• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bimbingan konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo : Studi kasus seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bimbingan konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo : Studi kasus seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI DILEMA SEORANG MAHASISWA DI DESA BALONG BIRU KECAMATAN TAMAN

KABUPATEN SIDOARJO

(Studi kasus seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir) Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh : NISHRUL LAILI

NIM B03213018

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Nishrul Laili (B03213018), Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.

(Studi kasus seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karier)

Fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara study dan karier di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?. (2) Bagaimana hasil akhir proses Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara study dan karier di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?

Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian menggunakan metode kualitatif dengan analisa deskriptif komparatif. Kendala yang dihadapi seorang mahasiswa adalah menentukan pilihan yang paling tepat dan betanggung jawab yang berasal dari dalam diri klien. Dalam penelitian ini proses konseling yang terjadi menggunakan Bimbingan Konseling Islam, dengan pendekatan ini diharapkan klien dapat membuat pilihan yang tepat dan bijaksana untuk masa depannya. Pada dasarnya dilema antara studi dan karir yang dialami oleh salah satu mahasiswa di Desa Balong Biru, Taman, Sidoarjo. Dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam dirinya sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar seperti kondisi lingkungan. Hasil analisis menujukkan bahwa klien mengalami dilema antar studi dan karir yang dipengarui oleh faktor internal yaitu keinginan yang timbul dari dirinya sendiri tanpa ada paksan dari siapapun untuk melakukan penyimpangan yang terjadi pada kuliahnya dan faktor eksternalnya berupa tertekan dengan keadaan orang tuanya menginginkan anak-anak lulus studi strata S1. Yang mengakibatkan klien meiliki kebiasaan yang buruk. Karena sulit untuk berkonsentrasi atau fokus ketika dalam perkuliahan atau berkerja, maka dampak yang mempengaruhi merenung, stress.

Pada proses konseling dengan menggunakan bimbingan konseling islam, konselor hanya memberikan motivasi melalui pertanyaan-pertanyaan yang membuat klien menyadari bahwa selama ini yang di hadapi. Setelah dilakukan proses bimbingan konseling islam dengan menggunakan metode Terapi Sholat Istikharah serta mengetahui manfaatnya klien mulai menyadari bahwa perilakunya selama ini sangat merugikan dirinya sendiri. Klien mengatakan bahwa dirinya ingin merubah dan meninggalkan kebiasaan buruknya.

(7)

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penulisan ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Konsep ... 8

F. Metode Penilitian ... 11

1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 11

2. Sasaran Dan Lokasi Penelitian ... 12

3. Tahap-Tahap Penelitian ... 13

4. Jenis dan Sumber Data ... 16

5. Teknik Pengumpulan Data ... 18

6. Teknik Analisis Data ... 21

7. Teknik Keabsahan Data ... 22

G. Sistematika Pembahasan ... 24

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 26

1. Bimbingan Dan Konseling Islam ... 26

a. Pengertian Bimbingan Dan Konseling Islam ... 26

b. Tujuan BKI ... 27

c. Fungsi BKI ... 28

d. Unsur-Unsur BKI ... 29

e. Prinsip-Prinsip BKI ... 31

f. Langkah-Langkah BKI ……….... 32

(8)

a. Pengertian Terapi Sholat Istikharah ... 34

b. Tujuan Terapi Sholat Istikharah ... 35

c. Manfaat Terapi Sholat Istikharah ... 35

d. Jenis-Jenis Terapi Sholat Istikharah ... 36

e. Dalil-Dalil Terapi Sholat Istikharah ... 38

f. Tata Cara Terapi Sholat Istikharah ... 40

g. Waktu Pelaksanaan Terapi Sholat Istikharah ... 42

h. Cara Mengetahui Petunjuk Yang Diberikan Allah ... 43

3. Dilema ... 43

a. Pengertian Dilema ... 43

b. Macam-Macam Dilema ... 44

c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Dilema ... 46

4. Pengertian Studi dan Karir ... 46

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 47

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 49

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49

2. Deskripsi Konselor ... 51

3. Deskripsi Konseli ... 53

4. Deskripsi Masalah ... 56

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57

1. Deskripsi Proses Bimbingan Konseling Islam Dalam Mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 57

2. Deskripsi Hasil Proses Bimbingan Konseling Islam dalam Mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 70

BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 72

B. Analisis Hasil dari Proses Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 79

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 82

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia dalam mengarungi hidup di dunia, pasti pernah

mengalami susah dan senang, sengsara dan bahagia, pahit dan manisnya

hidup. Semua orang pasti berusaha untuk mencapai kebahagiaan dalam

hidupnya dan pasti tidak akan memilih untuk sengsara. Harta yang berlimpah,

derajat yang tinggi, atau sesuatu yang sangat diidam-idamkan oleh seseorang

tiba-tiba akan sirna ketika mengalami dilema. Jika dibiarkan akan dapat

membahayakan bagi dirinya sendiri yang berdampak munculnya penyakit

jiwa pada orang yang mengalami dilema.

Menurut Kamus Ilmiah Populer, dilema mengandung arti pilihan yang

sukar yang dua-duanya tidak menyenangkan.1situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak

menyenangkan atau tidak menguntungkan, situasi yang sulit dan

membingungkan. Hal ini akan terjadi pada setiap manusia, baik itu

pengusaha, tentara, siswa atau mahasiswa pasti pernah mengalaminya.

Makna hidup dimiliki oleh seseorang ketika ia memiliki kejujuran dan

merasa hidupnya dibutuhkan oleh orang lain serta merasa mampu dan telah

mengerjakan sesuatu yang bermakna bagi orang lain. Makna hidup biasanya

dihayati oleh para pejuang dalam bidang apapun, karena pusat perhatian

pejuang adalah pada bagaimana bisa menyumbangkan sesuatu untuk

1

(10)

2

kepentingan orang lain.2 Seperti halnya seorang mahasiwa, yang merupakan pejuang bagi terciptanya perubahan menuju yang lebih baik lagi untuk

negaranya.

Mahasiswa merupakan ‘agent of change’ pada setiap negara. Sebab

dengan semakin banyak masyarakat yang menempuh studi sebagai

mahasiswa, akan menjadikan negara semakin maju dan berkembang. Secara

otomatis pereknomian yang ada di negara tersebut akan terjamin, sehingga

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.3

Aktivitas dalam kampus dan aktivitas dalam instansi atau perusahaan

sangat berbeda. Keadaan di kampus, mahasiswa dituntut untuk selalu aktif

dalam kegiatan perkuliahan untuk menjamin mutu pendidikan, agar

menghasilkan sarjana yang berkualitas. Keadaan sebaliknya di instansi atau

perusahan, seseorang diwajibkan mentaati peraturan yang ada dan

melaksanakan kewajibannya sebagai pegawai dengan sebaik-baiknya.

Secara umum pengertian Bimbingan Konseling Islam didefinisikan

sebagai upaya proses bantuan yang diberikan secara ikhlas pada induvidu atau

kelompok untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta untuk

(11)

3

Seiring dengan modernitas zaman, pola gerak dan aktivitas perempuan

berubah dan turut mempengaruhi ideologi, pemikiran, serta peran yang selama

ini dijalaninya. Apabila dahulu perempuan hanya berkutat pada ranah

domestik, namun sekarang perempuan banyak menekuni aktivitas di ranah

publik dengan berkarir dan mampu mandiri dari segi ekonomi. Maka, peran

tersebut seharusnya tidak dibakukan, karena hanyalah bentukan sosial saja.

