• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sistem Diskon di Toko Taruko Tanggul Jember.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sistem Diskon di Toko Taruko Tanggul Jember."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana (S1) Ekonomi Islam (S.EI) Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi

Program Studi Muamalah

Oleh : Fathur Rozi NIM : 083 122 115

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER FAKULTAS SYARI’AH

2016

(2)

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana (S1) Ekonomi Islam (S.EI) Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi

Program Studi Muamalah

Oleh :

Fathur Rozi NIM : 083 122 115

Disetujui Pembimbing

Dr. H. Sutrisno RS. M.HI NIP. 19590216 198903 1 001

(3)

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi (S.E)

Fakultas Syari’ah Program Studi Muamalah Hari : Jum’at

Tanggal : 23 September 2016 Dewan Penguji

Ketua Sekretaris

Dr. Sri Lum’atus Sa’adah. M.H.I M. Khoirul Hadi M.H.I NIP.19700401 200003 1 00 NUP.201603102

Anggota

1. Dr. H. Sutrisno RS. M.HI ( )

2. Dr. Muniron, M.Ag ( )

Mengetahui Dekan Fakultas Syariah

Dr. H. Sutrisno RS. M. HI NIP. 19590216 198903 1 001

(4)











Artinya: Allah telah menghalkan Jual beli dan mengharamkan riba

فِىصْ فِى صْ تَّىلا اَ اَ لُ صْ فِىاتَّىلا تَّى لُلاَ تَّى اَالُ اَا اَ فِى صْ فِىا اَ صْ اَ صْ فِى لُ صْ اَ اَ

Hukum asal dari sesuatu (muamalah) adalah mubah kecuali sampai ada dalil yang melarangnya (memakrukannya atau mengharamkannya)

(5)

dan hakikat kehidupan. Semoga segala doa yang terucap menjadi sebuah senjata untuk menapaki cita-cita ini. Penulis mempersembahkan skripsi ini untuk orang- orang tercinta, diantaranya :

1. Aba (H. Hasan Basri) dan Umi (Hj. Rubbah Saimi) tercinta, terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan doa yang senantiasa mengiringi setiap langkah bagi keberhasilanku

2. Kakak –Kakak tercinta ( Ahmad Syamsuddin, Uswatun Hasanah, Zainuddin) yang selalu mendukung dan selalu memberi motivasi.

3. Sahabat-sahabat kontrakanku Mas imam, Afton, Angga, Habibi, Wafa, Yudi, Husni, Mahbub dan Kholili yang selalu memberikan kritik dan saran dalam perjalanan studiku.

4. Nur hidayati yang telah menemaniku dan selalu memberikan semagat sampai selesai skripsinya ini.

5. Warga UKPK IAIN Jember terutama angkatan 13 yang memberikan motivasi dan masukan jitu.

(6)

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, atas kehadirat Allah.S.W.T yang telah memberikan taufik, hidayah dan inayah–Nya. Sesungguhnya karena kemurahan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya yang telah memperjuangkan umat islam dalam membawa kedamaian, penegak kebenaran dan penerangan ilmu pengetahuan hingga akhir jaman.

Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mengalami banyak kesulitan, tantangan dan hambatan. Namun berkat bantuan dan dorongan serta arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan akademik pada program Strata Satu (S-1) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi, Prodi Muamalah. Dalam hal ini penulis memilih judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sistem diskon di Toko Taruko Tanggul Jember”

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu penulis secara langsung dan tidak langsung, secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Kedua Orang tuaku yang tidak lelah bekerja serta selalu mendoakan dalam keberhasilan penyelesaian skripsi ini.

2. Rektor IAIN Jember, Prof. Dr. H. Babun Suharto.SE.,MM

3. Dr. H. Sutrisno RS.M.Hi selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Jember dan Pembimbing skripsi yang selalu berkenan menyempatkan waktunya untuk membimbing, memberi saran unik dalam penulisan skripsi dan motivasi moril bagi peneliti.

4. Mahmudah,S.Ag.,M.EI selaku Ketua Jurusan Syariah IAIN Jember 5. Busriyanti.M.,Ag selaku Ketua Program Studi Muamalah IAIN Jember 6. Bapak Wariyan selaku pemilik Toko Taruko Tanggul Jember yang telah

berkean memberi izin untuk melakukan penelitian dan seluruh karyawan

(7)

keterbatasan ruang yang telah membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang lainnya dan dapat dijadikan literatur refrensi dan bacaan untuk menambah wawasan.

Keberhasilan penulis tidak lepas dari karunia Allah SWT yang memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini dan semoga hasil skripsi ini dapat bermanfaat terlebih kepada penulis sendiri, oleh karenanya penulis sangat terbuka dalam menerima kritik yang konstruktif dalam pembenahan skripsi ini.

Jember, 27 Agustus 2016 Penyusun

Fathur Rozi NIM 083 122 115

(8)

Jual beli diskon merupakan kegiatan jual beli barang yang sering digunakan untuk meningkatkan promosi, dengan menggunakan sistem pemberian diskon kepada kosumen. Sedangkan dalam Islam jual beli diskon disebut Al- Muhathathah (Al-Wadh’iyyah).Al-Muhathathah (Al-Wadh’iyyah), hal ini seringkali digunakan oleh penjual untuk menarik konsumen agar membeli produk yang ditawarkan. pemberian diskon ini terdapat pada Toko Taruko Tanggul Jember, Toko tersebut merupakan salah satu toko yang berbeda dari pada toko lainnya. Perbedaannya terletak pada sistem yang digunakan, sehingga banyak konsumen yang tertarik dengan sistem diskon yang dilakukan. Pemberian diskon merupakan salah satu strategi toko Taruko Tanggul Jember dalam memasarkan produk-produk dan mempertahankan para konsumennya, dari penerapan tersebut kedua belah pihak sama – sama mendapatkan keuntungan dan saling ridha.

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apa sajakah faktor-faktor yang melatarbelakangi pemberian diskon di Toko Taruko Tanggul Jember? 2) Bagaimana penerapan diskon di Toko Taruko Tanggul Jember? 3) Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang penerapan sistem diskon pada Toko Taruko Tanggul jember.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui faktor-faktor pemberian diskon di Toko Taruko Tanggul Jember. 2) Mengetahui penerapan diskon di Toko Taruko Tanggul Jember. 3) Mengetahui tinjauan hukum Islam tentang penerapan sistem diskon pada Toko Taruko Tanggul Jember.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Adapun dalam teknik pengumpulan data, instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumenter.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Faktor-faktor yang melatarbelakangi pemberian diskon di Toko Taruko Tanggul Jember adalah karena faktor produk melimpah, rendahnya permintaan pasar dan persaingan harga. 2) Penerapan diskon di Toko Taruko Tanggul Jember yaitu diskon musiman yang mana diskon tersebut ada pada waktu-waktu tertentu yaitu disaat bulan ramadhan dan menjelang tahun baru. 3) Tinjauan hukum islam tentang jual beli sistem diskon di Toko Taruko Tanggul Jember di bolehkan karena telah memenuhi rukun dan syarat jual beli.

