• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATISTIK DAERAH KOTA BANJARBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STATISTIK DAERAH KOTA BANJARBARU"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

http://banjarbarukota.bps.go.id

(2)

http://banjarbarukota.bps.go.id

(3)

STATISTIK DAERAH KOTA BANJARBARU

2016

KANTOR DPRD BANJARBARU

http://banjarbarukota.bps.go.id

(4)

STATISTIK DAERAH KOTA BANJARBARU 2016

No Publikasi : 63720.1607 Katalog BPS : 1101002.6372 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : v + 29 halaman

Naskah :

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Gambar Kulit :

Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

Diterbitkan oleh :

Badan Pusat Statistik Kota Banjarbaru

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya http://banjarbarukota.bps.go.id

(5)

Kata Pengantar

Publikasi Statistik Daerah Kota Banjarbaru 2016 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Banjarbaru untuk melengkapi publikasi-publikasi yang sudah terbit secara rutin setiap tahun.

Berbeda dengan publikasi lainnya yang disajikan secara lengkap dan rinci, baik mengenai konsep maupun definisinya, maka Statistik Daerah ini hanya berisi berbagai data dan informasi seputar Kota Banjarbaru yang dikemas dengan tampilan yang ekslusif untuk lebih menarik minat m asy arakat dalam meny imak perkemban gan pembangunan serta potensi yang ada di Kota Banjarbaru.

Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Kota Banjarbaru 2016 adalah data dari berbagai sektor yang merupakan indikator terpilih, terkait dengan pembangunan di Kota Banjarbaru.

Diharapkan publikasi ini dapat menjadi referensi dalam mengenal lebih dekat Kota Banjarbaru.

Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas.

Banjarbaru, September 2016 Kepala Badan Pusat Statistik

Kota Banjarbaru,

Ir. Nurul Sabah, MP NIP. 19660721 199301 2 001

http://banjarbarukota.bps.go.id

(6)

GOR RUDY RESNAWAN

MESJID AGUNG AL MUNAWARAH

http://banjarbarukota.bps.go.id

(7)

DAFTAR ISI

1. Geografi dan Iklim 1

2. Pemerintahan 2

3. Penduduk 4

4. Ketenagakerjaan 6 5. Pendidikan 7

6. Kesehatan 9

7. Perumahan 10

8. Pembangunan Manusia 11

9. Pertanian 14

10. Pertambangan dan Energi 15

11. Industri Pengolahan 16

12. Transportasi & Komunikasi 17

13. Perbankan dan Investasi 18

14. Harga-Harga 19 15. Pendapatan Regional 20 16. Perbandingan Regional 22

Lampiran Tabel 23

DAFTAR ISI

http://banjarbarukota.bps.go.id

(8)

Monumen Divisi IV ALRI

Taman

Van Der Pijl http://banjarbarukota.bps.go.id

(9)

Kota Banjarbaru secara geografis, terletak di antara 3°25’40” - 3°28’37” Lintang Selatan dan 114°41’22” - 114°54’25” Bujur Timur. Diapit oleh Kabupaten Banjar pada sebelah utara, timur dan barat serta kabupaten Tanah Laut di sebelah selatannya. Dengan batas-batas: sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Martapura dan Martapura Barat Kabupaten Banjar, sebelah Selatan Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut, sebelah Timur Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, dan sebelah Barat Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar.

Wilayah Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 0–500 m dari permukaan laut, dengan ketinggian 0–7 m (33,49%), 7-25 m (48,46%), 25-100 m (15,15%), 100-250 m (2,55%) dan 250-500 m (0,35%).

Dengan luas wilayah 371,38 km2 atau 0,88 persen dari luas Provinsi Kalimantan selatan, Kota Banjarbaru berjarak 38 Km ke arah utara dari ibu kota Propinsi kalimantan Selatan dan mempunyai 5 kecamatan yang terdiri dari 20 kelurahan.

Berdasarkan data dari BMKG Banjarbaru, rata-rata suhu udara rata-rata di tahun 2015 berkisar antara 25.8°C sampai dengan 28.5°C dimana suhu tertinggi pada bulan Oktober dan suhu udara terendah di bulan Februari. Kelembaban udara relatif tinggi yaitu berkisar rata-rata antara 66,0 persen sampai 98,0 persen.

Rata-rata curah hujan selama tahun 2015 tercatat mencapai 228,1 mm, dengan jumlah terendah terjadi pada bulan Juli(24,3 mm) dan tertinggi pada bulan Januari (543,8 mm).

Selama tahun 2015 rata-rata jumlah hari hujan per bulan sebanyak 13,5 hari, dengan jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari (25 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan September (0 hari).

Sumber : Stasiun Klimatologi Banjarbaru

Kota Banjarbaru merupakan wilayah tersempit kedua di Kalimantan Selatan Luas Kota Banjarbaru kurang dari 1 persen luas wilayah Kalimantan Se-

latan dan hanya sebesar 0,88 persen

http://banjarbarukota.bps.go.id

(10)

Sejak diresmikan menjadi Kota Banjarbaru kepemimpinan daerah dipegang oleh Walikota Rudy Resnawan hingga tahun 2010. Kemudian pada pemilihan kepala daerah tahun 2010, Ruzaidin Noor terpilih menjadi Walikota Banjarbaru untuk masa jabatan hingga tahun 2015. Hasil Pemilu 2014 DPRD Kota Banjarbaru diketuai oleh H.A.R.Iwansyah sampai sekarang.

Anggota DRPD Kota Banjarbaru di tahun 2015 ada sebanyak 30 orang yang terbentuk dari 7 fraksi yaitu Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat, Sejahtera Fraksi PDIP, Fraksi PKB, Fraksi PPP, Fraksi Gerindra dan Fraksi Perubahan. DPRD Kota Banjarbaru selama tahun 2015 telah melakukan 290 kali sidang/rapat dan telah menghasilkan 40 surat keputusan dan Peraturan Daerah

Untuk membiayai pembangunan, pemerintah Kota Banjarbaru pada tahun 20135 menghabiskan anggaran 1,076 triliun rupiah seperti yang tercatat pada realisasi APBD Kota Banjarbaru. Pendapatan Asli Daerah yang dapat dikumpulkan pada tahun 2015 sebesar 150,77 milyar memberi sumbangan 16,09 persen terhadap APBD tahun 2015, sementara DAU yang diterima sekitar 661,34 milyar atau 70,58 persen.

Pada tahun 2015, Kota Banjarbaru mengalami defisit anggaran sebesar 139,22 miliar rupiah. Dimana realisasi pendapatan Kota Banjarbaru mencapai 937.063,17 miliar rupiah.

Lebih kecil dibandingkan total belanjanya 1,076 triliyun rupiah.

Kota Banjarbaru Mengalami Defisit Anggaran

Pada tahun 2015 Kota Banjarbaru mengalami defisit anggaran sebesar 139,22 miliar rupiah

Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2015

Pendapatan & Belanja Daerah

Realisasi

Persentase (%) (dalam juta

rupiah)

(1)

(2)

(3)

Pendapatan Asli Daerah

150.766,48

16,09

Dana Perimbangan

661.335,83

70,58 Lain-Lain Pendapatan yang Sah

124.960,87

13,34

Total Pendapatan

937.063,17

100

Belanja Tidak Langsung

377.639,52

35,09

Belanja Langsung

698.650,13

64,91

Total Belanja

1.076.289,65

100

http://banjarbarukota.bps.go.id

(11)

Dalam rangka pelaksanaan tugasnya, pemerintah Kota Banjarbaru membentuk 28 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan jumlah pegawai yang berstatus PNS sebanyak 4.453 orang pada tahun 2015. Dari jumlah tersebut 61,8 persen merupakan PNS perempuan sedangkan 62.41 persen lainnya merupakan PNS laki-laki.

