• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SILIWANGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SILIWANGI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN

BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SILIWANGI

NOMOR 4 TAHUN 2020 TENTANG

ORIENTASI MAHASISWA BARU UNIVERSITAS SILIWANGI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SILIWANGI

Menimbang: a. bahwa Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi merupakan salah satu kegiatan pengenalan kampus yang dilaksanakan seluruh mahasiswa Universitas Siliwangi dalam rangka membentuk karakter mahasiswa baru sesuai dengan nilai- nilai Pancasila;

b. bahwa untuk melaksanakan keputusan Rektor mengenai Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi;

c. bahwa dalam rangka membentuk karakter dan kepribadian mahasiswa baru yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dan dengan latar belakang yang berbeda perlu untuk beradaptasi dengan lingkungan kampus Universitas Siliwangi;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, dan c perlu menetapkan peraturan Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Mengingat: 1. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

(2)

3. UU Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pendidikan Tinggi

5. Keputusan Mendikbud Nomor: 155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan

6. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:

25/Dikti/Kep/2014 tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru

7. Keputusan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 096/B1/Sk/2016 tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru

8. Peraturan Badan Legislatif Mahasiswa Universitas Siliwangi Nomor 3 Tahun 2019 tentang Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi

BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SILIWANGI

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SILIWANGI TENTANG ORIENTASI MAHASISWA BARU UNIVERSITAS SILIWANGI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selanjutnya disebut OMBUS FEB adalah kegiatan pengenalan lingkungan kampus Universitas Siliwangi yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Fakultas

(3)

Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi dalam rangka pembentukan karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung pada jati diri;

2. Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Siliwangi tingkat Jurusan yang selanjutnya disebut OMBUS Jurusan adalah kegiatan pengenalan lingkungan kampus, di jurusan yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi;

3. Civitas academica adalah masyarakat akademik yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Universitas Siliwangi;

4. Elemen OMBUS adalah seluruh sivitas akademika Universitas Siliwangi yang terlibat dalam pelaksanaan OMBUS;

5. Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi yang selanjutnya disebut dengan BLM FEB adalah organisasi kemahasiswaan yang melaksanakan fungsi legislatif ditingkat fakultas sebagaimana disebutkan dalam Aturan Umum BLM FEB;

6. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi yang selanjutnya disebut dengan BEM FEB merupakan organisasi kemahasiswaan di Universitas Siliwangi Tasikmalaya yang mempunyai kedaulatan ditangan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagaimana disebutkan dalam Aturan Umum BEM FEB;

7. Himpunan Mahasiswa Jurusan yang selanjutnya dalam peraturan ini disebut HMJ adalah organisasi kemahasiswaan yang berkedudukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi yang memiliki fungsi eksekutif di tingkat jurusan;

8. Himpunan Mahasiswa Program Studi yang selanjutnya dalam peraturan ini disebut HMPS adalah organisasi kemahasiswaan yang berkedudukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi yang memiliki fungsi eksekutif di tingkat program studi;

9. Mahkamah OMBUS adalah badan peradilan yang dibentuk oleh BLM-FEB yang bertugas melaksanakan fungsi peradilan dari tata tertib atau peraturan lain yang telah ditetapkan;

10. Komite Khusus OMBUS yang selanjutnya disebut KOMSUS OMBUS adalah pengawas OMBUS yang dibentuk oleh ketua BLM FEB yaitu komisi yang merupakan bagian dari kepengawasan OMBUS FEB dan Jurusan. Bertugas melaksanakan fungsi pengawasan, aspirasi dan advokasi sesuai ketentuan yang telah ditetapkan;

11. Steering Committee OMBUS yang selanjutnya disebut panitia pengarah OMBUS adalah panitia OMBUS yang bertugas menyusun konsep dan membentuk panitia

(4)

pelaksana OMBUS dimana pembentukannya dengan kesepakatan BEM FEB atas persetujuan BLM FEB;

12. Committee OMBUS yang selanjutnya disebut panitia pelaksana OMBUS adalah panitia OMBUS yang bertugas untuk melaksanakan OMBUS sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan;

13. Peserta OMBUS adalah mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi dan angkatan sebelumnya yang tidak lulus atau belum mengikuti OMBUS serta telah mendaftarkan diri untuk mengikuti OMBUS pada tahun tersebut;

