PT. PRASIDHA ANEKA NIAGA, Tbk.
DAN ENTITAS ANAK
Laporan Keuangan Konsolidasian
Untuk Tiga Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal
30 Juni 2018, 31 Desember 2017 dan 30 Juni 2017
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET
Catatan 2018 2017
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2c,2o,3,29 70.781.815.538 49.969.776.757
Piutang usaha, neto 2d,2e,2o,4,5,12,16,29 92.107.949.960 94.365.538.924
Piutang lain - lain, neto 2.286.929.589 209.437.031
Persediaan 2f, 7 210.074.272.114 237.836.194.381
Uang muka kepada pemasok dan lain-lain 29.217.832.789 2.999.725.169
Biaya dibayar di muka 2g 1.766.157.628 1.661.157.229
Total Aset Lancar 406.234.957.618 387.041.829.491
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan, neto 11 8.493.442.198 6.610.297.738
Penyertaan saham 2h,8 6.523.181.636 6.523.181.636
Tanaman perkebunan
Belum menghasilkan 2i,9 2.459.733.886 2.373.913.886
Aset tetap, neto 2j,10 263.348.386.548 269.910.638.722
Estimasi tagihan pajak 11 13.019.334.135 5.964.767.981
Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya 5,29 - 3.898.300.000
Aset tak berwujud 2i 526.881.875 486.352.500
Pinjaman kepada karyawan 2c 1.552.508.362 4.112.496.243
Uang jaminan 2c 6.601.510.490 3.788.660.490
Aset lain-lain 80.000.000 269.428.362
Total Aset Tidak Lancar 302.604.979.130 303.938.037.558
TOTAL ASET 708.839.936.748 690.979.867.049
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan 2018 2017
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman bank jangka pendek
2o,12,29308.958.198.211 278.076.429.216
Utang usaha - pihak ketiga
136.774.861.443 2.166.294.833
Utang lain-lain - pihak ketiga 2.477.412.004 10.074.439.432
Beban akrual
2n,143.366.291.412 4.736.947.774
Utang pajak
2p,1514.287.453.728 7.931.232.903
Uang muka pelanggan
2o,291.593.866.570 -
Pendapatan diterima di muka
2n- 661.948.450
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
Kewajiban sewa pembiayaan
2j,16284.346.773 489.933.104
Total Liabilitas Jangka Pendek 337.742.430.141 304.137.225.712
LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas jangka panjang, setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Pinjaman bank
2o,16,3017.284.800.000 -
Kewajiban sewa pembiayaan
2j,16921.631.333 586.494.842
Liabilitas imbalan kerja karyawan
2r,1778.455.886.068 86.770.825.127
Total Liabilitas Jangka Panjang 96.662.317.401 87.357.319.969
Total Liabilitas 434.404.747.542 391.494.545.681
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Modal saham - nilai nominal Rp175 per saham Modal dasar, ditempatkan dan disetor
penuh - 1.440.000.000 saham
19252.000.000.000 252.000.000.000
Tambahan modal disetor 52.681.380.953 52.681.380.953
Saldo Laba (Akumulasi kerugian) (107.991.804.430) (83.329.513.914)
Selisih atas akuisisi kepentingan
non-pengendali 6.853.157.506 6.853.157.506
Penghasilan komprehensif lainnya (7.150.565.727) (7.150.565.727)
Sub-Total 196.392.168.302 221.054.458.818
Kepentingan Nonpengendali
2b,1878.043.020.904 78.430.862.550
Total Ekuitas 274.435.189.206 299.485.321.368
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 708.839.936.748 690.979.867.049
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Jakarta, 30 Juli 2018
Wakil Presiden Direktur
Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni
Catatan 2018 2017
PENJUALAN NETO
2e,2n,5,20671.656.389.892 733.445.022.444
BEBAN POKOK PENJUALAN
2e,2n,5,21,22596.130.555.317 630.766.435.097
LABA BRUTO 75.525.834.575 102.678.587.347
BEBAN (PENDAPATAN) OPERASI
2n,5,22,24,30Beban Penjualan 8.655.488.944 8.999.342.659
Beban umum dan administrasi 47.305.762.210 42.535.095.880
Beban operasi lainnya 16.781.978.401 3.125.338.901
(Pendapatan) operasi lainnya (55.527.648) (2.230.950.375)
Beban Operasi, Neto 72.687.701.907 52.428.827.065
LABA OPERASI 2.838.132.668 50.249.760.282 PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
2n,25,26Pendapatan keuangan 432.947.588 866.651.285
Beban keuangan (9.164.580.712) (9.039.121.463)
Pendapatan (Beban) Lain-lain, Neto (8.731.633.124) (8.172.470.178)
LABA SEBELUM PAJAK (5.893.500.456) 42.077.290.104
BEBAN PAJAK
2p,11,15Beban Pajak, Neto (9.967.311.705) (7.577.121.670)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (15.860.812.161) 34.500.168.434
TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN (15.860.812.161) 34.500.168.434 Laba (Rugi) komprehensif tahun
berjalan yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk (24.662.290.516) 27.814.053.076
Kepentingan nonpengendali 8.801.478.354 6.686.115.358
TOTAL (15.860.812.161) 34.500.168.433
LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK ENTITAS INDUK
2t(17,13) 19,32
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2018
Modal saham dasar - Selisih atas akuisisi Pengukuran kembali atas
ditempatkan dan Tambahan Saldo Laba kepentingan liabilitas imbalan kerja jangka Kepentingan Ekuitas,
disetor penuh Modal Disetor Akumulasi (Rugi) non-pengendali panjang-setelah pajak tangguhan Jumlah nonpengendali neto
Saldo per 31 Desember 2016 252.000.000.000 52.681.380.953 (104.467.522.560) 6.853.157.506 (2.494.234.831) 204.572.781.068 75.712.559.315 280.285.340.383
Laba tahun berjalan 2017 - - 21.138.008.646 - - 21.138.008.646 11.012.555.689 32.150.564.335 -
Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang-
setelah pajak tangguhan - - - - (4.656.330.896) (4.656.330.896) (1.139.355.654) (5.795.686.550)
Selisih atas akuisisi kepentingan non-pengendali - - - - - - - - Pembayaran dividen entitas anak kepada kepentingan nonpengendali - - - - - (7.154.896.800) (7.154.896.800)
Saldo per 31 Desember 2017 252.000.000.000 52.681.380.953 (83.329.513.914) 6.853.157.506 (7.150.565.727) 221.054.458.818 78.430.862.550 299.485.321.368
Laba (Rugi) komprehensif enam bulan - - (24.662.290.516) - - (24.662.290.516) 8.801.478.354 (15.860.812.162)
Pembayaran dividen entitas anak kepada kepentingan nonpengendali - - - - - - (9.189.320.000) (9.189.320.000) Saldo per 30 Juni 2018 252.000.000.000 52.681.380.953 (107.991.804.430) 6.853.157.506 (7.150.565.727) 196.392.168.302 78.043.020.904 274.435.189.206
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
(Disajikan dalam Rupiah)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
(Disajikan dalam Rupiah)
Untuk Enam Bulan yang Berakhir Pada Untuk Enam Bulan Yang Berakhir
Catatan 2018 2017
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 681.429.301.831 717.726.884.590
Penerimaan kas dari :
Pendapatan sewa 45.000.012 690.135.000
Penghasilan bunga 440.753.425 962.586.206
Lain lain 34.625.000 -
Restitusi pajak 532.160.901 806.459.181