Struktur golongan PNS di Indonesia membagi PNS ke dalam 4 golongan berdasarkan pendidikan dan masa kerjanya.

Dari 4 golongan tersebut, struktur PNS di Pemerintahan Kota Banjarbaru terbanyak adalah golongan III yang mecapai 51,83 persen dari PNS yang ada. Selanjutnya PNS golongan II yang mencapai 18,39 persen atau 819 orang, dan golongan IV dengan jumlah 1.302 orang atau 29,23. Sedangkan pegawai golongan I jumlahnya paling sedikit dibandingkan tiga golongan lainnya, yaitu hanya 24 orang dari jumlah PNS yang ada pada tahun 2015.

Di Kota Banjarbaru PNS Daerah lebih banyak dibandingkan PNS Pusat dengan perbandingan pegawai pusat dan daerah rata- rata 1 : 3. PNS di Kota Banjarbaru tahun 2015 ini sama dengan tahun kemarin masih di dominasi oleh PNS perempuan dengan presentase 55,97 persen untuk PNS perempuan dan 44,03 persen untuk PNS laki- laki.

PNS di Kota Banjarbaru baik Daerah maupun Pusat didominasi oleh PNS dengan pendidikan di atas SLTA dengan presentase 78,65 persen (4.449 pegawai) Hal ini menunjukkan bahwa di Kota Banjarbaru sangat memerlukan pegawai PNS dan diutamakan yang berpendidikan tinggi untuk kemajuan pembangunan kota Banjarbaru.

Jumlah PNS Kota Banjarbaru Didominasi PNS Perempuan

Jumlah PNS perempuan di Kota Banjarbaru mencapai 55,97 persen dibandingkan PNS laki-laki .

Sumber: Badan Kepegawaian Negara dan Badan Kepegawaian Daerah Kota Banjarbaru (Diolah)

Jumlah PNS Pusat dan Daerah di Kota Banjarbaru Tahun 2015

Pusat 1.327

Daerah 4.453

SD 1,11%

SMP 0,95%

SMA 19,29%

Perguruan Tinggi 78,65%

Persentase PNS Di Kota Banjarbaru Menurut Pendidikan Tahun 2015

http://banjarbarukota.bps.go.id

(12)

Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi sumber daya yang potensial dan produktif bagi pembangunan nasional. Jumlah penduduk yang banyak dapat bernilai positif juga negatif tergantung pada kebijakan pemerintah dalam mengelola penduduk untuk meningkatkan kualitasnya baik dari segi pendidikan maupun derajat kesehatan.

Badan Pusat Statistik Kota Banjarbaru mencatat penduduk Kota Banjarbaru pada tahun 2015 hasil proyeksi berjumlah 234.371 jiwa. Yang tersebar di 5 kecamatan dimana penyebaran penduduk masih didominasi oleh kecamatan Landasan Ulin dengan jumlah penduduk 60.488 jiwa.

Kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru bervariatif antar kecamatan.

Dengan luas wilayah sebesar 371,38 km2, maka kepadatan penduduk Kota Banjarbaru per km2 adalah 631 penduduk. Kecamatan Banjarbaru Selatan merupakan kecamatan yang terpadat yaitu 2.267 jiwa/km2. Sedangkan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Cempaka 255 jiwa/km2.

Indikator yang bisa digunakan untuk melihat perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan adalah sex ratio. Nilai sex ratio untuk Kota Banjarbaru sekitar 105 orang artinya pada 100 orang perempuan ada 105 orang laki-laki. Nilai sex ratio ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di kota Banjarbaru lebih banyak dibandingkan penduduk lperempuan.

Penduduk Laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan

Rasio Jenis kelamin Kota Banjarbaru 105 artinya dalam 100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-laki .

Gambaran Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2013-2015

Gambaran Penduduk Kota Banjarbaru

Tahun 2015

Jumlah penduduk

234.371

120.172 114.119

631 Jiwa/Km

2

http://banjarbarukota.bps.go.id

(13)

Komposisi penduduk Kota Banjarbaru didominasi oleh penduduk muda/dewas

a

Angka ketergantungan penduduk Kota Banjarbaru sebesar 44,88 persen

Komposisi penduduk Kota Banjarbaru didominasi oleh penduduk muda/dewasa.

Kelompok usia produktif (Kelompok usia 25- 39) terlihat sangat mendominasi, dimana kelompok usia ini adalah mereka yang terlibat aktif dalam lapangan pekerjaan. Mereka pada umumnya telah menyelesaikan pendidikan tinggi maupun sudah berumah tangga. Kondisi seperti ini tentunya harus menjadi perhatian pemerintah dalam mengambil langkah-langkah kebijakan dibidang kependudukan utamanya ketersediaan lapangan pekerjaan. Sehingga diharapkan bisa menjadi penggerak roda perekonomian, bukan malah sebaliknya menjadi beban pembangunan

Rasio ketergantungan merupakan salah satu indikator demografi yang penting.

Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.

Angka ketergantungan penduduk Kota Banjarbaru sebesar 44,88 persen.

Artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 44 orang penduduk usia tidak produktif yang terdiri dari 40 orang usia muda dan 4 orang usia tua.

Hal yang patut diwaspadai adalah apabila penduduk yang berusia produktif tersebut juga sesungguhnya tidak produktif akibat menganggur mesekipun kenyataannya mereka berada pada usia produktif.

Piramida Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 2015

Penduduk Usia Non Produktif

0-14 tahun (27,84 %)

65 + tahun (3,14 %) Penduduk Usia

Produktif 15-64 Tahun

(69,02 %)

http://banjarbarukota.bps.go.id

(14)

Kesempatan Bekerja Di Kota Banjarbaru Terus Meningkat

Tingkat Pengangguran Kota Banjarbaru Tahun 2015 Sebesar 3,67 Persen

Seiring dengan semakin dinamisnya aktivitas ekonomi di Kota Banjarbaru, keterlibatan penduduk di dunia kerja juga terus meningkat. Hal ini tergambar dari turunya tingkat pengangguran di kota Banjarbaru dari 8,1 persen ditahun 2010 menjadi 3,67 persen di tahun 2015. Pada tahun 2015 TPAK mencapai 64,86 persen yang berarti dari 100 orang penduduk usia kerja, 64 orang diantaranya merupakan angkatan kerja .

Penduduk usia kerja (penduduk yang berusia 15 tahun dan lebih) di Kota Banjarbaru tahun 2015 sebanyak 170.051 orang. Penduduk usia kerja yang termasuk dalam angkatan kerja sebanyak 110.287 orang atau sebesar 64,86 persen, dengan rincian sebanyak 94,33 persen adalah penduduk bekerja (kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapa-tan atau keuntungan, paling sedikit satu jam tidak terputus selama seminggu yang lalu) dan sebanyak 5,67 persen merupakan pengangguran terbuka (mereka yang mencari pekerjaan, mereka yang mempersiapkan usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan,dan mereka yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja).

Jika dirinci menurut jenis ke-lamin terlihat bahwa penduduk laki-laki yang bekerja sebanyak 58,19 persen dan 41,81 persen nya perempuan. Sama hal-nya dengan penduduk bekerja, penduduk laki-laki yang tergolong pengangguran terbuka pada tahun 2015 sebanyak 71,47 persen, lebih banyak dari perempuan yang sebanyak 28,53 persen. Hal ini menunjukkan laki-laki lebih banyak mencari pekerjaan dan mempersiapkan usaha dibandingkan perempuan. Sebaliknya untuk penduduk bukan usia kerja lebih didominasi perempuan (melakukan kegiatan mengurus rumah tangga).

.

