• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Nemo Dat Rule dalam Putusan Mahkamah Agug Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Nemo Dat Rule dalam Putusan Mahkamah Agug Republik Indonesia"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN

Reg. No. 1887 K/PDT/1986

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG

MAHA ESA

MAHKAMAH AGUNG

Memeriksa perkara perdata tingkat kasasi, telah mempunyai putusan sebagai

berikut dalam perkara :

PT. PERUSAHAAN PELAYARAN SAMUDERA “SAMUDERA

INDONESIA”, berkedudukan di Jakarta, Jalan Kalibesar Barat No.43, yang diwakili

oleh dan memilih domilisi di kantor kuasanya LOEKMAN WIRIADINATA, SH.,

dan kawan-kawan, Advokat dan Pengacara, Jalan Veteran III/7A Jakarta berdasarkan

surat kuasa khusus tanggal 28 Februari 1986;

Pemohon Kasasi dahulu adalah pihak Tergugat I-Pembanding;

Melawan:

PT. SEJAHTERA BANK UMUM, berkedudukan di Jakarta, Jalan Tiang Bendera No.15 Jakarta Barat, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya HERMAN WIDJAJA,

SH., dan kawan, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 10 Maret 1986;

Termohon Kasasi, dahulu Penggugat-Terbanding;

dan:

(3)

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut, ternyata bahwa sekarang

Termohon kasasi sebagai Penggugat asli telah menggugat sekarang Pemohon Kasasi

dan Turut Termohon kasasi sebagai tergugat-tergugat asli di muka persidangan

Pengadilan Negeri, Jakarta Barat pada pokoknya atas dalil-dalil:

Bahwa pada akhir tahun 1982/ permulaan tahun 1983, Tergugat asli II telah

melakukan impor pupuk dari Phosphate Mining Company of Christmas Island Ltd.

Canberra, Australia sebanyak 3000 metric ton seharga seluruhnya US.$ 195.000,- atas pesanan PT. Putra Buana, PT. Kapuas Dua Belas dan PT. Sinar Mulia Buana,

masing-masing sebanyak 1000 metric ton;

Bahwa untuk melaksanakan impor tersebut, atas permintaan Tergugat asli II,

Penggugat asli melalui The Chartered Bank di Jakarta telah membuka 3 buah Letter of Credit (L/C) untuk dibayar kepada penjual pupuk tersebut, yang keseluruhannya berjumlah US.$ 195.000,-;

Bahwa pupuk impor tersebut telah dikirim dan diangkut oleh Tergugat asli I,

sesuai Bill of Lading (B/L)/ Konosemen dari Melbourne tertanggal 23 Maret 1983 (bukti P.1, P.2 dan P.3);

Bahwa setelah ditebus oleh Penggugat asli, semua lembar dari Bill of Lading (B/L)/ Konosemen tersebut yang masing-masing dibuat rangkap 3, kini ada pada

Penggugat asli. Meskipun demikian, sesuai jawaban dari Tergugat asli I (bukti P.4),

(4)

pemesannya dengan melalui Tergugat asli II, tanpa penyerahan Bill of Lading (B/L)/ Konosemen asli;

Bahwa sesuai dengan ketentuan, maka Tergugat Asli II untuk kepentingan

pembukuan Letter of Credit (L/C) tersebut di atas masih mempunyai kewajiban pembayaran kepada Penggugat asli, sejumlah sebagai berikut:

a. Untuk Letter of Credit (L/C) tanggal 31 Januari 1983 No. 901/0475/83 dan tanggal 31 Januari 1983 No. 901/076/83 sebesar:

2 x US.$ 65.000,- = US.$ 130.000,-,

baru dibayar 10% = US.$ 13.000,-,

sisa = US.$ 117.000,-.

b. Untuk Letter of Credit (L/C) tanggal 14 Februari 1983 No. 901/0691/83, sejumlah:

1 x US.$ 65.000,- = US.$ 65.000,-,

baru dibayar 20% = US.$ 13.000,-,

sisa = US.$ 52.000,-.

Sisa seluruhnya : US.$ 117.000,- + US.$ 52.000,- = US.$ 169.000,-.

