• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA UIN WALISONGO TERHADAP COVID-19 DAN PERILAKU KESEHATAN Uin Walisongo Students' Perception Of Covid-19 And Health Behaviors

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA UIN WALISONGO TERHADAP COVID-19 DAN PERILAKU KESEHATAN Uin Walisongo Students' Perception Of Covid-19 And Health Behaviors"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DAN PERILAKU KESEHATAN

Uin Walisongo Students' Perception Of Covid-19 And Health Behaviors

Shela Delfia Ramadhana, Dian Fadlilati, Ahmad Fauzan Hidayatullah, Bunga Ihda Norra, Anif Rizqianti Hariz

Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang

Naskah masuk: 21 Juni 2020 Perbaikan: 6 Januari 2021 Layak terbit: 16 Desember 2021 https://doi.org/10.22435/hsr.v24i4.3378 2

ABSTRAK

Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Pada akhir tahun 2019, WHO melaporkan kasus pneumonia yang terjadi di Wuhan, Tiongkok yang kemudian menyebar di beberapa negara termasuk Indonesia. Angka penyebaran Covid-19 semakin hari kian meningkat, pemerintah terus berupaya memutus rantai penyebaran Covid-19. Keberhasilan upaya pemutusan rantai Covid-19 tergantung dari pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap Covid-19 serta upaya pencegahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan perilaku Mahasiswa UIN Walisongo dalam pencegahan Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dengan instrument pengumpulan data berupa kuesioner. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner google form dengan 10 pernyataan serta pendapat dari mahasiswa UIN Walisongo. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa UIN Walisongo Semarang dan sebagai sampel adalah 302 mahasiswa dari berbagai fakultas yang dipilih dengan teknik nonprobability sampling. Hasil penelitian menunjukkan 86.49% mahasiswa UIN Walisongo mempunyai persepsi "sangat baik" terhadap Covid-19. Perilaku sehat yang dilakukan mahasiswa UIN Walisongo sebagai upaya pencegahan Covid-19 meliputi: cuci tangan, menggunakan masker, social distancing, mengonsumsi vitamin dan berolahraga. Untuk meningkatkan pencegahan Covid-19 perlu dilakukan penyuluhan kesehatan secara langsung atau online melalui media sosial untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

Kata Kunci: Persepsi, Covid-19, Perilaku Kesehatan ABSTRACT

Covid-19 is a disease caused by the coronavirus. Since the end of 2019, WHO has reported cases of pneumonia that occurred in Wuhan, Tiongkok, which then spread to several countries including Indonesia.

The number of the spread of Covid-19 is increasing day by day, the government continues to try to break the chain of the spread of Covid-19. The success of efforts to break the Covid-19 chain depends on the public's knowledge and perception of Covid-19 and its prevention efforts. This study aims to determine the perceptions and behavior of UIN Walisongo students in preventing Covid-19. This study used a quantitative descriptive research method, with a data collection instrumen in the form of a questionnaire. Data collection techniques using a google form questionnaire with 10 statements and opinions from UIN Walisongo students. The study population was all students of UIN Walisongo Semarang and as a sample were 302 students from various faculties who were selected by nonprobability sampling. The results showed 86.49%

of the students of UIN Walisongo have a "very good" perception of Covid-19. Healthy behaviors carried out

Korespondensi:

Shela Delfia Ramadhana,

Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang

E - mail : sheladelfi[email protected]

(2)

by UIN Walisongo students as an effort to prevent Covid-19 include: washing hands, using masks, social distancing, taking vitamins and exercising. To increase the prevention of Covid-19, it is necessary to conduct health education directly or online through social media to communicate with the public.

Keywords: Perception, Covid-19, Health Behavior

PENDAHULUAN

Pada bulan Desember 2019, terdapat penyakit baru yang muncul di Wuhan, Tiongkok yang disebabkan oleh Novel Coronavirus. Novel Coronavirus dapat menyebabkan penyakit pernapasan dengan gejala ringan hingga berat (WHO, 2020). Gejala yang dialami pasien dapat diketahui dari sindrom klinis yang muncul. Terdapat tiga sindrom klinis yang perlu diperhatikan yaitu tidak berkomplikasi, pneumonia ringan, dan pneumonia berat. Seseorang dalam kondisi tidak berkomplikasi akan mengalami gejala seperti: batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, demam, malaise hingga nyeri otot. Pada kondisi tersebut tidak terdapat gejala komplikasi berupa dehidrasi serta sepsis atau napas pendek. Pneumonia ringan, pasien mengalami gejala seperti demam, batuk, serta sesak. Sementara pneumonia berat, pasien akan mengalami gejala seperti demam serta infeksi saluran napas (Yuliana, 2020).