(9)

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Istilah ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 8

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 9

A. Penelitian Terdahulu ... 9

B. Kajian Teori ... 15

1) Pengertian Jual Beli ... 15

2) Pengertian Harga ... 30

(10)

C. Subjek Penelitian ... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Analisis Data ... 49

F. Keabsahan Data ... 49

G. Tahap – Tahap Penelitian ... 50

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 52

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 52

B. Penyajian Data dan Analisis ... 54

C. Pembahasan Temuan ... 70

BAB V PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran-Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA

Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran – Lampiran :

1. Gambar/ Photo Peneltian 2. Denah/ Lokasi

3. Jurnal Kegiatan

4. Surat Keterangan Izin Penelitian 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian 6. Biodata Penulis

(11)

1.1 Tabel Contoh Perhitungan Sistem Diskon ...43

(12)

Jual beli merupakan salah satu bentuk muamalah, pada intinya jual beli itu adalah tukar menukar barang. Bentuk muamalah seperti jual beli ada karena didasarkan atas rasa saling membutuhkan. Dalam hal ini penjual membutuhkan pembeli agar membeli barangnya sehingga memperoleh uang. Sedangkan pembeli melakukan jual beli untuk memperoleh barang yang dibutuhkan.

Akibat saling membutuhkan ini maka rasa persaudaraan semakin meningkat. 1 Dalam pengertian secara umum, jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara yang tertentu (akad). Tujuan dari jual beli adalah untuk mendapat ridho Allah agar jual beli tersebut menjadi berkah dan berhasil. Untuk itu hendaklah setiap pedagang atau pengusaha muslim dan pembeli dapat menerapkan syariat Islam dalam segala usahanya. Dengan demikian terciptalah ketenangan dan ketentaraman. Allah Swt berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 2:

































Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa – Nya (QS. Al-Maidah: 2).2

1Madani, Fiqih Ekonomi Syariah (Jakarta: Prenada Media, 2013),101.

2Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemah (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2004), 97.

(13)

Hukum jual beli pada dasarnya ialah halal atau boleh, artinya setiap orang Islam dalam mencari nafkahnya boleh dengan cara jual beli,hukum jual beli dapat menjadi wajib apabila dalam mempertahankan hidup ini hanya satu – satunya (yaitu jual beli) yang mungkin dapat dilaksanakan oleh seseorang.3 Allah Swt berfiman:





























































































Artinya: Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

(Qs. Al-Baqarah 275)4

Ayat diatas memberikan pelajaran kita bahwa untuk memperoleh rizki tidak boleh dengan cara yang batil. Yaitu yang tidak bertentangan dengan hukum islam dan jual beli harus didasari saling rela-merelakan, tidak boleh menipu, tidak berbohong, dan tidak boleh merugikan kepentingan umum.

3Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Al-Gensindo, 2010), 289.

4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemah, 47.

(14)

Pada beberapa perusahaan terdapat macam-macam cara yang dilakukan untuk meningkatkan dan menarik minat konsumen, salah satu cara tersebut yaitu dengan pemberian diskon. Menurut Sigit yang di kutip oleh Arif Isnaini menyebutkan diskon atau potongan hargayaitu merupakan pengurangan terhadap harga yang telah ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan pembeli memenuhi syarat yang telah ditetapkam.5

Diskon dapat diberikan kepada konsumen disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut; konsumen membayar lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan, pembelian dalam partai besar, adanya perbedaan timbangan, dari pihak produsen sendiri kemungkinan merupakan satu program.6 Dari hal tersebut tidak semua konsumen mendapatkan potongan harga (diskon) jika dia tidak memenuhi syarat tersebut.

Jual beli diskon ialah merupakan kegiatan jual beli barang dengan menggunakan sistem pemberian diskon kepada kosumen. Sedangkan dalam Islam jual beli diskon disebut Al-Muhathathah (Al-Wadh’iyyah).Al- Muhathathah (Al-Wadh’iyyah)Adalah menjual barang yang telah dibeli dan dijual dengan harga pembelian dengan pengurangan dengan jumlah tertentu dari harga, seperti 10% dari sebagiannya. Al-muhathathah dan al-wadhi’yyah berbeda denganal-murabbahah.7

5Arif Ismail, Model Dan Strategi Pemasaran (Makasar: Ntp press, 2005), 89.

6Buchari Alma, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta, 2014), 176.

7 Mustafa Al-Bugha, Fikih Manhaji Jilid 2: Kitab Fikih Lengkap Imam Syafi’i (Yogyakarta: Darul Uswah, 2012 ), 52.

(15)

Diskon seringkali digunakan oleh penjual untuk menarik pembeli agar membeli produk yang ditawarkan. Penjual dalam mensosialisasikan produk diskon selalu dirancang sedemikian rupa supaya banyak pembeli dapat melihatnya. Calon pembeli yang belum mengetahui program diskon langsung dari tokonya, dapat mengetahui program diskon melalui media cetak maupun elektronik. Penjual dalam menerapkan diskon tentunya telah diperhitungkan dengan bijaksana. Jangan sampai program diskon mendatangkan kerugian bagi penjual. Produsen menyelenggarakan program diskon dengan harapan dapat meningkatkan penjualan. Oleh karena itu, produsen harus merancang program diskon sedemikian rupa, sehingga konsumen menjadi tertarik. Memahami perilaku konsumen merupakan penunjang keberhasilan program diskon agar program diskon tersebut tepat sasaran. Seorang produsen yang memahami bagaimana konsumen akan berreaksi terhadap harga atau diskon yang ditawarkan, berarti produsen tersebut lebih baik dari produsen-produsen lain yang menjadi pesaingnya.8

Praktek jual beli sistem diskon sudah sering dilakukan, di antaranya terdapat pada salah satu Toko yang berada di Kecamatan Tanggul Jember yaitu Toko Taruko Tanggul Jember. Menurut Bapak Wariyan selaku pemilik Toko Taruko Tanggul Jember mengatakan bahwa, ada beberapa toko di daerah kecamatan Tanggul yang menggunakan sistem diskon begitu pula dengan Toko Taruko Tanggul Jember. Hal yang membedakan dan yang menarik pada Toko Taruko Tanggul Jember adalah sistem yang digunakanya yaitu pemberian

8 https://ultimatesammy.wordpress.com/2015/02/07/pengertian-diskon/ (7 Februari 2015).