Bahwa sampai saat iniTergugat asli II tidak melakukan pembayaran atas sisa

kewajibannya, sehingga menurut hukum, Tergugat Asli II telah melakukan perbuatan

melawan hukum. Demikian juga dengan Tergugat Asli I atas tindakannya yang secara

tanpa hak menyerahkan pupuk yang diangkutnya kepada pihak yang tidak dapat

menunjukkan Bill of Lading (B/L)/ Konosemen dari pupuk tersebut, adalah merupakan perbuatan yang melawan hukum, karena melanggar Pasal 507, 508, 509

(5)

Bahwa dengan adanya perbuatan melawan hukum dari Tergugat-Tergugat Asli

tersebut, Penggugat Asli berhak menurut pembayaran dari Tergugat-Tergugat Asli

secara tanggung renteng sejumlah US.$ 169.000,- ditambah ganti rugi, bunga 13%

per tahun terhitung mulai tanggal 24 Maret 1983 sampai dengan 15 November 1984

= US.$ 36.378,72, sehingga jumlah seluruhnya US.% 205.738,72,-;

Bahwa untuk menjamin pelaksanaan putusan dalam perkara, Penggugat asli

mohonagar terhadap barang-barang bergerak milik Tergugat-tergugat asli, diletakkan

sita jaminan;

Bahwa berdasarkan hal-hal di atas, Penggugat asli menuntut kepada Pengadilan

Negeri Jakarta Barat untuk menjatuhkan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu

sebagai berikut:

DalamProvisi:

- Meletakkan sita jaminan atas barang-barang bergerak berupa alat perlengkapan

kantor maupun atas tanah berikut bangunan milik Tergugat I yang terletak di

Jalan Let. Jen. S. Parman No.35 Jakarta Barat;

1. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan sebelumnya;

2. Menyatakan bahwa Tergugat I, PT. Samudera Indonesia telah melakukan

perbuatan melawan hukum, yakni dalam kedudukannya sebagai pengangkut

dan/atau sebagai agen pelayaran telah menyerahkan barang berupa 300 metric

ton pupukkepada pihak ketiga tanpa penyerahan Bill of Lading (B/L)/Konosemen asli, sehingga merugikan kepentingan Penggugat sejumlah

(6)

3. Menyatakan bahwa Tergugat II telah melakukan perbuatan melawan hukum,

yaitu dengan telah tidak memenuhi kewajibannya kepada Penggugat

sehubungan dengan pembukuan 3 (tiga) buah Letter of Credit (L/C): L/C No.901/0475/83 sebesar US.$ 65.000,-

L/C No. 901/0476/83 sebesar US.$ 65.000,- + US.$ 130.000,- sudah dibayar

10% US.S 13.000,- US.$ 117.000,-

L/C No. 901/0691/83 sebesar US.$ 65.000,-

dibayar 20% US.$ 13.000,- US.$ 52.000,- US.$ 169.000,-

Bunga (24 Maret 1983 sampai dengan 15 November 1984)

602 hari x 13% p.a US.$ 36.738,72.

Jadi jumlah berikut bunga sebesar US.$ 205.738,72;

4. Menghukum oleh karena itu Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung

renteng untuk membayar kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus uang

sejumlah US.$ 205.738,72 atau dengan nilai lawan dengan kurs US.$ 1 = Rp

1.072,- yakni berjumlah 205.738,72 x Rp 1.072 = Rp 220.551.908,- (dua ratus

dua puluh juta lima ratus lima puluh satu ribu sembilan ratus delapan rupiah),

ditambah dengan bunga yang berlaku bagi suatu pemberian kredit dan jumlah

tersebut, yakni sebesar 2,5% per bulan, sejak mulai didaftarkannya gugatan itu

sampai dibayar lunas jumlah tersebut di atas;

5. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu, meskipun andaikata

(7)

6. Biaya-biaya menurut hukum atau setidak-tidaknya mohon Pengadilan

memberi putusan yang seadil-adilnya sebagaimana layaknya suatu pengadilan

yang baik.

Bahwa terhadap gugatan Penggugat asli tersebut, oleh Tergugat asli II diajukan

eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil:

Bahwa gugatan Penggugat asli campur aduk antara wanprestasi (posita butir

ke-2 dan ke-6) dengan perbuatan melawan hukum seperti yang diatur dalam Pasal 1365

BW (posita butir ke-7);

Bahwa oleh karena itu, gugatan Penggugat Asli yang kabur itu harus ditolak

dan/atau dinyatakan bahwa gugatan itu adalah mengenai wansprestasi saja atau

mengenai perbuatan melawan hukum saja;

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Barat telah

mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal 18 September 1985 No.

