• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 312009067 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 312009067 BAB II"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

KETENTUAN HUKUM TENTANG ANAK DAN PEKERJA

ANAK

Bab ini, sesuai dengan judulnya memuat gambaran hasil tinjauan kepustakaan yang dilakukan oleh Penulis, sepanjang yang berkaitan dengan usaha Penulis untuk mendeskripsikan suatu jawaban terhadap rumusan masalah Penelitian dan Penulisan Karya Tulis Kesarjanaan ini.

Gambaran hasil tinjauan kepustakaan dimaksud dimulai dengan Hak – hak Anak, Pekerja Anak. Adapun tujuan dari pemaparan berupa uraian deskripsi kepustakaan dalam Bab ini adalah, seperti yang telah dikemukakan di atas, untuk mengetahui apa saja ketentuan hukum tentang pekerja anak yang inkonsisten?.

2.1.

Hak

Hak Anak

1. Pengertian Anak

Anak dalam keluarga merupakan merupakan pembawa bahagia, karena Anak mempunyai arti untuk orang tuanya. Arti disini mengandung maksud memberikan isi,nilai, kepuasan, kebanggaan, dan rasa penyempurnaan diri yang disebabkan oleh keberhasilan orang tuanya yang telah memiliki keturunan, yang akan melanjutkan semua cita – cita dan harapan bagi kedua orang tuannya.

(2)

10 a. Pengertian Anak Menurut Konvensi Hak Anak ( KHA )

Menurut KHA definisi anak secara umum adalah manusia yang umurnya belum mencapai 18 tahun. Dalam implementasi keputusan KHA tersebut, setiap negara diberikan peluang untuk menentukan berapa usia manusia yang dikategorikan sebagai anak. Dalam KHA (pasal 1) disebutkan bahwa anak berarti setiap manusia yang berusia di bawah delapan belas tahun kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku untuk anak-anak, kedewasaan telah dicapai lebih cepat.

b. Pengertian Anak Menurut Kitab Undang – undang Hukum Pidana ( KUHP)

Hukum Pidana di Indonesia berdasarkan atas Kitab Undang – Undang Hukum Pidana, atau dengan kata lain Kitab Undang – undang Hukum Pidana ( KUHP) adalah acuan dasar hukum pidana di Indonesia. Pengertian anak apabila dikaji keranah Hukum Pidana harus dikaitkan dengan Kitab Undang – undang Hukum Pidana, akan tetapi di dalam Kitab Undang – undang Pidana ini tidak dijelaskan secara implisit mengenai pengertian Anak, melainkan hanya definisi

tentang “ belum cukup umur (minderjaring )”, serta beberapa definisi yang

merupakan bagian atau unsure dari pengertian anak yang terdapat pada beberapa pasalnya, namun pengertian belum cukup umur belum memberikan arti yang cukup jelas tentang pengertian anak menurut Kitab Undang – undang Hukum Pidana.

(3)

11 Bab IX tentang arti beberapa istilah yang dipakai dalam Kitab Undang – undang Hukum Pidana, pada pasal 45 yang berbunyi :11

“Dalam hal penuntutan pidana terhadap orang yang belum dewasa yang berumur di bawah enam belas tahun karena melakukan suatu perbuatan, hakim dapat menentukan: memerintahkan supaya yang bersalah itu dikembalikan kepada orang tuanya, walinya atau pemeliharanya, tanpa dikenakan suatu pidana apa pun, atau memerintahkan supaya yang bersalah itu diserahkan kepada

pemerintah tanpa pidana apapun”.

Dalam Pasal 283 ayat (1) dimaksudkan bahwa Anak di bawah umur adalah seorang yang belum berumur tujuh belas tahun . hal ini dapat dilihat dalam isi Pasal tersebut yaitu:

“diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan bulan atau denda paling banyak enam ratus rupiah, barang siapa menawarkan, memberikan untuk terus maupun untuk sementara waktu, memperlihatkan atau memperlihatkan tulisan, gambaran, atau benda yang melanggar kesusilaan, maupun alat untuk mencegah atau menggugurkan hamil, kepada orang yang belum cukup umur, dan diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya belum tujuh belas tahun …..”

