• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Upaya Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Lesmana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Upaya Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Lesmana"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

(JIPG)

Available online: http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/jipg/index

This is an open access article under the CC–BY-SA license.

DOI: 10.30738/jipg.vol4.no1.a12901

Upaya Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Lesmana

Renisa Reza Umami 1, Dian Artha Kusumaningtyas2, Rumgayatri3

1, 2 Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia

3SD Negeri 3 Kotagede, Indonesia

e-mail: renisa2107563421@webmail.uad.ac.id1,dian.artha@pfis.uad.ac.id2, rumgayatri07@gmail.com3

* Corresponding Author

Received: 04 Agustus 202; Revised: 31 Januari 2023 ; Accepted: 08 Februari 2023

Abstrak: Penelitian Tindakan kelas ini dilatarbelakangi hasil observasi dan wawancara pada kelas IV SD Negeri 1 Lesmana minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang rendah, penulis tertarik meneliti tentang minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA, bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran discovery learning Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Lesmana. Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 20 terdiri dari 6 laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model discovery learning efektif dapat meningkatkan minat belajar dan efektif meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Discovery Learning dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dan efektif meningkatkan prestasi belajar, hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus I dengan persentase ketuntasan yang diperoleh peserta didik yaitu 60,90% dengan kriteria cukup. Siklus II dengan persentase ketuntasan yang diperoleh peserta didik yaitu 85,24% dengan kriteria sangat baik. Model Discovery Learning juga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada setiap siklus. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa rata-rata siklus I yaitu 41, 91 dengan persentase ketuntasan 40%. Prestasi belajar pada siklus II dapat diketahui dari rata-rata nilai evaluasi pada siklus II adalah 80,50 dengan persentase ketuntasan 83%.

Kata Kunci: Model Discovery Learning, Minat Belajar, Prestasi Belajar

Efforts to Increase Interest and Achievement in Learning Science Through the Discovery Learning Learning Model in Grade IV Students of State

Elementary School 1 Lesmana

Abstract: This class action research is motivated by the results of observations and interviews in grade IV of State Elementary School 1 Lesmana student interest and learning achievement in low science subjects, the author is interested in researching about students' interest and learning achievement in science subjects, aiming to find out the increase in interest and learning achievement of students in science subjects through the discovery learning learning model of Grade IV students of State Elementary School 1 Lesmana. The type of research used is Classroom Action Research. The subjects of the study were class IV students totaling 20 consisting of 6 men and 14 women. Data collection techniques use test and non-test techniques. The results showed that the discovery learning model can effectively increase interest in learning and effectively improve student learning achievement. The results showed that the Discovery Learning model can increase students' interest in learning and effectively improve learning achievement, the results showed that the first cycle with the percentage of completeness obtained by students was 60.90% with sufficient criteria. Cycle II with the percentage of completion obtained by students is 85.24% with very good criteria. The Discovery Learning model can also improve learners' learning achievement in each cycle. This can be seen from the results of the evaluation showing

(2)

Copyright © 2023, Renisa Reza Umami, Dian Artha Kusumaningtyas, Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

that the average of the first cycle is 41.91 with a percentage of completion of 40%. Learning achievement in cycle II can be seen from the average evaluation value in cycle II is 80.50 with a percentage of completion of 83%.

Keywords: Discovery Learning Model, Interest In Learning, Learning Achievement How to Cite: Umami, R. R. (2023). Upaya Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Discovery Learning pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Lesmana. Jurnal Ilmiah Profesi Guru (JIPG), 4(1), 57–65.

https://doi.org/10.30738/jipg.vol4.no1.a12901

Pendahuluan

Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap individu, melalui pendidikan manusia akan mengembangkan keterampilan dan kepribadiannya, seperti dalam Undang-undang RI tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang berbunyi pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencangkup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peran penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan presepsi seseorang. Gagne (1977:

3) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 66) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan desposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Sedangkan Morgan (1986: 140) dalam Rifa’i dan Anni (2012: 66) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif permanaen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. (Ri’fai dan Anni, 2012: 66). Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses Pendidikan. Guru adalah tonggak utama dalam pendidikan yang menciptakan suasana belajar yang interaktif. Untuk mewujudkan suasana belajar yang interaktif guru dapat menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, dengan bermacam-macam strategi dan media pembelajaran yang melibatkan siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada kelas IV SD Negeri 1 Lesmana minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA rendah, karena siswa sulit memahami materi yang terdapat pada buku modul.