009/Pdt/G/1985/PN.Jkt. Bar. Yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

- Mengabulkan gugatan Penggugat untuksebagian;

1. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan dalam perkaraini;

2. Menyatakan Tergugat I, PT. Samudera Indonesia telah melakukan perbuatan

melawan hukum, yakni dalam kedudukannya sebagai pengangkut dan/atau

sebagai agen pelayaran telah menyerahkan barang berupa 3000 metric ton pupuk Phosphate kepada pihak ketiga tanpa penyerahan Bill of

(8)

3. MenghukumTergugat I dihukum untuk membayar dengan tunai dan sekaligus

dengan penerimaan surat tanda pembayaran yang sah, kepada Penggugat yang

sebesar US.$ 169.000,- (seratus enam puluh sembilan ribu U$ dollar), atau

dengan nilai lawan dengan kurs US.$ 1 = Rp 1.072,- atau kurs yang sedang

berlaku pada saat pembayaran dilakukan;

4. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu, tanpa mengindahkan

Tergugat I mengajukan perlawanan, banding, atau kasasi (uitvoerbaar bij

voorraad);

5. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya;

6. Menghukum Tergugat I untuk membayar biaya perkara, yang hingga sekarang

ditentukan sebesar Rp 90.750- (sembilan puluh ribu tujuh ratus lima puluh

rupiah);

Putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat I telah

diperbaiki oleh Pengadilan Tinggi Jakarta dengan putusannya tanggal 8 Januari 1986

No. 544/Pdt/1985/PT.DKI. Yang amarnya berbunyi sebagaiberikut:

- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat I;

- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 11 September 1985

No.009/Pdt/G/1985PN.JKT.BAR. yang dimohonkan banding, akan tetapi dengan

perbaikan sehingga berbunyi sebagai berikut:

- Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian;

1. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan dalam perkaraini;

2. Menyatakan bahwa Tergugat I, PT. Samudra Indonesia dalam kedudukannya

(9)

berupa 3000 metric ton pupuk Phospate kepada pihak ketiga tanpa penyerahan

Bill of Lading/ Konosemen asli dan Tergugat II, PT. Gespamindo yang telah meminta agar 3000 metric ton pupuk itu diserahkan tanpa Bill of Lading/ Konosemen asli, telah melakukan perbuatan melawan hukum;

3. Menghukum oleh karena itu Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung

renteng untuk membayar kepada Penggugat secara tunai dan sekaligus, uang

sejumlah US.$ 169.000,- (seratus enam puluh sembila ribu US dollar) dengan

nilai tukar rupiah pada saat pembayaran dilakukan, ditambah dengan ganti

rugi sebesar 6% setahun dari jumlah tersebut, mulai dari gugatan didaftarkan

sampai dibayar lunas;

4. Menyatakan bahwa perkara itu dapat dijalankan lebih dahulu, meskipun

Tergugat I dan Tergugat II mengajukan upaya-upaya hukum seperti

perlawanan, banding atau kasasi;

5. Menolak gugatan Penggugat selebihnya;

6. Menghukum Tergugat I sekarang Pembanding untuk membayar biaya perkara

dalam tingkat banding sebesar Rp. 17.750,- (tujuh belas ribu tujuh ratus lima

puluh rupiah);

Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Tergugat

I-Pembanding pada tanggal 19 Februari 1986, kemudian terhadapnya oleh Tergugat I

Pembanding (dengan perantaraan kuasanya khusus berdasarkan surat kuasa khusus

tanggal 28 Februari 1986) diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 3

Maret 1986 sebagaimana ternyata dari akta permohonan kasasi No. 014/Srt.