Dalam era globalisasi pembangunan nasional dalam konteks sumber

daya manusia, keterlibatan antara laki-laki dan perempuan merupakan hal

yang sangat esensial. Oleh sebab itu, kepedulian holistik yang melihat sumber

daya manusia dengan peran kekhalifahannya di bumidengan acuan nilai-nilai

agama dan nilai luhur budaya bangsa, perlu disinergikan dalam konteks

dimensi domestik dan publik sekaligus. Dimensi publik yang menyangkut

aspek perempuan dibidang iptek, ekonomi, ketenagakerjaan, politik dan

ketahanan nasional. Dimensi domesticmencakup aspek kesejahteraan

keluarga, kesehatan, hubungan keluarga yang simetris dan lain-lain5

wanita yang bekerja untuk mengembangkan karir. Akhir-akhir ini

menjadi makin lazim penggunaan istilah atau konsep ‘wanita karir’. Pada umumnya wanita karir adalah wanita yang berpendidikan cukup tinggi dan

mempunyai status yang cukup tinggi dalam pekerjaannya, yang cukup

berhasil dalam berkarya.

Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan

manusia, di mana pun dan kapan pun individu berada. menunjukkan bahwa

5

(12)

4

salah satu komponen terpenting dari kehidupan manusia dewasa adalah karir,

karir juga sangat menentukan kebahagian hidup manusia sehingga tidak

mengherankan jika masalah karir praktis menyita seluruh perhatian, energi,

dan waktu orang dewasa. Oleh karena sesuatu yang penting dan diperlukan

perhatian maka sewajarnya seseorang akan merasa kebingungan jika

dihadapkan dengan pilihan-pilihan karir.6

Karir secara spesifik dapat dikatakan aktivitas berkegiatan secara

produktif yang memiliki peran besar dalam memenuhi kebutuhan hidup

manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan psikologis. Secara

ekonomis karir dicapai untuk memperoleh penghasilan yang bisa digunakan

untuk membeli barang dan jasa guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Secara sosial karir dicapai untuk mendapatkan penghargaan di mata

masyarakat, artinya seseorang yang memiliki karir tentu akan mendapat status

sosial yang lebih terhormat daripada yang tidak memiliki karir dan seseorang

yang memiliki karir tertentu secara psikologis akan meningkatkan harga diri

dan kompetensi diri, sehingga dapat dikatakan karir dapat menjadi jalan untuk

mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki individu.

Oleh karena itu dala penelitian ini penulis untuk menggali informasi

secara umum dan khusus tentang pembinaan dalam istilah bentuk Bimbingan

(13)

5

Klien adalah salah satu mahasiswa S-1 semester VI jurusan Bimbingan

konseling di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Saat ini masih tercatat

sebagai mahasiswa, tetapi sedang mengambil cuti selama 1 tahun. Ia juga

sebagai pegawai swasta di salah satu perusahaan BANK ternama di Sidoarjo

PT. Mega Finance yang sekarang ini menjabat sebagai admintrasi, bisa

dikatakan sebagai anak emas pimpinan.

Posisi sekarang ini, klien dihadapkan pada persoalan yang cukup

membuatnya bimbang dan tertekan, memilih antara studi dan karier.

Keinginannya untuk terus mengembangkan karir yang sesuai kompetensinya

dengan tekanan untuk aktif kembali sebagai mahasiswa untuk membanggakan

orang tuanya yang berharap menyelesaikan studi strata satu S-1. Hal ini

sedikit banyak berdampak pada psikisnya yang saling bertentangan antara

keduanya. Apakah memilih untuk berkarier dengan jabatannya yang sedang

melambung dan meninggalkan tanggungjawabnya sebagai mahasiswa, atau

mungkin ada hal lain yang membuatnya gelisah sehingga menjadi bingung

dan bimbang.

Pada dasarnya permasalahan klien terletak ketika masa cuti yang akan

berakhir pertengahan tahun 2011 ini. Sebelum berkarier di perusahaan kaleng ,

klien bekerja di perusahaan lain yang habis masa kontraknya dan tidak

diperpanjang lagi. Pada waktu interview dalam ujian masuk sebagai pegawai

perusahaan kaleng ini, klien ditanya oleh tim penguji statusnya dan bagaimana

bila diterima menjadi pegawai perusahaan ini, apakah memilih untuk

(14)

6

aktif sebagai pegawai, namun bila sudah habis masa trainingnya, ia akan aktif

kembali sebagai mahasiswa. Posisinya kini yang menjadi anak emas pimpinan

yang memiliki tanggung jawab yang tinggi di perusahaannya, mengharuskan

untuk aktif sebagai pagawai yang bersinggungan dengan harapan orang tuanya

agar semua anak-anaknya menyelesaikan studi strata satu S-1 termasuk klien.

Kekhawatiran atas melanjutkan studi dan menekuni kariernya

mengharuskan ia untuk mengambil sebuah pilihan yang merupakan pilihannya

sendiri yang berasal dari dalam dirinya dan dirasa efektif bagi diri klien

nantinya.

Dengan adanya kejadian diatas, maka sangat perlu peran Bimbingan

Konseling Islam dalam membantu permasalahan diri mahasiswa tersebut

untuk mengambil keputusan secara bijak dan tepat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam

mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi

dan karir di Desa Baalung Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?

2. Bagaimana hasil akhir proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam

dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara

studi dan karir di Desa Balung Biru Kecamatan Taman Kabupaten

(15)

7

C. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam

mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi

dan karir di Desa Balung Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui hasil akhir proses pelaksanaan Bimbingan Konseling

Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih

antara studi dan karir di Desa Balung Biru Kecamatan Taman Kabupaten

Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis

maupun praktis adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain dalam bidang

Konseling Islam, dengan treatment yang dapat digunakan dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara

studi dan karir.

b. Sebagai sumber informasi dan referensi tentang dilema seorang

mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karier dengan

menggunakan pendekatan konseling.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi konselor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

(16)

8

mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara

studi dan karir.

b. Bagi klien, secara praktis dapat mengintropeksi kelebihan dan

kekurangan diri untuk kedepannya, sehingga dapat mengatasi problem

dilema yang dialami.

E. Definisi Konsep

1. Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan Konseling Islam adalah Suatu aktivitas pemberian

nasehat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk

pembicaraan yangkomunikatifantara konselor dan konseli atau klien.7 Bimbingan dan Konseling Islam merupakan sebuah metode terapi

islam yang digunakan untuk membantu mengoptimalkan potensi yang

dimiliki individu, sehingga individu dapat menghadapi

permasalahan-permasalahan dalam hidupnya secara mandiri, dan dapat menjadi insan

yang selalu optimis dalam menjalani kehidupan.

Proses pemberian bantuan kepada klien yang mengalami dilemma

dalam mengambil keputusan. BKI memiliki tujuan dalam memberikan

bantuan kepada klien dalam mengembangkan potensi dirinya dalam

mengatasi problem yang ada pada diri klien sesuai syari’ah islam. Dalam

Bimbingan Konseling Islam terdapat beberapa teknik yang mendukung

(17)

9

2. Terapi Sholat Istikharah

Terapi Sholat Istikharah adalah Shalat Sunah dua Raka’at yang dikerjakan oleh seorang muslim untuk meminta petunjuk kepada Alloh

Swt yang sedang bingung diantara beberapa pilihan dan merasa ragu–ragu untuk memiilih atau memohon kepada Allah manakah yang terbaik dari

urusan yang mesti dipilih salah satunya.