Statistik Ketenagakerjaan

Kota Banjarbaru 2015

170.051 Penduduk Usia Kerja

TINGKAT PENGANGGURAN

3.67

%

http://banjarbarukota.bps.go.id

(15)

Salah satu strategi yang dilakukan untuk upaya percepatan pembangunan manusia di bidang pendidikan adalah ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan bagi masyarakat. Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia sebagai pelaksana pembangunan. Salah satu upaya meningkatkan kualitas SDM adalah dengan pendidikan, dimana kegiatan belajar mengajar menjadi unsur utama. Fasilitas pendidikan yang paling diperlukan untuk proses belajar mengajar adalah ketersediaan gedung sekolah.

Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru mencatat jumlah sekolah negeri maupun swasta di Kota Banjarbaru sebanyak 326 buah. Jumlah tersebut meliputi 156 TK, 89 SD/MI, 33 SMP/MTS, 18 SMA/MA dan 17 SMK. Sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi terdapat 2 perguruan tinggi negeri dan 11 perguruan tinggi swasta.

Untuk mengetahui seberapa banyak penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan dapat dilihat dari persentase penduduk menurut partisipasi sekolah. Untuk melihat partisipasi sekolah dalam suatu wilayah biasa dikenal beberapa indikator untuk mengetahuinya, antara lain: Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), serta Angka Partisipasi Murni (APM). APS adalah proporsi dari semua anak yang masih sekolah pada suatu kelompok umur tertentu terhadap penduduk dengan kelompok umur yang sesuai. APK adalah Proporsi anak sekolah pada suatu jenjang tertentu terhadap penduduk pada kelompok usia tertentu. APM adalah Proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut.

Pembangunan pendidikan di Kota Banjarbaru menunjukkan arah yang positif Di Kota Banjarbaru sudah tersedia fasilitas sekolah yang memadai dan setiap tahunnya jumlahnya semakin bertambah

Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Kota Banjarbaru, 2014

Jumlah Sekolah Yang Ada Di Kota Banjarbaru

13 PT

http://banjarbarukota.bps.go.id

(16)

Partisipasi sekolah penduduk Kota Banjarbaru sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari APK SD yang mencapai 111,29 artinya hanya terdapat 11,29 penduduk diluar usia SD yang sedang sekolah di SD. APM SD sendiri sebesar 98,60 artinya ada 98,60 persen anak usia 7-12 tahun yang bersekolah di jenjang SD hanya 1,4 persen penduduk usia tersebut yang tidak sedang sekolah SD.

Jika dilihat secara umum, APM dari jenjang pendidikan terendah (SD) sampai pada jenjang pendidikan yang tinggi (SLTA) cenderung menurun, yang berarti partisipasi penduduk untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi masih rendah. Hal ini menjadi tugas pemerintah untuk meningkatkan kesadaran penduduk dalam pencapaian pendidikan yang lebih tinggi.

Rasio atau perbandingan jumlah guru terhadap jumlah murid yang memenuhi standar ideal adalah 1 : 20 yang artinya kemampuan satu orang guru untuk mengajar murid adalah 20 orang. Pada tahun 2015 rasio murid guru pada jenjang pendidikan SMA/MA yaitu sebesar 1 :11., untuk SLTA/MTS sebesar 1 :13 dan Untuk SD/MI sebesar 1 : 17.

Rasio atau perbandingan jumlah murid terhadap jumlah sekolah merupakan salah satu ukuran yang dapat menggambarkan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar. Melihat rasio murid terhadap sekolah di Kota Banjarbaru pada tahun 2015 Satu sekolah untuk SD/MI mampu menampung sekitar 307 siswa,, untuk SMP/

MTS mampu menampung sekitar 371 siswa dan untuk SMA/MA hanya mampu menampung sekitar 194 siswa

Rasio Guru Terhadap Murid di Kota Banjarbaru Belum Menunjukkan Angka yang Ideal.

Pada 3 tahun terakhir rasio murid terhadap guru pada jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA cenderung menurun

Rasio Guru dan Murid Tahun 2015

1: 17

1: 13

1: 11

Rasio Murid dan Sekolah Tahun 2015

SD / MI 1 : 307 SMP/MTS 1 : 371 SMA/MA 1 : 194

http://banjarbarukota.bps.go.id

(17)

Ketersediaan sarana kesehatan yang terjangkau dan mudah di akses oleh masyarakat merupakan salah satu pendorong bagi upaya percepatan peningkatan tingkat kesehatan masyarakat Di Kota Banjarabaru pertumbuhan penduduknya semakin meningkat seiring banyaknya pendatang maupun tingkat kelahiran. Semakin meningkatnya jumlah penduduk di kota Banjarbaru dari tahun ke tahun selama ini diimbangi dengan peningkatan jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kota Banjarbaru.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru pada tahun 2015 ini terdapat beberapa fasilitas kesehatan yang tersebar di seluruh Kecamatan Kota Banjarbaru, Fasilitas kesehatan di Kota Banjarbaru berupa 6 buah rumah sakit, 8 puskesmas dan 14 buah puskesmas pembantu yang didukung oleh 156 dokter yaitu 70 dokter umum, 19 dokter gigi, dan 47 dokter spesialis.

Tercatat sebanyak 31.362 akseptor KB aktif di tahun 2015, sedangkan akseptor KB baru sebanyak 6.168. Alat kontrasepsi terbanyak yang dipilih adalah suntikan yaitu sebanyak 13.745 akseptor kemudian pil sebanyak 12.792 akseptor Klinik KB yang tersedia ada 18 buah dengan jumlah tenaga PLKB 27 orang.

Dari sepuluh besar penyakit yang diderita oleh pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Banjarbaru diantaranya yang terbanyak adalah GE dengan 630 penderita dan Typoid 522 penderita. Dari kegiatan persalinan yang ditangani RSUD, 1.418 mengalami kelahiran hidup dan 21 lahir mati.

Jumlah Fasilitas Kesehatan Di Kota Banjarbaru Sudah Memadai Jumlah Rumah Sakit Di Kota Banjarbaru Ada Sebanyak 6 Buah .

Fasilitas Kesehatan

Di Kota Banjarbaru Menurut Kecamatan

Rumah Sakit Puskesmas dan Pustu Landasan Ulin

L. Anggang

Cempaka

B. Utara

B. Selatan

2

0

0

7 4

7

2 4

2 5

Keluarga Berencana Di Kota Banjarbaru

Peserta Aktif 31.362 Orang Peserta Baru 6.168 Orang Jumlah Klinik KB 18 Buah

Jumlah PKB/PLKB 27 Orang

http://banjarbarukota.bps.go.id

(18)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28H ayat (1) menyebutkan, bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Oleh karena itu kebutuhan tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yang akan terus berkembang sesuai dengan tahapan dan siklus kehidupan.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015 diperoleh data -data indikator perumahan masyarakat. Kondisi perumahan di Banjarbaru secara fisik bisa digambarkan dengan tiga variabel yaitu lantai, atap dan dinding.

Pada umumnya, perumahan di Kota Banjarbaru berlantai bukan tanah, beratap seng/asbes dan berdinding tembok. Selain itu, akses rumah tangga terhadap air bersih sudah cukup bagus. Umumnya masyarakat lebih memilih menggunakan air kemasan dan air isi ulang (51,75 %). Demikian halnya dengan kepemilikan fasilitas buang air, hampir semua rumah tangga memiliki fasilitas buang air besar sendiri .

Salah satu indikasi rumah sehat menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai per kapita minimal 10 m2. Jika rata-rata anggota rumahtangga (ART) adalah 4 maka seharusnya luas lantai per rumahtangga adalah 40 m2. Tetapi pada kenyataannya di Kota Banjarbaru, ada sekitar 14,81% rumahtangga yang memiliki luas lantai kurang dari 28 m2. Ini artinya di Kota Banjarbaru masih terdapat rumah yang tidak sehat dilihat dari luas lantainya.