(10)

permohonan mana kemudian disusul oleh memorikasasi yang memuat alasan-alasan

yang diterima di epaniteraan Pengadilan Negeri tersebutpada tanggal 14 maret 1986;

Bahwa setelah itu oleh Penggugat-Terbanding yang pada tanggal 15 Maret

1986 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat I-Pembanding, diajukan

jawaban memori kasasi, diterima Kapaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Barat

tanggal 5 April 1986;

Menimbang bahwa oleh karena baik pemberitahuan isi putusan maupun

permohonan kasasi dilakukan sesudah Undang-Undang No.14 tahun 1985 berlaku,

maka terhadap perkara kasasi ini diberlakukan tenggang-tenggang waktu kasasi

menurut Undang-Undang No.14 tahun 1985;

Menimbang bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya yang telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama diajukan dalam tenggang

waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu

permohonan kasasi tersebut secara legal dapat diterima;

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon kasasi

dalam memori kasasi tersebut pada pokoknya ialah:

1. Bahwa putusan Pengadilan Tinggi yang menguatkan Putusan Pengadilan

Negeri tentang putusan dapat dijalankan lebih dahulu (uitvoerbaar bij

voorraad) adalah melanggar Pasal 180 (1) HIR jo. Instruksi Mahkamah Agung tanggal 13 Februari 1958 No.348/K/5216/M dan surat Mahkamah

Agung tanggal 30 Mei 1975 No. 158/0254/i/um/1975 serta surat-surat edaran

Mahmakah Agung No. 06/1975 tanggal 1 Desember 1975, No.3/1971 tanggal

(11)

tersebut tidak ada hal-hal yang bersifat eksepsional, lagipula terhadap

barang-barang milik Tergugat Asal 1telah diletakkan sita jaminan yang nilainya

melebihi nilai gugatan;

2. Bahwa terlihat dalam gugatan, yang menjadi pokok perkara bukan karena

telah diserahkannya barang yang diangkut oleh Tergugat Asal I yang in casu

atas permintaan Tergugat Asal II, kepada pemesan sebagaimana terlihat dalam

B/L nya. Melainkan karena masih adanya kewajiban pembayaran oleh

Tergugat Asal II kepada Penggugat asal, uang sejumlah US.$ 169.000,-

sebagai akibat dibukanya L/C untuk mengimpor pupuk dari Australia.

Dengan adanya kenyataan tersebut, maka Judex Facti seharusnya

mempertimbangkan, siapa yang dibebani tanggung jawab. Oleh karena Pengadilan

Tinggi menganggap telah terbukti bahwa Tergugat Asal II melakukan perbuatan

melawan hukum yang mengakibatkan kerugian bagi Penggugat asal (vide Putusan

Pengadilan Tinggi halaman 5, 7, 8), maka sesuai dengan bunyi ketentuan Pasal 1365

KUHPerdata, yang wajib mengganti kerugian adalah Tergugat Asal II.

Di samping itu, Judex Facti juga tidak mempertimbangkan akan hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak terhadap perjanjian yang dibuatnya, yang dalam

perkara a quo adalah adanya L/C yang dibuat oleh dan di antara Penggugat asal

dengan Tergugat Asal II dan adanya B/L yang dibuat oleh dan di antara Tergugat

Asal II dengan Tergugat Asal I.

Kedua perjanjian itu berbeda, yaitu L/C diatur dalam Undang-Undang Pokok

Perbankan (vide Pasal 1c), sedang B/L diaturdalam KUHD (vide Pasal 506), dan

(12)

berdiri sendiri-sendiri, sehingga menurut Pasal 1338 (1) dan Pasal 1340 KUH

Perdata, hak-hak dan kewajiban-kewajibannya juga terpisah satu samalain, karena

perjanjian hanya mengikat bagi para pihak yang membuatnya dan tidak dapat

membawa rugi kepada pihak ketiga. Atas dasar itu, maka kerugian yang ditimbulkan

oleh belum dibayar lunasnya L/C oleh Tergugat asal II tidak dapat dibebankan

kepada Tergugat asal I dengan alas an barang-barang yang diangkutnya telah

diserahkan tanpa B/L asli, yang notabene penyerahan tersebut telah mendapat

jaminan dari Tergugat asal II (vide bukti T. 1. 3 sampai dengan T. 1. 5 jo T. i. 6) dan

sebelumnya telah mendapat pula persetujuan dari prinsipnya (bukti T. 1. 2)

Selain hal-hal yang diuraikan di atas, Putusan Pengadilan Negeri mengenai

perkara a quo mengandung kontradiksi. Di mana dalam pertimbangan hukum menyatakan telah terbukti bahwa Tergugat Asal II masih mempunyai kekurangan

pembayaran kepada Penggugat asal sebesar US.$ 169.000,- tetapi apa yang

dipertimbangkan tersebut tidak dicantumkan dalam amarnya. Demikian pula

Pengadilan Tinggi yang dalam pertimbangannya mengakui bahwa kerugian yang

diderita Penggugat asal adalah karena Tergugat asal II masih mempunyai kekurangan

pembayaran L/C sebesar US.$ 169.000,-, tetapi dalam amarnya menghukum Tergugat

asal I secara tanggung renteng membayar kerugian itu.