14. Tata beracara merupakan ketetapan yang dibuat untuk menjadi aturan Mahkamah OMBUS untuk menyelesaikan suatu sengketa dan pelanggaran;

15. Tata tertib OMBUS terdiri dari tata tertib KOMSUS OMBUS yang ditetapkan oleh BLM FEB dan tata tertib pengarah, panitia pelaksana dan peserta OMBUS yang ditetapkan oleh BEM FEB untuk OMBUS Fakultas dan ditetapkan oleh HMJ/HMPS untuk OMBUS Jurusan;

16. Sengketa adalah permasalahan yang terjadi antar peserta seperti pelanggaran OMBUS, panitia OMBUS terkait pelaksanaan OMBUS;

17. Pelanggaran adalah tindakan yang dilakukan oleh Peserta OMBUS dan Panitia OMBUS yang tidak sesuai dengan peraturan dan tata tertib OMBUS;

18. Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada pihak yang melanggar peraturan dan tata tertib;

19. Eksekusi adalah pelaksanaan sanksi yang diberikan dengan maksud mengatur dan memberikan sikap adil serta disiplin pada peserta dan panitia OMBUS dalam rangka menyelesaikan pelanggaran dan sengketa selama OMBUS.

BAB II

NAMA DAN KEKUASAAN

Pasal 2

OMBUS FEB merupakan rangkaian kegiatan pengenalan kehidupan kampus kepada mahasiswa baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi yang dilaksanakan oleh lembaga dengan melibatkan ORMAWA FEB.

Pasal 3

OMBUS merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti organisasi di tingkat Fakultas, jurusan atau program studi maupun tingkat Universitas dan mengambil mata kuliah Skripsi/Tugas Akhir.

(5)

BAB III

TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Pasal 4

OMBUS Fakultas dan jurusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis bertempat di lingkungan Universitas Siliwangi.

Pasal 5

(1) OMBUS Fakultas dan jurusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dilaksanakan sesuai Surat Keputusan Rektor tentang Kalender Akademik yang berlaku pada tahun tersebut, sedangkan penambahan waktu diluar itu harus diketahui dan disetujui BEM FEB dan BLM FEB serta Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi.

(2) Waktu pelaksanaan OMBUS Jurusan adalah setelah pelaksanaan OMBUS Fakultas.

BAB IV

KEPENGAWASAN, KEPANITIAAN DAN BADAN PERADILAN

Pasal 6

(1) Kepengawasan dilakukan dengan maksud untuk menjaga konsep pada saat persiapan dan pelaksanaan agar sesuai dengan peraturan dan tata tertib OMBUS.

(2) Pengawas OMBUS Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu:

a. BLM FEB;

b. Ketua BEM FEB untuk OMBUS Fakultas;

c. Ketua masing-masing HMJ/HMPS untuk OMBUS Jurusan;

d. KOMSUS OMBUS.

(3) Kepengawasan kegiatan OMBUS Fakultas Ekonomi dan Bisnis berada dibawah kendali pengawas OMBUS.

(4) Kepengawasan meliputi seluruh aspek yang terlibat dalam seluruh rangkaian kegiatan OMBUS FEB dan/atau OMBUS Jurusan.

Pasal 7

(1) Panitia OMBUS FEB terdiri dari pengurus BEM FEB dan/atau mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis minimal semester 3 dan maksimal semester 5 dengan otorisasi BEM FEB.

(6)

(2) Panitia OMBUS FEB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Panitia Pelaksana OMBUS Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah ditetapkan.

(3) Panitia pelaksana OMBUS Jurusan terdiri dari pengurus masing-masing HMJ/HMPS dan/atau mahasiswa aktif masing-masing jurusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis minimal semester 3 dan maksimal semester 5.

(4) Panitia OMBUS Jurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah Panitia Pelaksana OMBUS Jurusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah ditetapkan.

(5) Pembentukan kepanitiaan OMBUS Fakultas diatur lebih lanjut di bawah kewenangan BEM FEB, dan pembentukan kepanitiaan OMBUS Jurusan diatur lebih lanjut dibawah kewenangan masing-masing HMJ/HMPS yang keduanya disetujui BLM FEB.

(6) Pembentukan kepanitiaan OMBUS Fakultas selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum pelaksanaan dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan BEM FEB.

