Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui
Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk
Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di
TK BPK PENABUR Cimahi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus
Oleh :
MUHAMAD ARIEF RIDWAN
NIM. 1002940
DEPARTEMENT PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Muhamad Arief Ridwan
1002940
PENGGUNAAN METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT
)MELALUI PERMAINAN MENCOCOKAN GAMBAR (MATCHING
PICTURE) UNTUK MENINGKATKAN PERBENDAHARAAN
KOSAKATA PADA ANAK TUNARUNGU DI BPK PENABUR CIMAHI
Pembimbing I
Tati Hernawati, M.Pd. NIP. 19630208 198703 1 001
Pembimbing II
Drs. Maman Abdurachmann, M.Pd. NIP. 19570613 198603 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Penggunaan Model Team Game Tournamen) (TGT)Melalui
Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk
Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di
TK BPK PENABUR Cimahi
Oleh
MUHAMAD ARIEF RIDWAN 1002940
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhisalah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© MUHAMAD ARIEF RIDWAN 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan
Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH... v
KATA MUTIARA ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Rumusan Masalah ... 3
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 3
1. Tujuan Penelitian ... 3
2. Kegunaan Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
A. Tunarungu ... 5
B. Perbendaharaan kata ... 10
C. Konsep TGT (Team Game Tournament) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) ... 12
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Kerangka Pemikiran ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 19
1. Lokassi Penelitian ... 19
2. Subjek Penelitian ... 19
B. Desain Penelitian ... 19
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 21
1. Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Variabel Bebas ... 21
2. Pebendaharaan Kata sebagai Variabel Terikat ... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ... 22
E. Instrumen Penelitian ... 22
1. Membuat Kisi-kisi ... 23
2. Pembuatan Butir Soal ... 24
3. Kriteria Penilaian Butir Soal ... 26
F. Uji Coba Instrumen ... 26
1. Judgement ... 26
2. Uji Validitas ... 27
G. Analisis data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
A. Hasil Penelitian ... 32
1. Baseline-1 (A1) ... 32
2. Intervensi (B) ... 34
3. Baseline-2 (A-2) ... 36
B. Analisi Kemampuan Perbendaharaan Kata ... 37
1. Analisi Dalam Kondisi ... 37
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Pembahasan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 62
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kemapuan Perbendaharaan Kata ... 23
Tabel 3.2. Butir Soal Kemampuan Perbendaharaan Kata ... 24
Tabel 3.3. Daftar Pemberi Judgement ... 26
Tabel 3.4. Hasil Judgement ... 27
Tabel 4.1. Data Presentase Baseline-1 (A-1) ... 33
Tabel 4.2. Data Presentase Intervensi (B) ... 34
Tabel 4.3. Data Presentase Baseline-2 (A-2) ... 36
Tabel 4.4. Panjang Kondisi ... 39
Tabel 4.5. Estimasi Kecenderungan Arah ... 41
Tabel 4.6. Presentase Stabilitas ... 47
Tabel 4.7. Kecenderungan Jejak Data ... 47
Tabel 4.8. Level Stabilitas Rrentang ... 48
Tabel 4.9. Level Perubahan ... 48
Tabel 4.10. Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi ... 49
Tabel 4.11. Jumlah Variable Yang Diubah ... 51
Tabel 4.12. Perubahan Kecenderungan Arah Dan Efeknya ... 51
Tabel 4.13. Kecenderungan Stabilitas Dan Efeknya ... 52
Tabel 4.14. Perubahan Level ... 53
Tabel 4.15. Data Overlap ... 56
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1. Desain A-B-A ... 20
Grafik 4.1. Kemampuan Perbendaharaan Kata Fase Baseline-1 (A-1) ... 33
Grafik 4.2. Kemampuan Pebendaharaan Kata Fase Intervensi (B) ... 35
Grafik 4.3. Kemampuan Pebendaharaan Kata Fase Baseline-2 (A-2) ... 37
Grafik 4.4. Kemampuan Pebendaharaan Kata Fase A1-B-A2 ... 38
Grafik 4.5.Estimasi Kecenderungan Arah Fase Baseline-1 (A-1) ... 40
Grafik 4.6. Estimasi Kecenderungan Arah Fase Intervensi (B) ... 40
Grafik 4.7. Estimasi Kecenderungan Arah Fase Baseline-2 (A-2) ... 41
Grafik 4.8. Kecenderungan Stabilitas Fase Baseline-1 (A-1) ... 43
Grafik 4.9. Kecenderungan Stabilitas Fase Intervensi ... 45
Grafik 4.10. Kecenderungan Stabilitas Fase Intervensi (B) ... 46
Grafik 4.11. Overlap Kondisi Baseline-1 9A-1) Dengan Intervensi (B) ... 54
Grafik 4.12. Overlap Kondisi Intervensi (B) Dengan Baseline-2 (A-2) ... 55
1
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahasa merupakan salah satu media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Kemampuan berbahasa seseseorang akan berpengaruh dalam kehidupannya sehari hari. Kemampuan berbahasa yang baik akan mempermudah seseorang dalam proses berkomunikasi.