3. a. Bahwa Putusan Pengadilan Tinggi yang menghukum Tergugat Asal I dan II

secara tanggung renteng membayar ganti rugi kepada Penggugat Asal sebesar

US.$ 169.000,- adalah melanggar Pasal 1282 KUHPerdata yang berbunyi;

“tiada perikatan dianggap tanggung-menanggung, melainkan jika hal itu

(13)

membuktikan adanya perjanjian / hubungan hukum antara Penggugat asal

dengan Tergugat Asal I, dan juga tidak dapat membuktikan adanya suatu

perjanjian tanggung renteng antara Tergugat Asal I dengan Tergugat Asal II,

dan pula tidak ada undang-undang yang menetapan demikian.

b. Bahwa demikian pula Penggugat Asal tidak dapat membuktikan bahwa

kerugian yang diderita Penggugat Asal adalah sebagai akibat perbuatan

Tergugat Asal I. Oleh karena Penggugat asal tidak dapat membuktikan secara

terinci kerugian yang dideritanya, maka gugatan tentang ganti rugi harus

ditolak. Disamping itu suatu putusan Pengadilan tidak boleh mengandung

kontradiksi antara pertimbangan hukum dengan amar putusannya dan juga

tidak boleh kabur, sehingga menimbulkan permasalahan dalam

pelaksanaannya (vide Putusan Mahkamah Agung tanggal 25 Maret 1971 No.

598 K/Sip/1971 dan Putusan Mahkamah Agung tanggal 25 Maret 1972 No.51

K/Sip/1972).Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas, maka tidak ada alasan

bagi Judex Facti untuk menghukum Tergugat Asal I secara tanggung renteng

dengan Tergugat Asal II untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat

asal;

4. Bahwa Putusan Pengadilan Tinggi yang mengabulkan bunga ganti rugi

sebesar 6% setahun adalah melanggar hukum yang berlaku tentang bunga

pinjaman di bank. Penggugat Asal tidak dapat membuktikan bahwa antara

Tergugat Asal I dengan Penggugat Asal ada suatu hubungan hukum, sehingga

dengan demikian telah tidak terbukti pula bahwa antara Tergugat asal I

(14)

Mahkamah Agung tanggal 7 Agustus 1975 No. 1114 K/Sip/1972 dapat

diketahui dengan jelas bahwa tuntutan bunga harus diperjanjikan dalam

perjanjian, tanpa ada diperjanjikan, tuntutan bunga harus ditolak;

Dalam perkara a quo, bunga yang dituntut sebagai ganti rugi tersebut tidak diperjanjikan dalam perjanjian L/C dan tuntutan bunga ganti rugi sebesar 13%

per tahun bukan merupakan bunga bank sebagaimana lazimnya. Selain itu

perjanjian L/C bukan merupakan perjanjian hutang-piutang biasa antara satu

orang dengan orang lain yang mungkin berdasarkan rasa keadilan dapat

ditetapkan oleh Pengadilan besarnya bunga sebagai ganti rugi, melainkan

merupakan suatu perjanjian pinjam meminjam antar bank di satu pihak

dengan peminjam di lain pihak, dimana peminjam berkewajiban melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu, sehingga seharusnya tentang bunga

secara tegasdicantukan dalam perjanjian dan apabila tidak adalah sebuah

resiko bank sendiri;

5. a. Bahwa dalam Putusan Pengadilan Tinggi yang menguatkan dengan

perbaikan Putusan Pengadilan Negeri terdapat ketidaktertiban dalam beracara

dan mengandung kontradiksi dan kabur, serta melanggar Pasal 181 (1) HIR

dan Pasal 184 (1) HIR. Dalam pertimbangan hukumnya, Pengadilan Negeri

menyatakan bahwa telah terbukti berdasarkan hukum bahwa Tergugat asal II

mempunyai kekurangan pembayaran kepada Penggugat Asal sejumlah US.$

169.000,- hingga dengan demikian tuntutan Penggugat asal sepanjang

Tergugat Asal II tidak memenuhi kewajibannya kepada Penggugat asal

(15)