Tujuan dari terapi ini adalah memintak jawaban ya atau tidak atas

satuan perkara atau memintak dipilihkan begitu saja oleh Allah Swt, oleh

karena itu kita hanya perlu memejamkan mata, mengosongkan hati dan

pikiran senantiasa Allah akan menurunkan Jawaban yang baik bagi klien.8 3. Dilema

Dilema menurut ilmiah popular, Dilema merupakan sesuatu yang

mengharuskan orang menentukan pilihan lebih dari satu yang sama-sama

tidak menguntungkan atau mungkin suatu hal yang membinggungkan

sehingga sulit sekali untuk menentukan pilihan atau tujuan yang akhirnya

akan dipilih menjadi suatu tujuan yang benar yakin terhadap pilihannya.9 Dimana dilema pada penelitian ini seorang mahasiswa yang ingin

memilih studi dan Karir, Karena kebingungan terhadap memilih salah satu

yang diinginkannya itu sama-sama penting bagi diri klien, Tetapi orang tua

klien tersebut menyuruh dia kuliah tanpa bekerja, Maka dia pun lebih

memilih untuk kuliah dulu karena di semester VII ini, dia pingin fokus

dengan kuliahnya tanpa gangguan dengan pekerjaannya yang lain.

8

Karisma, Rahasia-Rahasia Sholat, (Bandung: Dar At-Turats Al-‘Arabi, Kairo-Mesir Cetakan II, 1984) hal. 198.

9

(18)

10

4. Studi dan Karir

Pengertian Studi adalah merupakan pendidikan, pelajaran,

penyelidikan dan tempat belajar.10

Pengertian Karir adalah merupakan pekerjaan, profesi.11

Dalam kenyataannya ada orang dalam bekerja tidak sesuai dengan

bakat, potensi, dan pendidikannya dengan pekerjaannya yang permanen.

Salah jalur karir, ini dapat menyebabkan ke tidak nyamanan dalam

bekerja, bahkan dapat menimbulkan tidak serius bekerja dan akhirnya

dipecat perusahaan atau lembaga. Untuk perlu kita pahami kecocokan

bakat, potensi, latar belakang pendidikan dengan posisi pekerjaan yang

akan kita masuki.

Dengan ini seorang peneliti memberi saran kepada seorang

mahasiswa untuk studi itu sangat penting didahuluhkan dari pada karir,

karena bekal dari karir yaitu studi yang bisa menentukan dimana dia

berkarir yang sukses dan tidak baik.

Dengan demikian yang dimaksud dari judul “Bimbingan Konseling

Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa di Desa Balung Biru

Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo” adalah upaya penulis untuk

memberikan solusi dalam permasalahan yang dialami klien. Penelitian ini

menggunakan Bimbingan Konseling Islam untuk mengambil sebuah

(19)

11

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut

Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong dalam bukunya

“Metode Penelitian Kualitatif” adalah sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan

perilaku yang diamati. Pendekatan ini melihat keseluruhan latar belakang

subyek penelitian secara utuh (holistic).

Penelitian kualiatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang difahami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.12Dan untuk mencari jawaban atas semua persoalan pokok di atas dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif

yaitu pendekatan deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberi gambaran

sistematis, tekstual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan

ciri-ciri orang tertentu, kelompok-kelompok atau keadaan-keadaan.

Keterangan untuk penelitian seperti ini dapat dikumpulkan dengan bantuan

wawancara, kuesioner dan pengamatan langsung. Penelitian seperti ini

12

(20)

12

akan memberikan informasi tentang sifat atau gejala pada keadaan

tertentu. Dalam penelitian ini tidak terdapat perlakuan atau pengendalian

data. Penelitian deskriptif hanya menggambarkan apa yang ada, bukan

menguji hepotesa. Sehingga penelitian ini bersifat non hipotesis. Penelitian

ini bergantung pada pengamatan peneliti.13

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus.

Studi kasus merupakan kegiatan pengumpulan informasi yang sangat

bersifat pribadi data atau informasi yang dikumpulkan dalam studi kasus

bersifat menyeluruh dan terpadu. Dikatakan menyeluruh karena data atau

informasi yang dikumpulkan itu meliputi seluruh aspek kepribadian

individu. Oleh karena inti studi kasus ini dapat diartikan sebagai suatu

teknik mempelajari seorang individu secara mendalam dalam rangka

membantu individu atau klien tersebut, memecahkan masalah yang sedang

dihadapinya.14 2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga subyek yang penulis teliti yaitu:

a. Klien

Dikatakan sebagai klien karena orang tersebut sedang

mengalami masalah dan memerlukan bantuan untuk menyelesaikan

masalah tersebut. Klien kami adalah seorang mahasiswa yang sedang

(21)

13

b. Konselor

Konselor adalah orang yang mempunyai kemampuan atau

ketrampilan di bidang pemecahan masalah. Adapun yang menjadi

konselor dalam pemecaham masalah klien ini, tidak lain adalah

peneliti sendiri.

c. Informan

Informan adalah orang yang mengatahui biodata klien sedikit

atau banyak tentang diri klien, baik itu dari keluarga, tetangga, teman

dekat atau masyarakat.

3. Tahap-Tahap Penelitian

Peneliti menggunakan 3 tahapan dalam penelitian, yaitu:

a. Tahap pra lapangan

Tahap ini digunakan untuk menyusun rancangan penelitian, adapun

yang diperlukan dalam mempersiapkannya adalah sebagai berikut:

1) Menyusun rancangan penelitian

Peneliti menyusun rancangan penelitian yang diteliti berisi:

latar belakang masalah, kajian kepustakaan, pemilihan lapangan,

penentuan jadwal penelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan

pengumpulan data, rancangan prosedura analisis data, rancangan

perlengkapan (yang diperlukan dalam penelitian), rancangan

(22)

14

2) Memilih lapangan penelitian

Peneliti menentukan lapangan yang hendak diteliti dengan

memilih lapangan penelitian mengarah pada teori substansif yang

dirumuskan dalam bentuk hipotesis kerja walaupun masih tentatis

sifatnya. Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan

lapangan penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan teori

substansif, pergi dan jajaki lapangan untuk melihat apakah terdapat

kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan.

3) Mengurus perizinan

Peneliti mengurus perizinan sebagai bentuk birokrasi dalam

penelitian, setelah memilih lapangan penelitian.

4) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan

Peneliti berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial,

fisik, dan keadaan alam serta menyiapkan perlengkapan yang

diperlukan di lapangan, kemudian peneliti mulai mengumpulkan

data yang ada di lapangan.

5) Memilih dan memanfaatkan informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situsi dan kondisi latar penelitian. Sebaiknya

informan dipilih dengan kebaikannya dan dengan kesukarelaannya

(23)

15

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian

Peneliti menyiapkan pedoman wawancara, alat tulis, map,

buku, perlengkapan fisik, izin penelitian, dan semua yang bertujuan

untuk mendapatkan deskripsi data di lapangan.

7) Persoalan etika penelitian

Etika penelitian pada dasarnya menyangkut hubungan

peneliti dengan orang atau subyek penelitian baik secara

perseorangan maupun kelompok. Oleh karena itu, peneliti

hendaknya menyesuaikan diri serta “membaca” baju adat, kebiasaan, dan kebudayaannya, kemudian “untuk sementara”

peneliti menerima seluruh nilai dan norma sosial yang ada di dalam

masyarakat latar penelitiannya.15 b. Tahap pekerjaan lapangan

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri

Untuk memasuki lapangan, peneliti perlu memahami latar

penelitian, penampilan fisik yang disesuaikan dengan keadaan,

kebiasaan, kepercayaan, dan sebagainya, faktor waktu penelitian

yang cukup sehingga strategi pengumpulan datanya menjadi efektif.

2) Mamasuki lapangan

Peneliti menciptakan rapport (hubungan antara peneliti dan subyek yang sudah melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi

dinding pemisah diantara keduanya), sehingga peneliti dalam

15

(24)

16

berperanserta akan terwujud seutuhnya ketika membaur secara fisik

dengan kelompok komunitas yang akan diteliti.

3) Berperanserta sambil mengumpulkan data

Catatan lapangan peneliti dibuat sewaktu mengadakan

pengamatan, wawancara, atau menyaksikan suatu kejadian tertentu.