(16)

diskon pada setiap baju atau per potong baju dan yang dilakukan secara terus menerus (setiap hari), dari itulah Toko Taruko Tanggul Jember selalu ramai akan pembeli, selain dari pelayannannya baik dan terjamin akan kualitas barang yang ditawarkannya. 9

Terkait dengan tinjauan hukum Islam terhadap jual beli diskon, peneliti tertarik dan tertantang untuk mendiskripsikan bagaimana tinjauan hukum Islam dalam jual beli diskon yang diterapkan oleh Taruko Tanggul Jember. Peneliti memilih Toko Taruko Jember yang berlokasi di Kecamatan Tanggul sebagai objek penelitian. Toko Taruko Tanggul Jember merupakan toko yang menawarkan berbagai macam pakai dengan harga yang relatif murah dan menerapkan sistem diskon pada pembelian barang.

Dari pernyataan diatas bahwa Toko Taruko Tanggul Jember menerapkan pemberian diskon terhadap konsumen. Jadi perlu adanya klasifikasi pada penerapan jual beli diskon yang diterapkan. Sehingga pemberian diskon dapat diperhatikan dalam membentuk kepercayaan, kepuasan dan mempertahakan kesetiaan konsumen. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti ingin melakukan suatupenelitian mengenai “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sistem Diskon di Toko Taruko Tanggul Jember.

B. Fokus Kajian

1. Faktor – faktor apa saja yang melatarbelakangi pemberian diskon di Toko Taruko Tanggul Jember ?

2. Bagaimana penerapan Sistem diskon di Toko Taruko Tanggul Jember ?

9Wariyan, Wawancara, Jember, 10 Juni 2016

(17)

3. Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang penerapan diskon di Toko Taruko Tanggul Jember?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas maka terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian di antaranya:

1. Mengetahui faktor-faktor pemberian diskon di Toko Taruko Tanggul Jember.

2. Mengetahui penerapan diskon sistem pada Toko Taruko Tanggul Jember.

3. Mengetahui tinjauan hukum Islam tentang penerapan sistem diskon pada Toko Taruko Tanggul Jember.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Sistem Diskon di Toko Taruko Tanggul Jember” merupakan keinginan penulis mengenai perkembangan transaksi dalam kehidupan sehari hari masyarakat yang tidak pernah lepas dari hukum yang selalu mengikutinya.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi semua pihak, khususnya pihak-pihak yang berkompeten dengan permasalahan yang diangkat, serta dapat memperkaya khazanah dan wawasan keilmuan mengenai bahasan tentang hukum Islam pada

(18)

umumnya dan hukum jual beli sistem diskon khususnya serta dapat dijadikan rujukan dalam penelitian selanjutnya.

b. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan serta pengalaman terutama pada masalah yang berkaitan dengan jual beli sistem diskon.

c. Sebagai acuan untuk penelitian serupa di masa yang akan datang serta dapat dikembangkan lebih lanjut demi hasil yang sesuai dengan perkembangan zaman.

2. Secara Praktis

a. Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar serjana S1 pada Fakultas Syariah di Istitut Agama Islam Negeri Jember.

b. Bagi Almamater IAIN jember menjadi koleksi kajian tentang jual beli sistem diskon.

c. Bagi masyarakat umum dapat memberi gambaran dan pemahaman yang jelas mengenai hukum jual beli sistem diskon sehingga bisa menjadi pedoman di kehidupan sehari – hari di dalam melakukan muamalah, khususnya dalam transaksi jual beli.

E. Definisi Istilah 1. Hukum Islam

Hukum Islam ialah rangkaian kata hukum dan kata Islam untuk mengetahui arti hukum Islam perlu diketahui terlebih dahulu arti kata hukum. Hukum yaitu seperangkat aturan tentang tingkah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat berlaku dan mengikat untuk seluruh anggotanya. Hukum islam artinya kalam Allah yang menyangkut perbuatan

(19)

orang dewasa dan berakal sehat, baik bersifat intensif, fakultatif atau menempatkan sesuatu sebagai sebab, syarat dan penghalang .10

2. Jual Beli

Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara tertentu.11

Jual beli adalah perjanjian yang didasarkan atas pertukaran harta dengan harta sebagai kepemilikan selamanya.12

3. Sistem

Dalam Kamus Ilmiah Populer, sistem adalah metode; cara yang teratur(untuk melakukan sesuatu); susunan cara.13

4. Diskon

Dalam Kamus Ilmiah Populer, diskon adalah potongan harga.14

Jadi yang dimaksud dengan “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual – Beli Sistem Diskon” , bahwa tinjauan hukum islam terhadap jual beli sistem diskon adalah suatu traksaksi jual beli yang memberikan potongan harga (diskon) terhadap barang – barang yang ditawarkan oleh penjual kepada pembeli menurut ketentuan dalam hukum islam.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan untuk memberikan gambaran secara global tentang isi dari satu bab ke bab yang lain yang dijadikan sebagai rujukan.

Sistematika pembahasan penelitian ini sebagai berikut :

10 Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih (Bandung: Pustaka Setia, 2007), 295.

11 Rasyid, Islam, 278.

12 Al-Bugha, Fikih Manhaji , 29 .

13 M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola,2001), 712.

14 Ibid., 115.

(20)

BAB I : berupa pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang masalah, fokus kajian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

BAB II : pada bab ini akan di paparkan kajian kepustakaan yang terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori.

BAB III: berupa metodologi penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV: berupa penyajian data dan analisis yang terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan.

BAB V: berupa penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

(21)

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini untuk mengetahui porsi yang akan diteliti, maka peneliti memerlukan adanya tinjauan kepustakaan sehingga peneliti mengetahui dimana posisi penelitian yang akan diteliti. Berdasarkan penelaahan terhadap penelitian terdahulu yang peneliti lakukan berkaitan dengan penerapan sistem diskon, maka telah ditemukan beberapa penelitian sebelumnya yang juga mengkaji tentang persoalan yang sama. Namun demikian, ditentukan substansi yang berbeda dengan persoalan yang akan peneliti angkat. Diantaranya adalah : a. M. Sya’ban Evendi. Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2015. Judul penelitian “Penggunaan Kartu Diskon Dalam Transaksi Jual Bali Menurut Persepektif Fikih”. Jenis penelitian yang digunakan menggunakan metodelogi kualitatif induktif dan deduktif.Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa jual beli dengan menggunakan kartu diskon baik yang diberikan secara gratis atau yang berbayar adalah sah atau boleh, karena tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip fikih muamalah.15

Dalam penelitian ini mempunyai persamaan, sama-sama meneliti tentang penerapan sistem diskon, menggunakan metode penelitian kualitatif.

