• Tidak ada hasil yang ditemukan

jobshet praktik kerja batu ii gabung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "jobshet praktik kerja batu ii gabung"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUK BAHAN AJAR

JOBSHEET

PEMBELAJARAN

PRAKTIK KERJA BATU II

OLEH :

DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020

BENGKEL KERJA BATU DAN BETON

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II

SMT. : II PLESTERAN DINDING BIDANG TEGAK

4 X 50 MENIT PERTEMUAN: 1

A. Standar Kompetensi.

Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan.

B. Kompetensi Dasar.

Melaksanakan pekerjaan plesteran dinding bidang tegak.

C. Indikator.

1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding bidang tegak dapat ditentukan.

2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding bidang tegak dapat ditentukan.

D. Peralatan Praktik.

1. Water Pass.

2. Blebes.

3. Palu besi (Martil). 4. Pensil.

(3)

2

F. Keselamatan Kerja.

1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar.

2. Membersihkan tempat kerja (media pasang) dari kotoran yang mengganggu.

3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya.

4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja.

7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas.

G. Langkah Kerja.

1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.

2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Tentukan bidang yang akan diplester dengan ukuran (1.00 x 1.00) m. 4. Pasangan paku pada ujung-ujung bidang.

5. Ikatkan benang kasur pada paku untuk menentukan bidang kerataan plesteran.

6. Buatlah alur kepala plesteran vertical sebanyak dua alur dengan jarak 0,80 m pada bidang yang akan diplester.

7. Yakinkan alur kepala plesteran vertikal (cek dengan unting-unting atau waterpas).

8. Isi ruangan antara alur kepala plesteran dengan adukan hingga penuh. 9. Ratakan dengan blebes, hingga permukaan plesteran rata.

10.Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam

11.Cek dan yakinkan permukaa plesteran telah rata, apabila belum rata betulkan dengan cara menambah adukan dan diratakan dengan blebes kemudian padatkan.

(4)

3

MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING)

MEDIA PASANG

UNTING-UNTING KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG

DIRENCANAKAN

BENANG KASUR

KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN

0,80 M

(5)

4

KEPALA PLESTERAN

MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)

KEPALA PLESTERAN

MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)

ARAH PERATAAN BLEBES

(6)

5 H. Evaluasi.

1. Penilaian proses

No Aspek yang dinilai Bobot

1 Langkah kerja 5

2 Penggunaan alat 5

3 Sikap kerja 5

4 Penggunaan sumber informasi 5

5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5

6 Ketelitian 5

7 Keselamatan kerja 5

8 Kerapihan 5

9 Kebersihan 5

10 Waktu 5

JUMLAH 50

PLESTERAN JADI

PLESTERAN JADI (GAMBAR PERSPEKTIF)

ARAH PUTARAN ROSKAN SAAT MEMADATKAN

(7)

6

2. Penilaian hasil

No Aspek yang dinilai Bobot

1 Ketegakan bidang 15

2 Kedataran sisi atas 5

3 Kerataan bidang 15

4 Kehalusan bidang 5

5 Homoginitas tekstur bidang 5

6 Kepadatan spesi 5

JUMLAH 50

I. Sumber Bacaan

Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan

(8)

1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II

SMT. : II PLESTERAN SUDUT DALAM 4 X 50 MENIT PERTEMUAN: 2

A. Standar Kompetensi.

Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan.

B. Kompetensi Dasar.

Melaksanakan pekerjaan plesteran sudut dalam.

C. Indikator.

1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut dalamdapat ditentukan. 2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut dalam dapat ditentukan.

D. Peralatan Praktik.

1. Water Pass.

2. Blebes.

3. Palu besi (Martil). 4. Pensil.

5. Ember. 6. Sekop. 7. Meteran. 8. Unting-unting 9. Benang kasur 10.Paku

(9)

2 1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar.

2. Membersihkan tempat kerja (media pasang) dari kotoran yang mengganggu.

3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya.

4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja.

7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas.

G. Langkah Kerja.

1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.

2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Tentukan sudut dalam yang akan diplester dengan ukuran (1.00 x 1.00)

m, (melanjutkan pekerjaan yang lalu). 4. Pasangan paku pada ujung-ujung bidang.

5. Ikatkan benang kasur pada paku untuk menentukan bidang kerataan plesteran.

6. Buatlah alur kepala plesteran vertikal sebanyak dua alur dengan jarak tertentu pada bidang yang akan diplester untuk sudut dalam.