(7) Pembentukan kepanitiaan OMBUS Jurusan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum pelaksanaan dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan masing-masing HMJ/HMPS.

Pasal 8

Badan Peradilan OMBUS adalah Mahkamah OMBUS Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

BAB V

ALAT KELENGKAPAN OMBUS FEB

Bagian Kesatu Civitas academica

Pasal 9

(1) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

(2) Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi.

Bagian Kedua Elemen OMBUS

Pasal 10

(7)

(1) BLM FEB UNSIL merupakan organisasi yang mengawasi pelaksanaan OMBUS bersama ketua BEM UNSIL untuk OMBUS Fakultas, ketua HMJ dan/atau HMPS untuk OMBUS Jurusan dan KOMSUS OMBUS.

(2) BEM FEB UNSIL merupakan organisasi yang melaksanakan kegiatan OMBUS Fakultas.

(3) HMJ dan/atau HMPS merupakan organisasi yang melaksanakan kegiatan OMBUS jurusan.

(4) Mahkamah OMBUS merupakan badan peradilan yang bertindak untuk melakukan persidangan terhadap sengketa dan pelanggaran dalam kegiatan OMBUS.

makhamah OMBUS terdiri dari struktural BLM FEB.

(5) KOMSUS OMBUS terdiri dari anggota komisi pengawasan BLM FEB dan merupakan lembaga yang mengawasi pelaksanaan OMBUS.

(6) Panitia Pengarah OMBUS terdiri dari ketua pelaksana OMBUS serta merupakan pihak yang bertugas menyusun konsep dan membentuk panitia pelaksana OMBUS dimana pembentukannya dengan kesepakatan BEM FEB atas persetujuan BLM FEB.

(7) Panitia pelaksana OMBUS adalah panitia OMBUS yang bertugas untuk melaksanakan OMBUS sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan.

(8) Peserta OMBUS terdiri dari mahasiswa baru yang terdaftar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan mahasiswa yang sebelumnya tidak lulus atau belum mengikuti kegiatan OMBUS.

BAB VI KEPENGAWASAN

Bagian Kesatu BLM FEB

Pasal 11 (1) BLM FEB memiliki hak yaitu:

a. memberikan pertimbangan kepada Ketua BEM FEB terkait pelaksanaan OMBUS Fakultas;

b. memberikan pertimbangan kepada ketua HMJ dan/atau HMPS terkait pelaksanaan OMBUS Jurusan.

(2) BLM FEB memiliki kewajiban, yaitu:

a. membentuk Mahkamah OMBUS yang terdiri dari Struktural BLM FEB;

(8)

b. membentuk KOMSUS OMBUS dalam mengawasi seluruh pelaksanaan kegiatan OMBUS FEB dan Jurusan;

c. melakukan pengawasan terhadap setiap elemen OMBUS terkait pelaksanaan OMBUS FEB dan Jurusan;

d. mengesahkan peraturan OMBUS, Tata Beracara Mahkamah OMBUS dan Tata Tertib KOMSUS OMBUS;

e. menerima pengaduan dari setiap elemen OMBUS;

f. bertanggungjawab kepada lembaga terkait pengawasan pelaksanaan OMBUS FEB dan Jurusan.

(3) BLM FEB memiliki kewenangan, yaitu:

a. meminta keterangan kepada BEM FEB untuk OMBUS FEB, HMJ dan/atau HMPS untuk OMBUS Jurusan, dan/atau peserta OMBUS mengenai pelaksanaan OMBUS;

b. meminta laporan kepada KOMSUS OMBUS terkait pengawasan pelaksanaan OMBUS;

c. menghentikan sebelum dan/atau saat berlangsungnya pelaksanaan OMBUS melalui koordinasi dan persetujuan Ketua BEM FEB untuk OMBUS FEB, ketua HMJ dan/atau HMPS untuk OMBUS Jurusan dengan alasan dapat membahayakan nama baik lembaga dan terjadinya penyimpangan fatal dari tujuan utama OMBUS;

d. meminta laporan pertanggung jawaban pelaksanaan OMBUS kepada BEM FEB untuk OMBUS FEB dan kepada HMJ dan/atau HMPS untuk OMBUS Jurusan;

e. meminta konsep penilaian peserta OMBUS.