Pembayaran kas kepada pemasok (508.725.885.524) (601.504.045.876)
Pembayaran kas untuk :
Gaji dan upah (67.445.483.522) (56.068.332.254)
Beban usaha (diluar biaya gaji dan upah) (62.817.470.428) (56.036.493.126)
Beban bunga (8.917.908.661) (8.840.203.255)
Pajak penghasilan badan dan pajak lainnya (11.917.165.640) (15.681.038.644) Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi 22.657.927.394 (17.944.048.178)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap 13 5.800.000 2.500.000
Biaya terkait tanaman belum menghasilkan (85.820.000) (120.875.500)
Pembelian aset tetap 13 (3.255.880.387) (2.963.443.058)
Kenaikan uang muka pembelian aset tetap 13 (24.201.198.259) (2.927.600.837) Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi (27.537.098.646) (6.009.419.395)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan (pembayaran) hutang jangka pendek 14.340.757.203 19.395.252.629 Penambahan pinjaman jangka pendek dari Bank 16.995.600.000 - Pembayaran pinjaman kepada Bank - (192.333.333) Penambahan (pembayaran) pinjaman jangka panjang
dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa - 16.009.688 Pembayaran dividen kepada kepentingan nonpengendali (9.189.320.000) (7.154.896.800)
Pembayaran kredit pembiayaan konsumen (12.580.000) 302.539.408
Pembayaran kewajiban sewa pembiayaan (341.547.170) 2.800.581.917
Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan 21.792.910.033 15.167.153.509 KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS 16.913.738.781 (8.786.314.064) KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 3 53.868.076.757 99.928.995.968 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 3 70.781.815.538 91.142.681.904
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Pada Tanggal-tanggal 30 Juni
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Aneka Bumi Asih berdasarkan akta Notaris Paul Tamara No. 7 tanggal 16 April 1974. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/358/23 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2488 dari Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1994. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 38 dan akta Perubahan No. 39 tanggal 29 Desember 1993 mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan, perubahan pemegang saham dan penggantian nama Perusahaan menjadi PT Prasidha Aneka Niaga telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3792.HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2678 dan Berita Negara No. 40 tanggal 20 Mei 1994. Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 127 tanggal 10 Mei 1994 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penawaran umum saham telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10.238.HT.01.04.TH.94 tanggal 5 Juli 1994 dan diumumkan dalam Tambahan No. 6079 dari Berita Negara No. 58 tanggal 21 Juli 1995, dan yang terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H. No. 7 tanggal 10 April 1997 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 1 tahun 1995 dan Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 berikut peraturan-peraturan pelaksanaannya serta perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham, yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3797.HT.01.04.TH.97 tanggal 15 Mei 1997 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2135 dari Berita Negara No. 43 tanggal 30 Mei 1997. Perubahan terakhir dengan akta Notaris Ny. Liliana Arif Gondoutomo, S.H., No.10 tanggal 20 Oktober 2008 mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.AHU- 97905.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 18 Desember 2008 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No.9 tanggal 30 Januari 2009.
Perusahaan berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman No. 47 Jakarta Selatan dan pabriknya berlokasi di Jalan Ki Kemas Rindho, Kertapati, Palembang. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974.
Atas persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), pada tahun 1994, Perusahaan melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (yang telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia) menjual 30.000.000 lembar sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada masyarakat dengan harga jual Rp 3.000 per saham. Perbedaan antara jumlah nilai nominal dengan jumlah harga jual saham (agio saham) tersebut sebesar Rp 60.000.000.000. Pada tahun 1997, Perusahaan membagikan saham bonus (untuk setiap pemegang 2 saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham tanggal 8 Juli 1997, berhak atas 1 saham bonus).
c. Struktur Anak Perusahaan yang dikonsolidasi
Rincian mengenai Anak Perusahaan yang dikonsolidasi adalah sebagai berikut : Domisili dan
Tahun Usaha % Jumlah Aktiva
Komersial Pemi- (dalam Jutaan Rupiah)
Anak Perusahaan Dimulai Bidang Usaha likan 2018 2017 Langsung
PT Aneka Bumi Kencana Surabaya, Pengolahan dan perdagangan 99,9990
1984 hasil bumi
PT Tirtha Harapan Bali Singaraja, 1973 Pengolahan dan perdagangan 99,9900 hasil bumi
PT Aneka Coffee Industry Sidoarjo, 1996 Pabrik kopi bubuk dan 69,1500 instan
Tidak Langsung
PT Indoarabica Mangkuraja Bengkulu, 1989 Perkebunan dan pengolahan 61,1020 hasil bumi
d. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris
Dewan Komisaris
1. Mansjur Tandiono - Presiden Komisaris
2. Widyono Lianto - Wakil Presiden Komisaris
3. Made Sudharta - Komisaris
4. Agus Soegiarto - Komisaris
5. Fery Yennoto - Komisaris Independen
6. Robertus Sukamto - Komisaris Independen
Dewan Direksi
1. Jeffry Sanusi Soedargo - Presiden Direktur
2. Didik Tandiono - Wakil Presiden Direktur
3. H. Sjamsul Bachri Uding - Direktur
4. Lie Sukiantono Budinarta - Direktur
5. Moenardji Soedargo - Direktur
23.410
4.370 4.355 367.641 327.050
Pada tanggal 30 Juni 2018, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi Perusahaan, dan Komite Audit adalah sebagai berikut :
11.700 6.051
Pada tanggal 7 Desember 2016, UCC Holdings Co. Ltd., Japan (UCC), pemegang saham ACI, menjual dan mengalihkan seluruh saham yang dimiliki oleh UCC di ACI, yang berjumlah 1.380 lembar saham dengan nominal Rp2.248.000 per saham ke Perusahaan, PT Citrabuana Tunggal Perkasa dan Itochu Singapore Pte. Ltd. secara proporsional dengan kepemilikan saham mereka di ACI. Penjualan dan pembelian saham diaktakan dalam Akta Notaris Christina Dwi Utami, S.H., MHum, MKn No. 7 tanggal 7 Desember 2016. ACI telah menerima persetujuan amandemen izin prinsip dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia dalam kaitannya dengan perubahan pemegang saham pada tanggal 19 Desember 2016.