7. Yakinkan alur kepala plesteran vertikal (cek dengan unting-unting atau waterpas).

8. Isi ruangan antara alur kepala plesteran dengan adukan hingga penuh. 9. Ratakan dengan blebes, hingga permukaan plesteran rata dan sudut dalam

terbentuk.

10.Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam

11.Cek dan yakinkan permukaa plesteran telah rata, apabila belum rata betulkan dengan cara menambah adukan dan diratakan dengan blebes kemudian padatkan. Demikian pula cek sudut dalamnya dengan siku baja dan yakinkan sudut dalam membentuk sudut 90o.

(10)

3

MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING)

MEDIA PASANG

UNTING-UNTING KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG

DIRENCANAKAN

BENANG KASUR

KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN

0,80 M

(11)

4

KEPALA PLESTERAN

MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)

KEPALA PLESTERAN

MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)

ARAH PERATAAN BLEBES

BLEBES

(12)

5 H. Evaluasi.

1. Penilaian proses

No Aspek yang dinilai Bobot

1 Langkah kerja 5

2 Penggunaan alat 5

3 Sikap kerja 5

4 Penggunaan sumber informasi 5

5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5

6 Ketelitian 5

7 Keselamatan kerja 5

8 Kerapihan 5

9 Kebersihan 5

10 Waktu 5

JUMLAH 50

(13)

6

No Aspek yang dinilai Bobot

1 Ketegakan bidang 10

2 Kedataran sisi atas 5

3 Kerataan bidang 10

4 Kehalusan bidang 5

5 Homoginitas tekstur bidang 5

6 Kepadatan spesi 5

7 Kesikuan 10

JUMLAH 50

I. Sumber Bacaan

Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan

(14)

1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II

SMT. : II PLESTERAN SUDUT LUAR 4 X 50 MENIT PERTEMUAN: 3

A. Standar Kompetensi.

Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan.

B. Kompetensi Dasar.

Melaksanakan pekerjaan plesteran sudut luar.

C. Indikator.

1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut luardapat ditentukan. 2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran sudut luar dapat ditentukan.

D. Peralatan Praktik.

1. Water Pass.

2. Blebes.

3. Palu besi (Martil). 4. Pensil.

(15)

2

F. Keselamatan Kerja.

1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar.

2. Membersihkan tempat kerja (media pasang) dari kotoran yang mengganggu.

3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya.

4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja.

7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas.

G. Langkah Kerja.

1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.

2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Tentukan sudut luar yang akan diplester dengan ukuran (1.00 x 1.00) m,

(melanjutkan pekerjaan yang lalu). 4. Pasangan paku pada ujung-ujung bidang.

5. Ikatkan benang kasur pada paku untuk menentukan bidang kerataan plesteran.

6. Buatlah alur kepala plesteran vertikal sebanyak dua alur dengan jarak tertentu pada bidang yang akan diplester untuk sudut luar.

7. Yakinkan alur kepala plesteran vertikal (cek dengan unting-unting atau waterpas).

8. Isi ruangan antara alur kepala plesteran dengan adukan hingga penuh. 9. Ratakan dengan blebes, hingga permukaan plesteran rata dan sudut luar

terbentuk.

10.Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam

(16)

3 12.Rapikan pekerjaan hingga volume pekerjaan terpenuhi.

MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING)

MEDIA PASANG

UNTING-UNTING KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG

DIRENCANAKAN

BENANG KASUR

KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN

0,80 M

(17)

4

KEPALA PLESTERAN

MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)

KEPALA PLESTERAN

MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)

ARAH PERATAAN BLEBES

(18)

5 H. Evaluasi.

1. Penilaian proses

No Aspek yang dinilai Bobot

1 Langkah kerja 5

2 Penggunaan alat 5

3 Sikap kerja 5

4 Penggunaan sumber informasi 5

5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5

6 Ketelitian 5

7 Keselamatan kerja 5

8 Kerapihan 5

9 Kebersihan 5

10 Waktu 5

JUMLAH 50

PLESTERAN SUDUT LUARJADI (GAMBAR PERSPEKTIF)

ARAH PUTARAN ROSKAN SAAT MEMADATKAN

PLESTERAN AREA PEKERJAAN PLESTERAN

(19)

6

2. Penilaian hasil

No Aspek yang dinilai Bobot

1 Ketegakan bidang 10

2 Kedataran sisi atas 5

3 Kerataan bidang 10

4 Kehalusan bidang 5

5 Homoginitas tekstur bidang 5

6 Kepadatan spesi 5

7 Kesikuan 10

JUMLAH 50

I. Sumber Bacaan

Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan

(20)

1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II

SMT. : II PLESTERAN VARIASI 2 (6 X 45) MENIT PERTEMUAN: 4

A. Standar Kompetensi.

Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan.