yang telah dipertimbangkan itu sama sekali tidak tercantum.Dahulu sewaktu

dalam tingkat Banding, terhadap hal tersebut telah diajukan keberatan oleh

Tergugat Asal I dalam memori bandingnya, sehingga Pengadilan Tinggi

hendak memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri tentunya hal tersebut

dipertimbangkan, akan tetapi kenyataannya hal tersebut tidak

dipertimbangkan oleh Pengadilan Tinggi;

b. Bahwa andaikata Pengadilan Tinggi hendak mengadili sendiri, seharusnya

Pengadilan Tinggi membatalkan Putusan Pengadilan Negeri lebih dahulu dan

kemudian dengan pertimbangannya sendiri memberikan putusannya;

c. Bahwa Putusan Pengadilan Negeri mengenai ganti rugi dan tanggung

renteng adalah tepat,sehingga Tergugat Asal I tidak memperoleh lagi dalam

memori bandingnya, akan tetapi kenyataannya Pengadilan Tinggi telah

meninjau Putusan Pengadilan Negeri yang tidak dibanding itu dan

mengubahnya dengan mengabulkan tuntutan Penggugat Asal akan bunga

ganti rugi dan tanggung renteng,sehingga dalam hal ini Pengadilan Tinggi

telah menyimpang dari Putusan Mahkamah Agung tanggal 2 Desember 1975

No.261 K/Sip/1973;

d. Bahwa kecuali itu, Putusan Pengadilan Tinggi juga mengandung

kontradiksi dan kabur, karena di satu pihak menyatakan bahwa kerugian yang

diderita Penggugat asal adalah sebanyak sisa pelunasan L/C yang masih harus

dibayar oleh Tergugat Asal II sebesar US.$ 169.000,-, tetapi di lain pihak

menyatakan bahwa Tergugat I telah melakukan perbuatan melanggar hukum

(16)

US.$ 169.000,- secara tanggung renteng, meskipun Penggugat asal tidak dapat

membuktikan bahwa kerugian yang dideritanya itu adalah akibat perbuatan

Tergugat Asal I;

e. Bahwa kemudian ternyata pula bahwa Putusan Pengadilan Tinggi telah

melanggar Pasal 181 (1) HIR jo. Pasal 184 (1) HIR tentang biaya perkara,

yaitu dalam putusannya, Pengadilan Tinggi telah memutuskan bahwa

Tergugat Asal I dan II telah melakukan perbuatan melawan hukum dan

karenanya menghukum Tergugat Asal I dan II secara tanggung renteng

membayar kepada Penggugat asal uang sejumlah US.$ 169.000,- sehingga ini

berarti bahwa Tergugat Asal I dan II dinyatakan sebagai pihak yang kalau dan

berdasarkan Pasal 181 (1) HIR jo 184 (1) HIR harus dihukum untuk

membayar biaya perkara. Akan tetapi kenyataannya dalam amar, yang

dihukum untuk membayar biaya perkara hanya Tergugat Asal I;

6. Bahwa Judex Facti baik dalam proses pemeriksaan dan dalam putusannya terdapat keanehan-keanehan dan ketidaktertiban dalam beracara, yaitu:

a. Dalam pertimbangannya Pengadilan Negeri menyatakan Tergugat Asal II

terbukti melakukan perbuatan melawan hukum, yaitu tidak melunasi

kekurangan pembayaran L/C kepada Penggugat Asal, sehingga petitum 3

dapat dikabulkan, akan tetapi anehnya amar putusannya tidak mencantumkan

hukuman terhadap Tergugat Asal II, malah yang dicantumkan adalah

hukuman terhadap Tergugat Asal I, meskipun Penggugat Asal tidak dapat

membuktikan bahwa kerugian yang dideritanya adalah akibat perbuatan

(17)

b. Biaya perkara, pada waktu putusan diucapkan jelas dinyatakan oleh Majelis

Pengadilan Negeri bahwa biaya perkara dibebankan kepada Tergugat Asal II,

demikian pula sebagaimana tercantum dalam akta banding (terlampir tanda

PK.1), tetapi dalam amar putusan, yang dihukum membayar biaya perkara

adalah Tergugat Asal I;

c. Putusan Pengadilan Tinggi terdapat kontradiksi dan kabur, karena di satu

pihak menyatakan bahwa kerugian yang diderita Penggugat Asal adalah

karena belum dilunasinya sisa pembayaran L/C oleh Tergugat Asal II dan

karena itu tuntutan tersebut dapat dikabulkan, akan tetapi anehnya Tergugat

Asal I juga turut dihukum secara tanggung renteng, meskipun Penggugat asal

tidak dapat membuktikan bahwa kerugian yang dideritanya adalah akibat

perbuatan Tergugat Asal I;

d. Lebih aneh lagi, bahwa berkas perkara dikirim oleh Pengadilan Negeri

tanggal 21 November 1985, tetapi telah diterima oleh Pengadilan Tinggi pada

tanggal 19 November 1985 (terlampir tertanda PK.2);