Bagian Kedua KOMSUS OMBUS

Pasal 12 (1) KOMSUS OMBUS memiliki hak, yaitu:

a. memberikan masukan kepada mahkamah OMBUS sebagai bahan pertimbangan mengenai suatu pelanggaran atau sengketa selama pelaksanaan OMBUS;

b. menegur dan memperingatkan Panitia Pelaksana OMBUS sebelum melapor ke Mahkamah OMBUS;

c. melakukan hal-hal yang dianggap perlu untuk pembuktian sebuah pelanggaran;

(9)

d. memberikan rekomendasi kepada Ketua BLM FEB pada kegiatan OMBUS mengenai kebijakan yang harus diambil BLM FEB terkait dengan kegiatan maupun kepanitiaan;

e. mendapatkan masukan dari ketua BLM FEB terkait kebijakan yang harus diambil oleh KOMSUS OMBUS terkait dengan kegiatan maupun kepanitiaan;

f. melakukan pembelaan diri pada saat persidangan yang diselenggarakan oleh Mahkamah OMBUS.

(2) KOMSUS OMBUS memiliki kewajiban, yaitu:

a. menerima pengaduan dari peserta dan Panitia Pelaksana OMBUS atas pelanggaran OMBUS dan menindak lanjuti pengaduan tersebut secara langsung maupun tidak langsung;

b. melaporkan kepada Mahkamah OMBUS jika terjadi permasalahan atau sengketa dalam OMBUS;

c. mengawasi secara aktif persiapan dan pelaksanaan kegiatan OMBUS;

d. mengawasi pelaksanaan kegiatan OMBUS sesuai dengan konsep, peraturan dan tata tertib OMBUS;

e. mematuhi peraturan OMBUS;

f. bertanggung jawab kepada Ketua BLM FEB;

g. menjaga nama baik UNSIL;

h. melakukan pengaduan kepada BLM FEB.

(3) KOMSUS OMBUS berwenang:

a. meminta Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pelaksanaan OMBUS dari panitia OMBUS;

b. menegur dan memperingatkan panitia OMBUS secara langsung. Teguran dan peringatan disampaikan kepada panitia OMBUS dengan didampingi atau tanpa didampingi Ketua BEM FEB untuk OMBUS Fakultas dan Ketua HMJ dan/atau HMPS untuk OMBUS Jurusan;

c. mengumpulkan informasi berkaitan dengan setiap pengaduan yang diadukan.

(10)

BAB VII KEPANITIAAN

Bagian Kesatu BEM FEB

Pasal 13 (1) BEM FEB memiliki hak yaitu:

a. meminta keterangan kepada ketua dan/atau koordinator kepanitiaan, yaitu Panitia Pelaksana OMBUS, mengenai pelaksanaan kerja termasuk jika ada penyimpangan dari konsep yang telah ditetapkan;

b. mengesahkan Tata Tertib panitia dan peserta OMBUS yang telah disepakati oleh BLM FEB;

c. mengesahkan panitia pengarah dan panitia pelaksana OMBUS.

(2) BEM FEB memiliki kewajiban yaitu:

a. menjaga nama baik lembaga;

b. bertanggungjawab terhadap pelaksanaan OMBUS;

c. melaksanakan OMBUS sesuai dengan Peraturan dan tata tertib OMBUS;

d. melaksanakan OMBUS sesuai dengan konsep yang telah disepakati;

e. memberikan penjelasan terkait OMBUS Fakultas apabila dimintai keterangan oleh BLM FEB;

f. mengkoordinasikan tata tertib dan indikator kelulusan OMBUS Fakultas;

g. menyerahkan laporan pertanggung jawaban terkait pelaksanaan OMBUS kepada BLM FEB;

h. mematuhi peraturan OMBUS;

i. menyerahkan konsep pelaksanaan OMBUS dan konsep penilaian peserta OMBUS kepada BLM FEB.

(3) BEM FEB memiliki wewenang yaitu:

a. mengambil kebijakan terhadap kegiatan setelah melakukan koordinasi dan disepakati oleh BLM FEB;

b. membentuk panitia pengarah dan panitia pelaksana OMBUS.