Kondisi perumahan di Kota Banjarbaru sudah tergolong baik Sebagian besar rumahtangga menempati rumah berlantai

marmer/keramik/granit dan semen

Statistik Perumahan Kota Banjarbaru (Persen)

Persentase Rumah Tangga Dengan Beberapa Variabel Perumahan Tahun 2015

Sumber : Susenas 2015

Uraian %

(1) (2)

Lantai

 Bukan Tanah 98,51

 Tanah 1,49

Dinding

 Tembok 73,64

 Kayu 25,59

 Lainnya 0,77

Atap

 Beton/Genteng 37,68

 Sirap 4,33

 Seng/Asbes 57,71

 Ijuk/Lainnya 0,27

Sumber Air Minum

 Air Kemasan/Isi Ulang 51,75

 Sumur Bor/Pompa 0,13

 Leding Meteran/Eceran 5,75

 Hujan 0,77

 Sumur Terlindung/Tidak 41,60

http://banjarbarukota.bps.go.id

(19)

Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). Sejak tahun 2015, BPS merilis angka IPM dengan pendekatan perhitungan yang baru. Angka IPM hasil perhitungan yang baru mengukur dimensi yang sama, yaitu dimensi kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Namun indikator yang digunakan mengalami beberapa penyesuaian, yaitu:

indikator angka melek huruf diganti dengan indikator harapan lama sekolah. Indikator MYS mengalami perubahan cakupan. MYS lama dihitung dari penduduk yang berumur 15 tahun ke atas, sementara MYS pada perhitungan yang baru dihitung dari penduduk yang umurnya 25 tahun ke atas. Indikator konsumsi pada metode baru dihitung dari 96 komoditas, sementara pada metode lama dihitung dari 27 komoditas.

Dilihat dari IPM-nya, pembangunan di kota Banjarbaru termasuk cukup berhasil. IPM Kota Banjarbaru selalu menduduki peringkat pertama di Provinsi Kalimantan Selatan. Dari tahun ke tahun angka IPM Kota Banjarbaru terus meningkat dimana pada tahun 2015 mencapai 77,56. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka IPM Propinsi Kalsel yang mencapai 68,38. Capaian IPM Kota Banjarbaru berada pada kategori tinggi (nilai IPM diantara 70 dan 80). Pengklasifikasian pembangunan manusia bertujuan untuk mengorganisasikan wilayah-wilayah menjadi kelompok-kelompok yang sama dalam dalam hal pembangunan manusia.

IPM Kota Banjarbaru Tertinggi Se Provinsi Kalimantan selatan

IPM Kota Banjarbaru Sebesar 77,56 lebih besar dari IPM Provinsi Kalimantan Selatan yang sebesar 68,38

Indeks Pembangunan Manusia Se Kalimantan Selatan Tahun 2015

Sumber : BPS Prov. Kalimantan Selatan

Perkembangan IPM Kota Banjarbaru Tahun 2010-2015

Sumber : BPS Prov. Kalimantan Selatan

http://banjarbarukota.bps.go.id

(20)

Kesehatan merupakan indikator penting karena salah satu ukuran yang dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk. Salah satu dimensi dasar kesehatan pembangunan manusia menurut UNDP adalah peluang umur panjang dan sehat. Peluang ini kemudian diukur dengan Angka Harapan Hidup (e0). Hingga tahun 2015, capaian AHH berada pada usia 71 tahun yang artinya rata-rata penduduk Kota Banjarbaru hidup sampai usianya 71 tahun. Angka harapan hidup penduduk Kota Banjarbaru jauh lebih tinggi dibanding rata-rata penduduk Provinsi Kalimantan Selatan keseluruhan yaitu 71,36 tahun untuk penduduk Kota Banjarbaru sedangkan Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar 67,80 tahun.

Angka harapan lama sekolah (EYS) merupakan indikator yang menggambarkan lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Perhitungan ini melibatkan penduduk usia 7 tahun keatas. Berdasarkan hasil perhitungan ini, dapat diketahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.

Terjadi peningkatan harapan lama sekolah di Kota Banjarbaru pada tahun 2010- 2015, dari 14,19 tahun menjadi 14,75 tahun.

Hal sama terjadi pula untuk wilayah Kalimantan Selatan secara umum. Harapan lama sekolah meningkat dari 10,86 di tahun 2010 menjadi 12,21 di tahun 2015.

Perkembangan Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Banjarbaru dan Kalimantan Selatan

Tahun 2010-2015

Sumber : BPS Prov. Kalimantan Selatan

Angka Harapan Lama Sekolah (EYS) Kota Banjarbaru dan Kalimantan Selatan

Tahun 2010-2015

Sumber : BPS Prov. Kalimantan Selatan

Pembangunan di Kota Banjarbaru cukup berhasil

Angka harapan hidup dan angka harapan lama sekolah Kota Banjarbaru selalu berada di atas rata-rata provinsi Kalimantan Selatan

http://banjarbarukota.bps.go.id

(21)

Rata-rata lama sekolah (mean years of schooling/MYS) merupakan indikator kualitas sumber daya manusia yang lain dari dimensi pendidikan. Indikator ini menunjukkan seberapa tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk. Makin tinggi angka rata-rata lama sekolah penduduk menunjukkan makin meningkatnya kualitas sumber daya manusia secara agregatif. Rata-rata lama sekolah dengan metode baru dihitung dari penduduk berumur 25 tahun ke atas. Adapun di Kalimantan Selatan pada tahun 2015 mencapai 7,76 tahun sedangkan rata rata lama sekolah di Kota Banjarbaru sudah mencapai 10,75 tahun pada tahun yang sama. Hal ini berarti secara rata-rata penduduk Kota Banjarbaru sudah sampai pada tingkatan tamat SMA

Komponen Purchasing Power Parity (PPP) atau dikenal sebagai komponen atau standar layak hidup dalam laporan ini diukur dengan menghitung nilai riil dari rata-rata pengeluaran perkapita yang disesuaikan (PNB perkapita). Penghitungan ini melibatkan 96 komoditas yang terdiri dari 66 komoditas makanan dan 30 non makanan.

Komponen PPP (standar hidup layak) yang dibandingkan antara tahun 2010-2015, seluruhnya bernilai positif. Hal ini berarti terjadi peningkatan daya beli yang dimiliki masyarakat Kota Banjarbaru. Jika dikaitkan dengan pembangunan manusia, maka pola konsumsi ini dapat menjadi salah satu indikator kualitas penduduk. Hal ini karena pada pola konsumsi tercermin pola alokasi pendapatan kepada berbagai macam pengeluaran yang berbentuk makanan dan non makanan.

Daya beli penduduk Kota Banjarbaru yang dicerminkan oleh besaran pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan sebesar 11.953 juta rupiah pada tahun 2010 menjadi 12.476 juta rupiah pada tahun 2015. Pada tahun yang sama kemampuan daya beli Kalimantan Selatan sebesar 10,304 juta rupiah dan 10,891. Dalam periode 2010-2015 terlihat kemampuan daya beli masyarakat menunjukkan kecendungan meningkat baik untuk Kota Banjarbaru maupun Kalimantan Selatan.

Sumber : BPS Prov. Kalimantan Selatan

Indikator Daya Beli Provinsi Kalimantan Selatan dan Kota Banjarbaru, 2010-2015

Sumber : BPS Prov. Kalimantan Selatan

Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah (MYS) Kota Banjarbaru dan Provinsi Kalimantan Selatan

Tahun 2010-2015

Pembangunan di Kota Banjarbaru cukup berhasil Rata-rata Lama Sekolah dan rata-rata pengeluaran riil penduduk Kota Banjarbaru selalu berada di atas rata-rata provinsi Kalimantan Selatan

http://banjarbarukota.bps.go.id

(22)

Pertanian di Kota Banjarbaru Didominasi Tanaman Pangan dan Peternakan

Produksi ubi kayu mendominasi produktivitas tanaman pangan sebesar 215,49 kw/ha

Kota Banjarbaru bukan merupakan kota pertanian dimana hasil pertanian yang dihasilkan pun belum mencukupi untuk kebutuhan sendiri. Dengan kata lain untuk memenuhi kebutuhan bahan tanaman pangan harus didatangkan dari luar daerah. Dilihat dari sisi produktivitas, tampak bahwa produktivitas tanaman pertanian Kota Banjarbaru masih dibawah rata-rata produktivitas di Kalimantan Selatan Tercatat pada tahun 2015 produktivitas padi Kota Banjarbaru hanya mencapai 32,15 kuintal per haektar sementara produktivitas padi Kalimantan Selatan telah mencapai 41,87 kuintal per hektar..

