untuk model permukaan moda angkutan rel untuk maksud P sehubungan dengan perjalanan pribadi

Ni = Populasi penduduk i Nj = Populasi penduduk j

Nm =Elastisitas permintaan untuk perjalanan yang menggunakan moda angkutan rel sehubungan dengan populasi penduduk Pijqp = Biaya perjalanan satu arah antara kota i

dan j menggunkan moda angkutan rel dan bus untuk maksud P

Pqmp =Elastisitas permintaan untuk perjalanan yang menggunakan moda angkutan rel untuk maksud P sehubungan dengan harga perjalanan yang menggunakan satu moda untuk maksud P

Tqpij = Waktu perjalanan satu arah kota i dan j yang menggunakan moda angkutan rel, bus dan udara untuk maksud P

Tqmp =Elastisitas permintaan untuk perjalanan yang menggunakan moda angkutan rel, bus dan udara sehubungan dengan waktu perjalanan yang menggunakan suatu moda untu maksud P

yi = Pendapatan perkapita di kota i

ymp =Elastisitas permintaan untuk perjalanan yang menggunakan moda angkutan rel untuk maksud P sehubungan dengan pendapatan perkapita

Aj =Daya tarik kota j, konstanta (12,2) Amp =Elastisitas permintaan untuk perjalanan

yang menggunakan moda angkutan rel untuk maksud P sehubungan dengan daya tarik kota yang dituju

Untuk menghitung kapasitas arus penumpang digunakan persamaan:

qc = b ht

Q (3)

(3)

di mana:

qc = Kapasitas arus penumpang Q = Kapasitas setiap kendaraan, penumpang

htb = Head way waktu kendaraan (untuk satu arah )

tb = Waktu siklus kendaraan (bolak- balik)

Untuk menghitung kebutuhan kereta api digunakan persamaan compound interest. Karena pada dasarnya formula compound interest mempunyai teori perkembangan permintaan penumpang pada masa yang akan datang. Formula compound interest adalah:

Vn = Vo ( 1 + r )n (5) di mana:

Vn = Volume penumpang pada tahun yang diperkirakan

Vo = Volume penumpang pada tahun dasar N = Jumlah tahun

r = % pertumbuhan jumlah penumpang rata- rata setiap tahun di atas tahun sebelumnya

nb = ú

û ê ù

ë é

Q k

t qc

b bm

.

. (6)

Cb = kb ú û ê ù

ë é

Q k

t qc

b bm

.

. (7)

di mana:

nb = jumlah kereta api yang dibutuhkan Cb = Jumlah gerbong yang dibutuhkan kb = Jumlah gerbong per kereta api tbm = waktu siklus kereta api

4. Hasil Analisa Data

Setelah dilakukan analisa data didapat prediksi-prediksi pertumbuhan yang ditabulasi di Tabel 1 sampai dengan Tabel 18.

Tabel 1: Prediksi jumlah penduduk Sumatera Utara menurut kabupaten/kotamadya tahun 2002 - 2006

