BIMBINGAN KONSELING ISLAM DALAM MENGATASI DILEMA SEORANG MAHASISWA DI DESA BALONG BIRU KECAMATAN TAMAN
KABUPATEN SIDOARJO
(Studi kasus seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karir) Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh : NISHRUL LAILI
NIM B03213018
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAK
Nishrul Laili (B03213018), Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.
(Studi kasus seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karier)
Fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara study dan karier di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?. (2) Bagaimana hasil akhir proses Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara study dan karier di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?
Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian menggunakan metode kualitatif dengan analisa deskriptif komparatif. Kendala yang dihadapi seorang mahasiswa adalah menentukan pilihan yang paling tepat dan betanggung jawab yang berasal dari dalam diri klien. Dalam penelitian ini proses konseling yang terjadi menggunakan Bimbingan Konseling Islam, dengan pendekatan ini diharapkan klien dapat membuat pilihan yang tepat dan bijaksana untuk masa depannya. Pada dasarnya dilema antara studi dan karir yang dialami oleh salah satu mahasiswa di Desa Balong Biru, Taman, Sidoarjo. Dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam dirinya sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar seperti kondisi lingkungan. Hasil analisis menujukkan bahwa klien mengalami dilema antar studi dan karir yang dipengarui oleh faktor internal yaitu keinginan yang timbul dari dirinya sendiri tanpa ada paksan dari siapapun untuk melakukan penyimpangan yang terjadi pada kuliahnya dan faktor eksternalnya berupa tertekan dengan keadaan orang tuanya menginginkan anak-anak lulus studi strata S1. Yang mengakibatkan klien meiliki kebiasaan yang buruk. Karena sulit untuk berkonsentrasi atau fokus ketika dalam perkuliahan atau berkerja, maka dampak yang mempengaruhi merenung, stress.
Pada proses konseling dengan menggunakan bimbingan konseling islam, konselor hanya memberikan motivasi melalui pertanyaan-pertanyaan yang membuat klien menyadari bahwa selama ini yang di hadapi. Setelah dilakukan proses bimbingan konseling islam dengan menggunakan metode Terapi Sholat Istikharah serta mengetahui manfaatnya klien mulai menyadari bahwa perilakunya selama ini sangat merugikan dirinya sendiri. Klien mengatakan bahwa dirinya ingin merubah dan meninggalkan kebiasaan buruknya.
PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi
ABSTRAK ... vii A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penulisan ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Konsep ... 8
F. Metode Penilitian ... 11
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 11
2. Sasaran Dan Lokasi Penelitian ... 12
3. Tahap-Tahap Penelitian ... 13
4. Jenis dan Sumber Data ... 16
5. Teknik Pengumpulan Data ... 18
6. Teknik Analisis Data ... 21
7. Teknik Keabsahan Data ... 22
G. Sistematika Pembahasan ... 24
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 26
1. Bimbingan Dan Konseling Islam ... 26
a. Pengertian Bimbingan Dan Konseling Islam ... 26
b. Tujuan BKI ... 27
c. Fungsi BKI ... 28
d. Unsur-Unsur BKI ... 29
e. Prinsip-Prinsip BKI ... 31
f. Langkah-Langkah BKI ……….... 32
a. Pengertian Terapi Sholat Istikharah ... 34
b. Tujuan Terapi Sholat Istikharah ... 35
c. Manfaat Terapi Sholat Istikharah ... 35
d. Jenis-Jenis Terapi Sholat Istikharah ... 36
e. Dalil-Dalil Terapi Sholat Istikharah ... 38
f. Tata Cara Terapi Sholat Istikharah ... 40
g. Waktu Pelaksanaan Terapi Sholat Istikharah ... 42
h. Cara Mengetahui Petunjuk Yang Diberikan Allah ... 43
3. Dilema ... 43
a. Pengertian Dilema ... 43
b. Macam-Macam Dilema ... 44
c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Dilema ... 46
4. Pengertian Studi dan Karir ... 46
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 47
BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 49
1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49
2. Deskripsi Konselor ... 51
3. Deskripsi Konseli ... 53
4. Deskripsi Masalah ... 56
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57
1. Deskripsi Proses Bimbingan Konseling Islam Dalam Mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 57
2. Deskripsi Hasil Proses Bimbingan Konseling Islam dalam Mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 70
BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 72
B. Analisis Hasil dari Proses Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi Dilema Seorang Mahasiswa di Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kab. Sidoarjo ... 79
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 82
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia dalam mengarungi hidup di dunia, pasti pernah
mengalami susah dan senang, sengsara dan bahagia, pahit dan manisnya
hidup. Semua orang pasti berusaha untuk mencapai kebahagiaan dalam
hidupnya dan pasti tidak akan memilih untuk sengsara. Harta yang berlimpah,
derajat yang tinggi, atau sesuatu yang sangat diidam-idamkan oleh seseorang
tiba-tiba akan sirna ketika mengalami dilema. Jika dibiarkan akan dapat
membahayakan bagi dirinya sendiri yang berdampak munculnya penyakit
jiwa pada orang yang mengalami dilema.
Menurut Kamus Ilmiah Populer, dilema mengandung arti pilihan yang
sukar yang dua-duanya tidak menyenangkan.1situasi sulit yang mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak
menyenangkan atau tidak menguntungkan, situasi yang sulit dan
membingungkan. Hal ini akan terjadi pada setiap manusia, baik itu
pengusaha, tentara, siswa atau mahasiswa pasti pernah mengalaminya.
Makna hidup dimiliki oleh seseorang ketika ia memiliki kejujuran dan
merasa hidupnya dibutuhkan oleh orang lain serta merasa mampu dan telah
mengerjakan sesuatu yang bermakna bagi orang lain. Makna hidup biasanya
dihayati oleh para pejuang dalam bidang apapun, karena pusat perhatian
pejuang adalah pada bagaimana bisa menyumbangkan sesuatu untuk
1
2
kepentingan orang lain.2 Seperti halnya seorang mahasiwa, yang merupakan pejuang bagi terciptanya perubahan menuju yang lebih baik lagi untuk
negaranya.
Mahasiswa merupakan ‘agent of change’ pada setiap negara. Sebab
dengan semakin banyak masyarakat yang menempuh studi sebagai
mahasiswa, akan menjadikan negara semakin maju dan berkembang. Secara
otomatis pereknomian yang ada di negara tersebut akan terjamin, sehingga
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.3
Aktivitas dalam kampus dan aktivitas dalam instansi atau perusahaan
sangat berbeda. Keadaan di kampus, mahasiswa dituntut untuk selalu aktif
dalam kegiatan perkuliahan untuk menjamin mutu pendidikan, agar
menghasilkan sarjana yang berkualitas. Keadaan sebaliknya di instansi atau
perusahan, seseorang diwajibkan mentaati peraturan yang ada dan
melaksanakan kewajibannya sebagai pegawai dengan sebaik-baiknya.
Secara umum pengertian Bimbingan Konseling Islam didefinisikan
sebagai upaya proses bantuan yang diberikan secara ikhlas pada induvidu atau
kelompok untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta untuk
3
Seiring dengan modernitas zaman, pola gerak dan aktivitas perempuan
berubah dan turut mempengaruhi ideologi, pemikiran, serta peran yang selama
ini dijalaninya. Apabila dahulu perempuan hanya berkutat pada ranah
domestik, namun sekarang perempuan banyak menekuni aktivitas di ranah
publik dengan berkarir dan mampu mandiri dari segi ekonomi. Maka, peran
tersebut seharusnya tidak dibakukan, karena hanyalah bentukan sosial saja.