Tidak boleh melupakan bentuk data lainnya seperti dokumen,

laporan, gambar, foto, dan alat perekam yang sekiranya dibutuhkan

dalam pengumpulan data.

c. Tahap analisis data

Peneliti menganalisis data yang dilakukan dalam suatu proses yang

berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data

dilakukan dan dikerjakan secara intensif. Kemudian menghasilkan tema

dan hipotesis yang sesuai dengan kenyataan.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data

Karena penelitian ini adalah penelitian yang sifatnya deskriptif

kualitatif terhadap suatu penelitian, maka jenis data yang digunakan

adalah data yang bersifat non statistik dimana data yang diperoleh

(25)

17

Jenis data dalam penelitian ini adalah:

1) Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama di lapangan.16Dalam hal ini diperoleh dari deskripsi tentang latar belakang dan masalah konseli,

pelaksanaan proses konseling, serta hasil akhir pelaksanaan

konseling.

2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data kedua, yang diperoleh dari riwayat pendidikan konseli,

gambaran lokasi penelitian, keadaan lingkungan konseli, pelaku

keseharian konseli, dan wawancara untuk mengetahui lebih jelas

permasalahannya.

b. Sumber data

Untuk mendapatkan keterangan (data) tersebut, peneliti

menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya. Adapun

sumber data dalam suatu penelitian terdiri dari dua sumber yaitu:

1) Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data yaitu klien.

2) Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, selain diberikan kepada

pengumpul data. Data sekunder juga diberikan kepada informan

seperti keluarga, tetangga dan teman dekat.

16

(26)

18

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan teknik untuk mencari data dengan cara

pengamatan langsung pada klien tanpa sepengetahuannya. Observasi

dilakukan untuk memperoleh data yang langsung dapat diambil

peneliti mengenai lokasi penelitian dan masalah yang dihadapi klien

seperti: mahasiswa yang mengalami dilema dalam menentukan

pilihan, sehingga membuat bimbang dengan pilihannya. Data yang

peneliti peroleh adalah kondisi, perilaku dan aktivitas klien yang ada

di lokasi penelitian.

Metode observasi ini dilakukan melalui kunjungan lapangan

pada situasi tertentu, agar peneliti dapat melakukan observasi

langsung untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Pengamatan

tersebuta akan didapat deskripsi yang jelas mengenai keadaan klien

yang sebenarnya, sekaligus mengamati secara langsung proses

konseling di tempat penelitian

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

(27)

19

permasalahan yang dialami dialami oleh klien sehingga peneliti dapat

memperoleh data secara langsung kepada klien.17

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

interview atau wawancara terpimpin, yaitu interview yang dilakukan

oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap

dan terperinci.18 Data yang diperoleh melalui metode ini berupa deskripsi tentang kondisi klien, latar belakang keluarga, dan profesi

klien.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menelusuri data secara sistematis. Dalam

melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda. Bisa

tertulis seperti buku, majalah, transkrip, latihan, agenda, dan

sebagainya. Dengan mempelajari data yang terdapat dalam

dokumen-dokumen tersebut, diharapkan dapat dijadikan bahan untuk memahami

kondisi klien secara utuh.

Data yang diperoleh melalui metode ini adalah data berupa

gambaran umum tentang lokasi penelitian yang meliputi dokumentasi

tempat tinggal konseli, tentang identitas konselor, konseli, dan

masalah.

17

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rusda Karya, 2005), h.248

18

(28)

20

Untuk memperjelas gambaran yang jelas mengenai jenis data

dan teknik pengumpulan data dalam penelitian kasus ini dapat dilihat

dalam tabel berikut :

Tabel 1.1

Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Data TPD

1 Gambaran umum lokasi penelitian O D

2

Kondisi tentang klien, latar

belakang keluarga, dan profesi

klien

O + I O+I

3 Kondisi klien sebelum konseling O + I O+I

4 Pelaksanaan konseling Konselor I

5 Kondisi klien sesudah konseling O + I O+I

6 Follow up konseling Konselor I

Keterangan:

TPD : Teknik Pengumpulan Data

D : Dokumentasi

O : Observasi

(29)

21

6. Teknik Analisis Data

Proses analisis data adalah proses memilih dari beberapa sumber

maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.19 Analisis data diperlukan agar dapat mengembangkan kategori dan sebagai

perbandingan yang kontras untuk menemukan sesuatu yang mendasar dan

memberikan deskripsi apa adanya. Setelah data terkumpul, maka akan

dilakukan analisis data dengan reduksi, display data dan verifikasi data

yang dimaksudkan dengan menginventarisir data yang relevan dan

sederhana, mengabstraksikan data yang telah terkumpul dalam bentuk

tulisan hasil catatan di lapangan. Selanjutnya displey data atau penyajian

data merupakan bagian dari analisis data yang dilakukan sekaligus dengan

analisis yang memerlukan sikap, daya cipta pandangan luas dan terakhir

langkah untuk menarik kesimpulan.

Dengan demikian, data tentang pelaksanaan Bimbingan Konseling

Islam dalam mengatasi seorang mahasiswa Universitas PGRI

ADIBUANA (UNIPA) Surabaya yang melalui proses identifikasi masalah,

diagnosis, prognosis, langkah terapi, follow up dan keadaan klien setelah

bimbingan yang disajikan dalam bentuk deskriptif komparatif, yaitu

membandingkan pelaksanaan di lapangan dengan teori Bimbingan

Konseling Islam yang disajikan, sedangkan untuk menganalisis hasil

pelaksanaan dengan membandingkan keadaan klien sebelum mendapat

bimbingan dan setelah mendapatkan Bimbingan Konseling Islam.

19

(30)

22

7. Teknik Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.

Adapun teknik pemeriksaan seabsahan data sebagai berikut:

a. Perpanjangan keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu

singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar

penelitian.

Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan

peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Oleh karena

itu peneliti akan banyak mempelajari budaya, menguji informan serta

membangun kepercayaan.

b. Ketekunan pengamatan

Keajegkan pengamatan berarti mencari secara konsisten

interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses

analisis yang konstan atau tentatif, mencari suatu usaha, membatasi

berbagai pengaruh, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa

yang tidak dapat diperhitungkan.

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri atau

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau

(31)

23

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksahan keabsahan data yang

memanfaatkan sasuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. membedakan

empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaansumber, metode, penyidikdanteori.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda. Perbandingan tersebut merupakan

kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang lebih penting

adalah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya

perbedaan-perbedaannya.

Pada triangulasi dengan metode, menurut Patton terdapat dua strategi yaitu:

1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa teknik pengumpulan data.

2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan

metode yang sama.

Teknik triangulasi jenis ketiga, dengan penyidik ialah memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan

pengecekan kembali dengan kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat

(32)

24

Sedangkan triangulasi yang terakhir, dengan teori adalah memeriksa derajat kepercayaan suatu informasi, disamping juga

membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan skripsi ini,

maka penulis akan menyajikan pembahasan kedalam beberapa bab yang

sistematika pembahasan adalah sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan yang merupakan pola dasar dari skripsi meliputi:

Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Definisi Konsep, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

Bab II. Kerangka teori dalam bab ini menjelaskan tentang bagian

pertama kajian kepustakaan tentang Bimbingan Konseling Islam yang

meliputi: Pengertian Bimbingan Konseling Islam, Tujuan dan Fungsi

Bumbingan Konseling Islam, Unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam,

Langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam, Pengertian Terapi Sholat

Istikharah, Tujuan Terapi Sholat Istikharah, Manfaat Terapi Sholat Istikharah,

Jenis-Jenis Terapi Sholat Istikharah, Dalil-Dalil Terapi Sholat Istikharah, Tata

Cara Terapi Sholat Istikharah, Waktu pelaksanaan Terapi Sholat Istikharah,

Cara Mngetahui Petunjuk Yang Diberikan Allah, Pengertian Dilema,

(33)

25

Bab III. Penyajian Data bab ini menjelaskan tentang deskripsi umum

obyek penelitian: konselor, klien, dan masalah. Kemudian menjelaskan

tentang deskripsi hasil penelitian: proses pelaksanaan bimbingan konseling

dan hasil akhir pelaksanaan bimbingan konseling.