Kemampuan berbahasa yang perlu di kuasai oleh setiap individu dalam berkomunikasi, yaitu bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Kemampuan bahasa reseptif mengacu kepada kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami apa yang di sampaikan kepadanya. Sedangkan kemampuan bahasa ekspresif adalah kemampuan seseorang untuk mengutarakan apa yang dirasakan oleh seseorang atau individu.
Anak tunarungu adalah anak yang memiliki hambatan pendengaran sehingga berdampak dalam kemampuan berbahasa. Sebagai mana dikemukakan oleh Soemantri (1996, hlm.74) bahwa: “anak tunarungu ialah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampun mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya”. Dalam menerima informasi anak tunarungu lebih mengandalkan kemampuan indra yang lain terutama pada visual.
Berdasarkan definisi tunarungu tersebut, bahwa anak tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa. Bahasa erat hubungannya dengan bicara. Kemampuan berbahasa dan bicara yang baik erat kaitannya dengan penguasaan kosakata.
Bahasa dan bicara juga memiliki peranan yang penting dalam berkomunikasi. Jika anak memiliki peranan yang baik maka proses pemahaman secara konkrit maupun abstrak akan dapat dimengerti.
2
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sulit memaknai kata, salah pengucapan dan kurangnya kosakata yang di miliki sehingga sulit memaknai sebuah objek. Hal ini memperkuat terjadinya kesalahan dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Penguasaan anak tunarungu sangat terbatas, sehingga mereka sulit untuk menuangkan pemikirannya dengan jelas. Kuragnya penguasaan kosakata berdampak kepada pemahaman anak tunarungu dalam memahami kata secara abstrak, sehingga anak tunarungu pada umumnya mengalami kesulitan dalam berbahasanya.
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan di KB TK BPK Penabur, Kota Cimahi, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. Berdasarkan pengertian para ahli bahwa anak tunarungu adalah anak dengan hambatan pendengaran, sedangkan metode ceramah mengharuskan anak untuk menerima pembelajaran melalui indra pendengaran, sehingga pada proses kegiatan belajar anak tunarungu banyak mengalami hambatan. Salah satu diantaranya perbendaharaan kata yang di miliki sangat terbatas, sehingga pembelajaran yang di sampaikan oleh guru tidak diterima secara optimal.
Selain metode ceramah, banyak juga metode pembelajaran lain yang dapat digunakan oleh guru, diantaranya metode pembelajaran kooperatif dan metode pembelajaran kompetitif. Ciri-ciri dari pembelajaran kompetitif adalah yaitu menghendaki kompetisi diantara siswa, sedangkan anak tunarungu memiliki kekuarngan dalam pemahaman bahasa, sulit bersosialisasi, serta bekerja sama yang memiliki kemungkinan kecil untuk melakukan partisipasi dalam kegiatan kelompok, tanggung jawab dalam tugas kelompok, dan toleransi terhadap teman. Metode pembelajaran kooperatif memiliki ciri yang berbeda dibandingkandengan metode yang lain. Dalam metode pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif, membangun motivasi, kerjasama dan tatap muka.
3
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran tertentu. Selain itu menghendaki agar siswa selalu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas belajar, sehingga terjadi saling membantu antara siwa yang satu dan yang lainnya. Metode TGT ini bisa di kemas atau di terapkan dalam berbagai hal, salah satunya dengan permainan mencocokan gambar (matching picture). Permainan matching picture adalah permainan yang mencocokan gambar dengan gambar lain yang memiliki makna yang sama atau mencocokan gambar dengan benda aslinya.