No Kabupaten/Kotamadya 2002 2003 2004 2005 2006

1 Nias 710.471 719.352 728.344 737.448 746.666

2 Tapanuli Selatan 1.164.247 1.185.786 1.207.722 1.230.065 1.252.822

3 Tapanuli Tengah 265.345 270.280 275.307 280.428 285.644

4 Tapanuli Utara 735.074 736.250 737.428 738.608 739.790

5 Labuhan Batu 947.462 943.285 979.372 996.727 1.012.356

6 Asahan 963.562 972.812 982.151 991.580 1.001.099

7 Simalungun 890.438 896.315 902.230 908.185 914.179

8 Dairi 302.161 304.035 305.920 307.816 309.725

No Kabupaten/

Kotamadya 2002 2003 2004 2005 2006

9 Karo 290.475 293.587 296.724 299.899 303.108

10 Deli Serdang 1.994.823 2.029.334 2.064.441 2.100.156 2.136.489

11 Langkat 907.52 925.488 943.813 962.501 981.558

12 Sibolga 82.209 82.924 83.645 84.373 85.107

13 Tanjung Balai 118.572 119.247 119.927 120.611 121.298

14 Pematang Siantar 236.529 237.665 238.806 239.952 241.104

15 Tebing Tinggi 143.053 145.757 148.512 151.318 154.178

16 Medan 2.092.776 2.121.028 2.149.662 2.178.680 2.208.095

17 Binjai 230.566 234.808 239.128 243.528 248.009

Tabel 2: Laju pertumbuhan angkutan penumpang menurut lintasan 2002 - 2006

No Lintasan 2002 2003 2004 2005 2006

1 Medan - R. Prapat -9.61 -8.99 11.69 7.08 19.51

2 R. Prapat - Medan -10.25 -10.16 15.05 3.65 14.08

3 Medan - Tj. Balai 19.56 -1.18 -2.32 17.84 10.58

4 Tj. Balai - Medan 29.25 -1.35 8.86 11.27 14.61

5 Medan - P. Siantar 2.94 -10.56 -29.64 72.62 11.20

6 P.Siantar - Medan 7.63 -12.92 -36.48 53.67 3.43

7 Binjai - R.Prapat -55.56 -8.14 190.63 -27.17 99.30

8 Binjai - Tj. Balai -55.8 52.78 1.59 54.71 99.71

(4)

Tabel 3: Prediksi pendapatan perkapita penduduk menurut kabupaten/kotamadya tahun 2002 – 2006

No Kabupaten/Kotamadya Laju Pertumbuhan

2002 2003 2004 2005 2006

1 Nias 4.1 1.842.504,58 1.918.047,27 1.996.687,21 2.078.551,38 2.163.771,99 2 Tapanuli Selatan 5.24 2.553.973,99 2.687.802,23 2.828.643,07 2.976.863,97 3.132.851,64 3 Tapanuli Tengah 5.73 2.291.336,28 2.422.629,85 2.561.446,54 2.708.217,42 2.863.398,28 4 Tapanuli Utara 6.73 2.287.486,67 2.441.434,52 2.605.743,06 2.781.109,57 2.968.278,24 5 Labuhan Batu 9.95 5.435.812,30 5.976.675,62 6.571.354,84 7.225.204,65 7.944.112,51 6 Asahan 8.81 4.459.063,56 4.851.907,06 5.279.360,08 5.744.471,70 6.250.559,66 7 Simalungun 7.86 3.014.097,51 3.251.005,58 3.566.534,61 3.782.148,23 4.079.425,09 8 Dairi 6.61 2.746.004,34 2.927.514,91 3.121.023,64 3.327.323,30 3.547.259,37 9 Karo 8.89 3.548.021,76 3.863.440,90 4.206.900,79 4.580.894,27 4.988.135,77 10 Deli Serdang 8.18 2.211.024,60 2.391.886,42 2.587.542,73 2.799.203,72 3.028.178,58 11 Langkat 4.75 2.576.917,22 2.699.320,79 2.827.538,53 2.961.846,61 3.102.534,32 12 Sibolga 5.14 3.931.784,54 4.133.878,26 4.346.359,61 4.569.762,49 4.804.648,28 13 Tanjung Balai 7.45 4.413.020,71 4.741.790,76 5.059.054,17 5.474.635,70 5.882.496,06 14 Pematang Siantar 6.15 4.406.676,89 4.677.687,52 4.965.365,30 5.270.735,27 5.594.885,49 15 Tebing Tinggi 3.76 3.417.887,81 3.546.400,39 3.679.745,04 3.818.103,46 3.961.664,15 16 Medan 7.73 4.146.505,21 4.467.030,06 4.812.331,48 5.184.324,71 5.585.073,01 17 Binjai 2.58 1.944.937,80 1.995.117,20 2.046.591,22 2.099.393,27 2.153.557,62