Perbedaannya pada landasan hukum yang digunakan yaitu penelitian

15M. Sya’ban Evendi ,“Penggunaan Kartu diskon Dalam Transaksi Jual Beli Menurut Perspektif Islam”, (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2015).

(22)

sebelumnya menggunakan perspektif fiqih. Sedangkan penelitian ini berlandaskan hukum Islam.

b. Ana Maratun Marchumah Jurusan Muamalah Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. 2012. Judul Penelitian “Analisis Pemberian Diskon Pembiayaan Murabahah Di KJKS BMT Madani Pati Dalam Persepektif Fatwah DSN – MUI No.16/DSN-MUI/IX/2000” jenis penelitian yang digunakan yaitu metodologi kualitatif pendekatan deskriptif.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan akad jual beli dalam pembiayaan murabahah, bahwa akad jual beli dalam akad murabahah sudah sahkarena telah terpenuhi syarat dan rukunnya.Adapun dalam pemberian diskon tersebut terdapat ketidakjelasan dalam perhitungan harga satuan yaitu meliputi harga riil pembelian barangnya, diskon tersebut tidak dimuat dalam akad, karena akad murabahah termasuk ba’I al – amatat sehingga seharusnya disebutkan dengan jelas semua yang berkaitan dengan obyeknya (harga) karena dalam pandangan fatwa DSN-MUI tentang diskon murabahah harga harus disepakati oleh kedua belah pihak.16

Dalam penelitian ini mempunyai persamaan, sama-sama meneliti tentang penerapan sistem diskon, menggunakan metode penelitian kualitatif.

Perbedaannya pada objek penelitian yang digunakan yaitu penelitian sebelumnya menggunakan BMT Madani Pati . Sedangkan penelitian ini menggunakan Toko Taruko di Tanggul Jember.

16 Ana Maratun Marchumah, “Analisis Pemberian Diskon Pembiayaan Mudharabah Di KJKS BMT Madani Pati Dalam Persepektif Fatwa DSN-Mui No.16/DSN-MUI/IX/2000 ”, (skripsi, IAIN WaliSongo Semarang, semarang 2012).

(23)

c. Ida farida program studi muamalah fakultas syariah dan hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Judul penelitian “pengaruh potongan harga terhadap perilaku konsumen (analisis ekonomi islam)”.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data, observasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi.

Hasil peneliti adalah pencarian literatur potongan harga harus didasarkan pada prinsip – prinsip dalam jual beli dan etika dalam bisnis serta jauh dari hal – hal yang dilarang dalam jual beli. Sedangkan dalam perilaku konsumen harus sesuai dengan prinsip – prinsip dalam berkonsumsi yaitu: prinsip keadilan, prinsip kebersihan (kualitas dan kemurnian/keaslian), kesederhanaan, murah hati dan moralitas. Etika berkonsumsi yaitu: menafkahkan harta dalam kebajikan dan menjauhi sifat kikir, dan Islam memerangi sifat mubadzir.17

Dalam penelitian ini mempunyai persamaan, sama-sama meneliti tentang potongan harga (diskon).Perbedaannya pada metode penelitian yang digunakan, penelitian sebelumnya menggunakan metode kuantitatif sedangkan penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penelitian sebelumnya membahas tentang analisis ekonomi islam sedangkan penelitian ini menggunakan tinjauan hukum islam.

d. Netty Suwandayani dari Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo Tahun 2015. Judul skripsi “pengaruh promosi dan diskon pada konsumen online shop terhadap volume penjualan

17 Ida farida, “Pengaruh Potongan Harga Terhadap Perilaku Konsumen (Analisis Ekonomi Islam)”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010).

(24)

di PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor pos Ponorogo”. Penelitian ini bertujuan untuk mengethaui pengaruh promosi (personal selling, sales promotion, iklan) dan diskon yang diberikan kepada pengusaha online shop terhadap volume penjual di PT. Pos indonesia (persero) kantor pos Ponorogo dan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap volume penjualan di PT. Pos Indonesia (persero) Kantor Pos Ponorogo.

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang bersifat korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha online shop pengguna jasa PT. Pos Indonesia (persero) kantor Pos Ponorogo pada tahun 2014 yang berjumlah 168 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik insidental sampling, diperoleh sampel penelitian sebayak 50 orang. Intrumen penggumpulan data kuesioner. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, analisis regresi lineir berganda, analisis koefisian determinasi, uji hipotesis (uji T dan uji F dan uji standardized coefficient. Berdasaarkan analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi dan diskon berpengaruh terhadap volume penjualan di PT. Pos Indonesia (persero) Kantor Pos Ponorogo.18

Dalam penelitian ini mempunyai persamaan, sama-sama meneliti tentang potongan harga (diskon). Perbedaannya pada metode penelitian yang digunakan, penelitian sebelumnya menggunakan metode kuantitatif sedangkan penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penelitian sebelumnya membahas tentang promosi dan diskon terhadap volume

18 Netty Suwandayani, “Pengaruh Promosi Dan Diskon Pada Konsumen Online Shop Terhadap Volume Penjualan Di PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor pos Ponorogo”, (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo, 2015).

(25)

penjualan, sedangkan penelitian ini membahas tentang tinjaun hukum islam terhadap jual beli sistem diskon dan teknik dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu menyebarkan kuesioner sedangkang pada penelitian ini menggunakan wawancara.

e. Indra Hanjaya, dari Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Tahun 2014. Judul skripsi “pengaruh harga diskon terhadap niat beli melalui store image pada matahari departemen store Surabaya ”. Penelitian ini menguji pengaruh harga diskon terhadap niat beli melalui store image pada Matahari Department Store. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengetahui pengaruh harga diskon terhadap store image Matahari Department Store di Surabaya 2) mengetahui pengaruh store image terhadap niat beli konsumen Matahari Department Store di Surabaya, 3) mengetahui pengaruh harga diskon terhadap niat beli konsumen Matahari Department Store di Surabaya yang dimediasi oleh store image.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal. Metode pengambilan data dilakukan dengan survei secara personal terhadap responden yaitu dengan menyebarkan kuisioner. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah konsumen Matahari Department Store di Surabaya dengan jumlah sampel 200 orang, dan teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling. Metode yang digunakan adalah SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) terdapat pengaruh positif antara harga diskon terhadap store image, 2) terdapat pengaruh positif antara store image

(26)

terhadap niat beli, 3) tidak ada pengaruh antara harga diskon terhadap niat beli yang dipengaruhi oleh store image.19

Dalam penelitian ini mempunyai persamaan, sama-sama meneliti tentang potongan harga (diskon). Perbedaannya pada metode penelitian yang digunakan, penelitian sebelumnya menggunakan metode kuantitatif sedangkan penelitian ini menggunakan metode kualitatif, penelitian sebelumnya membahas tentang pengaruh dikon terhadap niat beli, sedangkan penelitian ini membahas tentang tinjaun hukum islam terhadap jual beli sistem diskon dan teknik dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu menyebarkan kuesioner sedangkang pada penelitian ini menggunakan wawancara.