.Dengan metode TGT melaui permainan Matching Picture ini penulis berharap meningkatkan pemahaman dan perbendaharaan kata anak tunarungu serta lebih terampil dalam berkomunikasa dan bekerja sama dalam sebuah kelompok.Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan bahasa dimana judul penelitian ini adalah “Penggunaan Metode TGT
Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar
(Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan kata Anak
Tunarungu di BPK PENABUR Cimahi”.
B. Identifikasi masalah
Perbendaharaan kata anak tunarungu sangatlah terbatas, ini dikarenakan anak tunarungu lebih mengandalkan aspek visual dalam menerima dan menangkap informasi, sehingga informasi yang di peroleh kurang maksimal terutama informasi yang bersifat verbal. Hal ini juga yang mempengaruhi dan berdampak pada minimnya kosakata yang dimiliki anak tunarunggu. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kosakata anak tunarungu :
1. Anak tunarungu mengalami hambatan dalam menerima informasi secara abstrak, sehingga memiliki kekurangan dalam perbendaharaan kata.. 2. Metode pengajaran yang digunakan di sekolah adalah metode klasikal dan
kurang bervariasi. Hal ini berdampak pada kurangnya motivasi belajar yang dimiliki anak tunarungu dalam kegiatan pembelajaran.
4
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang akan di teliti pada perbendaharaan kata. Mengingat perbendaharaan kata sangat tidak terbatas jumlah dan jenisnya. Adapun batasan masalahnya adalah peningkatan perbandaharaan kata anak tunarungu yang bekaitan dengan kata benda yang berada di kehidupan sehari-hari ( di sekolah dan di rumah ) dengan menggunakan metode TGT melaui permainan matcing picture.
D. Rumusan masalah
Bagaimanakah penggunaan metode TGT melalui permainan matcing picture dapat meningkatkan perbendaharaan kata anak tunarungu pada tingkat TK ?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Melalui penelitian ini di harapkan dapat mengetahi kemampuan perbendaharaan kata anak tunarungu dalam kata benda. Memperoleh pengetahuan mengenai penggunaan metode TGT melalui permainan matcing picture untuk meningkatkan perbendaharaan kata anak tunarungu
dan dapat menjadi salah satu alternatif pmbelajaran untuk meningkatkan perbendaharaan kata anak tunarungu.
2. Kegunaan
19
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Bahasan mengenai metode penelitian memuat beberapa komponen, yaitu variabel penelitian, metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian, instrumen dan teknik pengumpulan data serta teknik pengolahan data yang akan dijabarkan dalam pembahasan berikut
A. Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian
1. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu subyek penelitian yaitu seorang siswa tunarungu dengan identitas sebagai berikut :
Nama : NML
Agama : Kristen
Kebutuhan : Tunarungu Jenis Kelamin : Perempuan
Kelas : TK A
Pemilihan subyek penelitian ini berdasarkan rekomendasi pihak sekolah yang ditunjang dengan hasil pengamatan penelitian selama
observasi.“NML” merupakan siswa tunarungu kelas TK A di TK BPK
Penabur Cimahi.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di :
Nama Sekolah : TK BPK Penabur Cimahi
Alamat :.Jl. MK Wigandasasmita no 23
20
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Rosnow dan Rosenthal (dalam Sunanto 2005:56)
mengemukakan “desain penelitian eksperimen secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (1) Desain kelompok (group design) dan (2) disain subjek tunggal (single subject design)”. Pada penenlitian ini penulis mengunakan desain subjek tunggal dengan desain pengulangan yaitu desain A-B-A. menurut Sunanto (2005:57) “desain ini menunjukan adanya hubungan sebab akibat antara variabel teerikat dan variabel bebas yang lebih kuat dengan disain A-B”.
Desain A-B-A terdapat tiga tahapan yaitu : baseline-1 (A-1), Intervensi (B), baseline-2 (A-2). Dimana baseline-1 (A-1) merupakan kemampuan dasar, yaitu kemampuan awal anak tunarunggu dalam perbendaharaan kata. Subjek diamati, sehingga dalam kondisi kemampuan awal subjek tersebut dapat diambil datanya dengan tidak ada rekayasa. Pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan secara berulang untuk memastikan data yang sudah didapat berupa kemampuan dasar subjek sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil.