Selisih antara kompensasi yang dibayarkan dan nilai tercatat kepentingan nonpengendali yang diakuisisi sebesar Rp6.853.157.506 disajikan sebagai “Selisih atas Akuisisi Kepentingan Nonpengendali” sebagai bagian dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
PT. Aneka Widya Graha
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
Komite Audit
1. Robertus Sukamto - Ketua
2. Henryanto Handoko - Anggota
3. Kasmita Wijaya - Anggota
Dewan Komisaris
1. Mansjur Tandiono - Presiden Komisaris
2. Widyono Lianto - Wakil Presiden Komisaris
3. Made Sudharta - Komisaris
4. Agus Soegiarto - Komisaris
5. Fery Yennoto - Komisaris Independen
6. Robertus Sukamto - Komisaris Independen
Dewan Direksi
1. Jeffry Sanusi Soedargo - Presiden Direktur
2. Didik Tandiono - Wakil Presiden Direktur
3. H. Sjamsul Bachri Uding - Direktur
4. Lie Sukiantono Budinarta - Direktur
5. Moenardji Soedargo - Direktur
Komite Audit
1. Robertus Sukamto - Ketua
2. Henryanto Handoko - Anggota
3. Kasmita Wijaya - Anggota
Pada tanggal 31 Desember 2017, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi Perusahaan, dan Komite Audit adalah sebagai berikut :
Perusahaan dan entitas anak memiliki 531 (lima ratus tiga puluh satu) dan 530 (lima ratus tiga puluh) karyawan tetap masing - masing pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Mata uang penyajian yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anak
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
c. Setara Kas
d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan pedoman penyajian laporan keuangan konsolidasi.
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih, penyertaan saham tertentu yang dicatat dengan metode ekuitas dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi.
Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan dan Anak Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung.
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dimiliki lebih dari 50%,
Bagian hak minoritas atas ekuitas dari Anak Perusahaan yang dikonsolidasi disajikan dalam akun "Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi" dalam neraca konsolidasi.
Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama 20 (dua puluh) tahun
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat ditempatkan dan tidak dijaminkan atas hutang
Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap Selisih lebih nilai buku atas biaya perolehan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi diamortisasi selama 11 (sebelas) tahun berdasarkan sisa umur hak guna atas tanah dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anaknya adalah seperti dijabarkan di bawah ini:
Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan-peraturan dan Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
e. Transaksi dengan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
f. Persediaan
g. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing biaya .
h. Penyertaan Saham
i. Tanaman perkebunan
j. Aset Tetap
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, "Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizeable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak (moving-average method).
Penyisihan persediaan usang dan penurunan harga pasar disajikan untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi bersihnya.
Penyertaan saham dimana Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki pemilikan kurang dari 20% dicatat berdasarkan biaya perolehan (metode biaya) dan disesuaikan dengan penurunan permanen, jika ada.
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai.
Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat ("carrying amount")aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya,
Penyusutan bangunan dan prasarana dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sedangkan penyusutan aktiva tetap lainnya, kecuali untuk mesin dan peralatan PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) berdasarkan persentase sebagai berikut:
ebelum tanggal 1 Januari 2009, persediaan dicatat berdasarkan PSAK No. 14 yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1994. Efektif tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan menerapkan PSAK No.14 ( Revisi 2008), "Persediaan", yang menggantikan PSAK No.14 (1994), "Persediaan". Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.
Tanaman perkebunan diklasifikasikan dalam tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dan menghasilkan. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan, dimana telah mencakup akumulasi biaya dari penanaman, penyuburan, dan pemeliharaan tanaman, dan alokasi biaya tidak langsung. Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan akan direklasifikasi ke tanaman perkebunan yang menghasilkan saat tanaman perkebunan dapat dipanen.
Tanaman perkebunan yang belum menghasilkan tidak diamortisasi dan dicatat sebagai bagian dari "Aset Tidak Lancar"
dalam neraca konsolidasi tahun 2010.
Tanaman perkebunan yang menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Tanaman perkebunan yang menghasilkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus atas umur produktif ekonomi, yaitu 20 (dua puluh) tahun.
Persentase Bangunan dan prasarana 5 - 10 % Mesin dan peralatan 10 - 50 Peralatan kantor 25 - 50 Kendaraan 25 - 50
k. Sewa
Penyusutan mesin dan peralatan ACI dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sesuai masa manfaat mesin dan peralatan selama 5 (lima) sampai 20 (dua puluh) tahun dan kendaraan selama 5 (lima) tahun.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Aktiva dalam penyelesaian disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan ini akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pada saat dilepaskan atau saat tiadak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan lana rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Biaya pengurusan legal hak atas tanah ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai bagian dari akun “Aset takberwujud” pada laporan posisi keuangan konsolidasian dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomik tanah.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), "Sewa" menggantikan PSAK No. 30 (1990) "Akuntansi Sewa Guna Usaha". Berdasarkan PSAK No. 30(Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI) mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antar bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antar umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan ACI akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Dalam sewa operasi, Perusahaan dan ACI mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan metode garis lurus (straight- line method)selama masa sewa.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
l. Beban Tangguhan Biaya Transaksi
m. Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Beban diakui pada saat terjadinya (metode akrual).
o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
p. Pajak Penghasilan
Selisih antara biaya perolehan dengan nilai buku setiap transaksi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun
"Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali" dan disajikan sebagai bagian dari Ekuitas di dalam neraca konsolidasi.
Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang diatas kapal di pelabuhan pengiriman (f.o.b. shipping point). Pendapatan penjualan lokal diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan.
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah sesuai dengan kurs tengah pada tanggal terakhir transaksi bank untuk periode tersebut yang dikeluarkan Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada usaha periode berjalan.
Kurs tengah yang digunakan adalah Rp14.404,- dan Rp13.548,- untuk US$ 1 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017. Sedangkan untuk AUD$ Kurs tengah yang digunakan adalah Rp10.582,- dan Rp10.557,- untuk AUD$1 masing-masing pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aktiva dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan (jika ada), juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi datau ketika kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.
Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke saldo Ekuitas.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima, atau jika Perusahaan dan Anak Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.
Biaya-biaya yang terjadi atas pendanaan kembali pinjaman jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang jangka waktu pinjaman tersebut (5 tahun).
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan dan ACI Kewajiban sewa pembuayaan dinyatakan berdasarkan nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa pembiayaan.
q. Instrumen derivatif
r. Imbalan Kerja Karyawan
s. Pelaporan Segmen
t. Laba per Saham Dasar
u. Penggunaan estimasi
Sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2000), "Pelaporan Segmen", segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka menjadi empat jenis industri yaitu pengolahan dan perdagangan hasil bumi, pabrik kopi bubuk dan instan, real estat dan perkebunan dan pengolahan hasil bumi untuk pelaporan segmen utama mereka.
Untuk pelaporan segmen sekunder, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelompokkan usaha mereka berdasarkan area geografis, yaitu Sumatera, Jawa dan Bali.
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan, sejumlah 1.440.000.000 lembar saham pada tahun 201 dan 2017.
Perusahaan dan Anak perusahaan mengakui kewajiban imbalan kerja karyawan sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004),
"Imbalan Kerja". Pernyataan ini mewajibkan Perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas.
Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang- undang ketenagakerjaan Tahun 2003 ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial "Projected Unit Credit". Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan. Lebih lanjut, biaya jasa lalu atas pengenalan program manfaat pasti atau perubahan hutang imbalan dari program yang ada diamortisasi sepanjang periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, realisasi sebenarnya di masa yang akan datang dapat berbeda dengan estimasi tersebut.
Instrumen derivatif dicatat sebagai aset atau kewajiban dalam neraca dan diakui sebesar nilai wajar. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif diakui secara periodik dalam laporan laba rugi atau ekuitas, sesuai dengan tujuan penggunaan instrumen tersebut. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif yang diperlakukan sebagai lindung nilai atas nilai wajar diakui pada laporan laba rugi pada periode terjadinya, bersama dengan perubahan nilai dari variabel pokok yang dilindungi. Laba atau rugi dari instrumen derivatif yang dirancang sebagai lindung nilai arus kas dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan lain-lain dalam ekuitas dan kemudian direklasifikasi ke pendapatan dalam periode yang dipengaruhi oleh variabel pokok yang dilindungi. Perubahan nilai dari instrumen derivatif yang tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai yang dianggap tidak efektif dicatat pada laba rugi pada saat terjadinya.
Berdasarkan kriteria tertentu untuk akuntansi lindung nilai yang disyaratkan PSAK No. 55, "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktiva Lindung Nilai", kontrak komoditi berjangka yang ada pada Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Dengan demikian, laba atau rugi yang timbul dari perubahan dalam nilai wajar kontrak komoditi berjangka yang digunakan Perusahaan dan ACI untuk mengelola risiko fluktuasi harga komoditi diakui secara langsung pada operasi.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
NAMA AKUN 2018 2017
3. KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari :
2018 2017
Pihak Ketiga Kas
Dalam Rupiah 5.680.889.092 3.320.574.197 Dalam Dolar Amerika Serikat
(US$ 16,378 pada tahun 2018 dan
US$ 5,678 pada tahun 2017 235.908.712 76.925.544
Jumlah 5.916.797.804 3.397.499.741
Bank
Rekening Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 92.615.442 893.823.736 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 26.689.560 402.015.127 PT Bank Central Asia Tbk 13.279.455.489 15.979.290.303 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 42.971.811 251.486.822 PT Bank Artha Graha 1.404.079.688 5.733.659.710 PT Bank DBS Indonesia 2.821.840.859 1.939.607.176 Citibank 172.683.505 2.122.378.935
Rekening Dolar Amerika Serikat
PT Bank Central Asia Tbk 2.289.191.422 3.424.053.374 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 14.899.951.614 3.201.573.130 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 5.264.229 232.477.042 PT Bank DBS Indonesia 13.452.248.642 2.201.979.337 Citibank 13.114.698.680 7.010.158.304
Rekening AUD
PT Bank Central Asia Tbk 12.108.045 12.520.840
Deposito Berjangka Rupiah
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - - Bank Mayapada 3.251.218.748 3.167.253.180 Bank DBS Indonesia - - Jumlah 64.865.017.734 46.572.277.016
Jumlah Kas dan Setara Kas 70.781.815.538 49.969.776.757
Deposito berjangka memperoleh bunga dengan suku bunga tahunan berkisar antara 6,30% untuk Rupiah pada tahun 2018 dan 4,25% - 6,90% untuk Rupiah dan 0,25% - 0,50% untuk US$ pada tahun 2017.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
4. PIUTANG USAHA
Piutang usaha terdiri dari :
2018 2017
Perdagangan hasil bumi 92.207.925.060 94.921.969.024 Penjualan kopi bubuk dan instan
92.207.925.060
94.921.969.024 Cadangan kerugian penurunan nilai (99.975.100) (556.430.100)
Piutang Usaha dari Pihak Ketiga - neto 92.107.949.960 94.365.538.924
Piutang Usaha dari Pihak Yang Mempunyai
Hubungan Istimewa - -
Jumlah Piutang Usaha 92.107.949.960 94.365.538.924
Analisa umur dari piutang usaha tersebut adalah sebagai berikut :
2018 2017
Belum jatuh tempo 82.309.808.747 66.258.109.150 Jatuh tempo :
1 - 30 hari 5.210.337.032 19.268.591.491 31 - 60 hari 507.481.515 5.209.926.449 Lebih dari 60 hari 4.080.322.666 3.628.911.834
Jumlah 92.107.949.960 94.365.538.924
Sedangkan persentase dari jumlah (%) adalah sebagai berikut :
2018 2017
Belum jatuh tempo 89,362 70,210 Jatuh tempo :
1 - 30 hari 5,657 20,420 31 - 60 hari 0,551 5,520 Lebih dari 60 hari 4,430 3,850
Jumlah 100,000 100,000 Pada tanggal 31 Desember 2017, piutang usaha tertentu Perusahaan dengan nilai sebesar US$774,724 dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari PT. Bank DBS Indonesia.