B. Kompetensi Dasar.

Melaksanakan pekerjaan plesteran variasi.

C. Indikator.

1. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran variasi dapat ditentukan. 2. Hasil pelaksanaan pekerjaan plesteran variasi dapat ditentukan.

D. Peralatan Praktik.

1. Water Pass.

2. Blebes.

3. Palu besi (Martil). 4. Pensil.

(21)

2

F. Keselamatan Kerja.

1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar.

2. Membersihkan tempat kerja (media pasang) dari kotoran yang mengganggu.

3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan alat untuk hal-hal yang tidak semestinya.

4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan. 5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih. 6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja.

7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas.

G. Langkah Kerja.

1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.

2. Bersihkan tempat kerja sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar. 3. Buatlah variasi plesteran dengan urutan: (a) lapis kedua, (b) lapis ketiga

dan (c) asesoris kelengkapan variasi sesuai dengan gambar kerja.

4. Padatkan plesteran yang telah menempel dengan roskam dan yakinkan bahwa sisi pada plesteran variasi tajam dan tidak mudah grimpil.

5. Cek dan yakinkan permukaan plesteran telah rata, apabila belum rata betulkan dengan cara menambah adukan dan diratakan dengan blebes kemudian padatkan. Demikian pula cek sudut-sudut plesteran variasinya harus sesuai dengan ketentuan.

(22)

3

MENGUKUR KETEGAKAN BIDANG (POTONGAN SAMPING)

MEDIA PASANG

UNTING-UNTING KETEBALAN BIDANG PLESTERAN YANG

DIRENCANAKAN

BENANG KASUR

KOP PANDUAN UNTUK KETEBALAN, KETEGAKAN DAN KERATAAN BIDANG PLESTERAN

0,80 M

(23)

4

KEPALA PLESTERAN

MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)

KEPALA PLESTERAN

MEMBUAT ALUR/KEPALA PLESTERAN (GAMBAR PERSPEKTIF)

ARAH PERATAAN BLEBES

(24)

5

HASIL AKHIR PLESTERAN VARIASI (GAMBAR PERSPEKTIF)

25 cm 25 cm 25 cm 25 cm

55 cm 80 cm 10 cm

10 cm 10 cm

8 cm 8 cm

LAPIS 1 LAP

IS 2

LAPIS 3 SPONENG SETEBAL 1 CM

(25)

6

4 Penggunaan sumber informasi 5

5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5

6 Ketelitian 5

2. Penilaian hasil

No Aspek yang dinilai Bobot

1 Ketegakan bidang 10

2 Presisi ukuran 5

3 Kerataan bidang 10

4 Kehalusan bidang 5

5 Homoginitas tekstur bidang 5

6 Ketajaman sisi 5

7 Kesikuan 10

JUMLAH 50

I. Sumber Bacaan

Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan

(26)

1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II

SMT. : I PASANGAN TEGEL KERAMIK

4 X 50 MENIT PERTEMUAN: 5

A. Standar Kompetensi

Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan.

B. Kompetensi Dasar

Memasang tegel keramik pada dinding tegak.

C. Indikator

1. Proses pemasangan tegel keramik pada dinding tegak dapat ditentukan. 2. Hasil praktik pemasangan tegel keramik pada dinding tegak dapat

ditentukan.

D. Peralatan Praktik.

1. Palu besi 10. Mesin potong tegel

2. Benang 11. Cetok spesi

3. Senduk spesi 4. Cangkul

E. Bahan Praktik

1. Kapur pasang saring halus. 2. Tegel keramik

(27)

2

D. Keselamatan Kerja

1. Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan betul. 2. Pergunakan alat – alat yang sesuai dengan fungsinya

3. Tempatkan alat – alat dan bahan – bahan di tempat yang tidak mengganggu dan mudah di jangkau.

4. Bekerjalah sesuai dengan langkah kerja.

5. Ikutilah petunjuk Dosen pembimbing dengan baik.

6. Berkonsentrasilah pada pekerjaan yang saudara kerjakan dengan teliti. 7. Jagalah kebersihan dan kerapian pekerjaan.

E. Langkah Kerja

1. Periksa kerataan permukaan dinding. Segera rapikan jika muka dinding tak rata. Setelah rata, bersihkan permukaan dinding dengan waterjet untuk merontokkan berbagai macam kotoran yang mungkin mengurangi daya rekat keramik ke dinding.

