• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Belajar

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakana, tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapt melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti (Aunurrahman, 2010: 33).

Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan (1999: 6) menyimpulkan belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relative lama (konstan). Serta perubahan- perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. Psikologi Gestalt menerangkan bahwa, pertama dalam belajar faktor pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting, dengan belajar dapat memahami atau mengerti hubungan antara pengetahuan dan pengalaman, kedua dalam belajar, pribadi atau organisme memegang peranan yang paling sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis, tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan (Purwanto, 1990: 101).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang dengan berbagai kegiatan yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, proses perubahan tingkah laku ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, keterampilan, serta perubahan aspek afektif yang ada pada individu yang belajar.

(2)

commit to user 2. Teori Belajar

Belajar memiliki definisi yang bermacam-macam menurut teori belajar yang telah disusun oleh para ahli. Beberapa teori belajar yang telah disusun oleh para ahli antara lain:

1) Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. (Trianto, 2011: 13). Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, siswa harus aktif secara mental untuk membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya (Iskandar, 2009: 118).

Prinsip dasar pembelajaran konstruktivisme menurut Aunurrahman (2010: 25) adalah pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, tekanan proses belajar terletak pada siswa, mengajar adalah membantu siswa belajar, penekanan pada proses belajar lebih kepada proses bukan hasil akhir, kurikulum menenkankan partisipasi siswa serta guru adalah fasilitator.

Mengacu dari penjelasan di atas, belajar konstruktivisme terdiri atas 2 teori belajar yakni teori belajar Piaget dan teori belajar Vygotsky

a) Teori Belajar Piaget

Menurut Piaget, dalam mengkonstruksi pengetahuan yang dibangun dalam anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru sehingga informasi tersebut mempuyai tempat (Iskandar, 2009: 120). Menurut Sagala (2009: 24) asimiliasi merupakan proses penyesuaian informasi yang baru dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu, sedangkan akomodasi merupakan tahap di mana anak menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang tekah ia ketahui

(3)

commit to user

sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik.

b) Teori belajar Vygotsky

Menurut Vygotsky, perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersifat pasif dalam perkembangan kognitifnya, tetapi dibutuhkan peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Perkembangan kognitif seseorang di tentukan oleh individu yang aktif serta lingkungan sosial yang aktif pula (Budiningsih, 2005: 100).

Teori belajar Vygotsky menurut Trianto (2011: 27) merupakan teori yang menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran, di mana proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas- tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development, yaitu daerah tingkat perkembangan seseorang di atas daerah perkembangan seseorang saat ini. Selain itu Vgotsky juga mengungkapkan ide scaffolding yaitu pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut serta memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak melakukannya.

Nilai penting yang dapat diambil dari teori belajar konstruktivisme serta yang mendukung penelitian ini adalah pada kegiatan pembelajaran, siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan potensinya melalui belajar. Guru berperan sebagai fasilitator yang dapat memfasilitasi anak agar mereka dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Selain itu, dalam pembelajaran siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Hal ini sesuai dengan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) yang menuntut siswa untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran,

(4)

commit to user

baik dalam membangun pengetahuan maupun mengutarakan ide-ide untuk memecahkan masalah dalam kelompoknya.

2) Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks (Budiningsih, 2005: 34).

Menurut teori kognitif, individu itu aktif, konstruktif dan berencana, bukan pasif menerima stimulus dari lingkungan. Individu berpikir secara aktif dalam membentuk wawasannya tentang kenyataan, memilih aspek-aspek penting dari pengalaman untuk disimpan dalam ingatan, atau digunakan dalam pemecahan masalah (Sukmadinata, 2005: 170).

a) Teori belajar Piaget

Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. (Trianto, 2011: 14).

Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat, yaitu tahap sensori (umur 0-2 tahun), tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun), tahap operasional konkret (umur 7 atau 8–11 atau 12 tahun) dan tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun). Pada tahap sensori motor, anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan dan menggerak-gerakkannya. Pada tahap preoperasional, anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas. Ia mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan. Pada tahap operasional konkret, anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengikuti penalaran logis walaupun kadang-kadang memecahkan masalah secara

(5)

commit to user

trial and error. Pada tahap operasional formal anak dapat berpikir abstrak dan logis. Ia dapat berpikir ilmiah dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.

Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor berbeda dengan proses belajar yang dialami oleh seorang anak pada tahap preoperasional, dan akan berbeda pula dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional konkret. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya (Budiningsih, 2005: 35-40).

b) Teori belajar Gagne

Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks.

Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar, orang memiliki keterampilan, pengetahan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pegolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

Gagne berpendapat bahwa dalam belajar terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan untuk belajar, pemerolehan dan unjuk belajar dan alih belajar. Pada tahap persiapan dilakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan dan mendapatkan kembali informasi, pada tahap pemerolehan dan unjuk belajar digunakan untuk perspeksi selektif, sandi semantik pembangkitan kembali dan respons serta penguatan. Tahap alih belajar meliputi pengisyaratan untuk membangkitkan dan pemberlakuan secara umum (Dimyati & Mudjiono, 2010: 10-12).

c) Teori belajar Ausubel

Menurut Ausubel, belajar adalah belajar bermakna yang merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada siswa,

(6)

commit to user

melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa (Dahar, 1989: 110).

Ausubel mengembangkan Advance Organizers sebagai penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam merancang pembelajaran. Penggunaan Advance Organizers sebagai kerangka isi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Jika ditata dengan baik, Advance Organizers akan memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran yang baru serta hubungannya dengan materi yang telah dipelajarinya (Budiningsih, 2005: 44) .

Dalam teori belajar kognitif, individu berpikir secara aktif dalam membentuk wawasannya, memilih aspek-aspek penting dari pengalaman untuk disimpan dalam ingatan, atau digunakan dalam pemecahan masalah.

Selain itu, keterlibatan siswa secara aktif diperlukan agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara optimal. Sama halnya seperti model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) di mana dalam penerapannya mengharuskan siswa dengan berbagai macam karakter individualnya bekerja dalam satu kelompok yang heterogen sehingga mereka aktif membangun pengetahuan barunya.

3. Pembelajaran Kooperatif

Berbagai macam model pembelajaran dapat digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran seharusnya sesuai dengan keadaan siswa dan materi yang diajarkan sehingga dalam proses pembelajaran yang terjadi siswa dengan mudah memahami materi yang diajarkan sehingga pembelajaran berjalan dengan efektif. Salah satu

(7)

commit to user

model pembalajaran yang dapat digunakan adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Dalam pembelajaran kooperatif siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan dapat saling bekerja sama baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar untuk mempelajari materi pembelajaran.

Menurut Solihatin & Raharjo (2007: 4), Cooperative learning merupakan suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok. Sedangkan menurut Sugiyanto (2010: 37), pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekataan yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar agar tercapai tujuan belajar.

Dari berbagai pengertian menurut ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari 2 orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat di pengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Hal tersebut didukung oleh pendapat Lie (2002: 30) yang mengatakan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan, yaitu:

a. Saling Ketergantungan Positif

Keberhasilan kelompok tergantung usaha setiap anggota kelompok.