B (perlakuan atau intervensi) yang diberikan berupa metode TGT melalui permainan mencocokan gambar, kegiatan ini adalah memberikan pembelajaran mengenai perbendaharaan kata anak. Setelah intervensi, subjek diberikan evaluasi berupa tes kinerja dalam setiap pertemuan.
Baseline-2 (A-2) yaitu pengamatan kembali terhadap perbendaharaan kata anak tunarunggu. Setelah pengukuran pada kondisi intervensi selesai, dilakukan pengukuran pada kondisi baseline kedua. Baseline kedua (A-2) ini dilakukan sebagai kontrol kondisi intervensi untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan dari variabel bebas. Hal ini juga dapat menjadi evaluasi sejauh mana pengaruh intervensi yang diberikan terhadap subjek.
21
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Grafik 3.1 Desain A1-B-A2
Menurut Sunanto dkk. (2005, hlm. 62) untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan eksperimen dengan desain A-B-A, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Mendefinisikan target behaviour sebagai perilaku yang dapat diukur secara akurat.
2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara kontinyu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai trend dan level data menjadi stabil.
3. Memberikan intervensi setelah trend data baseline stabil.
4. Mengukur dan mengumpulkan data pada fase intervensi (B) dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil.
5. Setelah kecenderungan dan level data pada fase intervensi (B) stabil mengulang fase baseline (A2).
22
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel pertama yaitu penggunaan metode TGT melaui permainan mencocokan gambar sebagai variabel bebas (X), “ Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. (sugiyono
2013:39)
Metode TGT melalui permainan menccokan gambar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu dari metode pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa pada kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 3 orang siswa yang memiliki kemampuan akademik yang berbeda. Metode ini menekankan siswa agar dapat belajar bersama-sama dalam kelompok kecil dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Selain itu, metode ini juga menghendaki agar siswa selalu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas belajar, sehingga terjadi interaksi antara siswa dan memungkinkan siswa saling membantu satu sama lain.
2. Variabel Terikat
Variabel kedua adalah peningkatan pemahaman kosakata anak tunarungu sekolah luar biasa kelas 2 sekolah dasar sebagai variabel terikat
(Y), “ variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. (sugiyono 2013:39).
Mengingat perbendaharaan kata sangat tidak terbatas jumlah dan jenisnya, salah satunya adalah kata benda. Kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dapat dibagi menjadi dua: kata benda konkret untuk benda yang dapat dikenal dengan panca indera (misalnya buku), serta kata benda abstrak untuk benda yang menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran (misalnya cinta).
23
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kehidupan sehari-hari ( di sekolah dan di rumah ) dengan menggunakan metode TGT melaui permainan matcing picture.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiono (2013: 224) “teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data“. Data yang diperlukan dalam penenlitian
ini adalah data yang dapat memperlihatkan ada atau tidaknya suatu pengaruh dari media huruf timbul terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pemberian tes kinerja. Tes yang akan diberikan pada tiga fase, masing-masing fase tersebut adalah baseline-1 (A-1) dimana pada fase ini data yang didapat menunjukan kemampuan awal subjek, kemudian fase intervensi (B) dimana fase ini data yang didapat menunjukan kemampuan perbendaharaa kaa selama mendapatkan perlakuan (intervensi), dan fase terakhir yaitu baseline-2 (A-2) untuk mengetahui sejauh mana data menujukan kemampuan subjek setelah diberikan perlakuan. Sehingga dari ketiga fase tersebut data yang diperoleh dapat menggambarkan bagaimana kemampuan awal, kemampuan selama intervensi, dan kemampuan setelah diberikan intervensi.