Dalam era globalisasi pembangunan nasional dalam konteks sumber
daya manusia, keterlibatan antara laki-laki dan perempuan merupakan hal
yang sangat esensial. Oleh sebab itu, kepedulian holistik yang melihat sumber
daya manusia dengan peran kekhalifahannya di bumidengan acuan nilai-nilai
agama dan nilai luhur budaya bangsa, perlu disinergikan dalam konteks
dimensi domestik dan publik sekaligus. Dimensi publik yang menyangkut
aspek perempuan dibidang iptek, ekonomi, ketenagakerjaan, politik dan
ketahanan nasional. Dimensi domesticmencakup aspek kesejahteraan
keluarga, kesehatan, hubungan keluarga yang simetris dan lain-lain5
wanita yang bekerja untuk mengembangkan karir. Akhir-akhir ini
menjadi makin lazim penggunaan istilah atau konsep ‘wanita karir’. Pada umumnya wanita karir adalah wanita yang berpendidikan cukup tinggi dan
mempunyai status yang cukup tinggi dalam pekerjaannya, yang cukup
berhasil dalam berkarya.
Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan
manusia, di mana pun dan kapan pun individu berada. menunjukkan bahwa
5
4
salah satu komponen terpenting dari kehidupan manusia dewasa adalah karir,
karir juga sangat menentukan kebahagian hidup manusia sehingga tidak
mengherankan jika masalah karir praktis menyita seluruh perhatian, energi,
dan waktu orang dewasa. Oleh karena sesuatu yang penting dan diperlukan
perhatian maka sewajarnya seseorang akan merasa kebingungan jika
dihadapkan dengan pilihan-pilihan karir.6
Karir secara spesifik dapat dikatakan aktivitas berkegiatan secara
produktif yang memiliki peran besar dalam memenuhi kebutuhan hidup
manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan psikologis. Secara
ekonomis karir dicapai untuk memperoleh penghasilan yang bisa digunakan
untuk membeli barang dan jasa guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Secara sosial karir dicapai untuk mendapatkan penghargaan di mata
masyarakat, artinya seseorang yang memiliki karir tentu akan mendapat status
sosial yang lebih terhormat daripada yang tidak memiliki karir dan seseorang
yang memiliki karir tertentu secara psikologis akan meningkatkan harga diri
dan kompetensi diri, sehingga dapat dikatakan karir dapat menjadi jalan untuk
mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki individu.
Oleh karena itu dala penelitian ini penulis untuk menggali informasi
secara umum dan khusus tentang pembinaan dalam istilah bentuk Bimbingan
5
Klien adalah salah satu mahasiswa S-1 semester VI jurusan Bimbingan
konseling di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Saat ini masih tercatat
sebagai mahasiswa, tetapi sedang mengambil cuti selama 1 tahun. Ia juga
sebagai pegawai swasta di salah satu perusahaan BANK ternama di Sidoarjo
PT. Mega Finance yang sekarang ini menjabat sebagai admintrasi, bisa
dikatakan sebagai anak emas pimpinan.
Posisi sekarang ini, klien dihadapkan pada persoalan yang cukup
membuatnya bimbang dan tertekan, memilih antara studi dan karier.
Keinginannya untuk terus mengembangkan karir yang sesuai kompetensinya
dengan tekanan untuk aktif kembali sebagai mahasiswa untuk membanggakan
orang tuanya yang berharap menyelesaikan studi strata satu S-1. Hal ini
sedikit banyak berdampak pada psikisnya yang saling bertentangan antara
keduanya. Apakah memilih untuk berkarier dengan jabatannya yang sedang
melambung dan meninggalkan tanggungjawabnya sebagai mahasiswa, atau
mungkin ada hal lain yang membuatnya gelisah sehingga menjadi bingung
dan bimbang.
Pada dasarnya permasalahan klien terletak ketika masa cuti yang akan
berakhir pertengahan tahun 2011 ini. Sebelum berkarier di perusahaan kaleng ,
klien bekerja di perusahaan lain yang habis masa kontraknya dan tidak
diperpanjang lagi. Pada waktu interview dalam ujian masuk sebagai pegawai
perusahaan kaleng ini, klien ditanya oleh tim penguji statusnya dan bagaimana
bila diterima menjadi pegawai perusahaan ini, apakah memilih untuk
6
aktif sebagai pegawai, namun bila sudah habis masa trainingnya, ia akan aktif
kembali sebagai mahasiswa. Posisinya kini yang menjadi anak emas pimpinan
yang memiliki tanggung jawab yang tinggi di perusahaannya, mengharuskan
untuk aktif sebagai pagawai yang bersinggungan dengan harapan orang tuanya
agar semua anak-anaknya menyelesaikan studi strata satu S-1 termasuk klien.
Kekhawatiran atas melanjutkan studi dan menekuni kariernya
mengharuskan ia untuk mengambil sebuah pilihan yang merupakan pilihannya
sendiri yang berasal dari dalam dirinya dan dirasa efektif bagi diri klien
nantinya.
Dengan adanya kejadian diatas, maka sangat perlu peran Bimbingan
Konseling Islam dalam membantu permasalahan diri mahasiswa tersebut
untuk mengambil keputusan secara bijak dan tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam
mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi
dan karir di Desa Baalung Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo?
2. Bagaimana hasil akhir proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam
dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara
studi dan karir di Desa Balung Biru Kecamatan Taman Kabupaten
7
C. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dalam
mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara studi
dan karir di Desa Balung Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui hasil akhir proses pelaksanaan Bimbingan Konseling
Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih
antara studi dan karir di Desa Balung Biru Kecamatan Taman Kabupaten
Sidoarjo.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis
maupun praktis adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain dalam bidang
Konseling Islam, dengan treatment yang dapat digunakan dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara
studi dan karir.
b. Sebagai sumber informasi dan referensi tentang dilema seorang
mahasiswa yang bimbang memilih antara studi dan karier dengan
menggunakan pendekatan konseling.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi konselor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
8
mengatasi dilema seorang mahasiswa yang bimbang memilih antara
studi dan karir.
b. Bagi klien, secara praktis dapat mengintropeksi kelebihan dan
kekurangan diri untuk kedepannya, sehingga dapat mengatasi problem
dilema yang dialami.
E. Definisi Konsep
1. Bimbingan Konseling Islam
Bimbingan Konseling Islam adalah Suatu aktivitas pemberian
nasehat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk
pembicaraan yangkomunikatifantara konselor dan konseli atau klien.7 Bimbingan dan Konseling Islam merupakan sebuah metode terapi
islam yang digunakan untuk membantu mengoptimalkan potensi yang
dimiliki individu, sehingga individu dapat menghadapi
permasalahan-permasalahan dalam hidupnya secara mandiri, dan dapat menjadi insan
yang selalu optimis dalam menjalani kehidupan.
Proses pemberian bantuan kepada klien yang mengalami dilemma
dalam mengambil keputusan. BKI memiliki tujuan dalam memberikan
bantuan kepada klien dalam mengembangkan potensi dirinya dalam
mengatasi problem yang ada pada diri klien sesuai syari’ah islam. Dalam
Bimbingan Konseling Islam terdapat beberapa teknik yang mendukung
9
2. Terapi Sholat Istikharah
Terapi Sholat Istikharah adalah Shalat Sunah dua Raka’at yang dikerjakan oleh seorang muslim untuk meminta petunjuk kepada Alloh
Swt yang sedang bingung diantara beberapa pilihan dan merasa ragu–ragu untuk memiilih atau memohon kepada Allah manakah yang terbaik dari
urusan yang mesti dipilih salah satunya.