Setiap siswa atau anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama baik dalam kelompok maupun diri sendiri dimana mereka harus melaksanakan tugas masing-masing yang diberikan untuk menyelesaikan tugas dalam karena setiap siswa medapatkan nilai dari nilai sendiri dan nilai kelompok. Setiap siswa mempunyai peluang yang sama untuk mengambil bagian dalam kelompok. Siswa yang mempunyai kelebihan harus membantu temannya dalam kelompok itu untuk tercapainya tugas yang diberikan kepada kelompok.

Setiap anggota kelompok harus saling berhubungan dan saling membantu satu dengan yang lain agar diskusi untuk menjawab pertanyaan dapat berjalan dengan baik. Hal ini lah yang disebut dengan ketergantungan positif yaitu

(8)

commit to user

ketergantungan atau saling membutuhkan satu sama lainya untuk bekerja sama dan membantu jika salah satu anggota kelompok tidak paham sehingga kebrhasilan kelompok dapat tercapai.

b. Tanggung Jawab Perseorangan

Dalam cooperative learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik untuk kelompoknya, karena penilaian dilakukan secara individu dan kelompok. Nilai kelompok merupakan

“sumbangan” setiap anggota. Untuk menjaga keadilan, setiap anggota menyumbangkan poin di atas rata-rata mereka. Artinya siswa yang berprestasi tinggi ataupun rendah mempunyai kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi. Sehingga timbul rasa tanggung jawab untuk keberhasilan kelompoknya.

c. Tatap Muka

Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan keuntungan bagi anggota kelompok karena siswa akan memperoleh sumber belajar yang bervariasi serta hasil kerja sama akan lebih besar daripada kerja secara individu.

d. Komunikasi antar anggota

Pembelajaran kooperatif membutuhkan suatu komunikasi yang efektif dan positif tanpa menyinggung perasaaan anggota yang lain. Dengan adanya komunikasi yang baik, pencapaian akan lebih mudah. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan, meghargai pendapat anggota yang lain dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi Proses Kelompok

Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Metode pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

(9)

commit to user

Dalam penerapannya metode pembelajaran ini harus sesuai dengan kebutuhan siswa (Isjoni, 2009: 73).

Metode pembelajaran harus dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam penerapannya, metode pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing metode pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda.

Lima prinsip metode belajar kooperatif yang dikembangkan dan terus dilakukan serta diperbaiki antara lain :

a. STAD (Student Teams Achievement Division);

b. TGT (Teams Games Tournament);

c. Jigsaw;

d. CIRC (Coopertive Integrated Reading and Composition);

e. TAI (Teams Assisted Individualization).

(Slavin, 2008:11) Selain itu ada juga metode belajar lain juga dikembangkan dan dipelajari yaitu a) Group Investigation; b) Learning Together; c) Complex Instruction; d) Structural Dyadic methods (Slavin, 2008: 24-25).

4. Teams Games Tournaments (TGT)

Aktivitas pembelajaran metode TGT ini sebenarnya merupakan pengembangan dari STAD. Tujuan utamanya adalah kerja sama antara sesama anggota kelompok dalam suatu tim sebagai persiapan mengadapi turnamen yang dipersiapkan antar kelompok dengan pola permainan yang dirancang oleh guru.

Dalam model pembelajaran kooperatif dengan metode TGT terdapat lima urutan utama (Slavin, 2008: 168-173). Lima urutan tersebut antara lain:

a. Presentasi Kelas

Pada presentasi kelas guru menyampaikan materi dengan cara pembelajaran langsung yaitu dengan cara melalui ceramah, diskusi yang dipimpin guru, maupun presentasi dengan audiovisual. Pada proses penyampaian materi siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami

(10)

commit to user

materi yang di sampaikan guru karena dengan memahami dan mamperhatikan materi yang di sampaikan guru maka siswa akan lebih mudah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pada saat permainan sehingga hal ini akan berpengaruh pada skor tim.

b. Tim

Tim terdiri atas 4 atau 5 siswa yang mewakili kelompok yang ada di kelas dalam hal kemampuan akademik, jenis kelamin dan ras. Dalam penelitian ini anggota mewakili kelompok yang ada di kelas dalam hal kemampuan akademik dan jenis kelamin. Fungsi tim adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

c. Permainan

Permainan disusun untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dan biasanya disusun dalm pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi dalam presentasi kelas dan latihan lain. dalam penelitian ini permainan yang digunakan adalah Roda Impian dan Teka Teki Silang (TTS).

d. Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung.

Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi kelas dan setiap tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegitan.dalam turnamen masing-masing siswa mewakili tim yang berbeda. Kontribusi yang seimbang ini, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka, jika mereka melakukan yang terbaik.

Penguasaan materi pelajaran, kreativitas, dan kecakapan siswa merupakan modal untuk bertanding. Penguasaan materi yang luas dapat membantu siswa menjawab pertanyaan dengan mudah dan memungkinkan siswa menciptakan ide-ide yang brilian. Suasana yang menarik dan menyenangkan diharapkan dapat membuat siswa bersemangat untuk melakukan yang terbaik.

(11)

commit to user e. Rekognisi

Tim akan mendapat rekognisi berupa sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Dalam pembelajaran kooperatif metode TGT, meskipun proses belajar secara berkelompok namun prestasi belajar yang diukur merupakan prestasi belajar individu. Dengan metode ini diharapkan siswa akan terpacu untuk belajar dan tidak merasa sukar untuk mempelajari materi Struktur Atom.

Dari sintaks pembelajaran di atas tampak bahwa pengetahuan tidak bersumber dari guru, akan tetapi siswalah yang secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri bersama anggota kelompoknya sesuai dengan prinsip-prinsip teori belajar konstruktivisme. Dengan demikian, guru hanya berperan sebagai fasilisator agar terjamin kondisi yang baik untuk pembelajaran.

5. Media Pembelajaran

Menurut Yamin (2008: 176) media adalah kata jamak dari medium berasal dari kata latinmemiliki arti perantara (between). Secara definisi media adalah suatu perangkat yang dapat menyalurkan informasi dari sumber kepenerima informasi. Menurut Gagne (1970), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar (Sadiman, 2011: 6). Dalam bidang pendidikan Asociation of Educational and Communication Technology (AECT,1977), yaitu asosiasi yang bergerak dalam bidang teknologi komunikasi dan pendidikan, mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi (Situmorang, 2005:

73).

Bertolak dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan pengertian itu, maka guru dan dosen, buku ajar, serta lingkungan adalah media. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan (Anitah, 2009: 5-6).

(12)

commit to user

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar memiliki peranan yang sangat penting karena dengan adanya media pembelajaran maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengsn efektif dsn efisien. Tujuan dari penggunaan media pembelajaran adalah untuk membantu guru menyampaikan pesan-pesan secara mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat dan akurat (Sumantri & Permana, 2001: 153). Selaina itu tujuan penggunaan media pembelajaran adalah memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami materi yang disampaikan pengajar, meningkatkan minat, motivasi peserta didik untuk belajar dan menumbuhkan sikap serta kreativitas tertentu dalam penggunaan media pembelajaran.