Menimbang:

Mengenai keberatan ad.1:

Bahwa keberatan ini tidak dapat dibenarkan, karena hal tersebut tidak perlu

dipertimbangkan, sebab amar dalam putusan kasasi tidak perlu menyebutkan tentang

serta merta;

Mengenai keberatan-keberatan ad.2 dan 4:

Bahwa keberatan-keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan, karena Pengadilan

(18)

penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal

mana tidak dapat dipertimbangkan dalam tingkat kasasi karena pemeriksaan dalam

tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak dilaksanakan atau ada kesalahan dalam

perlaksanaan hukum, sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-Undang

No.14 Tahun 1985;

Mengenai keberatan ad.3.a:

Bahwa keberatan ini dapat dibenarkan, karena tidak ada perjanjian antara

Tergugat Asal I dan Tergugat Asal II yang menyatakan dengan tegas adanya

tanggung jawab renteng sesuai dengan ketentuan Pasal 1282 KUHPerdata. Oleh

karena telah terbukti bahwa Penggugat Asal menderita kerugian sebesar US.$

169.000,- sebagai akibat dari kesalahan/perbuatan melawan hukum yang dilakukan

oleh Tergugat-tergugat Asal, di mana Tergugat Asal I sebagai pengangkut dan/atau

agen pelayaran atas permintaan Tergugat Asal II telah menyerahkan barang-barang

yang diangkutnya kepada pihak ketiga tanpa penyerahan B/L, maka adalah adil

apabila resiko atas kesalahan bersama itu dipikul oleh Tergugat-Tergugat asal secara

bersama-sama pula yakni masing-masing setengah bagian dari US.$ 169.000,- atau

Tergugat Asal I dan II masing-masing dihukum untuk membayar kepada Penggugat

asal, uang sejumlah US.$ 84.500,-;

Mengenai keberatan-keberatan ad.3 dan 5 d:

Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenarkan, karena mengenai

penilaian hasil pembuktian, seperti telah dipertimbangkan di atas, keberatan serupa

(19)

Mengenai keberatan ad. 5 a:

Bahwa keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi

Jakarta tidak salah menerapkan hukum;

Mengenai keberatan ad. 5 b:

Bahwa keberatan ini dapat dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi Jakarta

seharusnya membatalkan lebih dahulu Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat,

sepanjang mengenai gugatan terhadap Tergugat Asal II dan bunga, dan mengadilinya

sendiri tentang hal-hal tersebut;

Mengenai keberatan ad. 5 c:

Bahwa keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi

Jakarta tidak salah menerapkan hukum, sebab dalam tingkat banding, perkara

diperiksa lagi secara keseluruhan

Mengenai keberatan ad. 5 e:

Bahwa keberatan ini juga dapat dibenarkan, karena Tergugat Asal I dan II telah

dinyatakan kalah dalam perkara ini, maka Tergugat Asal I dan II harus dihukum

untuk membayar ongkos perkara;

Mengenai keberatan- keberatan ad. 6 a dan b:

Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenarkan, karena tidak ditujukan

kepada Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta;

Mengenai keberatan ad. 6 c:

Bahwa keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi

Jakarta tidak salah menerapkan hukum, kecuali mengenai tanggung renteng seperti

(20)

Mengenai keberatan ad. 6 d:

Bahwa keberatan ini juga tidak dapat dibenarkan, karena keberatan tersebut

bukan merupakan alasan kasasi;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pada ad.5 b dan 5

e tersebut di atas, menurut pendapat Mahmakah Agung, cukup alasan untuk

mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon kasasi. PT.

Perusahaan Pelayaran Samudera “Samudera Indonesia” tersebut di atas, dan untuk

membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 8 Januari 1986. No.