Sedangkan dalam Pasal 287 KUHP ayat (1) dimaksudkan bahwa anak di bawah umur adalah seseorang yang belum berumur lima belas tahun. seperti yang tercantum isi pasal di bawah ini:

“barangsiapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar

perkawinan, padahal diketahui atau sepatutnya harus diduga bahwa umurnya belum lima belas tahun ,,,,,”

Dengan demikian pengertian anak menurut Kitab Undang – undang Hukum Pidana terdapat tiga katagori anak di bawah umur yaitu anak di bawah umur enam belas tahun dalam pasal 283 ayat (1) yang berhubungan dengan tulisan

11 Kitab Undang – undang Hukum Pidana ( Wetboek Van Strafrecht), diterjemahkan

(4)

12 – tulisan, gambar atau benda yang melanggar kesusislaan maupun alat untuk

mencegah atau menggugurkan kehamilan, serta anak di bawah umur lima belas tahun dalam pasal 287 ayat(1) yang berkaitan dengan perbuatan. Maka jelaslah pasal 45 KUHP merupakan aturan umum, sedangkan pasal – pasal lain di atas meupakan pengecualian dari pada aturan umum tersebut.

c. Pengertian Anak Menurut Hukum Perdata

Hukum perdata menjamin hak – hak anak sejak lahir, bahkan sejak di dalam kandungan . dalam hukum perdata pengertian anak dimaksudkan pada pengertian “ kebelum dewasaan”, karena menurut Hukum perdata seorang anak

yang belum dewasa sudah bisa mengurus kepentingan – kepentingan keperdataannya. Untuk memenuhi keperluan ini, maka peraturan tentang “hendlichting”,yaitu suatu pernyataan mengenai seorang yang belum mencapai

dewasa sepenuhnya atau hanya untuk beberapa hal saja dipersamakan dengan seorang yang telah dewasa.12

Menurut Pasal 330 KUHPer belum dewasa adalah :

“mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun,

dan tidak lebih dahulu telah kawin”

Menurut pasal tersebut, bahwa semua orang yang belum genap 21 tahun dan belum kawin dianggap belum dewasa dan tidak cakap dimata hukum, yang artinya belum bisa bersikap bertindak atau berperlakuan yang sesuai dimata hukum.

12 R.Subekti, Pokok pokok hukum perdata, cet 31,( Jakarta : PT. Intermasa.2003), hlm.

(5)

13 Batasan usia pada pasal yang terdapat dalam kitab Undang – undang Hukum Perdata yaitu 21 tahun, dan undang – undang perkawinan yaitu 18 tahun. Hal inilah yang pada akhirnya digunakan sampai saat ini sebagai pengertian anak atau pengertian dewasa dalam Hukum Perdata.

d. Pengertian Anak Menurut Undang – Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Hukum perlindungan Anak Mengunakan dasar Hukum Undang – undang No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Anak adalah : 13

“Seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk yang masih di dalam kandungan”.

Menurut pasal tersebut, Anak adalah siapa saja yang belum berusia 18 tahun dan termasuk anak yang masih di dalam kandungan, yang berarti segala kepentingan akan pengupayaan perlindungan terhadap anak sudah dimulai sejak anak berada di dalam kandungan hingga berusia 18 tahun.

e. Pengertian Anak Menurut Undang – undang No.4 tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak.

Salah satu hak anak yang harus diupayakan adalah kesejahteraan, karena anak merupakan tunas Bangsa dan potensi, serta penerus cita – cita Perjuangan bangsa yang rentang terhadap perkembangan zaman dan perubahan lingkungan dimana hal tersebut bisa mempengaruhi kondisi jiwa dan psikologinya.

13 Hukum Undang – undang No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 1

(6)

14 Pelaksanaan pengadaan kesejahteraan bergantung pada partisipasi yang baik antara Subyek dan Obyeek dalam usaha pengadaan kesejahteraan anak tersebut.14

f. Pengertian Anak Menurut Undang – undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan anak

Di dalam Undang – undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan anak, diatur tentang hukum acara dan ancaman pidana terhadap anak atau proses peradilan anak yang mana harus dibedakan dengan orang dewasa. Pembedaan tersebut didasarkan pada pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial anak tersebut. Sanksi terhadap anak dibedakan berdasarkan perbedaan umur anak yang berarti dalam hal ini adalah pengertian tentang anak, dimana menurut psal 1 ayat (1) Undang – undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan anak, anak adalah :

“orang yang dalam perkara anak - anak telah mencapai umur 8

tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun dan belum pernah kawin”.

Dalam hal ini peraturan perundang – undangan DI Indonesia untuk batasan umur anak berbeda – beda satu sama lainnya. Pada KUHP dan KUHPerdata batasan umur anak adalah sampai 21 tahun sedangkan di dalam peraturan perundang – undangan yang membahas mengenai batasan umur anak di tentukan bahwa batasan umur anak adalah 18 tahun atau belum menikah.15

Sedangkan terhadap ketentuan dalam Pasal 1 KHA tersebut yang menyatakan bahwa batasan umur Sebagai anak juga terkait pula dengan

14 Arif, Gosita, Masalah Perlindungan Anak, ( Jakarta : Akademika Prressindo 2001) ,

hlm 213.