Menurut Situmorang, (2005: 77), manfaat penggunaan media dalam pembelajaran adalah 1) untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa. 2) proses belajar menjadi lebih menarik. 3) proses belajar siswa menjadi lebih interaktif. 4) jumlah waktu mengajar dapat dikurangi. 5) meningkatkan kualitas belajar siwa. 6) proses pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan diman saja.

7) menimbulkan sifat positif siswa terhadap proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, media memiliki manfaat sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran

(Sumber: Yamin, 2007: 177) Media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dimana media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan secara langsung dalam pengajaran yang membantu mempermudah memberi pengertian kepada peserta didik dan juga digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar agar lebih efektif dalam mencapai tujuan pendidikan (Sumantri & Permana, 2001: 152). Dalam pemilihan media pembelajaran

(13)

commit to user

sebaiknya harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam pemilihan media agar penggunaan media dapat bermanmaaf secara maksimal.

Menurut Sumantri & Permana (2001: 157), beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah (1) Obyektivitas artinya pemilihan media tidak hanya didasarkan karena kesukaan pribadi atau sekedar hiburan sehingga menghiraukan kegunaan. (2) Program pengajaran, artinya pemilihan media harus sesuai dengan program pengajaran karena tidak semua media dapat digunakan untuk pengajaran. (3) Situasi dan kondisi, artinya pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi belajar mengajar. (4) Kualitas teknik, artinya kesiapan operasional media sebelum di gunakan. (5) Keefektifan dan efisiensi penggunaan, artinyamedia benar-benar berguna untuk memudahkan penguasaan peserta didik.

Secara garis besar, media pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga.

a. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh para guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran.

Media visual terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visuals) dan media yang dapat diproyeksikan (project visual). Media yang dapat diproyeksikan bisa berupa gambar diam (still pictures) atau bergerak (motion picture).

b. Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program kaset suara dan program radio adalah bentuk media audio. Penggunaan media audio dalam pembelajaran pada umumnya untuk menyampaikan materi pelajaran tentang mendengarkan.

c. Media Audio Visual

Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Audio visual akan menjadikan

(14)

commit to user

penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh media audio visual, di antaranya program video atau televisi, video atau televisi instruksional, dan program slide suara

(soundslide).

(Hamdani, 2010: 248-249)

6. Media Teka Teki Silang (TTS)

Teka- teki silang berasal dari kata teka - teki dan silang. Teka- teki dalam buku kamus besar Bahasa Indonesia berarti soal yang berupa kalimat (cerita, gambar, dsb) sebagai permainan untuk pengasah pikiran atau tebakan.

Kata silang berarti bertumpuk (palang- memalang), berpapasan (berselisih jalan).

Teka–teki silang merupakan salah satu sarana untuk dapat mengetahui dan mengingat pengetahuan yang kita miliki untuk kita tuangkan dalam jawaban atas pertanyaan yang ada, baik dalam baris maupun kolom. Teka – teki silang sudah banyak dikenal oleh masyarakat dan dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang yang ada (Kurniawati, 2010: 13-14).

Salah satu kelebihan penggunaan media TTS yaitu dalam proses belajar mengajar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan kelompok karena dalam penggunaan media TTS, siswa berusaha terampil dalam membuat TTS.

Selain itu, pada penggunaan media TTS pengerjaan soalnya dituntut teliti, maka media TTS lebih merangsang siswa berpikir kritis dan kreatif daripada media Kartu yang hanya mencari pasangan kartu, serta penyajian TTS yang berupa kotak-kotak yang saling berhubungan sehingga merangsang daya nalar siswa dan mengembangkan instuisi siswa dalam menjawabnya sehingga lebih lama diingat oleh siswa (Fathonah, Sugiharto & Utomo, 2013: 75). Dalam penelitian ini TTS di buat oleh peneliti, siswa hanya mengisi TTS yang telah disiapkan.

Selain memiliki kelebihan, penggunaan media TTS juga memiliki kelemahan yaitu pembuatan soal lebih sulit karena baik jawaban maupun jumlah

(15)

commit to user

kotak yang tersedia harus tepat. Faktor ketelitian dan ketepatan sangat menentukan dalam pengisian TTS karena huruf-huruf dalam jawaban saling berkaitan satu sama lainnya, sehingga dapat mempengaruhi jawaban yang lain baik dalam kolom maupun baris. Jika siswa dapat menjawab salah satu soal dengan benar, maka dapat dijadikan acuan untuk menjawab soal yang lainnya karena sudah ditemukan satu atau beberapa huruf kunci. (Wijayanti, 2010: 18).

Teka Teki Silang yang digunakan dalam model Teams Games Tournament (TGT) dimaksudkan bahwa selain ada unsur permainannya juga ada unsur pendidikannya, dimana dengan mengisi Teka Teki Silang tersebut secara tidak sadar siswa belajar ilmu kimia sehingga diharapkan selain kesenangan juga di dapatkan pengetahuan dan pemahaman materi pembelajaran, khususnya materi pelajaran Struktur Atom dan ilmu kimia pada umumnya. Maka diharapkan dengan membuka, membaca dan mencari jawaban teka teki silang tersebut, siswa akan paham dan mengerti dengan sendirinya materi pelajaran kimia yang membutuhkan daya pemahaman yang cukup.

7. Media Roda impian

Roda adalah obyek berbentuk lingkaran, yang bersama dengan sumbu, dapat menghasilkan suatu gerakan dengan gesekan kecil dengan cara bergulir.

Istilah roda juga sering digunakan untuk obyek-obyek berbentuk lingkaran lainnya yang berputar (http://id.wikipedia.org/wiki/Roda). Impian berasal dari kata impi, yang memiliki relasi dengan kata mimpi, impian adalah sesuatu yang ingin kita raih, kita dapatkan, atau kita capai. Roda impian adalah sebuah permainan yang berbentuk roda yang di putar yang diharapkan dapat mencapai impian dari permaianan.

Menurut Teigen (1996) dalam Dessalles (2010: 3) ketika bermain roda impian individu-individu mengakui bahwa kemungkinan berhentinya pada berbagai sector dalam permainan adalah tetap, tetapi berhenti pada “sector menang” melibatkan lebih banyak ketidak mujuran. Keadaan spontan dihubungkan dengan kemujuran dan ketidak mujuran merupakan sumber emosi

(16)

commit to user

yang penting. Alasan tentang kemujuran dan ketidak mujuranjuga berpengaruh terhadap pendapat rasional secara signifikan (Dessalles, 2010: 1).