B. Kajian Teori

Pada teori jual beli sistem diskon peneliti mempunyai beberapa konsep, diantaranya :

1. Teori Jual Beli

a. Pengertian Jual beli

Jual beli menurut bahasa disebut

عيبلا,

merupakan masdar dari

kata

ُتْعِب

diucapkan

ُعْيِبَي - َا َب

bermakna memiliki dan membeli.20Jadi Jual beli dapat juga diartikan menjual, mengganti atau menukar (sesuatu dengan sesuatu yang lain), kata Ba’I dalam Bahasa Arab terkadang

19 Indra Hanjaya, “Pengaruh Harga Diskon Terhadap Niat Beli Melalui Store Image Pada Matahari Departemen Store Surabaya ”, (Skripsi,Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Surabaya, 2014).

20Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), 125.

(27)

digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata asyiro’u (beli). Dengan demikian kata Ba’I berarti “jual” sekaligus juga berarti “beli”.21

Secara etimologi, jual beli adalah “pertukaran sesuatu dengan sesuatu (yang lain)”. Berkenaan dengan ini dinyatakan dalam Al – Qur’an surat Fathir ayat 29.



































Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (QS. Fathir: 29).22

Adapun menurut terminologi ahli fikih, jual beli adalah perjanjian yang didasarkan atas penukaran harta dengan harta sebagai kepemilikan selamanya. Definisi tersebut menunjukkanbahwa jual beli mengharuskan terjadinya pertukaran berbagai macam harta dengan perjanjian kepemilikan. Dengan demikian, baik ba’i maupun syira’ tidak akan terjadi kecuali dengan benda yang secara hukum disebut harta. Selain itu, dalam jual beli mengharuskan adanya hak kepemilikan dan orang yang memiliki serta tidak dibatasi oleh waktu.23

21Hasan, Berbagai Macam Transaksi, P113.

22 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemah, 437.

23Al-Bugha, Fikih Manhaji, 29.

(28)

b. Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat manusia mempunyai landasan yang kuat dalam Al – qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. 24Terdapat sejumlah ayat Al-qur’an yang berbicara tentang jual beli.

1) Al-Qur’an





























































































Artinya:Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS Al-Baqarah:275)25.

24Nasrun Haroen , Fiqih Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 113.

25Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemah, 47.

(29)

















































ArtinyaHai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An –Nisa’ : 29).26

2) Al-Hadits

ملسو هيلع للها ىلص للها ُلْوُسَر َّنَع َمُهْ نَع ُللها َىِضَرْرَمُع ُنْبِا ْنَعَو ل ق

":

َن َك َو ُقَّرَفَ تَ ي َْلَ َم ِر َيِْلْ َب َمُهْ نِم ٍدِحاَو ُّلُكَف ِنَلاُجَّرلا َعَي َبَ تاَذِإ ىَلَع َعَ ي َبَتَ ف َرَخ ْلْا َُهُ ُدَحَأ َرَّ يَخ ْنِإَف َرَخ ْلْا َُهُ ُدَحَأ ْرِّ يَُيُْوَأ ًعْ يَِجَ

ٌدِحاَو ْكُرْ تَ ي َْلََو َعَ ي َبَ ت ْنَأ َدْعَ ب َق َّرَفَ ت ْنِإَو ُعْيَ بْلا َبَجَو ْدَقَ ف َكِلَذ ُعْيَ بْلا َبَجَو ْدَقَ ف َعْيَ بْلا َمُهْ نِم ."

ملسلم ظفللاو هيلع قفتم .

Dari Ibnu Umar ra., dari Rasulullah saw., beliau bersabda:

“apabila dua orang berjual beli, maka masing-masing berhak khiyar (memilih antara membatalkan atau meneruskan jual beli) selama mereka belum berpisah dan keduanya masih bersama; atau salah seorang diantara keduanya tidak menetapkan khiyar pada yang lain. Jika salah seorang menetapkan khiyar pada yang lain, kemudian keduanya melangsungkan akad jual belinya atas ketepatan itu, maka jadilah akad jual beli itu. Jika mereka berpisah setelah melakukan jual beli dan salah seorang dari mereka tidak mengurungkan jual beli, maka jadilah akad jual belinya.” (HR.

Bukhari dan Muslim. Lafal hadits menurut riwayat muslim)27

26 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemah, 82.

27 Ahmad Sunarto, Syarah Bulughul Maram (Rembang: Karya Utama,2006),280.

(30)

3) Ijma’

Semua ulama telah sepakat tentang masalah diperbolehkannya jual beli dan telah dipraktekkan sejak zaman Rasulullah. Ijma’ ini memberikan hikmah bahwa kebutuhan manusia berhubungan dengan sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain dan kepemilikan sesuatu itu tidak akan diberikan dengan begitu saja, namun terdapat kompensasi yang harus diberikan. Dengan disyari’atkannya jual beli merupakan salah satu cara untuk merealisasikan keinginan dan kebutuhan manusia, karena pada dasarnya manusia tidak biasa hidup tanpa hubungan dan bantuan orang lain.

Namun demikian bantuan atau barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu harus diganti dengan barang lainnya yang sesuai.

Demikian pula Rahmad Syafe’i yang menyebutkan ulama sepakat jual beli diperbolehkan dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya sendiri, tanpa bantuan orang lain atau barang milik orang lain yang dibutuhkannya, namun harus diganti dengan barang lain yang sesuai.28

4) Logika

Seorang manusia sangat membutuhkan barang-barang yang dimiliki oleh manusia yang lain dan jalan untuk memperoleh barang

28 Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, 75.

(31)

orang lain tersebut dengan cara ba’i dan Islam tidak melarang manusia melakukan hal-hal yang berguna bagi mereka.29

c. Rukun Jual Beli

Jual beli merupakan suatu akad, dan dipandang sah apabila telah memenuhi rukun dan syarat jual beli. Mengenai rukun dan syarat jual beli, para ulama berbeda pendapat, berikut ini adalah uraiannya.

Menurut Mazhab Hanafi, rukun jual beli hanya ijab dan kabul saja.

Menurut yang menjadi rukun dalam jual beli itu hanyalah kerelaan anatara kedua belah ihak untuk berjual beli. Namun, unsur kerlaan berhubungan dengan hati sering tidak kelihatan, maka diperlukan indikator (qarinah) yang menunjukkan kerelaan tersebut dari kedua belah pihak. Indikator tersebut bisa dalam bentuk perkataan (ijab qabul) atau dalam bentuk perbuatan, yaitu saling memberi (penyerahan barang dan penerimaan uang). Dalam fiqih, hal ini terkenal dengan istilah “bai al- muathah”.