E. Instrumen Penelitian
Pada dasarnya dalam melakukan penelitian adalah melakukan pengukuran, maka dalam meneliti harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam suatu penelitian biasanya dinamakan intrumen penelitian. Menurut
Sugiyono (2013, hlm.102) “intrumen penelitian adalah suatu alat yang
24
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan bagian penting dalam penelitian karena berfungsi sebagai sarana mengumpulkan data untuk menentukan keberhasilan suatu penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberi tes melalui soal pada kondisi baseline-1, intervensi, dan baseline-2.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakana dalah berupa soal tes mengenai perbendaharaan kata. Soal tester diri dari 90 soal dalam bentuk tes yang dapat dijadikan alat ukur untuk mengetahui kemampuan perbandaharaan kata pada anak tunarungu baik sebelum diberikan intervensi maupun setelah diberikan intervensi. Dengan demikian akan diketahui seberapa besar pengaruh metode TGT melalui permainan matching picture dalam meningkatkan perbendaharaan kata pada anak tunarungu.
Langkah-langkah dalam penyusunan intrumen penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Membuat table kisi-kisi
Tabel kisi-kisi ini berisi tentang komponen yang akan di testkan dengan
ruang lingkup kata benda.
Tabel 3.1
KISI-KISI INSTRUMEN
Komponen Indikator Tujuan Butir
25
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu gambar benda yang ada dengan
gambar atau
denganbenda
aslinya
dengan kartu
benda atau
benda aslinya
2. Butir soal
Tabel 3.2 Butir soal
Sebutkan nama benda di bawah ini!
No Nama benda Keterangan
1 Meja
2 Kursi
3 Buku
4 Pensil
5 Tas
6 Bola
7 Lemari
8 Bendera
9 Sepatu
10 Gelas
26
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Nilai 3 : apabila anak menyebutkan kata dengan benar tanpa
bantuan.
b. Nilai 2 : apabila anak menyebutkan kata dengan benar, tetapi di
bantu dengan arahan atau penjelasan.
c. Nilai 1 : apabila anak menyebutkan kata dengan benar.setelah
dberi 2x arahan atau penjelasan.
d. Nilai 0 : apabila anak salah menjawab.
Tunjukan benda atau gambar benda sesuai dengan kata yang ada!
No Nama benda Keterangan
1 Meja
kriteria yang digunakan penulis dalam tes ini adalah :
a. Nilai 3 : apabila anak menunjukan benda dengan benar tanpa
bantuan.
b. Nilai 2 : apabila anak menunjukan benda dengan benar, tetapi di
bantu dengan arahan atau penjelasan.
c. Nilai 1 : apabila menunjukan benda dengan benar, tetapi di bantu
dengan 2 kali arahan atau penjelasan.
d. Nilai 0 : apabila anak salah menjawab.
27
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Nama benda Keterangan
1 Meja
kriteria yang digunakan penulis dalam tes ini adalah :
A. Nilai 3 : apabila anak mencocokan kata dan gambar dengan
benar tanpa bantuan.
B. Nilai 2 : apabila anak mencocokan kata dan gambar dengan
benar, tetapi di bantu dengan arahan atau penjelasan.
C. Nilai 1 : apabila mencocokan kata dan gambar dengan benar,
dengan bantuan memilih 2 alternatif.
D. Nilai 0 : apabila anak salah menjawab.
.
3. Kriteria penilaian butir soal
28
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keseluruhan kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut dikalikan dengan
100%”.
F. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen penelitian ini digunakan, maka peneliti melakukan uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tersebut dapat dijadikan sebagai alat tes. Untuk mengetahui sebuah instrumen penelitian dapat digunakan atau tidak, maka harus memenuhi kriteria yakni
instrumen yang valid. “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiono, 2013 hlm, 121).
1. Judgement
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan setiap soal berdasarkan pada pendapat para ahli. Melalui judgement, instrumen kelayakan alat pengumpul data dapat digunakan sebagaimana mestinya. Berikut adalah nama-nama ahli yang memberikan judgement terhadap instrumen penelitian :
Tabel 3.3
Daftar pemberi judgement
No. Nama Jabatan
1. Asep Saepudin Dosen Jurusan PK FIP
UPI
2. Mia Jamilla Guru SLB
29
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Validitas
Mencari kesesuaian antara alat pengukuran dengan tujuan pengukuran merupakan tujuan dari uji validitas, sehingga suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid apabila tes terrsebut benar-benar mengukur hasil belajar. Untuk mengukur tingkat validitas instrumen peneliti menggunakan expert judgment yaitu penilaian dari para ahli. Dimana penilaan validitas instrumen dilakukan oleh ahli. Hasil judgmen kemudian dihitung dengan menggunakan presentase, dengan rumus :
Keterangan :F = jumlah cocok N = jumlah penilai ahli
Tabel 3.4
2. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
3. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
4. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
5. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
6. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
7. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
8. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
9. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
10. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
Menentukan
11. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
30
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
benda 13. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
14. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
15. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
16. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
17. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
18. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
19. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
20. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
Mencocokan kata benda
21. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
22. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
23. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
24. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
25. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
26. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
27. Cocok Cocok Cocok 100% Valid
Berdasarkan hasil jugement diatas, setiap soal memiliki validitas isi : = = 100%
Dari hasil perolehan data di atas dikethui bahwa instrumen layak digunakan.