Bermain roda impian seperti sedang mengikuti acara kuis berhadiah, oleh karena itu saat pemainan berlangsung suasana diusahakan kondusif dan semenarik mungkin. Di dalam metode pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) yang diterapkan disini, roda berupa lingkaran yang dapat di putar yang di dalamnya terdapat nomer, dan di setiap nomer terdapat pertanyaan yang wajib di jawab oleh siswa yang memutar roda tersebut. Dalam permainan ini tidak ada bantuan huruf atau kisi-kisi jawaban, sehingga siswa harus menguasai materi pelajaran. (Astuti, 2010 : 35)

Roda impian ini memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain Kelebihan kelebihan roda impian yaitu mempunyai bentuk variasi soal lebih banyak, dapat menimbulkan motivasi dalam diri seseorang, dapat melatih keberanian untuk berpendapat, bentuk permainan lebih menarik, melatih untuk berpikir cepat tepat dan kreatif. Sedangkan kekurangan roda impian yaitu memerlukan pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan, dapat memancing kegaduhan di kelas, faktor keberuntungan tergantung pada jenis pertanyaan (Astuti, 2010 : 35).

Dengan bermain Roda Impian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan minat belajar siswa akan pokok Struktur Atom. Belajar sambil bermain tidak selalu berakibat buruk pada prestasi belajar siswa kareana penyajian materi melibatkan siswa agar aktif dalam belajar dan bermain bersama kelompoknya, sehingga memberikan kontribusi pada peningkatan prestasi belajar siswa.

8. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penugasan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok setelah diadakannya evaluasi (Hamdani, 2011: 137). Sedangkan menurut Arikunto (2006:

(17)

commit to user

2) prestasi belajar diartikan sebagai usaha nyata yang diukur untuk memenuhi kebutuhan didaktik dan kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar merupakan suatu hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti serangkaian proses belajar mengajar yang menunjukkan suatu indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai siswa. Prestasi belajar dapat menjadi bukti keberhasilan siswa dalam usaha belajar yang dilakukannya. Prestasi ini biasanya diwujudkan dalam bentuk nilai tes yang menunjukkan hasil prestasi setelah siswa mendapatkan materi pelajaran.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), penilaian prestasi belajar meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif dapat berupa pengetahuan dan ketrampilan intelektual yang meliputi produk ilmiah dan proses ilmiah. Produk ilmiah antara lain fakta-fakta, konsep, prinsip, teori, dan penerapannya dalam kehidupan. Proses ilmiah antara lain pengenalan, pemahaman, aplikasi, analisisa, sintesa dan evaluasi.

b. Aspek afektif

Menurut Bloom aspek afektif dibagi menjadi lima jangkauan kemampuan (level of competence) yaitu receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valueing (nilai), organization (organisasi) dan characterization (karakterisasi).

c. Aspek psikomotor

Aspek psikomotor menyangkut ketrampilan motorik atau manipulasi obyek. Aspek ini terdiri dari tiga macam jangkauan kemampuan yaitu initiatory domain, pre-routine level, routinized level.

(Sardiman 2007: 23-24) Pada penelitian ini prestasi belajar yang akan diukur sebatas ranah

kognitif dan afektif. Hal ini dikarenakan materi pokok pelajaran kimia yang digunakan tidak menggunakan kegiatan laboratorium atau bisa disimpulkan tidak ada penilaian psikomotorik.

(18)

commit to user

Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar adalah a) faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu siswa itu sendiri.

Adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern adalah kecerdasan / intelegensi, fisiologis, sikap, minat, bakat, dan motivasi. b) faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya dari luar siswa. Faktor eksternal ini meliputi media pembelajaran, metode pembelajaran, keadaan sekolah, keadaan keluarga dan lingkungan masyarakat (Hamdani, 2010:

139-146).

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering sebut dengan tes prestasi belajar. Jika dilihat dari tujuannya tes prestasi belajar merupakan ungkapan keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi pada hakikatnya merupakan penggalian informasi melalui tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan (Azwar, 2002: 8-9).

Menurut Grondlund dalam Azwar (2002: 18-21) prinsip pengukuran prestasi adalah sebagai berikut a) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai tujuan instruksional. b) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran. c) Tes prestasi harus berisi item-item yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan. d) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan aslinya. e) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkindan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati. f) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik.

Dari uraian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang berupa perubahan tingkah laku yang diperoleh dari proses belajar mengajar yang dapat diketahui dengan mengadakan penilaian belajar. Dan dalam penelitian ini prestasi belajar yang diamatai yaitu dari segi kognitif dan afektif saja

(19)

commit to user 9. Struktur Atom a. Perkembangan Atom

Perkembangan model atom dimulai dari hipotesis-hipotesis, kemudian berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dengan peralatan canggih menghasilkan fakta-fakta percobaan hingga, akhirnya model atom mengalami modifikasi menjadi model yang sekarang dikenal, yaitu model atom mekanika kuantum (model atom modern).

Istilah atom bermula dari zaman Leukipos dan Demokritus yang mengatakan bahwa benda yang paling kecil adalah atom, yang berasal dari kata Yunani a yang berarti tidak dan tomos yang berarti dibagi. Setelah berselang puluhan tahun teori tersebut tidak tergoyahkan, baru pada tahun 1803 John Dalton mengemukakan gagasan bahwa suatu unsur mengandung hanya satu macam atom dan bahwa suatu atom merupakan partikel sederhana yang tidak dapat dirusak, tak dapat diubah manjadi zat yag lebih sederhana, karena atom-atom mereka tidak dapat dipecah. Teori Dalton tentang atom diterima oleh kebanyakan ilmuwan karena gagasan partikel kecil itu berhasil dalam menafsirkan banyak penemuan kimia (Keenan, Kleinfelter, & Wood, 2003: 30).

1) Model Atom Dalton

Gambar 2.2. John Dalton dan Model Atomnya

(sumber: http://chem-is-try.org) Teori Dalton tentang atom partikel kecil diterima oleh kebanyakan ilmuwan karena gagasan partikel kecil itu berhasil dalam menafsirkan banyak penemuan kimia. Selama hampir seratus tahun, konsepnya mengenai atom sebagai satuan yang tak dapat dimusnahkan dan sederhana (dari) suatu unsur membantu mendorong dan membimbing karya-karya eksperimen para ahli kimia di seluruh dunia.

(20)

commit to user

Namun menjelang tahun 1800, dunia atom Dalton yang mudah dipahami itu terbalik sama sekali oleh sederetan penemuan yang mengagumkan sinar-X dalam tahun 1895, radioaktivitas dalam tahun 1896, elektron dalam tahun 1897, dan radium dalam tahun 1898. Studi atas gejala- gejala ini menunjukkan bahwa atom merupakan struktur (bangunan) yang rumit, yang terbangun dari partikel-partikel subatom (Keenan, Kleinfelter, & Wood, 2003: 74).

John Dalton merupakan perumus teori atom pertama (1803- 1807) yang dikenal dengan teori atom Dalton. Berikut adalah postulat- postulat dalam teori atom Dalton:

a) Suatu unsur terdiri atas partikel yang sudah tak terbagi yang dinamai atom.

b) Atom-atom dari suatu unsur adalah identik.

c) Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain, tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan.

d) Senyawa terbentuk ketika atom-atom dari dua jenis unsur atau lebih bergabung dalam perbandingan tertentu.