Bab IV. Analisa Data bab ini menjelaskan tentang pembahasan yang

terdiri dari hasil interview (penelitian kualitatif) dengan klien tentang masalah

yang dialami, yang berisikan proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam

dan hasil akhir pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam.

Bab V. Penutup bab ini berisikan tentang kesimpulan, saran dan

(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Bimbingan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan

terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan

petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat.20

Bimbingan Konseling Islam adalah usaha memberikan bantuan

kepada seseorang atau sekelompok orang yang sedang mengalami

kesulitan lahir batin dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya dengan

menggunakan pendekatan agama, yakni dengan membangkitkan

kekuatan getaran batin (iman) di dalam dirinya untuk mendorongnya

mengatasi masalah yang dihadapinya.21

Bimbingan Konseling Islam adalah suatu aktifitas pemberian

nasehat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam

bentuk pembicaraan yang komunikatif antara konselor dan konseli atau

(35)

27

Bimbingan Konseling Islam adalah salah satu dari berbagai tugas

manusia dalam membina dan membentuk manusia ideal, berharga dan

bermanfaat bagi manusia, baik dalam urusan agama, dunia, pemenuhan

kebutuhan, pemecahan masalah.23

Sedangkan menurut “Mara Suzana” :

Bimbingan Konseling Islam adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangkaian memberi bantuan orang lain yang menghadapi kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya, agar klien mampu mengatasi sendiri dan timbul kesadaran dan penyerahan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadi suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup sekarang dan masa depan.24

Jadi, dari kelima pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

Bimbingan Konseling Islam adalah bantuan yang bersifat mental

spiritual, sehingga dengan melalui kekuatan iman dan takwanya kepada

Tuhan seseorang mampu mengatasi sendiri problema yang sedang

dihadapinya.

b. Tujuan Bimbingan Konseling Islam

Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia

berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing

pelayanan ini berguna dan bermanfaat untuk memperlancar dan

memberikan dampak positif konseling Islam ini membantu individu

untuk bisa menghadapi masalah sekaligus bisa membantu

mengembangkan segi-segi positif yang dimiliki oleh individu.

23

Musfir bin Said Az-Zahrani,Konseling Terapi,(Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 16

24

(36)

28

Dengan demikian, secara singkat tujuan Bimbingan Konseling

Islam dapatlah dirumuskan sebagai berikut:25 1) Tujuan umum

Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

2) Tujuan khusus

a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah

b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya

c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi

lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi

dirinya dan orang lain.

Jadi, secara garis besar atau secara umum, tujuan bimbingan

konseling Islam itu dapat dirumuskan sebagai “membantu individu

mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat”.

c. Fungsi Bimbingan Konseling Islam

Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingan

konseling Islam tersebut di atas, dapatlah dirumuskan fungsi dari

(37)

29

1) Fungsi pencegahan (preventif)

Yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya

masalah bagi dirinya.

2) Fungsi kuratif atau korektif

Yakni membantu individu memecahkan masalah yang sedang

dihadapi atau dialaminya.

3) Fungsi pemeliharaan (preservatif)

Yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang

semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan)

dan kebaikan itu bertahan lama.

4) Fungsi pengembangan (developmental)

Yakni membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik,

sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah

baginya.26Dengan arti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu.27

d. Unsur-Unsur Bimbingan Konseling Islam

1) Konselor

Konselor atau pembimbing merupakan seseorang yang mempunyai

wewenang untuk memberikan bimbingan kepada orang lain yang

26

Aunur Rahim Fakih,Bimbingan dan Konseling dalam Islam, h. 37

27

(38)

30

sedang menghadapi kesulitan atau masalah yang tidak bisa diatasi

tanpa bantuan orang lain. Persyaratan menjadi konselor antara lain :

a) Kemampuan professional

b) Sifat kepribadian yang baik

c) Kemampuan kemasyarakatan (ukhuwah Islamiyah)

d) Ketakwaan kepada Allah.28 2) Klien

Individu yang diberi bantuan oleh seorang konselor atas

permintaan sendiri atau atas permintaan orang lain dinamakan klien.29 Disamping itu klien adalah orang yang perlu memperoleh perhatian

sehubungan dengan masalah yang dihadapinya dan membutuhkan

bantuan dari pihak lain untuk memecahkannya, namun demikian

keberhasilan dalam mengatasi masalahnya itu sebenarnya sangat

ditentukan oleh pribadi klien itu sendiri.30 3) Masalah

Dalam kamus psikologis, dikatakan bahwa masalah atau problem

adalah situasi yang tidak pasti, meragukan dan sukar dipahami,

masalah atau pernyataan yang memerlukan pemecahan.31

28

(39)

31

Sedang menurut WS. Winkel dalam bukunya “Bimbingan dan konseling di sekolah menengah”, masalah adalah sesuatu yang

menghambat, merintangi, mempersulit dalam mencapai usaha untuk

mencapai tujuan.32

Masalah adalah sesuatu yang menghambat, merintangi atau

mempersulit usaha untuk mencapai tujuan, hal ini perlu ditangani atau

dipecahkan oleh konselor bersama klien, karena masalah bisa timbul

oleh berbagai faktor atau bidang kehidupan antara lain :

a) Bidang pernikahan dan keluarga

b) Bidang pendidikan

c) Bidang sosial

d) Bidang pekerjaan (jabatan)

e) Bidang keagamaan

e. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling Islam

Setelah unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam dijabarkan diatas

oleh peneliti, maka peneliti akan menyebutkan prinsip-prinsip Bimbingan

Konseling Islam diantaranya adalah:

1) Membantu individu agar dapat membantu dirinya sendiri dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi,33 atau membantu individu

32

WS. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta : Gramedia, 1989), h. 12

33

(40)

32

untuk mengetahui, mengenal dan memahami keadaan dirinya sesuai

dengan hakikatnya (mengingatkan kembali akan fitrahnya).

2) Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya,

baik dan buruknya, kekuatan dan kelemahannya, sebagai sesuatu

yang telah ditakdirkan oleh Allah, namun manusia hendaknya

menyadari bahwa diperlukan ikhtiar sehingga dirinya mampu

bertawakkalkepada Allah SWT.

3) Membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang

dihadapinya.

4) Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah.

5) Membantu individu mengembangkan kemampuannya

mengantisipasi masa depan, sehingga mampu memperkirakan

kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan keadaan sekarang dan

memperkirakan akibat yang akan terjadi, sehingga membantu

mengingat individu untuk lebih berhati-hati dalam melakukan

perbuatan dan bertindak.34

f. Langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam

Adapun langkah-langkah dalam bimbingan konseling Islam,

diantaranya adalah:

1) Identifikasi Kasus

(41)

33

kasus yang perlu mendapat bimbingan dan memilih kasus mana yang

akan mendapatkan bantuan terlebih dahulu.

2) Diagnosa

Langkah diagnosa yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang

dihadapi kasus beserta latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan

yang dilakukan ialah mengumpulkan data dengan mengadakan studi

kasus dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data,

kemudian ditetapkan masalah yang dihadapi serta latar belakangnya.

3) Prognosa

Langkah prognosa ini untuk menetapkan jenis bantuan atau terapi

apa yang akan dilaksanakan untuk membimbing kasus ditetapkan

berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosa.