Guru juga masih menggunakan model belajar yang konvensional yaitu ceramah, pembelajaran berpusat dan didominasi oleh guru, sehingga keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang. Media dan metode yang digunakan juga belum bervariasi sehingga pada saat pembelajaran yang dilakukan di kelas siswa mudah bosan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Lesmana”.

(3)

Copyright © 2023, Renisa Reza Umami, Dian Artha Kusumaningtyas, Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Metode

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua siklus dikarenakan siklus yang pertama sebagai acuan nilai dalam pembelajaran untuk nantinya melanjutkan pada siklus kedua, apabila pada siklus yang kedua mengalami suatu peningkatan dapat dikatakan cukup untuk penelitian. penelitian ini menggunakan PTK model Kemmis & Taggart, bahwa setiap siklus penelitian terdiri dari empat tahap, yaitu rencana, pelaksanaan, observasi, dan refleksi serta pengambilan keputusan untuk pengembangan kegiatan dan tindakan selanjutnya.

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 20 peserta didik terdiri dari 6 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik tes dan nontes.

Hasil dan Pembahasan Hasil

Berdasarkan penelitian upaya peningkatan minat dan prestasi belajar ipa melalui model pembelajaran discovery learning diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Pada tahap ini dilakukan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan mengamati tindakan. Berdasarkan hasil dari pengamatan penelitian dalam pra siklus, dapat diketahui :

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Pra Siklus Peserta Didik Interval Nilai Frekuensi Persentase Kategori

≥ 70 5 25% Tuntas

≤ 70 15 75% Tidak Tuntas

Jumlah 20 100%

Berdasarkan data pada table 4.1 dapat diketahui bahwa dari 20 peserta didik terdapat 5 peserta didik yang nilainya memenuhi KKM, sedangkan 15 siswa masih belum memenuhi KKM.

2. Siklus I

Berdasarkan tindakan pada siklus I yang dilakukan dalam dua kali pertemuan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I No Aspek yang diamati Skor siklus 1

P1 P2

1. Kegiatan Awal 3 4

2. Kegiatan Inti 7 7

3. Kegiatan Akhir 4 4

Jumlah skor 14 15

(4)

Copyright © 2023, Renisa Reza Umami, Dian Artha Kusumaningtyas, Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Persentase Tiap Pertemuan 66.67% 71.43%

Persentase Siklus 1 69.05%

Kriteria Cukup

Berdasarkan hasil observasi aktivitas peserta didik pada pelaksanaan pembelajaran dengan model Discovery Learning setiap pertemuan aktivitas peserta didik mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat pada pertemuan 1 dengan jumlah skor 14 dengan rata- rata 66.67%, sedangkan pertemuan 2 jumlah skor 15 dengan rata-rata 71.43%. Jumlah skor pada siklus I adalah 29 dengan rata-rata 69.05% sehingga sesuai kriteria pada rentang yaitu menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik adalah cukup. Adapun Hasil angket minat belajar pada siklus I dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Angket Minat Belajar Siklus I Hasil Angket Minat Belajar

No. Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Total Skor 850 904

2. Rata-Rata 59,03 62,78

3. Persentase Ketuntasan 59,03% 62,78%

4. Persentase Ketuntasan Siklus I 60,90%

5. Kriteria Tidak Baik

Berdasarkan angket minat belajar peserta didik siklus I dapat disimpulkan bahwa minat belajar peserta didik baik. Hal ini dibuktikan dari total skor pada pertemuan 1 yaitu 850 dengan rata-rata 59,03 sedangkan total skor pada pertemuan 2 yaitu 904 dengan rata-rata 75,42. Persentase ketuntasan pada pertemuan 1 yaitu 59,03% sedangkan persentase ketuntasan pada pertemuan 2 yaitu 62,78%. Persentase ketuntasan pada siklus 1 yaitu 60,90% dengan kriteria minat belajar siswa baik. Adapun Hasil prestasi belajar peserta didik siklus I dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Prestasi Belajar Siklus I