Virus corona umumnya mempunyai partikel berbentuk bulat atau oval dan pleimorfik, berkapsul, serta berdiameter 50-200 μm (Wang Z, Qiang W, &

Ke H, 2020). Virus ini mempunyai genom RNA sangat panjang serta tidak bersegmen. Virus corona memiliki struktur berbentuk kubus, yang permukaannya terdapat protein S. Protein S berperan sebagai penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (Fehr & Perlman, 2015).

Pada akhir Januari 2020, WHO menetapkan Novel Coronavirus sebagai global emergency.

Kemudian di bulan Februari 2020 WHO menamakan virus tersebut sebagai Covid-19 (Zhou et al., 2020).

Secara global, sejak dimulainya pandemi hingga tanggal 16 Desember 2020 tercatat sekitar 71.919.725 kasus Covid-19 dikonfirmasi termasuk 1.623.064 kematian dilaporkan ke WHO. Lima negara melaporkan jumlah kasus Covid-19 tertinggi yaitu Amerika (meningkat 16% dari minggu sebelumnya), Brazil (300.000 kasus baru), Turki (220.000 kasus), India (210.000 kasus), dan

Federasi Russia (193.000 kasus baru) (who.int, 2020).

Penularan Covid-19 dapat dicegah dengan memakai masker di luar ruangan. Sejak pandemi Covid-19, Pemerintah di Tiongkok menyarankan penggunaan masker kain bagi orang dengan risiko infeksi sangat rendah selama berada di area publik (Lai, Millet, Daniel, Freed, & Whittaker, 2020).

P e n c e g a h a n l a i n n y a d i l a k u k a n d e n g a n mengonsumsi rempah-rempah seperti astitaba, jahe dan temulawak sebagai immunomodulator karena mengandung senyawa antioksidan (Sembiring, 2014).

Angka penyebaran Covid-19 semakin hari kian meningkat pula, membuat pemerintah terus berupaya mensosialisasikan gerakan 3M kepada masyarakat guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Gerakan 3M yakni mencuci tangan, menjaga jarak, serta memakai masker (Satuan Tugas Covid-19, 2020). Melalui penerapan gerakan 3M, seseorang akan terhindar dari virus corona yang menyebar melalui droplet maupun cairan hidung dan mulut orang yang terinfeksi. WHO mengimbau bagi orang terinfeksi Covid-19 untuk menerapkan etika pernapasan dengan menutup mulut ketika bersin maupun batuk menggunakan siku yang bertekuk (WHO, 2020). Masyarakat harus menyadari perannya sebagai garda terdepan dalam menghadapi penyebaran virus corona dengan menaati aturan dari pemerintah dan tenaga kesehatan dengan membatasi aktivitas di luar (Timah, 2021).

Pemutusan mata rantai Covid-19 memerlukan pemahaman dan penerapan perilaku kesehatan dari seluruh pihak termasuk masyarakat. Perilaku merupakan respon terhadap suatu rangsangan (stimulus). Perilaku dikelompokkan menjadi perilaku tertutup (bila respon masih belum bisa diamati orang lain secara jelas) dan terbuka (bila respon atau tindakan dapat diamati dengan jelas) (Adliyani, 2015). Sedangkan perilaku kesehatan merupakan

(3)

tindakan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diri (Notoatmodjo, 2010).

Pada penelitian ini perilaku kesehatan termasuk perilaku tertutup, masih terbatas dalam bentuk persepsi dan sikap terhadap stimulus. Perilaku kesehatan yang diamati dikhususkan pada persepsi dan sikap mahasiswa UIN Walisongo dalam pemutusan rantai Covid-19.

Pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terkait Novel Coronavirus berpengaruh besar terhadap perilaku kesehatan dalam mencegah infeksi Covid-19, sehingga berdampak dengan penurunan angka penyebaran Covid-19 di Indonesia (Willy, 2021). Keberhasilan upaya pemutusan rantai Covid-19 tergantung dari pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap Covid-19 dan upaya pencegahannya, menjadikan penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap Covid-19. Pada penelitian ini, responden adalah Mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi Mahasiswa UIN Walisongo terhadap Covid-19, mengetahui sejauh mana penerapan perilaku kesehatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa

dalam mencegah penyebaran Covid-19.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, sementara analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan data yang telah terkumpul (Sugiyono, 2017). Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi instrument persepsi kesehatan Covid-19 dengan skala data interval. Skala likert digunakan sebagai skala pengukuran penelitian ini dengan 4 indikator, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Penyebaran kuesioner dengan link google form menggunakan nonprobability sampling. Pada penelitian ini teknik yang digunakan yaitu quota sampling. Menurut Sugiyono (2017), quota sampling merupakan teknik penentuan sampel atas populasi tertentu untuk diklasifikasikan sesuai ciri khas hingga mencapai jumlah kuota yang dibutuhkan. Berikut ini tabel penentuan jumlah sampel dari seluruh populasi yang dikembangkan oleh Sugiyono, (2017):

Tabel 1. Penentuan Jumlah Sampel

N S

1% 5% 10%

15000 622 336 263

2000 635 340 266

Sumber: Sugiyono (2017) Berdasarkan tabel di atas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 302. Populasi penelitian terdiri dari seluruh Mahasiswa Aktif UIN Walisongo angkatan 2016 sampai 2019. Data yang

diperoleh adalah hasil pengisian kuesioner dengan 10 pernyataan serta pendapat mengenai perilaku hidup sehat dan pencegahan Covid-19 menurut mahasiswa.

Tabel 2. Kategori Penilaian Kuesioner

Interval Kategori

0% - 24,99% Sangat tidak baik 25% - 49,99% Tidak baik

50% - 74,99% Baik

75% - 100% Sangat baik Sumber: Sugiyono (2017)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Populasi dalam penelitian ini adalah 302 responden dari Mahasiswa UIN Walisongo. Berikut diagram responden dari berbagai fakultas di UIN Walisongo.

(4)

Diagram 1. Fakultas Responden

Berdasarkan data kuesioner persepsi Mahasiswa UIN Walisongo terhadap Covid-19 dan perilaku kesehatan dapat dideskripsikan komposisi responden berdasarkan jenis kelamin yaitu sebanyak 233 orang (77,2%) responden adalah perempuan. Sementara sisanya sebanyak 69 orang (22,8%) adalah laki-laki.

Peneliti telah melakukan survei melalui penyebaran kuesioner untuk mengetahui bagaimana

persepsi Mahasiswa UIN Walisongo terhadap Covid- 19, sejauh mana penerapan perilaku kesehatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa. Dari hasil pengisian data kuesioner persepsi Mahasiswa UIN Walisongo terhadap Covid-19 dan perilaku kesehatan dapat diketahui bahwa setiap mahasiswa memberikan respon yang berbeda untuk masing-masing pertanyaan yang diajukan, yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

(5)

Berdasarkan tabel pengolahan kuesioner di atas dapat diketahui secara keseluruhan bahwa total jumlah responden yang menjawab 'sangat setuju"

sebanyak 1570, 1298 menjawab "setuju", 122 menjawab "tidak setuju" dan 30 menjawab "sangat tidak setuju". Berikut diagram secara keseluruhan:

Diagram 2. Banyaknya Jawaban Responden

Sangat Setuju Setuju 52%

43%

Tidak Setuju 4%

Sangat Tidak Setuju

1%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

1. Persepsi Mahasiswa Terhadap Covid-19

Diagram 3. Persepsi Mengenai Covid-19 Merupakan Penyakit Serius dan Menyebabkan Kematian

39% 51%

9% 1%

Persepsi Mengenai Covid-19 Merupakan Penyakit Serius dan Menyebabkan Kematian

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Tabel 5. Kualitas Pelayanan KB dari aspek Tangible (Bukti Fisik), Reliability (Kehandalan) Responsiveness (Ketanggapan),

Assurance (Jaminan), dan Empathy (Perhatian)

1 Kurang Baik 1 1,1

2 Cukup Baik 5 5,6

3 Baik 84 93,3

Total 90 100

No Kualitas pelayanan KB Assurance (Jaminan) Frekuensi Persentase

1 Kurang Baik 1 (%) 1,1

2 Cukup Baik 7 7,8

3 Baik 82 91,1

Total 90 100

No Kualitas pelayanan KB Empathy (Perhatian) Frekuensi Persentase

1 Kurang Baik 2 (%) 2,2

2 Cukup Baik 6 6,7

3 Baik 82 91,1

Total 90 100

(6)