(7)

15 kedewasaannnya lebih cepat. Dalam hal ini hanya pada KUHPPerdatalah yang mengatur hal tersebut.

Dengan demikian konsep anak di Indonesia terkait dengan batasan umur anak adalah 18 tahun. 16 maka dari itu karena KHA merupakan lex sepesialis dari peraturan lain, maka untuk menentukan batasan umur anak di Indonesia mengacu kepada KHA.

Dari beberapa ketentuan perundang – undangan di atas yang menyangkut mengenai pengertian anak KHAlah yang menjadi pedoman untuk merumuskan pengertian anak, karena KHA merupakan lex sepesialis dari aturan Hukum yang berlaku untuk merumuskan pengertian anak. Di dalam KHA dirumuskan bahwa Menurut KHA definisi anak secara umum adalah manusia yang umurnya belum mencapai 18 tahun. Dalam implementasi keputusan KHA tersebut, setiap negara diberikan peluang untuk menentukan berapa usia manusia yang dikategorikan sebagai anak. Dalam KHA (pasal 1) disebutkan bahwa anak berarti setiap manusia yang berusia di bawah delapan belas tahun kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku untuk anak-anak, kedewasaan telah dicapai lebih cepat.

2. Hak – Hak Dasar Anak

a. Hak anak Menurut Konvensi Hak Anak

Secara internasional sejak tahun 1989 masyarakat dunia telah mempunyai instrument hukum, yakni Konvensi Hak Anak (KHA), yang mempunyai kekuatan mengikat Negara peserta dan penandatanganan KHA. KHA mendiskripsikan hak-hak anak secara detail, menyeluruh dan maju. KHA memposisikan anak sebagai

(8)

16 dirinya sendiri dan hak anak sebagai segmen (bagian) manusia yang harus dibantu perjuangannya bersamasama orang dewasa. KHA yang memiliki 54 pasal itu dapat dikategorikan dalam empat hak, yakni :

1) Hak untuk hidup layak

Setiap anak berhak untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan

terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan dasar mereka termasuk makanan, tempat

tinggal dan perawatan kesehatan.

2) Hak untuk berkembang

Setiap anak berhak untuk tumbuh kembang secara wajar tanpa

halangan.Mereka berhak untuk mengetahui identitasnya, mendapatkan

pendidikan,bermain, beristirahat, bebas mengemukakan pendapat, memilih

agama, mempertahankan keyakinan, dan semua hak yang memungkinkan mereka

berkembang secara maksimal sesuai potensinya.

3) Hak untuk mendapat perlindungan

Setiap anak berhak untuk mendapat perlindungan dari perlakuan

diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman,

kekerasan, penganiayaan, ketidak adilan dan perlakuan salah.

4) Hak untuk berperan serta.

Setiap anak berhak untuk berperan aktif dalam masyarakat termasuk

kebebasan untuk berekspresi, kebebasan untuk berinteraksi dengan orang lain

(9)

17

5) Hak untuk memperoleh pendidikan

Menurut hemat saya Konvensi Hak Anak adalah organisasi internasional

yang kedudukan mengawasi anak, salah satunya adalah hak anak dimana hak –

haknya sebagai anak harus sesuai dengan kebijakan – kebijakan yang telah

diamanatkan KHA terhadap semua Negara termasuk Negara Indonesia. Maka dari

itu apabila terdapat salah satu undang – undang yang membahas mengenai hak

anak harus berpedoman pada KHA. Meskipun peraturan dari KHA tersebut

mengenai Hak anak telah di tegaskan oleh KHA tetapi di dalam prakteknya di

Indonesia saya rasa bertolak belakng. Misalkan hak anak untuk memperoleh

pendidikan anak, memang Negara Indonesia telah mengharuskan wajib belajar 9

tahun, akan tetapi, anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan sesuai dengan

haknya terhalangi oleh beban biaya untuk memperoleh pendidikan sebagai

haknya.

b. Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 28 B ayat (2)

Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

c. Undang – Undang No 4 Tahun 1979 Pasal 2

(1) Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.

(2) Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya,sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warganegara yang baik dan berguna.

(10)

18 (4) Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang

dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar.

d. Undang – Undang RI No 39 Tahun 1999 Pasal 62

Setiap anak berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial secara layak, sesuai dengan kebutuhan fisik dan mental spiritualnya.

e. Undang – Undang No 23 Tahun 2002 Pasal 1

Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh berkembang dan partisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 2

Setiap anak berhak atas status nama sebagai identitas diri dan status kewarga negaraan.