Tabel 4: Kapasitas arus penumpang tahun 2002 – 2006

Lintasan htb

2002 2003 2004 2005 2006

Q qc Q qc Q qc Q qc Q qc

Medan – R.Prapat 612 797 130 721 118 656 108 733 120 784 128

R. Prapat – Medan 612 777 127 698 114 627 103 721 118 747 122

Medan – Tj. Balai 400 950 238 1136 284 1122 281 1096 274 1292 323

Tj. Balai - Medan 400 856 214 1107 277 1092 273 1189 298 1323 331

Medan – P. Siantar 300 302 101 311 104 278 93 196 66 338 113

P. Siantar – Medan 300 354 118 381 127 332 111 211 71 324 108

Binjai – R. Prapat 735 194 27 86 12 79 11 229 32 167 23

Binjai – Tj. Balai 820 190 24 84 11 129 16 131 16 202 25

Tabel 5: Kapasitas arus penumpang tahun 2002 – 2006

Lintasan tb

2002 2003 2004 2005 2006

Q qc Q qc Q qc Q qc Q qc

Medan – R.Prapat 1345 797 60 721 54 656 49 733 55 784 59

R. Prapat – Medan 1345 777 58 698 52 627 47 721 54 747 56

Medan – Tj. Balai 1105 950 86 1136 103 1122 102 1096 100 1292 117

Tj. Balai - Medan 1105 856 78 1107 101 1092 99 1189 108 1323 120

Medan – P. Siantar 650 302 47 311 48 278 43 196 31 338 52

P. Siantar – Medan 510 354 70 381 75 332 65 211 40 324 64

Binjai – R. Prapat 1006 194 20 86 9 79 8 229 23 167 17

Binjai – Tj. Balai 1552 190 13 84 6 129 9 131 9 202 13

Tabel 6: Prediksi tarif bus untuk umum tahun 2002 - 2006

Jurusan

Po 2002

(Rp) ( 1 + r )n

Pt ( $ )

2002 2003 2004 2005 2006

Medan – R. Prapat 21000 (1 + 0.08) 3.8 4.1 4.4 4.8 5.1

Medan – Tj. Balai 10000 (1 + 0.08) 1.8 1.9 2.1 2.3 2.4

Binjai – R. Prapat 25000 (1 + 0.03) 3.9 4.0 4.1 4.3 4.4

Binjai – Tj. Balai 16000 (1 + 0.03) 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9

(5)

Tabel 7: Prediksi tarif kereta api untuk umum tahun 2002 - 2006

Jurusan Po

2002 (Rp) ( 1 + r )n

Pt ( $ )

2002 2003 2004 2005 2006

Medan – R. Prapat 16000 (1 + 0.08) 2.9 3.1 3.4 3.6 3.9

Medan – Tj. Balai 6000 (1 + 0.08) 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5

Binjai – R. Prapat 16500 (1 + 0.03) 2.6 2.7 2.7 2.8 2.9

Binjai – Tj. Balai 6500 (1 + 0.03) 1.0 1.0 1.1 1.1 1.1

Medan – P. Siantar 8000 (1 + 0.06) 1.4 1.4 1.5 1.6 1.7

Tabel 8: Prediksi jumlah penumpang untuk Medan – Rantau Prapat

Tahun EKMP NiNj0,854 Y($)0,465 Aj1,60

Pqpij ($) Tqpij (menit)

Dij penumpang - 3.00 3.150 - 2.636 0.05 0.05

Rel Bus Rel Bus Air

2002 4.27x10-5 1.982x1012 638.15 12.2 2.9 3.8 330 367 72 1635

2003 4.27x10-5 2.043x1012 687.48 12.2 3.1 4.1 330 367 72 1807

2004 4.27x10-5 2.105x1012 740.62 12.2 3.4 4.4 330 367 72 1817

2005 4.27x10-5 2.169x1012 797.87 12.2 3.6 4.8 330 367 72 2137

2006 4.27x10-5 2.235x1012 859.54 12.2 3.9 5.1 330 367 72 2161

Tabel 9: Prediksi jumlah penumpang untuk Rantau Prapat - Medan

Tahun EKMP NiNj0,854 Y($)0,465 Aj1,60

Pqpij ($) Tqpij (menit)

Dij penumpang - 3.00 3.150 - 2.636 0.05 0.05

Rel Bus Rel Bus Air

2002 4.27x10-5 1.982x1012 693.13 12.2 2.9 3.8 330 367 72 1700

2003 4.27x10-5 2.043x1012 754.19 12.2 3.1 4.1 330 367 72 1887

2004 4.27x10-5 2.105x1012 820.64 12.2 3.4 4.4 330 367 72 1905

2005 4.27x10-5 2.169x1012 892.94 12.2 3.6 4.8 330 367 72 2252

2006 4.27x10-5 2.235x1012 868.75 12.2 3.9 5.1 330 367 72 2171

Tabel 10: Prediksi jumlah penumpang untuk Medan – Tj.Balai

Tahun EKMP NiNj0,854 Y($)0,465 Aj1,60

Pqpij ($) Tqpij (menit)