Menurut jumhur ulama, rukun jual beli itu ada empat, yaitu sebagai berikut.

1. Orang yang berakad (penjual).

2. Sighat (lafaz ijab dan kabul).

3. Ada barang yang beli.

4. Ada nilai tukar pengganti barang.30

29 Yusuf Al Subaily, Pengantar Fiqh Muamalat dan Aplikasinya Dalam Ekonomi Modern (tt: tt, tt), 4.

30Hasan, Berbagai Macam Transaksi, 118.

(32)

d. Syarat Jual Beli

Adapun syarat – syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli yang dikemukakan jumhur ulama di atas adalah sebagai berikut:

1) Syarat orang yang berakad

Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa orang yang melakukan akad jual beli itu harus memenuhi syarat:

a) Berakal, jual beli yang dilakukan anak kecil yang belum berakal dan orang gila, hukumnya tidak sah. Adapun anak kecil yang sudah mumayyiz, menurut Ulama Hanafiyah, apabila akad yang dilakukan membawa keuntungan bagi dirinya seperti menerima hibah, wasiat, dan sedekah, maka akadnya sah. Sebaliknya, apabila akad itu membawa kerugiaan bagi dirinya, seperti meminjamkan hartanya kepada orang lain, mewakafkan, atau menghibahkannya, maka tindakan hukumnya itu tidak boleh dilaksanakan. Alasan anak kecil boleh melakukan transaksi apabila telah diizinkan oleh walinya, telah dipertimbangkan kemaslahatan bagi anak kecil tersebut.

Jumhur ulama berpendirian bahwa orang yang melakukan transaksi jual beli itu harus berakal dan baligh. Apabila orang yang berakad itu masih mumayyiz maka jual belinya tidak sah, sekalipun telah mendapatkan izin dari walinya

(33)

b) Yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda, artinya seseorang tidak dapat bertindak dalam waktu yang bersamaansebagai penjual sekaligus sebagai pembeli, jual beli seperti ini adalah tidak sah.

2) Syarat Yang Terkait Dengan Ijab Qabul

Para ulama fiqih sepakat bahwa unsur utama dari jual beli adalah kerelaan dari kedua belah pihak. Kerelaan dari kedua belah pihak in dapat dilihat dari ijab dan qabul yang dilangsungkan, menurut mereka ijab dan qabul perlu diucapkan dengan jelas dalam transaksi – transaksi yang bersifat mengikat kedua belah pihak, seperti akad jual beli. Bahkan Ibnu Taimiyah, Ulama Hambali dan ulama lainnya berpendapat transaksi seperti ini hanya perlu dengan ijab saja tidak dengan qabul pun tidak apa – apa. Untuk itu para ulama fiqih mengemukakan bahwa syarat ijab dan qabul itu adalah sebagai berikut:

a) Orang mengucapkan telah baligh dan berakal.

b) Qabul sesuai dengan ijab.

c) Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis 3) Syarat Barang Yang Dijualbelikan

Syarat–syarat yang terkait dengan barang yang diperjualbelikan adalah:

a) Barang itu ada, atau tidak ada di tempat, tetapi pihak penjual menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan barang itu.

(34)

Misalnya disebuah toko, karena tidak mungkin memajang barang dagangan semauanya, maka sebagiannya diletakkan pedang di gudang atau masih di pabrik, tetapi secara meyakinkan barang itu boleh dihadirkan sesuai persetujuan pembeli dengan penjual.

Barang digudang dan dalam proses pabrik itu dihukumkan sebagai barang yang ada.

b) Dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia. Oleh sebab itu, bangkai, khamar dan darah, tidak sah menjadi objek jual beli, karena dalam pandangan syara’ bendah – bendah seperti itu tidak bermanfaat bagi Muslim.

c) Milik seseorang, barang yang sifatnya belum dimiliki seseorang tidak boleh diperjualbelikan, memperjual belikan ikan dilaut atau emas dalam tanah, karena ikan dan emas itu belum dimiliki penual.

d) Boleh diserahkan saat akad berlangsung, atau pada waktu yang disepakati bersama ketika transaksi berlangsung.

4) Syarat – Syarat Nilai Tukar (Harga Barang)

Di samping syarat – syarat yang berkaitan dengan rukun jual beli diatas, para ulama fiqh juga mengemukakan beberapa syarat lain, yaitu:

a) Syarat sah jual beli. Para ulama fiqh menyatakan bahwa sesuatu jual beli baru dianggap sah apabila: (a) jual beli itu terhindar dari cacat, seperti kreteria barang yang di perjualbelikan itu tidak diketahui, ba’i jenis, kualitas maupun kuantitasnya, jumlah harga

(35)

tidak jelas, jual beli itu mengandung unsure paksaan, unsur tipuan, mudharat, serta adanya syarat – syarat lain yang membuat jual beli itu rusak.(b) apabila barang yang diperjualbelikan itu bendah bergerak, maka barang itu boleh langsung dikuasai pembeli dan harga barang dikuasa penjual. Sedangkan barang tidak bergerak, boleh dikuasai pembeli setelah surat menyuratnya diselesaikan, sesuai dengan “Urf” setempat.

b) Syarat yang terkait dengan kekuasaan hukum akad jual beli. Para ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa suatu jual beli baru bersifat mengikat apabila jual beli itu terbatas dari segala macam khiyar.

Apabila jual beli itu belum mengikat dan boleh untuk dibatalkan.

c) Ijab dan qabul akan dinyatakan batal apabila: (1) Penjual menarik kembali ucapanya sebelum terdapat qabul dari si pembeli. (2) Adanya penolakan ijab dari si pembeli. (3) Berakhirnyaakad,(4) Kedua belah pihak atau salah satu hilang ahliyah-nya. (5)Rusaknya objek transaksi sebelum terjadinya kesepakatan,31

e. Macam – Macam Jual beli

1) Jual Beli Khusus Yang Dibolehkan

Jual beli ini sedikit berfikir dengan gambaran jual beli pada umumnya. Terkadang, perbedaan itu menjadikanya dianggap tidak diperbolehkan. Oleh sebab itu, para ulama fikih menjelskan kekhususan jual beli itu agar anggapan terlarang itu tertolak. Yaitu:

31Haroen, Fiqh Muamalah,124.

(36)

a) At Tauliyah

Yaitu menjual barang yang telah dibeli dan menyerahkan barang itu dengan harga pembelian tanpa menyebutkan harganya, atau semisal seorang penjual berkata kepada pembelinya,

“seandainya kamu lakukan transaksi ini”.32

At- Tauliyah secara bahasa berasal dari kata Walla yang artinya memberi wewenang. Tauliyah berarti memberi wewenang kepada orang lain untuk memilik atau menggunakan suatu barang.