Dengan perkembangan zaman yang semakin maju, beberapa prostulat Dalton ternyata kurang tepat, misalnya:

a) Ternyata atom bukanlah sesuatu yang tak terbagi, melainkan terdiri dari berbagai partikel sub atom.

b) Meski mempunyai sifat-sifat yang sama, atom-atom dari unsur yang sama dapat mempunyai massa yang berbeda. Atom-atom dari unsur yang sama, tetapi mempunyai massa yang berbeda disebut isotop.

c) Melalui reaksi nuklir, atom dari suatu unsur dapat diubah menjadi atom unsur lain.

d) Beberapa unsur tidak terdiri atas atom-atom melainkan molekul.

Hal yang paling penting dari teori atom Dalton yang hingga kini dapat diterima yaitu:

a) Atom adalah unit pembangun dari segala macam materi.

(21)

commit to user

b) Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat sama dengan unsurnya.

c) Dalam reaksi kimia, atom tidak dimusnahkan, tidak diciptakan, dan tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.

Dalton menyimpulkan teori atomnya berdasarkan data eksperimen yang ada pada massa itu. Dalton dan orang-orang setelahnya tidak pernah mengamati keadaan atom. Jadi, teori atom Dalton hanyalah sebuah model untuk menggambarkan atom yang sebenarnya yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Dewasa ini telah tersedia alat yang dapat menunjukan keberadaan atom dipermukaan zat padat, yaitu Scanning Tunneling Elektron Microscope (STEM). Jadi keberadaan atom sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun demikian, kesahihan teori terletak pada kemampuannya menjelaskan fakta-fakta yang ada. Teori atom Dalton diterima karena dapat menjelaskan dengan baik beberapa fakta eksperimen pada massa itu, diantaranya Hukum Kekekalan Massa dan Hukum Perbandingan Tetap dengan baik. Namun demikian, teori tersebut juga mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:

a) Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain.

b) Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.

c) Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.

Kelemahan-kelemahan seperti yang dikemukakan di atas dapat terpecahkan setelah percobaan-percobaan lebih lanjut yang dilakukan para ahli menunjukan bahwa atom bukanlah sesuatu yang tidak dapat terbagi, melainkan terdiri atas berbagai jenis partikel sub atom. Tiga diantaranya adalah proton, elektron dan neutron. Sifat-sifat Partikel Sub Atom dapat di lihat pada table 2.1.

(22)

commit to user

Tabel 2.1.Sifat-sifat Partikel Sub Atom

Partikel Lambang Massa

Muatan Penemu Gram sma

Proton P 1,6726231 x

10-24 1 +1

Goldstein/

Rutherfor d

Elektron N 9,1093897 x

10-28 1/1840 -1 J.J.

Thomson

Neutron E 1,67249271

6 x 10-24 1 netral J.

Chadwick (Purba, 2007: 21) 2) Model Atom J.J. Thomson

Gambar 2.3. J.J. Thomson dan Model Atomnya

(sumber: http://chem-is-try.org) Pada tahun 1900, J.J. Thomson mengajukan model atom yang menyerupai roti kismis. Menurut Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif dan didalamnya tersebar elektron bagaikan kismis didalam roti kismis. Secara keseluruhan, atom bersifat netral.

Dari teori yang disampaikan Thomson dapat diketahui bahwa atom bukan bagian terkecil dari suatu materi. Sebab, atom masih tersusun oleh partikel positif dan negative. Setelah J.J. Thomson menemukan bahwa didalam atom terdapat elektron, maka Thomson membuat model atom sebagai berikut:

a) Atom merupakan suatu materi berbentuk bola pejal bermuatan positif dan didalamnya tersebar electron-elektron (model roti kismis);

(23)

commit to user

b) Atom bersifat netral jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.

Model atom Thomson tidak bertahan lama. Hal ini disebabkan karena model atom Thomson tidak dapat menjelaskan adanya inti atom.

3) Model Atom Rutherford

Gambar 2.4. Rutherford dan Model Atomnya

(sumber: http://kimia.upi.edu) Pada tahun 1911, Ernest Rutherford mengemukakan teori atom modern yang dikenal sebagai model atom Rhuterford yaitu:

a) Atom terdiri atas inti bermuatan positif.

b) Massa atom berpusat pada intinya.

c) Elektron bergerak mengelilingi inti atom pada jarak tertentu.

d) Atom bersifat netral.

Penemuan inti atom bermula dari penemuan keradioaktifan.

Rutherford menggunakan sinar radioaktif dalam percobaan yang menghantarkannya pada penemuan inti atom (Michael Purba, 2007:27).

Pendapat Rutherford ini bertentangan dengan teori Maxwell tentang mekanika, yang mengatakan bahwa bila ada partikel bermuatan bergerak melingkar akan kehilangan energi pula, hingga akhirnya akan mudah tertarik oleh inti dan bentuk lintasan melingkarnya makin lama makin mendekat ke inti atom (Keenan, Kleinfelter, dan Wood, 2003:79).

Salah satu kelemahan teori atom Rutherford adalah tidak menjelaskan mengapa elektron itu tidak jatuh ke intinya. Menurut

(24)

commit to user

hukum fisika klasik, gerakan elektron mengintari inti akan disertai pemancaran energi berupa radiasi elektromagnet. Jika demikian, maka energi elektron akan semakin berkurang sehingga gerakannya akan lambat. Sementara, jika gerakan elektron melambat, maka lintasannya akan berbentuk spiral dan akhirnya ia akan jatuh ke inti atom.

4) Model Atom Neils Bohr

Gambar 2.5. Neils Bohr dan Model Atomnya

(sumber:http://kimia.upi.edu) Pada tahun 1913, seorang ahli fisika Denmark yang bernama Neils Bohr memperbaiki model atom Rutherford dapat dinyatakan sebagai berikut:

a) Elektron tidak jatuh ke inti, elektron beredar mengelilingi inti pada lintasan (n) atau kulit atom yang berbentuk lingkaran.

b) Energi elektron pada lintasan dinyatakan tingkat energi.

c) Elektron dapat berpindah lintasan dari lintasan yang lebih tinggi kelintasan yang lebih rendah atau sebaliknya.

Pada tahun 1913, berdasarkan analisis spectrum atom dari teori kuantum yang dikemukakan oleh Max Planck, Neils Bohr mengajukan model atom hidrogen, yaitu atom yang hanya mengandung satu elektron. Model atom hidrogen menurut Bohr menyerupai sistem tata surya. Elektron dalam atom hanya dapat berada pada tingkat energi tertentu. Artinya, elektron hanya dapat beredar pada lintasan tertentu saja. Lintasan yang diperbolehkan ini adalah orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu, yang disebut juga kulit atom. Tiap orbit ditandai dengan satu bilangan bulat yang disebut bilangan kuantum (n),

(25)

commit to user

Inti atom

mulai dari 1, 2, 3, 4, dan seterusnya yang dinyatakan dengan lambing K, L, M, N, dan seterusnya.

5) Model Atom Mekanika Gelombang

Gambar 2.6. Model Atom Mekanika Gelombang

(sumber: http://www.chem-is-try.org) Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger seorang ilmuwan dari Austria mengemukakan teori atom yang disebut teori atom mekanika kuantum atau mekanika gelombang. Menurut teori atom mekanika kuantum, meski elektron mempunyai tingkat energi tertentu, posisinya tidak dapat dipastikan. Yang dapat dikatakan tentang posisi elektron adalah peluang untuk menemukannya disetiap titik disekitar inti atom.