Tujuan dari terapi ini adalah memintak jawaban ya atau tidak atas
satuan perkara atau memintak dipilihkan begitu saja oleh Allah Swt, oleh
karena itu kita hanya perlu memejamkan mata, mengosongkan hati dan
pikiran senantiasa Allah akan menurunkan Jawaban yang baik bagi klien.8 3. Dilema
Dilema menurut ilmiah popular, Dilema merupakan sesuatu yang
mengharuskan orang menentukan pilihan lebih dari satu yang sama-sama
tidak menguntungkan atau mungkin suatu hal yang membinggungkan
sehingga sulit sekali untuk menentukan pilihan atau tujuan yang akhirnya
akan dipilih menjadi suatu tujuan yang benar yakin terhadap pilihannya.9 Dimana dilema pada penelitian ini seorang mahasiswa yang ingin
memilih studi dan Karir, Karena kebingungan terhadap memilih salah satu
yang diinginkannya itu sama-sama penting bagi diri klien, Tetapi orang tua
klien tersebut menyuruh dia kuliah tanpa bekerja, Maka dia pun lebih
memilih untuk kuliah dulu karena di semester VII ini, dia pingin fokus
dengan kuliahnya tanpa gangguan dengan pekerjaannya yang lain.
8
Karisma, Rahasia-Rahasia Sholat, (Bandung: Dar At-Turats Al-‘Arabi, Kairo-Mesir Cetakan II, 1984) hal. 198.
9
10
4. Studi dan Karir
Pengertian Studi adalah merupakan pendidikan, pelajaran,
penyelidikan dan tempat belajar.10
Pengertian Karir adalah merupakan pekerjaan, profesi.11
Dalam kenyataannya ada orang dalam bekerja tidak sesuai dengan
bakat, potensi, dan pendidikannya dengan pekerjaannya yang permanen.
Salah jalur karir, ini dapat menyebabkan ke tidak nyamanan dalam
bekerja, bahkan dapat menimbulkan tidak serius bekerja dan akhirnya
dipecat perusahaan atau lembaga. Untuk perlu kita pahami kecocokan
bakat, potensi, latar belakang pendidikan dengan posisi pekerjaan yang
akan kita masuki.
Dengan ini seorang peneliti memberi saran kepada seorang
mahasiswa untuk studi itu sangat penting didahuluhkan dari pada karir,
karena bekal dari karir yaitu studi yang bisa menentukan dimana dia
berkarir yang sukses dan tidak baik.
Dengan demikian yang dimaksud dari judul “Bimbingan Konseling
Islam dalam mengatasi dilema seorang mahasiswa di Desa Balung Biru
Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo” adalah upaya penulis untuk
memberikan solusi dalam permasalahan yang dialami klien. Penelitian ini
menggunakan Bimbingan Konseling Islam untuk mengambil sebuah
11
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong dalam bukunya
“Metode Penelitian Kualitatif” adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Pendekatan ini melihat keseluruhan latar belakang
subyek penelitian secara utuh (holistic).
Penelitian kualiatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang difahami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.12Dan untuk mencari jawaban atas semua persoalan pokok di atas dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif
yaitu pendekatan deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberi gambaran
sistematis, tekstual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan
ciri-ciri orang tertentu, kelompok-kelompok atau keadaan-keadaan.
Keterangan untuk penelitian seperti ini dapat dikumpulkan dengan bantuan
wawancara, kuesioner dan pengamatan langsung. Penelitian seperti ini
12
12
akan memberikan informasi tentang sifat atau gejala pada keadaan
tertentu. Dalam penelitian ini tidak terdapat perlakuan atau pengendalian
data. Penelitian deskriptif hanya menggambarkan apa yang ada, bukan
menguji hepotesa. Sehingga penelitian ini bersifat non hipotesis. Penelitian
ini bergantung pada pengamatan peneliti.13
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus.
Studi kasus merupakan kegiatan pengumpulan informasi yang sangat
bersifat pribadi data atau informasi yang dikumpulkan dalam studi kasus
bersifat menyeluruh dan terpadu. Dikatakan menyeluruh karena data atau
informasi yang dikumpulkan itu meliputi seluruh aspek kepribadian
individu. Oleh karena inti studi kasus ini dapat diartikan sebagai suatu
teknik mempelajari seorang individu secara mendalam dalam rangka
membantu individu atau klien tersebut, memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya.14 2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tiga subyek yang penulis teliti yaitu:
a. Klien
Dikatakan sebagai klien karena orang tersebut sedang
mengalami masalah dan memerlukan bantuan untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Klien kami adalah seorang mahasiswa yang sedang
13
b. Konselor
Konselor adalah orang yang mempunyai kemampuan atau
ketrampilan di bidang pemecahan masalah. Adapun yang menjadi
konselor dalam pemecaham masalah klien ini, tidak lain adalah
peneliti sendiri.
c. Informan
Informan adalah orang yang mengatahui biodata klien sedikit
atau banyak tentang diri klien, baik itu dari keluarga, tetangga, teman
dekat atau masyarakat.
3. Tahap-Tahap Penelitian
Peneliti menggunakan 3 tahapan dalam penelitian, yaitu:
a. Tahap pra lapangan
Tahap ini digunakan untuk menyusun rancangan penelitian, adapun
yang diperlukan dalam mempersiapkannya adalah sebagai berikut:
1) Menyusun rancangan penelitian
Peneliti menyusun rancangan penelitian yang diteliti berisi:
latar belakang masalah, kajian kepustakaan, pemilihan lapangan,
penentuan jadwal penelitian, pemilihan alat penelitian, rancangan
pengumpulan data, rancangan prosedura analisis data, rancangan
perlengkapan (yang diperlukan dalam penelitian), rancangan
14
2) Memilih lapangan penelitian
Peneliti menentukan lapangan yang hendak diteliti dengan
memilih lapangan penelitian mengarah pada teori substansif yang
dirumuskan dalam bentuk hipotesis kerja walaupun masih tentatis
sifatnya. Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan
lapangan penelitian adalah dengan jalan mempertimbangkan teori
substansif, pergi dan jajaki lapangan untuk melihat apakah terdapat
kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan.
3) Mengurus perizinan
Peneliti mengurus perizinan sebagai bentuk birokrasi dalam
penelitian, setelah memilih lapangan penelitian.
4) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan
Peneliti berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial,
fisik, dan keadaan alam serta menyiapkan perlengkapan yang
diperlukan di lapangan, kemudian peneliti mulai mengumpulkan
data yang ada di lapangan.
5) Memilih dan memanfaatkan informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situsi dan kondisi latar penelitian. Sebaiknya
informan dipilih dengan kebaikannya dan dengan kesukarelaannya
15
6) Menyiapkan perlengkapan penelitian
Peneliti menyiapkan pedoman wawancara, alat tulis, map,
buku, perlengkapan fisik, izin penelitian, dan semua yang bertujuan
untuk mendapatkan deskripsi data di lapangan.
7) Persoalan etika penelitian
Etika penelitian pada dasarnya menyangkut hubungan
peneliti dengan orang atau subyek penelitian baik secara
perseorangan maupun kelompok. Oleh karena itu, peneliti
hendaknya menyesuaikan diri serta “membaca” baju adat, kebiasaan, dan kebudayaannya, kemudian “untuk sementara”
peneliti menerima seluruh nilai dan norma sosial yang ada di dalam
masyarakat latar penelitiannya.15 b. Tahap pekerjaan lapangan
1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri
Untuk memasuki lapangan, peneliti perlu memahami latar
penelitian, penampilan fisik yang disesuaikan dengan keadaan,
kebiasaan, kepercayaan, dan sebagainya, faktor waktu penelitian
yang cukup sehingga strategi pengumpulan datanya menjadi efektif.