G. Analisis Data
31
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis statistik deskriptif. Dimana tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran secara jelas pengaruh atau efek intervensi terhadap perilaku yang akan dirubah dalam jangka waktu tertentu. Bentuk penyajian data diolah menggunakan grafik, sebagaimana yang diungkap oleh Sunanto (2006, hlm 29) “dalam proses analisis data penelitian di bidang modifikasi perilaku dengan subjek tunggal banyak mempresentasikan data ke dalam grafik, khususnya grafik
garis”. Adapun tujuan pembuatan grafik menurut Sunanto (2006, hlm 29)
memiliki dua tujuan utama yaitu,
1. Untuk membantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi, dan
2. Untuk memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior yang akan membatu dalam proses menganalisis hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Proses analisis dengan visual grafik diharapkan dapat lebih menggambarkan kemampuan perbendaharaan kata anak tunarungu.
Menurut Sunanto (2006, hlm 30) terdapat beberapa komponen penting dalam grafik antara lain sebagai berikut :
1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya, sesi, hari dan tanggal) 2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang
menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya persen, frekuensi dan durasi)
3. Titik Awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala
32
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Lebel Kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperiman, misalnya baseline atau intervensi.
6. Garis Perubahan Kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.
7. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut yaitu: kondisi baseline-1 1), kondisi intervensi (B), dan baseline-2 (A-2).
5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1 (A-1), skor intervensi (B) dan baseline-2 (A-2).
6. Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase.
7. Membuat analisis dalam kondisi dan antar kondisi.
Langkah penganalisaan dalam kondisi dan antar kondisi. Analisis perubahan dalam kondisi adalah analisis data dalam suatu kondisi, misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi. Adapun komponen yang akan dianalisis dalm kondisi ini meliputi :
33
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Panjang kondisi menunnjukan banyaknya data dan sesi yang ada pada suatu kondisi atau fase.
2. Kecenderungan Arah
Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam kondisi dimmana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis tersebut sama banyak.
3. Tingkat Stabilitas (level stability)
Menunjukan hogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat kestabilan dapat dihitung dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean.
4. Tingkat Perubahan (level change)
Tingkat perubahan menunnjukan besarannya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan data ini dapat dihitung untuk data dalam suatu kondisi maupun data anatar kondisi.
5. Jejak data
Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terrjadi tiga kemungkinan, yaitu menaik, menurrun, dan mendatar.
6. Rentang
Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak anatara data pertama dengan dat terkhir. Rentang ini memberikan informasi sebagaimana yang diberikan pada analisis tentang tingkat perubahan (level change)
34
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Variabel yang diubah
Dalam analisis data analisis data anatar kondisi sebaiknya variable terikat atau perilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi teerhadap perilaku sasaran.
2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya
Dalam analisis data anatar kondisi, perunbahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi menunjukan makna perubahan prilaku sasaran (target behavior) yang disebabkan oleh intervensi.
3. Perubahan stabilitas dan efeknya
Stabilitas data menunjukan tingkat kestabilan perubahan dari sederetan data. Data dikatakan stabil apabila data tersebut menunjukan arah (mendatar, menaik, atau menurun) secara konsisten.
4. Perubahan level data
Perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah. Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu tingkat (level) perubahan data antara kondisi ditunjukan selisih antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada kondisi intervensi. Nilai selisih ini menggambarkan seberapa besar terjadi perubahan perilaku akibat sebagai pengaruh dari intervensi.