Daerah dengan peluang terbesar untuk menemukan elektron tersebut disebut orbital.

Struktur Atom menurut teori atom mekanika kuantum mempunyai kesamaam dengan teori atom Neils Bohr dalam hal tingkat- tingkat energi dalam atom. Keduanya menyatakan bahwa elektron dalam atom berada pada tingkat-tingkat tertentu. Bedanya adalah dalam hal posisi elektron dalam atom tersebut. menurut Bohr, posisi elektron dipastikan yaitu berada pada orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu. Dalam teori atom mekanika kuantum posisi elektron tidak pasti yang dapat dikatakan hanya peluang untuk menemukannya, yaitu dalam orbital. Perhatikan bahwa Bohr menggunakan istilah orbit, sedangkan mekanika kuantum menggunakan orbital. Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini.

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron.

Awan elektron disekitar inti

(26)

commit to user

Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hamper sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.

Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi orbitalnya belum tentu sama.

a) Ciri Khas Model Atom Mekanika Gelombang

(1) Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom).

(2) Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya (Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut).

(3) Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang terbesar.

b) Kelemahan Model Atom Modern

Persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak untuk partikel dalam kotak dan atom dengan elektron tunggal.

b. Partikel Penyusun Atom 1) Elektron

Gambar 2.7. Tabung Sinar Katoda

(sumber:http://kimia.upi.edu)

High voltage

Anode Negative

Plate Positive plate Slit

Cathode

Vacuum pump

(27)

commit to user

Elektron ditemukan oleh Joseph John Thomson pada tahun 1900. Penemuan elektron berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa. (Purba, 2007: 22)

Eksperimen dilakukan Thomson dengan mengamati dua pelat electrode dalam tabung vakum. Ketika dua pelat electrode tersebut dihubungan dengan sumber tegangan tinggi, dari elektrode negatif (katode) menjalar sinar menuju ke electrode positif (anode). Sinar yang keluar dari katode itu di sebut sinar katode dan tabung vakum tersebut dinamakan tabung sinar katode. Sinar katode dibelokkan oleh muatan listrik kea rah kutub positif. Dari eksperimen ini diperoleh kesimpulan bahwa sinar katode yang dibelokkan oleh muatan listrik kea rah kutub positif merupakan partikel yang bermuatan listrik negatif. Partikel tersebut oleh Thomson disebut electron dan diberi lambang :

v

Dengan e : lambang elektron -1 : muatan

0 : massa (pembulatan dari 0.000055 sma)

(Retnowati, 2008: 9) 2) Proton

Gambar 2.8. Tabung Sinar Terusan

(sumber: http://www.kimia.upi.edu) Pada tahun 1886, sebelum hakikat sinat katoda ditemukan, Goldstein melakukan suatu percobaan dengan tabung sinar katoda dan menemukan fakta berikut. Apabila katoda tidak berlubang ternyata gas dibelakang katoda tetap gelap. Namun, bila pada katoda diberi lubang maka gas dibelakang katoda menjadi berpijar. Hal ini menunjukan adanya radiasi yang berasal dari anoda yang menerobos lubang pada

(28)

commit to user

katode memijarkan gas dibelakang katoda itu. Radiasi itu disebut sinar anoda atau sinar positif atau sinar terusan. Hasil percobaan menunjukan bahwa sinar terusan merupakan radiasi partikel (dapat memutar kincir) bermuatan positif (dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif).

Eksperimen ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Elektron- elektron dalam pergerakan dalam katode menuju anode bertumbukan dengan atom-atom atau moleku-molekul gas. Atom atau molekul gas itu melepas electron dan menjadi bermuatan positif. Partikel positif ini tertarik kea rah katode dan sebagian lolos melalui lubang pada katode tersebut menjadi sinar anode. Partikel yang bermuatan positif disebut ion positif yang dinamakan proton dan diberi lambang :

Ž

Dengan p : lambang proton +1 : muatan

1 : massa (pembulatan dari 1.00758 sma)

(Retnowati, 2008: 10) 3) Neutron

Gambar 2.9. Bagan Eksperimen Chadwick

(Retnowati, 2008: 10) Neutron ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932, tetapi keberadaanya telah diduga oleh Aston sejak tahun 1919. Aston menemukan bahwa atom-atom dari unsur yang sama dapat mempunyai massa yang berbeda. Fenomena ini disebut isotop. Juga ditemukan bahwa massa suatu atom ternyata tidak sama dengan jumlah protonnya.

Selanjutnya pada tahun 1930, W. Bothe dan H. Becker menembaki inti atom berilium dengan partikel alfa dan menemukan

(29)

commit to user

suatu radiasi partikel yang mempunyai daya tembus tinggi. Pada tahun 1932, James Chadwick membuktikan bahwa radiasi tersebut terdiri atas partikel netral yang massanya hamper sama dengan mssa proton. Oleh karena sifat netral, partikel tersebut dinamai neutron. Percobaan lebih lanjut membuktikan bahwa neutron juga merupakan partikel dasar penyusun inti atom.

Massa 1 neutron = 1,6749544 x 10-24 gram = 1 sma Neutron tidak bermuatan (netral).

(Purba, 2007: 32) Partikel neutron ditulis dengan lambang :

f

Dengan n : lambang neutron 0 : muatan

1 : massa (pembulatan)

(Retnowati, 2008: 10) c. Susunan Atom

Dengan penemuan Struktur Atom, perbedaan antar atom unsur dapat dijelaskan. Pebedaan tersebut terletak pada jumlah partikel dasarpenyusun atom serta susunan partikel dasar tersebut. Pada bagian ini, kita akan melihat jumlah proton, elektron, dan neutron dalam atom serta cara menyatakannya. Susunan atom dapat dilihat pada gambar 2.10.

Gambar 2.10. Susunan Atom

(sumber:http://kimia.upi.edu)

(30)

commit to user 1) Nomor Atom

Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom atau nomor proton. Jumlah proton khas bagi setiap unsur. Artinya, atom-atom dari unsur yang sama mempunyai jumlah proton yang sama tetapi berbeda dari atom unsur lain. Nomor atom unsur-unsur dapat dilihat pada tabel sistem periodik. Oleh karena suatu atom bersifat netral, maka jumlah elektron sama dengan jumlah proton. Jadi, nomor atom juga menyatakan jumlah elektron dalam suatu atom.

2) Nomor Massa

Telah disebutkan bahwa proton dan neutron mempunyai massa yang sama, yaitu masing-masing sekitar 1 sma (massa proton = 1,0073 sma; masssa neutron = 1,0087 sma), sedangkan massa sebuah elektron sangat kecil, yaitu 5,486 x 10-4 sma. Oleh karena itu, massa sebuah atom praktis hanya ditentukan oleh massa proton dan neutronnya, sedangkan massa elektron dapat diabaikan. Jumlah proton dengan neutrin dalam suatu atom disebut nomor massa.