2) Mamasuki lapangan
Peneliti menciptakan rapport (hubungan antara peneliti dan subyek yang sudah melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi
dinding pemisah diantara keduanya), sehingga peneliti dalam
15
16
berperanserta akan terwujud seutuhnya ketika membaur secara fisik
dengan kelompok komunitas yang akan diteliti.
3) Berperanserta sambil mengumpulkan data
Catatan lapangan peneliti dibuat sewaktu mengadakan
pengamatan, wawancara, atau menyaksikan suatu kejadian tertentu.
Tidak boleh melupakan bentuk data lainnya seperti dokumen,
laporan, gambar, foto, dan alat perekam yang sekiranya dibutuhkan
dalam pengumpulan data.
c. Tahap analisis data
Peneliti menganalisis data yang dilakukan dalam suatu proses yang
berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data
dilakukan dan dikerjakan secara intensif. Kemudian menghasilkan tema
dan hipotesis yang sesuai dengan kenyataan.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data
Karena penelitian ini adalah penelitian yang sifatnya deskriptif
kualitatif terhadap suatu penelitian, maka jenis data yang digunakan
adalah data yang bersifat non statistik dimana data yang diperoleh
17
Jenis data dalam penelitian ini adalah:
1) Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama di lapangan.16Dalam hal ini diperoleh dari deskripsi tentang latar belakang dan masalah konseli,
pelaksanaan proses konseling, serta hasil akhir pelaksanaan
konseling.
2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data kedua, yang diperoleh dari riwayat pendidikan konseli,
gambaran lokasi penelitian, keadaan lingkungan konseli, pelaku
keseharian konseli, dan wawancara untuk mengetahui lebih jelas
permasalahannya.
b. Sumber data
Untuk mendapatkan keterangan (data) tersebut, peneliti
menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya. Adapun
sumber data dalam suatu penelitian terdiri dari dua sumber yaitu:
1) Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data yaitu klien.
2) Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, selain diberikan kepada
pengumpul data. Data sekunder juga diberikan kepada informan
seperti keluarga, tetangga dan teman dekat.
16
18
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan teknik untuk mencari data dengan cara
pengamatan langsung pada klien tanpa sepengetahuannya. Observasi
dilakukan untuk memperoleh data yang langsung dapat diambil
peneliti mengenai lokasi penelitian dan masalah yang dihadapi klien
seperti: mahasiswa yang mengalami dilema dalam menentukan
pilihan, sehingga membuat bimbang dengan pilihannya. Data yang
peneliti peroleh adalah kondisi, perilaku dan aktivitas klien yang ada
di lokasi penelitian.
Metode observasi ini dilakukan melalui kunjungan lapangan
pada situasi tertentu, agar peneliti dapat melakukan observasi
langsung untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Pengamatan
tersebuta akan didapat deskripsi yang jelas mengenai keadaan klien
yang sebenarnya, sekaligus mengamati secara langsung proses
konseling di tempat penelitian
b. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
19
permasalahan yang dialami dialami oleh klien sehingga peneliti dapat
memperoleh data secara langsung kepada klien.17
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
interview atau wawancara terpimpin, yaitu interview yang dilakukan
oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap
dan terperinci.18 Data yang diperoleh melalui metode ini berupa deskripsi tentang kondisi klien, latar belakang keluarga, dan profesi
klien.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menelusuri data secara sistematis. Dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda. Bisa
tertulis seperti buku, majalah, transkrip, latihan, agenda, dan
sebagainya. Dengan mempelajari data yang terdapat dalam
dokumen-dokumen tersebut, diharapkan dapat dijadikan bahan untuk memahami
kondisi klien secara utuh.
Data yang diperoleh melalui metode ini adalah data berupa
gambaran umum tentang lokasi penelitian yang meliputi dokumentasi
tempat tinggal konseli, tentang identitas konselor, konseli, dan
masalah.
17
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rusda Karya, 2005), h.248
18
20
Untuk memperjelas gambaran yang jelas mengenai jenis data
dan teknik pengumpulan data dalam penelitian kasus ini dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 1.1
Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Sumber Data TPD
1 Gambaran umum lokasi penelitian O D
2
Kondisi tentang klien, latar
belakang keluarga, dan profesi
klien
O + I O+I
3 Kondisi klien sebelum konseling O + I O+I
4 Pelaksanaan konseling Konselor I
5 Kondisi klien sesudah konseling O + I O+I
6 Follow up konseling Konselor I
Keterangan:
TPD : Teknik Pengumpulan Data
D : Dokumentasi
O : Observasi
21
6. Teknik Analisis Data
Proses analisis data adalah proses memilih dari beberapa sumber
maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.19 Analisis data diperlukan agar dapat mengembangkan kategori dan sebagai
perbandingan yang kontras untuk menemukan sesuatu yang mendasar dan
memberikan deskripsi apa adanya. Setelah data terkumpul, maka akan
dilakukan analisis data dengan reduksi, display data dan verifikasi data
yang dimaksudkan dengan menginventarisir data yang relevan dan
sederhana, mengabstraksikan data yang telah terkumpul dalam bentuk
tulisan hasil catatan di lapangan. Selanjutnya displey data atau penyajian
data merupakan bagian dari analisis data yang dilakukan sekaligus dengan
analisis yang memerlukan sikap, daya cipta pandangan luas dan terakhir
langkah untuk menarik kesimpulan.
Dengan demikian, data tentang pelaksanaan Bimbingan Konseling
Islam dalam mengatasi seorang mahasiswa Universitas PGRI
ADIBUANA (UNIPA) Surabaya yang melalui proses identifikasi masalah,
diagnosis, prognosis, langkah terapi, follow up dan keadaan klien setelah
bimbingan yang disajikan dalam bentuk deskriptif komparatif, yaitu
membandingkan pelaksanaan di lapangan dengan teori Bimbingan
Konseling Islam yang disajikan, sedangkan untuk menganalisis hasil
pelaksanaan dengan membandingkan keadaan klien sebelum mendapat
bimbingan dan setelah mendapatkan Bimbingan Konseling Islam.
19
22
7. Teknik Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
Adapun teknik pemeriksaan seabsahan data sebagai berikut:
a. Perpanjangan keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan
data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu
singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar
penelitian.
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Oleh karena
itu peneliti akan banyak mempelajari budaya, menguji informan serta
membangun kepercayaan.
b. Ketekunan pengamatan
Keajegkan pengamatan berarti mencari secara konsisten
interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses
analisis yang konstan atau tentatif, mencari suatu usaha, membatasi
berbagai pengaruh, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa
yang tidak dapat diperhitungkan.
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri atau
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau
23
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksahan keabsahan data yang
memanfaatkan sasuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. membedakan
empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaansumber, metode, penyidikdanteori.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda. Perbandingan tersebut merupakan
kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang lebih penting
adalah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya
perbedaan-perbedaannya.
Pada triangulasi dengan metode, menurut Patton terdapat dua strategi yaitu:
1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data.
2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang sama.
Teknik triangulasi jenis ketiga, dengan penyidik ialah memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan
pengecekan kembali dengan kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat
24
Sedangkan triangulasi yang terakhir, dengan teori adalah memeriksa derajat kepercayaan suatu informasi, disamping juga
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan skripsi ini,
maka penulis akan menyajikan pembahasan kedalam beberapa bab yang
sistematika pembahasan adalah sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan yang merupakan pola dasar dari skripsi meliputi:
Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Definisi Konsep, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.