Bagian Kedua HMJ DAN/ATAU HMPS

Pasal 14 (1) HMJ dan/atau HMPS memiliki hak:

(11)

a. melaksanakan OMBUS Jurusan dengan tema dan konsep yang berbeda-beda antar jurusan;

b. meminta keterangan kepada Ketua atau masing-masing Koordinator Jurusan terkait pelaksanaan OMBUS jika terjadi penyimpangan;

c. mengesahkan Tata Tertib panitia dan peserta OMBUS yang telah disepakati oleh BLM FEB;

d. mengesahkan panitia pengarah dan panitia pelaksana OMBUS.

(2) HMJ dan/atau HMPS memiliki kewajiban:

a. menjaga nama baik lembaga;

b. melaksanakan OMBUS sesuai dengan Peraturan dan tata tertib OMBUS Jurusan;

c. melaksanakan OMBUS sesuai dengan konsep yang telah disepakati;

d. memberikan penjelasan terkait OMBUS masing-masing jurusan apabila dimintai keterangan oleh BLM FEB;

e. mengkoordinasikan tata tertib dan indikator kelulusan OMBUS jurusan;

f. menyerahkan laporan pertanggung jawaban terkait pelaksanaan OMBUS kepada BLM FEB;

g. mematuhi peraturan OMBUS;

h. menyerahkan konsep pelaksanaan OMBUS dan konsep penilaian peserta OMBUS kepada BLM FEB;

i. Membuat indikator kelulusan OMBUS Jurusan.

(3) HMJ dan/atau HMPS memiliki wewenang:

a. mengkoordinasikan keuangan dan kesekretariatan masing-masing panitia OMBUS di tingkat jurusan;

b. membuat aturan teknis terkait pelaksaan OMBUS Jurusan dengan syarat tidak menyimpang dari Peraturan dan tata tertib OMBUS;

c. membentuk panitia pengarah dan pelaksana OMBUS.

Bagian Ketiga Panitia Pengarah OMBUS

Pasal 15 (1) Panitia pengarah OMBUS memiliki hak, yaitu:

a. memberikan pengarahan kepada Panitia Pelaksana OMBUS mengenai hal- hal yang bersifat konseptual;

b. memberikan pertimbangan kepada Panitia Pelaksana OMBUS mengenai hal-hal yang bersifat teknis;

(12)

c. meminta penjelasan kepada Panitia Pelaksana OMBUS mengenai hal-hal yang terjadi dalam pemberian sanksi terhadap jenis-jenis pelanggaran yang belum diatur dalam peraturan dan tata tertib OMBUS;

d. melakukan pengaduan kepada Mahkamah OMBUS bila terjadi permasalahan atau sengketa dengan perangkat OMBUS;

e. melakukan pembelaan diri pada saat persidangan sebelum diberi sanksi.

(2) Panitia pengarah OMBUS memiliki kewajiban, yaitu:

a. menyusun konsep penyelenggaraan OMBUS sesuai dengan Surat Rektor yang berlaku dan memberi pengarahan mengenai konsep OMBUS kepada Panitia Pelaksana OMBUS;

b. membentuk Panitia Pelaksana OMBUS;

c. mematuhi peraturan dan tata tertib OMBUS;

d. bertanggung jawab kepada Ketua BEM FEB dan diketahui BLM FEB;

e. menjaga nama baik;

f. menaati dan menghormati keputusan Mahkamah OMBUS.

(3) Panitia pengarah OMBUS memiliki wewenang yaitu:

a. berwenang untuk menyampaikan evaluasi terhadap kinerja Panitia Pelaksana OMBUS dalam pelaksanaan konsep OMBUS;

b. memberikan intruksi kepada panitia pelaksana OMBUS dan peserta OMBUS terkait pelaksanaan OMBUS.

(4) Panitia Pengarah OMBUS diotorisasi oleh masing-masing ketua ORMAWA.

Bagian Keempat Panitia Pelaksana OMBUS

Pasal 16 (1) Panitia Pelaksana OMBUS memiliki hak, yaitu:

a. menjabarkan dan melengkapi struktur kepanitiaan beserta seluruh personel yang diperlukan dengan persetujuan Panitia Pengarah OMBUS;

b. meminta penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan konsep OMBUS sebelum maupun saat berlangsungnya kegiatan kepada Panitia Pengarah OMBUS;

c. melakukan pengaduan kepada Mahkamah OMBUS bila terjadi permasalahan atau sengketa dengan perangkat OMBUS;

d. melakukan pembelaan diri sebelum diberi sanksi oleh Mahkamah OMBUS.