3) Notasi Susunan Atom

Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam suatu atom ditunjukan dengan lambang sebagai berikut:

A

X

Z

X = lambang atom (=lambang unsur)

Z = nomor atom = nomor proton (p) = jumlah elektron (e) A = nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron = p + n

Oleh karena A = p + n, sedangkan p = Z, maka A = Z + n atau n = A – Z. jadi, jumlah neutron dalam suatu atom sama dengan selisih nomor massa dengan nomor atomnya.

Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron

Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron

(31)

commit to user 4) Susunan Ion

Susunan atom dapat kehilangan elektron atau mendapatkan elektron tambahan. Atom yang kehilanagn elektron akan menjadi ion positif, sedangkan atom yang mendapatkan tambahan elektron akan menjadi ion negatif

a) Dalam atom netral

Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom (Z) b) Dalam ion bermuatan positif

Jumlah proton = nomor atom (Z)

jumlah elektron = nomor atom – muatan ion (Z - x) (x = muatan ion)

c) Dalam ion bermuatan negatif Jumlah proton = nomor atom (Z)

jumlah elektron = nomor atom + muatan ion (Z + x) (x = muatan ion)

(Purba, 2007: 30-31) 5) Isotop, Isobar, dan Isoton

a) Isotop

Atom-atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor atom sama), tetapi berbeda massanya disebut isotop. Perbedaan massa terjadi karena perbedaan jumlah neutron dalam atom.

Contoh : Unsur hidrogen terdiri dari 3 jenis isotop, yaitu 11H ; 12H; dan 13H . Susunan Isotop Pada Unsur Hidrogen dapat di lihat pada Tabel 2.2.

Jumlah neutron (n) = A - Z

(32)

commit to user

Tabel 2.2. Susunan Isotop Pada Unsur Hidrogen

Isotop Jumlah Proton

Jumlah

Elektrom Jumlah Neutron

1H

1 1 1 0

2H

1 1 1 1

3H

1 1 1 2

(Purba, 2007: 32) Isotop 11H biasa disebut hidrogen, isotop 21H disebut deuterium, sedangkan isotop 13Hdisebut tritium (hidrogen satu- satunya unsur yang mempunyai nama khusus untuk isotop- isotopnya).

Oleh karena isotop dari satu unsur mempunyai nomor atom sama, maka isotop itu dapat dibedakan hanya dengan menyatakan nomor masssanya. Jadi, isotop-isotop H dapat dinyatakan sebagai H-1, H-2, H-3.

b) Isobar

Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi mempunyai nomor massa sama disebut isobar.

Contoh : 146C dengan147N, 1124Na dengan 1224Mg c) Isoton

Atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron sama disebut isoton.

Contoh : 136Cdengan 147N 6) Satuan Massa Atom

Pada bagian dahulu telah disebutkan bahwa penggunaan massa satuan atom (sma) untuk menyatakan massa partikel. Yang dimaksud dengan 1 sma adalah 121 dari masssa atom C-12. Dengan kata lain para ahli sepakat menetapkan massa 1 atom C-12 adalah 12 sma.

(33)

commit to user Massa 1 atom C-12 = 12 sma 1 sma = 121 dari massa 1 atom C-12 1 sma = 1,66 x 10-24 gram

Massa beberapa isotop (dalam sma) dapat dilihat pafa tabel 2.3

Tabel 2.3. Massa Beberapa Isotop (dalam sma)

Isotop Massa Isotop Massa Isotop Massa H-1 1,00783 O-16 15,9949 Si-30 29,9738 H-2 2,02410 O-17 16,9991 Cl-35 34,9689 H-3 3,01605 O-18 17,9992 Cl-37 36,9659 C-12 12,00000 Si-28 27,9769 Ar-38 37,9627 C-13 13,00335 Si-29 28,9765 Ar-40 39,9624 (Purba, 2007: 42) 7) Massa Atom Relatif

Massa atom relati adalah perbandingan massa antara atom yang satu terhadap atom yang lainnya. Massa pembanding yang telah disepakati adalah 121 dari massa 1 atom C-12. Oleh karena umumnya unsur terdiri dari beberapa isotop, maka pada penetapan massa atom relatif degunakan massa rata-rata dari isotop-isotopnya. Dengan demikian, massa atom relatif adalah perbandingan antara massa rata- rata dari 1 atom suatu unsur terhadap 121 massa 1 atom C-12.

Oleh karena 121 massa 1 atom C-12 sama dengan 1 sma, maka definisi diatas dapat ditulis sebagai berikut:

Ar unsur X =

Massa rata-rata 1 atom unsur X

12

1 massa 1 atom C-12

Ar unsur X = Massa rata-rata 1 atom unsur X 1 sma

(34)

commit to user Sehingga diperoleh:

Massa rata-rata 1 atom unsur X = Ar unsur X x 1 sma 8) Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi

Niels Bohr melalui percobannya tentang spektrum atom hidrogen berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah di sekitar inti atom. Berdasarkan pengamatan terhadap spektrum atom hidrogrn, Niels Bohr berhasil menyusun model atom yang dikenal sebagai model atom Bohr. Menurut model atom Bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, makin ke luar makin besar nomor kulitnya dan makin tinggi tingkat energinya.

Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat energi terendah. Keadaan seperti itu disebut tingkat dasar (ground state). Jika atom mendapat radiasi maka elektron menyerap frekuensi tertentu kemudian meloncat ketingkat energi yang lebih tinggi. perpindahan elektron ke tingkat energi lebih tinggi membuat atom berada pada keadaan yang tidak stabil, yang disebut tereksitasi. Keadaan tereksitasi tidak berlangsung lama, elektron akan segera kembali ke tingkat energi yang lebih rendah disertai pemancaran energi berupa radiasi elektromagnet. Energi radiasi yang dipancarkan sama dengan selisih tingkat energi awal. Dengan demikian dapat dijelaskan mengapa spektrum atom merupakan spektrum garis.

Kulit elektron diberi simbol (lambang), untuk kulit pertama (paling dekat dengan inti) diberi lambang K, kulit kedua diberi lambang L, kulit ketiga M, dan seterusnya. Tiap-tiap kulit elektron hanya dapat ditempati elektron maksimum 2n2, dengan n adalah nomor kulit, Kulit dan Jumlah Elektron Maksimum dapat dilihat pada Tabel 2.4.

(35)

commit to user

Tabel 2.4. Kulit dan Jumlah Elektron Maksimum

Nomor kulit Nama kulit Jumlah elektron maksimum

1 2 3 4 5 6 7

K L M N O P Q

2 elektron 8 elektron 18 elektron 32 elektron 50 elektron 72 elektron 98 elektron

(Purba, 2007: 42)

Elektron-elektron akan menempati kulit elektron dimulai dari kulit K sampai terisi maksimum, kemudian kulit L sampai terisi maksimum dan seterusnya. Penempatan elektron sampai penuh akan terjadi paad kulit K, L, dan M, sedangkan untuk kulit keempat (kulit N) sudah akan terisi bila kulit M sudah terisi 8 elektron. Konfigurasi Elektron Atom Mg dan K dapat dilihat pada gambar 2.11.