Bab II. Kerangka teori dalam bab ini menjelaskan tentang bagian
pertama kajian kepustakaan tentang Bimbingan Konseling Islam yang
meliputi: Pengertian Bimbingan Konseling Islam, Tujuan dan Fungsi
Bumbingan Konseling Islam, Unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam,
Langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam, Pengertian Terapi Sholat
Istikharah, Tujuan Terapi Sholat Istikharah, Manfaat Terapi Sholat Istikharah,
Jenis-Jenis Terapi Sholat Istikharah, Dalil-Dalil Terapi Sholat Istikharah, Tata
Cara Terapi Sholat Istikharah, Waktu pelaksanaan Terapi Sholat Istikharah,
Cara Mngetahui Petunjuk Yang Diberikan Allah, Pengertian Dilema,
25
Bab III. Penyajian Data bab ini menjelaskan tentang deskripsi umum
obyek penelitian: konselor, klien, dan masalah. Kemudian menjelaskan
tentang deskripsi hasil penelitian: proses pelaksanaan bimbingan konseling
dan hasil akhir pelaksanaan bimbingan konseling.
Bab IV. Analisa Data bab ini menjelaskan tentang pembahasan yang
terdiri dari hasil interview (penelitian kualitatif) dengan klien tentang masalah
yang dialami, yang berisikan proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam
dan hasil akhir pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam.
Bab V. Penutup bab ini berisikan tentang kesimpulan, saran dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Bimbingan Konseling Islam
a. Pengertian Bimbingan Konseling Islam
Bimbingan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan
terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.20
Bimbingan Konseling Islam adalah usaha memberikan bantuan
kepada seseorang atau sekelompok orang yang sedang mengalami
kesulitan lahir batin dalam menjalankan tugas-tugas hidupnya dengan
menggunakan pendekatan agama, yakni dengan membangkitkan
kekuatan getaran batin (iman) di dalam dirinya untuk mendorongnya
mengatasi masalah yang dihadapinya.21
Bimbingan Konseling Islam adalah suatu aktifitas pemberian
nasehat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam
bentuk pembicaraan yang komunikatif antara konselor dan konseli atau
27
Bimbingan Konseling Islam adalah salah satu dari berbagai tugas
manusia dalam membina dan membentuk manusia ideal, berharga dan
bermanfaat bagi manusia, baik dalam urusan agama, dunia, pemenuhan
kebutuhan, pemecahan masalah.23
Sedangkan menurut “Mara Suzana” :
Bimbingan Konseling Islam adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangkaian memberi bantuan orang lain yang menghadapi kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya, agar klien mampu mengatasi sendiri dan timbul kesadaran dan penyerahan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadi suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup sekarang dan masa depan.24
Jadi, dari kelima pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Bimbingan Konseling Islam adalah bantuan yang bersifat mental
spiritual, sehingga dengan melalui kekuatan iman dan takwanya kepada
Tuhan seseorang mampu mengatasi sendiri problema yang sedang
dihadapinya.
b. Tujuan Bimbingan Konseling Islam
Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia
berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing
pelayanan ini berguna dan bermanfaat untuk memperlancar dan
memberikan dampak positif konseling Islam ini membantu individu
untuk bisa menghadapi masalah sekaligus bisa membantu
mengembangkan segi-segi positif yang dimiliki oleh individu.
23
Musfir bin Said Az-Zahrani,Konseling Terapi,(Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 16
24
28
Dengan demikian, secara singkat tujuan Bimbingan Konseling
Islam dapatlah dirumuskan sebagai berikut:25 1) Tujuan umum
Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2) Tujuan khusus
a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah
b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya
c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi
lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi
dirinya dan orang lain.
Jadi, secara garis besar atau secara umum, tujuan bimbingan
konseling Islam itu dapat dirumuskan sebagai “membantu individu
mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat”.
c. Fungsi Bimbingan Konseling Islam
Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingan
konseling Islam tersebut di atas, dapatlah dirumuskan fungsi dari
29
1) Fungsi pencegahan (preventif)
Yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya
masalah bagi dirinya.
2) Fungsi kuratif atau korektif
Yakni membantu individu memecahkan masalah yang sedang
dihadapi atau dialaminya.
3) Fungsi pemeliharaan (preservatif)
Yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang
semula tidak baik (mengandung masalah) menjadi baik (terpecahkan)
dan kebaikan itu bertahan lama.
4) Fungsi pengembangan (developmental)
Yakni membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi
dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik,
sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah
baginya.26Dengan arti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu.27
d. Unsur-Unsur Bimbingan Konseling Islam
1) Konselor
Konselor atau pembimbing merupakan seseorang yang mempunyai
wewenang untuk memberikan bimbingan kepada orang lain yang
26
Aunur Rahim Fakih,Bimbingan dan Konseling dalam Islam, h. 37
27
30
sedang menghadapi kesulitan atau masalah yang tidak bisa diatasi
tanpa bantuan orang lain. Persyaratan menjadi konselor antara lain :
a) Kemampuan professional
b) Sifat kepribadian yang baik
c) Kemampuan kemasyarakatan (ukhuwah Islamiyah)
d) Ketakwaan kepada Allah.28 2) Klien
Individu yang diberi bantuan oleh seorang konselor atas
permintaan sendiri atau atas permintaan orang lain dinamakan klien.29 Disamping itu klien adalah orang yang perlu memperoleh perhatian
sehubungan dengan masalah yang dihadapinya dan membutuhkan
bantuan dari pihak lain untuk memecahkannya, namun demikian
keberhasilan dalam mengatasi masalahnya itu sebenarnya sangat
ditentukan oleh pribadi klien itu sendiri.30 3) Masalah
Dalam kamus psikologis, dikatakan bahwa masalah atau problem
adalah situasi yang tidak pasti, meragukan dan sukar dipahami,
masalah atau pernyataan yang memerlukan pemecahan.31
28
31
Sedang menurut WS. Winkel dalam bukunya “Bimbingan dan konseling di sekolah menengah”, masalah adalah sesuatu yang
menghambat, merintangi, mempersulit dalam mencapai usaha untuk
mencapai tujuan.32
Masalah adalah sesuatu yang menghambat, merintangi atau
mempersulit usaha untuk mencapai tujuan, hal ini perlu ditangani atau
dipecahkan oleh konselor bersama klien, karena masalah bisa timbul
oleh berbagai faktor atau bidang kehidupan antara lain :
a) Bidang pernikahan dan keluarga
b) Bidang pendidikan
c) Bidang sosial
d) Bidang pekerjaan (jabatan)
e) Bidang keagamaan
e. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling Islam
Setelah unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam dijabarkan diatas
oleh peneliti, maka peneliti akan menyebutkan prinsip-prinsip Bimbingan
Konseling Islam diantaranya adalah:
1) Membantu individu agar dapat membantu dirinya sendiri dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi,33 atau membantu individu
32
WS. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta : Gramedia, 1989), h. 12
33
32
untuk mengetahui, mengenal dan memahami keadaan dirinya sesuai
dengan hakikatnya (mengingatkan kembali akan fitrahnya).
2) Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya,
baik dan buruknya, kekuatan dan kelemahannya, sebagai sesuatu
yang telah ditakdirkan oleh Allah, namun manusia hendaknya
menyadari bahwa diperlukan ikhtiar sehingga dirinya mampu
bertawakkalkepada Allah SWT.
3) Membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang
dihadapinya.
4) Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah.