No. Keterangan Siklus I

P1 P2

1. Jumlah Peserta Didik 20 20

2. KKM 70 70

3. Rata-Rata 58 62,5

4. Nilai Tertinggi 80 80

5. Nilai Terendah 20 40

6. Jumlah Peserta Didik Tuntas 7 9 7. Jumlah Peserta Didik Tidak Tuntas 13 11

8. Persentase Ketuntasan 35% 45%

9. Rata-Rata Siklus I 41,91

10. Persentase Ketuntasan Siklus I 40%

11. Kriteria Siklus I Cukup

Berdasarkan hasil prestasi belajar peserta didik pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 41,91. Jumlah peserta didik yang tuntas pada pertemuan 1 berjumlah 7 peserta

(5)

Copyright © 2023, Renisa Reza Umami, Dian Artha Kusumaningtyas, Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

didik dan pada pertemuan 2 berjumlah 9 peserta didik. Jumlah peserta didik yang tidak tuntas pada pertemuan 1 berjumlah 13 dan pertemuan 2 berjumlah 11. Persentase ketuntasan yang dicapai pada siklus I adalah 40% dengan kategori cukup. Kategori cukup belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 70%.

3. Siklus II

Berdasarkan tindakan pada siklus II yang dilakukan dalam dua kali pertemuan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Rekapitulasi Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus II No Aspek yang diamati Skor Siklus II

P1 P2

1. Kegiatan Awal 6 6

2. Kegiatan Inti 7 8

3. Kegiatan Akhir 5 6

Jumlah skor 17 20

Persentase Tiap Pertemuan 81% 95%

Persentase Siklus II 88%

Kriteria Sangat Baik

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning pada setiap pertemuan aktivitas peserta didik mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil jumlah skor pertemuan 1 yang berjumlah 17 dan jumlah skor pertemuan 2 yang berjumlah 20. Persentase per pertemuan antara pertemuan 1 berjumlah 81%, sedangkan pertemuan 2 berjumlah 95 %.

Jumlah dari persentase antara pertemuan 1 dengan pertemuan 2 yaitu 88% sehingga sesuai dengan kriteria pada rentang yaitu menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik yaitu sangat baik. Adapun hasil angket minat belajar pada siklus II dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Angket Minat Belajar Siklus II Hasil Angket Minat Belajar

No. Keterangan Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Total Skor 1186 1440

2. Rata-Rata 82,36 88,13

3. Persentase Ketuntasan 82,36% 88,13%

4. Persentase Ketuntasan Siklus II 85,24%

5. Kriteria Sangat Baik

Berdasarkan hasil angket minat belajar pada siklus II dengan menggunakan model Discovery Learning dapat disimpulkan bahwa peserta didik telah memiliki minat belajar sangat baik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dibuktikan dari total skor pertemuan 1 yaitu 1186 dengan rata-rata 82,36, sedangkan pada pertemuan 2 total skor berjumlah 1440 dengan rata-rata 88,13. Kategori dari siklus II yaitu sangat baik dan sudah dapat dikatakan mencapai nilai maksimal. Adapun hasil prestasi belajar peserta didik siklus II dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

(6)

Copyright © 2023, Renisa Reza Umami, Dian Artha Kusumaningtyas, Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Prestasi Belajar Siklus II