Dij penumpang - 3.00 3.150 - 2.636 0.05 0.05

Rel Bus Rel Bus Air

2002 4.27x10-5 2.481x1011 638.15 12.2 1.1 1.8 244 258 47 1031

2003 4.27x10-5 2.529x1011 687.48 12.2 1.2 1.9 244 258 47 992

2004 4.27x10-5 2.578x1011 740.62 12.2 1.3 2.1 244 258 47 1124

2005 4.27x10-5 2.627x1011 797.87 12.2 1.4 2.3 244 258 47 1261

2006 4.27x10-5 2.678x1011 859.54 12.2 1.5 2.4 244 258 47 1234

Tabel 11: Prediksi jumlah penumpang untuk Tj.Balai - Medan

Tahun EKMP NiNj0,854 Y($)0,465 Aj1,60

Pqpij ($) Tqpij (menit)

Dij penumpang - 3.00 3.150 - 2.636 0.05 0.05

Rel Bus Rel Bus Air

2002 4.27x10-5 2.481x1011 677.40 12.2 1.1 1.8 244 258 47 1061 2003 4.27x10-5 2.529x1011 727.86 12.2 1.2 1.9 244 258 47 1018 2004 4.27x10-5 2.578x1011 792.09 12.2 1.3 2.1 244 258 47 1161 2005 4.27x10-5 2.627x1011 840.36 12.2 1.4 2.3 244 258 47 1292 2006 4.27x10-5 2.678x1011 902.96 12.2 1.5 2.4 244 258 47 1263

Tabel 12: Prediksi jumlah penumpang untuk Medan – P. Siantar

Tahun EKMP NiNj0,854 Y($)0,465 Aj1,60

Pqpij ($) Tqpij (menit)

Dij penumpang - 3.00 3.150 - 2.636 0.05 0.05

Rel Bus Rel Bus Air

2002 4.27x10-5 4.950x1011 668.24 12.2 1.4 0.9 180 180 27 216

2003 4.27x10-5 5.040x1011 709.34 12.2 1.4 1.0 180 180 27 317

2004 4.27x10-5 5.133x1011 752.96 12.2 1.5 1.1 180 180 27 365

2005 4.27x10-5 5.227x1011 799.27 12.2 1.6 1.2 180 180 27 416

2006 4.27x10-5 5.323x1011 848.42 12.2 1.7 1.3 180 180 27 468

Tabel 13: Prediksi jumlah penumpang untuk P. Siantar - Medan

Tahun EKMP NiNj0,854 Y($)0,465 Aj1,60

Pqpij ($) Tqpij (menit)

Dij penumpang - 3.00 3.150 - 2.636 0.05 0.05

Rel Bus Rel Bus Air

-5 11

(6)

2003 4.27x10-5 5.040x1011 709.34 12.2 1.4 1.0 180 180 27 321

2004 4.27x10-5 5.133x1011 752.96 12.2 1.5 1.1 180 180 27 368

2005 4.27x10-5 5.227x1011 799.27 12.2 1.6 1.2 180 180 27 416

2006 4.27x10-5 5.323x1011 848.42 12.2 1.7 1.3 180 180 27 466

Tabel 14: Prediksi jumlah penumpang untuk Binjai – Rantau Prapat

Tahun EKMP NiNj0,854 Y($)0,465 Aj1,60

Pqpij ($) Tqpij (menit)

Dij penumpang - 3.00 3.150 - 2.636 0.05 0.05

Rel Bus Rel Bus Air

2002 4.27x10-5 2.184x1011 285.02 12.2 2.7 3.9 347 378 78 123

2003 4.27x10-5 2.261x1011 292.37 12.2 2.7 4.0 347 378 78 124

2004 4.27x10-5 2.341x1011 299.37 12.2 2.7 4.1 347 378 78 140

2005 4.27x10-5 2.424x1011 307.65 12.2 2.8 4.3 347 378 78 152

2006 4.27x10-5 2.510x1011 315.59 12.2 2.9 4.4 347 378 78 153

Tabel 15: Prediksi jumlah penumpang untuk Binjai – Tanjung Balai

Tahun EKMP NiNj0,854 Y($)0,465 Aj1,60

Pqpij ($) Tqpij (menit)