Pasal 3

Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai tingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbingan orang tua.

Pasal 4 Ayat (1).

Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.

Ayat (2).

Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak atau anak

dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau

anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan per undang-undangan yang berlaku.

Pasal 5.

Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai kebutuhan fisik, mental,

(11)

19

f. Hak Anak Dan Anak Yang Bekerja

Dalam kaitannya hak anak untuk bekerja di dalam peraturan Perundang – undangan mengenai anak yang bekerja memang tidak dijelaskan secara tegas mengenai boleh atau tidak anak bekerja melainkan hanya sebatas membatasi jenis dan alokasi waktu kerja.hak anak memang sepantasnya harus menyinggung dari beberapa peraturan. KHA menjelaskan bahwa hak anak adalah Hak untuk hidup layak, Hak untuk berkembang, Hak untuk mendapat perlindungan, Hak untuk

berperan serta, dan hak untuk memperoleh pendidikan.

Apabila terdapat anak yang bekerja maka peran KHA berperan untuk

melindungi pekerja anak tersebut, karena amanat dari KHA yang menyangkut

hak Anak adalah Setiap anak berhak untuk mendapat perlindungan dari

perlakuan diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun seksual, penelantaran,

kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidak adilan dan perlakuan salah.

Kemudian apabila kita cermati di dalam isi Undang – undang Dasar 1945

pasal 28 B ayat (2) yang berkaitan dengan hak anak adalah Setiap anak berhak

atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan dikriminasi. Apabila kita mencermati lebih mendalam mengenai hak anak di dalam pasal tersebut, memang di dalam Undang – undang ini tidak menjelaskan mengenai hal apa, tetapi ada kaitannya dengan

(12)

20 anak mendapat kekerasan dan diskriminasi yang kemungkinan akan terjadi pada anak yang bekerja.

Maka dari sinilah akan ditemukan Hak Anak salah satunya Tidak untuk melakukan pekerjaan apapun itu, dan apapun alasannya. Tetapi di dalam prakteknya banyak sekali kita temukan di dalam kehidupan sehari – hari Anak menjalani rutinitasnya salah satunya dengan bekerja, jauh dari kehidupan yang layak alih – alih hak untuk memperoleh pendidikan hak untuk berkehidupan yang layak tidak mereka dapatkan sebagai wujud dari hak mereka meskipun beberapa peraturan Perundang – undangan telah menjaminnya. Tetap saja Anak melakukan pekerjaan baik itu pekerjaan ringan maupun pekerjaan berat dengan berbagai alasan, salah satunya adalah alasan perekonomian dan mereka tidak sadar Bekerja di usia yang sangat jauh dikatakan sebagai orang dewasa adalah bukan hak mereka.

Isu pekerja anak harus memperoleh perhatian khusus, sebab pada kenyataannya isu pekerja anak bukan sekedar isu anak-anak menjalankan pekerjaan dengan memperoleh upah rendah, akan tetapi lekat sekali dengan eksploitasi, pekerjaan berbahaya, terhambatnya akses pendidikan dan menghambat perkembangan fisik, psikis dan sosial anak. Malahan dalam kasus dan bentuk tertentu, pekerja anak telah masuk kualifikasi, anak-anak yang bekerja pada situasi yang paling tidak bisa ditolerir.17

17 Muhammad Joni dan Zulechaina Z, Tanamas 1999. Aspek Hukum Perlindungan

(13)

21

2.2.

Pekerja Anak

1. Pengertian Pekerja Anak

Sangat sukar untuk menetapkan suatu pengertian pekerja anak. Ungkapan pekerja anak mengesankan suatu kondisi dimana mereka terbelenggu dengan suatu jenis pekerjaan dalam kondisi yang sangat bervariatif. Pekerjaan itu mereka lakukan dalam suatu rangkaian panjang. Kegiatan yang berkelanjutan dan tidak tahu kapan berakhirnya. Mungkin pada salah satu ujungnya pekerjaan itu akan bermanfaat dapat meningkatkan atau mempercepat perkembangan fisik, jiwa, emosi, sosial dan moral mereka sebagai anak. Sementara ujung yang lainnya akan

merampas dan merusak kehidupan mereka sebagai anak, istilahnya “destruktif dan

eksploitatif”. Pada kedua kutub inilah beragam bidang pekerjaan dengan

kegiatannya yang luas digeluti oleh pekerja anak.18

Menurut Pasal 1 Butir 26 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, anak adalah setiap orang yang berumur di bawah 18 tahun.19 Dalam konvensi hak anak diatur bahwa yang dimaksud dengan anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal.20

Pekerja anak adalah anak yang bekerja pada segala bentuk pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak sampai batas usia yang dicantumkan dalam norma -

18 Depdiknas, 2001, Pedoman Teknis Pelayanan Pendidikan Bagi Pekerja Anak Sektor

Informal, Jakarta., hlm. 8.