5) Membantu individu mengembangkan kemampuannya
mengantisipasi masa depan, sehingga mampu memperkirakan
kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan keadaan sekarang dan
memperkirakan akibat yang akan terjadi, sehingga membantu
mengingat individu untuk lebih berhati-hati dalam melakukan
perbuatan dan bertindak.34
f. Langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam
Adapun langkah-langkah dalam bimbingan konseling Islam,
diantaranya adalah:
1) Identifikasi Kasus
33
kasus yang perlu mendapat bimbingan dan memilih kasus mana yang
akan mendapatkan bantuan terlebih dahulu.
2) Diagnosa
Langkah diagnosa yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang
dihadapi kasus beserta latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan
yang dilakukan ialah mengumpulkan data dengan mengadakan studi
kasus dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data,
kemudian ditetapkan masalah yang dihadapi serta latar belakangnya.
3) Prognosa
Langkah prognosa ini untuk menetapkan jenis bantuan atau terapi
apa yang akan dilaksanakan untuk membimbing kasus ditetapkan
berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosa.
4) Terapi
Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau
bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan yang ditetapkan
dalam prognosa.
5) Langkah Evaluasi dan Follow-Up
Langkah ini dimaksudkan untuk menilai atau mengetahui sampai
sejauh manakah langkah terapi yang telah dilakukan telah mencapai
hasilnya. Dalam langkah follow-up atau tindak lanjut, dilihat
perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh.35
35
34
2. Terapi Sholat Istikharah
a. Pengertian Tarapi Sholat Istikharah
Perkataan istikharah sendiri, berakar dari kata "khair" (baik)
atau "khiyarah" wazan (timbangan). Istikharah dalam ilmu sharf
adalah "istaf 'ala", yang memiliki maksud lit thalab (permohonan).
Di sini, "istikharah" berarti "thalab al-khiyarah min Allah", yaitu
usaha untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik dengan cara
memohon petunjuk kepada Allah lewat shalat. Tidak salah bila
istikharah itu cenderung bersifat spiritual, yakni usaha yang
sepenuhnya bersifat rohaniah.36
TerapiShalat Istikharah adalah Shalat Sunah dua Raka’at yang dikerjakan oleh seorang muslim untuk meminta petunjuk kepada
Alloh Swt yang sedang bingung diantara beberapa pilihan dan
merasa ragu–ragu untuk memiilih atau saat akan memutuskan sesuatu hal tersebut. Sedangkan untuk ukuran atau perihal masalah
yang dimaksudkan di atas tidak dibatasi ukurannya karena bisa
masalah didalam pekerjaan, masalah perjodohan maupun masalah
lain–lain.37shalat istikharah umumnya dilaksanakan pada sepertiga malam, namun pada dasarnya shalat istikharah dapat dilaksanakan
pada waktu kapanpun jika pelaksanaan shalat istikharah sudah
35
b. Tujuan Terapi Sholat Istikharah
Tujuan dari terapi ini adalah memohon kepada Allah agar
urusan anda diridhoi oleh Allah Swt dan Allah bisa mempermudah
jalan untuk urusan anda tersebut dan jika ternyata perkara atau
urusan anda tersebut tidak baik untuk anda, maka Alloh akan
datangkan penghalang dan pencegah untuk anda sehingga anda
tidak bisa melaksanakan urusan tersebut.
c. Manfaat Terapi Sholat Istikharah
Di samping untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah
SWT sebagai rasa taqarrub kepada-Nya, shalat sunnat Istikharah
juga bermanfaat untuk membebaskan diri rasa keragu-raguan dan
kebingungan dalam menentukan sebuah pilihan yang paling baik
dan paling bagus, baik menurut pandangan hukum maupun agama,
agar tidak kecewa atau menyesal di kemudian hari.38
Shalat Istikharah diatas seperti sabda Nabi Muhammad Saw
yang berbunyi, ” Jika Salah seorang diantara kalian berniat dalam
suatu urusan maka lakukanlah Shalat Sunah dua Raka’at yang
bukan Shalat Wajib, kemudian bedoalah meminta kepada Allah
(HR.AL-Bukhari)
38
36
d. Jenis - Jenis Terapi Sholat Istikharah
Sholat istikharah yang dilakukan memiliki berbagai macam
jenis. Tidak semua umat islam tahu jenis-jenis dari shalat
istikharah tersebut. Berikut ini adalah jenis shalat istikharah yang
harus diketahui oleh umat islam:
1) Istikharah Dengan Nasehat Orang Sholeh
Istikharah yang pertama adalah dengan meminta nasehat
kepada orang-orang yang shaleh. Misalnya saja ketika kita
membutuhkan untuk meraih apa yang terbaik untuk diri kita,
kita bisa meminta nasehat kepada orang-orang yang beriman
yang mampu memberikan nasehat. Orang soleh yang dimaksud
di sini adalah ulama yang mampu ikhlas dalam beristiqomah.
Namun yang harus di ingat di sini adalah nasehat tersebut harus
dilakukan setelah umat muslim melakukan sholat istikharah.
Dalam sholat istikharah tersebut umat muslim akan
meminta yang terbaik kepada Allah SWT. Nasehat ulama yang
mampu melakukan istiqomah merupakan hal lazim yang bisa
dilakukan oleh para santri, jamaah ataupun umat agar apa yang
di cita-citakan, hajat, masalah bisa mendapatkan solusi yang
baik.
37
Muh. Salim Imron. Dia mendapatkan nasehat terbaik setelah
melakukan sholat istikharah dan melalui doa yang dia panjatkan.
2) Istikharah Dengan Al-quran
Setelah melakukan shalat istikharah, melakukan doa dan
meminta nasehat dari ulama yang soleh belum mampu membuat
hati menjadi tenang dan tentram, maka kita diperbolehkan
istikharah dengan menggunakan Al-Quran. Al-Quran
diharapkan bisa menghilangkan keragu-raguan dengan
memohon kepada Allah untuk diberikan yang terbaik.
Hal tersebut sesuai dengan sabda dari Rasulullah SAW
yang berbunyi “termasuk kebahagaiaan bagi keturunan Nabi
Adam Alaihi Salam adalah jika dia beristikharah dengan
memohon yang terbaik kepada Allah SWT dan mengarahkan
keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan.
Dan yang ada diantara kemalangan manusia keturunan Nabi
Adam AS adalah dia tidak mau melakukan istikharah dan
mengharap keridhaan-Nya pada apa yang telah Allah putuskan.
Metode dari shalat istikharah menggunakan Al-Quran dibagi
menjadi dua macam yaitu sebagai berikut ini:
a) Orang yang meminta petunjuk sedang dalam kondisi berdoa
dan memiliki makna bahwa orang yang sedang meminta
38
petunjuk Allah Swt dan yakin bahwa keraguannya akan
hilang melalui berkah yang ada di dalam Al-Quran.
b) Paham degan konteks serta makna dalam Al-Quran termasuk
kekhusyuan yang berhubungan dengan sholat istikharah.