(2) Panitia Pelaksana OMBUS memiliki kewajiban, yaitu:

a. melaksanakan OMBUS sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan;

(13)

b. memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan OMBUS apabila diminta oleh Ketua BEM FEB dan/ atau BLM FEB;

c. mematuhi peraturan dan tata tertib Comittee OMBUS;

d. menghadap kepada Mahkamah OMBUS apabila terjadi sengketa dalam pelaksanaan OMBUS;

e. menaati dan menghormati keputusan Mahkamah OMBUS;

f. mengatur poin kelulusan peserta OMBUS berdasarkan indikator yang telah ditetapkan;

g. menindak lanjuti pengarahan-pengarahan yang bersifat insidental dari Panitia Pengarah OMBUS;

h. menjaga nama baik;

i. bertanggungjawab kepada Ketua Panitia Pelaksana OMBUS.

(3) Panitia Pelaksana OMBUS memiliki kewenangan, yaitu:

a. memberikan rekomendasi kelulusan peserta OMBUS kepada dekanat;

b. berwenang untuk mengkoordinasi keuangan dan kesekretariatan seluruh panitia OMBUS.

(4) Hal yang belum diatur atau dijabarkan dalam peraturan ini, akan dijelaskan lebih lanjut dalam Tata Tertib Panitia Pelaksana OMBUS.

BAB VIII BADAN PERADILAN

Pasal 17

(1) Badan Peradilan OMBUS terdiri atas Mahkamah OMBUS yang merupakan struktural BLM FEB.

(2) Mahkamah OMBUS memiliki hak, yaitu:

a. meminta penjelasan kepada Panitia OMBUS mengenai hal-hal yang dianggap perlu sehubungan dengan konsep OMBUS;

b. memanggil elemen OMBUS untuk dimintai keterangan;

c. meminta alat bukti terkait sengketa dan pelanggaran.

(3) Mahkamah OMBUS memiliki kewajiban, yaitu:

a. menyelesaikan sengketa dan pelanggaran yang terjadi selama pelaksanaan OMBUS;

b. melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan OMBUS;

c. mematuhi peraturan dan tata tertib OMBUS;

d. bertanggungjawab kepada BLM FEB.

(14)

(4) Mahkamah OMBUS berwenang untuk:

a. mengadili pelanggaran pelaksanaan kegiatan OMBUS sesuai dengan tata tertib OMBUS yang berlaku dengan konsep yang telah ditetapkan.

b. merekomendasikan kepada Ketua BEM FEB dan BLM FEB tentang kebijakan yang harus diambil oleh lembaga terkait dengan kegiatan maupun kepanitiaan.

c. memberikan sanksi sesuai dengan peraturan, Tata Beracara dan Tata Tertib OMBUS.

(5) Hal yang belum diatur atau dijabarkan dalam peraturan ini, akan dijelaskan lebih lanjut dalam Tata Beracara Mahkamah OMBUS.

BAB IX PESERTA OMBUS

Pasal 18 (1) Peserta OMBUS memiliki hak, yaitu:

a. melakukan pengaduan kepada Mahkamah OMBUS atau KOMSUS OMBUS apabila terjadi pelanggaran atau perselisihan dengan perangkat OMBUS;

b. mendapat sanksi apabila melanggar peraturan dan tata tertib OMBUS;

c. melakukan pembelaan diri sebelum diberi sanksi;

d. meminta penjelasan mengenai tugas dan intruksi yang diberikan;

e. menolak instruksi dari Panitia Pelaksana OMBUS apabila instruksi tersebut bertentangan dengan norma-norma yang berlaku;

f. mendapatkan izin untuk tidak mengikuti kegiatan OMBUS dari ketua Panitia Pelaksana OMBUS yang selanjutnya diatur dalam tata tertib OMBUS.

(2) Peserta OMBUS memiliki kewajiban, yaitu:

a. mematuhi peraturan dan tata tertib OMBUS;

b. menaati dan menghormati keputusan Mahkamah OMBUS;

c. mengikuti seluruh rangkaian pelaksanaan OMBUS yang sudah ditetapkan;

d. menjaga nama baik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi;

e. Melengkapi persyaratan OMBUS Fakultas dan/atau Jurusan.