19 Indonesia, Undang-Undang tentang Ketenagakerjaan, UU No. 13 Tahun 2003, LN No.

39 Tahun 2003, TLN No. 4279, Pasal 1 Butir 26.

20 Pasal 1 Konvensi Tentang Hak-Hak Anak yang telah diratifikasi oleh Indonesia

(14)

22 norma yang telah ditetapkan oleh International Labour Organization (ILO) untuk satu jenis pekerjaan.21

2. Anak Yang Berkerja Melanggar Hak Anak

Bekerja bagi anak mempunyai dampak positif tetapi juga mempunyai dampak negatif. Sebenarnya dengan mereka bekerja akan kehilangan kesempatan masa kanak-kanak mereka untuk bermain dan menuntut ilmu. Dampak positif bagi anak yang bekerja berarti mereka sejak kecil sudah terlatih untuk bertanggung jawab melakukan pekerjaan dan bagi keluarga dapat membantu mencukupi kebutuhan hidup atau bahkan mereka bekerja agar dapat melanjutkan sekolahnya.

Pada hakekatnya anak tidak boleh bekerja karena waktu mereka selayaknya dimanfaatkan untuk belajar, bermain, bergembira, berada dalam suasana damai, mendapatkan kesempatan dan fasilitas untuk Keterlibatan anak yang bekerja tidak lepas dari pengaruh prinsip ekonomi, yaitu bahwa suatu perusahaan akan bersemboyan mengeluarkan modal yang sekecil-kecilnya tetapi menghasilkan keuntungan yang sebesar - besarnya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah mereka akan berusaha mendapatkan tenaga kerja yang murah yang salah satunya dengan mempekerjakan anak, karena tenaga kerja anak dipandang lebih murah dan tidak akan berbuat aneh-aneh dalam arti lebih mudah dikendalikan.

21 Indonesia, Undang-Undang tentang Pengesahan ILO Convention No. 138 Concerning

(15)

23 3. Undang – Undang Melarang Anak Bekerja.

Dalam KHA22, ada 4 (empat) prinsip dasar yang kemudian dirumuskan utuh dalam Pasal 2 UU No.23/2002. Prinsip-prinsip umum (general principles) KHA yang diserap sebagai prinsip-prinsip dasar dalam UU No.23/2002 tersebut, yakni:

a. Non diskriminasi;

b. Kepentingan terbaik bagi anak;

c. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; d. Penghargaan terhadap pendapat anak.

Di dalam peraturan Undang – undang No.23 tahun 2002 dijelaskan bahwa hak anak adalah hak untuk dijauhkan dari rasa ketidaknyamanan atau diskriminasi di lingkungan mereka sebagai anak berkembang, artinya keluarga selain mempunyai kewajiban untuk menafkahi juga harus menjaga anak dari sifat diskriminasi baik di lingkungan keluarka maupun lingkungan masyarakat. Contoh dari sifat diskriminasi di dalam kehidupan sehari – hari bagi anak adalah mencemooh, mengejek, disingkirkan, dijauhi dll.

Kepentingan terbaik untuk anak adalah, semua kepentingan – kepentingan yang menyangkut hak anak atau apa yang diinginkan oleh anak. Contohnya kepentingan dalam hal pendidikan, kepentingan berhubungan dengan keluarga, kepentingan bermain dengan teman, dll.

Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan artinya setiap anak berhak untuk mendapatkan kehidupan yang layak hidup dan berkembang

22Konvensi Internasional Hak Anak(KHA) adalah Konvensi Internasional yang khusus

(16)

24 untuk kelangsungan hidupnya, maka dari itu apabila terdapat anak yang bekerja menjadi salah satu pertanyaan penting untuk direnungkan. Dimana keberadaan orang tuanya yang berkewajiban secara penuh untuk menunjang segala hak – hak anak.