Pernyataan Covid-19 menjadi salah satu penyakit serius yang dapat mengakibatkan pneumonia hingga kematian, mayoritas responden menjawab "Sangat Setuju" yaitu sebesar 51%, sedangkan 39%

menjawab "Setuju", 9% menjawab "Tidak Setuju", dan 1% menjawab "Sangat Tidak Setuju" dengan instrumen. Hal ini menunjukkan mayoritas

responden setuju bahwa Covid-19 termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Menurut WHO, Covid-19 sebagai penyakit saluran pernapasan yang disebabkan infeksi virus SARS-CoV-2 berpotensi lebih besar menyebabkan kematian pada pasien dengan riwayat penyakit pernapasan kronis (WHO, 2020).

Mengenai

Diagram 4. Persepsi Covid-19 Menular Melalui Kontak Fisik

50% 47%

2%1%

Persepsi Mengenai Covid-19 Menular Melalui Kontak Fisik

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Covid-19 dapat menyebar melalui kontak fisik seperti berjabat tangan menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab "Sangat Setuju"

yaitu sebesar 47%, 50% menjawab "Setuju", 2%

menjawab "Tidak Setuju", 1% menjawab "Sangat Tidak Setuju". Mayoritas responden setuju bahwa

setiap orang berpeluang untuk terinfeksi Covid-19 apabila melakukan kontak dengan penderita Covid- 19. Menurut Zendrato (2020), virus corona menyebar melalui kontak dengan orang terinfeksi Covid-19 atau benda yang terpegang orang terinfeksi Covid-19 serta tidak menerapkan tata cara batuk dan bersin.

42% 48%

7%3%

Persepsi Mengenai Adanya Infeksi Covid- 19 Menimbulkan Rasa Khawatir

Berlebihan

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Diagram 5. Persepsi Mengenai Adanya Infeksi Covid-19 Menimbulkan Rasa Khawatir Berlebihan

Pentingnya mengakses beragam informasi kesehatan terkait Covid-19 (penyebab, gejala, hingga perilaku kesehatan yang dapat mencegah penyebaran Covid-19) mayoritas responden menjawab "Sangat Setuju" yaitu sebesar 46%, 51%

menjawab "Setuju", dan sisanya 3% menjawab

"Tidak Setuju". Mengakses informasi Covid-19 akan meningkatkan pengetahuan dan mengubah persepsi mahasiswa terhadap Covid-19. Sehingga mahasiswa dapat lebih menerapkan perilaku kesehatan dalam mencegah penyebaran Covid-19.

Pernyataan kuesioner selanjutnya mengenai

"Persepsi Pentingnya Mencari Informasi Terkait

Covid-19". Didapatkan data sebanyak 48%

responden menyatakan "Sangat Setuju", 42%

responden menyatakan "Setuju", 7% menjawab

"Tidak Setuju", dan 3% menjawab "Tidak Setuju"

bahwa adanya infeksi Covid-19 yang dapat menular menimbulkan gangguan kesehatan mental berupa rasa khawatir yang berlebihan. Kecemasan akan pandemi Covid-19 dapat mengganggu kesehatan mental masyarakat. Bahkan jumlah masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan mental akibat kecemasan terhadap infeksi Covid-19 lebih tinggi dari jumlah orang yang terinfeksi Covid-19. (Ornell, Schuch, Sordi, Henrique, & Kessler, 2020).

(7)

Persepsi Mengenai Perlunya Pemeriksaan diri di Klinik Terdekat Apabila Terindikasi

Gejala Covid-19

45% 54%

1%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju

Gejala Covid-19

Diagram 7. Persepsi Mengenai Perlunya Pemeriksaan diri di Klinik Terdekat Apabila Terindikasi Diagram 6. Persepsi Pentingnya Isolasi Diri Apabila Terindikasi Gejala Covid-19

Persepsi Pentingnya Isolasi Diri Apabila Terindikasi Gejala Covid-19

Sangat Setuju Setuju

Pernyataan mengenai responden bersedia memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut serta mengisolasi diri apabila merasakan gejala Covid-19, mayoritas responden sebanyak 72% menjawab "Sangat

Setuju", 28% menjawab "Setuju". Isolasi diri diperlukan bagi orang yang terinfeksi virus corona, karena virus tersebut mampu menginfeksi selama 30-40 hari hingga sembuh (Ibnu & Setiawan, 2020).