Sedangkan secara istilah At-Tauliyah adalah seseorang yang menjual barang kepada orang lain dengan harga yang sama dengan harga belinya, dan penjual menyampaikan harga belinya kepada pembeli.33

Contoh : A membeli motor dengan harga 6 juta. A memberi tahu B bahwa dia membeli motor tersebut seharga 6 juta, dia tawarkan motornya kepada B dengan harga yang sama tanpa mengambil keuntungan sedikitpun.

b) Al-Isyrak

Jual beli ini hampir sama dengan jual beli at-tauliyyah, hanya saja yang dijual adalah sebagian barang dagang, bukan semuannya, seperti perkataan penjual kepada pembeli, “aku ajak kamu ikut perjanjian ini dengan setengah harga”, atau perkataan lainnya.

32 Al-Bugha, Fikih Manhaji , 53.

33 http://pengusahamuslim.com/ diakses pada tanggal 20 Agustus 2016

(37)

Akan tetapi penjual harus menjelaskan bagian mana yang diikuti pembeli. Jika penjual menyebutkan bagian tetapi tidak memberikan keterangan lebih lanjut, seperti mengatakan, “aku ajak kamu dibagian perjanjian ini”, model seperti ini tidak sah karena pembeli tidak tahu mana bagian itu. Jika ajakan itu berlaku umum, seperti mengatakan “aku ajak kamu diperjanjian ini”, model ini sah karena bagiannya sama.34

c) Al-Murabahah

Menjual barang yang telah dibeli dan menghargainya sesuai dengan harga ketika membeli dengan keuntungan yang telah di ketahui dan dibatasi,.seperti mengatakan “aku menjual rumah ini kepadamu dengan harga ketika aku beli dengan keuntungan 10%”

atau “dengan tambahan mobil” dan seterusnya diperbolehkan meminta tambahan dengan barang yang berbeda.35

Murabahah di ambil dari kata: ribh, yang artinya adalah untung, secara istilah jual beli murabahah adalah menjual barang dengan harga kulakan ditambah keuntungan yang disepakati antara kedua belah pihak,36

Contohnya: A membeli rumah dengan harga 1 M. Datang B mau mebeli rumah tersebut. Si A memberi tahu harga dia membeli rumah (1 M) dan bersedia dijual kepada B, jika si B mau memberi keuntungan 10 jt. Setelah sepakat keduanya bertransaksi.

34Al-Bugha, Fikih Manhaji ,53

35 Ibid.,54.

36 http://pengusahamuslim.com/ diakses pada tanggal 20 Agustus 2016

(38)

d) Al-Muhathathah (Al-Wadh’iyyah)

Adalah menjual barang yang telah dibeli dan dijual dengan harga pembelian dengan pengurangan (diskon) dengan jumlah tertentu dari harga, seperti 10% dari sebagianya. Al-muhathathah dan al-wadhi’yyah berbeda denga al-murabbahah.37

Al wadhi’ah secara bahasa artinya kerugian. Bisa juga menamakan pajak yang diambil oleh pemerintah. Secara istilah wadhi’ah berarti menjual barang dengan harga yang lebih rendah dari pada harga beli dan pembeli diberi tahu tentang harga belinya.

Sehingga sistem jual beli ini merupakan kebalikan dari sistem jual murabahah38.Kalau jual beli murabbahah adalah jual beli menguntungkan sedangkan jual beli Al-Mhathathah adalah jual beli yang menrugikan.Ke empat jual beli tersebut diperbolehkan atau legal, dengan dalil telah memenuhi rukun – rukun dan syarat perjanjian, jual beli ini sudah termasuk dalam firman Allah Swt.

Allah telah menghalkan jual beli dan mengharamkan riba (Q.S Al-Baqarah: 275).

Terdapat beberapa syarat agar bentuk jual beli diatas dapat sah, yaitu:

1. Baik penjual dan pembeli mengetahui harga transaksi pertama.

Jika keduanya tidaak tahu harga transaksi pertama atau salah satu dari mereka tidak tahu, jual beli tidak dapat dilaksanakan

37 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemah, 47.

38 http://pengusahamuslim.com/ diakses pada tanggal 20 Agustus 2016.

(39)

sampai harga diketahui sebelum mereka berpisah dari tempat transaksi.

2. Bayangan harga dari pembeli kedua tidak begitu jauh dari harga transaksi pertama. Begitu pula banyangan si penjual yang terkadang lupa atau sebab lainnya dengan harga pertama. Dalam kesempatan ini, ada baiknya diberikan peringatan: bahwa ketika penjual mengatakan, “aku menjual barang ini dengan harga ketika aku membeli” – dalam semua bentuk di atas maka tidaka ada harga lain yang selain harga pembelian pertama. Jika memang ada hal lain seperti biaya perawatan, juga tidak boleh dimasukkan.

f. Manfaat dan Hikmah Jual Beli 1) Manfaat jual beli

a) Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang menghargai hak milik orang lain.

b) Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhan atas dasar kerelaan atau suka sama suka.

c) Masing-masing pihak merasa puas. Penjual melepas barang dagangannya dengan ikhlas dan menerima uang, sedangkat pembeli memberikan uang dan menerima barang dagangan dengan puas pula.dengan demikian, jual beli juga mampu mendorong untuk saling bantu antara keduannya dalam kebutuhan sehari-hari.

(40)

d) Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang haram (batil).

Allah berfirman dalam Surat An-Nisa: 29.

















































Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama- suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

(QS. An –Nisa’ : 29).39

e) Penjual dan pembeli mendapat rahmat dari Allah swt.

f) Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan,

Keuntungan dan laba dari jual beli dapat digunakan utuk memenuhi kebutuhan dan hajat sehari-hari. Apanila kebutuhan sehari-hari dapat dipenuhi, maka diharapkan ketenangan dan ketentraman jiwa dapat dipenuhi.

2) Hikmah jual beli

Hikmah jual beli dalam garis besar sebagai berikut:

Allah swt, mensyariatkan jual beli sebagai keluangan dan kekuasaan kepada hamba-hamba-Nya, karena semua manusia secara pribadi mempunyai kebutuhan berupa sandang, pangan, dan papan.

Kebutuhan seperti ini tidak pernah putus selama manusia masih hidup.

39Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemah,82.