Pada tanggal 31 Desember 2017, piutang usaha tertentu Perusahaan sebesar US$2,157,177 dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek yang diperoleh dari PT. Bank Danamon Indonesia Tbk.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
5. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Sifat Hubungan dengan Pihak yang mempunyai
Perusahaan dan Anak Perusahaan Hubungan Istimewa
(i) Pemegang saham Perusahaan
6. PIUTANG LAIN-LAIN
2018 2017
Lain-lain 2.286.929.589 209.437.031
Jumlah 2.286.929.589 209.437.031
7. PERSEDIAAN
- Hasil Bumi:
Bahan Baku
Karet 17.786.529.046 11.316.874.376
Kopi 70.956.511.487 90.603.876.336
Bahan Olahan
Karet 26.995.518.399 44.852.713.444
Kopi 1.153.597.791 1.616.201 Barang Jadi
Kopi 43.741.403.762 23.472.197.419
Karet 33.294.950.925 54.001.189.934
193.928.511.410
224.248.467.710
Bahan Pembantu dan Pembungkus 16.145.760.704 13.587.726.671
Jumlah Persediaan 210.074.272.114 237.836.194.381 Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai transaksi usaha dan non usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :
PT Aneka Bumi Prasidha, PT Aneka Agroprasidha dan Itochu Corporation, Jepang.
Perusahaan dan Anak Perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada karyawan dengan kriteria tertentu sesuai dengan masing-masing jenjang kepegawaian. Pinjaman ini dilunasi melalui pemotongan gaji tiap bulan.
Persediaan terdiri dari persediaan barang dagangan, bahan penolong dan bahan pembantu produksi. Barang dagangan dapat berupa komoditas hasil bumi, kopi bubuk dan kopi instan serta tanah untuk pengembang.
PT. Aneka coffee Industry (ACI), Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian biaya komisi tanpa jangka waktu
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
8. PENYERTAAN SAHAM
Rincian penyertaan saham adalah sebagai berikut: 2018 2017
Biaya Perolehan/ Biaya Perolehan/
Nilai Tercatat Nilai Tercatat
Nama Perusahaan (Rp) (Rp)
Metode Biaya (Cost Method) PT Bursa Berjangka Jakarta
- Seri A 3.027.557.649 3.027.557.649
- Seri B 2.700.000.000 2.700.000.000
- Seri C 350.000.000 350.000.000
PT Sarana Aceh Ventura 435.623.987 435.623.987
PT Sarana Bengkulu Ventura 10.000.000 10.000.000
Jumlah Penyertaan Saham 6.523.181.636 6.523.181.636
Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi persediaan pada akhir periode, manajemen berpendapat bahwa penyisihan untuk persediaan yang usang tidak diperlukan.
Persediaan milik Perusahaan yang diperoleh melalui pendanaan dari PT. Bank DBS Indonesia ("DBS") dan seluruh persediaan milik PT. Aneka Coffee Industry, Entitas Anak, kecuali bahan pembantu dan pembungkus, dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari DBS.
Persediaan milik Perusahaan yang diperoleh melalui pendanaan dari PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. ("BDI") kecuali bahan pembantu dan pembungkus, dijadikan sebagai jaminan atas pinjaman bank jangka pendek yang diperoleh dari BDI.
Persediaan Perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya kepada Asuransi Central Asia (ACA), berdasarkan suatu paket polis tertentu, yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.
Pada tahun 2018 dan tahun 2017, biaya perolehan bahan baku, bahan olahan dan barang jadi karet dan kopi lebih rendah dibandingkan harga pasarnya, sehingga tidak diperlukan penghapusan nilai persediaan.
Pada tanggal 16 Pebruari 2016 Perusahaan melakukan pembelian saham PT. Bursa Berjangka Jakarta seri C sebanyak 1 (satu) lembar saham dengan nilai saham sebesar Rp350.000.000,-.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT. Bursa Berjangka Jakarta tanggal 25 Pebruari 2016, Perusahaan berhak memperoleh saham seri B (saham bonus) sebanyak 27 (dua puluh tujuh) lembar saham seri B dengan nilai per saham sebesar Rp100.000.000,- (seratus juta Rupiah) dengan total nilai Rp2.700.000.000,- (dua milliar tujuh ratus juta Rupiah).
Pada tahun 2016, Perusahaan menerima dividen atas penyertaannya pada PT. Sarana Bengkulu Ventura sebesar Rp1.207.740,- dalam bentuk dividen tunai yang dicatat dalam akun pendapatan operasi lainnya.
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
9. TANAMAN PERKEBUNAN
Tanaman perkebunan terdiri dari :
- Tanaman menghasilkan
- Tanaman belum menghasilkan
30-Jun-18 31-Des-17 Saldo Awal 3.420.391.454 3.206.012.454 Penambahan biaya 85.820.000 214.379.000
Jumlah 3.506.211.454 3.420.391.454
Rugi penurunan nilai (1.046.477.568) (1.046.477.568)
Saldo Akhir 2.459.733.886 2.373.913.886
Nilai buku untuk tanaman perkebunan menghasilkan telah habis pada Desember 2012.
Semua tanaman perkebunan tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu.
Anak perusahaan memiliki tanah seluas kurang lebih 590 hektar dan sampai dengan tanggal 30 September 2016, Anak Perusahaan telah menggunakan tanah tersebut untuk penanaman seluas kurang lebih 260 hektar.
Tanaman belum menghasilkan terdiri dari biaya sehubungan dengan penanaman kembali tanaman perkebunan
seluas kurang lebih 70 hektar tanah, sampai dengan tanggal 30 Juni 2018 biaya yang terjadi sebesar
Rp3.506.211.454,-
10. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari :
2018
Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi
Nilai tercatat : Pemilikan langsung
Hak atas tanah 112.448.370.000 - - 112.448.370.000 Bangunan dan prasarana 151.282.569.335 - - 151.282.569.335 Jalan perkebunan 1.469.313.144 - - 1.469.313.144 Mesin dan peralatan 234.852.015.709 1.030.563.723 - 235.882.579.432 Peralatan kantor 11.197.706.276 223.481.489 - 11.421.187.765 Kendaraan 28.561.307.887 2.205.690.800 - 30.766.998.687 Aset dalam penyelesaian 465.000.000 - - 465.000.000 Jumlah 540.276.282.351 3.459.736.012 - 543.736.018.363
Aset sewa pembiayaan 1.606.236.915 - 468.640.800 1.137.596.115
Jumlah Nilai Tercatat 541.882.519.266 3.459.736.012 468.640.800 544.873.614.478
Akumulasi penyusutan : Pemilikan langsung
Bangunan dan prasarana 64.589.428.530 3.337.473.694 - 67.926.902.224 Jalan perkebunan 1.435.604.868 36.978 - 1.435.641.846 Mesin dan peralatan 173.305.458.526 4.825.938.336 - 178.131.396.862 Peralatan kantor 9.840.931.919 344.121.092 - 10.185.053.011 Kendaraan 22.380.640.007 1.161.148.962 - 23.541.788.969 Jumlah 271.552.063.850 9.668.719.061 - 281.220.782.911
Aset sewa pembiayaan 419.816.694 156.476.602 271.848.277 304.445.019
Jumlah Akumulasi Penyusutan 271.971.880.544 9.825.195.663 271.848.277 281.525.227.930 9.553.347.386
Nilai Buku 269.910.638.722 263.348.386.548
2017
Saldo Awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir Reklasifikasi Reklasifikasi
Nilai tercatat : Pemilikan langsung
Hak atas tanah 112.448.370.000 - - 112.448.370.000 Bangunan dan prasarana 148.185.579.459 3.096.989.876 151.282.569.335 Jalan Perkebunan 1.469.313.144 - - 1.469.313.144 Mesin dan peralatan 232.437.414.969 2.476.400.740 61.800.000 234.852.015.709 Peralatan kantor 9.817.857.504 1.439.526.827 59.678.055 11.197.706.276 Kendaraan 27.926.547.887 634.760.000 - 28.561.307.887 Aset dalam penyelesaian 343.560.249 121.439.751 - 465.000.000 Jumlah 532.628.643.212 7.769.117.194 121.478.055 540.276.282.351
Aset sewa pembiayaan 558.636.915 1.047.600.000 1.606.236.915
Jumlah Nilai Tercatat 533.187.280.127 8.816.717.194 121.478.055 541.882.519.266
Akumulasi penyusutan : Pemilikan langsung
Hak atas tanah - - - - Bangunan dan prasarana 58.094.196.876 6.495.231.654 - 64.589.428.530 Jalan Perkebunan 1.418.750.730 16.854.138 - 1.435.604.868
Mesin dan peralatan 161.600.390.148 11.766.252.544 61.184.166 173.305.458.526 Peralatan kantor 9.326.544.467 574.047.280 59.659.828 9.840.931.919 Kendaraan 20.394.272.800 1.986.367.207 - 22.380.640.007 Jumlah 250.834.155.021 20.838.752.823 120.843.994 271.552.063.850
Aset sewa pembiayaan 195.672.819 224.143.875 - 419.816.694
Jumlah Akumulasi Penyusutan 251.029.827.840 21.062.896.698 120.843.994 271.971.880.544
Nilai Buku 282.157.452.287 269.910.638.722
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
11. TAGIHAN PAJAK DAN ASET PAJAK TANGGUHAN
2018 2017
Pajak Pertambahan Nilai 1.580.087.174 5.022.136.723 Pajak Penghasilan :
Pasal 22 1.103.349.239 - Pasal 23 100.480 - Pasal 25 10.335.797.242 942.631.258
Jumlah 13.019.334.135 5.964.767.981 Hak atas tanah seluas 5.473 meter persegi masih dalam proses pengalihan menjadi atas nama Perusahaan dan Anak Perusahaan. Selain itu Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki Hak Guna Bangunan atas beberapa lahan di berbagai lokasi untuk periode yang berkisar dari 20 sampai 30 tahun. Hak-hak tersebut akan berakira pada berbagai tanggal mulai dari tahun 2020 sampai 2037. Manajemen Perusahaan dan entitas anak berkeyakinan bahwa Hak Guna Bangunan tersebut dapat diperpanjang pada saat tanggal masa berlakunya berakhir.
Aset tetap Perusahaan dan PT Aneka Coffee Industry (ACI) , Anak Perusahaan, dijadikan sebagai jaminan atas utang jangka pendek dan utang jangka panjang yang diperoleh dari PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS) pada tahun 2018 dan 2017. Sebagai tambahan, mesin dan peralatan milik PT Prasidha Aneka Niaga cabang Bandar Lampung, dijadikan sebagai jaminan atas utang jangka pendek dan utang jangka panjang yang diperoleh dari Bank DBS pada tahun 2018 dan 2017.
Aset tetap, kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada PT. Asuransi Central Asia (ACA), Asuransi Adira Dinamika dan PT. Asuransi Sompo Indonesia pada tahun 2018 dan 2017. Manajemen Aset tetap, kecuali hak atas tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran dan risiko lainnya
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46 mengisyaratkan adanya pemisahan antara aset pajak kini dan aset pajak tangguhan. Aktiva pajak kini yang berupa tagihan pajak atas pajak penghasilan periode berjalan terdiri dari:
Sedangkan aset pajak tangguhan merupakan jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya beda waktu yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian. Aset pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan sebesar Rp8.493.442.198,- untuk periode 30 Juni 2018 dan Rp6.610.297.738,- untuk periode 31 Desember 2017.
Berdasarkan pertimbangan manajemen, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017.
Alokasi Beban Penyusutan
Beban penyusutan aset tetap yang dibebankan pada operasi adalah sebagai berikut:
Periode yang Berakhir pada tanggal 30 Juni 2018 31 Desember 2017 Beban umum dan administrasi 3.620.076.545 11.171.927.718 dan beban operasi lainnya.
Beban pokok penjualan 5.933.270.841 9.890.968.980
Jumlah 9.553.347.386 21.062.896.698
Saldo nilai tercatat aset tetap sudah termasuk penambahan dan pengurangan dari revaluasi aset tetap yang dilakukan dalam rangka kuasi reorganisasi pada tanggal 30 Januari 2012.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
12. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK
a. PT. Bank DBS Indonesia ("DBS")
Perusahaan
Berdasarkan Perjanjian Kredit antara Perusahaan dan DBS pada tanggal 18 Desember 2006, yang terakhir diperbaharui pada tanggal 10 Januari 2018, yang jatuh tempo pada tanggal 15 Desember 2018. DBS setuju untuk memberikan fasilitas - fasilitas sebagai berikut :
Setiap tiga bulan, perusahaan harus mempertahankan rasio kemampuan membayar bunga (interest coverage ratio) sebesar minimum 2 kali, rasio utang terhadap ekuitas maksimum sebesar 1,50 kali dan rasio utang terhadap EBITDA maksimum sebesar 4,25 kali. Di samping itu, Perusahaan juga harus mempertahankan rasio lancar sebesar minimum 100% dan nilai aset neto sebesar minimum 125 milyar. Menurut perjanjian kredit, pembatasan keuangan di atas dapat berubah tergantung dari hasil penilaian keuangan yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan DBS atas proyeksi keuangan Perusahaan.
- Fasilitas pembiayaan pre-export financing (Fasilitas B) dengan batas maksimum sebesar US$9.000.000, untuk kebutuhan modal kerja Perusahaan.
- Fasilitas modal kerja dalam bentuk Collateral Monitoring Agreement (Fasilitas C) dengan batas maksimum sebesar US$15.000.000 untuk kebutuhan modal kerja Perusahaan.
Pinjaman jangka pendek dari DBS tersebut dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar cost of fund ditambah dengan persentase margin sebesar 2,1% dan dibayar setiap 3 bulanan.
Fasilitas pinjaman jangka pendek ini dijamin oleh tanah Perusahaan, bangunan dan prasarana, mesin dan peralatan (termasuk tanah dan mesin dan peralatan yang dahulu dimiliki PT. Aneka Sumber Kencana ("ASK") dan PT.
Lampung Sumber Kencana Pelleting Factory ("LSKPF")), piutang usaha, persediaan, klaim asuransi, tanah yang dimiliki oleh pihak-pihak berelasi, seluruh penyertaan saham milik Perusahaan atas PT. Aneka Coffee Industry, entitas anak, dan jaminan pribadi oleh sebagian anggota dewan direksi dan dewan komisaris Perusahaan.
Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari DBS, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain, melakukan penggabungan usaha atau konsolidasi, menjual aset tetap, memberikan jaminan untuk pihak-pihak lain,
menjaminkan aset kepada pihak ketiga, mengubah bentuk usaha, mengubah Anggaran Dasar, pemegang saham atau manajemen dan modal saham, memperoleh fasilitas pinjaman baru dari bank/lembaga keuangan lain dan
Sehubungan dengan Amandemen ketujuh (7) Perjanjian Kredit, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pengawasan Agunan dengan DBS dan Sucofindo pada tanggal 11 April 2011. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan dan DBS menunjuk Sucofindo untuk mengawasi pergerakan barang (slabs, blanket dan karet remah) yang terdapat di tempat penyimpanan yang ditunjuk dengan rincian aktivitas seperti yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut. Sebagai kompensasi, Perusahaan harus membayar biaya jasa bulanan sebesar US$4.500 per lokasi atau sebesar US$2.900 per lokasi jika dilaksanakan Collateral Monitoring pada saat dan lokasi yang sama.
PT. Aneka Coffee Industry (ACI), entitas anak
Term and Revolving Loan
ACI dan PT. Bank DBS Indonesia (DBS) menandatangani Perjanjian Fasilitas Perbankan sebagaimana tertuang dalam Akta Notaris No. 246 dari Irawan Soerodjo, S.H., M.Si. tanggal 26 Juli 2011. Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir perubahan keempat Perjanjian Fasilitas Bank pada tanggal 16 Mei 2016 dan diaktakan dalam Akta Notaris No. 147 dari Irawan Soerodjo, S.H. M.Si. tanggal 27 April 2016, dimana ACI dan DBS setuju untuk mengubah ketentuan-ketentuan tertentu dalam perjanjian sebagai berikut :
Fasilitas Uncommitted Revolving Credit Facility ("RCF")
- DBS setuju untuk memberikan Fasilitas RCF dengan fasilitas maksimum sebesar US$3.000.000 dengan setiap periode penarikan untuk maksimal 3 bulan masing-masing 3 bulan dari tanggal penerbitan.
- Tingkat bunga tahunan sebesar cost of fund dari DBS ditambah dengan presentasi marjin 1,5%
- Biaya fasilitas sebesar 0,75% per tahun dari total nilai fasilitas RCF
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
Saldo utang-utang tersebut adalah sebagai berikut : 2018 2017
Dalam Rupiah Indonesia
b. PT. Bank Danamon Indonesia ("BDI")
Perusahaan
Pinjaman jangka pendek kepada BDI merupakan utang untuk fasilitas open account financing ("OAF") dan pinjaman rekening koran (KRK)
Perjanjian ini telah beberapa kali diubah, yang terakhir tanggal 16 September 2014 dimana BDI menyetujui peningkatan penarikan atas fasilitas OAF menjadi sebesar US$8.800.000 dan fasilitas KRK menjadi sebesar Rp22.000.000.000,- dengan persyaratan yang sama dengan fasilitas modal kerja sebelumnya dan memperpanjang jangka waktu fasilitas pinjaman sampai dengan 26 September 2018.
Perjanjian pinjaman dengan BDI dijamin dengan jaminan fiducia atas piitang usaha, persediaan barang milik Perusahaan dan tanah milik PT Aneka Bumi Kencana, entitas anak.
Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari BDI, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain, menjual harta/kekayaan, aset tetap, menjaminkan asetnya kepada pihak ketiga, memberikan jaminan kepada pihak ketiga, menerima atau memberikan pinjaman dari/kepada bank lain/institusi keuangan atau kepada pihak lainnya, merubah sifat dari bisnis, melakukan perubahan Anggaran Dasar, pemegang saham, manajemen, saham dan melakukan merger atau akuisisi.
Setiap tiga bulan, Perusahaan harus mempertahankan rasio lancar minimum 125%, rasio utang terhadap ekuitas maksimum sebesar 3 kali dan rasio EBITDA terhadap kewajiban bunga dan pokok pinjaman jangka panjang minimum 1,25 kali.
Sehubungan dengan Perjanjian Kredit, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pengawasan atas Jaminan dengan BDI dan PT. Superintending Company of Indonesia ("Sucofindo") pada tanggal 23 November 2009. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan dan BDI menunjuk Sucofindo untuk mengawasi pergerakan barang (slabs, blanket dan karet remah) yang terdapat di tempat penyimpanan yang ditunjuk dengan rincian aktivitas seperti yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut.
Sebagai kompensasi, Perusahaan harus membayar biasa jasa bulanan sebesar US$750 per lokasi.
Fasilitas ini dijamin dengan peringkat pertama dari keamanan yang tepat (Hak tanggungan) di tempat Sertifikat Tanah No. 588 ACI yang berlokasi di Trosobo, Sidoarjo dan penugasan rekening bank Perusahaan di DBS.
- ACI diharuskan untuk menjaga batasan keuangan berikut kuartalan : a. Rasio utang terhadap EBITDA. Rasio maksimum 225%.
b. Rasio kemampuan membayar utang minimum 125%.
c. Rasio utang terhadap aset neto maksimum 150%.
Selain itu, tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari DBS, ACI tidak diperbolehkan untuk, antara lain, melakukan perubahan pemegang saham, melakukan perubahan bidang usaha, melakukan perubahan bentuk hukum Perusahaan, mengalihkan sebagian besar aset besar atau material Perusahaan kepada pihak ketiga, membagikan dividen, memperoleh pinjaman baru atau tambahan dari bank lain dan pihak ketiga.
Pada tanggal 14 Desember 2016, ACI menerima surat dari DBS yang menyatakan perpanjangan tanggal jatuh tempo fasilitas RCF sampai dengan tanggal 15 Pebruari 2017.
Pada tanggal 28 Desember 2016, ACI memberitahu DBS mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan asosiasi karena pengunduran diri kepemilikan UCC Co.Ltd. (UCC) sebagai pemegang saham. Maka dari itu, saham yang dimiliki oleh UCC dijual dan ditransfer secara proporsional kepada pemegang saham lainnya di ACI. Selain itu, ACI juga diberitahu pengunduran diri Masaro Ueshima sebagai komisaris Perseroan efektif pada 1 Desember 2016.
Pada tanggal 13 Pebruari 2017, ACI dan DBS menandatangani Amandemen Kelima Perjanjian Fasilitas Bank, dimana ACI dan DBS setuju untuk mengubah jangka waktu fasilitas selama satu tahun sejak 16 Desember 2016 dan akan berakhir pada 15 Desember 2017
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
2018 2017
PT Bank Danamon Indonesia 21.294.132.419 20.046.313.773
Dalam Dolar Amerika Serikat
PT Bank DBS Indonesia
(US$11.821.124 dan US$13.270.264 170.271.465.792 179.790.415.442 pada 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017)
PT. Bank Danamon Indonesia 117.392.600.000 78.239.700.001 (US$8.150.000 dan US$5.775.000
pada 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017)
Jumlah Pinjaman Bank Jangka Pendek 308.958.198.211 278.076.429.216
Utang jangka pendek ini dikenakan bunga tahunan yang berkisar antara :
Dalam Rupiah Indonesia (Bank Danamon) 11,75% 11,75%
Dalam Dolar Amerika Serikat (Bank DBS) Cost Of Fund + 2,75 % Cost Of Fund + 2,75 % Dalam Dolar Amerika Serikat (Bank Danamon) Cost Of Fund + 4,50 % Cost Of Fund + 4,50 %
13. UTANG USAHA
Utang usaha terutama timbul atas pembelian bahan baku, bahan penolong, dan bahan lainnya, serta penggunaan jasa yang dibutuhkan untuk operasi Perusahaan dan entitas anak. Pada tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 seluruh utang usaha adalah kepada pihak ketiga dalam mata uang Rupiah.
2018 2017
Pihak ketiga
Perdagangan hasil bumi 6.774.861.443 2.166.294.833
Jumlah 6.774.861.443 2.166.294.833
14. BEBAN AKRUAL
Gaji
Listrik,Air,Telepon 596.608.453 1.891.963.771
Bunga 1.258.998.401 881.111.875
Audit - 981.500.000 Komisi Penjualan 11.607.319 - Lain-lain 1.499.077.239 982.372.128
Jumlah 3.366.291.412 4.736.947.774 (Fasilitas KRK)
PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2018 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2017 (Disajikan dalam Rupiah)
15. UTANG PAJAK DAN LIABILITAS PAJAK TANGGUHAN
2018 2017
Taksiran utang pajak penghasilan
Pajak Pertambahan Nilai 1.223.823.309 405.244.003
Pajak Penghasilan :
Pasal 15 120.000 120.000 Pasal 21 1.025.802.323 936.562.467 Pasal 22 326.792.444 319.093.201 Pasal 23 18.060.603 406.413.047 Pasal 25 11.639.593.509 1.458.773.525 Pasal 26 9.824.069 11.917.534 Pasal 4(2) Final 43.437.471 47.501.335 Pasal 29 - 4.345.607.791
Jumlah 14.287.453.728 7.931.232.903
16. UTANG BANK JANGKA PANJANG
2018 2017
-
-
PT Bank DBS Indonesia .
(US$1.200.000 dan US$0 17.284.800.000 - pada 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017)
Jumlah liabilitas jangka panjang 17.284.800.000 -
17. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN
Tahun 2018 2017
2018 359.610.282 617.873.000 2019 552.927.500 552.768.000 2020 231.760.817 93.021.107 2021 61.679.507 -
Jumlah 1.205.978.106 1.263.662.107
Dikurangi kewajiban sewa pembiayaan yang jatuh
tempo dalam satu tahun 284.346.773 677.167.265 Kewajiban sewa pembiayaan jangka panjang 921.631.333 586.494.842 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46 mengisyaratkan adanya pemisahan antara kewajiban pajak kini
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadakan perjanjian sewa pembiayaan untuk pembelian aset tetap yang berakhir pada berbagai tanggal dengan hak opsi untuk membeli aset sewa pembiayaan tersebut pada akhir masa sewa pembiayaan.
Pembayaran angsuran atas hutang berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan diatas adalah sebagai berikut:
PT. Aneka Coffee Industry (ACI), entitas anak
Pada Tahun 2018 ini, ACI memperoleh pinjaman bank jangka panjang dari PT. Bank DBS Indonesia (DBS) yang digunakan untuk membangun lini produksi baru guna meningkatkan kapasitas produksi ACI.