554/PDT/1985/PT.DKI, yang menguatkan dan memperbaiki Putusan Pengadilan

Negeri Jakarta Barat tanggal 11 September 1985 No. 009/Pdt/G/1985/Jkt, sehingga

Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar seperti yang akan

disebutkan dibawah ini, sepanjang mengenai tanggung renteng dan ongkos perkara;

Menimbang bahwa dalam perkara ini Pemohon kasasi/ Tergugat Asal I dan

Turut Termohon Kasasi/ Tergugat Asal II sebagai pihak yang dikalahkan harus

membayar semua biaya perkara, baik yang jatuh dalam tingkat pertama dan tingkat

banding, maupun yang jatuh dalam tingkat kasasi, masing-masing separo-separo;

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang - Undang No.14 Tahun 1970 dan

Undang-Undang No.14 Tahun 1985 yang bersangkutan;

MENGADILI:

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. PERUSAHAAN

PELAYARAN SAMUDERA “SAMUDERA INDONESIA” tersebut;

Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 8 Januari 1986

(21)

Negeri Jakarta Barat tanggal 11 September 1985 No. 009/Pdt/G/1985/PN. Jkt. Bar,

sepanjang mengenai tanggung renteng dan ongkos perkara;

DAN MENGADILI SENDIRI:

Dalam Eksepsi:

- Menolak Eksepsi Tergugat II;

Dalam Pokok Perkara:

1. Menyatakan sah dan berharga conservatoir beslag yang dilaksanakan oleh

Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 29 Januari 1986 No.

009/Pdt/1985/PN. Jkt .Bar atas sebidang tanah beserta dua buah bangunan yang

berdiri diatasnya yang terletak di Jalan Let. Jen. S. Parman No.35 (Slipi) Jakarta

Barat;

2. Menyatakan bahwa Tergugat I dan Tergugat II telah melakukan perbuatan

melawan hukum;

3. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membayar kepada Penggugat secara

tunai dan sekaligus, masing-masing setengah bagian dari US.$ 169.000,- atau

masing-masing sejumlah US.$ 84.500,- ditambah dengan bunga sebesar 6%

setahun dari jumlah tersebut mulai dari gugatan didaftarkan sampai dibayar lunas;

4. Menolak gugatan Penggugat untuk selebihnya;

Menghukum Pemohon Kasasi dan Turut Termohon Kasasi untuk membayar

biaya perkara, baik yang jatuh dalam tingkat pertama dan tingkat banding maupun

yang jatuh dalam tingkat kasasi masing-masing separo-separo dan biaya dalam

(22)

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada

hari: Sabtu, tanggal 2 Mei 1987, dengan R. Poerwoto Soehadi Gandasoebrata, SH.,

Wakil ketua Ny. Djoewarini, SH., dan Yahya SH., sebagai Hakim-Hakim Anggota,

dan diucapkan dalam siding terbuka pada hari Sabtu, tanggal 9 Mei 1987 oleh Ketua

tersebut, dengan dihadiri oleh Ny. Djoewarini, SH., Yahya SH., Hakim-Hakim

Anggota dan Sumantri S.H., Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh subtitusi tepung mocaf, penambahan puree bayam dan interaksi subtitusi mocaf dan penambahan puree bayam terhadap hasil

Karakteristik absorpsi serat mempengaruhi daya absorpsi dan pengembangan tebal struktur komposit secara keseluruhan (fibre controlled). Disisi lain, struktur komposit

Inhibisi ini terhadap produktifitas etanol dan pertumbuhan sel, yang dapat dihilangkan dengan pengambilan etanol secara terus menerus dari fermentor.. Penelitian ini bertujuan

Berdasarkan tahapan evaluasi penawaran seleksi sederhana yang telah dilaksanakan Pokja Konstruksi II ULP Kabupaten Bangka Selatan, dengan ini kami mengundang saudara untuk

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

Disemprotkan ( Jet Application of Fluid ), pada proses pendinginan dengan cara ini cairan pendingin disemprotkan langsung ke daerah pemotongan (pertemuan antara

Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa program pascasarjana berikut ini adalah mahasiswa yang sedang aktif

− Prototipe sistem SDR skala lab dengan frekuensi maksimal RF 50 MHz dengan daya RF kurang dari 1 mW menggunakan daughterboard Basic Tx-Rx dapat dikembangkan untuk sebuah