(3) Hal yang belum diatur atau dijabarkan dalam peraturan ini, akan dijelaskan lebih lanjut dalam Tata Tertib Peserta OMBUS.

BAB X

TATA BERACARA DAN TATA TERTIB

(15)

Pasal 19

Tata Beracara adalah proses dalam pengadilan dan merupakan acuan dalam melaksanakan persidangan yang digunakan oleh mahkamah OMBUS dan harus ditaati oleh seluruh elemen OMBUS.

Pasal 20

(1) Tata Tertib adalah aturan yang dibuat untuk ditaati agar terciptanya kedisiplinan dan merupakan aturan yang harus dilaksanakan oleh masing-masing elemen OMBUS.

(2) Tata Tertib sebagaimana dimaksud pasal 18 ayat (1) dibuat untuk:

a. KOMSUS OMBUS;

b. Panitia OMBUS;

c. Peserta OMBUS.

BAB XI

SENGKETA, PELANGGARAN, DAN SANKSI

Pasal 21

Sengketa adalah perselisihan yang terjadi antar peserta OMBUS, panitia pelaksana OMBUS, panitia pengarah OMBUS dan KOMSUS OMBUS terkait pelaksanaan OMBUS dimana penyelesaiannya dilakukan oleh Mahkamah OMBUS.

Pasal 22

(1) Pelanggaran merupakan tindakan yang dilakukan oleh peserta OMBUS, panitia pelaksana OMBUS, panitia pengarah OMBUS, penanggung jawab teknis OMBUS, dan KOMSUS OMBUS yang tidak sesuai dengan peraturan OMBUS dan tata tertib masing-masing elemen OMBUS.

(2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digolongkan menjadi:

a. pelanggaran berat;

b. pelanggaran sedang;

c. pelanggaran ringan.

(3) Penggolongan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan dijelaskan lebih lanjut dalam ketetapan BLM FEB.

Pasal 23

Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada pihak yang melakukan pelanggaran sesuai dengan tata tertib masing-masing elemen OMBUS.

(16)

BAB XII PERADILAN

Pasal 24

Peradilan dilakukan oleh Mahkamah OMBUS bertujuan untuk memutuskan sengketa dan pelanggaran berat dalam pelaksanaan OMBUS.

Bagian Kesatu Peradilan

Pasal 25 (1) Peradilan bersifat terbuka untuk umum.

(2) Mahkamah OMBUS bersifat aktif untuk meminta keterangan dari pihak yang terlibat dalam pelanggaran atau sengketa.

(3) Urutan pemeriksaan dalam sidang pengadilan adalah:

a. para saksi;

b. barang bukti lainnya;

c. terdakwa atau pihak yang bersengketa.

(4) Tempat dan waktu peradilan disesuaikan oleh Mahkamah OMBUS.

Bagian Kedua Pembuktian

Pasal 26

Pembuktian terhadap pelanggaran berat atau sengketa dilakukan dengan menunjukkan sekurang-kurangnya 2 (dua) barang bukti yang diajukan oleh salah satu atau kedua belah pihak.

Bagian Ketiga

Pengambilan dan Pembacaan Putusan

Pasal 27

(1) Sebelum mengambil keputusan, Mahkamah OMBUS terlebih dahulu mengadakan musyawarah di tempat terpisah dari ruang sidang maksimal 20 menit.

(2) Jika dalam musyawarah tidak terjadi kesepakatan, maka keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak dalam majelis mahkamah.

(17)

(3) Putusan dibacakan oleh hakim ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum.

Bagian Keempat Putusan

Pasal 28

(1) Putusan yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) bersifat mengikat, final dan tidak dapat diganggu gugat.

(2) Semua pihak wajib menghormati setiap keputusan Mahkamah OMBUS.

Pasal 29

Ketentuan Beracara Mahkamah OMBUS diatur lebih lanjut dalam tata tertib KOMSUS OMBUS.

Pasal 30

(1) Terhadap peserta, eksekusi diserahkan kepada Panitia Pelaksana OMBUS.

(2) Terhadap Panitia Pelaksana OMBUS, eksekusi diserahkan kepada Panitia Pengarah OMBUS.

(3) Terhadap Panitia Pengarah OMBUS, eksekusi diserahkan kepada KOMSUS OMBUS.