Dalam rangka perlindungan hukum pekerja anak, pemerintah Indonesia telah berupaya dengan cara mengeluarkan peraturan perundangan tentang pekerja anak dan batasan anak yang diperbolehkan bekerja. Peraturan perundangan tersebut antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1951

Merupakan dasar kebijakan perlindungan pekerja anak dalam rangka memelihara kondisi keselamatan dan kesehatan anak yang pada umumnya masih lemah untuk melakukan pekerjaan. Secara yuridis ketentuan yang berbunyi

“Anak-anak tidak boleh menjalankan pekerjaan di perusahaan jenis apapun”

maksudnya adalah untuk menjaga kesehatan, pendidikan dan perkembangan anak, tetapi secara filosofis ketentuan tersebut menginginkan jika memungkinkan anak di bawah usia sekolah tidak melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar bagi orang tuanya maupun dirinya sendiri. Karena usia mereka diharapkan untuk dapat memperoleh pendidikan, bermain dan mengembangkan diri secara wajar.23

b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 01 / MEN / 1987 tentang Perlindungan Bagi Anak Yang Terpaksa Bekerja, disebutkan bahwa :

(17)

25 a) Anak yang terpaksa bekerja adalah anak-anak yang berumur di bawah 14 tahun karena alasan sosial ekonomi terpaksa bekerja untuk menambah penghasilan baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga.

b) Anak yang terpaksa bekerja harus mendapat ijin dari orang tua / wali. 24 Bahwa tidak dapat dipungkiri, karena tuntutan keadaan maka anak akan melakukan pekerjaan, untuk itu pengusaha harus memberikan perlindungan terhadap anak yang terpaksa bekerja dengan jalan :

a) Tidak mempekerjakan lebih dari 4 jam sehari. b) Tidak mempekerjakan pada malam hari.

c) Memberikan upah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

d) Memelihara daftar nama, umur dan tanggal lahir mulai dari bekerja dan jenis pekerjaan yang dilakukan.25

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 01 / MEN / 1987 tentang Perlindungan Bagi Anak Yang Terpaksa Bekerja disebutkan bahwa usia minimum untuk diperbolehkan bekerja adalah tidak kurang dari 15 tahun, tetapi untuk dapat bekerja pada tempat yang berbahaya minimal berusia 18 tahun.

c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pedoman Pembentukan Komite Aksi Daerah, Penetapan Rencana Aksi Daerah, Dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak.

24Permenaker Nomor 01 Tahun 1987 tentang Perlindungan bagi Anak yang Terpaksa

Bekerja, Pasal 1.

(18)

26 Bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak antara lain :

a) perbudakan atau praktek sejenis perbudakan seperti penjualan dan perdagangan.

anak, kerja ijon (debt bondage), dan perhambaan serta kerja paksa atau wajib kerja, termasuk pengerahan anak secara paksa atau wajib untuk dimanfaatkan dalam konflik bersenjata;

b) pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk pelacuran, untuk produksi.

pornografi, atau untuk pertunjukan-pertunjukan porno;

c) pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk kegiatan terlarang, khususnya untuk produksi dan perdagangan obat-obatan sebagaimana diatur dalam perjanjian internasional yang relevan; dan

d) pekerjaan yang sifat atau keadaan tempat pekerjaan itu dilakukan dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak-anak.26

d. Konvensi ILO Nomor 182 yang telah diratifikasi dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000, tentang tindakan segera untuk menghapus dan mengurangi bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, menetapkan sebagai berikut:

a) Segala bentuk perbudakan atau praktek sejenis perbudakan seperti penjualan dan perdagangan anak, kerja ijon (debt bondage) dan perhambaan, serta kerja paksa atau wajib untuk dilaksanakan dalam konflik bersenjata;

(19)

27 b) Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk pelacuran, untuk

produksi pornografi atau pertunjukan-pertunjukan porno;

c) Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk kegiatan terlarang, khususnya untuk produksi dan perdagangan obat-obatan sebagaimana diatur dalam perjanjian internasional yang relevan;

d) Pekerjaan yang sifat atau keadaan tempat pekerjaan itu dilakukan dapat membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak - anak.

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang mengatur antara lain : setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran, setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, berkreasi dan berekreasi.

4. Undang – undang Membolehkan Anak Untuk Bekerja

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Berikut ini adalah

pasal-pasal dari Undang-undang Ketenagakerjaan yang berkaitan dengan pekerja anak.

Pasal 69

Anak berumur antara 13 (tiga belas) tahun dan 15 (lima belas) tahun dapat, di bawah ketentuan - ketentuan tertentu yang ketat, melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak menghambat atau menganggu perkembangan fisik, mental, dan sosial anak yang bersangkutan. Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan harus memenuhi persyaratan berikut:

(20)

28 b. Harus ada perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua

atau wali;

c. Pengusaha tidak boleh mengharuskan anak untuk bekerja lebih dari 3 (tiga) jam sehari

d. Pengusaha hanya dibenarkan mempekerjakan anak pada siang hari tanpa mengganggu waktu sekolah anak yang bersangkutan; e. Dalam mempekerjakan anak, pengusaha harus memenuhi

syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja;

h. Beberapa ketentuan di atas dikecualikan bagi anak yang bekerja pada usaha keluarganya.