Data yang didapatkan dari responden yang bersedia memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat untuk penanganan lebih lanjut apabila merasakan gejala infeksi Covid-19, mayoritas responden sebanyak 54% menjawab "Sangat Setuju", 45% menjawab "Setuju", dan sisanya sebanyak 1% menjawab "Tidak Setuju".

Persepsi mengenai "Seseorang dengan Imunitas Rendah Perlu Melakukan Upaya Pencegahan Covid- 19", dengan pernyataan bahwa responden yang merasa tidak memiliki sistem imun (kekebalan tubuh) tinggi, perlu melakukan upaya pencegahan Covid-19 menunjukkan mayoritas responden menjawab

"Sangat Setuju" sebanyak 33%, 56% menjawab

"Setuju", 7% menjawab "Tidak Setuju" dan 4%

menjawab "Sangat Tidak Setuju". Seseorang dengan imunitas tinggi mampu terhindar dari Covid-19, namun orang tersebut tetap berpeluang sebagai pembawa (carrier) virus corona dan mampu

menularkannya kepada orang lain dengan imunitas yang rendah (Syafrida, 2020).

Pernyataan selanjutnya bahwa responden akan menggunakan masker dan menyediakan hand sainitizer/antiseptik saat keluar rumah untuk mencegah penularan Covid-19, mayoritas menjawab

"Sangat Setuju" sebanyak 60%, 38% menjawab

"Setuju", dan sebanyak 1% menjawab "Tidak Setuju", dan sebanyak 1% menjawab "Sangat Tidak Setuju".

Pendapat responden mengenai "Pentingnya Menggunakan Masker dan Antiseptik Saat Keluar Rumah" didapatkan data mayoritas responden

"Setuju" bahwa mencuci tangan setelah kegiatan apapun agar tidak ada kuman/virus yang menempel, mayoritas responden menjawab "Sangat Setuju"

yaitu sebanyak 65%, 34% menjawab "Setuju", dan 1% menjawab "Tidak Setuju".

(8)

Diagram 8. Persepsi Mengenai Perlunya Mengganti Pakaian Setelah Bepergian Persepsi Mengenai Perlunya Mengganti

Pakaian Setelah Bepergian

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju

Diagram 8. menunjukkan data mengenai responden selalu mengganti pakaian setelah bepergian, mayoritas responden sebanyak 44%

menjawab "Sangat Setuju", 47% menjawab "Setuju", dan 9% menjawab "Tidak Setuju".

Selalu mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun, menggunakan hand sainitizer selama bepergian, tidak menyentuh bagian wajah, memakai masker, serta selalu menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain menjadi perilaku kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 (Zendrato, 2020). Upaya lain yang dapat dilakukan

untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan berdiam diri di rumah, istirahat yang cukup, menerapkan karantina wilayah, hingga menunda penerbangan internasional (Syafrida, 2020).

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner menunjukkan Mahasiswa UIN Walisongo memiliki persepsi yang baik terhadap Covid-19, karena mayoritas responden menjawab setuju untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan menerapkan pola hidup sehat serta isolasi mandiri dan mendatangi klinik terdekat apabila terindikasi gejala Covid-19.

Tabel 4. Pendapat Mahasiswa Mengenai Pencegahan dan Perilaku Hidup Sehat Agar Terhindar Covid-19

Pendapat Mengenai Pencegahan dan Perilaku Hidup Sehat Agar Terhindar Covid-19

“Rajin mencuci tangan, sering berolahraga. makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, menambah asupan vitamin C”

“Physical distancing, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker saat keluar rumah, meningkatkan imun tubuh”

“Istirahatlah yang cukup, diimbangi makan yang bergizi dan sehat, kemudian atur olahraga”

“Mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap di rumah saja kecuali ada kepentingan mendesak. Selalu memakai masker & hand sainitizer”

“Untuk saat ini social distancing merupakan pencegahan yang utama. Rajin berolahraga, berjemur dibawah sinar matahari ±10-15 menit”

“Dengan mencuci tangan setiap setelah pergi keluar rumah dan menyentuh fasilitas umum”

“Menjaga pola makan yang sehat dan bergizi terutama vitamin dan mineral lalu perilaku hidup sehat cuci tangan”