Yang perlu di ingat di sini adalah Al-Quran tidak
semata-mata hanya untuk membahas soal istikharah saja. Namun
Al-Quran diturunkan untuk memberikan ilmu pengetahuan,
hikmah yang bisa menuntun umat muslim menuju
penghambaan kepada Allah Swt yang baik dan benar.39
e. Dalil Terapi Sholat Istikharah
Sholat Istikharah ini telah diperjelaskan melalui hadis dari
pada Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu’anh, dia berkata: Rasulullah
shallallahu‘alaihi wasallampernah mengajarkan Istikharah kepada
kami dalam segala urusan, sebagaimana baginda mengajar kami
surah dari al-Qur’an.. Baginda bersabda:
Artinya:
Jika salah seorang di antara kalian berkeinginan keras melakukan
sesuatu, hendaklah dia mengerjakan solat dua rakaat yang bukan
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada-Mu
dengan ilmu-Mu, memohon ketetapan dengan kekuasaan-Mu, dan
aku memohon kurniaan-Mu yang sangat agung kerana
sesungguhnya Engkau berkuasa sedang aku tidak berkuasa sama
sekali, Engkau mengetahui sedangkan aku tidak, dan Engkau yang
mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui
bahawa urusan ini (lalu menyebutkan secara langsung urusan yang
dimaksudkan) lebih baik bagi diriku dalam agama, kehidupan dan
akhir urusanku - atau mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat
mahupun yang akan datang - maka tetapkanlah ia bagiku dan
mudahkanlah ia untukku. Kemudian, berikan berkah kepadaku
dalam menjalankannya. Jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini
40
mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat mahupun yang akan
datang - maka jauhkanlah urusan itu dariku dan jauhkanlah aku
darinya, serta tetapkanlah yang baik itu bagiku di mana pun
kebaikan itu berada. Kemudian, jadikanlah aku orang yang redha
dengan ketetapan tersebut.
َل ﺎَﻗ
:
Artinya:
Baginda bersabda: Hendaklah dia menyebutkan apa yang dihajatkannya.
f. Tata Cara Terapi Sholat Istikharah
1) Niat.
“Aku Niat Shalat Sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala“.
2) surah yang dianjurkan ulama :
a) Rakaat pertama, bacalah Al-Kafirun (1 kali).
b) Rakaat ke-dua, dibacakan Al-Ikhlas (1 kali).
c) Rakaat pertama, bacalah ayat Al-Kursi (7 kali).
d) Rakaat ke-dua, dibacakan Al-Ikhlas (11 kali).
3) Dalam sujud akhir, baca tasbih berikut sebanyak 40 kali:
41
4) Sebelum bangkit dari sujud, mohonlah kepada Allah SWT.
dipertunjukkan jalan yang betul dalam membuat keputusan dan
pilihan.
5) Selesai memberi salam, bacalah selawat untuk dihadiahkan
kepada Rasulullah SAW, para sahabat Baginda, para wali Allah
dan seluruh umat Islam.
6) Membaca doa sholat sunat Istikharah:
“Ya Allah hamba memohon agar Tuhan memilihkan mana yang baik menurut Engkau Ya Allah. Dan hamba memohon Tuhan memberikan kepastian dengan ketentuan-Mu dan hamba memohon kemurahan Tuhan yang Besar lagi Agung karena sesungguhnya Tuhan yang Berkuasasedang hamba tidak tahu dan Tuhanlah yang amat mengetahui segala sesuatu yang masih tersembunyi. Ya Allah, jika Tuhan mengetahui, bahwa persoalan ini baik bagi hamba, dan baik pula akibatnya bagi hamba, maka berilah perkara ini kepada hamba, dan mudahkanlah ia bagi hamba, kemudian berikanlah keberkahan bagi hamba, dan penghidupan hamba, dan jika tidak baik akibatnya bagi hamba, maka jauhkanlah ini dari hamba dan jauhkanlah hamba dari padanya. Dan berilah hamba orang yang rela atas anugrah-Mu.”
7) Ulangilah doa tersebut sebanyak 3 kali. Dalam berdoa
sebaik-baiknya sebutkan permintaan yang ingin diberikan petunjuk
oleh Allah SWT. misalnya:“Ya Allah! Jika Dikau mengetahui urusan ini..….. (sebutkan perkaranya).”
8) Serahkanlah sepenuh keyakinan kepada Allah SWT. sambil
bermohon kepada-Nya agar diberikan petunjuk, sama ada
didatangkan melalui mimpi, gerak hati atau dengan
dipermudahkan urusan yang mana baik. Tidurlah dalam
42
9) Lakukan sholat Istikharah 3 atau 7 hari berturut-turut, mengikut
kepentingannya. Insyah-Allah akan diberi kecenderungan atau
digerakkan hati untuk membuat sesuatu keputusan atau pilihan
yang betul.40
g. Waktu Pelaksana Terapi Sholat Istikharah
Shalat Istikharah sendiri bisa dilakukan kapan saja baik
siang maupun malam tetapi Waktu Mengerjakan Shalat Istikharah
yg paling utama adalah saat sepertiga malam atau bisa dikatakan di
pertengahan malam setelah Shalat Isya karena dimalam hari anda
bisa mengerjakan Shalat Sunah Istikharah dengan khusyu.
h. Cara Mengetahui Petunjuk Yang diBerikan Allah
1) Allah memberikan petunjuk melalui mimpi
2) Petunjuk melalui firasat
3) Petunjuk melalui ketetapan Hati
4) Petunjuk dengan menjauhkan orang tersebut, dari yang tidak
baik untuk dirinya dan mendekatkan dengan apa yang baik
untuknya.
5) Semoga dengan Anda rajin melaksanakan Shalat Istikharah
maka kebingungan Anda dalam memilih akan segera diberikan
43
perlu di ingat pula, tidak semua hamba Alloh melakukan
sholat istikhoroh langsung diberikan petunjuk, Ada pula yang
harus sampai 1-3 hari bahkan 1-7 hari. Untuk itu sebaiknya
lakukanlah shalat istikharah selama 7 hari berturut-turut.41
3. Dilema
a. Pengertian Dilema
Dilema merupakan sesuatu yang mengaharuskan orang
menentukan pilihan lebih dari satu yang sama-sama tidak
menguntungkan atau mungkin suatu hal yang membingungkan
sehingga sulit sekali untuk menentukan pilihan atau tujuan yang
akhirnya akan dipilih menjadi suatu tujuan yang benar yakin
dengan pilihannya.42
Dan dilema menurut kamus ilmiah popular, dilema arti
pilihan yang sukar yang dua-duanya tidak menyenangkan. Situasi
yang sulit mengharuskan orang menentukan pilihan antara dua
kemungkinan sama-sama tidak menyenangkan atau tidak
menguntungkan situasi yang sulit dan membingungkan.43
b. Macam–Macam Dilema
1) Dilema konstruktif sederhana
2) Dilema konstrukutif pelik
41
Abdul Wachid.Shalat Khusyu’ di Tempat Kerja,(Yogyakarta: Stain Purwokerto Press Cet I, 2006)
42
Nurcholish Madjid dkk.Satu Islam Sebuah Dilem.(Bandung: Mizan) Hal: 26
43
44
3) Dilema distruktif sederhana
4) Dilema distruktif pelik
a) Dilema Konstruktif Sederhana (simple constructive Dilemma)
Contoh:
Jika mahasiswa absen ketika harus belajar di kelas,
itu berarti bahwa ia lalai, Dan jika ia masuk kelas,
tetapi tertidur, itupun berarti bahwa ia lalai.
Mahasiswa itu absen Atau tertidur.
Konklusinya: Mahasiswa itu lalai ( yang mana pun
yang dipilih, konklusinya tetap sama).
b) Dilema Konstruktif Pelik (Complex Constructive Dilemma)
Contoh :
Jika belajar Bahasa Inggris di perguruan tinggi,
akan waktu yang terlampau lama, dan jika belajar di
kursus-kursus Bahasa, mutunya kurang baik.
Belajar Bahasa Inggris hanya mungkin di perguruan
atau di kursus-kursus Bahasa.
Konklusinya: Belajar Bahasa Inggris yang
45
c) Dilema Destruktif Sederhana (Simple Destructive Dilemma)
Contoh :
Jika ia benar-benar pintar, ia akan berhasil meraih
peringkat pertama, dan jika ia benar-benar pintar, ia
akan memperoleh hadiah kejuaraan yang dijanjikan.
Ia tidak berhasil meraih peringkat pertama atau ia
tidak memperoleh hadiah kejuaraan yang dijanjikan.