Pada tahun 2015 produktivitas ubi kayu dan ubi jalar mendominasi produktivitas tanaman pangan di Kota Banjarbaru..

Pada subsektor peternakan, data Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kota Banjarbaru menunjukkan jumlah populasi ternak besar dan kecil di Kota Banjarbaru Tahun 2015 yang paling besar adalah kambing dan sapi masing –masing sebesar 2.258 ekor dan 2.790 ekor . Sedangkan untuk ternak unggas yang terbesar adalah populasi ayam potong sebesar 3.338.994 ekor.

Produktivitas Tanaman Pangan Kota Banjarbaru Tahun 2015 (kw/ha)

32,15 58,70

13,04 164,76

215,49

Populasi Ternak di Kota Banjarbaru Tahun 2015

7 2.258

2.790 307

3.338.994 90.400 126.813

http://banjarbarukota.bps.go.id

(23)

Sebagai sumber penerangan danenergi, baik di sektor rumahtangga maupun industri,listrik memegang peranan yang sangat vital. Sampai tahun 2015, Pelanggan listrik yang tercatat pada PT PLN Ranting Banjarbaru sebanyak 103.602 dengan banyak Kwh terjual sebanyak 260.252.311 dengan nilai mencapai 241 milyar rupiah. Peningkatan penggunaan listrik di Kota Banjarbaru dikarenakan perkembangan Kota Banjarbaru yang semakin pesat dengan berdirinya banyak bangunan perkantoran, rumah toko dan perumahan, menyebabkan kebutuhan akan sumber energi listrik di Kota Banjarbaru juga semakin meningkat.

Seperti halnya listrik, kebutuhan air bersih di Kota Banjarbaru dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan. Data yang diperoleh dari PDAM Kabupaten Banjar mengenai produksi PDAM Intan Banjar di Kota Banjarbaru menunjukkan bahwa Volume air yang terjual ada sebanyak 5.329.543 m3 yangterbagi pada 4 golongan tarif yaitu sosial, non niaga, niaga umum dan niaga khusus.

Sedangkan dari jumlah 13,6 juta m3 air bersih yang diproduksi sekitar 13,38 juta m3 telah didistribusikan, yang terjual 9,61 juta m3 sedangkan sebanyak 3,77 juta m3 sisanya telah susut atau hilang. Jumlah pelanggan air minum di Kota Banjarbaru mencapai 34.339 pelanggan dengan rincian di kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang 9.700 pelanggan, Cempaka 1.074 dan Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan sebanyak 23.565 pelanggan.

Dalam struktur ekonomi sektoral kota Banjarbaru, kategori pengadaan air dan kategori pengadaan listrik dan gas berada di urutan tiga terbawah dalam menunjang ekonomi Kota Banjarbaru. Kategori ini hanya memberikan share sebesar 0,59 dan 0,17 persen.

Pertumbuhan Kwh Terjual dan Jumlah Pelanggan Listrik Selalu Meningkat Sektor listrik dan air minum berada di urutan terakhir dalam menunjang ekonomi Kota Banjarbaru

Tenaga Listrik Yang Dibangkitkan

Tahun 2015 290.803.244

Listrik Yang Terjual Tahun

2015 260.252.311

Statistik Energi

Kota Banjarbaru

Volume Air Minum Yang Terjual Tahun 2015

Sosial 391.777 NonNiaga

4.336.510 Niaga umum

598.385 Niaga Khusus

2.877

http://banjarbarukota.bps.go.id

(24)

industri pengolahan memiliki andil yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi Kota Banjarbaru

Nilai tambah sektor industri pengolahan di tahun 2015 sebesar 501,40 Milyar Rupiah

Industri dibedakan atas industri besar, sedang, kecil dan rumahtangga. Tahun 2015 perusahaan industri di Kota Banjarbaru berdasarkan data dari Dinas Perindag Kota Banjarbaru berjumlah 1.108 buah, yang terdiri dari 11 buah industri besar, 73 industri sedang, 342 industri kecil dan 682 industri rumah tangga. Industri makanan, minuman dan tembakau berjumlah 337 buah, industri tekstil, pakaian jadi dan kulit 62 buah, industri kayu dan hasil dari kayu dan rotan 227 buah, industri kertas, barang dari kertas dan percetakan 41 buah, industri dasar dari barang logam 153 buah, dan industri lain-lain 288 buah

P er usahaan/ usaha i ndust ri paling bany ak t er dapat di K ecam at an Landasan Uli n, t er c at at ada sebany ak 355 usaha industri (32,03 %) sedangk an y ang paling sedi kit di K ecam at an Cem pak a y ait u sebany ak 113 usaha i ndust ri ( 10, 20%). I ndustri besar dan sedang paling banyak ber k em bang di K ec am at an Li ang A nggang.

K ategori i ndust ri pengol ahan m em iliki andil y ang c uk up besar dal am pert um buhan ek onom i K ota B anj ar baru.

P ada t ahun 2015, k at egori i ndust ri pengol ahan ber hasil m enci pt ak an nil ai t am bah sebesar 501, 40 m ily ar r upi ah at au m eli puti 7, 72 per sen t er hadap P DRB t otal . Kat egori ini m engalam i pert um buhan sebesar 3, 35 per sen, sedi kit m el am bat di banding t ahun sebel um nya, yai tu 3, 61 per sen. Ji k a di bandi ngk an pada ti ngk at K alim ant an S el at an, ki nerj a k at egori i ndust ri pengol ahan K ot a Banj arbar u hany a m eli puti 3 per sen dari tot al PDRB k ategori i ndustri pengol ahan di K alim antan S elatan y ang m enc apai 18, 41 m ilyar r upiah pada t ahun 2015.

Jumlah Perusahaan IndustrI Menurut JuMlah tenaga KerJa

Tahun 2015

SHARE DAN PERTUMBUHAN KATEGORI INDUSTRI TahUN 2015

http://banjarbarukota.bps.go.id

(25)

Sebagian Besar Kondisi Jalan Di Kota Banjarbaru dalam Kondisi Baik Sebagian Besar Jalan di Kota Banjarbaru sudah beraspal

Untuk mendukung transportasi darat, pemerintah daerah telah membangun jalan sepanjang 26,5 km jalan Negara, 49,296 km jalan provinsi dan 515,175 km jalan kota. Data panjang jalan yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kota Banjarbaru Pada tahun 2015 jalan yang sudah beraspal sepanjang 449.586 km, kerikil 2 km, dan sisanya tidak dapat dirinci 63.589 km.

Panjang jalan di Kota Banjarbaru sebagian besar sudah dalam kondisi baik (hampir 70 persen) pada jalan negara maupun jalan provinsi. Kondisi ini sangat kondusif untuk meningkatkan perekonomian. Selain itu, kondsi jalan juga harus dapat mengimbangi jumlah kendaraan bermotor yang kian bertambah dari tahun ke tahun.