“Sering cuci tangan, hindari menyentuh wajah sebelum cuci tangan, segera mengganti baju setelah bepergian, perbanyak makan sayur dan buah, istirahat cukup, hindari stress dan rutin olahraga”

2. Perilaku Kesehatan Mahasiswa dalam Mencegah Covid-19

(9)

“Dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir saat sebelum atau sesudah kegiatan, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, mengenakan masker jika bepergian, makan makanan yang yang bergizi yang dapat membantu meningkatkan imun, dan meningkatkan iman dengan perbaikan diri dengan mendekatkan diri kepada Allah”

“Intinya selain menjaga fisik, kita juga perlu menjaga psikis (mental) kita agar tetap sehat”

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, terlihat bahwa mahasiswa UIN Walisongo telah memahami pencegahan dan perilaku hidup sehat untuk mencegah Covid-19. Perilaku kesehatan adalah perilaku seseorang yang sehat maupun sakit untuk mencegah infeksi penyakit dengan meningkatkan dan menjaga kesehatan diri (Soekidjo, 2010).

Pertama, perilaku kesehatan diartikan sebagai penerapan pola hidup sehat untuk meningkatkan kesehatan dalam pemutusan rantai penyebaran Covid-19. Hasil kuesioner menunjukkan mayoritas responden telah menerapkan perilaku sehat sebagai pencegahan Covid-19 dengan menerapkan anjuran WHO untuk mencuci tangan dengan tujuh langkah, menggunakan hand sanitizer, mengonsumsi makanan bergizi, vitamin dan rempah-rempah, menerapkan social distancing, memakai masker, serta berolahraga. Social distancing adalah pencegahan penyebaran Covid-19 dengan menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain di dalam rumah maupun di luar rumah (Kissler, Tedijanto, Lipsitch, & Grad, 2020). Meski banyak akses publik berupa ruang olahraga yang ditutup pemerintah, masyarakat bisa berolahraga di rumah dengan melakukan aktivitas fisik berintensitas rendah. Selain menjaga kebugaran, berolahraga bermanfaat untuk menghindari rasa cemas yang dapat memperbesar peluang terhindarnya infeksi Covid-19 (Maugeri et al., 2020). Kecemasan dapat mengganggu kesehatan mental masyarakat, yang mana memperbesar peluang terinfeksi Covid-19. Hal ini dikarenakan mental sehat akan membuat perasaan bahagia sehingga membuat sistem imun yang d i m i l i k i m e n j a d i l e b i h t i n g g i ( E ff e n d i &

Muchammadun, 2018; Van Leeuwen et al., 2012).

Hasil pengisian kuesioner menunjukkan mayoritas responden berolahraga untuk menjaga kesehatan mentalnya. Padahal beragam kegiatan dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga kesehatan mental selama pandemi seperti memperbanyak informasi Covid-19 dari sumber yang resmi, menjaga pola tidur dan nutrisi yang baik, bermeditasi, hingga membatasi informasi Covid-19 (Ornell et al., 2020).

Kedua, perilaku kesehatan diartikan sebagai tahapan seseorang untuk menyembuhkan penyakitnya (Soekidjo, 2010). Hasil kuesioner menunjukkan mayoritas responden memiliki kesadaran yang baik untuk menyembuhkan dirinya dari infeksi Covid-19 dengan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat maupun menerapkan isolasi mandiri. Beberapa responden juga selalu mengonsumsi vitamin C untuk pencegahan sekaligus pengobatan Covid-19. Vitamin C berperan dalam sintesis kolagen jaringan ikat serta sebagai antioksidan untuk melindungi kekebalan tubuh dari infeksi virus corona (Mulyati, 2020). Menurut responden jika ada orang yang menunjukkan gejala Covid-19, hendaknya konsultasi ke dokter dengan memakai masker. Apabila ada orang bepergian sebaiknya melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Isolasi mandiri ini dilakukan bagi yang merasakan gejala maupun tidak (Nurdin, 2021). Beberapa responden juga menyebutkan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selama isolasi di rumah senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT., dengan memperbanyak ibadah, sedekah serta doa untuk relawan medis dan pasien yang berjuang melawan Covid-19 (Samsuduhah, 2020).