Konklusi: Ia tidak pintar
d) Dilema Destruktif Pelik (Complex Destructive Dilemma)
Contoh :
Jika ia pergi ke Bandung dengan menggunakan
pesawat terbang, maka ia tiba dua jam sebelum
acara, dan jika ia menggunakan bis umum, maka ia
akan terlambat satu jam. Ia tidak tiba dua jam
sebelum acara, atau ia tidak terlambat satu jam.
Konklusi: jadi, ia tidak pergi dengan menumpang
pesawat terbang atau bis umum.44
44
46
c. Faktor yang mempengaruhui Dilema
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain:
1) Tidak ada biaya.
2) Keinginan yang sangat di cita-citakan.
3) Takut putus di tengah-tengah sekolah.
4) Takut tidak bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi.45
4. Pengertian Studi dan Karir
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan pengertian studi
adalah penelitian ilmiah, kajian.46 Dan sedangkan karir menurut Gibson dkk merupakan urutan pengalaman dan kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjan dan yang menciptakan sikap dan prilaku tertentu pada diri
seseorang.47 Jadi studi dan karier adalah suatu penelitian ataupun kajian yang didalamnya berisi pengalaman dan kegiatan yang berkaitan dengan
suatu pekerjaan yang menciptakan sikap tertentu pada seseorang.
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
a. Afinta Fajar Yuniarti NIM: B03399220 (BPI) KONSELING ISLAM
DALAM MENGATASI DILEMA SINGLE PARENT SEBAGAI
WANITA KARIR DI NGAGEL TIRTO KELURAHAN NGAGEL REJO
47
Dalam skripsi ini penulis mendeskripsikan masalah-masalah yang
dialami subyek penelitian, baik dalam lingkup keluarga maupun lingkungan
luar misalnya lingkungan kerja. Dari permasalahan tersebut dapat diketahui
awal mula munculnya dilema yang berdampak pada kemunduran tidak
hanya dari segi fisik subyek penelitian akan tetapi juga mengganggu kondisi
psikisnya.
Metode terapi yang digunakan dalam penerapan Konseling Islam
adalah terapi realitas untuk mengatasi dilema single parent sebagai wanita
karier. Sedangkan yang akan saya jadikan penelitian adalah dilema dalam
menentukan atau memilih antara karier dan studi.
Persamaan : skripsi diatas membahas masalah dilema memlih
Perbedaan : dalam penelitian tersebut membahas dilema single parent
sebagai wanita karier, tetapi dalam penelitian ini membahas dilema
mahasiswa memilih antara studi dan karier.
b. Miftahul Husna NIM: B03206008 (BKI) BIMBINGAN KONSELING
ISLAM DALAM MENGATASI DILEMA SEORANG IBU UNTUK
MEMPERTAHANKAN KELUARGA DI DESA JETIS KEC. JETIS KAB.
MIJIKERTO. 2010
Dalam skripsi ini penulis mendeskripsikan tentang dilema yang
dialami oleh seorang ibu untuk mempertahankan keutuhan keluarga. Subyek
penelitian merasa bingung dengan pilihannya antara suami dan ketiga anak
perempuan karena mereka berdua sama-sama penting dalam hidupnya. Dari
48
berdampak pada keadaan psikisnya, sehingga mengganggu kondisi psikis
subyek penelitian.
Terapi yang digunakan dalam bimbingan konseling islam
menggunakan pendekatan eksistensial humanistik. Masalah yang dihadapi
adalah bingung dengan pilihannya antara suami dan ketiga anak perempuan
karena mereka berdua sama-sama penting dalam hidupnya. Sedangkan yang
akan saya jadikan penelitian adalah dilema dalam memilih antara studi atau
karier seorang mahasiswa Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Persamaan : penelitian tersebut menjelaskan tentang dilema memilih
Perbedaan : penelitian tersebut menjelaskan dilema seorang ibu memilih
antara suami dan anak, sedangkan dalam penelitian ini dilema yang dialami
BAB III PENYAJIAN DATA
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Balong Biru lebih tepatnya di RT
13 RW 04 Desa Balong Biru Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Keadaan
geografis subjek penelitian ini memiliki lahan seluas 124,625 Ha dan memiliki
curah hujan 2000 mm/tahun serta tinggi dari permukaan laut 6 meter. Daerah
ini memiliki batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Desa Jemundo
b. Sebelah selatan : Desa Babadan
c. Sebelah barat : Desa Sambi roto
d. Sebelah timur : Desa Sadang
Adapun ORBITASI (jarak dari pusat pemerintahan Desa) sebagai
berikut:
a. Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan : 4 km
b. Jarak dari pusat pemerintahan Kotif : 30km
c. Jarak dari Ibu Kota Dati I : 24km
d. Jarak dari Ibu Kota Dati II : 9 km
e. Jarak dari Ibu Negara : 100km
Keadaan demografi penelitian suatu daerah sangat mempengaruhi pola
✂ ✄
Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo yaitu 14.436 orang yang terdiri atas 12
RW dengan perincian sebagai berikut :
a. Laki-laki : 6.918 orang
b. Perempuan : 7.518 orang
Keadaan ekonomi suatu masyarakat ditentukan oleh keterampilan atau
kemampuan yang dimiliki oleh individu pada suatu masyarakat itu sendiri.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat Desa Balung Biru bekerja
sesuai dengan kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki masing-masing.
Berikut ini tabel mata pencaharian masyarakat Desa Balong Biru.
Tabel 2.1
Mata Pencaharian Masyarakat Desa Balong Biru
No Keterangan Prosentase
1. 2. 3.
Petani
Pekerja disektor jasa atau perdagangan Pekerja disektor industri
30 % 50 % 100 %
Jadi dapat dilihat bahwa mayoritas mata pencaharian masyarakat lebih
tinggi Kedundungnya yaitu pada pekerja disektor industri.
Dalam pelaksanaan pembangunan, pihak pemerintahan Desa Balung Biru
mengutamakan pada sektor pendidikan. Adapun untuk tingkat pendidikan di
Desa Balong Biru tergolong pada tingkat yang cukup baik karena mayoritas
pendidikan masyarakatnya tamatan Sekolah Menengah Atas (SLTA) bahkan
banyak diantara warganya yang sampai kejenjang Perguruan Tinggi. Selain itu
pemerintah Desa Balong Biru mempunyai fasilitas gedung Play Group (PG),
☎ ✆
non Islam. Berikut ini tabel pemeluk agama menurut penghayat masyarakat
Desa Balong Biru.
Tabel 2.2
Pemeluk Agama Menurut Penghayat Masyarakat Desa Balong Biru
No Agama Jumlah
Banyak sekali kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan di Desa
Balung Biru dan warganya pun aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
keagamaan. Kegiatan-kegiatan yang keagamaan yang diselenggarakan antara
lain pengajian rutin, fatayatan, istighosah, banjari dan khotmil Qur’an. Para
pemuda-pemudinya juga tidak ikut kalah dalam meramaikan kegiatan
keagamaan, banyak juga para pemudanya yang aktif dalam kegiatan
keagamaan dan aktif dalam organisasi keagamaan seperti organisasi remaja
masjid dan IPNU-IPPNU.48 1. Deskripsi Konselor
Konselor adalah orang yang bertugas membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh seseorang (klien). Konselor disini hanya
mengarahkan atau membimbing klien ke arah yang lebih baik, bukan untuk
mengambil keputusan untuk jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi
oleh klien karena yang menentukan atau yang mengambil keputusan adalah
klien sendiri. Adapun yang menjadi konselor dalam penelitian ini yaitu:
48