(41)

Tak seorangpun dapat memenuhi hajat kehidupanya sendiri, karena itu manusia dituntut berhubungansatu sama lainnya. Dalam hubungan ini tak ada satu hal pun yang lebih sepurna dari pada saling tukar, dimana memperoleh sesuatu yang berguna dari orang lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.40

2. Kajian Teori Tentang Diskon

Pada pembahasan diskon peneliti mempunyai konsep yaitu dengan membahas mengenai harga terlebih dahulu kemudian tentang diskon.

a. Pengertian Harga

Harga dapat didefinisikan sebagai alat tukar, hal ini seperti yang dikemukakan oleh William J. Stanton terjemahan Y. Yamanto, bahwa harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.

Bedasarkan definisi tersebut maka harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruskah dihubungankan dengan bermacam-macam barang dan pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa.41

40 Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalah (Jakarta: Prenada Media, 2010), 87-89.

41Fadar Laksana, Manejemen Pemasaran Pendekatan Praktis (Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2008), 105.

(42)

Sedangkan menurut Indrio Gitosudarmo mengemukakan harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendaptkan sejumlah barang beserta jasa – jasa tertentu atau kombinasi dari keduanya.42 b. Tujuan Penetapan Harga

Dalam strategi penentuan harga, manajer harus menetapkan terlebih dahulu tujuan penetapanya. Tujuan ini berasal dari perusahaan itu sendiri yang selalu berusaha menetapkan harga barang dan jasa setepat mungkin. banyak perusahaan yang mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya.

Keputusan untuk menetapkan harga seling pula melibatkan kepentingan pimpinan terutama unntuk produk baru. Penentuan tingkat harga tersebut biasanya dilakukan dengan mengadakan beberapa perubahan untuk menguji pasarnya, jika pasarnya menerima penawaran tersebut, berarti harga itu sudah sesuai. Tetapi jika mereka menolak, maka harga tersebut perlu diubah secepatnya.43 Adapun tujuan – tujuan tersebut adalah:

1) Meningkatkan penjualan

2) Mempertahankan dan memperbaiki market share 3) Stabilisasi harga

4) Mencapai target pengembalian investasi 5) Mencapai laba maksimum, dan sebagainya.

42 Indirio Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran (Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta, 1998), 228.

43 Basu Swatha, Manajemen Pemasaran Modern (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 2008), 241- 242.

(43)

Sebelum harga ditetapkan, terlebih dahulu pemilik toko harus menetapkan tujuan penetapan harga tersebut.44 Adapun tujuan penetapan harga sebagai berikut :

1) Mencapai terget pengambilan investasi atau tingkat penjualan itu suatu perusahaan.

2) Memaksimalkan profit

3) Alat persaingan terutama untuk perusahaan sejenis 4) Menyeimbangkan harga itu sendiri

5) Sebagai penentu market shel, karena dengan harga tertentu dapat diperkirakan kenaikan atau penurunan penjualannya.

c. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Harga

1) Demand for the product, perusahaan perlu memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga sebuah produk.

2) Target share of market, yaitu market share yang ditargetkan oleh perusahaan.

3) Competitive reactiones, yaitu reaksi dari pesaing.

4) Use of creams – skimming pricing of penetration pricing, yaitu mempertimbangkan lagkah – langkah yang perlu diambli pada saat perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga yang rendah.

44 Indirio Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, 232.

(44)

5) Other parts of the marketing mix, yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan marketing mix (kebijakan produk, kebijakan promosi dan saluran distribusi).

6) Biaya untuk memproduksi atau membeli produk.

7) Product line pricing: yaitu penetapan harga terhadap produk yang saling berhubungam dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaigan.

8) Berhubungan dengan permintaan :

a) Cross elastisity positife (elastisitas silang yang positif), yaitu kedua macam produk merupakan barang substitusi atau pengganti.

b) Cross elastisity negatip (elastisitas silang yang negatif), yaitu kedua macam produk merupakan barang komplamenter atau berhubungan satu sama lain.

c) Cross elastisity nol (elastisitas silang yang nol), yaitu kedua macam produk tidak saling berhubungan.

9) Berhubungan dengan biaya : penetapan harga dimana kedua macam produk mempunyai hubungan dalam biaya

10) Mengadakan penyesuaian harga : a) Penurunan harga, dan

b) Mengadakan kanaikan harga. 45

45Laksana, Pemasaran, 117 – 118.

(45)

d. Strategi Penyesuaian harga

Perusahaan harus memonitor keadaan pasar dari hasil monitor inilah perusahaan tahu adanya perubahan pasar dan adanya perbedaan konsumen. Strategi ini dapat dengan jalan : potongan harga atau diskon, penetapan harga deskriminasi, harga pesikologis, harga promosional, harga geografis dan mengubah harga.46

1) Pengertian Diskon

Menurut Carthy yang dikutip oleh Arif Isnaini, definisi diskon merupakan pengurangan dari harga daftar yang diberikan oleh penjual kepada pembeli yang juga mengorbankan fungsi pemasaran atau menyediakan fungsi tersebut untuk dirinya sendiri. Potongan harga dapat menjadi alat yang bermanfaat dalam perencanaan strategi pemasaran.47

Menurut Sigit yang di kutip oleh Arif Isnaini menyebutkan potongan merupakan pengurangan terhadap harga yang telah di tetapkan. Hal tersebut dikarenakan pembeli memenuhi syarat yang telah ditetapkam.48

Soemarso juga menjelaskan bahwa potongan penjualan atau potongan tunai (cash discount) adalah potongan harga yang diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu kredit.49 Di jelaskan lagi oleh somamora bahwa potongan penjualan tersebut

46Gitosudarmo, Pemasaran , 233.

47 Ismail, Model Dan Strategi, 89.

48Ibid., 90.

49 Soemarto, Akuntansi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 162.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian membuktikan bahwa pemakaian minuman beralkohol dalam jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan pada organ otak, liver, alat pencernaan, pangkreas, otot

Peristiwa yang terkandung dalam lagu puritan itu sendiri yakni dari teks itupun menggambarkan perlawanan terhadap kelompok masyarakat atau organisasi garis keras

Pelaksanaan aqiqah yang terdapat di Desa Kalemandalle Kecamatan Bajeng barat Kabupaten Gowa, bukan hanya sekedar mencukur rambut bayi ataupun menyembelih kambing,

menghargai Aki Balangantrang sebagai suaminya. Selain itu, hal ini pun menunjukkan kesetaraan yang dimiliki oleh keduanya. Nini Anteh memelihara kucing, karena dia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas silase hijauan yang dihasilkan dari pertanaman Clitoria ternatea yang ditanam secara monokultur atau sebagai tanaman

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh simpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan media macromedia flash terhadap hasil belajar

Promosi (Promotion). Adapun dilihat dari aspek promosi yang meupakan indikator dari strategi pemasaran, para pegusaha home industritempe dalam mempromosikan produknya

jagat merupakan unsur pusat (Up), yaitu unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting, sedangkan