12Mg 19K

Gambar 2.11. Konfigurasi Elektron Atom Mg dan K

(sumber:http://kimia.upi.edu) Konfigurasi elekron seperti pada gambar di atas dapat ditulis dengan singkat sebagai berikut:

12Mg : 2 8 2 19K : 2 8 8 1

Pada atom K tidak membentuk konfigurasi 2, 8, 9, sebab mulai kulit ketiga dan seterusnya jika sisa dari kulit L lebih besar dari 8 tetapi kurang dari 18, maka diisikan 8 saja dan elektron berikutnya akan menempati kulit N. Jumlah elektron yang menempati kulit terluar

(36)

commit to user

disebut elektron valensi. Jadi, elektron atom Mg adalah 2 dan elektron valensi atom K adalah 1, konfigurasi elektron beberapa atom dapat dilihat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5. Konfigurasi Elektron Beberapa Atom

Tanda atom Jumlah electron Konfigurasi electron

2He

3L

6C

9F

13Al

15P

18Ar

20Ca

31Ga

2 3 6 9 13 15 18 20 31

2 2, 1 2, 4 2, 7 2, 8, 3 2, 8, 5 2, 8, 8 2, 8, 8, 8, 2 2, 8, 18, 3 (Purba, 2007: 47)

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh:

1. Penelitian yang dilakukan Attle dan Baker (2007: 82) yang berjudul

“Cooperative Learning in a Competitive Environment: Classroom Applications”. Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa banyak manfaat dalam melibatkan siswa pada pembelajaran kooperatif. Manfaat yang sangat signifikan adalah siswa memiliki prestasi yang sering melebihi dari sasaran awal.

2. Ke dan Grabowski (2007: 256) dalam penelitiannya yang berjudul

“Gameplaying for Maths Learning: cooperative or not?” menyatakan bahwa permainan yang bersifat kooperatif merupakan suatu strategi yang efektif untuk pembelajaran ilmiah terhadap siswa, baik kognitif maupun afektif.

Permainan yang kooperatif dan kompetitif dalam TGT memberikan dua ciri

(37)

commit to user

yaitu fantasi dan relevan. Oleh karena itu, hal ini akan dipakai oleh banyak pebelajar daripada yang tanpa permainan.

3. Harmandar dan Cil (2008: 26) “The Effect of Science Teaching Through Teams Games Tournament Technique on Success Level an Affective Characteristics of Student” menyatakan bahwa pembebelajaran dengan teknik games tournament dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran Biologi.

4. Penelitian yang dilakukan Nopiyanti, Dedi Rohendi, dan Heri Sutarno (2010:

1-4) dalam jurnal yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Berbasis Multimedia dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi” menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) berbasis multimedia lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berbasis multimedia.

C. Kerangka Berpikir

Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan suatu masalah yang sangat menonjol dalam setiap pembaharuan sistem pendidikan nasional. Sejalan dengan itu upaya pembaharuan pendidikan terus dilakukan salah satunya adalah pembaharuan pada metode pembelajaran yang digunakan. Dalam menggunakan metode pembelajaran perlu disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Karena apabila metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai, proses pembelajaran juga tidak berhasil secara maksimal.

Prestasi belajar siswa dengan metode yang kurang tepat memberikan hasil yang masih rendah. Peranan guru sangat penting dalam melakukan usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik sehingga mampu meningkatkan prestasi belajarnya.

Guru berperan sebagai fasilitator ataupun motivator selama proses belajar berlangsung. Diharapkan kegiatan belajar mengajar tidak lagi didominasi oleh

(38)

commit to user

guru (teacher centered), akan tetapi lebih menempatkan siswa sebagai subyek didik, sehingga dalam penelitian ini menuntut diterapkannya penggunaan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) (Slavin, 2008: 5).

Struktur Atom merupakan salah satu materi ilmu kimia yang banyak mengungkap teori-teori dan konsep-konsep ilmu kimia yang mendasar. Oleh karena itu, pemahaman tentang Struktur Atom sangat penting untuk mempelajari ilmu kimia selanjutnya, sehingga dalam mempelajari diperlukan pengembangan kemampuan kognitif siswa. Ketidakmampuan siswa dalam memahami konsep- konsep dari materi Struktur Atom akan mengakibatkan menurunnya prestasi belajar siswa. Untuk mengatasi kesulitan pada siswa diperlukan suatu metode dan media yang mampu membantu meningkatkan pemahaman terhadap konsep- konsep tersebut. Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang dipakai adalah model pembelajaran Kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dan media yang digunakan adalah Teka teki Silang (TTS) dan Roda Impian.

Model pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) yang akan diterapkan diharapkan mampu mendorong siswa untuk lebih aktif bermain di dalam kelompok, serta dapat bertanding diantara kelompok masing-masing agar dapat saling berpacu untuk memperoleh prestasi yang tinggi dan dapat memperkecil perbedaan yang ada pada diri siswa dalam proses pemahaman materi pelajaran. Dengan pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT), diharapkan bisa merangsang siswa untuk lebih siap belajar kimia, tanpa ada rasa takut untuk mempelajarinya atau bahkan siswa akan tertarik untuk mempelajari ilmu kimia lebih dalam atau lebih detail.

Teka Teki Silang (TTS) yang digunakan dalam metode Teams Games Tournament (TGT) dimaksudkan selain ada unsur permainannya juga ada unsur pendidikannya, dimana dengan mengisi Teka teki silang (TTS) tersebut secara tidak sadar siswa belajar ilmu kimia, sehingga diharapkan selain mendapat kesenangan juga mendapatkan pengetahuan dan pemahaman pada materi pelajaran Struktur Atom. Pada metode pembelajaran kooperatif metode Teams Games Tournament (TGT) dengan media Teka Teki Silang (TTS) ini siswa secara bersama-sama akan mencari jawaban yang ada dalam Teka Teki Silang

Referensi

Dokumen terkait

Proses ataupun cara pengangkatan ada tiga yaitu dengan bay’at, istikhlaf dan Istila’, dari ketiga itu terbagi menjadi dua, cara bay’at dan istikhlaf disebut

3. Masih ditemukannya paradigma lama yang masih berkembang dalam penyajian informasi publik, sehingga masih ditemukan Perangkat Daerah yang belum bersedia

Demikian pula halnya dalam kegiatan pemanenan hutan dapat menurunkan bahan organik, khususnya C dan N secara drastis akibat perubahan suhu, lengas tanah dan aerasi (Matson et al

Kadar anti-HBs pasca vaksinasi yang protektif yaitu ≥ 10 mIU/mL ditemukan pada 64,1% mahasiswa kepaniteraan klinik yang telah memperoleh vaksin hepatitis B, sedangkan 35,9%

bernilai rendah dengan rentang nilai 3,05 – 5,45 Hz dan zona II yang bernilai tinggi dengan rentang nilai 10,4 – 13,25 Hz, berdasarkan analisis particle motion

Fakultas Tarbiyah dan Kependidikan merupakan lembaga akademis yang dikembangkan dari Jurusan Tarbiyah dengan beberapa program studi yang lebih dimantapkan. Arti penting

Tidak menutupnya lubang tersebut diakibatkan oleh kegagalan fusi septum interventrikuler selama janin masih dalam kandungan (Febrianfn, 2009, defek septum ventrikel