Jumlah kendaraan yang ada di Kota Banjarbaru baik umum maupun tidak umum, baik roda 4 (empat), roda 3 (tiga) maupun roda 2 (dua) baik yang baru maupun daftar ulang dapat dilihat berdasarkan data dari UPPD Banjarbaru, data jumlah kendaraan baik umum maupun tidak umum yang diperoleh dari UPPD Banjarbaru adalah sepeda motor ada sebanyak 82.203 buah, mini bus/micro bus ada 12.768 buah, bus 54 buah, pick up 4.277 buah, sedan 839 buah, jeep 103 buah dan truk berjumlah 135 buah.

jumlah penumpang yang berangkat dari Bandara Syamsudin Noor maupun penumpang yang datang ke bandara ini naik jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Jumlah penumpang pesawat udara yang berangkat dari Bandara Syamsudin Noor tahun 2015 sebanyak 1.731.874 orang dengan jumlah penumpang terbanyak di bulan Desember yaitu sebanyak 170.537 orang.

Sedangkan jumlah penumpang yang datang ke Bandara Syamsudin Noor selama tahun sebanyak 1.739.587 orang dengan jumlah penumpang terbanyak di bulan Agustus yaitu sebanyak 181.539 orang

Jumlah Penumpang Datang 1.731.874 Jumlah Penumpang

Berangkat 1.739.587

Jenis dan Kondisi Jalan

Aspal 449,586 Km

Kerikil 2 Km

Tanah 63,589 Km

Kondisi Jalan Kabupaten/Kota

Bagus 84,79 %

rusak 15,21 %

http://banjarbarukota.bps.go.id

(26)

Penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh perbankan digunakan sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan khususnya yang berasal dari dalam negeri dan menjadi stimulus pergerakan ekonomi masyarakat. Pada tahun 2015 dana simpanan pada bank di Kota Banjarbaru mengalami peningkatan, yaitu dari 2,51 trilyun di tahun 2014 menjadi 2,98 trilyun di tahun 2015 atau meningkat 18,45 persen.

Dana simpanan masyarakat dapat berupa giro, simpanan berjangka dan tabungan. Komposisi dana simpanan masyarakat pada periode 2013-2015, lebih dari separuhnya berupa tabungan (66 –70 persen). Sedangkan yang berupa giro berada pada kisaran 18-21 persen. Dana simpanan terkecil bersumber dari simpanan berjangka, yaitu kurang dari 15 persen atau berada pada kisaran 11-14 persen.

Kegiatan intermediasi bank selain penghimpunan dana adalah penyaluran kredit.

Fungsi intermediasi bank akan berjalan dengan baik jika kemampuan menghimpun dana dan penyaluran kredit berjalan seirama.

Oleh karena itu bank berusaha untuk menawarkan berbagai macam kredit dan beragam keuntungan. Namun demikian, pelaku perbankan juga tetap memegang prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit tersebut untuk menghindarkan kredit macet (non performing loan).

Di Kota Banjarbaru, selama periode 2013-015 pinjaman yang disalurkan untuk keperluan konsumsi (berkisar antara 58-66 persen) lebih besar dibandingkan dengan yang disalurkan untuk modal kerja (23-26 persen) dan investasi (15-17 persen). Total penyaluran pinjaman pada tahun 2015 mencapai 4,06 trilyun rupiah, meningkat 7,07 persen dibanding tahun 2014 (3,78 trilyun).

Statistik Perbankan Kota Banjarbaru (Jutaan Rp)

Sumber : Bank Indonesia Banjarmasin

Simpanan masyarakat semakin meningkat se ap tahun Lebih dari separuh (66-70 persen) dana simpanan

masyarakat berupa tabungan

Posisi Simpanan Masyarakat Menurut Jenis Simpanan Kota Banjarbaru (Milyar Rupiah)

Uraian 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4)

Dana/Asset 952.896 1.328.879 1.678.680 Simpanan 1.342.187 1.792.259 2.268.649 Pinjaman 1.566.945 2.021.749 2.436.447 Statistik Perbankan Kota Banjarbaru (Jutaan Rp)

Posisi Pinjaman Masyarakat Menurut Jenis Penggunaan Kota Banjarbaru (Milyar Rupiah)

Uraian 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4)

Dana/Asset 1.856.562 1.820.086 1.901.355 Simpanan 2.352.000 2.514.159 2.978.014 Pinjaman 3.263.740 3.789.318 4.057.402

Sumber : Bank Indonesia Banjarmasin

Sumber : Bank Indonesia Banjarmasin

http://banjarbarukota.bps.go.id

(27)

Dari dinamika angka inflasi Banjarmasin sepanjang tahun 2015, Berdasarkan penghitungan tahun dasar (2012=100), di Kota Banjarmasin Pada tahun 2015 laju inflasi kumulatif kelompok umum mencapai 5,03 persen.

Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi tahun sebelumnya, yaitu sebesar 7,16 persen. Penurunan laju inflasi ini terutama dipengaruhi oleh inflasi pada kelompok transportasi dan komunikasi dan kelompok bahan makanan.

Secara bulanan, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu mencapai 1,27 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada bulan Maret (-0,34 persen). Gerakan inflasi bulanan, banyak dipengaruhi oleh momen perayaan hari besar agama, kondisi transportasi serta musim.

Momen perayaan hari besar agama dan tahun baru merupakan momen yang merubah komposisi permintaan dan penawaran barang dan jasa di pasaran. Umumnya pada momen tersebut permintaan terhadap makanan baik bahan makanan maupun makanan jadi dan permintaan sandang, serta transportasi bertambah tinggi.

Untuk faktor musim, biasanya berpengaruh pada harga barang-barang bahan makanan produk pertanian terutama padi dan palawija, sedangkan faktor kondisi transportasi akan mempengaruhi kesinambungan barang-barang yang didatangkan dari luar pulau.

IHK kota Banjarmasin pada tahun 2015 yang terbesar adalah pada kelompok komoditi bahan makanan (129,26) dan makanan jadi (128,58), sedangkan yang terkecil adalah komoditi sandang (107,58). Secara rata- rata atau pada kelompok komoditi umum maka pada tahun 2015 terbentuk indeks harga konsumen sebesar 121,80, artinya secara rata-rata terjadi kenaikan harga secara umum sebesar 21,80%

dibandingkan tahun 2014.

Inflasi ter nggi tahun 2015 adalah pada Desember 2015 Tingginya inflasi pada Desember 2015 disebabkan oleh naiknya harga yang bertepatan dengan momen natal dan tahun baru

Inflasi Menurut Jenis Komoditas Kota Banjarmasin 2013-2015

Komoditas inflasi 2013 2014 2015

(1) (2) (3) (4)

Umum 6,98 7,16 5,03

1. Bahan makanan 9,94 10,13 4,11

2. Makanan jadi, minuman, rokok,

&tembakau 5,55 8,65 8,42

3. Perumahan, air, listrik 6,19 5,15 4,53

4. Sandang -2,25 -0,42 6,29

5. Kesehatan 3,28 9,76 12,65

6. Pendidikan, rekreasi,

&olahraga 2,36 4,09 3,17

7. Transpor, komunikasi,

dan jasa keuangan 12,36 7,52 -0,15 Inflasi Bulanan Kota Banjarmasin dan

Indonesia Tahun 2015

IHK Kota Banjarmasin Tahun 2015 (%)

19

http://banjarbarukota.bps.go.id

(28)

PDRB sebagai ukuran produktifitas mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. Salah satu kegunaan angka nominal PDRB adalah melihat kinerja perekonomian suatu daerah. Nilai PDRB tinggi menunjukkan kinerja perekonomian tersebut cukup berhasil serta memiliki potensi sumber daya yang cukup tinggi karena kesediaan faktor produksi yang melimpah atau karena efisiensi pengelolaan faktor produksi.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir, PDRB adhb atas dasar tahun 2010 Kota Banjarbaru, terus mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2011 hanya sebesar 3,90 Triliyun rupiah meningkat menjadi 6,49 Triliyun rupiah pada tahun 2015. PDRB adhb merupakan penghitungan PDRB sesuai harga pasar yang berlaku sehingga kenaikannya dipengaruhi faktor inflasi (kenaikan harga barang dan jasa).