Dij penumpang - 3.00 3.150 - 2.636 0.05 0.05

Rel Bus Rel Bus Air

2002 4.27x10-5 4.950x1011 285.02 12.2 1.0 2.5 230 258 53 65

2003 4.27x10-5 5.040x1011 292.37 12.2 1.0 2.6 230 258 53 76

2004 4.27x10-5 5.133x1011 299.37 12.2 1.1 2.6 230 258 53 59

2005 4.27x10-5 5.227x1011 307.65 12.2 1.1 2.7 230 258 53 69

2006 4.27x10-5 5.323x1011 315.59 12.2 1.1 2.8 230 258 53 80

Tabel 16: Prediksi jumlah penumpang menurut lintasan

Lintasan Vo R (%) (1+r)n

Vn

2002 2003 2004 2005 2006

/ thn / hari / thn / hari / thn / hari / thn / hari / thn / hari

Mn–RP 342.124 3.95 1.04 355.808 975 370.041 1014 384.843 1054 400.237 1097 416.246 1140 RP-Mn 311.257 2.476 1.02 317.482 870 323.832 887 303.308 831 336.915 923 343.653 942 Mn-TB 521.405 8.91 1.09 568.331 1557 619.481 1697 675.235 1850 736.006 2016 802.246 2198 TB-Mn 553.248 12.527 1.13 625.170 1713 706.442 1935 798.280 2162 902.056 2471 1.019.324 2793 Mn-PS 137.142 9.309 1.09 149.485 410 162.938 446 177.603 487 193.587 530 211.010 578 PS-Mn 122.307 3.44 1.03 125.976 345 129.755 355 133.648 366 137.658 377 141.787 388 Bj-RP 121.463 39.676 1.40 170.048 466 238.067 652 333.294 913 466.612 1278 653.257 1790 Bj-TB 147.225 30.612 1.31 192.865 528 252.653 692 330.975 907 433.578 1188 567.987 1556

Tabel 17: Kapasitas arus penumpang hasil prediksi untuk tahun 2002 - 2006

Lintasan tb

(jam) 2002 2003 2004 2005 2006

Vol qc Vol qc Vol qc Vol qc Vol qc

Mn–RP 1345 975 72 1053 78 1116 83 1183 88 1254 93

RP-Mn 1345 870 65 887 66 831 62 923 69 942 70

Mn-TB 1105 1557 116 1697 126 1850 138 2016 150 2198 163

TB-Mn 1115 1713 127 1935 144 2162 161 2471 184 2793 208

Mn-PS 0650 410 30 446 33 487 36 530 39 578 43

PS-Mn 0510 345 26 355 26 366 27 377 28 388 29

Bj-RP 1006 466 35 652 48 913 68 1278 95 1790 133

Bj-TB 1500 528 39 692 51 907 67 1188 88 1556 116

Tabel 18: Perhitungan kebutuhan lokomotif dan kereta menurut lintasan pada tahun 2002 - 2006 Lintasan tbm

(jam)

2002 2003 2004

Q qc nb cb Q qc nb cb Q qc nb cb

Mn–RP 1345 975 72 2 12 1053 78 2 13 1116 83 3 13

RP-Mn 1345 870 65 2 11 887 66 2 11 831 62 2 10

Mn-TB 1105 1557 116 3 15 1697 126 3 17 1850 138 4 18

TB-Mn 1115 1713 127 3 17 1935 144 4 19 2162 161 4 21

Mn-PS 0650 410 30 1 3 446 33 1 3 487 36 1 3

PS-Mn 0510 345 26 1 2 355 26 1 2 366 27 1 2

Bj-RP 1006 466 35 1 4 652 48 1 6 913 68 2 8

Bj-TB 1500 528 39 1 7 692 51 2 10 907 67 2 12

Total 6883 14 71 7117 16 81 8632 19 87

(7)

Sambungan

Lintasan tbm (jam)