(4) Eksekusi terhadap tindak pidana diserahkan kepada pihak yang berwenang.

Pasal 31

(1) Eksekusi dilaksanakan maksimal 30 menit setelah putusan dijatuhkan.

(2) Selain putusan untuk sengketa dan pelanggaran berat, eksekusi dilaksanakan sesuai peraturan dan tata tertib OMBUS tanpa harus melalui persidangan.

BAB XIII KELULUSAN

Pasal 32 Peserta dinyatakan lulus jika:

1. Mengikuti seluruh rangkaian acara OMBUS, kecuali dengan izin yang disetujui oleh Panitia Pelaksana dan Panitia Pengarah OMBUS serta berkordinasi kepada KOMSUS OMBUS;

2. Tidak melakukan pelanggaran berat lebih dari 3 kali;

3. Tidak melakukan kejahatan;

(18)

4. Memenuhi poin kelulusan yang telah ditentukan oleh Panitia Pelaksana OMBUS;

5. Hal-hal yang belum diatur akan dijelaskan dalam tata tertib OMBUS.

BAB XIV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 33

Hal-hal yang bersifat teknis tentang pelaksanaan OMBUS diatur lebih lanjut dalam tata tertib OMBUS yang meliputi:

a. Tata tertib Badan Kepengawasan dan Peradilan;

b. Tata tertib Kepanitiaan;

c. Tata tertib Peserta yang bersifat mengikat Elemen yang terkait.

Pasal 34

Ketentuan yang belum diatur dalam Peraturan ini ditentukan kemudian oleh BLM FEB bersama ketua BEM FEB serta ketua HMJ dan/atau HMPS.

Pasal 35

Peraturan ini berlaku terhadap penyelenggaraan OMBUS di tingkat Fakultas dan/atau Jurusan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Pasal 36

Peraturan ini berlaku pada saat ditetapkannya Ketetapan BLM FEB tentang Tata Beracara Mahkamah OMBUS dan Ketetapan BLM FEB tentang Pelanggaran OMBUS.

Pasal 37

Apabila terjadi pelanggaran peraturan dan tata tertib OMBUS maka akan diberikan sanksi seharga konsekuensi logis atas pelanggaran yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan dan tata tertib OMBUS.

BAB XV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 38

Peraturan OMBUS merupakan seperangkat aturan yang harus ditaati oleh seluruh Elemen OMBUS.

(19)

Pasal 39

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Siliwangi.

Pasal 40

Bilamana dikemudian hari ada kekeliruan maka Peraturan ini akan ditinjau kembali melalui mekanisme yang berlaku.

Disahkan di Tasikmalaya

Pada tanggal 27 November 2020 Pukul 13.49 WIB

KETUA

BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SILIWANGI

ttd

FIQRI YUDHA FEBRIANT NPM. 17 34 02 006

Diundangkan di Tasikmalaya Pada tanggal 27 November 2020

KETUA KOMISI I

BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SILIWANGI

ttd

MEISYA SRI WAHYUNI NPM. 17 34 01 095

Referensi

Dokumen terkait

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAITc. TOTAL LABA (RUGI)

Adapun badan eksekutif atau kabinet yang dipimpin oleh seorang perdana menteri dipilih berdasarkan dukungan suara terbanyak dari badan legislatif (dewan perwakilan

Inti dari bentuk pelayanan yang meyakinkan pada dasarnya bertumpu kepada kepuasan pelayanan yang ditunjukkan oleh setiap pegawai, komitmen organisasi yang menunjukkan

Didik Kurniawan (2013) Dalam penelitian dengan judul Sistem Informasi Pengelolaan Order Barang Kerajinan Rotan Berbasis Desktop pada Marto Putro Rotan, alat yang

Menurut Utaminingsih (2014:39),.. budaya organisasi yang terbentuk, terus dikembangkan dan diperkuat, sehingga memerlukan implementasi yang dapat membantu menyatukan

direkomendasikan : Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Secara umum pelaksanaan pengendalian intern di Bank Indonesia Bandung sudah baik dan memadai, hal ini ditandai dengan adanya struktur organisasi yang menggambarkan pemisahan fungsi

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan larutan limbah bubuk teh hitam dalam pembuatan telur asin itik Pegagan mampu mempertahankan bobot serta tekstur putih