Sementara itu PDRB adhk atas dasar tahun 2010 pun menunjukkan kenaikan yang sama yaitu dari hanya 3,68 Triliyun rupiah pada tahun 2011 menjadi 4,77 triliyun rupiah pada tahun 2015. Peningkatan yang terjadi pada PDRB adhk inilah yang menjadi indikator penting perekonomian karena pada perhitungan ini faktor kenaikan harga sudah dihilangkan, dengan kata lain kenaikan pada perhitungan ini menunjukkan kenaikan produksi pada sektor- sektor ekonomi atau yang disebut juga pertumbuhan ekonomi atau PDRB riil.

Perekonomian Kota Banjarbaru pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan ekonomi mencapai 6,86 persen yang berarti produksi barang dan jasa yang dihasilkan naik sebesar 6,86 persen dibandingkan tahun 2014 yang hanya sebesar 6,63 persen. Pencapaian tersebut turut didukung oleh pertumbuhan yang terjadi pada sektor penyusunnya.

Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kategori Kota Banjarbaru Tahun 2015 (%)

Ket : *) = Angka Sementara **) = Angka Sangat ementara

Sumber : PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2015 tertinggi di Kalimantan Selatan

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Banjarbaru sebesar 6,86 persen

Perkembangan PDRB Kota Banjarbaru 2011-2015 (Juta Rupiah) dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)

Tahun

PDRB atas dasar berlaku

PDRB atas dasar harga konstan

Pertumbuhan ekonomi

(1) (2) (3) (4)

2011 3.902.313 3.683.619 5,99

2012 4.366.554 3.924.617 6,54 2013*) 4.943.727 4.183.368 6,59 2014**) 5.634.712 4.460.741 6,63 2015**) 6.498.029 4.766.663 6,86

Sumber : PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015

http://banjarbarukota.bps.go.id

(29)

Pada tahun 2011-2015 komposisi struktur perekonomian Kota Banjarbaru masih didominasi oleh sektor tersier. Secara Umum ada 4 kategori yang cukup dominan dalam pembentukan total PDRB ADHB Kota Banjarbaru yaitu : Kategori Transportasi dan Pergudangan; Kategori Administrasi Pemerintahan , Pertahanan dan keamanan;

Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Kategori Konstruksi.

Sampai dengan tahun 2015 struktur perekonomian Kota Banjarbaru masih didominasi oleh peranan kategori tersier dan kategory sekunder, ini karena Kota Banjarbaru merupakan wilayah perkotaan yang didominasi oleh wilayah permukiman dan perkantoran dan tidak memiliki SDA yang berlimpah.

Perkembangan PDRB perkapita di Kota Banjarbaru selama kurun tahun 2011-2015 PDRB perkapita Kota Banjarbaru semakin meningkat setiap tahunnya dari 18,81 juta rupiah pada tahun 2011 menjadi 27,73 juta rupiah pada tahun 2015, atau tumbuh rata-rata 9,94 persen setiap tahunnya. Namun demikian, apabila diukur dalam USD, PDRB perkapita kota Banjarbaru masih termasuk dalam jajaran wilayah berpendapatan menengah bawah. dari sisi PDRB perkapita konstan, PDRB perkapita Kota Banjarbaru tumbuh meningkat selama periode 2011-2015, atau dari 2,78 persen pada tahun 2011 menjadi 3,73 persen pada tahun 2015. Peningkatan PDRB per kapita adhb yang cukup pesat ini tidak diiringi oleh peningkatan daya beli penduduk seperti yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan PDRB perkapita atas dasar harga konstan, dimana secara riil daya beli penduduk terlihat berfluktuasi.

Sektor tersier penggerak utama perekonomian Kota Banjarbaru Dalam perekonomian Kota Banjarbaru, sektor transportasi dan

pergudangan merupakan sektor yang paling dominan

PDRB Per Kapita Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015

Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun 2015(%)

Sumber : PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2010-2014 Sumber : PDRB Kota Banjarbaru Tahun 2011-2015

http://banjarbarukota.bps.go.id

(30)

Kota Banjarbaru yang merupakan salah satu kawasan potensi berkembang dan berstatus sebagai Kota Pemerintahan menjadikan wilayah ini sebagai wilayah yang potensial. Walaupun luas wilayah Kota Banjarbaru hanya meliputi 0,88 persen dari keseluruhan wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, namun dari sisi kepadatan penduduk Kota Banjarbaru merupakan Kota terpadat kedua setelah Kota Banjarmasin.

Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dimensi indeks ini meliputi sektor pendidikan, ekonomi dan kesehatan.

Semakin tinggi nilai IPM suatu wilayah, semakin bagus pula kualitas SDM-nya. Dari sisi Pembangunan Manusia Kota Banjarbaru menempati urutan pertama dengan IPM sebesar 77,56 diikuti oleh Kota Banjarmasin (75,41), dan Kabupaten Tabalong (69,35) Angka IPM Kota Banjarbaru ini di atas angka IPM Kalsel yang mencapai 68,38.

Dari sisi Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kota Banjarbaru sebesar 6,86 persen dengan PDRB Per kapita sebesar 27,73 juta rupiah. Nilai pertumbuhan ekonomi ini diatas pertumbuhan Kalimantan Selatan yang hanya sebesar 3,84 persen. Dan merupakan yang terbesar diantara kabupaten/kota lain se Kalimantan Selatan.

Dari sisi Ketenagakerjaan Tingkat pengangguran di Kota Banjarbaru merupakan terbesar kelima setelah Tapin sebesar 3,67 persen. Sedangkan untuk TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) Kota Banjarbaru sebesar 64,86 persen merupakan TPAK yang terkecil dibandingkan dengan kabupaten/Kota lain se Kalimantan Selatan.

Perbandingan Beberapa Indikator Terpilih Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan

Tahun 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel PDRB Perkapita Tahun 2015

Menurut Kab/Kota

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel

IPM Kota Banjarbaru menduduki peringkat pertama di Kalimantan Selatan

IPM Kota Banjarbaru sebesar 77,56 merupakan IPM tertinggi di Kalimantan Selatan

Kabupaten Pertumbuhan

Ekonomi IPM TPT

TALA 2,89 66,99 3,11

KOTA BARU 3,14 66,61 4,07 BANJAR 4,42 66,39 2,43 BATOLA 5,17 63,53 1,49

TAPIN 4,06 67,67 3,68

HSS 6,06 66,31 1,98

HST 6,10 66,56 2,20

HSU 5,31 62,49 2,23

TABALONG 2,47 69,35 2,34

TAMBU 3,01 67,58 5,66

BALANGAN 3,12 65,34 3,25

BJM 5,79 75,41 5,51

BJB 6,86 77,56 3,67 KALSEL 3,84 68,38 3,43

TPAK 68,72 66,78 70,53 74,80 71,75 69,95 74,16 70,98 74,18 67,18 75,38 66,44 64,86 69,73

http://banjarbarukota.bps.go.id

(31)

LAMPIRAN TABEL

http://banjarbarukota.bps.go.id

(32)

http://banjarbarukota.bps.go.id

(33)

Tabel 1.1

Iklim per Bulan di Kota Banjarbaru Tahun 2015

Tabel 2.1

Nama-nama Kelurahan di Kota Banjarbaru

Kecamatan Landasan

Ulin

Liang Ang-

gang Cempaka Banjarbaru Utara

Banjarbaru Selatan

Kelurahan Landasan

Ulin Timur

Landasan

Ulin Tengah Palam Loktabat Utara

Loktabat Selatan Guntung

Payung

Landasan

Ulin Utara Bangkal Komet Kemuning

Syamsudin Noor

Landasan

Ulin Barat Sungai Tiung Mentaos Guntung Paikat Guntung

Manggis

Landasan

Ulin Selatan Cempaka Sungai Ulin Sungai Besar Bulan

Rata-rata Kelemba-

ban Udara

(%)

Rata-rata Curah Hu- jan (mm)