2005 2006

Q qc nb cb Q qc nb cb

Mn–RP 1345 1183 88 3 14 1294 93 3 15

RP-Mn 1345 923 69 2 11 942 70 2 11

Mn-TB 1105 2016 150 4 20 2198 163 4 21

TB-Mn 1115 2471 184 5 24 2793 208 5 27

Mn-PS 0650 530 39 1 3 578 43 1 4

PS-Mn 0510 377 28 1 2 388 29 1 2

Bj-RP 1006 1278 95 2 12 1790 133 3 16

Bj-TB 1500 1188 88 3 16 1556 116 4 21

Total 9966 22 102 11499 23 117

(8)

5. Kesimpulan

Dari hasil analisa data yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah lokomotif dan gerbong yang ada sekarang tidak akan dapat melayani jumlah penumpang pada masa yang akan datang.

Penambahan kereta/gerbong dan lokomotif baru untuk angkutan penumpang dan rehabilitasi sebahagian sarana yang ada merupakan satu keharusan.

Perlu dilakukan peningkatan inovasi pelayanan bagi pengguna jasa seperti: lokasi tunggu yang nyaman, penyediaan jasa pelayanan perbankan, jasa telekomunikasi/pos & giro. Untuk mempermudah pelayanan perlu diadakan jasa bantuan bagi penumpang kereta api dengan taxi.

Daftar Pustaka

Kadariah. 1998. Evaluasi Proyek & Analisa Ekonomi, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta.

Morlok, E.K. 1989. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta.

Siregar, Muchtarudin. 1990. Beberapa Masalah Ekonomi dan Menejemen Pengangkutan, Lembaga Penerbit FE- UI, Jakarta.

Rustian, Kamaluddin. 1987. Ekonomi Transportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Winarno, Surakhman. 1987. Dasar dan Teknik Riset, Tarsito, Bandung.

Gambar

Tabel 1: Prediksi jumlah penduduk Sumatera Utara menurut kabupaten/kotamadya tahun  2002 - 2006 No Kabupaten/Kotamadya 2002 2003 2004 2005 2006 1 Nias 710.471 719.352 728.344 737.448 746.666 2 Tapanuli Selatan 1.164.247 1.185.786 1.207.722 1.230.065 1.252.
Tabel 3: Prediksi pendapatan perkapita penduduk menurut kabupaten/kotamadya tahun 2002 – 2006 No Kabupaten/Kotamadya Laju Pertumbuhan 2002 2003 2004 2005 2006 1 Nias 4.1 1.842.504,58  1.918.047,27 1.996.687,21  2.078.551,38 2.163.771,99 2  Tapanuli  Selata
Tabel 14: Prediksi jumlah penumpang untuk Binjai – Rantau Prapat

Referensi

Dokumen terkait

Nilai R/C Ratio yang diperoleh pada usaha baje dodol di KUB Ik Cipta Usaha sebesar 1,56 maka usaha yang dijalankan KUB IK Cipta Usaha dinilai layak untuk dijalankan, artinya

Konsep penggunaan tanah pada Kawasan Kotagedeselain mengikuti arahan dalam struktur tata ruang kota dan juga arahan dari Penyusunan Pedoman Penataan Bangunan Kawasan Kotagede

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan juga bahwa dukungan sosial kelembagaan sosial merupakan implementasi tingkah laku terhadap suatu individu atau

Harmonisa arus keluaran inverter juga mengakibatkan ripple pada torsi lebih besar 2 sampai 5 kali lipat, hal ini mengakibatkan kecepatan motor tidak stabil dan menimbulkan

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena berkat, pertolongan, pendampingan, rahmat, dan kasih karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan

Aspek produksi, pada aspek ini yang dilakukan adalah: (1) melakukan inventarisasi permasalahan yang terjadi selama proses produksi terutama terkait dengan masalah

KKK dan komunikasi bawahan kepada atasan memberi sumbangan efektif terhadap komitmen organisasi sebesar 41.8%; (2) KKK memiliki hubungan positif yang signifikan

Akurasi hasil analisis sentimen ini dihitung menggunakan algoritma NBC (Naive Bayes Classifier) dengan pertimbangan tertentu 23 untuk aplikasi dunia kesehatan 24. Hasil