Pasal 70

Anak dapat diperbolehkan melakukan pekerjaan di tempat kerja sebagai bagian dari kurikulum pendidikan atau pelatihan sekolah yang disahkan oleh pejabat yang berwenang. Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit berumur 14 (empat belas) tahun. Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diberikan kepada anak dengan syarat:

1) diberi petunjuk yang jelas tentang cara pelaksanaan pekerjaan serta bimbingan dan pengawasan dalam melaksanakan pekerjaan.

2) diberi perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

5. Rasionalitas Ketentuan Bahwa Anak Boleh Bekerja.

Pemerintah dan Negara Indonesia sebagai Negara anggota PBB dan masyarakat internasional, sejak Agustus 1990 sudah meratifikasi KHA melalui Keppres No 36 Tahun 1990. peratifikasian KHA mengakibatkan Indonesia terikat secara hukum untuk mengimplementasikan konvensi. Indonesia juga berkewajiban mengharmonisasikan semua perangkat kebijakan KHA, mensosialisasikannya serta melakukan pemantauan.

(21)

29 dalam konstelasi global tentang anak dan tersedianya berbagai perangkat kebijakan, merupakan awal bagi tindakan-tindakan segera dan berlanjut dalam pemenuhan hak-hak anak.

Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang sehingga orang tua dilarang menelantarkan anaknya, sebagaimana diatur oleh Undang – undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Orang tua dapat dikenakan sanksi hukuman kurungan yang cukup berat, termasuk perusahaan yang memperkerjakan anak di bawah umur.27

Walaupun demikian, ternyata masih banyak anak – anak yang tidak dapat menikmati hak tumbuh dan berkembang karena berbagai factor yang berkaitan dengan keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga atau kemiskinan. Keluarga miskin terpaksa mengerahkan Sumber Daya keluarga untuk secara kolektif memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi demikian mendorong anak – anak yang belum mencapai usia untuk bekerja terpaksa bekerja.

Pada prinsipnya anak tidak boleh bekerja, dikecualikan untuk kondisi dan

kepentingan tertentu anak diperbolehkan bekerja, sebagaimana diatur dalam

Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.Bentuk pekerjaan

tersebut antara lain :

a. Merupakan Pekerjaan Ringan

Anak yang berusia 13 sampai dengan 15 tahun diperbolehkan melakukan

pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan

fisik,mental dan sosial.

(22)

30 Pekerjaan ringan tersebut dapat kita lihat dari ketentuan – ketentuan yang

berlaku contohnya kebijakan yang telah di tetapkan oleh ILO . kebijakan

mengenai pekerjaan ringan tersebut, meliputi :

1) Bekerja membantu orang tua 2) Transfer keahlian (tradisional) 3) Bekerja dlm waktu yang pendek 4) Masih tetap sekolah

5) Bekerja merupakan bagian dr pendidikan 6) Tidak tereksploitasi.28

b. Tetap terpenuhinya hak – haknya sebagai anak.

Anak yang bekerja hak – haknya harus terpenuhi seperti hak setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran, setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, berkreasi dan berekreasi.

Berkaitan dengan hak – hak anak yang bekerja mengacu kepada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak pasal 13 :

Setiap anak dalam pengasuhan orangtua/wali/pihak lain, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eskploitasi (ekonomi dan seksual), penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidakadilan, dan perlakuan salah lainnya.29dalam lingkup pekerjaanya.

28Sri Yuni Murti Widayanti, “Profil Pekerja Anak di Sektor Industri Rumah Tangga,”

Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol. VI. No. 22 Desember 2007, (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 2007), hlm. 22.

(23)

31

c. Bukan merupakan pekerjaan terburuk untuk anak

Sesuai dengan amanat UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Anak di perbolehkan asal sesuai dengan Pasal 74 yang merupakan pekerjaan

terburuk untuk anak adalah :

1) Segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya;

2) Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau menawarkan

anak untuk pelacuran, produksi pornografi, pertunjukan porno, atau

perjudian;

3) Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau melibatkan

anak untuk produksi dan perdagangan minuman keras, narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya; dan

4) Semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau

moral anak.