2. Rendam keramik dalam air bersih, minimal 30 menit. Tiriskan dengan posisi berdiri.

3. Lapis tipis permukaan dinding dengan campuran pasta kapur. Tebal lapisan lebih kurang 3 mm. Biarkan sedikit agak mongering.

4. Untuk pemasangan keramik, screed perlu dibasahi dengan air. Upaya ini untuk meminimalkan penyusutan saat proses pengeringan.

5. Pasang keramik ke dinding. Lapiskan adukan kapur pasir ke bagian belakang keramik. Setelah itu pasang keramik pada dinding satu per satu, dimulai dari bawah ke atas.

6. Ketok keramik dengan palu, agar bagian bawahnya menempel baik ke dinding. Gunakan palu untuk mengatur level permukaan antar keramik, sehingga rata.

(28)

3

8. Setelah keramik terpasang dan kondisi kering, lakukan pengisian nat. Gunakan adukan pasta kapur halus. Gunakan rubber float untuk mendapatkan permukaan yang datar dan rapi.

9. Terakhir, bersihkan sisa-sisa pengisian nat dengan spons atau handuk, kemudian lap kembali seluruh permukaan keramik hingga kotoran tidak bersisa.

F. Gambar Kerja

PAKU PERTOLONGAN

TEGEL KERAMIK 20/20

MEDIA PASANG

1.00 m

PASANGAN TEGEL KERAMIK PADA DINDING TEGAK

1.00 m

(29)

4

Gambar 2. : Cara mengukur kedataran benang dengan waterpass

Gambar 3. : Cara mengukur ketegakan benang dengan waterpass

Gambar 4. : Cara menghamparkan pasta semen untuk pasangan tegel keramik pada tembok dinding

(30)

5

Gambar 6. : Cara memasang tegel keramik untuk mendapatkan posisi yang rapi dengan memukul tegel keramik memakai palu kayu

Gambar 7. : Cara memasang tegel keramik untuk berikutnya.

Gambar 8. : Cara mengukur pasangan tegel keramik.

(31)

6

Gambar 9. : Cara melapisi tegel keramik dengan pasta semen sebelum dipasang.

Gambar 10. : Cara melapisi memasang tegel keramik pada media pasang.

Gambar 11. : Cara mengkolot pada tegel keramik yang telah terpasang pada media pasang.

(32)

7

4 Penggunaan sumber informasi 5

5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5

6 Ketelitian 5

2. Penilaian hasil

No Aspek yang dinilai Bobot

6 Daya adesi keramik dengan media pasang 5

JUMLAH 50

J. Sumber Bacaan

Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan

(33)

1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU II

SMT. : II PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK CUCI DAN BAK MANDI

3(4 X 50) MENIT PERTEMUAN: 6, 7, 8

A. Standar Kompetensi

Melaksanakan pekerjaan finishing bangunan.

B. Kompetensi Dasar

Memasang tegel keramik untuk bak cuci dan bak mandi.

C. Indikator

1. Proses pemasangan tegel keramik untuk bak cuci dan bak mandi dapat ditentukan.

2. Hasil praktik pemasangan tegel keramik untuk bak cuci dan bak mandi dapat ditentukan.

D. Peralatan Praktik.

1. Palu besi 10. Mesin potong tegel

2. Benang 11. Cetok spesi

3. Senduk spesi 4. Cangkul

E. Bahan Praktik

1. Semen portlan (PC) 2. Tegel keramik

(34)

2

D. Keselamatan Kerja

1. Pakailah pakaian kerja yang lengkap dan betul. 2. Pergunakan alat – alat yang sesuai dengan fungsinya

3. Tempatkan alat – alat dan bahan – bahan di tempat yang tidak mengganggu dan mudah di jangkau.

4. Bekerjalah sesuai dengan langkah kerja.

5. Ikutilah petunjuk Dosen pembimbing dengan baik.

6. Berkonsentrasilah pada pekerjaan yang saudara kerjakan dengan teliti. 7. Jagalah kebersihan dan kerapian pekerjaan.

E. Langkah Kerja

1. Periksa kerataan permukaan dinding. Segera rapikan jika muka dinding tak rata. Setelah rata, bersihkan permukaan dinding dengan waterjet untuk merontokkan berbagai macam kotoran yang mungkin mengurangi daya rekat keramik ke dinding.

2. Rendam keramik dalam air bersih, minimal 30 menit. Tiriskan dengan untuk meminimalkan penyusutan saat proses pengeringan.

5. Pasang keramik ke dinding. Lapiskan adukan semen pasir ke bagian belakang keramik. Setelah itu pasang keramik pada dinding satu per satu, dimulai dari bawah ke atas.