No. Keterangan Siklus I

P1 P2

1. Jumlah Peserta Didik 20 20

2. KKM 70 70

3. Rata-Rata 77,5 83,5

4. Nilai Tertinggi 100 100

5. Nilai Terendah 50 60

6. Jumlah Peserta Didik Tuntas 15 18 7. Jumlah Peserta Didik Tidak Tuntas 5 2

8. Persentase Ketuntasan 75% 90%

9. Rata-Rata Siklus II 80,5

10. Persentase Ketuntasan Siklus II 83%

11. Kriteria Siklus II Sangat baik

Berdasarkan hasil prestasi belajar peserta didik menggunakan lembar soal evaluasi pada siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 80,5. Jumlah peserta didik yang tuntas pada pertemuan 1 berjumlah 15 dan pada pertemuan 2 yaitu 18. Jumlah peserta didik yang tidak tuntas pada pertemuan 1 yaitu 5 dan pertemuan 2 yaitu 2. Persentase ketuntasan yang dicapai pada siklus II mencapai 83% dengan kategori sangat baik. Nilai tes prestasi belajar pada siklus II sudah mengalami peningkatan dan sudah mencapai indikator keberhasilan prestasi belajar yaitu 83%, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.

Pembahasan

1. Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik

Hasil angket minat belajar peserta didik dari siklus I hingga siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Minat belajar peserta didik pada siklus I hingga siklus II mengalami peningkatan. Kriteria minat belajar juga meningkat dari yang baik menjadi sangat baik.

Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Minat Belajar No Siklus Persentase Ketuntasan Kriteria

1. I 60,90% Tidak Baik

2. II 85,24% Sangat Baik

Minat belajar peserta didik meningkat dari siklus I dengan persentase 60,90%, dan pada siklus II meningkat menjadi 85,24%. Berdasarkan hasil tabel 4.8 dapat diketahui bahwa hasil minat belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus II. Minat belajar peserta didik pada siklus I dengan persentase ketuntasan 60,97% kategori kurang baik dan siklus II dengan persentase 85,24% kategori sangat baik. Aktivitas peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus II.

Peningkatan hasil aktivitas peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Lesmana dapat dilihat pada tabel 4.14 sebagai berikut:

(7)

Copyright © 2023, Renisa Reza Umami, Dian Artha Kusumaningtyas, Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Aktivitas Peserta Didik

No Pencapaian Siklus I Siklus II

P1 P2 P1 P2

1 Jumlah skor 14 15 17 20

2 Persentase

Ketuntasan 66.67% 71.43% 81% 95%

3 Persentase Siklus 69.05% 88%

4 Kriteria Cukup Sangat Baik

Aktivitas peserta didik meningkat dari siklus I dengan persentase 69.05% dengan kategori cukup mengalami peningkatan menjadi 88% dengan kategori sangat baik pada siklus II.

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dari hasil aktivitas peserta didik. Siklus I pertemuan 1 dengan persentase ketuntasan 61,9% dan pertemuan 2 dengan persentase ketuntasan 66,67%. Persentase ketuntasan siklus I yaitu 69,05% dengan kriteria cukup. Siklus II pertemuan 1 dengan persentase ketuntasan 81% dan pertemuan 2 dengan persentase ketuntasan 95%. Persentase ketuntasan siklus II yaitu 88% dengan kriteria sangat baik.

2. Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa pembelajaran menggunakan model Discovery Learning membuat pemahaman peserta didik menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada setiap akhir pertemuan. Rekapitulasi nilai prestasi belajar peserta didik dapat dilihat pada table 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10 Peningkatan Hasil Prestasi Belajar Peserta Didik No. Pencapaian Siklus I Siklus II

1. KKM 70 70

2. Rata-rata 41,91 80,5

3. Persentase Ketuntasan 40% 83%

4. Kriteria Cukup Sangat

baik

Berdasarkan hasil prestasi belajar peserta didik, dapat dilihat bahwa ada peningkatan prestasi belajar peserta didik yang tercapai pada setiap siklus dari rata-rata siklus I yaitu 41,91, rata-rata siklus II yaitu 80,5.