5. Data yang tumpang tindih
58
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Keterampilan berbahasa sangat penting bagi tunarungu, salah satu aspek yang mempengaruhinya adalah perbendaharaan kata yang dalam penelitian ini lebih menekankan kepada perbendaharaan kata benda. Latihan dengan metode TGT melaui permainan mencocokan gambar yang diberikan ternyata memberikan dampak posistif berupa peningkatan kemampuan perbendaharaan kata bagi anak tunarungu
Banyaknya perbendaharaan kata sangat penting di miliki anak tunarungu, sehingga kemampuan ini harus dikembangkan dan ditingkatkan. Latihan dengan metode TGT yang di kemas dalam permainanmencocokan gambar berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan perbendaharaan kata pada anak tunarungu
59
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
intervensi (baseline-1) dengan kemampuan perbendaharaan kata setelah diberikan intervensi (baseline-2) dapat disimpulkan terdapat peningkatan yag signifikan pada perbendaharaan kata pada anak tunarungu.
B. Saran
Berdasarkan temuan dan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat di sampaikan diantaranya:
1. Bagi peserta didik tunarungu
Kemampuan dan kemauan untuk mengeksplorasi informasi dari lingkungan harus selalu dikembangkan dan ditingkatkan. Metode yang tepat dan media yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik juga akan akan membantu anak dalam proses meningkatkan perbendaharaan kata. Berbagai cara dapat dilakukan, diantaranya menambah motivasi untuk belajar.
2. Bagi Pendidik
Metode TGT melalui permainan mencocokan gambar merupakan salah satu cara yang baik dan cocok untuk anak tunrungu, khususnya dalam kemampuan perbendaharaan kata. Hal ini dikarenakan dalam metode TGT yang di kemas dalam permainan mencocokan gambar terdapat aspek yang dibutuhkan anak tunarungu untuk mendapatkan informasi, yaitu aspek visual. Sehingga metode TGT melalui permainan mencocokan gambar dapat digunakan oleh para guru dalam pembelajaran bagi anak tunarung dalam rangka meningkatkan kemampuan perbendaharaan kata.
3. Bagi peneliti selanjutnya
60
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Amalia (2012). Penggunaan Metode Mind Mapping Dalam Meningkatkan Kosakata Buah Buahan Pada Anak Tunarungu Kelas D2, Skripsi pada PLB UPI; tidak diterbitkan.
Arikunto & Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bijaksana , S.A (2011). Pengaruh Metode TGT ( Team Group Tournament ) Terhadap Peningkatan Prilaku Sosial Siswa Tunalaras, Skripsi pada PLB UPI; tidak diterbitkan Dalam Keluarga. Bandung: San Grafika
Effendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ensiklopedia Bebas. (2009). Kosakata. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata. Khasanah, D. U. (2012). BANGGA BERBAHASA INDONESIA. Diakses dari:
http://najmadewie.blogspot.com/2012/09/kosakata.html
.
KTI, Pustaka. Konsep Bermain. Diakses dari
http://literaturkti.blogspot.com/2013/04/konsep-bermain.html.
Nurahmawati , T. (2014). Meningkatkan Kemampuan Membaca Huruf Alphabet Pada Anak Tunarungu Melalui Matching Game. Skripsi pada PLB UPI; tidak diterbitkan Dalam Keluarga. Bandung: San Grafika
Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif unuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta. Pusaka Pelajar.
Sadja’ah, E. (2003) Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran. Jakarta : DEPDIKNAS
Sadja’ah, E. (2005). Pendidikan Bahasa bagi Anak Gangguan Pendidikan dalam Keluarga.
Jakarta : DEPDIKNAS.
Soemantri, S (2007). Psikologi anak luar biasa. Bandung: PT Refika Aditama
Somad, P & Tarsidi, D. (2009). Definisi dan Klasifikasi Tunarungu. Diakses dari :http://www.slbbalikpapan.net/index.php?menu=news&id_news=828&hal=14.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Sunanto, D., Koji, T., & Hideo, N. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal.
CRICED University of Tsukuba.
Muhamad Arief Ridwan, 2014
Penggunaan Metode Team Game Tournament (TGT) Melalui Permainan Mencocokan Gambar (Matching Picture) Untuk Meningkatkan Perbendaharaan Kata Pada Anak Tunarungu di TK BPK PENABUR Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia