400
SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELUARAN MASYARAKAT TANI KOOPERATOR M-KRPL DI KELURAHAN WAY KANDIS KECAMATAN TANJUNG SENENG KOTA BANDAR LAMPUNG
SOURCES OF REVENUE AND EXPENDITURE OF COMMUNITY FARMERS M-KRPL COOPERATORS IN WARD WAY KANDIS TANJUNG SENENG DISTRICT
AIRPORT CITY LAMPUNG
Edwin Herdiansyah, Nasriati
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
ABSTRAK
Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui sumber pendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga tani serta pola konsumsi pangan dan non pangan peserta koopertor M-KRPL di kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Seneng, Kota Bandar Lampung. Data diperoleh dengan cara terstruktur menggunakan kuesioner. Sample yang digunakan sebanyak 22 responden rumah tangga tani. Analisis yang digunakan meliputi (1) tabel sumber pendapatan terhadap pendapatan total rumah tangga tani dan (2) tabel konsumsi pangan dan non pangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) hasil pendapatan usaha di luar pertanian 73.23 %, usahatani semusim dan tahunan 18,94%, dan usaha ternak 7,83 % ; (2) pengeluaran konsumsi pangan non pangan : makanan pokok 59,53 %, pendidikan 23,64 %, penerangan 4,93 %, sosial 3,94 %.
Kata kunci : Pendapatan, Pola Konsumsi
ABSTRACT
The purpose of this research are want to know the sources of income for farm households and consumption patterns of food and non food M-KRPL participants in Tanjung Seneng, Way Kandis, Bandar Lampung. Data obtained in a structured way usine questionnaires. Data collected from 22 households.The data used include (1) the percentage table revenue sources of total farm household income and (2) the percentage of table food and non-food consumption. The results showed that: (1) percentage of off-farm revenue 73.23%, annual farming season and 18.94%, 7.83% and livestock enterprises, (2) non-food consumption expenditure: staple food 59.53% , education, 23.64%, 4.93% illumination, social 3.94%.
401
PENDAHULUAN
Tujuan yang ingin diharapkan dalam membangun pertanian adalah kesejahteraan keluarga secara lestari. Semakin besar pendapatan rumah tangga maka semakin besar kesempatan untuk memperbaiki daya beli masyarakat untuk membeli barang dan jasa. Dengan meningkatnya pendapatan seseorang maka harapanya dapat menyusun anggaran pendapatan sesuai dengan kemampuan. Menurut Saleh (1983), besarnya pendapatan yang diperoleh rumah tangga berbeda-beda karena perberbeda-bedaan pemilikan lahan pertanian, modal dan usaha serta kesempatan untuk memperoleh lapangan kerja baik di sektor pertanian maupun di luar sektor pertanian.
Pada umumnya pendapatan rumah tangga yang ada di pedesaan berasal dari usaha pertanian, yang erat kaitannya dengan luas tanah pemilikan lahan. Namun pada pada saat ini pendapatan rumah tangga yang berasal dari produk pertanian tidak dominan memberikan sumbangan yang besar pagi pendapatan rumah tangga. Menurut Aart Schrevel yang melakukan penelitian di daerah Cidurian Jawa Barat bahwa sebagian besar rumah tangga (80 %) pendapatannya diperoleh dari luar kegiatan usahatani. Pendapatan rumah tangga tani yang berasal dari sektor pertanian maupun non sektor pertanian, harus bisa digunakan dengan sebaik-baiknya dalam penggunaan dan distribusi pendapatan. Penny dalam (1994) dalam Khairil Anwar (2009) menyatkan bahwa besarnya konsumsi yang dapat dinikmati seseorang sangat tergantung pada besarnya pendapatan.
Perbedaan tingkat pendapatan seseorang akan mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga. Pola konsumsi pada rumah tangga tani yang pendapatannya lebih tinggi akan berbeda dengan pola konsumsi rumah tangga tani yang pendapatannya lebih rendah. Pola konsumsi untuk rumah tangga tani yang berpenghasilan lebih tinggi akan mempunyai kesempatan memperbaiki daya beli baik barang maupun jasa. Sedangkan untuk rumah tangga tani yang berpenghasilan rendah, cendrung hanya akan membeli bahan kebutuhan pokok (primer) saja. Kadariah (1996) menambahkan bahwa golongan yang berpendapatan rendah mengeluarkan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan hidup yang mutlak seperti pangan, perumahan dan sandang. Makin tinggi pendapatan seseorang, makin kecil pengeluaran yang dialokasikan untuk kebutuhan pokok.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga tani di Kecamatan Tanjung Seneng, maka perlu diketahui sumber pendapatannya dan sumbangan masing-masing
402
sumber pendapatan terhadap total pendapatan rumah tangga, yang berasal dari sektor pertanian maupun non pertanian
METODE
Penentuan lokasi
Lokasi pengambilan sample berada di Kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Seneng Kota Bandar Lampung. Lokasi ini diambil karena bertepatan dengan lokasi kegiatan M-KRPL. Pada pengkajian ini, ingin mengetahui jumlah rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh setiap rumah tangga tani dibandingkan dengan jumlah pengeluaran peserta kooperator M-KRPL yang berada di Kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Seneng Kota Bandar Lampung. Data diperoleh dengan cara terstruktur, yaitu dengan cara membagikan kuesioner dengan Jumlah responden yang diambil sebanyak 22 responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil survey yang dilakukan terhadap 22 responden peserta kooperator M-KRPL diperoleh data rata-rata pendapatan pertahun rumah tangga tani di Kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Seneng, yang dapat di lihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Rata-rata pendapatan pertahun Rumah Tangga di Kelurahan Way kandis Kecamatan Tanjung Seneng Kota Bandar Lampung Tahun 2012
No Uraian (Rp) Persentase (%)
1. Usahatani tanaman tahunan dan semusim 2.780.000 18,94 2. Usaha ternak 1.150.000 7,83 3. Luar usahatani 10.750.000 73,23 4. Total 14.680.000 100,00
403
Grafik 1. Sumber Pendapatan Kelurahan Waykandis Kecamatan Tanjung Seneng Kota Bandar Lampung
Di lihat dari sumber pendapatan tahunan yang di peroleh dari pendapatan rumah tangga tani di Kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Seneng yaitu usahatani semusim dan tahunan sebesar Rp 2.780.000 (18,94%), usaha ternak Rp.1.150.000 (7,83 %) dan usaha diluar pertanian Rp 10.750.000 (73,23 %).
Apabila dilihat dari data hasil pendapatan tahunan di atas, maka pendapatan yang paling besar diperoleh dari luar usahatani meliputi : buruh, dagang, jasa, industri dan lain-lain. Sumber pendapatan yang diperoleh di luar usahatani lebih besar jika dibandingkan dengan usaha tani, hal ini disebabkan karena rata-rata pemilikan lahan di Kelurahan Way Kandis untuk usahatani relatif sempit, sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga tani, banyak yang bekerja sebagai buruh tani, buruh bangunan, buruh industri dagang dan sebagainya.
Untuk jenis pendapatan yang dihasilkan dari ternak, kebanyakan diperoleh dari ternak kecil jenis unggas seperti ayam buras. Untuk skala rumah tangga tani di kelurahan Way Kandis, unggas untuk jenis ayam buras dipelihara secara tradisional dengan cara di lepas/ diumbar dan mereka menjualnya apabila ada kebutuhan yang mendesak, sehingga bagi mereka beternak ayam buras bisa dijadikan sebagai tabungan.
Untuk pola konsumsi rumah tangga tani di Kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Seneng sangat beragam, hal ini disebabkan karena penghasilan atau pendapatan mereka berbeda. Untuk lebih jelasnya pola konsumsi rumah tangga tani dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.
404
Tabel 2. Pola Konsumsi Pangan dan Non Pangan pada Rumah Tangga Tani di Kelurahan Way Kandis kecamatan tanjung Seneng Kota Bandar Lampung No Keterangan Rupiah (Rp) Persentase (%)
1 Makanan pokok 604.285 59,53 2 Sandang 6.912 0,68 3 Pendidikan 240.000 23,64 4 kosmetik 16.214 1,60 5 Kesehatan 7.700 0,76 6 Kegitan sosial 40.000 3,94 7 Penerangan (listrik) 50.000 4,93 8 Transportasi 30.000 2,96
9 Alat rumah tangga 20.000 1,97
Jumlah 1.091.153 100,00
Dari Tabel 2 dapat kita lihat bahwa pola konsumsi rumah tangga tani di Kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Seneng Kota Bandar Lampung dapat diurutkan sebagai berikut. (i) Makanan pokok menempati prioritas pertama yaitu sebesar 59,53 % dari total pengeluaran yang berarti bahwa makanan pokok merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam melakukan pekerjaan sebagai petani dan buruh. (ii) Pendidikan menempati urutan kedua, yaitu sebesar 23,64 % dari total pengeluran, berarti mereka sadar akan pentingnya pendidikan untuk anak-anak mereka, mereka ingin anak-anaknya berpendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan kedua orang tuanya agar mereka bisa hidup lebih layak, (iii) Penerangan menempati urutan ketiga, yaitu sebesar 4,93 % dari total pengeluaran, penerangan ini merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang semua kegiatan yang ada di dalam rumah, (iv) Kegiatan sosial menempati urutan keempat, yaitu sebesar 3,94 % dari total pengeluaran masyarakat tani, hal ini disebabkan karena di daerah pedesaan biasanya acara hajatan sering dilaksanakan.
Untuk pengeluaran yang paling rendah ditempati oleh sandang 0,68 %, karena pengeluran jenis ini biasanya dilakukan sekali dalam setahun pada hari-hari besar seperti hari Raya Idul Fitri.
405
Grafik 2. Pola Konsumsi Pangan dan Non Pangan pada Rumah Tangga Tani di Kelurahan Way Kandis kecamatan tanjung Seneng Kota Bandar Lampung
KESIMPULAN
1. Pendapatan rumah tangga tani di Kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Seneng diperoleh dari : usahatani di luar pertanian 73,23 %, usahatani semusim dan tahunan 18,94% dan usaha ternak 7,83 %.
2. Pola konsumsi rumah tangga tani di Kelurahan Way Kandis Kecamatan Tanjung Seneng diurutkan sebagai berikut :(i) pengeluaran untuk bahan makanan pokok menempati urutan pertama yaitu 59,53 %, pendidikan 23,64 %, penerangan 4,93 %, dan sosial 3,94 %
DAFTAR PUSTAKA
Aart, Scherevel, Akses Tanah Sebagai Indikator Pendapatan Rumah Tangga Pedesaan, Prisma no. 4 LP3ES, Jakarta, 1989
Kadariah (1996) Pengantar Teori Ekonomi Makro, Bina Aksara, Jakarta
Kharil Anwar, 2009. Analisis Pola Konsumsi Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Biruen Aceh., Tesis Fakultas Ekonomi Universitas malikussaleh Lhakseumawe.
Saleh, C., 1983. Pola Pengeluaran Rumah Tangga dan Pengeluaran Modal. Tesis Pasca Sarjana UGM Yogyakarta.