Banyak Hari Hujan

Rata-rata Suhu Udara

(0C)

Tekanan Udara

(mb)

Penyina- naran Matahari

(%)

Ke- cepatan

Angin (Knot)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Januari 88 543,8 25 25,9 1 013,0 34 4

Februari 88 397,7 22 25,8 1 013,3 32 3

Maret 86 337,8 20 26,4 1 013,6 46 3

April 85 324,5 14 27 1 012,3 57 3

Mei 85 250,9 12 27,3 1 012,9 61 3

Juni 84 109,6 12 26,8 1 012,3 61 3

Juli 77 24,3 3 27,1 1 012,9 84 4

Agustus 73 38,8 2 27,1 1 013,5 86 5

September 66 - - 27,7 1 013,8 82 5

Oktober 60 33,9 5 28,5 1 014,7 79 5

November 82 112,4 14 27,7 1 012,3 68 3

Desember 86 335,9 20 27 1 013,1 49 3

http://banjarbarukota.bps.go.id

(34)

Tabel 3.1

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) Kota Banjarbaru Tahun 2015

Kategori Uraian ADHB ADHK

(1) (2) (3) (4)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 138.835 105.499 B Pertambangan dan Penggalian 261.352 200.387

C Industri Pengolahan 501.402 384.323

D Pengadaan Listrik, Gas 11.216 10.639

E Pengadaan Air 38.308 29.497

F Konstruksi 957.084 735.925

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Repara-

si Mobil dan Sepeda Motor 681.411 512.718 H Transportasi dan Pergudangan 1.420.264 909.211 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 170.032 132.626

J Informasi dan Komunikasi 298.630 256.376

K Jasa Keuangan 112.506 85.369

L Real Estate 141.801 113.787

M,N Jasa Perusahaan 27.790 20.090

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 863.180 603.927

P Jasa Pendidikan 566.577 436.724

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 197.776 147.889

R,S,T,U Jasa lainnya 109.856 81.669

PDRB 6.498.028 4.766.662

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banjarbaru

http://banjarbarukota.bps.go.id

(35)

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Per Km 2 Menurut Kelurahan Di Kota Banjarbaru Tahun 2015

Sumber : BPS Banjarbaru

Kecamatan Kelurahan Jumlah

Penduduk Penduduk Ratio JK

(1) (2) (3) (4) (5)

Landasan Ulin Landasan Ulin Timur 16 650 888 103

Guntung Payung 7 602 498 108

Syamsudin Noor 12 785 685 105

Guntung Manggis 23 451 590 108

Liang Anggang Landasan Ulin Ten-

gah 10 953 459 100

Landasan Ulin Utara 15 782 809 105

Landasan Ulin Barat 7 503 465 114

Landasan Ulin Selatan 6 754 256 106

Cempaka Palam 3 612 245 102

Bangkal 4 912 165 103

Sungai Tiung 9 303 433 105

Cempaka 15 613 188 112

Banjarbaru Utara Loktabat Utara 20 579 1 445 103

Mentaos 11 039 6 814 103

Komet 4 705 1 928 89

Sungai Ulin 13 785 2 245 112

Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan 9 808 1 143 108

Kemuning 9 965 2 760 104

Guntung Paikat 9 335 3 787 103

Sungai Besar 20 665 2 831 103

KOTA BANJARBARU 234 371 631 105

http://banjarbarukota.bps.go.id

(36)

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Lampiran Tabel 5.1.

Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015

KAB/KOTA AHH EYS MYS Pengeluaran IPM Rank IPM

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

KALSEL 67,80 12,21 7,76 10.891 68,38 22

Tanah Laut 68,62 11,25 7,29 10.753 66,99 6

Kota Baru 68,49 11,41 6,99 10.645 66,61 7

Banjar 65,97 11,16 6,99 12.185 66,39 9

Barito Kuala 64,94 11,72 6,81 9.062 63,53 12

Tapin 69,47 11,21 7,43 10.905 67,67 4

Hulu Sungai Selatan 64,14 11,83 7,67 11.161 66,31 10

Hulu Sungai Tengah 64,83 11,94 7,52 11.142 66,56 8

Hulu Sungai Utara 62,49 12,78 6,73 8.298 62,49 13

Tabalong 69,74 12,32 8,24 10.171 69,35 3

Tanah Bumbu 69,19 11,42 7,38 10.781 67,58 5

Balangan 66,95 11,48 6,46 10.736 65,34 11

Kota Banjarmasin 70,32 13,76 9,90 12.834 75,41 2

Kota Banjar Baru 71,36 14,75 10,75 12.467 77,56 1

http://banjarbarukota.bps.go.id

(37)

Lampiran Tabel 6.1

Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjarbaru Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011- 2015 (%)

Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka Tahun 2015 Kate-

gori Uraian 2.011 2.012 2.013 2.014 *) 2.015 **)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan 2,39 3,52 4,29 3,15 1,85 B Pertambangan dan 4,79 8,26 4,35 4,08 3,27 C Industri Pengolahan 4,03 4,36 3,71 3,61 3,35 D Pengadaan Listrik, Gas 5,64 9,67 5,07 20,07 28,70 E Pengadaan Air 2,14 1,97 2,63 7,54 7,01 F Konstruksi 6,17 6,88 7,30 7,68 7,42 G

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Mo- tor

6,68 7,48 7,96 8,32 7,24

H Transportasi dan 7,11 9,02 7,88 7,10 7,45 I Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 4,26 4,96 5,06 6,36 6,78 J Informasi dan Komu-

nikasi 6,69 5,54 5,67 8,02 8,29 K Jasa Keuangan 6,92 6,38 11,53 4,92 4,91 L Real Estate 6,99 6,02 7,10 6,98 6,53 M,N Jasa Perusahaan 4,73 5,37 7,39 7,02 5,18 O

Administrasi Pemerintahan, Per- tahanan dan Jaminan Sosial Wajib

7,63 5,96 5,83 5,55 8,70 P Jasa Pendidikan 3,58 5,01 7,02 7,42 7,63 Q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 7,87 7,06 9,08 6,22 5,93 R,S,T,U Jasa lainnya 5,75 3,27 2,22 8,64 6,27

PDRB

5,99

6,54

6,59

6,63

6,86

http://banjarbarukota.bps.go.id

(38)

http://banjarbarukota.bps.go.id

(39)

http://banjarbarukota.bps.go.id

(40)

http://banjarbarukota.bps.go.id

Gambar

Gambar Kulit   :

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan gambaran penyesuaian diri pada pasangan suami istri usia remaja yang hamil sebelum menikah pada subjek, yaitu subjek dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik,

Hasil analisis uji kesesuaian beberapa jenis anakan pohon terhadap kelas penutupan kanopi hutan kawasan hutan Resort Cidahu, Taman Nasional Gunung Halimun–Salak..

Berdasarkan pertimbangan tersebut, analisis probabilitas resiko gempa atau lebih dikenal dengan PSHA (Probability Seismic Hazard Analysis) menggunakan teori

Hasil pengukuran kadar air tanah Percobaan II ( Galudra)... Hasil pengukuran kadar air tanah Percobaan III

Pada saat embrio, seorang wanita mempunyai 600.000 oogonium (calon ovum) yang kemudian membelah secara mitosis menjadi 7 juta oogonium pada saat embrio berusia 5 bulan,

Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa pendidikan dilakukan untuk membina sebuah kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan, dimulai sejak

Karena itu Tuhan membuat ombak yang besar untuk membuat kapal yang dinaiki bapak Yunus tenggelam supaya bapak Yunus tahu kalau Tuhan sayang kepada orang-orang Niniwe. (Ajak anak-anak

Hanya gurunya yang aktif (berbicara), siswanya pasif. Jika siswa tidak dapat menangkap materi pelajaran, kesalahan cenderung ditimpakan kepada siswa. Dinding kelas dibiarkan