4) Terapi

Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau

bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan yang ditetapkan

dalam prognosa.

5) Langkah Evaluasi dan Follow-Up

Langkah ini dimaksudkan untuk menilai atau mengetahui sampai

sejauh manakah langkah terapi yang telah dilakukan telah mencapai

hasilnya. Dalam langkah follow-up atau tindak lanjut, dilihat

perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh.35

35

(42)

34

2. Terapi Sholat Istikharah

a. Pengertian Tarapi Sholat Istikharah

Perkataan istikharah sendiri, berakar dari kata "khair" (baik)

atau "khiyarah" wazan (timbangan). Istikharah dalam ilmu sharf

adalah "istaf 'ala", yang memiliki maksud lit thalab (permohonan).

Di sini, "istikharah" berarti "thalab al-khiyarah min Allah", yaitu

usaha untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik dengan cara

memohon petunjuk kepada Allah lewat shalat. Tidak salah bila

istikharah itu cenderung bersifat spiritual, yakni usaha yang

sepenuhnya bersifat rohaniah.36

TerapiShalat Istikharah adalah Shalat Sunah dua Raka’at yang dikerjakan oleh seorang muslim untuk meminta petunjuk kepada

Alloh Swt yang sedang bingung diantara beberapa pilihan dan

merasa ragu–ragu untuk memiilih atau saat akan memutuskan sesuatu hal tersebut. Sedangkan untuk ukuran atau perihal masalah

yang dimaksudkan di atas tidak dibatasi ukurannya karena bisa

masalah didalam pekerjaan, masalah perjodohan maupun masalah

lain–lain.37shalat istikharah umumnya dilaksanakan pada sepertiga malam, namun pada dasarnya shalat istikharah dapat dilaksanakan

pada waktu kapanpun jika pelaksanaan shalat istikharah sudah

(43)

35

b. Tujuan Terapi Sholat Istikharah

Tujuan dari terapi ini adalah memohon kepada Allah agar

urusan anda diridhoi oleh Allah Swt dan Allah bisa mempermudah

jalan untuk urusan anda tersebut dan jika ternyata perkara atau

urusan anda tersebut tidak baik untuk anda, maka Alloh akan

datangkan penghalang dan pencegah untuk anda sehingga anda

tidak bisa melaksanakan urusan tersebut.

c. Manfaat Terapi Sholat Istikharah

Di samping untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah

SWT sebagai rasa taqarrub kepada-Nya, shalat sunnat Istikharah

juga bermanfaat untuk membebaskan diri rasa keragu-raguan dan

kebingungan dalam menentukan sebuah pilihan yang paling baik

dan paling bagus, baik menurut pandangan hukum maupun agama,

agar tidak kecewa atau menyesal di kemudian hari.38

Shalat Istikharah diatas seperti sabda Nabi Muhammad Saw

yang berbunyi, ” Jika Salah seorang diantara kalian berniat dalam

suatu urusan maka lakukanlah Shalat Sunah dua Raka’at yang

bukan Shalat Wajib, kemudian bedoalah meminta kepada Allah

(HR.AL-Bukhari)

38

(44)

36

d. Jenis - Jenis Terapi Sholat Istikharah

Sholat istikharah yang dilakukan memiliki berbagai macam

jenis. Tidak semua umat islam tahu jenis-jenis dari shalat

istikharah tersebut. Berikut ini adalah jenis shalat istikharah yang

harus diketahui oleh umat islam:

1) Istikharah Dengan Nasehat Orang Sholeh

Istikharah yang pertama adalah dengan meminta nasehat

kepada orang-orang yang shaleh. Misalnya saja ketika kita

membutuhkan untuk meraih apa yang terbaik untuk diri kita,

kita bisa meminta nasehat kepada orang-orang yang beriman

yang mampu memberikan nasehat. Orang soleh yang dimaksud

di sini adalah ulama yang mampu ikhlas dalam beristiqomah.

Namun yang harus di ingat di sini adalah nasehat tersebut harus

dilakukan setelah umat muslim melakukan sholat istikharah.

Dalam sholat istikharah tersebut umat muslim akan

meminta yang terbaik kepada Allah SWT. Nasehat ulama yang

mampu melakukan istiqomah merupakan hal lazim yang bisa

dilakukan oleh para santri, jamaah ataupun umat agar apa yang

di cita-citakan, hajat, masalah bisa mendapatkan solusi yang

baik.

(45)

37

Muh. Salim Imron. Dia mendapatkan nasehat terbaik setelah

melakukan sholat istikharah dan melalui doa yang dia panjatkan.

2) Istikharah Dengan Al-quran

Setelah melakukan shalat istikharah, melakukan doa dan

meminta nasehat dari ulama yang soleh belum mampu membuat

hati menjadi tenang dan tentram, maka kita diperbolehkan

istikharah dengan menggunakan Al-Quran. Al-Quran

diharapkan bisa menghilangkan keragu-raguan dengan

memohon kepada Allah untuk diberikan yang terbaik.

Hal tersebut sesuai dengan sabda dari Rasulullah SAW

yang berbunyi “termasuk kebahagaiaan bagi keturunan Nabi

Adam Alaihi Salam adalah jika dia beristikharah dengan

memohon yang terbaik kepada Allah SWT dan mengarahkan

keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan.

Dan yang ada diantara kemalangan manusia keturunan Nabi

Adam AS adalah dia tidak mau melakukan istikharah dan

mengharap keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan.

Metode dari shalat istikharah menggunakan Al-Quran dibagi

menjadi dua macam yaitu sebagai berikut ini:

a) Orang yang meminta petunjuk sedang dalam kondisi berdoa

dan memiliki makna bahwa orang yang sedang meminta

(46)

38

petunjuk Allah Swt dan yakin bahwa keraguannya akan

hilang melalui berkah yang ada di dalam Al-Quran.

b) Paham degan konteks serta makna dalam Al-Quran termasuk

kekhusyuan yang berhubungan dengan sholat istikharah.

Yang perlu di ingat di sini adalah Al-Quran tidak

semata-mata hanya untuk membahas soal istikharah saja. Namun

Al-Quran diturunkan untuk memberikan ilmu pengetahuan,

hikmah yang bisa menuntun umat muslim menuju

penghambaan kepada Allah Swt yang baik dan benar.39

e. Dalil Terapi Sholat Istikharah

Sholat Istikharah ini telah diperjelaskan melalui hadis dari

pada Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu’anh, dia berkata: Rasulullah

shallallahu‘alaihi wasallampernah mengajarkan Istikharah kepada

kami dalam segala urusan, sebagaimana baginda mengajar kami

surah dari al-Qur’an.. Baginda bersabda:

Artinya:

Jika salah seorang di antara kalian berkeinginan keras melakukan

sesuatu, hendaklah dia mengerjakan solat dua rakaat yang bukan

(47)

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada-Mu

dengan ilmu-Mu, memohon ketetapan dengan kekuasaan-Mu, dan

aku memohon kurniaan-Mu yang sangat agung kerana

sesungguhnya Engkau berkuasa sedang aku tidak berkuasa sama

sekali, Engkau mengetahui sedangkan aku tidak, dan Engkau yang

mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui

bahawa urusan ini (lalu menyebutkan secara langsung urusan yang

dimaksudkan) lebih baik bagi diriku dalam agama, kehidupan dan

akhir urusanku - atau mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat

mahupun yang akan datang - maka tetapkanlah ia bagiku dan

mudahkanlah ia untukku. Kemudian, berikan berkah kepadaku

dalam menjalankannya. Jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini

(48)

40

mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat mahupun yang akan

datang - maka jauhkanlah urusan itu dariku dan jauhkanlah aku

darinya, serta tetapkanlah yang baik itu bagiku di mana pun

kebaikan itu berada. Kemudian, jadikanlah aku orang yang redha

dengan ketetapan tersebut.