B e r d a s a r k a n h a s i l p e n g i s i a n k u e s i o n e r menunjukkan Mahasiswa UIN Walisongo telah memahami beragam perilaku kesehatan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental untuk mencegah infeksi Covid-19 serta bersedia m e l a k u k a n p e n g o b a t a n s e b a g a i p r o s e s penyembuhan apabila terinfeksi Covid-19.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa dari 302 sampel menunjukkan persepsi mahasiswa UIN Walisongo terhadap Covid- 19 dan perilaku kesehatan tergolong "sangat baik"

dengan persentase 86,49%. Mahasiswa UIN telah banyak menerapkan perilaku sehat sebagai upaya pencegahan Covid-19, antara lain mencuci tangan

(10)

m e n g g u n a k a n a i r m e n g a l i r d a n s a b u n , menggunakan antiseptik selama bepergian, menggunakan masker, melakukan social distancing, mengonsumsi suplemen vitamin serta berolahraga.

Saran

Disarankan mahasiswa UIN Walisongo maupun masyarakat untuk membangun persepsi yang baik terhadap Covid-19 dengan memperbanyak membaca informasi seputar Covid-19 meliputi:

gejala, pencegahan, dan pengobatan, serta menerapkan perilaku kesehatan sebagai upaya memutus mata rantai Covid-19.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis sampaikan kepada Mahasiswa UIN Walisongo yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada pengelola kampus dan pimpinan klinik UIN Walisongo yang menjadi lokasi penelitian.

KONTRIBUSI PENULIS

Shela Delfia Ramadhana dan Dian Fadlilati merupakan kontributor utama dalam artikel, dengan tugas Shela Delfia Ramadhana melakukan pengembangan ide utama, pendahuluan, dan metodologi serta melakukan analisis data dan menulis hasil. Dian Fadlilati mengembangkan metode dan diskusi serta mensintesa kesimpulan dan saran. Sedangkan Ahmad Fauzan Hidayatullah, Bunga Ihda Norra, dan Anif Rizqianti Hariz merupakan kontributor anggota yang berkontribusi pada pemeriksaan kelengkapan naskah, memberi masukan pada metodologi, kerangka pikir dan diskusi.

DAFTAR PUSTAKA

Adliyani, Z. O. N. (2015). Pengaruh Perilaku Individu terhadap Hidup Sehat. Perubahan Perilaku Dan Konsep Diri Remaja Yang Sulit Bergaul Setelah Menjalani Pelatihan Keterampilan Sosial, 4(7), 109–114.

Effendi, D. E., & Muchammadun. (2018). “Happiness” in Bahasa Indonesia and its implication to health and community well-being. Asian EFL Journal, 20(8), 279–291.

Fehr, A. R., & Perlman, S. (2015). Chapter 1 Coronaviruses : An Overview of Their Replication and Pathogenesis, 1282(1). https://doi.org/10.1007/978-1-4939-2438-7 Ibnu, Y., & Setiawan, S. (2020). Penetapan Karantina

Wilayah Menurut Pandangan Legal Positivisme Dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Pandemi Coronavirus Disease ( Covid ) -19. Penetapan Karantina Wilayah Menurut Pandangan Legal Positivisme Dalam Rangka Pencegahan Dan Pemberantasan Pandemi Coronavirus Disease (Covid)-19, 1–16. https://doi.org/10.31219/osf.io/zfg6x Kissler, S., Tedijanto, C., Lipsitch, M., & Grad, Y. H. (2020).

Social Distancing Strategis For Curbing the COVID-19 Epidemic. MedRxiv, (1).

Lai, A. L., Millet, J. K., Daniel, S., Freed, J. H., & Whittaker, G. R. (2020). Since January 2020 Elsevier has created a COVID-19 resource centre with free information in English and Mandarin on the novel coronavirus COVID- company ’ s public news and information website . Elsevier hereby grants permission to make all its COVID-19-r. The Lancet, 395(April), 1315.

Maugeri, G., Castrogiovanni, P., Battaglia, G., Pippi, R., D’Agata, V., Palma, A., … Musumeci, G. (2020). The impact of physical activity on psychological health during Covid-19 pandemic in Italy. Heliyon, 6(6), 1–8.

https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e04315

Mulyati, B. (2020). Potensi Herbal dalam Pencegahan dan Penanganan Pasien Covid-19. INDEPT, 9(1).

Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nurdin, N. (2021). ISOLASI MANDIRI DALAM ISLAM : Kritik Metodologis Fatwa LBM PWNU Jawa Tengah Tentang Anjuran Isolasi Saat Wabah. Journal of Islamic Law, 2(1), 1–21. https://doi.org/10.24260/jil.v

Ornell, F., Schuch, J. B., Sordi, A. O., Henrique, F., &

Kessler, P. (2020). ’ ’ Ketakutan Pandemi ’ ’ dan COVID- 19 : beban dan strategi kesehatan mental, 42(April), 232–235.