Berdasarkan hasil penlitian menunjukkan peningkatan prestasi belajar pada siklus I hingga II. Pada siklus I rata-rata nilai yaitu 41,91 dengan persentase ketuntasan 40%. Pada siklus II prestasi belajar peserta didik meningkat yaitu dengan rata-rata nilai mencapai 80,5 dengan persentase ketuntasan 83%. Hasil siklus II menunjukkan bahwa prestasi belajarpeserta didik sudah mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70 dengan indikator ketuntasan peserta didik sekurang-kurangnya 70% dari seluruh peserta didik.

(8)

Copyright © 2023, Renisa Reza Umami, Dian Artha Kusumaningtyas, Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan dalam pelaksanaan model Discovery Learning, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model Discovery Learning dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran. Siklus I dengan persentase ketuntasan yang diperoleh peserta didik yaitu 60,90% dengan kriteria cukup. Siklus II dengan persentase ketuntasan yang diperoleh peserta didik yaitu 85,24% dengan kriteria sangat baik. Model Discovery Learning juga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada setiap siklus.

Hal tersebut dapat diketahui dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa rata-rata siklus I yaitu 41, 91 dengan persentase ketuntasan 40%. Prestasi belajar pada siklus II dapat diketahui dari rata-rata nilai evaluasi pada siklus II adalah 80,50 dengan persentase ketuntasan 83%.

2. Model discovery elarning efektif meningkatkan minat dan prestasi belajar peserta didik apabila peserta didik dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, dibimbing untuk menemukan dan mengemukakan gagasannya terkait topik yang dipelajari.

Daftar Pustaka

Arindah, Agustin Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Volume 03 Nomor 02, 2015

(https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEAR/article/view/25004/15185, diakses 16 Februari 2022).

Basri, H. 2015. Paradigma Baru Sistem Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kemmis, S., & Robin, M. 1982. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University

Mulyasa. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prasasti, Dianita Eka, Henny Dewi Koeswanti, Sri Giarti. 2019. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Matematika melalui Model Discovery Learning di Kelas IV SD.

Jurnal Basicedu, Vol 3, Nomor 1, 2019

(https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/98, diakses 16 Februari 2022).

Priansa, D. J. 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Rahmayani, A., Siswanto, J., & Budiman, M. A. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery

(9)

Copyright © 2023, Renisa Reza Umami, Dian Artha Kusumaningtyas, Rumgayatri 2723-0295(ISSN Online) | 2775-0973 (ISSN Cetak)

Learning dengan Menggunakan Mediavideo Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Ilmiah

Sekolah Dasar, Vol. 3 No. 2, Mei 2019

(https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/ 18055 diakses 24 Maret 2022).

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudaryono, Margono, G., & Rahayu, W. 2013. Pengembanagn Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Susanto, A. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Syah, M. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif edisi 4. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tersedia di https://pusdiklat.perpusnas.go.id/public/media/regulasi/2019/11/12/2019_11_ 12- 03_49_06_9ab7e1fa524ba603bc2cdbeb7bff93c3.pdf (diunduh 10 Februari 2022).

Widoyoko, E. 2018. Teknik Penyususnan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian yang berjudul **SINTES1S KOMPOSIT FezOj-SERBUK BIJI KAPUK SEBAGAI ABSORBEN PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT"

Hal tersebut dapat terjadi karena aparat pengawas internal inspektorat di Provinsi Riau telah memiliki kompetensi yang sangat baik dalam pengetahuan, keahlian, dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakata Tahun 2007 disusun berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

telah dikemukakan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Gambaran Status Gizi terhadap kejadian TB Paru di Rumah Sakit Umum Imelda

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan

Pada hasil penelitian, setelah pemberian teknik relaksasi nafas dalam secara signifikan menurunkan intensitas nyeri sesuai dengan teori Priharjo (2003, dalam Jayanthi,

obat sipilis dan herpes - Gejala Penyakit sipilis Pada Wanita akan muncul sekitar 3 minggu - 6 bulan setelah berhubungan seksual dengan penderita, umumnya penyakit

a. Akar dikotil berbeda dengan akar monokotil dalam hal... Bagian akar yang mempunyai sifat meristematis adalah.... Jaringan berikut termasuk silinder pusat akar tumbuhan dikotil,