َل ﺎَﻗ

:

Artinya:

Baginda bersabda: Hendaklah dia menyebutkan apa yang dihajatkannya.

f. Tata Cara Terapi Sholat Istikharah

1) Niat.

“Aku Niat Shalat Sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala“.

2) surah yang dianjurkan ulama :

a) Rakaat pertama, bacalah Al-Kafirun (1 kali).

b) Rakaat ke-dua, dibacakan Al-Ikhlas (1 kali).

c) Rakaat pertama, bacalah ayat Al-Kursi (7 kali).

d) Rakaat ke-dua, dibacakan Al-Ikhlas (11 kali).

3) Dalam sujud akhir, baca tasbih berikut sebanyak 40 kali:

(49)

41

4) Sebelum bangkit dari sujud, mohonlah kepada Allah SWT.

dipertunjukkan jalan yang betul dalam membuat keputusan dan

pilihan.

5) Selesai memberi salam, bacalah selawat untuk dihadiahkan

kepada Rasulullah SAW, para sahabat Baginda, para wali Allah

dan seluruh umat Islam.

6) Membaca doa sholat sunat Istikharah:

“Ya Allah hamba memohon agar Tuhan memilihkan mana yang baik menurut Engkau Ya Allah. Dan hamba memohon Tuhan memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu dan hamba memohon kemurahan Tuhan yang Besar lagi Agung karena sesungguhnya Tuhan yang Berkuasasedang hamba tidak tahu dan Tuhanlah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi. Ya Allah, jika Tuhan mengetahui, bahwa persoalan ini baik bagi hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berilah perkara ini kepada hamba, dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba, dan penghidupan hamba, dan jika tidak baik akibatnya bagi hamba, maka jauhkanlah ini dari hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan berilah hamba orang yang rela atas anugrah-Mu.”

7) Ulangilah doa tersebut sebanyak 3 kali. Dalam berdoa

sebaik-baiknya sebutkan permintaan yang ingin diberikan petunjuk

oleh Allah SWT. misalnya:“Ya Allah! Jika Dikau mengetahui urusan ini..….. (sebutkan perkaranya).”

8) Serahkanlah sepenuh keyakinan kepada Allah SWT. sambil

bermohon kepada-Nya agar diberikan petunjuk, sama ada

didatangkan melalui mimpi, gerak hati atau dengan

dipermudahkan urusan yang mana baik. Tidurlah dalam

(50)

42

9) Lakukan sholat Istikharah 3 atau 7 hari berturut-turut, mengikut

kepentingannya. Insyah-Allah akan diberi kecenderungan atau

digerakkan hati untuk membuat sesuatu keputusan atau pilihan

yang betul.40

g. Waktu Pelaksana Terapi Sholat Istikharah

Shalat Istikharah sendiri bisa dilakukan kapan saja baik

siang maupun malam tetapi Waktu Mengerjakan Shalat Istikharah

yg paling utama adalah saat sepertiga malam atau bisa dikatakan di

pertengahan malam setelah Shalat Isya karena dimalam hari anda

bisa mengerjakan Shalat Sunah Istikharah dengan khusyu.

h. Cara Mengetahui Petunjuk Yang diBerikan Allah

1) Allah memberikan petunjuk melalui mimpi

2) Petunjuk melalui firasat

3) Petunjuk melalui ketetapan Hati

4) Petunjuk dengan menjauhkan orang tersebut, dari yang tidak

baik untuk dirinya dan mendekatkan dengan apa yang baik

untuknya.

5) Semoga dengan Anda rajin melaksanakan Shalat Istikharah

maka kebingungan Anda dalam memilih akan segera diberikan

(51)

43

perlu di ingat pula, tidak semua hamba Alloh melakukan

sholat istikhoroh langsung diberikan petunjuk, Ada pula yang

harus sampai 1-3 hari bahkan 1-7 hari. Untuk itu sebaiknya

lakukanlah shalat istikharah selama 7 hari berturut-turut.41

3. Dilema

a. Pengertian Dilema

Dilema merupakan sesuatu yang mengaharuskan orang

menentukan pilihan lebih dari satu yang sama-sama tidak

menguntungkan atau mungkin suatu hal yang membingungkan

sehingga sulit sekali untuk menentukan pilihan atau tujuan yang

akhirnya akan dipilih menjadi suatu tujuan yang benar yakin

dengan pilihannya.42

Dan dilema menurut kamus ilmiah popular, dilema arti

pilihan yang sukar yang dua-duanya tidak menyenangkan. Situasi

yang sulit mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua

kemungkinan sama-sama tidak menyenangkan atau tidak

menguntungkan situasi yang sulit dan membingungkan.43

b. Macam–Macam Dilema

1) Dilema konstruktif sederhana

2) Dilema konstrukutif pelik

41

Abdul Wachid.Shalat Khusyu’ di Tempat Kerja,(Yogyakarta: Stain Purwokerto Press Cet I, 2006)

42

Nurcholish Madjid dkk.Satu Islam Sebuah Dilem.(Bandung: Mizan) Hal: 26

43

(52)

44

3) Dilema distruktif sederhana

4) Dilema distruktif pelik

a) Dilema Konstruktif Sederhana (simple constructive Dilemma)

Contoh:

Jika mahasiswa absen ketika harus belajar di kelas,

itu berarti bahwa ia lalai, Dan jika ia masuk kelas,

tetapi tertidur, itupun berarti bahwa ia lalai.

Mahasiswa itu absen Atau tertidur.

Konklusinya: Mahasiswa itu lalai ( yang mana pun

yang dipilih, konklusinya tetap sama).

b) Dilema Konstruktif Pelik (Complex Constructive Dilemma)

Contoh :

Jika belajar Bahasa Inggris di perguruan tinggi,

akan waktu yang terlampau lama, dan jika belajar di

kursus-kursus Bahasa, mutunya kurang baik.

Belajar Bahasa Inggris hanya mungkin di perguruan

atau di kursus-kursus Bahasa.

Konklusinya: Belajar Bahasa Inggris yang

(53)

45

c) Dilema Destruktif Sederhana (Simple Destructive Dilemma)

Contoh :

Jika ia benar-benar pintar, ia akan berhasil meraih

peringkat pertama, dan jika ia benar-benar pintar, ia

akan memperoleh hadiah kejuaraan yang dijanjikan.

Ia tidak berhasil meraih peringkat pertama atau ia

tidak memperoleh hadiah kejuaraan yang dijanjikan.

Konklusi: Ia tidak pintar

d) Dilema Destruktif Pelik (Complex Destructive Dilemma)

Contoh :

Jika ia pergi ke Bandung dengan menggunakan

pesawat terbang, maka ia tiba dua jam sebelum

acara, dan jika ia menggunakan bis umum, maka ia

akan terlambat satu jam. Ia tidak tiba dua jam

sebelum acara, atau ia tidak terlambat satu jam.

Konklusi: jadi, ia tidak pergi dengan menumpang

pesawat terbang atau bis umum.44

44

(54)

46

c. Faktor yang mempengaruhui Dilema

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain:

1) Tidak ada biaya.

2) Keinginan yang sangat di cita-citakan.

3) Takut putus di tengah-tengah sekolah.