Samsuduhah, S. (2020). Maslahah Kebijakan Pencegahan Wabah Pandemi Covid-19 Dalam Islam. Al-Tafaqquh:

Journal of Islamic Law, 1(2), 117. https://doi.org/

10.33096/al-tafaqquh.v1i2.63

Sembiring, B. B. (2014). Minuman fungsional antioksidan berbasis tanaman obat. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik, (3), 451–460.

Soekidjo, N. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syafrida, S. (2020). Bersama Melawan Virus Covid 19 di Indonesia. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I,

(11)

7(6). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i6.15325

Timah, S. (2021). Hubungan Penyuluhan Kesehatan dengan Pencegahan covid 19 di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado. Indonesian Journal of Community Dedication (IJCD), 3(1).

Van Leeuwen, C. M., Post, M. W., Westers, P., Van Der Woude, L. H., De Groot, S., Sluis, T., … Lindeman, E.

(2012). Relationships between activities, participation, personal factors, mental health, and life satisfaction in persons with spinal cord injury. Archives of Physical Medicine and Rehabilitation, 93(1), 82–89.

https://doi.org/10.1016/j.apmr.2011.07.203

Wang Z, Qiang W, & Ke H. (2020). A Handbook of 2019- nCoV Pneumonia Control and Prevebtion. China:

Hubei Science and Technology Press.

Willy. (2021). Hubungan Pengetahuan, Persepsi, dan Sikap Masyarakat Dengan Perilaku Pencegahan Wabah Virus Corona. Skripsi, 1–80.

Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid -19);

Sebuah tinjauan literatur. Wellness and Healthy Magazine, 2(1), 187–192.

Zendrato, W. (2020). Gerakan Mencegah Daripada Mengobati Terhadap Pandemi Covid-19. Jurnal Education and Development, 8(2), 242–248.

Zhou, P., Yang, X. Lou, Wang, X. G., Hu, B., Zhang, L., Zhang, W., … Shi, Z. L. (2020). A pneumonia outbreak associated with a new coronavirus of probable bat origin. Nature, 579(7798), 270–273. https://doi.org/

10.1038/s41586-020-2012-7

Satuan Tugas Covid-19. 2020. Memahami perilaku dan Informasi Tepat untuk Mencegah Penularan Covid-19 dalam https://www.covid19.go.id

World Health Organization (WHO). 2020. Coronavirus dalam https://www.who.int/health-topics/coronavirus.

Published online: 2020 (Accessed 15 April 2020).

World Health Organization (WHO). 2020. Coronavirus dalam https://www.who.int/health-topics/coronavirus.

Published online: 2020 (Accessed 16 Desember 2020).

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan jadwal yang baik akan menghasilkan waktu penyelesaian proyek yang singkat. Penentuan waktu pelaksanaan kegiatan menjadi penting dalam menyusun jadwal kegiatan. Perbedaan

12 Oleh karena itu agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka dibatasi dengan hanya membahas mengenai pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap

dari segi makna yaitu sebagai doa meminta kepada tuhan supaya diberi keselamatan, berkah rezeki yang diperoleh, diberi perlindungan, diberi kelancaran agar tidak terjadi apa-apa

Berdasarkan rekap kumpulan hasil wawancara dengan mahasiswa terkait kualitas sistem dari aspek kemudahan, mahasiswa menyatakan bahwa “elearning UIN Walisongo

Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah citra wajah yang dikenali “Benar” untuk pengujian 9 citra masukan dan 1 citra training tiap subjek adalah 260 citra dari 360

Persentase Persepsi Mahasiswa Terhadap E-Learning Pada Masa Pandemi Covid-19 berdasarkan Indikator Materi dan Tugas Kuesioner menunjukkan respon setuju berjumlah

Motor #akar %iesel meruakan mesin em#akaran internal 7ang menggunakan Motor #akar %iesel meruakan mesin em#akaran internal 7ang menggunakan anas komresi untuk melakukan

Natalia Nursery melakukan diversifikasi produksi dengan mengusahakan dua tipe tanaman krisan yaitu tipe spray dan standar. Proporsi penanaman krisan di Tenjolaya