BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dapat dilakukan melalui penyelenggaraan negara yang bersifat demokratis dan berkedaulatan rakyat dengan menyatukan persatuan dan kesatuan bangsa. Penyelenggaraan negara tersebut dilaksanakan melalui suatu pembangunan nasional di segala macam bidang dan berbagai aspek kehidupan bangsa dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan berbagai perkembangan global dalam berbagai sektor kehidupan. Pelaksanaan pembangunan nasional sudah sepantasnya memperhatikan keselarasan dan keseimbangan berbagai unsur pembangunan dalam segala aspek kehidupan seperti kesejahteraan, keamanan dan keselamatan seluruh rakyat Indonesia.
Pembangunan nasional telah memberikan efek positif dan memberikan
banyak manfaat bagi masyarakat karena dengan adanya pembangunan nasional
untuk mencapai suatu kesejahteraan hidup masyarakat bangsa, terbuka pula
lapangan pekerjaan yang memberikan kesempatan kerja serta memberikan
penghasilan yang layak bagi masyarakat khususnya tenaga kerja beserta
keluarganya. Tenaga kerja sebagai pelaku pembangunan merupakan salah satu
faktor pendorong yang mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam proses pembangunan nasional. Sesuai dengan hal tersebut maka diperlukan pembangunan dari segi ketenagakerjaan sesuai dengan yang tercantum dalm Undang-Undang Dasar 1945 bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 1 Pembangunan ketenagakerjaan tersebut bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas tenaga kerja sehingga dapat lebih berkontribusi secara maksimal dalam peembangunan serta memberikan perhatian guna melindungi hak-hak dan kepentingannya sesuai denga harkat martabat manusia.
Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata, baik materil maupun spiritual (penjelasan umum atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan). 2
Tenaga kerja dalam melaksanakan tugasnya sering kali menemui berbagai hambatan dan resiko sosial yang dapat mengurangi kemampuan bekerja bahkan dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan mereka dalam bekerja yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan dan kesejahteraan mereka. oleh karena itu, untuk mengantisipasi resiko-resiko yang timbul maka pemerintah membentuk kebijakan
1
Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945
2
Hardijan Rusli. 2004. Hukum Ketenaga Kerjaan 2003. Ghalia Indonesia. Bandung. hlm. 9
dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Udang-undang di dalamnya mengatur bahwa setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. 3
Kegiatan tenaga kerja yang meningkat dalam usaha pembangunan nasional di Indonesia dan semakin tingginya teknologi yang digunakan oleh berbagai sektor kegiatan usaha pada zaman globalisasi ekonomi menyebabkan semakin tinggi pula resiko yang dapat diderita oleh tenaga kerja yang dapat mengancam pula kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan para tenaga kerja sehingga diperlukan upaya-upaya perlindungan bagi tenaga kerja, dalam hal tersebut salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan asuransi sosial bagi para pekerja.
Asuransi sosial merupakan program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyarakat. Golongan asuransi tidak ditujukan untuk memperoleh keuntungan, tetapi lebih ditekankan kepada kepantasan masyarakat (social adequency). Penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah sehingga sering pula disebut Social Government Insurance. 4
Proses lahirnya sistem asuransi sosial tenaga kerja melewati sejarah yang sangat panjang hingga di udangkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang berisi aturan-aturan dalam rangka
3
Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
4
Emmy Pangaribuan Simanjuntak. 1979. Peran Pertanggungan Dalam Usaha Memberikan
Jaminan Sosial. Pidato pengukuhan sebagai guru besar pada Fakultas Hukum UGM. Seksi
Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM. Yogyakarta
pemberian jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan hari tua dan jaminan kematian.
Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal. 5 Adanya jaminan sosial tenaga kerja tersebut dapat menanggulangi dan meminimalisir resiko-resiko yang dapat dialami oleh tenaga kerja sebagai akibat yang disebabkan dari setiap pekerjaan.
Adanya jaminan sosial tentunya memiliki tujuan, tujuan-tujuan tersebut yaitu tujuan sosial dan tujuan ekonomi. Tujuan sosial dari jaminan sosial itu sendiri adalah untuk menanggulangi berbagai peristiwa yang merugikan tenaga kerja yang berupa pencegahan maupun terlebih lagi sebagai penyantunan.
Jaminan sosial dari segi ekonomi ditujukan sebagai penanggulangan ketidakpastian masa depan pekerja sehingga dapat menciptakan suatu ketenangan dalam bekerja yang hal tersebut sangat diperlukan guna menumbuhkan rasa semangat bekerja dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pekerja dalam suatu kegiatan usaha.
Pelaksanaan tugas para pekerja terlebih bagi tenaga kerja yang bekerja dalam suatu kondisi yang berbahaya sangat dimungkinkan terjadinya suatu kecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja tidak hanya disebabkan kelalaian pekerja, disisi lain dapat dimungkinkan pula disebabkan karena penggunaan
5
Zulaini Wahab. 2001. Dana Pensiun dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di Indonesia. Citra
Aditya Bakti. Bandung. hlm. 143
teknologi dan kondisi lingkungan. Sesuai alasan-alasan demikian maka demi menjaga keselamatan dan kesejahteraan para pekerja dari kondisi yang berbahaya tersebut, perlu adanya pertanggungan terhadap timbulnya bahaya atau kecelakaan kerja bagi setiap pekerja. Sementara itu, jika berdasarkan “World Copmentitiveness Year Book ILO 2001”, tingkat kecelakaan kerja yang
mempengaruhi daya saing kita di pasar internasional berada pada ranking 26 dari 27 negara di dunia. 6
PT. Laju Perdana Indah Unit Pabrik Gula Pakis Baru merupakan suatu perusahaan anak cabang dari Salim Group sebagai perusahaan penghasil gula pasir yang membutuhkan pekerja yang mampu bekerja secara efektif dan efisien agar dapat memperoleh hasil produksi yang berkualitas. PT. Laju Perdana Indah Unit Pabrik Gula Pakis Baru tersebut memiliki tenaga kerja sebagai buruh pabrik yang dalam menjalankan pekerjaannya terdapat banyak resiko yang dapat mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan para pekerja itu sendiri.
Dalam rangka mengantisipasi terjadinya resiko-resiko yang mengancam para pekerjanya, PT. Laju Perdana Indah Unit Pabrik Gula Pakis Baru mengikutsertakan seluruh pekerjanya dalam program JAMSOSTEK atau Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Sesuai dengan kebijakan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 bahwa setiap badan usaha yang mempekerjakan 10 (sepuluh) orang atau lebih atau membayar total upah Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per bulan, wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.
Selain menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tersebut,
6