4) Takut tidak bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi.45

4. Pengertian Studi dan Karir

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pengertian studi

adalah penelitian ilmiah, kajian.46 Dan sedangkan karir menurut Gibson dkk merupakan urutan pengalaman dan kegiatan yang berkaitan dengan

pekerjan dan yang menciptakan sikap dan prilaku tertentu pada diri

seseorang.47 Jadi studi dan karier adalah suatu penelitian ataupun kajian yang didalamnya berisi pengalaman dan kegiatan yang berkaitan dengan

suatu pekerjaan yang menciptakan sikap tertentu pada seseorang.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

a. Afinta Fajar Yuniarti NIM: B03399220 (BPI) KONSELING ISLAM

DALAM MENGATASI DILEMA SINGLE PARENT SEBAGAI

WANITA KARIR DI NGAGEL TIRTO KELURAHAN NGAGEL REJO

(55)

47

Dalam skripsi ini penulis mendeskripsikan masalah-masalah yang

dialami subyek penelitian, baik dalam lingkup keluarga maupun lingkungan

luar misalnya lingkungan kerja. Dari permasalahan tersebut dapat diketahui

awal mula munculnya dilema yang berdampak pada kemunduran tidak

hanya dari segi fisik subyek penelitian akan tetapi juga mengganggu kondisi

psikisnya.

Metode terapi yang digunakan dalam penerapan Konseling Islam

adalah terapi realitas untuk mengatasi dilema single parent sebagai wanita

karier. Sedangkan yang akan saya jadikan penelitian adalah dilema dalam

menentukan atau memilih antara karier dan studi.

Persamaan : skripsi diatas membahas masalah dilema memlih

Perbedaan : dalam penelitian tersebut membahas dilema single parent

sebagai wanita karier, tetapi dalam penelitian ini membahas dilema

mahasiswa memilih antara studi dan karier.

b. Miftahul Husna NIM: B03206008 (BKI) BIMBINGAN KONSELING

ISLAM DALAM MENGATASI DILEMA SEORANG IBU UNTUK

MEMPERTAHANKAN KELUARGA DI DESA JETIS KEC. JETIS KAB.

MIJIKERTO. 2010

Dalam skripsi ini penulis mendeskripsikan tentang dilema yang

dialami oleh seorang ibu untuk mempertahankan keutuhan keluarga. Subyek

penelitian merasa bingung dengan pilihannya antara suami dan ketiga anak

perempuan karena mereka berdua sama-sama penting dalam hidupnya. Dari

(56)

48

berdampak pada keadaan psikisnya, sehingga mengganggu kondisi psikis

subyek penelitian.

Terapi yang digunakan dalam bimbingan konseling islam

menggunakan pendekatan eksistensial humanistik. Masalah yang dihadapi

adalah bingung dengan pilihannya antara suami dan ketiga anak perempuan

karena mereka berdua sama-sama penting dalam hidupnya. Sedangkan yang

akan saya jadikan penelitian adalah dilema dalam memilih antara studi atau

karier seorang mahasiswa Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

Persamaan : penelitian tersebut menjelaskan tentang dilema memilih

Perbedaan : penelitian tersebut menjelaskan dilema seorang ibu memilih

antara suami dan anak, sedangkan dalam penelitian ini dilema yang dialami

(57)

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Balong Biru lebih tepatnya di RT

13 RW 04 Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Keadaan

geografis subjek penelitian ini memiliki lahan seluas 124,625 Ha dan memiliki

curah hujan 2000 mm/tahun serta tinggi dari permukaan laut 6 meter. Daerah

ini memiliki batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Desa Jemundo

b. Sebelah selatan : Desa Babadan

c. Sebelah barat : Desa Sambi roto

d. Sebelah timur : Desa Sadang

Adapun ORBITASI (jarak dari pusat pemerintahan Desa) sebagai

berikut:

a. Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan : 4 km

b. Jarak dari pusat pemerintahan Kotif : 30km

c. Jarak dari Ibu Kota Dati I : 24km

d. Jarak dari Ibu Kota Dati II : 9 km

e. Jarak dari Ibu Negara : 100km

Keadaan demografi penelitian suatu daerah sangat mempengaruhi pola

(58)

✂ ✄

Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo yaitu 14.436 orang yang terdiri atas 12

RW dengan perincian sebagai berikut :

a. Laki-laki : 6.918 orang

b. Perempuan : 7.518 orang

Keadaan ekonomi suatu masyarakat ditentukan oleh keterampilan atau

kemampuan yang dimiliki oleh individu pada suatu masyarakat itu sendiri.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat Desa Balung Biru bekerja

sesuai dengan kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki masing-masing.

Berikut ini tabel mata pencaharian masyarakat Desa Balong Biru.

Tabel 2.1

Mata Pencaharian Masyarakat Desa Balong Biru

No Keterangan Prosentase

1. 2. 3.

Petani

Pekerja disektor jasa atau perdagangan Pekerja disektor industri

30 % 50 % 100 %

Jadi dapat dilihat bahwa mayoritas mata pencaharian masyarakat lebih

tinggi Kedundungnya yaitu pada pekerja disektor industri.

Dalam pelaksanaan pembangunan, pihak pemerintahan Desa Balung Biru

mengutamakan pada sektor pendidikan. Adapun untuk tingkat pendidikan di

Desa Balong Biru tergolong pada tingkat yang cukup baik karena mayoritas

pendidikan masyarakatnya tamatan Sekolah Menengah Atas (SLTA) bahkan

banyak diantara warganya yang sampai kejenjang Perguruan Tinggi. Selain itu

pemerintah Desa Balong Biru mempunyai fasilitas gedung Play Group (PG),

(59)

☎ ✆

non Islam. Berikut ini tabel pemeluk agama menurut penghayat masyarakat

Desa Balong Biru.

Tabel 2.2

Pemeluk Agama Menurut Penghayat Masyarakat Desa Balong Biru

No Agama Jumlah

Banyak sekali kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan di Desa

Balung Biru dan warganya pun aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan

keagamaan. Kegiatan-kegiatan yang keagamaan yang diselenggarakan antara

lain pengajian rutin, fatayatan, istighosah, banjari dan khotmil Qur’an. Para

pemuda-pemudinya juga tidak ikut kalah dalam meramaikan kegiatan

keagamaan, banyak juga para pemudanya yang aktif dalam kegiatan

keagamaan dan aktif dalam organisasi keagamaan seperti organisasi remaja

masjid dan IPNU-IPPNU.48 1. Deskripsi Konselor

Konselor adalah orang yang bertugas membantu menyelesaikan

masalah yang dihadapi oleh seseorang (klien). Konselor disini hanya

mengarahkan atau membimbing klien ke arah yang lebih baik, bukan untuk

mengambil keputusan untuk jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi

oleh klien karena yang menentukan atau yang mengambil keputusan adalah

klien sendiri. Adapun yang menjadi konselor dalam penelitian ini yaitu:

48

Gambar

 Tabel 1.1
 Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3 Terlampir
+3

Referensi

Dokumen terkait

Adapun penyebab miskonsepsi yang dialami oleh siswa dapat berasal dari siswa itu sendiri yaitu berkaitan dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa (prakonsepsi), tahap

Berdasarkan data yang menyebutkan bahwa angka kejadian anemia tinggi pada pasien PGK maka penulis tertarik dan merasa perlu melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Antara

mengenai Pacu Jalur Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau dengan lima (5) sub variabael yaitu sumber daya dengan tiga (3) indikator

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka diusulkan untuk dibangun aplikasi untuk percetakan Zahra Books berbasis web, yang dapat mempermudah pihak pemesan

Kesimpulan yang dapat dikemukakan diantaranya penelitian pengambangan yang telah dilaksanakan menghasilkan 12 model latihan pasing bawah, penilaian oleh ahli materi

Perbedaan antara jumlah tercatat entitas asosiasi atau ventura bersama pada saat hilangnya pengaruh signifikan dan nilai wajar dari investasi yang tersisa dan hasil

Dalam pembuatan konjugat antibodi PVY-nanopartikel emas, hasil reaksi konjugasi nanopartikel emas pada antibodi menunjukkan adanya perubahan warna larutan koloid nanopartikel