6. Ketok keramik dengan palu, agar bagian bawahnya menempel baik ke dinding. Gunakan palu untuk mengatur level permukaan antar keramik, sehingga rata.

(35)

3

8. Setelah keramik terpasang (minimal 24 jam), lakukan pengisian nat. Gunakan adukan semen-pasir halus dengan komposisi 2:1. Gunakan rubber float untuk mendapatkan permukaan yang datar dan rapi. 9. Terakhir, bersihkan sisa-sisa pengisian nat dengan spons atau handuk,

kemudian lap kembali seluruh permukaan keramik hingga kotoran tidak bersisa.

F. Gambar Kerja

1. Gambar Kerja untuk Bak Cuci

110 cm

10 cm 40 cm

40 cm 60 cm

TEGEL PORSELIN (20/30) cm

10 cm 10 cm

TAMPAK ATAS

80 cm

110 cm

5 cm 30 cm

PIPA ø 1 “

(36)

4

2. Gambar Kerja untuk Bak Mandi.

GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK CUCI

5 cm 60 cm

80 cm MEDIA PASANG

TAMPAK SAMPING

75 cm

75 cm

10 cm

60 cm

5 cm 60 cm 10 cm

5 cm

A

A

TAMPAK ATAS

TAMPAK SAMPING KANAN

20/30 75 cm 5 cm

(37)

5

GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK MANDI

I. Evaluasi.

4 Penggunaan sumber informasi 5

5 Kemampuan menganalisis pekerjaan 5

6 Ketelitian 5

2. Penilaian hasil

No Aspek yang dinilai Bobot

J. Sumber Bacaan

Aman Subakti. (1994). Teknologi beton dalam praktik. Surabaya: FTS & ITS. Sumarjo H. (1997). Konstruksi batu beton. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan

Teknik Sipil perencanaan, FT UNY.

(38)

110 cm

10 cm 40 cm

40 cm 60 cm

TEGEL PORSELIN (20/30) cm

10 cm 10 cm

TAMPAK ATAS

80 cm

110 cm

5 cm 5 cm 60 cm

30 cm

80 cm

PIPA ø 1 “

TAMPAK DEPAN

TAMPAK SAMPING

GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK CUCI

(39)

GAMBAR PASANGAN TEGEL KERAMIK BAK MANDI

POTONGAN A-A

75 cm 5 cm

60 cm

3 cm

MEDIA PASANG 20/30

60 cm

75 cm 5 cm

60 cm

20/30

TAMPAK SAMPING KANAN

75 cm

75 cm

10 cm

60 cm

5 cm 60 cm 10 cm

5 cm

A

A

Gambar

Gambar 1. : Layout pasangan tegel keamik pada dinding tegak
Gambar 2. : Cara mengukur kedataran benang dengan waterpass
Gambar 6. : Cara memasang tegel keramik untuk mendapatkan posisi                      yang rapi dengan memukul tegel keramik memakai palu kayu
Gambar 9. : Cara melapisi tegel keramik dengan pasta semen                     sebelum dipasang
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria Sangat Baik (4) Baik (3) Cukup (2) Perlu Pendampingan (1) Informasi tentang sikap toleransi dan kerja sama antar umat agama Menuliskan informasi tentang

Tabel 7 menunjukkan bahwa karakter kuantitatif yang berkorelasi positif nyata terhadap hasil (bobot biji kering) adalah diameter batang, jumlah daun, tinggi

Space Frame merupakan salah satu system structural yang sejak jaman dahulu sudah dipakai. Space Frame ini mempunyai elemen linear yang dapat membentuk rangka 3D. Batang-batang

Pembajakan merupakan kegiatan pengolahan tanah yang harus ada di setiap lahan yang akan ditanami dengan sistem plant cane atau dengan kata lain pembajakan bukanlah

Dismenorea merupakan nyeri perut pada bagian bawah yang terjadi pada saat menstruasi karena adanya jumlah prostaglandin dari F 2α yang berlebihan pada darah menstruasi,

Berkaitan dengan berbagai sumber pendapatan negara, Al-Ghazali memulai dengan pembahasan mengenai pendapatan yang seharusnya dikumpulkan dari seluruh penduduk, baik

Berdasarkan hasil analisis akumulasi timbal (Pb) pada daun bambu pagar Bambusa multiplex Lour dari beberapa jalan utama di Kota Makassar dapat disimpulkan bahwa Bambusa

40 Dengan demikian individu atau masyarakat yang ada didalamnya adalah bebas, sepanjang mereka mematuhi keputusan pemerintah yang didasarkan pada kehendak umum