Kemudian apabila kita cermati isi dari UU No. 1 Tahun 2000 Tentang Pengesahan Konvensi ILO No. 182 Mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak pasal 3 :

Bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak meliputi:

(24)

32 haram (produksi dan perdagangan obato - batan); Pekerjaan yang sifatnya atau lingkungan tempat kerja membahayakan kesehatan dan moral anak.30

d. Anak yang bekerja diberi perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Sudah banyak peraturan perundang-undangan yang dibuat di Indonesia untuk memberikan perlindungan hukum terhadap anak yang bekerja, terutama anak yang masih di bawah umur. Selain daripada itu, juga diatur perlindungan terhadap bentuk pekerjaan terburuk dari pekerja anak yang ditegaskan dalam Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 2002, menkategorikan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk dari pekerja anak.

Begitu seriusnya permasalahan pekerja anak di atas, peraturan yang digunakan untuk melakukan perlindungan terhadap pekerja anak disamping ada yang merupakan upaya ratifikasi dari konvensi Internasional, juga sebagian merupakan peraturan yang dibuat atas dasar dan inisiatif pemerintah Indonesia. Namun demikian peraturan perundangan yang ada tersebut secara substansiil sudah cukup memadai, akan tetapi secara implementatif masih sangat jauh dari harapan.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi 1LO Convention No. 138 Concerning Minimum Age for Admission to Employment the

Abolition of Forced Labour atau Konvensi ILO No. 138 Mengenai Usia Minimum Untuk Diperbolehkan Bekerja Tahun 1973. Konvensi ini telah diadopsi oleh konferensi umum ILO pada tanggal 26 Juni 1973, dan Indonesia telah meratifikasi

30Indonesia, Undang-Undang tentang Pengesahan ILO Convention No. 182 Concerning

(25)

33 konvensi ini melalui Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999. Konvensi ini sendiri, seperti yang tercantum dalam alenia keempat pembukaannya.

Dimaksudkan untuk menetapkan suatu naskah umum mengenai batasan umur yang secara berangsur-angsur akan menggantikan naskah-naskah yang ada yang berlaku pada sektor ekonomi yang terbatas. Hal ini karena sebelumnya memang sudah ada rumusan tentang batasan umur minimal untuk bekerja, hanya saja rumusan itu berbeda-beda untuk setiap jenis dan sektor kerja. Alenia keempat pembukaan ini juga menyebutkan bahwa tujuan dari konvensi ini sendiri adalah untuk menghapus anak sebagai pekerja pada kegiatan ekonomi secara keseluruhan. 31

Beberapa muatan asas yang berkaitan dengan perlindungan anak terhadap eksploitasi anak sebagai pekerja dalam konvensi ini adalah asas perlindungan, asas pencegahan, asas penerapan secara efektif, dan asas kerjasama nasional. Konvensi ini juga memuat norma-norma yang berkaitan langsung dengan konsep perlindungan anak sebagai pekerja. Pasal 1 mewajibkan negara angota untuk mengambil tindakan segera dan efektif untuk menjamin pelarangan dan penghapusan bentuk-bentuk terburuk kerja anak sebagai hal yang mendesak.32

31Wiryani, Fifik. 2003, Perlindungan Pekerja Anak, Pusat Studi Kajian Wanita, UMM

Press, Malang.

32Kurniaty, Rika. 2007, Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Anak Berdasar

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Anak-anak dengan autisme dan ADHD banyak yang memiliki kesamaan dalam gangguan perencanaan motorik, sehingga banyak yang mengikuti terapi sensori-motorik atau fisiologi..

Penelitian ini mengidentifikasi material ferroelektrik yang disubstitusi menggunakan Zr dan didoping menggunakan Sr dengan metode sol – gel untuk mendapatkan hasil

Dalam pengertian lain, UKS/UKGS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara

Partai ini merupakan partai kecil, tidak seperti partai-partai sebelumnya (Neonbasu, 1997: 45). Partai KOTA bersikap terbuka bagi ketiga parpol terdahulunya, artinya para

Model basis data yang umum digunakan untuk mengorganisasikan skema pada saat ini adalah model relasional yang telah dapat mewakili semua informasi yang terdapat dalam bentuk tabel

BPRS Bangun Drajat Warga telah memliki produk- produk pembiayaan murabahah yang telah menggunakan kaidah sesuai dengan Fatwa DSN, dengan ini peneliti akan melihat Apakah

Sebelum dilakukan simulasi secara keseluruhan, dilakukan simulasi awal terlebih dahulu, yang bertujuan untuk melihat model yang dihasilkan jika pada proses

Sesuai dengan tugas dan fungsinya melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan, Sekretariat Badan Litbang Kesehatan pada tahun 2016 melaksanakan kegiatan pokok